• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KINERJA ALAT PENGUPAS BUAH DURIAN MANUAL TIPE PRESS ULIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI KINERJA ALAT PENGUPAS BUAH DURIAN MANUAL TIPE PRESS ULIR"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KINERJA ALAT PENGUPAS BUAH DURIAN MANUAL TIPE PRESS ULIR

SKRIPSI

OLEH :

YULIA YUNARA SIDABUTAR 150308074

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(2)

UJI KINERJA ALAT PENGUPAS BUAH DURIAN MANUAL TIPE PRESS ULIR

SKRIPSI

OLEH :

YULIA YUNARA SIDABUTAR 150308074/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(3)
(4)

Panitia Penguji Skripsi Ir. Saipul Bahri Daulay M.Si Dr. Taufik Rizaldi STP, MP Raju STP, M.Si

Sulastri Panggabean, STP, M.Si

(5)

ABSTRAK

YULIA YUNARA SIDABUTAR : Uji Kinerja Alat Pengupas Buah Durian Manual Tipe Press Ulir dibimbing oleh Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mendorong untuk dilakukannya pengembangan alat dan mesin pertanian guna meningkatkan produksi pascapanen.Pada alat ini memiliki bentuk dan desain yang berbeda dengan menggunakan prinsip press ulir, namun pada pengoperasiannya dengan Gerakan menekan secara vertikal. Alat pengupas kulit durian beroperasi dengan 3 kapasitas buah durian yang dibedakan berdasarkan pengukuran berat, yaitu : Besar ( >2kg), sedang( 1,5-2 kg), kecil ( 1-1,5 kg). Metode yang digunakan adalah studi literatur, melakukan eksperimen dan pengujian kinerja pada alat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja alat pengupas buah durian manual tipe press ulir . Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat buah/jam, uji kinerja alat, kapasitas ukuran durian, persentase tingkat kerusakan durian. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas efektif alat, untuk ukuran besar 250.62 buah/jam untuk ukuran sedang 403,28 buah/jam dan untuk ukuran kecil 849,97. Dan tingkat kerusakan pada buah durian 13,7% di dapat 2 sampel dari 3 kapasitas berat durian. Dengan rataan waktu pengoperasian alat 9,01 detik Dengan hasil ini berarti alat ini layak untuk digunakan.

Kata kunci : Durian, Alat Pengupas Manual, Press Ulir

ABSTRACT

YULIA YUNARA SIDABUTAR: Performance Test of Manual Durian Peeler Press Screw Type, supervised by Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.

Rapid development of science and technology encourages the development of agricultural tools and machinery to improve post-harvest production. This device has a different shape and design using the principle of a screw press, but it uses a vertical pressing motion on the application.The durian peeler operates with 3 durian fruit capacities, which are differentiated by weight measurement, namely: Large (> 2kg), medium (1.5-2 kg), small (1-1.5 kg). The method used is literature study, conducting experiments and testing the performance of the tool.This study aims to test the performance of a manual durian peeler with a screw press type. The parameters observed were the effective capacity of fruit tools / hour, the performance test of the tools, the capacity for durian size, the percentage of durian damage. The results showed the effective capacity of the tools, for large sizes 250.62 pieces / hour for medium sizes 403.28 pieces / hour and for small sizes 849.97. And the level of damage to the durian fruit is 13.7% in getting 2 samples of 3 durian weight capacities. With an average operating time of 9.01 seconds, this means that this tool is feasible to use.

Keywords: Durian, Manual Peeler, Screw Press

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pematangsiantar pada tanggal 22 Juli 1997 dari Bapak Raja Buttu Sidabutar dan Ibu Lomak Masrida Malau. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis lulusan SMA Kalam Kudus Pematangsiantar pada tahun 2015. Dan di tahun 2015 penulis masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMBPTN) di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Program Studi Keteknikan Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi internal Ikatan Mahasiswa Keteknikan Pertanian (IMATETA) dengan dua periode 2016/2017. Dan 2018/2019. Vocal Group Universitas Sumatera Utara (VGMIUSU), dan menjadi bagian kepanitian dari kegiatan kampus USU, mengikuti UKM Futsal Putri USU.Organisasi eksternal yang penulis ikuti yaitu Paduan Suara Transeamus bergabung dari 2015. Dan paduan suara De’Witness . Dan saya membuka usaha atau bisnis dengan rekan saya Motherland Coffee

Prestasi yang pernah penulis raih selama perkuliahan yaitu salah satu perwakilan mahasiwa Universitas Sumatera Utara yang memenangkan medali emas untuk musica gospel dan medali perak untuk musica sacra. Dalam kegiatan Pesparamnas (Pekan Paralimpiade Nasional) Di Manokwari Papua Barat pada tahun 2018. Menjadi Perwakilan dari Pertanian,meraih Juara 1 Piala Rektor Futsal Putri.

Pengalaman kerja yang telah penulis laksanakan yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Nias. Desa Hilimagari, Kec. Toma . Nias Selatan pada bulan Juli-Agustus 2018, dan Praktik Kerja Lapangan (PKL ) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPTN IV Pabatu Tebing Tinggi. Pada bulan Juli-Agustus 2019. Penulis bekerja sebagai Barista dan juga Kasir di Motherland Coffee.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Kinerja Alat Pengupas Buah Durian Manual Tipe Press Ulir” yang merupakan salah satu syarat untuk melakukan penelitian di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mendukung penulis baik secara moral maupun materil. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Saipul Bahri Daulay M.Si selaku pembimbing. Juga ucapan terima kasih kepada para staff pengajar di Prodi Keteknikan Pertanian dan juga teman-teman yang telah memberikan saran dan bantuannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan usulan penelitian ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi saya dan juga pihak yang membutuhkan.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2021

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Batasan Masalah ... 5

Manfaat Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Durian ... 6

Morfologi dan Taksonomi Durian (Durio zibethinus Murr.) ... 7

Syarat Tumbuh Durian ... `10

Media Tanam ... 10

Panen ... 10

Nilai Gizi ... 11

Ukuran Durian ... 12

Manfaat dan Pengolahan Durian ... 12

Antropometri Ketinggian Rata-Rata Orang Indonesia ... 12

Kapasitas Efektif Kerja Alat ... 13

Mekanisme Pembuatan Alat ... 14

Peranan Mekanisasi Pertanian... 14

Prinsip Kerja Alat Pengupas Durian Manual Tipe Press Ulir ... 15

Aspek Teknis Alat ... 16

Ergonomis Alat ... 16

Uji Kinerja Alat ... 17

Analisis Ekonomi ... 17

Biaya Pemakaian Alat (Rp/ jam)... 17

METODOLOGI PENELITIAN ... 20

Waktu dan Tempat Penelitian... 20

Bahan dan Alat Penelitian ... 20

Metodologi Penelitian... 20

Komponen Alat... 21

Persiapan Penelitian ... 22

Persiapan Bahan ... 22

Prosedur Penelitian... 22

Pelaksanaan Penelitian ... 23

Parameter Penelitian ... 23

Kapasitas efektif alat (kg/jam) ... 24

Analisis ekonomi ... 24

(9)

Uji Kinerja Alat ... 25

Persentase Buah yang Tidak Terbuka Sempurna (%) ... 26

Pengukuran Antropometri ... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

Prinsip Kerja Alat ... 31

Kapasitas Ukuran Durian ... 31

Kapasitas Efektif Alat ... 34

Uji Kinerja Alat ... 37

Tingkat Kerusakan Durian ... 38

Analisis Antropometri ... 40

Analisis Postur Badan Untuk Posisi Operator ... 43

Analisis Antropometri Operator Dengan Software Ergofellow 3.0 ... 45

KESIMPULAN ... 47

SARAN ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Taksonomi Tanaman Durian ... 8

2. Kapasitas Ukuran Durian ... 30

3. Kapasitas efektif alat durian ukuran besar ... 33

4. Uji Duncan Multiple Range pada efektif alat ... 33

5. Kapasitas Efektif Alat Buah Durian Berukuran Sedang ... 34

6. Kapasitas Efektif Alat Durian Ukuran Kecil ... 34

7. Uji Kinerja Alat Pengupas Durian ... 35

8. Tingkat Kerusakan Buah Durian ... 37

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Tampak samping alat pengupas kulit durian... 26

2. Tuas Alat Pengupas Kulit Durian ... 27

3. Bentuk Pisau Vertikal ... 28

4. Dudukan Buah Alat Pengupas Durian ... 29

5. Rancangan Dudukan Durian ... 29

6. Kapasitas Durian Ukuran Besar ... 31

7. Kapasitas Durian Ukuran Sedang ... 32

8. Kapasitas Durian Ukuran Kecil ... 32

9. Buah Durian Terbuka Sempurna... 38

10. Buah Durian Terbuka Tidak Sempurna ... 38

11. Posisi Operator Meletakkan Buah Pada Dudukan ... 40

12. Klasifikasi Posisi Kerja Dengan Aplikasi Software Ergofellow 3.0 ... 41

13. Operator Menekan Tuas Untuk Merobek Kulit Durian ... 42

14. Database Pada Operator Owas Ergofellow 3.0 ... 43

15. Analisis Data Antropometri Operator Dengan Aplikasi Ergofellow 3.0 ... 44

16. Gambar Alat Penelitian ... 46

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Flowchart Penelitian ... 41

2. Kapasitas Efektif Alat ... 42

3. Kapasitas Efektif Alat Buah Ukuran Sedang ... 43

4. Kapasitas Efektif Alat Pengupas Buah Durian Kecil ... 43

5. Uji Kinerja Alat ... 44

6. Data Kerusakan Buah Durian ... 45

7. Gambar Alat Pengupas Kulit Durian ... 46

8. Gambar Penelitian ... 47

9. Proses Pengukuran Antropometri dengan Software Ergofellow 3.0 ... 55

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah durian menurut (Wiranata, 2005) buah yang biasa kita kenal dengan bentuk kulit berduridan mempunyai aromah yang has. Buah durian juga memilki manfaat bagi tubuh, buah durian diyakini berasal dari Asia Tenggara dan tidak diketahui dengan pasti di daerah mana buah ini pertama kali tumbuh. Banyak orang yang menjuluki buah inidengan nama raja dari segala buah atau nama bahasa inggris yaitu king of fruit dan memiliki nama Latin Durio zibethinus.

Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras berlekuk lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Tumbuhan dengan nama ini bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga (genius) Durio. Durian tumbuh dalam bentuk pohon, batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), berbentuk silindris, arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan monopodial. arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula yang mendatar. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat, mengelupas tak beraturan.

Buah durian merupakan buah musiman dan memiliki ciri khas yaitu kulit yang berduri serta memiliki aroma yang khas. Buah durian selain sebagai makanan (buah) dapat diolah menjadi dodol, lempo, selai, isian pada roti isi, kue pancake dan juga dapat sebagai aroma pada makanan seperti roti, dan permen. Untuk memperoleh isi (daging) buah durian, perlu dilakukan proses pengupasan durian. Proses ini yang disebut membelah durian

(14)

Pada awalnya alat yang digunakan untuk membelah atau mengupas buah durian hanyalah menggunakan cara tradisional yaitu seperti dengan menggunakan parang atau pisau. Namun, dengan cara ini memiliki banyak kekurangan yaitu dari segi keamanan yang kurang terjamin, karena kita berhubungan langsung dengan pisau sehingga membahayakan kita saat melakukan pengupasan kulit buah tersebut dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengupas buah durian dalam jumlah yang banyak.

(Handayani, 2017).

Pada saat proses pengupasan ini kerap kali terjadi masalah yaitu pekerja mengalami kesulitan dalam proses pengupasan karena alat pembelah durian yang digunakan masih tradisional (menggunakan pisau atau parang). Pada proses ini potensi kecelakaan kerja ditandai dengan penggunaan alat yang seringkali meleset dan tangan

terkena duri durian sehingga dapat menimbulkan luka/bahaya pada pekerja (Sani, dkk. 2014).

Proses pengupasan yang cepat, diperlukan tenaga kerja yang telah ahli (jam terbang dan pengalaman menggunakan alat pembelah durian tradisional). Jika tenaga kerja tersebut absen maka proses pengupasan yang cepat menjadi terkendala, (Chandra, Y., 2017). Hasil observasi awal terkait teknologi yang digunakan di masyarakat untuk membelah durian didapat beberapa macam peralatan. Model produk pembelah kulit durian yang telah ada menggunakan beberapa prinsip dalam ilmu fisika yaitu prinsip tuas/pengungkit dan gaya dorong/tarik serta gaya puntir. Prinsip tuas merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk memudahkan melakukan usaha. (Sani, dkk. 2014).

(15)

Beberapa kelemahan terkait produk pembelah durian yang sudah ada terletak pada perawatan (pengantian komponen pisau), ukuran, bentuk, mekanisme kerja yang membutuhkan banyak langkah atau waktu setup dan kepraktisan alat. Berikut hasil perbandingan produk yang sudah ada berdasarkan perbandingan karakteristik kualitatif dan visual relatif terhadap keseluruhan alat.

Pada alat ini memiliki bentuk dan desain yang berbeda dengan menggunakan prinsip press ulir, namun pada pengoperasiannya dengan Gerakan menekan secara vertikal. Sehingga pada alat ini beda dengan alat lainnya yang pada umumnya menggunakan dua perintah, pertama perintah tangan untuk menekan atau pres. Kedua, perintah kaki dengan gerakan memutar untuk merobek kulit durian agar terbelah. Alat ini cukup menggunakan satu perintah tang dengan Gerakan menekan untuk mengepres, akan tetapi pada proses menekan, mata pisau ikut berputar sehingga dapat melakukan perobekan kulit durian secara langsung.

Saat ini mesin pengupas buah durian banyak beredar, bermacam variannya.

Dari yang ringan dan mudah diangkat, sampai berbentuk besar dan berat sehingga sulit untuk dibawa. Namun, pada dasarnya alat ini pada pengepresannya ada yang hanya menggunakan pres tekan dan ada yang menggunakan prinsip pres ulir saja. Pada dudukan dan rangkanya pun tidak dapat diatur untuk menyesuaikan ukuran buah dan kenyaman operator yang mengoperasikan alat pengupas buah durian tersebut..

Analisis terhadap peralatan tersebut, kekurangannya yaitu terkait portabilitas (bentuk, ukuran/dimensi dan berat produk), fleksibilitas dalam hal perawatan / spare part mata pisau pengganti, kemampuan fungsi alat untuk berbagai ukuran durian dan

(16)

waktu untuk setiap (banyaknya langkah/operasi). Dari beberapa kekurangan tersebut maka penelitian ini ingin mencoba merancang alat pembelah durian (mata pisau) dan waktu kerja alat yang mampu mereduksi ukuran, fleksibilitas dan banyaknya langkah operasi pada proses pembelahan durian. Tujuan yang ingin dicapai yaitu tersedianya alat pembelah durian yang nantinya mampu diproduksi dan diimplementasikan guna membantu masyarakat umum atau industri kecil dalam proses pengupasan durian walau tanpa pengalaman dan jam terbang.

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dalam dunia industri pendekatan Antropometri sangat dibutuhkan misalnya saja dalam perancangan alat dan perlengkapan. Tujuan pendekatan Antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan sistem kerja, sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik, dan efisien (Nurmianto, 2008).

Dari permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa masih banyak terdapat beberapa kendala dalam alat pengupas kulit buah durian manual, hal pengupas kulit buah durian yang banyak beredar pada umumnya juga. Maka dalam penelitian ini saya akan menguji kinerja dari salah satu Alat Pengupas Buah Durian Manual Tipe Press Ulir menggunakan beberapa parameter dengan komoditas durian yang kemudian diharapkan dapat menyeselasaikan beberapa masalah di atas dan juga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas dari hasil pengupasan durian.

(17)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian alat pembuka kulit buah durian dan menguji kinerja alat pengupas buah durian manual tipe press ulir terhadap kapasitas efektif alat dan, menguji kinerja alat terhadap perbedaan ukuran buah durian dari ukuran kecil, sedang dan besar.

Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan untuk membatasi ruang lingkup masalah penelitian agar tidak terlalu meluas. Untuk itu batasan masalah harus ditentukan demi menegaskan fokus arah penelitian tanpa mengurangi tujuan penelitian itu sendiri.

Adapun batasan masalahnya yaitu :

1. Dasar rancangan dimensi ergonomis alat menggunakan studi literatur antropometri dan mengamati parameter secara langsung melalui hasil data primer yang didiapat.

2. Pengujian alat hanya fokus pada performa dan kapasitas efektif

3. Sifat fisik durian yang akan digunakan tidak dianalisis secara mendalam Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa yaitu sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji kinerja alat pengupas buah durian manual tipe press ulir.

(18)

3. Bagi masyarakat,sebagai bahan informasi mengenai kinerja alat pengupas buah durian.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Durian

Buah durian merupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh baik di Indonesia. Panjang buah durian yang matang bisa mencapai 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, dan berat antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang di dalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah yang berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Tiap varietas durian menentukan besar kecilnya ukuran buah, rasa, tekstur, dan ketebalan daging (Widodo, 2010).

Sebelumnya durian hanya tanaman liar dan terpencar-pencar di hutan raya

"Malesia", yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.

Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke seluruh Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan.

Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena pola kehidupan masyarakat saat itu tidak menetap. Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini kepada masyarakat yang sudah hidup secara menetap (Setiadi, 1999).

Pada umumnya durian dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya, yang dikonsumsi dalam keadaan segar. Daging buah durian selain dimakan langsung atau dimakan dalam keadaan segar, dapat pula diolah dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (lempok) atau memfermentasikannya menjadi tempoyak untuk masakan. Aroma yang khas dari buah durian biasanya digunakan untuk aroma permen, es krim, susu, dan beberapa jenis minuman penyegar lainnya (Agricenter, 2013).

(20)

Alat yang peneliti buat menggunakan sistem kerja mekanis atau tekan secara manual untuk setiap kali proses pengupasan pada kulit buah durian. Pada alat ini ada pisau sebagai pembelah buah durian di bagian tongkat pengepresnya. Cara penggunaan pada alat di lakukan dengan manual menggunakan tangan yang bertujuan agar dapat di gunakan dengan mudah dan aman. Proses kerja penekanan atau pengepresan inilah yang membuat mata pisau pada alat mengenai atau menancap pada buah durian dan menyebabkan kulit buah durian tersebut .

Morfologi dan Taksonomi Durian (Durio zibethinus Murr.)

Buah durian merupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh baik di Indonesia. Panjang buah durian yang matang bisa mencapai 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, dan berat antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang di dalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah yang berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Tiap varietas durian menentukan besar kecilnya ukuran buah, rasa, tekstur, dan ketebalan daging (Ashari, 2004).

Durian banyak disebutkan sebagai pohon hutan dan biasanya berukuran sedang hingga besar yang tingginya mencapai 50 m dan umurnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Bentuk pohonnya (tajuk) mirip segitiga dengan kulit batangnya berwarna merah coklat gelap, kasar, dan kadang terkelupas. Buah durian memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam 1 bunga sehingga tergolong bunga sempurna. Buahnya berduri dan bila dibelah di dalam buahnya terdapat ruang-ruang yang biasanya berjumlah lima. Setiap ruangan berisi biji (pongge) yang dilapisi daging buah yang lembut,manis, dan berbau merangsang. Jumlah daging buahnya

(21)

pun beragam tetapi rata-rata 2-5 buah. Warna buahnya bervariasi dari putih, krem, kuning sampai kemerahan (Widyastuti dkk., 1993).

Budidaya durian paling baik dilakukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah,suhu udara antara 250-320C, kelembaban udara (rH) sekitar 50-80%, dan intensitas cahaya matahari (Rukmana, 1996). Kedudukan taksonomi tanaman durian dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 1. Taksonomi Tanaman Durian

Kingdom Plantae ( Tumbuhan)

Divisi Spermatophyta ( Tumbuhan Berbiji) Sub Divisi Angiospermae ( Berbiji Tertutup) Kelas Dicotiledonae ( Berkeping dua)

Ordo Bombacales

Famili Bombacaceae

Genus Durio

Spesies Durio zibethinus Murr Sumber : Rukmana (1996)

Buah durian memiliki berbagai jenis/ varietas yang diantaranya memiliki beberapa kesamaan. Beberapa orang yang menekuni bidang tanaman buah-buahan menggolongkan durian lokal unggul dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut (Aak,1997) :

1. Buah : Kecil sampai besar 2. Biji : Kecil sampai besar 3. Daging : Tebal

4. Kadar alkohol : Tinggi

(22)

5. Kadar air : Sedikit, malah hampir kering 6. Rasa : Manis legit

7. Tangkai buah : Pendek

Menurut Aak (1997), ada beberapa spesies durian di Indonesia yaitu 19 spesies tumbuh di Kalimantan dan 7 spesies di pulau Sumatera. Akan tetapi, menurut perkiraan masih banyak lagi spesies lain, baik yang bisa dimakan maupun yang tidak bisa dimakan. Ke-enam spesies durian yang bisa dimakan adalah :

1. Durio zibethinus (Murr), dengan nama lokal durian biasa.

2. Durio kutejensis (Hass) Bece, dengan nama lokal Lai.

3. Durio oxleyamis (Griff), dengan nama lokal Kerantongan.

4. Durio graveolens (Bece), dengan nama lokal Tabelek.

5. Durio delcis, dengan nama lokal Lahong.

6. Durio grandiflorus (Mast)

Syarat Tumbuh Durian

Iklim mempengaruhi tumbuhnya durian dan curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus. Kedua intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit

(23)

harus dilindungi/dinaungi. Ketiga tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15o C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal.

Bila suhu mencapai 35 derajat C daun akan terbakar.

Media Tanam

Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5. Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.

Panen

Ciri dan Umur Panen Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni- September sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik.

Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.

Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari

(24)

batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan.

Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.

Nilai Gizi

Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyakmengandung vitamin B1, vitaminB2, vitaminC,serta kalium, kalsium dan fosfor.

Ukuran Durian

Varietas besar durian memang ada, dan dikenal sebagai durian kepala gajah, dan dapat berbobot 4,5-7 kg (Ridley 1902; Chevalier 1934; Grist 1936);ukuran buah durian rata-rata jauh lebih sedikit. Pratt dan Del Rosario (1913),misalnya, mencatat berat rata-rata durian dalam studi mereka sebagai 2,25 kg.Coronel (1986) mengutip durian Mon Thong dengan berat 3,2 kg. Mohamad Idris (1987) daftar bobot rata-rata buah dari beberapa Malaysia terdaftar klon durian, tidak ada yang melebihi 3 kg. Lim et al. (1992) mencatat buah sekitar 4 kg sebagai hasil persilangan antara beberapa kultivar Thailand. Dan durian dalam penelitian saya ukuran besar 2-3kg.

(25)

Manfaat dan Pengolahan Durian

Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:

1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.

2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setara dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.

3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).

4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus dengan cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur, dapat juga digunakan untuk campuran media tanaman di dalam pot, serta sebagai campuran bahan baku papan olahan serta produk lainnya.

5. Bunga dan buah mentahnya dapat dijadikan makanan, antara lain dibuat sayur.

Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial cukup tinggi adalah buahnya. Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi segar, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan maupun pencampur minuman seperti dibuat kolak, bubur, keripik, dodol, tempoyak, atau penambah cita rasa ice cream. Disamping itu, buah durian mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap (Wiryanta, 2008).

(26)

Antropometri Ketinggian Rata-Rata Orang Indonesia

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pertumbuhan manusia dari tulang, otot (jaringan dalam), hingga jaringan luar dari organ tubuh manusia. Terdiri dari kata anthro yang berarti manusia, dan metri yang berarti ukuran. Dari data 6 antropometri yang diperoleh dari (Indriati, 2004) rata rata orang indonesia pada suku jawa umumnya laki-laki adalah 164,5 cm dan pada perempuannya 153,7 cm.

Untuk dapat merancang tempat kerja maupun peralatan yang serasi dengan manusia dibutuhkan database Antropometri dari manusia tersebut, dimana database Antropometri badan tersebut dapat diperoleh dengan melakukan suatu pengumpulan data dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh pada suatu populasi manusia. Pengukuran Antropometri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat anthropolometer, tetapi di penelitian ini penulis menggunakan aplikasi Ergofellow yaitu aplikasi untuk menentukan bentuk tubuh yang baik sesuai dengan design alat dan kenyamanan penggunaan alat.

Kapasitas Efektif Kerja Alat

Menurut (Daywin, 2014), kapasitas kerja suatu alat didefenisikan sebagai kemampuan alat dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha,Kg,Lt), persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerj dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW perjam,bila alat atau mesin itu menggunakan daya pengerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi : Ha,jam /kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :

(27)

Kapasitas Alat = Produk yang diolah Waktu

Kapasitas Alat = C = 3600 detik ………...….…(1)

Ket : C = Kapasitas Alat (Kg/jam)

W = Berat Bahan (Kg)

T1 = Waktu (jam)

Kapasitas atau kemampuan kerja alat dan mesin pertanian tersebut. Selain itu, biaya resiko kecelakaan, margin dan over head perlu juga ditambah dalam struktur biaya pokok penggunaan alat mesin pertanian. Umur ekonomis alat mesin pertanian sangat penting dalam perhitungan biaya pokok, dimana mutu dan desain alat mesin pertanian, perbaikan dan pemeliharaan yang teratur, operator yang baik dan terampil sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasi alat mesin pertanian.

Mekanisme Pembuatan Alat

Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin–mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda dan mesin yang lainnya (Daryanto, 2012).

(28)

Dasar Pengujian Kekuatan Alat

Kekuatan Tekan

Defenisi kekuatan tekan adalah kemampuan dalam uji mekanik untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tekan dalam menahan gaya yang bekerja (tekanan) terhadap bahan tersebut per satuan luas. (Jemris, 2017) Rumus dari perhitungan tekanan yaitu:

F’c`=P/A...(2) Dimana :

P = Besaran gaya tekanan (N) F’c = Kuat tekan (MPa)

A = Luas penampang (mm2 )

Kuat tekan variasi juga dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

F′crata− rata = ∑ / 𝒊=𝟏 𝒏 𝒏...(3) F’c rata-rata = Nilai kuat tekan rata-rata

N= Jumlah sampel Momen Gaya. Pada alat ini memiliki konsep pesawat sederhana berjenis tuas, sehingga pada teknisnya, alat ini memiliki momen gaya yang berkerja. Adapun momen gaya yaitu gaya yang bekerja tegak lurus terhadap suatu benda sehingga mengakibatkan benda tersebut dapat berputar. Untuk gaya yang bekerja searah jarum jam bernilai positif, sebaliknya jika berlawanan bernilai negatif. (jemris, 2017). Persamaan dalam menghitung momen gaya yaitu

(29)

M = P x L ketika gaya tegak lurus dengan lengan gaya...(4)

M = P x L x Sinϴ jika gaya tidak tegak lurus...(5)

Pada momen gaya, menggunakan hukum newton dimana Faksi=Freaksi, dan resultan gaya pada poros yaitu ∑F=0

Dimana: M = Momen gaya

(Nm) Sinϴ = Nilai sudut yang dibentuk

P = Gaya yang diberikan (N)

L = Lengan gaya (m)

Peranan Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Dalam setiap kegiatan pertanian baik dari segi agroindustri dan agribisnis, teknologi pertanian diperlukan dimulai sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan pengangkutan sampai pemasaran. Hal yang paling diwaspadai dalam setiap kegiatan agroindutri adalah teknologi karena selalu menjadi kendala utama. Oleh sebab itu teknologi harus dikembangkan secara terus menerus melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

Indonesia juga telah cukup lama mengembangkan mekanisasi pertanian, terutama dalam tiga tahun terakhir, di mana banyak jenis peralatan baru

(30)

didistribusikan, terutama traktor pengolahan tanah, alat tanam (rice transplanter), dan alat panen kombinasi (rice combine harvester), pemipil kopi, dan lain-lain.

Introduksi mesin dalam pertanian sudah dilakukan semenjak kemerdekaan, namun banyak menemui ketidakefektifan. Hal ini mencerminkan apa yang disebut premature mechanization, yaitu proses introduksi Alsintan yang kurang diikuti kesiapan kelembagaan. Dengan ciri pertanian yang berlahan sempit, permodalan terbatas, dan pendidikan petani rendah, maka dibutuhkan pendekatan pengembangan mekanisasi yang sesuai (Aldillah, 2016).

Faktor-faktor penghambat perkembangan mekanisasi pertanian di Indonesia di antaranya adalah: (1) permodalan, di mana umumnya petani mempunyai lahan yang sempit dan kurang dalam permodalannya, sehingga tidak semua petani mampu membeli Alsintan yang harganya relatif mahal; (2) kondisi lahan, di mana tofografi lahan pertanian di Indonesia kebanyakan bergelombang dan bergununggunung sehingga menyulitkan untuk pengoperasian mesin khusus-nya mesin prapanen; (3) tenaga kerja, di beberapa wilayah tenaga kerja cukup berlimpah sehingga mekanisasi dikhawatirkan menimbulkan pengangguran; serta (4) tenaga ahli, yakni kurangnya tenaga yang kompeten dalam menangani mesin- mesin pertanian (Priyanto 2011).

Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada yang mengartikan bahwa saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pascapanen bukan hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Penggunaan mesin sudah mencakup

(31)

baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah dan Machfud 2006).

Dengan demikian, mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tenaga manusia, derajat dan taraf hidup petani, kuantitas dan kualitas produksi pertanian, memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani dari tipe subsisten (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming), serta mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.(Wijanto 2002).

Prinsip Kerja Alat Pengupas Durian Manual Tipe Press Ulir

Dengan menekan tuas handle dengan Gerakan vertical kebawah, maka mata pisau akan turun untuk mengepres buah durian sekaligus berputar untuk merobek kulit buah durian yang dikarenakan bentuk ulir pada tombak dibuat raon/landai agar dapat dioperasikan dengan gerakan menekan akan tetapi Gerakan pisau tetap berputar untuk merobek.

Ergonomis alat

Perancangan dimensi alat dilakukan dengan cara melihat literatur antropometri yang ada agar tinggi dan lebar alat bernilai ergonomis dan nyaman dioperasikan. Momen gaya pada tuas Perhitungan momen gaya perlu dihitung guna melihat efektifitas panjang tuas yang didesain dan tenaga yang dibutuhkan, karena lengan gaya berbanding lurus dengan momen gaya.

Uji Kinerja Alat

Proses membuka buah durian dengan cara memeriksa juring (garis yang melengkung di bagian kulit durian). Biasanya jumlah dari juring kulit durian

(32)

tersebut rata-rata sebanyak 4-6 buah, jumlah juring tergantung pada ukuran dari durian tersebut. Ketika ingin membuka durian, biasanya durian diposisikan terbalik dengan bagian tangkai dibawah dan bagian ujung juring keatas. Ruas yang tidak terbelah dengan pisau, dapat dibelah dengan cara manual menggunakan telapak tangan. (Putra 2016).

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus diperlukan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

Biaya variabel merupakan suatu biaya yang besarnya tergantung pada output yang akan dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan akan semakin banyak pula bahan yang akan digunakan. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan (Solihin,1981)

Untuk menilai kelayakan finansial, diperlukan semua data yang menyangkut dengan aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi, harga, upah dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).

Biaya Pemakaian Alat (Rp/ jam)

Biaya pokok ialah biaya yang diperlukan suatu alat dan mesin pertanian untuk setiap unit produk dan diperlukan data kapasitas alat dan mesin yang bersangkutan. Biaya produksi atau biaya pokok adalah biaya dari tiga unsur biaya yaitu biaya langsung, tenaga kerja langsung dan over head pabrik. Biaya-biaya ini

(33)

secara langsung berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production cost. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya tak langsung lainnya. Ada dua kelompok biaya pemakaian alat atau mesin yang umum dibicarakan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Jumlah biaya tetap tidak dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat dipengaruhi oleh alat dan mesin (Giatman, 2006).

Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang selalu harus dikeluarkan tanpa memandang aktivitas produksi yang sedang dilaksanakan dan tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan, misalnya: biaya penyusutan, biaya pajak dan lain-lain (Halim, 2009).

Sedangkan biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan produksi dan tergantung pada output yang dihasilkan.

Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besar juga, misalnya: biaya perbaikan, pembelian bahan, sewa alat, upah buruh dan lain-lain (Waldiyono, 2008).

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan adalah yaitu dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biasa disebut dengan biaya pokok.

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan adalah yaitu dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biasa disebut dengan biaya pokok.

(34)

Biaya pokok

BTX+BTTC...(6) BT = total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja per tahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi) 1. Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari :

- Biaya penyusutan (metode garis lurus)

D=PSn………...(7) dimana :

D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

N = Umur ekonomi (tahun)

- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:

i(P)(n+1)2n...(8) dimana :

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) I = Total persentase bunga modal dan asuransi N = Umur ekonomi (tahun)

(35)

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai dengan Januari 2020 di Laboratorium Teknik Biosistem Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitan ini adalah durian sebagai bahan yang akan dikupas kulitnya, plat besi, besi siku, lahar, baut, mur, plat baja, mata pisau dari bahan stainless steel dan air untuk membersihkan alat dan kertas untuk mencatat hasil penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengupas kulit buah durian, alat tulis, kalkulator, laptop, timbangan, kamera digital, stopwatch, meteran.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu dengan melakukan perhitungan langsung pada data yang didapat. Adapun pengambilan yang dilakukan penulis pada penelitian ini yaitu memperoleh data primer dengan mengamati parameter secara langsung, dan memperoleh data sekunder melalui studi literatur yang akan menjadi kerangka berfikir penulis.

Komponen Alat

Alat pengupas buah durian ini mempunyai beberapa komponen penting yaitu :

(36)

1. Rangka alat

Rangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari plat besi berukuran tinggi 80 cm. untuk rangka tegak ke samping (lateral) adalah 25 cm.

2. Mata pisau

Mata pisau dibuat berbentuk tombak dengan 3 mata pisau yang terhubung dengan poros yang berfungsi untuk mengupas kulit buah. Mata pisau terbuat dari stainless steel dengan ketebalan 2 mm berbentuk segitiga siku dengan tinggi 10 cm dan lebar 4 cm dan hipotenusa 11 cm.

4. Dudukan buah

Dudukan buah terdiri dari penyangga buah dan piringan. piringan terbuat dari besi plat piringan dengan diameter 35 cm dengan ketebalan 2 cm. diatas piringan dilas penyangga buah yang berbentuk segitiga siku bergerigi yang berukuran lebar 10 cm dan tinggi 10 cm.

5. Handle

Handle atau tuas sebagai penggerak tombak pisau secara vertical dengan mengepresnya kebawah. Terbuat dari besi pipa berdiameter 3 cm dengan Panjang 80 cm yang dihubungkan pada rangka dan besi AS.

6. Alas Bawah

Alas bawah dibuat berukuran 60 x 40 cm sebagai wadah untuk dudukan buah yang dihubungkan dengan bosch agar piringan dapat berputar.

(37)

Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat dan mempersiapkan bahan- bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian.

Persiapan Bahan

1. Menyiapkan bahan

2. Menyediakan bahan yang akan dikupas

3. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar teknik alat.

4. Mengumpulkan bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

5. Mengumpulkan saksi pengamat parameter.

Prosedur Penelitian

1. Menyiapkan bahan yang akan dikupas.

2. Menimbang bahan yang akan dikupas.

3. Meletakkan bahan pada dudukan.

4. Mengatur setelan dudukan dan rangka sesuai ukuran buah 5. Menurunkan tuas handle untuk mengepres buah.

6. Menekan tuas press agar pisau bergerak berputar mengupas kulit buah.

7. Mencatat waktu yang dibutuhkan mesin untuk mengupas bahan.

8. Melakukan perlakuan sebanyak tiga kali pengulangan

9. Melakukan perlakuan sebanyak 15 kali pengulangan dengan bahan seberat

<1,5 Kg sebanyak 5 buah, 1,5-2 Kg sebanyak 5 buah, dan >2 Kg sebanyak 5 buah dengan tingkat kematangan yang berbeda (dilakukan secara acak).

10. Melakukan Pengukuran antropometri terhadap operator

(38)

11. Mendokumentasikan proses pengerjaan 12. Melakukan pengamatan parameter Pelaksanaan Penelitian

a. Pembersihan Alat b. Penyiapan Bahan

c. Mengumpulkan saksi pengamat parameter.

Parameter Penelitian Kapasitas Ukuran Durian

Kapasitas ukuran buah durian yang sudah ditentukan dengan cara menghitung berat buah durian dan menghitung diameter masing-masing buah untuk siap diuji dalam alat pengupas kulit buah durian.

Kapasitas efektif alat (buah/jam)

Kapasitas alat dilakukan dengan menghitung banyaknya durian yang telah terkupas (buah) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pemotongan berlangsung (jam). Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Kapasitas Alat = Berat Bahan Baku

Waktu (buah/jam)………..………….……… (9)

Analisis ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

(39)

Biaya variabel merupakan suatu biaya yang besarnya tergantung pada output yang akan dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan akan semakin banyak pula bahan yang akan digunakan. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan.

(Soeharno, 2007).

Untuk menilai kelayakan finansial, diperlukan semua data yang menyangkut dengan aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi, harga, upah dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).

1. Biaya perbaikan alat.

2. Biaya operator

Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji per tahun dibagi dengan total jam kerjanya.

Uji Kinerja Alat

Uji kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha. Kg, lt) per satuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat atau mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW .

Persentase Buah yang Tidak Terbuka Sempurna (%)

Kriteria bahan yang tidak terbuka sempurna yaitu bahan yang hancur, bahan dalam bentuk rusak, serta bahan yang tidak terbuka tepat ada alurnya. Perhitungan persentase bahan yang tidak terbuka sempurna dapat ditentukan dengan rumus:

(40)

PTT=BTTS

BA

100 %

……….………..……….(10)

Dimana:

PTT = persentase bahan yang tidak terkupas (%) BBR = bahan yang rusak (kg)

BA = berat bahan awal (kg) Pengukuran Antopometri

Metode penelitian ini adalah analisis data melalui pengukuran terhadap operator, dan pengamatan data serta perhitungan posisi kerja dan menyesuaikan bentuk alat terhadap bentuk tubuh manusia, sehingga diperoleh informasi mengenai kelayakan ergonomi alat pengupas kulit buah durian tipe press manual.

Tahapan yang dilakukan pengumpulan data dari aspek ergonomi dari alat pengupas kulit buah durian , yaitu pengukuran dimensi alat yang berhubungan dengan betuk postur tubuh operator dalam aplikasi Ergofellow yang digunakan menggunakan analisis metode OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) analisis postur kerja untuk posisi pengupas kulit buah durian. Antropometri dalam penggunaan aplikasi pun digunakan untuk efisiensi alat pada bentuk tubuh manusia.

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip Kerja Alat

Alat pengupas kulit durian yang dirancang pada penelitian ini adalah alat yang dirancang untuk menggantikan pengupasan kulit durian secara manual menggunakan parang. Rancangan alat pengupas durian ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pembukaan kulit durian dalam frekuensi tinggi.

Rancangan alat pengupas kulit durian ini bersifat adaptif, yang artinya dudukan alat pengupas durian ini dapat dirubah sesuai ukuran durian yang akan dikupas.

Alat pengupas kulit durian ini terbuat dari beberapa komponen, yaitu rangka yang tegak lurus yang menopang komponen yang lainnya, mata pisau yang terbuat dari bahan stainless steel, dan dudukan buah yang besifat adaptif terbuat dari plat besi. Selanjutnya diharapkan melalui alat pengupas durian ini juga dapat meningkatkan kinerja dan juga nilai ekonomis dari kegiatan pengupasan kulit durian dengan frekuensi yang tinggi.

Gambar 1. Tampak samping alat pengupas kulit durian

Pengujian kinerja pengupas kulit durian pada penelitian ini di uji dengan 3 kelompok ukuran durian, yaitu : besar, sedang, dan kecil. Selanjutnya untuk

(42)

mengetahui kapasitas penggunaan dan kemampuan kerja alat pengupas kulit durian, dan juga untuk mengetahui hasil penguasan dari kulit buah durian yang dihasilkan.

Alat pengupas kulit durian ini memiliki tuas sebagai penggerak besi AS tombak piasu dengan ukuran panjan 80 cm berdiameter 2 cm dengan ketebalan 3 mm. Tuas ini terhubung pada rangka penyangga dan besi AS dengan menghubungkannya menggunakan besi engsel yang dipasangkan di titik hubung, sehingga ketika tuas dapat bebas ditarik vertikal keatas dan kebawah tanpa ada hambatan untuk menggerakkan AS tombak pisau.

Gambar 2. Tuas alat pengupas kulit durian

Pada alat ini pisau dirancang dapat berputar untuk menambah daya robekan pada kulit durian walaupun gerakan menekan pada tuas dilakukan dengan gerakan vertikal (bukan memutar). Agar pisau dapat berputar hanya dengan menekan tuas, pada besi AS dibubut alur ulir dengan jarak yang jarang sejauh 5 cm antar ulir tersebut. Kemudian pada besi poros yang menghubungkan rangka lateral dengan AS pisau diberi mimis lahar, dan pada besi poros yang menghubungkan AS pisau dengan tuas, diberi lahar agar memudahkan AS pisau berputar ketika ditekan.

(43)

Gambar 3. Bentuk pisau vertikal alat pengupas kulit durian

Untuk gagang pada pisau menggunakan besi AS dengan Panjang 57 cm dan berdiameter 4 cm dan dibubut untuk membentuk ulir yang mengelilingi AS tersebut. Jarak antar ulir adalah 5 cm. Besi ini yang akan menjadi tombak untuk mengepress kulit durian dan memutarnya untuk merobek bagian kulit. Untuk piasu sendiri memiliki setelan titik mati atas susai pada setelan lubang yang ada di tuas yang memiliki tiga lubang. Dimana pada lubang paling atas, ujung mata pisau memiliki jarak titik mati atas mencapai 30 cm dari dudukan buah, dan lubang kedua memiliki jarak titik mati atas 27,5 cm dari dudukan buah, dan lubang ketiga (paling bawah) memiliki titik mati atas sejauh 25 cm dari dudukan buah.

Dudukan buah pada alat pengupas kulit durian ini bersifat adaptif, sehingga dudukan buah durian dapat di atur sesuai dengan ukuran durian yang akan di kupas.

Dudukan buah durian tersebut terbuat dari plat besi. Dudukan ini memiliki penampang berbentuk bulat dan memilikki tiga dudukan yang berukuran sama, durian yang di rancang dapat di geser masuk dan keluar. Untuk membantu pengoperasionalan alat pengupas durian di bagian bawah dudukan di buat tuas untuk menahan dudukan buah tidak berputar. Dan juga untuk memaksimalkan mata pisau membuka kulit durian.

(44)

Gambar 4.1. Dudukan adaptif alat pengupas durian

Gambar 4.1. rancangan dudukan adaptif durian

Kapasitas Ukuran Durian

Untuk menentukan kapasitas ukuran durian dilakukan dengan cara pengambilan sample durian secara acak lalu dilakukan pengukuran berat ( kg) pada durian dan dilakukan pengukuran diameter ( cm ) durian untuk menentukan ukuran durian. kemudian dilakukan pengelompokan ukuran durian menjadi 3 bagian yaitu : besar, sedang, dan kecil.

Untuk menentukan kapasitas ukuran durian dilakukan oleh dua operator. Dengan menggunakan timbangan untuk mengetahui berat dari tiap durian yang ditimbang, serta penggaris dan meteran untuk mengamati diameter dari durian yang diamati. Dan operator lainnya untuk mencatat serta mengamati durian yang telah diamati. Data kapasitas ukuran durian dapat dilihat dari tabel berikut ini.

(45)

Tabel 1. Kapasitas ukuran durian

Dari Tabel 1 diketahui Kapasitas Ukuran durian yang berbeda ukuran, Kapasitas Ukuran Besar dikelompokkan durian yang memiliki berat lebih dari 2 kilo gram ( lebih dari 2 kg ), Sedang ( 1,5 kg – 2 kg ), dan kecil ( dibawah 1,5 kilogram ). Kapasitas ukuran durian ini berpengaruh pada kinerja alat pengupas kulit durian.

Dari Tabel 1, kapasitas ukuran durian ukuran besar terdapat sebesar 5 buah, kapasitas durian ukuran besar adalah durian yang memiliki berat lebih dari 2 kilogram. Dapat ditemukan pada tabel adalah sampel D2 ( 2,25 kg ),D3 ( 2,1 kg) ,D7( 2,4 kg) ,D8( 2,7 kg ),dan D9 (2,4 kg).

Dari tabel diatas, kapasitas ukuran durian ukuran besar terdapat sebesar 5 buah, kapasitas durian ukuran sedang adalah durian yang memiliki berat 1,5 kilogram - 2 kilogram. Dapat ditemukan pada tabel adalah sampel D1 ( 1,8 kg ),D4 ( 1,6 kg) ,D12( 1,8 kg) ,D13( 1,6 kg ),dan D14 (1,7 kg).

Sampel Berat

( kg )

Diameter

( cm ) Kapasitas ukuran

D1 1,8 11,6 Sedang

D2 2,25 16 Besar

D3 2,1 11,4 Besar

D4 1,6 11,8 Sedang

D5 1,35 9,0 Kecil

D6 1,42 10,6 Kecil

D7 2,4 10,4 Besar

D8 2,7 14,4 Besar

D9 2,4 12,4 Besar

D10 1,45 11,2 Kecil

D11 1,35 7,6 Kecil

D12 1,8 9,6 Sedang

D13 1,6 11,6 Sedang

D14 1,7 12 Sedang

D15 1,45 10 Kecil

(46)

Dari Tabel 1, kapasitas ukuran durian ukuran kecil terdapat sebesar 5 buah, kapasitas durian ukuran besar adalah durian yang memiliki berat kurang dari 1,5 kilogram. Dapat ditemukan pada tabel adalah sampel D5 ( 2,25 kg ),D6 ( 2,1 kg) ,D10( 2,4 kg) ,D11( 2,7 kg ),dan D15 (2,4 kg).

Dari Tabel 1 diketahui kapasitas ukuran durian yang berbeda ukuran, Kapasitas ukuran besar dikelompokkan durian yang memiliki berat lebih dari 2 kilo gram ( lebih dari 2 kg ), Sedang ( 1,5 kg – 2 kg ), dan kecil ( dibawah 1,5 kilogram ). Kapasitas ukuran durian ini berpengaruh pada kinerja alat pengupas kulit durian.

Gambar 2.2. Kapasitas durian ukuran besar

Gambar 2.2. Kapasitas durian ukuran sedang

(47)

Gambar 2.3. Kapasitas buah ukuran kecil

Kapasitas Efektif Alat

Pada Proses pengujian kapasitas efekif alat adalah untuk mengetahui angka kapasitas efektif alat dalam pengujian jumlah buah dalam satuan jam ( buah / jam ). Pada tahap ini dilakukan oleh 1 orang operator, lalu didapat 3 kriteria kapasitas ukuran durian (besar, sedang, dan kecil ), kemudian dilakukan pencatatan waktu sehingga diketahui angka kapasitas efektif alat ( buah / jam ). Berikut adalah tabel kapasitas efektif alat.

Untuk menghitung kapasitas efektif alat adalah menggunakan perbandingan jumlah buah per jam yang dibandingkan dengan catatan waktu pengoperasian alat. Dapat juga dilihat dari Tabel 1 untuk mendapatkan perbandingan ukuran buah.

(48)

Tabel 2. Kapasitas efektif alat durian ukuran besar

Jarak DMRT

Perlakuan rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - Besar 252.51 A A

2 156.276 219.122 Sedang 403.284 A A

3 163.58 228.455 Kecil 850.55 B B

Sampel Waktu

( detik )

Jumlah Kapasitas efektif alat ( buah / jam )

D2 16,64 1 216,34

D3 9,60 1 375

D7 17,02 1 211,51

D8 14,49 1 248,44

D9 14,07 1 211,26

Rataan 14,36 1 252,51

Jumlah 71,82 5 250,62

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kapasitas efektif alat pengupas kulit durian dengan kelompok ukuran durian yang berjumlah 5 buah durian, dibutuhkan total waktu 71,82 detik pengoperasian alat. Lalu setelah dihitung diperoleh data kapasitas efektif alat 252,51 buah/jam.

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan kapasitas alat pengupas durian dengan 5 buah durian berukuran besar sebesar 14,36 detik pengoperasian alat. Lalu setelah dihitung maka diperoleh data rataan kapasitas efektif alat 252,51 buah/jam.

Tabel 3. Kapasitas Efektif Alat Buah Durian Berukuran Sedang

Sampel Waktu ( detik ) Jumlah Kapasitas efektif alat ( buah / jam )

D1 8,35 1 431,13

D4 6,95 1 517,98

D12

10,13 1 355,38

D13 15,23 1 236,37

D14 7,57 1 475,56

Rataan 9,64 1 403,28

Jumlah 48,23 5 373,21

(49)

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kapasitas efektif alat pengupas kulit durian dengan kelompok ukuran durian yang berjumlah 5 buah durian, dibutuhkan total waktu 48,23 detik pengoperasian alat. Lalu setelah dihitung diperoleh data kapasitas efektif alat 373,21 buah/jam.

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan kapasitas alat pengupas durian dengan 5 buah durian berukuran besar sebesar 9,64 detik pengoperasian alat. Lalu setelah dihitung maka diperoleh data rataan kapasitas efektif alat 403,28 buah/jam.

Tabel 4. Kapasitas Efektif Alat Durian Ukuran Kecil

Sampel Waktu ( detik ) Jumlah Kapasitas efektif alat ( buah / jam )

D5 4,21 1 855,10

D6 3,92 1 918,26

D10 3,81 1 944,88

D11 3,84 1 937,50

D15 6,03 1 597,01

Rataan 4,36 1 849,97

Jumlah 21,81 5 825,30

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa kapasitas efektif alat pengupas kulit durian dengan kelompok ukuran durian kecil yang berjumlah 5 buah durian, dibutuhkan total waktu 4,36 detik pengoperasian alat. Lalu setelah dihitung diperoleh data kapasitas efektif alat 849,97 buah/jam.

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa rataan kapasitas alat pengupas durian dengan 5 buah durian berukuran besar sebesar 4,36 detik pengoperasian alat.

Lalu setelah dihitung maka diperoleh data rataan kapasitas efektif alat 849,97 buah/jam.

(50)

Uji Kinerja Alat

Pada Proses pengujian kapasitas efekif alat adalah untuk mengetahui angka kapasitas efektif alat dalam pengujian berat buah ( kg ) dalam satuan jam ( kg / jam ). Pada tahap ini dilakukan oleh 1 orang operator, lalu didapat 3 kriteria kapasitas ukuran durian (besar, sedang, dan kecil ), kemudian dilakukan pencatatan waktu sehingga diketahui angka kapasitas efektif alat ( kg / jam )

Untuk mengetahui uji kinerja alat dapat dihitung melalui perbandingan antara berat buah ( kilogram ) dengan catatan waktu tiap pengambilan data yang dirubah ke satuan jam.

Tabel 5. Uji Kinerja Alat Pengupas Durian

Sampel Berat

( kg )

Waktu ( detik )

Uji Kinerja Alat ( kg/ jam )

D1 1,8 8,35 776,04

D2 2,25 16,64 486,77

D3 2,1 9,60 787,50

D4 1,6 5,8 993,10

D5 1,35 3,84 1.265,62

D6 1,42 3,92 1.304,08

D7 2,4 17,02 507,63

D8 2,7 14,49 670,80

D9 2,4 14,07 614,07

D10 1,45 3,81 1.370,07

D11 1,35 3,8 1.278,94

D12 1,8 8,35 776,04

D13 1,6 15,23 378,20

D14 1,7 6,03 1.014,92

D15 1,45 4,21 1.239,90

Rataan 1,82 9,01 847,07

(51)

Jarak DMRT

Perlakuan rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - P3 87.67 A A

2 12.7964 19.3907 P1 95.67 B B

3 13.2624 20.1156 P2 97 B B

Pada tabel 5 diperoleh setelah dilakukan pengukuran bobot buah durian ( kg ) pada 15 buah sampel ukuran durian dari 3 ukuran kapasitas durian ( besar, sedang, dan kecil). Diperoleh data dari pengukuran 15 buah durian dengan rataan berat 1,82 kg dan dengan rataan waktu pengoperasian alat 9,01 detik, diperoleh kinerja alat pengupas durian sebesar 727 kg/jam.

Persentase Kerusakan Durian

Persentase tingkat kerusakan durian dapat dilihat dari bentuk hasil pengoperasian alat. Setelah dilakukan pengoperasian alat hasil dari durian yang rusak adalah durian yang tidak terbuka secara sempurna, dan buah durian yang rusak karena mata pisau alat, sedangkan buah durian yang terbuka sempurna adalah buah yang terbuka sesuai dengan akur kamar buah tersebut, dan tanpa merusak bagian dalam buah tersebut. Cara memperoleh persentase kerusakan durian adalah dengan cara membandingkan berat durian yang rusak dengan berat total awal seluruh sampel durian. Angka tingkat kerusakan buah durian dinyatakan dalam persen.

(52)

Tabel.6 Tingkat Kerusakan Durian Kapasitas ukuran

durian

Berat durian rusak

Berat total durian Persentase kerusakan durian

BESAR 2,4 11,85 20,2

SEDANG 1,8 8,50 21,1

KECIL 0 7,02 0

TOTAL 5,2 20,35 41,3

RATAAN 1,73 6,78 13,7

Jarak DMRT

Perlakuan rataan Notasi

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - P2 2.33 A A

2 12.7964 19.3907 P1 4.33 Ab AB

3 13.2624 20.1156 P3 15.33 B B

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil persentase kerusakan durian adalah 13,7 %, dan tedapat 2 buah yang rusak dari hasil pengoperasian alat pengupas kulit durian, selanjutnya peneliti tidak menemukan kerusakan pada durian yang berukuran kecil ( 1 – 1,5 kg ).

Pada penggunaan alat ini sangat penting diperhatikan beberapa faktor yang membuat durian rusak, berikut adalah diperlukan operator alat yang sudah memahami cara penggunaan alat termasuk cara meletakkan durian pada dudukan yang benar, dan juga tingkat kematangan durian berpengaruh terhadap penggunaan alat. Durian yang terlalu matang cenderung memiliki kulit yang lembek sehingga mata pisau merusak bagian buah durian.

Hasil dari pengoperasian alat, buah yang mengalami kerusakan adalah buah yang rusak karena tertusuk pisau dari alat tersebut, dan buah yang terbuka tidak mengikut pada alur buka pada buah durian tersebut. Sehingga buah durian menjadi tidak baik untuk dikonsumsi.

(53)

Gambar 3.1. Buah durian terbuka sempurna Gambar 3.2. Buah durian terbuka tidak sempurna

Analisis Antopometri

Analisis data yang dilakukan pada operator pengukuran bentuk tubuh dengan pengaplikasian pada alat pengupasan kulit buah durian , yang di analisis untuk dimensi tubuh operator yaitu tinggi bahu, lebar bahu operator, panjang lengan operator sampai ke lantai, dimana tinggi bahu operator berhubungan dengan tinggi mesin dan begitu juga dengan lebar bahu dengan beberapa parameter tersebut disesuaikan dengan dimensi mesin.

Tinggi bahu rata-rata operator yang di analisis sebesar 140cm dengan tinggi alat 82cm, diukur dari panjang tuas sampai ke alas bawah dudukan buah dengan menggunakan tinggi operator yang ditetapkan yaitu 162cm , dengan ukuran pandangan operator sampai alas dudukan buah 152,4cm. Dapat dilihat dari hasil analasis pada saat peletakan buah di dudukan buah kurang efisien . Perlu dikoreksi untuk kedepannya. Tetapi pada saat pengupasan buah dengan posisi berdiri tegak dan posisi kaki sebelah kanan dengan memutar tuas pengupas buah durian ke arah kanan.

(54)

Analisis Metode OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) Analisis Postur Kerja Untuk Posisi Pengupas Kulit Buah Durian

Hasil dari postur kerja operator saat pengangkatan buah dan meletakkan buah pada dudukan durian yaitu 1141. Angka 1 pada hasil pertama dengan hasil badan tegak. Angka 1 pada hasil kedua menunjukkan sikap kedua lengan di bawah bahu, angka 4 pada hasil ketiga menunjukkan posisi jongkok dengan kedua kaki tertekuk. Dan hasil yang keempat yaitu beban yang dimuat yaitu kurang dari 10kg.

Dan pada hasil evaluasi dibutuhkan koreksi untuk kedepannya karena kurang efisiennya posisi kaki saat peletakan buah.

Gambar 4 Posisi operator meletakkan buah pada dudukan buah

Gambar 4.1 Klasifikasi Posisi Kerja untuk Meletakkan Buah Pada Dudukan Buah Menggunakan aplikasi ergofellow 3.0

(55)

Gambar 4.2 Database Operator Pada Owas Ergofellow 3.0

Analisis Postur Badan Untuk Posisi Operator Saat Menarik Tuas

Hasil dari postur kerja operator saat penekanan tuas pisau untuk merobek kulit buah pada dudukan durian yaitu 1231. Angka 1 pada hasil pertama dengan hasil badan tegak. Angka 2 pada hasil kedua menunjukkan sikap kedua lengan di atas bahu, angka 3 pada hasil ketiga menunjukkan posisi berdiri dengan satu kaki lurus. Dan hasil yang keempat yaitu angka 1 beban yang dimuat yaitu kurang dari 10kg. Dan pada hasil evaluasi tidak ada aksi atau posisi yang harus di perbaiki karena sudah efisien.

Gambar 4.3 Operator Menekan Tuas Untuk Merobek Kulit Buah Durian

(56)

Gambar 4.4 Klasifikasi Posisi Kerja Operator Menekan Tuas Untuk Mengupas Kulit Buah Durian Pada Dudukan Buah Menggunakan Aplikasi ergofellow 3.0

Gambar 4.5 Database Kedua Pada Operator Owas Ergofellow 3.0

(57)

Analisis Antropometri Operator Dengan Software Ergofellow 3.0

Berdasarkan hasil perhitungkan yang dihasilkan oleh aplikasi software Ergofellow 3.0. Klasifikasi bentuk postur badan operator yang sesuai dengan efisiensi alat yang ditentukan software yaitu dengan tinggi operator 162,5cm, jarak pandang operator sampai alas dudukan buah yaitu 152,4cm . dengan bentuk tangan melintang diatas bahu untuk memegang tuas 59,9cm. Jarak bahu terhadap alat 40,9cm.

Gambar 4.5. Analisis Data Antropometri Pada Aplikasi Software Ergofellow 3.0

Gambar 4.6. Analisis Data Antropometri Operator Pada Posisi Jongkok Pada Aplikasi Software Ergofellow 3.0

(58)

Demikian posisi antopometri pada ergofellow 3.0 yang menghasilkan data pada saat operator duduk atau jongkok saat peletakan buah pada dudukan buah, yaitu Dengan posisi lebar tangan (Width of the hand ) 7,9cm, dan lebar paha (Width of the thigh) saat jongkok pada peletakan buah durian pada dudukan buah yaitu 14,7cm.

Gambar 4.7 Analisis Data Antropometri Operator Pada Posisi Peletakan Buah Yang Benar Pada Aplikasi Software Ergofellow 3.0

Demikian posisi antopometri yang sudah di koreksi untuk perbaikan posisi yang benar pada ergofellow 3.0 yang menghasilkan data pada saat operator duduk atau jongkok saat peletakan buah pada dudukan buah dengan posisi tegap dan badan lurus, dan bahu tegap dan tangan sejajar dengan bahu begitu juga dengan posisi kaki pada poin 2 yaitu berdiri tegap dengan posisi kaki lurus.

Gambar

Gambar 1. Tampak samping alat pengupas kulit durian
Gambar 2. Tuas alat pengupas kulit durian
Gambar 3. Bentuk pisau vertikal alat pengupas kulit durian
Gambar 4.1. Dudukan adaptif alat pengupas durian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan dari pengupasan kulit nanas secara manual, maka dibuatlah alat pengupas kulit nanas semi mekanis yang mampu mengupas kulit nanas

Alat pengupas kulit dan pemotong buah nanas tipe manual ini bekerja dengan prinsip menggerakkan tuas penekan mata pisau pada nanas yang terlebih dahulu dipotong kedua

Alat pengupas kulit dan pemotong buah nanas tipe manual ini bekerja dengan prinsip menggerakkan tuas penekan mata pisau pada nanas yang terlebih dahulu dipotong kedua

Alat pengupas kulit dan pemotong buah nanas tipe manual ini bekerja dengan prinsip menggerakkan tuas penekan mata pisau pada nanas yang terlebih dahulu dipotong kedua

Alat pengupas kulit dan pemotong buah nanas tipe manual ini bekerja dengan prinsip menggerakkan tuas penekan mata pisau pada nanas yang terlebih dahulu dipotong kedua

Alat pengupas kulit kopi mekanis ( pulper ) bekerja berdasarkan prinsip pengupasan kulit buah dilakukan dengan mesin pengupas ( pulper ) tipe silinder yang berlangsung di

Maka untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan dari pengupasan perlu dibuat alat pengupas kulit nanas yang mampu mengupas dengan waktu pengupasan yang relatif

Durian juga mengandung gula yang cukup banyak dengan sifatnya yang panas sehingga penderita diabetes dan ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi buah durian.. Fosfor dan zat besi