• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Isi. Kata Sambutan 4 Kata Pengantar 7. Daftar Referensi 65

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar Isi. Kata Sambutan 4 Kata Pengantar 7. Daftar Referensi 65"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Isi

Kata Sambutan 4 Kata Pengantar 7

Apa Itu Konseling? 9

Tujuan & Manfaat Konseling 12

Perbedaan Konsultasi dan Konseling 19 Bagaimana Menjadi Seorang

Konselor? 22

Teknik-Teknik Konseling 27 Etika Konseling 42

Jenis-Jenis Konseling 46 Konseling Di PPKS 59

Daftar Referensi 65

(3)

3

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Penanggung jawab : Dr. dr. M. Yani, M.Kes, PKK Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga

Ketua Tim Penyusun : Erisman, S.Si, M.Si

Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan Penyusun : Hartatik Sulistyoningsih,

S.Kom, M.Eng

Hemiliana Dwi Putri, S.Psi, M.Psi

Rany Widashanti, S.Sos, M.Si Ema Florenta Sinuhaji, S.Gz Erika Herry, S.Si

Luthfiah, S.K.M

Pembahas : Emma Indirawati, M.Psi., Psikolog

dr. Elsa Pongtuluran, M.Kes Sistha Atisomya, S.Psi, M.Psi Drs. Syarifudin

Cikik Sikmiyati, S.IP Asmy Elviana, S.Psi., M.Si Design/Layout : wawthesign dan Divia Ilustrasi & Cover : wawthesign dan Astari

Tim Penyusun

3

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(4)

Definisi dari ketahanan keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik material guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.

Di Era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan maraknya Internet of Things (IoT) memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat pada umumnya dan bagi kehidupan keluarga pada khususnya. Hal ini dikarenakan dengan adanya internet itu semakin memudahkan akses untuk mendapatkan berbagai macam

informasi melalui perangkat handphone yang dimiliki oleh masing – masing orang. Informasi tersebut tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan berkeluarga. Pengaruh tersebut dapat berdampak positif maupun negatif, terutama pengaruh

dari budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya timur yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan setiap keluarga di Indonesia harus memiliki ketahanan keluarga yang kuat.

Kata Sambutan

(5)

5

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Pasal 47 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan Kebijakan Pembangunan Keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Untuk mewujudkan Pembinaan Ketahanan

dan Kesejahteraan Keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan (DITHANLAN) berkewajiban untuk memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga melalui konsultasi dan konseling.

Pelayanan konsultasi dan konseling keluarga dilaksanakan melalui wadah berbasis institusi, yaitu Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS). PPKS ini memberikan pelayanan secara menyeluruh untuk menciptakan Ketahanan Keluarga melalui delapan pelayanan utama, yaitu: (1) Pelayanan Data dan Informasi Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK); (2) Konsultasi Dan Konseling Keluarga Balita Dan Anak; (3) Konsultasi Dan Konseling Keluarga Remaja Dan Remaja; (4) Konsultasi Dan Konseling Pranikah; (5) Konsultasi Dan Konseling Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi; (6) Konsultasi Dan Konseling Keluarga Harmonis; (7) Konsultasi Dan Konseling Keluarga Lansia Dan Lansia; serta (8) Konsultasi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.

5

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(6)

Dengan adanya Buku “Panduan Konseling Bagi Konselor PPKS” ini diharapkan dapat menunjang kelancaran

pelaksanaan pelayanan di PPKS, memberikan persamaan persepsi tentang teknik konsultasi dan konseling, serta menjadi acuan bagi tenaga konselor di PPKS dalam

memberikan konsultasi dan konseling kepada klien di PPKS.

Kami menyambut baik diterbitkannya buku Panduan

Konseling Bagi Konselor PPKS untuk mendukung pelaksanaan PPKS. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang peduli pada pelaksanaan dan pengembangan PPKS.

Jakarta, Desember 2020

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,

Dr. dr. M. Yani, M.Kes, PKK

(7)

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia – NYA, Buku

“Panduan Konseling Bagi Konselor PPKS” ini dapat tersusun dengan baik. Panduan ini disusun sebagai acuan bagi konselor dalam pelaksanaan konseling di PPKS.

Dengan adanya panduan ini, diharapkan dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pelayanan di PPKS dan memberikan persamaan persepsi kepada tenaga konselor di PPKS tentang bagaimana cara memberikan pelayanan konseling kepada klien yang datang ke PPKS. Adapun sasaran penggunaan panduan ini antara lain: (1) Tenaga Pelaksana PPKS khususnya yang memberikan pelayanan konseling di PPKS; dan (2) Penyuluh KB atau PLKB yang menangani PPKS di Balai Penyuluhan.

Dalam penyusunan panduan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa panduan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya panduan yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

7

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(8)

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan mitra kerja yang telah berkontribusi dalam penyusunan, serta pemberian masukan yang berharga bagi buku ini, sehingga buku ini dapat diselesaikan dan nantinya dapat disebarluaskan guna memberikan manfaat bagi keluarga, masyarakat dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya, serta bagi tenaga pengelola dan pelaksana PPKS di Seluruh Indonesia pada khususnya.

Jakarta, Desember 2020

Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan,

Erisman, S.Si, M.Si

(9)

APA ITU

KONSELING

(10)

Sering sekali kita mendengar istilah konseling, tetapi apa sih artinya konseling itu...

Yuk kita bahas apa itu konseling….

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium“

artinya “dengan” atau “bersama”

yang dirangkai dengan “menerima”

atau “memahami”. Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan”

yang berarti “menyerahkan” atau

“menyampaikan”.

Menurut Mc. Daniel, Konseling adalah suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kapadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.

Jadi konseling disini merupakan suatu interaksi antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu (klien) untuk memecahkan masalahnya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.

(11)

11

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Konseling merupakan istilah umum untuk menggambarkan sebuah proses konsultasi.

Konseling ini istilah yang banyak digunakan di berbagai bidang dalam melakukan konsultasi.

Kegiatan konseling ini lebih memberikan dukungan bagi klien untuk permasalahan atau keluhan yang sedang dialami saat ini untuk dicari jalan keluarnya. Dukungan yang diberikan bersifat objektif dan memberikan pandangan-pandangan baru bagi klien sehingga bisa berpikir lebih luas lagi dan memungkinkan juga perubahan perilaku setelah menerima konseling.

Konseling dapat dilakukan oleh dua

orang atau lebih dengan pikiran

terbuka dan kemauan untuk

berubah.

11

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(12)

TUJUAN DAN

MANFAAT

KONSELING

(13)

13

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan yang akan di capai. Tujuan ini dapat dilihat dari harapan-harapan dan kebutuhan klien yang melatarbelakangi klien datang untuk mendapatkan layanan konseling. Sebagian klien menginginkan setelah mendapatkan layanan dari konseling akan terjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini mengganggunya atau klien sudah menemukan cara memecahkan masalah yang dihadapi.

Secara umum tujuan konseling untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan individu serta membantunya agar dapat

berperan aktif di lingkungan sosialnya.

13

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(14)

Perubahan perilaku

Untuk mengubah tingkah laku klien yang salah, dan menyesuaikan menjadi perilaku yang sesuai.

Meningkatkan keterampilan klien untuk menghadapi masalah

Melalui konseling diharapkan agar klien ke depannya lebih

mampu untuk menghadapi masalah dan bisa melakukan antisipasi (mencegah) timbulnya masalah yang sama di kemudian hari, masalah yang dihadapi bertambah berat dan atau masalah yang dihadapi berakibat pada gangguan yang menetap.

Meningkatkan kemampuan klien dalam pengambilan keputusan

Dalam proses konseling juga harus belajar untuk mengambil keputusan.

Setiap keputusan yang diambil pasti memiliki konsekuensi positif dan negatif atau yang menguntungkan dan merugikan, yang menunjang maupun yang menghambat, oleh karena itu konselor harus bisa mendorong klien mengambil

keputusan dengn resiko yang sudah

Meningkatkan hubungan antara perorangan.

Melalui konseling juga bisa

menambahkan hubungan pertemanan, persahabatan dan lain-lain.

Secara spesifik tujuan konseling antara lain:

(15)

15

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Selain tujuan terdapat juga manfaat dari melakukan konseling, yaitu:

Memandu (Guiding)

Memandu dilakukan tanpa paksaan yang berarti mengabaikan perasaan dan pikiran klien atau terlalu mengendalikan klien

Konselor lebih pada memberikan gambaran refleksi diri klien terkait permasalahan dan memandu

menyelesaikan masalah dalam diri seseorang atau terdapat potensial ada dalam diri seseorang

Menyembuhkan (Healing)

Konseling juga merupakan proses

menyembuhkan dengan melibatkan keyakinan spiritual, pe nemuan atau eksperimen ilmiah yang mampu mempengaruhi psikologi manusia sebagai terapi. Misalnya proses meditasi, hipnotis dan lain-lain.

15

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(16)

Memfasilitasi (Facilitating)

Memodifikasi (Modifying)

Konselor berperan sebagai fasilitator, dengan

menggunakan pendekatan yang berpusat pada klien Memfasilitasi berarti mempercayai individu untuk

mampu mengarahkan dirinya sendiri

Memfasilitasi bisa juga dilakukan dengan memberikan dukungan, semangat dan mendorong klien untuk melakukan sesuatu hal positif untuk dirinya sendiri.

Konsultan memfasilitasi klien untuk mengeksplore dirinya sendiri dan tidak memberikan pengarahan secara langsung.

Memodifikasi diartikan juga melakukan perubahan terhadap perilaku suatu individu Perilaku yang tidak sesuai akan dirubah

menjadi lebih baik dengan pendekatan yang mengutamakan pemahaman dan untuk tujuan penyelesaian masalah.

Modifikasi perilaku harus diawali dengan kebersediaan, keterbukaan dan pemahaman yang cukup tentang apa yang harus dirubah, kenapa, dan bagaimana perubahan yang akan dicapai.

(17)

17

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Merekonstruksi (Reconstruction)

Rekonstruksi ini menggunakan kognitif seseorang untuk diarahkan kepada interpretasi baru

terhadap makna persepsi, motivasi dan belajar.

Rekonstruksi kognitif dengan psikologi

kepribadian mengkonseptualisasikan kepribadian, menekankan peran mediasi pusat terhadap pengalaman manusia.

Pengembangan (Developing)

Konseling juga memperhatikan perkembangan manusia. Perkembangan manusia berkembang dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal serta perubahan struktur lainnya

Setiap individu akan tumbuh efektif melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.

Mengkomunikasikan (Communicating)

Komunikasi digunakan untuk mengklarifikasi, memahami klien terhadap masalahnya

Komunikasi yang baik menjadi dasar dari setiap interaksi yang baik untuk tujuan bersama.

17

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(18)

Mempengaruhi (Influencing)

Mengorganisasi (Organizing)

Proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain tentang sikap, perilaku maupun perasaan.

Konselor akan menawarkan cara

mengontrol perilaku yang jelek di masa lalu untuk dirubah atau dikontrol menjadi lebih efektif. Konselor tidak membatasi klien terhadap perilaku yang tidak muncul sebelumnya

Proses konseling ini akan mempengaruhi perilaku sese orang nantinya untuk kembali menjadi pengaruh sosial

Membantu klien dalam mengambil keputusan, membuat tindakan,

bertanggungjawab terhadap keputusannya, sehingga mampu merubah apa yang

seharusnya dirubah.

Relasi dengan lingkungan eksternal merupakan sesuatu yang bisa dirubah dengan mengorganisir perubahan

perubahan seperti apa yang diinginkan dan juga caranya.

(19)

19

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

PERBEDAAN

KONSULTASI DAN

KONSELING

(20)

Kadangkala kita masih sulit untuk

membedakan antara istilah konsultasi dan konseling. Untuk itu perlu kita bahas apa yang menjadi perbedaan antara konsultasi dan konseling.

Konsultasi

Konsultasi adalah proses yang biasanya didasarkan pada karakteristik hubungan yang sama ditandai dengan saling mempercayai dan komunikasi terbuka, bekerjasama dalam mengidentifikasi

masalah, menyatukan sumber-sumber pribadi untuk mengenal dan memilih strategi yg mempunyai kemungkinan dapat memecahkan masalah yang telah diidentifikasi dan pembagian tanggungjawab dalam pelaksanaan dan evaluasi program atau strategi yang telah direncanakan (Zins; 1993) Konsultasi merupakan proses pemberian bantuan dalam upaya mengatasi masalah klien secara tidak langsung (Marsudi; 2003)

Konsultasi adalah proses memberikan bantuan kepada seseorang oleh orang yang ahli dan memenuhi standar kualifikasi pada area

tertentu untuk mengetahui tentang diri mereka, mengembangkan potensi, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, penyetelan diri dan lain-lain

(21)

21

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Konseling

Menurut American Personnel and Guidance

Assosiation (APGA) mendefiniskan konseling sebagai suatu hubungan antara seseorang yang terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Nugent; 1981)

Konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku yang memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya (Edwin C.

Lewis; 1970)

Konseling adalah interaksi tatap muka antara konselor dan klien untuk mengetahui tentang diri mereka, mengembangkan potensi, menyelesaikan masalah, membuat keputusan, penyetelan diri dan lain-lain

Jadi dapat disimpulkan bahwa

konseling merupakan bentuk bantuan untuk pengembangan semua potensi dirinya, sedangkan konsultasi

merupakan bentuk bantuan dari orang yang ahli kepada orang yang membutuhkan bantuan pada satu area.

21

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(22)

BAGAIMANA MENJADI

SEORANG KONSELOR

(23)

23

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Konselor merupakan tenaga yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling, dimana konselor membantu kliennya untuk melakukan konseling terutama dalam masalah berat. Apabila ternyata masalah yang dihadapi klien membutuhkan tenaga ahli maka konselor akan memberikan rujukan klien ke tenaga profesional lainnya.

Adapun kriteria konselor antara lain:

Memiliki penguasaan pengetahuan

Memiliki Kemampuan Mengelola Emosi

Seorang konselor harus memiliki pengetahuan yang luas dan mempunyai pengetahuan tentang konseling, etika konselor, sehingga konselor dapat memberikan masukan dan rekomendasi yang tepat bagi klien.

Konselor harus memiliki kemampuan pengelolaan emosi diri yang baik. Konselor juga harus bisa menangkap dan memahami emosi klien sehingga dapat melakukan pendekatan yang tepat.

23

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(24)

Memiliki Konsep Diri yang Positif

Memiliki kemauan dan kemampuan mendengarkan aktif

Dapat dipercaya

Konselor harus mengetahui konsep dirinya sendiri sebelum melakukan konseling. Pemahaman ini akan membantu konselor merasakan apa yang dialami klien dan hal ini sangat berguna dalam melakukan konseling.

Konselor harus dapat dipercaya oleh semua pihak yang memerlukan dirinya. Kepercayaan ini dapat dibangun jika ada kejujuran, objektif, terbuka, tulus, dan dapat menjaga rahasia klien.

Konselor harus memiliki kemauan untuk membantu klien serta kemampuan untuk mendengarkan tanpa memberikan penilaian pribadi.

Memiliki kemampuan

observasi dan wawancara

(25)

25

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Kepribadian konselor merupakan salah satu faktor penentu keberhasilannya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan klien, di antaranya:

1. 2.

8 3.

5.

4.

6.

7.

Memiliki pengetahuan yang luas dan berakhlak baik,

Berpenampilah rapi dan bersih

Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam bekerja, Mampu memberikan

perhatian dan menjadi pendengar

yang baik pada klien, Memiliki rasa humor, riang, gembira, sehingga konselor

menyenangkan bagi klien, Mengerti orang lain

serta memahaminya

Memiliki rasa toleransi yang baik,

Mampu bergaul dengan baik dan tidak membeda- bedakan orang,

9.

Mampu menata dan mengelola emosi sendiri.

25

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(26)

Menurut Jack Gordon ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang konselor adalah:

Kompetensi pengetahuan

Nilai

Sikap

Minat

Kemampuan Pemahaman

1.

2.

4.

5.

6.

3.

Keinginan dan kemampuan untuk belajar sekaligus berfikir cepat dan kreatif

Standar perilaku:

Suka menolong, dan lain-lain

Keterampilan

menampilkan dirinya

Passion/ ketertarikan pada profesi konselor

Kemampuan mendengarkan, observasi Memahami kondisi/

keadaan klien

(27)

TEKNIK-TEKNIK

KONSELING

(28)

Teknik konseling adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang konselor, karena teknik yang baik menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan konseling.

Konselor yang efektif harus mampu merespon klien dengan teknik yang benar sesuai dengan kondisi klien saat itu. Ketepatan respon yang diberikan oleh

konselor diharapkan mampu mendorong, merangsang dan menyentuh klien sehingga klien dapat terbuka menyatakan dengan bebas perasaan, pikiran dan

pengalamannya.

Respon konselor terhadap klien bisa terlihat dari perilaku verbal maupun non verbal. Adapun teknik konseling yang umum atau biasa digunakan dalam tahapan–tahapan konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang harus

dikuasai oleh konselor, antara lain :

(29)

29

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

RAPPORT

(Membangun Hubungan Baik)

Teknik yang digunakan oleh konselor untuk memahami dan mengenal tujuan bersama.

Contohnya :

Pemberian salam

Membangun suasana yang bersahabat Menetapkan topik pembicaraan

yang sesuai

Attending adalah keterampilan atau teknik yang digunakan oleh konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa diterima dan dihargai yang nantinya akan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan dan mengungkapkan apa saja yang ada di pikiran, perasaan maupun tingkah lakunya. Attending ini bisa dilakukan melalui bahasa tubuh, gerakan maupun bahasa lisan.

ATTENDING

29

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(30)

Contoh attending antara lain :

Menganggukan kepala jika setuju

Agak condong ke arah klien, jarak duduk antara klien cukup dekat baik secara berhadapan maupun berdampingan

Menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan

Tersenyum, tenang, ceria

Kepala

Posisi Tubuh

Tangan

Kontak Mata

Mendengarkan

Ekspresi Wajah

Kontak mata yang baik langsung melihat kepada klien pada saat klien berbicara, begitu juga sebaliknya.

Kontak mata harus dipertahankan dan harus bisa mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon klien

1.

3.

4.

5.

6.

2.

Aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien sampai selesai, perhatian terarah pada lawan bicara

(31)

31

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS 31

EMPATI

ACCEPTANCE

Empati adalah kemampuan konselor untuk

merasakan apa yang dirasakan oleh klien. Merasa dan berpikir berasama klien. Empati adalah ketika konselor memahami perasaan, fikiran, keinginan dan pengalaman klien dengan tujuan agar klien terlibat pembicaraan dan lebih terbuka

Contohnya :

“Saya dapat merasakan bagaimana perasaan anda...”,

“Saya mengerti keinginan anda...”

(penerimaan)

Merupakan teknik yang menunjukkan bahwa konselor menerima kondisi klien apa adanya. Hal ini dilakukan pada saat klien akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan pada saat klien kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan atau pada saat konselor ragu atas pembicaraan klien

Contohnya antara lain :

Memberikan penekanan pada saat klien

menyampaikan informasi, seperti: teruskan...., oh ya lalu/kemudian...

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(32)

RESTATEMENT

(pengulangan)

Teknik yang digunakan untuk mengulang pernyataan klien yang dianggap penting, baik sebagian maupun seluruhnya.

Contohnya:

Klien: Bu.... saya bingung, saya sudah punya pacar, tetapi orang tua saya tidak merestui hubungan saya dengan pacar. Sekarang orang tua saya mau menjodohkan saya dengan salah satu orang kaya di desa saya...

Konselor: Orang tua anda tidak merestui hubungan anda...

REFLECTION OF FEELING

(pemantulan perasaan)

Teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.

Contohnya:

Klien: Sahabat saya meninggal kemarin, saya sangat kehilangan. Andai saja saat itu saya tidak terlalu menyalahkan dia, padahal dia sangat baik selama ini Konselor: Dari apa yang anda sampaikan, saya menduga saat ini anda sedang merasa sangat sedih ...

(33)

33

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Ada 3 macam jenis refleksi, yaitu :

Ditunjukkan oleh konselor melalui pernyataan

persetujuan terhadap apa yang diungkapkan klien

Refleksi perasaan positif Refleksi perasaan negatif

Refleksi perasaan ambivalen (masa bodoh)

Ditunjukkan oleh konselor melalui pernyataan

penolakan terhadap apa yang diungkapkan klien

Membiarkan saja (tidak menyetujui dan tidak menolak) apa yang dinyatakan oleh klien

KLARIFIKASI

Teknik yang digunakan oleh konselor untuk mengungkapkan kembali kata-kata klien dengan menggunakan kata-kata baru. Hal ini dilakukan untuk mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar atau agak meragukan.

Tujuannya adalah :

Mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata yang tegas dan dengan alasan yang logis

Agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaannya.

Contohnya: pada dasarnya..., Intinya....

33

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

1.

3.

2.

(34)

PARAFRASING

Teknik yang digunakan konselor untuk menyatakan kembali intisari dari ucapan klien yang bertujuan untuk menangkap pesan utama dari apa yang disampaikan klien, karena sering kali klien mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalamannya dengan berbelit-belit.

Untuk dapat melakukan paraphrasing yang baik, konselor harus menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien.

Contohnya:

Klien: Anak saya sangat pintar disekolah, selalu jadi juara pertama, dia juga sangat cantik, mudah bergaul, banyak disenangi oleh teman-temanya, pintar main musik...

Konselor: Tampaknya anak ibu punya banyak kelebihan ....

KONFRONTASI

Teknik untuk menunjukkan ada kesenjangan dalam diri klien dan konselor mengumpan balikkan pada klien. Teknik ini untuk menantang klien melihat adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan.

Tujuan teknik ini adalah:

Mendorong klien untuk intropeksi diri secara jujur Meningkatkan potensi klien

Membawa klien kepada kesadaran adanya ketidak konsistenan

Contohnya :

Klien : Saya baik-baik saja (suara rendah, wajah murung dan posisi tubuh gelisah)

Konselor: Anda mengatakan baik-baik saja, tapi kelihatannya

(35)

35

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Teknik untuk menggali informasi dari klien, karena kadang konselor mengalami kesulitan untuk membuka suatu percakapan karena sulit untuk menduga apa yang ada di pikiran klien.

BERTANyA

Ada dua macam teknik bertanya, yaitu :

35 Yaitu pertanyaan dimana

klien bebas menjawab.

Pertanyaan terbuka untuk memancing klien agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa, atau apa sebabnya karena kan menyulitkan klien.

Sebaiknya menggunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah dll.

Contoh : “Apakah anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan?”

Bertanya terbuka Bertanya tertutup

Bertanya tertutup, yaitu pertanyaan yang menggambarkan alternatif jawabannya seperti ya atau tidak (jawabannya sudah pasti)

Tujuan pertanyaan tertutup antara lain:

Mengumpulkan informasi Menjernihkan atau

memperjelas sesuatu Menghentikan

pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang jauh

35

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(36)

(Menggali)

Teknik yang digunakan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman dan pikiran klien.

Ada 3 macam ekplorasi yaitu :

INTERPRETRASI

Teknik menggali arti dan makna yang terdapat

dibelakang kata-kata klien atau dibelakang perbuatan/

tindakan yang telah diceritakan oleh klien.

Tujuan teknik ini untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman.

ExPLORASI

Eksplorasi perasaan, yaitu keterampilan konselor untuk menggali perasaan klien yang tersimpan

Contoh : ”Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan….”

Eksplorasi pikiran, yaitu keterampilan konselor untuk menggali ide, pikiran dan pendapat klien

Contoh : ”Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”.

Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan klien untuk menggali pengalaman-pengalaman klien yang telah dilaluinya Contoh :” Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan Anda”

(37)

37

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

MENyIMPULKAN SEMENTARA

Teknik yang bisa membantu klien maju secara bertahap dan arah pembicaraan semakin jelas.

Tujuan teknik ini adalah :

Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan bersama klien Menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara

bertahap

Meningkatkan kualitas diskusi

Mempertajam atau memperjelas fokus atau arah konseling

MENyIMPULKAN

Teknik yang dilakukan di akhir pertemuan, diaman konselor membantu klien untuk membuat suatu kesimpulan mengenai :

bagaimana perasaan klien saat ini, terutama menyangkut kecemasannya akibat masalah yang dihadapi

memantapkan rencana klien

pokok-pokok yang akan dibicarakan pada sessi berikutnya

TERMINATION

(Pengakhiran)

Teknik yang dilakukan oleh konselor untuk mengakhiri proses konseling

Contohnya: waktu kita sudah hampir habis..., apa kah sudah bisa kita buat kesimpulan akhir....

37

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(38)

Dalam melaksanakan konseling ada tahapan- tahapan yang harus dilalui agar konseling dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Adapun tahapan konseling terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :

1.

Pada tahap awal konseling ini dimulai dari pertemuan antara konselor dan klien hingga proses berjalan dan menemukan permasalahan klien. Proses konseling yang dilaksanakan pada tahpa awal ini antara lain:

Tahap awal konseling

Konselor harus bisa membangun hubungan kerja yang berfungsi, bermakna dan berguna. Konselor harus

menunjukkan kemampuannya untuk dapat dipercaya oleh klien, tidak pura-pura, asli, mengerti dan menghargai klien agar klien terus menerus mengikuti kegiatan konseling.

Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah

Memperjelas dan mendefinisikan masalah

Pada tahap ini konselor akan membantu menjelaskan permasalahan yang dialami oleh klien dan membantu mengembangkan potensi klien untuk mengatasi permasalahannya.

(39)

39

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Membuat perjanjian alternatif bantuan untuk mengatasi masalah

Konselor melakukan penjajakan kemungkinan rancangan bantuan yang dapat dilakukan yaitu dengan membangkitkan semua potensi yang dimiliki klien dan lingkungan yang tepat untuk mengatasinya.

Setelah mengetahui permasalahan klien proses dilanjutkan pada tahapan “action” yang lebih difokuskan kepada penjelajahan masalah yang dialami klien, bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali yang telah dijelajah tentang masalah klien.

Tujuan pada tahapan ini adalah :

Menegosiasikan kontrak

Pada tahap ini membuat kontrak artinya mengatur proses konseling termasuk kegiatan konselor dan klien karena kegiatan ini saling menunjang dan bukan pekerjaan konselor saja.

2.

Tahap pertengahan

Konselor mengusahakan agar klien mempunyai pemahaman dan alternatif pemecahan baru terhadap masalah yang dialaminya. Konselor mengadakan penilaian kembali dengan melibatkan klien dan lingkungannya untuk bersama-sama menilai masalah yang dialami klien

Menjelajah dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam mengatasi masalah.

39

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(40)

Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara

Agar proses konseling berjalan sesuai kontrak

Menjaga kondisi klien merasa senang terlibat dalam proses konseling dan merasa butuh untuk mengembangkan potensi dirinya dalam mengatasi masalah yang dialaminya

Pada tahap ini sudah mencapai tahap akhir atau dengan istilah termination. Adapun ciri-ciri pada tahap ini adalah:

Negosiasi kontrak dilakukan untuk memperlancar proses konseling, untuk itu perlu diingat dan dijaga baik oleh konselor maupun klien

3.

Tahap akhir konseling

Terjadinya perubahan sikap yang positif terhadap masalah

yang dialaminya, dapat mengoreksi dirinya dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar seperti orang tua, teman dan keadaan

yang tidak menguntungkan.

Menurunnya kecemasan klien

Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang

akan datang dengan program yang jelas

Adanya perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat

dan dinamik

(41)

41

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Adapun tujuan pada tahap ini adalah :

Terjadinya transfer of learning pada

diri klien

Mengakhiri hubungan konseling

Melaksanakan perubahan perilaku

klien agar mampu mengatasi masalahnya

41

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(42)

ETIKA

KONSELING

(43)

43

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Etika konseling

mengandung hal-hal yang harus dilakukan oleh konselor dan hak-hak klien yang harus dilindungi oleh konselor.

Etika ini mengatur tentang bagaimana seorang

konselor harus berperilaku dan melindungi hak-hak dari klien. Konselor harus berpikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi, profesional dan mengikuti prosedur yang legal.

Disimpulkan bahwa etika merupakan standar tingkah laku seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan atas

nilai-nilai yang disepakati. Hubungan konseling

merupakan hubungan yang profesional, tetapi kita tidak boleh menghilangkan relasi sebagai teman, artinya sebagai konselor hubungan konselor dan klien tidak boleh terlalu personal yang menyebabkan terjadi hubungan yang saling memanfaatkan. Konselor harus bisa menyikapi hubungan dengan klien yang terlalu pribadi, karena kedekatan yang berlebihan dengan klien menyebabkan klien sangat bergantung pada konselor.

Konselor harus mengetahui tanda-tanda klien mulai tergantung kepada kita, jika itu terjadi maka proses konseling tidak bisa objektif lagi, dimana konsleor akan kesulitan melihat masalah klien dan merefleksikan perasaannya.

43

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(44)

Ada empat etika utama dalam konseling, yaitu :

Tanggungjawab Profesi Konselor

Dalam pelaksanan konseling seorang konselor harus memiliki tanggung jawab sebagai seorang profesional, yaitu bertanggung jawab terhadap klien dan juga terhadap dirinya sendiri.

1.

Menjaga Rahasia

2.

Seorang konselor harus bisa menjaga rahasia klien. Artinya konselor tidak boleh membuka proses dan hasil dari konseling kepada orang lain

Disini, klien berhak mendapatkan informasi tentang konseling yang akan mereka jalani. Adapun informasi apa saja yang harus disampaikan kepada klien antara lain:

Memperkenalkan diri sebagai seorang konselor yang akan membantu klien dan jika diperlukan tindak lanjut akan merekomendasikan pada tenaga profesional lainnya.

Konselor harus memberikan informasi kepada klien bahwa konseling bukan satu-satunya jalan untuk memecahkan masalah, tetapi ada banyak faktor lain yang berperan antara lain motivasi yang kuat dari klien, dukungan keluarga, hubungan spiritual, dan

Penyampaian Informasi yang Relevan

3.

(45)

45

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Pengaruh Konselor

4.

Konselor memiliki pengaruh yang besar dalam relasi konseling, sehingga ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi proses konseling dan akan mengurangi efektifitas konseling, yaitu:

Kebutuhan–kebutuhan pribadi konselor perlu dikenali dan diwaspadai supaya tidak mengganggu efektifitas konseling

Pengalaman konselor dengan figur otoritas (seseorang yang secara dominan memengaruhi sikap dan perilaku) juga harus diwaspadai karena akan mengganggu efektifitas konseling apabila kliennya merupakan figur otoritas juga

Permasalahan seksualitas yang belum terselesaikan juga akan memengaruhi proses konseling dann akan menimbulkan bias dalam konseling

Nilai-nilai moral atau religius yang dimiliki oleh konselor juga bisa memengaruhi persepsi konselor terhadap klien yang bertentangan nilai-nilai yang ia pegang.

45

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(46)

JENIS-JENIS

KONSELING

(47)

47

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Dalam prakteknya konseling bisa dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan individu, baik dari aspek kepribadian, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya. Banyak sekali jenis-jenis konseling yang umum atau sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

Merupakan konseling yang membantu anak didik yang menghadapi masalah dan mengganggu tercapainya tujuan- tujuan pendidikan. Masalah yang dihadapi juga sangat beragam yaitu masalah pribadi, sosial, ekonomi, moral, belajar, vokasional, dll.

Masalah-masalah tersebut berpotensi menghambat kelancaran proses belajar meskipun masalah yang dihadapi tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan akademik.

Konseling Pendidikan

Konseling Pekerjaan

Konseling ini merupakan usaha untuk menempatkan tenaga kerja dan membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah klien yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya penyesuaian dengan pekerjaan baru, hubungan dengan rekan kerja, maupun atasan atau bawahan.

47

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(48)

Konseling yang berhubungan dengan masalah-masalah keluarga yang meliputi hubungan antar anggota keluarga, perasaan, tanggung jawab masing-masing anggota dan permasalahan lainnya. Dalam konseling keluarga ini didasarkan bahwa semua anggota keluarga terlibat di dalam permasalahan

yang dihadapi, sehingga dibutuhkan kerjasama dalam mendapatkan pemecahan masalahnya. Selain itu juga konseling ini mencakup tentang penyesuaian sebagai suami istri terutama yang berhubungan dengan tugas dan tanggung

jawab sebagai suami dan istri. Disini juga termasuk masalah perceraian dan ketidakcocokan bahkan sampai masalah

kekerasan dalam keluarga.

Konseling Perkawinan mencakup penyelesaian masalah-masalah

psikologis yang dihadapi kedua belah pasangan, sehingga dalam

menjalankan fungsi-fungsi keluarga mereka lebih dapat diterima kedua belah pihak dan dapat membangun keluarga secara lebih baik.

Perlu ditekankan tujuan dari konseling perkawinan dan keluarga ini bukanlah untuk mempertahankan perkawinan, tetapi untuk membantu pasangan atau anggota keluarga belajar

(49)

49

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Konseling Agama

Konseling yang digunakan untuk membantu klien yang mengalami maslaah-masalah yang berhubungan dengan agama, misalnya keragu-raguan akan nilai- nilai agama, kebimbangan dalam mengikti aliran-aliran keagamaan, konflik keyakinan keagamaan dll.

Konseling Rehabilitasi

Konseling yang dilakukan terhadap orang-orang yang sedang dalam proses rehabilitasi. Rehabilitasi berarti proses mempercepat sosialisasi atau

berfungsi secara wajar dari keadaan sebelumnya.

Konseling ini bertujuan untuk menghindari perasaan – perasaan yang tidak diinginkan, antara lain

perasaan tertekan, malu, cemas, takut tidak bisa diterima oleh lingkungan sosialnya.

Contoh konseling rehabilitasi antara lain, rehabilitasi pengguna narkoba, rehabilitasi narapidana yang keluar penjara, rehabilitasi dari perawatan medis jangka waktu yang lama, dan lain sebagainya.

49

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(50)

Konseling berupa proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada klien yang sedang mengalami masalah yang pada akhirnya mampu mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Konseling Individual

Konseling individual biasanya dilakukan secara tatap muka langsung antara konselor dan klien, yang terjalin dalam hubungan profesional. Tujuan utama konseling ini adalah membantu mengatasi masalah yang dihadapi klien yang mencakup berbagai bidang. Pada konseling ini hubungan konselor dan klien dibangun atas dasar saling percaya diantara kedua belah pihak dengan mengedepankan asas kerahasiaan atas segala data tentang klien yang terungkap dalam proses konseling.

Klien mengalami krisis masalah yang kompleks

Masalah yang dibicarakan memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dan harus dilindungi

Berhubungan dengan hasil tes kepribadian klien Klien merasa takut atau tidak nyaman untuk

membicarakan masalahnya di dalam kelompok Klien merasa ditolak dilingkungan kelompoknya Topik yang dibicarakan berkaitan dengan

penyimpangan perilaku seksual

Klien membutuhkan perhatian dan pengakuan Konseling individu cocok digunakan ketika :

(51)

51

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu memberi umpan balik dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok.

Prinsip konseling kelompok adalah :

51 Konseling kelompok

merupakan hubungan antara satu atau beberapa konselor dengan beberapa klien

Konseling kelompok bertujuan untuk memberikan dorongan

dan pemahaman kepada klien untuk memecahkan masalah

yang dihadapi klien Dalam konseling

kelompok terdapat faktor-faktor yang

merupakan aspek terapi bagi klien

Konseling kelompok berfokus pada pemikiran dan tingkah

laku yang disadari

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(52)

Ada beberapa pendekatan kelompok yaitu :

Psikoterapi Kelompok

1.

Pemberian bantuan oleh psikoterapis terhadap klien untuk mengatasi disfungsi kepribadian dan interpersonalnya dengan menggunakan interaksi emosional dalam kelompok kecil. Disini lebih memfokuskan kepada ketidaksadaran, menangani klien yang mengalami ganguan neurotik atau masalah emosional berat lain dan biasanya dilakukan untuk jangka waktu panjang.

Konseling Kelompok

2.

Konseling yang dilakukan untuk membantu klien mengatasi masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Biasanya konseling kelompok lebih ditekankan pada proses remedial dan pencapaian fungsi-fungsi secara optimal, dan mengatasi klien dalam keadaan normal, yaitu sedang tidak mengalami gangguan fungsi-fungsi kepribadian dan dilaksanakan untuk jangka pendek dan menengah.

Kelompok Latihan dan Pengembangan

3.

Diskusi Kelompok

Terfokus

4.

Biasanya digunakan untuk melatih sekelompok orang yang berkeinginan untuk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan tertentu, misalnya peningkatan keterampilan sosialnya, cara kehidupan kesendirian, menghadapi pensiun dan hari tua, orang tua tanpa partner, dan sebagainya.

Tujuannya secara umum bersifat antisipatif dan pencegahan terhadap kemungkinan

Kegiatan diskusi, tukar pikiran beberapa orang mengenai topik-topik khusus yang telah disepakati oleh anggota kelompok. Topik- topik yang dibicarakan menjadi bahan yang

diminati dan disepakati oleh anggota kelompok. Peserta diskusi tidak harus memiliki masalah sebagaimana topic yang dibicarakan, tetapi ada minat untuk

(53)

53

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Selain jenis-jenis konseling ini, terdapat juga jenis konseling berdasarkan pendekatan konseling yang digunakan, antara lain :

Konsep dasar dari konseling psikoanalisis ini didasarkan pada teori psikoanalisa yang semula dikemukakan oleh Sigmund Freud, kepribadian seseorang memiliki unsur id, ego dan super ego.

Menganggap semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.

Konseling ini bertujuan untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus tentang mekanisme penyesuaian dirinya, membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal-hal yang tidak disadari menjadi sadar kembali dengan menitikberatkan pada pemahaman dan pengenalan pengalaman-pengalaman masa anak-anak, terutama usia 2-5 tahun untuk ditata, didiskusikan, dianalis dan ditafsirkan sehingga kepribadian klien bisa direkonstruksi lagi.

1.

Konseling psikoanalisis

Dalam proses konseling ini, konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis, dan konselor berusaha tidak

dikenal klien dan bertindak tanpa memperlihatkan perasaan dan pengalamannya sehingga klien mudah

untuk memantulkan perasaannya.

53 53

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(54)

Adapun langkah-langkah dalam konselingnya antara lain :

Menciptakan hubungan kerja dengan klien Tahap yang paling krisis adalah saat klien

mengalami kesulitan mengemukakan masalahnya.

Lebih menitikberatkan kepada masa lalu klien terutama masa kanak-kanaknya

Pengembangan resistensi untuk pemaham diri Pengembangan hubungan antara konselor dan

klien dalam proses transferensi Menutup wawancara konseling

Proses konseling adalah sebuah proses belajar dimana konselor membantu terjadinya proses belajar. Disini konselor harus aktif dan mampu merumuskan masalah yang dialami klien dan menetapkan apakah konselor dapat membantu pemecahannya atau tidak, bertanggungjawab atas kegiatan konseling dan mengontrol proses konseling dan bertanggungjawab atas hasil-hasilnya.

Konseling behavioral mengasumsikan tentang perilaku bermasalah sebagai berikut :

Perilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau perilaku yang tidak tepat yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan

Perilaku yang salah hakekatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang salah

Individu bermasalah mempunyai kecenderungan

merespons perilaku negatif dari lingkungannya. Perilaku

2.

Konseling Behavioristik

(55)

55

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

Karakteristik

konseling behavioral

Berfokus pada perilaku yang tampak dan spesifik

Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling

Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien Penilaian yang obyektif terhadap

tujuan konseling

Seluruh perilaku individu didapat dengan cara belajar dan juga perilaku

tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar

Tujuan utama konseling ini adalah berusaha untuk menghapus/menghilangkan perilaku yang bermasalah (maladaptif) untuk digantikan dengan perilaku baru yaitu perilaku adaptif yang diinginkan oleh klien. Tujuan dijabarkan kembali ke dalam perilaku yang spesifik sesuai dengan:

Keinginan klien

Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan Klien dapat mencapai tujuan tersebut

Dirumuskan secara spesifik

Tujuan khusus konseling ini ditetapkan atau dirumuskan secara bersama-sama

antara konselor dan klien.

55

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(56)

Proses konselingnya lebih ditekankan kepada proses belajar, dimana konselor membantu terjadinya proses belajar. Konselor secara aktif merumuskan masalah yang dialami klien dan menetapkan apakah konselor dapat membantu pemecahannya, konselor memegang tanggung jawab atas kegiatan konseling, khususnya teknik-teknik yang digunakan, dan konselor harus mengontrol proses konseling.

3.

Konseling Humanis

Konseling humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi individu dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitikberatkan pada kebebasan individu dalam mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab, otonomi, tujuan dan pemaknaan.

Konsep Dasar Humanistik, yaitu:

1. 2.

Manusia tidak pernah statis, selalu mengalami

perubahan dan harus berani untuk menghancurkan pola- pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri.

Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah

pada bentuk ekspresi diri.

(57)

57

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

3.

4.

6.

Manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya

Manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam

mengadakan hubungan dengan orang lain

Manusia memiliki pilihan-pilihan

dan dapat bertanggungjawab

atas pilihan – pilihannya

5.

Perilaku bermasalah disebabkan oleh karena klien tidak bisa mengembangkan potensinya.

Tujuan konseling

humanistik ini adalah :

Mengoptimalkan kesadaran individu akan

keberadaannya dan menerima keadaan apa adanya Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara

berpikir, keyakinan serta pandangan individu yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar klien dapat mengembangkan diri dan meningkatkan aktualisasi diri seoptimal mungkin Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan

oleh klien dalam proses aktualisasi dirinya

Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan yang dapat dijangkau sesuai kondisi dirinya.

57

Panduan Konseling bagi Konselor PPKS

(58)

Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan klien

Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan masalah dan apa yang diinginkannya

Konselor berusaha menerima sikap, keluhan dan perilaku klien tanpa memberikan sanggahan Menghargai dan menghormati keadaan klien dan

keyakinan akan kemampuan klien merupakan kunci atau dasar yang paling mennetukan dalam hubungan konseling

Pengenalan keadaan klien sebelumnya beserta lingkungannya.

Proses dalam

Konseling humanistik:

(59)

KONSELING

DI PPKS

Referensi

Dokumen terkait

Terkait hal ini, juga disampaikan bahwa saat ini Indonesia belum dapat meningkatkan komitmennya pada existing regulation, hal ini sesuai dengan posisi Bank Indonesia

regional rubber market, perlu diketahui dan dipelajari terlebih dahulu latar belakang dan tujuan dari pembentukan dimaksud mengingat di masing-masing negara telah

Mampu melakukan intervensi psikologi non-klinis untuk perubahan perilaku individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat dengan menggunakan konseling, psikoedukasi,

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN Meningkatn ya Tenaga kerja industry yang kompeten Jumlah Calon Tenaga Kerja Terampil yang Kompeten 280 240 243 258 256 Program

dinyatakan bahwa pemahaman konsep dan pemecahan masalah masalah pada materi KK3 dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dari

Tindak lanjut tersebut di representasikan oleh SS04 “Tersedianya kebijakan yang Relevan dengan Kebutuhan Penyelenggaraan Informasi Geospasial.” Sasaran strategis

Kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan dilakukan dengan kegiatan inovatif berupa Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang dimulai

Pemerintah melalui LPDP, pada tahun 2013 menyiapkan Beasiswa Magister dan Doktor bagi masyarakat Indonesia yang memenuhi persyaratan LPDP untuk melanjutkan studi pada Program