Taye Shim +62-21-515-3281 [email protected] For subscription of our Daily Focus, please contact us at [email protected]
Embun Pagi
Monday Market Snippets
Rekap pasar. IHSG tergelincir 0,6% dari minggu sebelumnya karena investor bersikap konservatif menjelang pertemuan Fed (FOMC dirilis setelah penutupan pasar pada tanggal 28 Januari). Menurut pernyataan FOMC, kondisi makro tampaknya sudah membaik (setidaknya di AS), Fed mengisyaratkan nada yang lebih positif dari pertemuan terakhir (misalnya, moderate -> aktivitas ekonomi solid; solid → strong job gains). Kami mengharapkan Fed untuk mempertahankan pendekatan "patient" dalam peralihan ke siklus kenaikan suku bunga (Daewoo mengasumsikan kenaikan suku bunga di 4Q15). Kami juga mempertimbangkan Fed untuk menjaga sikap komunikasi yang terbuka, yang membawa kami percaya bahwa Fed akan memberikan waktu yang cukup sampai kenaikan suku bunga.
Kami melihat kemungkinan kecil untuk perubahan kebijakan yang mendadak.
Ini semua tentang pajak. Pada Jumat (30 Januari), ada perkembangan yang mengganggu. Sementara semua sektor naik, ada satu sektor yang menurunkan pasar - IHSG mengambil 0,5% vs sektor infrastruktur yang turun 1,0%.
Mengungkap penurunan kinerja dari sektor ini, kami menemukan bahwa perusahaan pelayaran yang terpukul (LEAD -11,4%, APOL -5,1%, -4,7% WINS, dan SOCI -4,4%). Mengingat industri pelayaran adalah salah satu key call kami untuk tahun ini, kami ingin berbagi pandangan terhadap perkembangan ini.
Backdrop: Menurut kabar pasar, Kementerian Keuangan berencana untuk mengubah peraturan pajak penghasilan final atas perusahaan pelayaran. Kami menduga bahwa ini adalah respon lembaga perpajakan untuk tujuan pemerintah dalam mendapatkan pajak yang lebih tinggi untuk meningkatkan anggaran negara. Setelah diimplementasikan, kami melihat meningkatnya beban pajak pada local shippers.
Apa yang akan berubah? Saat ini, industri perkapalan dikenakan tarif pajak penghasilan efektif 1,2% pada pendapatan kotor mereka (vs pajak badan reguler 25% pada laba sebelum pajak). Peraturan tersebut menyatakan bahwa perusahaan pelayaran dikenakan tarif pajak penghasilan efektif tarif pajak 30% pada 4% dari pendapatan kotor mereka (Deemed profit margin in revenue: 4% x effective income tax rate 30% = 1.2%).
Reaksi pasar. Saham perusahaan shipping menurun tajam karena tax yang tinggi akan mengurangi laba bottom line secara signifikan.
Menurut pernyataan oleh Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA), mereka mendukung peningkatan penerimaan pajak pemerintah, bagaimanapun, mereka menambahkan bahwa tujuan tersebut harus dilakukan tanpa harus menambah beban pada industri pelayaran. INSA juga menambahkan bahwa perubahan regulasi tidak pantas untuk sektor pelayaran karena akan menghambat daya saing pengirim lokal.
Apa pandangan kita? Kami mempertimbangkan potensi perubahan peraturan pajak secara signifikan akan memperburuk pendapatan bottom line industri pelayaran serta sentimen investor (Kami sebenarnya lebih peduli dengan potensi spill over ke industri lain).
Namun, mengingat kebijakan maritim merupakan salah satu agenda ekonomi utama pemerintah, kami melihat kemungkinan kecil lembaga perpajakan akan bertindak melawan agenda ekonomi pemerintah. Kami mempertahankan preferensi kami terhadap industri pelayaran.
Market Index
Last Trade Chg (%) MoM YoY
JCI 5,289.4 0.5 0.4 19.1
MSCI EM 961.6 -1.2 2.0 3.9
HANG SENG 24,507.1 -0.4 3.1 11.6
KOSPI 1,949.3 0.2 1.2 0.4
FTSE 6,749.4 -0.9 4.0 4.6
DJIA 17,165.0 -1.4 -2.3 10.9
NASDAQ 4,635.2 -1.0 -0.9 14.1
Key Rates
Last Trade Chg (bps) MoM YoY
Policy Rate 7.75 0 25 25
3yr 6.85 -1 -80 -103
10yr 7.22 -1 -66 -175
FX
Last Trade Chg (%) MoM YoY
USD/IDR 12,672.00 0.7 1.2 3.0
USD/KRW 1,093.68 0.0 -0.9 0.8
USD/JPY 117.49 -0.7 -2.5 16.3
USD/CNY 6.25 0.0 0.7 3.1
Commodities
Last Trade Chg (%) MoM YoY
WTI 48.2 8.3 -9.2 -45.0
Gold 1,283.8 2.1 8.0 2.1
Coal 61.8 -1.0 -0.6 -25.4
Palm Oil 630.0 -4.6 -11.0 -27.5
Rubber 122.8 0.0 -3.1 -22.1
Nickel 14,900.0 -1.0 -1.2 7.9
Copper 5,395.0 -1.6 -14.7 -24.0
Tin 19,025.0 -0.8 -1.0 -12.9
JCI Index VS MSCI Emerging Markets
800 1,000 1,200
3,500 4,500 5,500
05/13 02/14 11/14
(pt) JCI MSCI EM (pt)
Local flashes
WSKT : Waskita Toll Mengejar Proyek Jalan Tol. Anak perusahaan PT Waskita Karya Tbk di bidang konstruksi dan pengelolaan tol , PT Waskita Toll Road sedang mempersiapkan diri mengikuti tender proyek tol Manado-Bitung yang sudah digelar oleh pemerintah. Prediksi Waskita Toll, proses tender itu akan memakan waktu enam bulan yang diawali dari tahap lelang investasi. Hingga pada akhirnya nanti tahap pengumuman pemenang proyek.(Kontan)
DAJK : Dwi Aneka Mengejar Dana Ekspansi Rp 1,5 Triliun. DAJK akan menerbitkan surat utang Rp 1,5 triliun. Keputusan itu didapat setelah ada kata sepakat dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).Dwi Aneka menyiapkan dua rencana penggunaan dana. Pertama, membiayai pembangunan pabrik flexible packaging di Subang, Jawa Barat. Kedua, mengakuisisi perusahaan lain yang bergerak di bisnis yang sama.(Kontan)
PTBA : PTBA Resmi Caplok Perusahaan Jasa Tambang. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akhirnya memiliki perusahaan jasa tambang. PTBA resmi mencaplok 95% kepemilikan di PT Satria Bahana Sarana. PTBA melakukan aksi tersebut melalui anak usahanya PT Bukit Multi Investama. Pengambilalihan ini disertai degan peningkatan modal melalui penerbitan saham baru. Secara keseluruhan, akuisisi ini bernilai Rp 48 miliar.(Kontan) ADRO : ADRO Jual 57,02 Juta Ton Batubara di 2014. Sampai akhir 2014, volume penjualan batubara ADRO naik 6,63% dari 53,47 juta menjadi 57,02 juta ton batubara.
Produksi batubara ADRO pun mengalami peningkatan. ADRO memproduksi 56,21 juta ton batubara, atau naik 7,47% dari 52,3 juta ton di 2013. Untuk penjualannya, ADRO banyak menyasar pasar Indonesia dan India. (Kontan)
ADMF : Tahun lalu, Laba Adira Finance Susut 53%. Aktivitas pembiayaan melambat seiring dengan penurunan daya beli masyarakat sebagai dampak dari makro ekonomi, peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. Akibatnya, laba bersih perusahaan berkode saham ADMF ini tergerus hingga 53%, yakni dari Rp 1,7 triliun pada tahun 2013 lalu menjadi hanya sebesar Rp 792 miliar pada akhir tahun 2014. (Kontan) SILO : Pendapatan operasional SILO ditargetkan naik 49%. PT Siloam International Hospitals (SILO) menargetkan pertumbuhan pendapatan operasional bersih atau Net Operating Revenue (NOR) tahun 2015 sebesar Rp 3.682 miliar. Target ini melesat 49%
dibanding dengan pencapaian tahun 2014 sebesar Rp 2.472 miliar. Sementara EBITDA diperkirakan akan meningkat secara signifikan hingga mencapai 92% menjadi Rp 868 miliar dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp 452 miliar. (Kontan)
BEST : Pembangunan gudang logistik kerek pendapatan BEST. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) akan segera memiliki gudang logistik. Untuk menggarap proyek tersebut, BEST membentuk perusahan patungan bernama PT Daiwa Manunggal Logistik dengan kepemilikan BEST 51% dan 49% dimiliki Daiwa House. Pembangunan gudang logistik yang akan dilakukan BEST akan menunjang pendapatan berulang atau recurring income perseroan.(Kontan)
Technical analysis
Investor sentiment
Memasuki bulan Februari, investor menantikan kepada kinerja FY14 sementara berita ekonomi luar negeri akan juga turut mempengaruhi sentiment pasar.
Daily Chart
Pada perdagangan kemarin, saham dibuka langung naik dan membuat gap dan bergerak pada kisaran yang sempit sama seperti sebelumnya, dan volumepun mulai turun. Indicator MACD dan stochastic menunjukan peningkatan demikian pula dengan PSAR.
Intraday Chart
Saham bergerak dalam kisaran yang sempit pada perdagangan kemarin, indicator cenderung flat demikina pula dengan volume yang menyusut, kami perkirakan pada perdagangan hari ini indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.
Chart 1. Daily chart Chart 2. Intraday chart
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Recommendation Buy On Weakness
Resistance 5.298
Support 5.264
Close 5.289
Indicator
Stoch UP
MACD UP
PSAR UP
Volume DN
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Stocks on our focus list
PT Waskita Karya (persero) Tbk (WSKT)
Pada perdagangan kemarin saham wskt kembali mencatatkan rekor harga tertinggi baru yang juga disertai dengan volume, namun sayangnya kenaikan ini menciptakan gap. Bila melihat dari pergerakan hourly maka pada jam jam akhir perdagangan mulai terlihat aksi profit taking. Indicator stochastic baik hourly maupun harian telah memasuki area jenuh beli, dan indicator macd dan psar masih meningkat hal ini mengindikasikan masih adanya tenaga kenaikan namun diperkirakan akan terjadi profit taking yang menyebabkan penurunan. Strategi yang dipakai Jual ketika sedikit menguat dengan target beli kembali di 1670.
Recommendation Sell on Strength
Target price 1.730
Buying price 1.670
Close 1.715
Indikator
Stoch UP
MACD UP
PSAR UP
Volume UP
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Chart 3. WSKT
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Saham WIKA pada hari jumat diperdagangkan meningkat 2% yang juga disertai dengan peningkatan volume, namun sayangnya kenaikan ini membuat gap bawah, secara hourly pada satu jam terakhir terdapat aksi profit taking walaupun dengan volume yang menurun, kami perkirakan kenaikan masih berlanjut pada hari ini namun profit taking dapat membuat saham ini ditutup di area negative jadi strategi yang dilakukan Jual ketika sedikit menguat dengan target beli kembali di 1670.
Recommendation Sell on Strength
Target price 3.770
Buying Price 3.680
Close 3.745
Indikator
Stoch UP
MACD UP
PSAR UP
Volume UP
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Chart 4. WIKA
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN)
Saham APLN pada perdagangan jumat kemarin naik 5.18% dimana kenaikan ini juga didukung oleh volume, namun melihat dari hourly chart, pembelian meningkat pada 2 jam terakhir. Indicator menopang kenaikan ini, target kenaikan berikutnya di level 470.
Strategi yang dipakai adalah trading buy namun tetap jaga level stop loss di 437.
Recommendation Spec Buy
Target price 470
Stop loss 437
Buying Price 446
Close 446
Indikator
Stoch UP
MACD UP
PSAR UP
Volume UP
GC = Golden-cross AC = Accumulation DC = Dead-cross Dis = Distribution
UP = Up OB = Overbought
DN = Down OS = Oversold
NM = Normal
Chart 5. APLN
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 6. JCI Vs. IDR/USD Chart 7. JCI performance (absolute vs. relative)
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Note: Relative to MSCI EM Index
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 8. Foreigner’s net purchase (EM) Chart 9. Energy price
Note: The latest figure for India is January, 29th
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 10. Non-ferrous metal price Chart 11. Precious metal price
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research 11,300
11,500 11,700 11,900 12,100 12,300 12,500 12,700 12,900
4,600 4,700 4,800 4,900 5,000 5,100 5,200 5,300 5,400
11/3 11/17 12/1 12/15 12/29 1/12 1/26
(IDR)
(pt) JCI Composite Index (L)
USD/IDR (R)
0.5
-0.6
0.9
19.7
1.7 2.3
0.1
17.0
-4 0 4 8 12 16 20 24
1D 1W 1M 1Y
Absolute Relative (%, %p)
-96 -77
43
-23 6
297
-411 988
121
290 20
1,234
-600 -400 -200 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400
Korea Taiwan Indonesia ThailandPhilippines India
1 Day 5 Days
(USDmn)
1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2,500
40 50 60 70 80 90
11/14 11/14 12/14 12/14 12/14 1/15 1/15
(USD/b) Brent (L) CPO(R) (USD)
70 75 80 85 90 95 100 105 110 115
11/14 12/14 1/15
(D-3M=100) Copper Nickel Tin
75 80 85 90 95 100 105 110 115
11/14 12/14 1/15 2/15
Silver Gold Platinum
Table. Key valuation metrics
Company Name Ticker Price Market Cap Price Performance (%) P/E(X)* P/B(X)* ROE(%)*
(IDR) (IDRbn) 1D 1W 1M 1Y FY13 FY14 FY13 FY14 FY13 FY14
BANKING
Bank Central Asia Tbk PT BBCA 13,375 329,761 0.4 0.4 1.1 34.8 19.9 17.4 4.3 3.6 23.4 22.3
Bank Mandiri Persero Tbk PT BMRI 11,000 256,667 0.2 -3.3 1.6 26.4 13.1 11.4 2.5 2.2 20.7 20.4
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk PT BBRI 11,675 288,012 -0.2 -1.7 0.2 40.2 11.9 10.8 2.9 2.4 27.4 24.9 Bank Negara Indonesia Persero Tbk PT BBNI 6,250 116,554 1.6 2.5 2.5 43.3 10.6 10.2 1.9 1.8 20.2 19.2
Bank Danamon Indonesia Tbk PT BDMN 4,400 42,172 -2.2 -12.0 -3.3 1.4 16.7 11.7 1.2 1.2 13.5 10.4
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT BTPN 4,000 23,361 0.5 -0.1 0.3 -11.6 11.6 9.6 2.0 1.7 18.7 19.1 PROPERTY
Surya Semesta Internusa Tbk PT SSIA 1,100 5,176 1.9 -1.8 -3.1 64.2 15.4 11.3 2.1 1.7 15.9 18.2
Ciputra Property Tbk PT CTRP 820 5,043 0.0 -4.1 -4.1 21.5 12.0 9.6 N/A N/A 10.2 13.9
Pakuwon Jati Tbk PT PWON 499 24,032 -0.2 -1.2 -7.6 62.5 12.4 11.6 4.4 3.4 40.3 32.6
Alam Sutera Realty Tbk PT ASRI 595 11,691 0.0 -1.7 2.6 16.7 9.1 8.5 1.8 1.6 21.6 19.8
Bumi Serpong Damai PT BSDE 2,020 37,111 1.3 -1.9 8.3 40.3 12.3 14.6 2.7 2.4 25.4 17.0
CONSTRUCTION
Total Bangun Persada Tbk PT TOTL 1,110 3,785 0.0 0.0 0.9 64.4 23.8 19.6 4.7 4.1 21.5 20.5
Adhi Karya Persero Tbk PT ADHI 3,695 6,656 0.0 0.1 3.4 107.6 22.0 17.8 3.8 3.2 19.8 19.5
Wijaya Karya Persero Tbk PT WIKA 3,745 23,029 1.9 2.5 1.9 92.1 35.4 28.0 6.3 5.4 18.7 19.2
Pembangunan Perumahan Persero Tbk PT PTPP 3,915 18,958 3.0 3.0 9.1 190.0 36.4 27.3 8.0 6.1 23.6 24.9
Waskita Karya Persero Tbk PT WSKT 1,715 16,683 2.7 7.9 17.1 217.6 39.8 31.0 6.1 5.3 17.0 17.3
RETAIL & CONSUMER
Indofood Sukses Makmur Tbk PT INDF 7,550 66,292 2.4 -1.0 1.3 8.2 16.0 14.0 2.5 2.3 15.1 15.8
Kalbe Farma Tbk PT KLBF 1,865 87,422 1.1 -0.8 3.0 32.7 41.1 34.3 9.3 8.0 23.6 24.4
Mitra Adiperkasa Tbk PT MAPI 5,875 9,753 0.4 -3.7 16.9 7.8 53.7 30.6 3.8 3.4 6.8 11.7
Unilever Indonesia Tbk PT UNVR 35,825 273,345 1.3 -1.0 10.1 25.5 49.7 44.6 60.3 53.4 125.1 124.7
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT ICBP 14,500 84,549 -1.4 -2.0 10.3 31.8 31.7 27.4 5.9 5.3 19.4 20.0
Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT RALS 820 5,819 1.2 -5.2 3.1 -35.4 14.8 13.8 1.7 1.6 11.9 11.9
Mayora Indah Tbk PT MYOR 24,250 21,688 0.2 -2.1 13.8 -10.2 45.8 25.7 5.2 4.4 11.8 18.6
Ace Hardware Indonesia Tbk PT ACES 740 12,691 -0.7 -3.9 -5.1 -2.6 22.7 19.7 5.5 4.5 26.1 25.3
Gudang Garam Tbk PT GGRM 57,800 111,212 1.9 -1.1 -6.5 37.9 21.2 18.7 3.4 3.0 16.9 16.9
Nippon Indosari Corpindo Tbk PT ROTI 1,375 6,960 0.4 -1.1 0.0 30.3 35.9 28.0 7.3 6.1 21.9 23.1
AUTOMOTIVE
Astra International Tbk PT ASII 7,850 317,796 1.3 -2.8 6.1 22.2 16.0 14.5 3.4 3.0 21.4 20.5
Indomobil Sukses Internasional Tbk PT IMAS 3,975 10,992 0.0 1.9 -0.5 -18.8 41.1 19.1 1.9 1.8 1.8 6.8
Astra Otoparts Tbk PT AUTO 3,730 17,978 -0.5 -2.9 -7.9 10.7 16.6 13.8 2.0 1.8 12.2 13.5
TELECOMMUNICATION
Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk PT TLKM 2,830 285,264 -1.0 -2.1 -1.0 25.6 18.2 16.7 4.0 3.7 23.0 22.2
XL Axiata Tbk PT EXCL 4,800 40,966 -3.2 -2.4 -0.7 -1.0 110.7 34.5 2.7 2.6 3.1 7.2
Indosat Tbk PT ISAT 4,095 22,252 0.0 -2.7 -0.6 -3.4 20.2 29.5 1.4 1.4 -2.4 4.1
INFRASTRUCTURE
Jasa Marga Persero Tbk PT JSMR 7,200 48,960 0.7 0.0 1.4 39.1 31.3 27.3 4.8 4.3 15.5 16.4
Tower Bersama Infrastructure Tbk PT TBIG 9,500 45,567 -1.6 -2.1 -1.3 53.2 32.0 24.3 8.7 5.7 30.4 27.2 MINING
Aneka Tambang Persero Tbk PT ANTM 1,065 10,158 -0.5 0.5 1.9 3.4 N/A 34.7 0.8 0.8 0.1 2.6
Timah Persero Tbk PT TINS 1,175 8,751 -0.4 -1.3 -2.1 35.8 15.9 13.3 1.6 1.5 11.0 13.3
Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk PTBA 11,375 26,209 0.4 -2.2 -8.1 23.0 12.4 13.2 2.9 2.7 24.9 22.2 CEMENT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT INTP 23,000 84,668 0.5 0.0 -7.3 2.7 16.3 15.0 3.4 3.0 21.7 20.7
Holcim Indonesia Tbk PT SMCB 1,965 15,058 0.3 -1.0 -10.7 -5.3 16.6 14.9 1.6 1.5 10.4 10.7
Semen Indonesia Persero Tbk PT SMGR 14,575 86,452 1.2 0.7 -10.0 2.6 15.2 14.2 3.6 3.2 25.2 24.1
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
*Note: Valuation metrics based on Bloomberg consensus estimates
Sector performance Top 10 market cap performance
Name Index Chg (%) Ticker Price Market Cap (IDRbn) Chg (%)
Agricultural 2,245.8 1.1 IIKP IJ 3125 10,500 20.19
Mining 1,339.3 0.5 EMTK IJ 9500 53,580 17.28
Basic-Industry 520.6 0.5 TRIO IJ 1590 7,571 7.43
Miscellaneous Industry 1,362.6 1.1 ITMG IJ 16750 18,926 7.0
Consumer Goods 2,297.2 1.0 HERO IJ 2320 9,706 5.94
Property & Construction 561.6 1.0 MPPA IJ 3800 20,436 5.56
Infrastructure 1,114.4 -1.0 APLN IJ 446 9,143 5.19
Finance 735.4 0.2 JRPT IJ 1200 16,500 4.80
Trade 921.5 1.5 SUPR IJ 7300 8,304 4.29
Composite 5,289.4 0.5 BRMS IJ 280 7,160 3.70
Source: Bloomberg
Top 5 leading movers Top 5 lagging movers
Name Chg (%) Close Name Chg (%) Close
EMTK IJ 17.3 9,500 TLKM IJ -1.1 2,830
ASII IJ 1.3 7,850 EXCL IJ -3.2 4,800
UNVR IJ 1.3 35,825 TOWR IJ -3.0 3,910
GGRM IJ 1.9 57,800 ICBP IJ -1.4 14,500
BBNI IJ 1.6 6,250 UNTR IJ -1.7 17,900
Source: Bloomberg
Economic Calendar
Time Currency Detail Forecast Previous
3:00am EUR Spanish Unemployment Change -32.4K -64.4K
3:15am EUR Spanish Manufacturing PMI 54.2 53.8
3:45am EUR Italian Manufacturing PMI 49.3 48.4
4:00am EUR Final Manufacturing PMI 51.0 51.0
8:30am USD Core PCE Price Index m/m 0.0% 0.0%
8:30am USD Personal Spending m/m -0.1% 0.6%
8:30am USD Personal Income m/m 0.2% 0.4%
9:45am USD Final Manufacturing PMI 54.1 53.7
10:00am USD ISM Manufacturing PMI 54.9 55.5
10:00am USD Construction Spending m/m 0.9% -0.3%
10:00am USD ISM Manufacturing Prices 40.1 38.5
6:50pm JPY Monetary Base y/y 40.1% 38.2%
10:45pm JPY 10-y Bond Auction 0.30|3.4
Note: Time is based on Indonesian local time Source: Forex Factory
Disclaimers
This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Daewoo Securities Indonesia (DWS). It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of DWS and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of DWS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither DWS, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.
This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided