Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-100920.13/2011/PP/M.IIIA Tahun 2018
Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26
Tahun Pajak : 2011
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi atas Dasar Pengenaan (DPP) Pajak Penghasilan Pasal 26 Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp5.456.554.340,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP), Terbanding melakukan koreksi positif atas Objek PPh Pasal 26 untuk Masa Pajak Juli s.d. Desember 2011 karena adanya transaksi penjualan saham dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sehingga nilai penjualan saham berdasarkan nilai wajar berdasarkan nilai nominal yang tercantum dalam akta yaitu sebesar US$600.000 sebagai DPP PPh Pasal 26 karena tidak adanya data mengenai harga pasar;
bahwa Pemohon Banding keberatan dengan koreksi tersebut sebesar Rp5.456.554.340,00 dengan alasan:
Riil nilai yang dibayarkan hanya sebesar US$100 dan US$10 (sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara QWE, RTY Sdn Bhd serta PT ASD Trading dan sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara FGH Pte Ltd, JKL Trading Sdn Bhd, serta Pemohon Banding);
Nilai pengalihan saham tersebut disepakati oleh kedua belah pihak yang mengalihkan saham dikarenakan besarnya akumulasi kerugian yang dimiliki oleh Pemohon Banding pada 30 Juni 2011 (sesuai audit report per 30 Juni 2011);
PPh Pasal 26 terutang tersebut telah dilaporkan pada SPT Masa PPh Pasal 23/26 Masa Juli 2012 dan pembetulannya sehingga seharusnya sudah tidak ada PPh Pasal 26 yang terhutang;
Nilai Objek PPh Pasal 26 adalah sebesar DPP yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa 23/26 Pembetulan 1 Masa Juli 2012;
bahwa memperhatikan alasan koreksi positif pemeriksa atas obyek PPh Pasal 26 dan alasan keberatan Pemohon Banding dikaitkan dengan ketentuan perpajakan tersebut di atas, maka materi sengketa yang diajukan keberatan adalah terkait sengketa yuridis;
bahwa berdasarkan Audit Report tahun 2011 per tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 (Tahun Pajak 2011) diketahui bahwa terdapat perubahan kepemilikan saham sebagai berikut:
Pemegang Saham Negara 2011 2012
1 FGH Pte Ltd Malaysia $ 6.000 $
2 QWE Malaysia $ 594.000 $
3 RTY Sdn. Bhd. Malaysia $ - $ 594.000
4 JKL Trading Sdn. Bhd.
Malaysia $ - $ 6.000
$ 600.000 $ 600.000
bahwa berdasarkan penelitian terhadap data yang dipinjamkan oleh Pemohon Banding berupa Akta Notaris No. 49 dan No. 50 tanggal 13 Desember 2011 dan Akta Notaris No. 25 tanggal 16 Januari 2012 dengan Notaris MNO, S.H., diketahui bahwa pihak-pihak tersebut di atas mempunyai hubungan istimewa, dengan penjelasan sebagai berikut:
PQR mempunyai jabatan sebagai Director pada QWE dan FGH Holdings Pte. Ltd. (Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh);
STU mempunyai jabatan sebagai Director pada RTY Sdn. Bhd. dan sebagai Dewan Komisaris pada PT ASD Trading (Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh);
VWX mempunyai jabatan sebagai Director pada JKL Sdn. Bhd. dan sebagai Direktur PT ASD Trading (Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh);
Sebelum terjadinya pengalihan saham, QWE menguasai PT ASD Trading sebesar 99% penyertaan modal Pasal 18 ayat (4) huruf a UU PPh);
bahwa berdasarkan pencarian via web www.QWE.com, diketahui bahwa RTY Sdn. Bhd. merupakan salah satu unit usaha QWE Group yang bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit;
bahwa berdasarkan akta jual bell notaries MNO, S.H.nomor 49 tanggal 13 Desember 2011, nilai transaksi adalah senilai US$110 untuk nilai nominal sebesar US$600.000;
bahwa RTY Sdn. Bhd. Membeli saham dari QWE nominal US$594.000 dengan nilai US$100 dan JKL Trading Sdn. Bhd. Membeli saham dari FGH Holdings Pte Ltd nilai nominal US6.000 seharga US$10;
bahwa berdasarkan informasi tersebut, dapat diketahui bahwa nilai jual saham jauh dibawah nilai nominalnya. Hal ini sangat tidak wajar karena dipengaruhi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu RTY Sdn. Bhd., QWE , JKL Trading Sdn.Bhd. dan Sime FGH Holdings Pte Ltd.;
bahwa Pasal 10 ayat (1) UU PPh menyatakan bahwa harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima;
bahwa berdasarkan Laporan Keuangan Wajib Pajak tahun 2011 dan 2012 (schedule 1 dan schedule 5/6), atas pengalihan saham tersebut, nilai saham masih tercatat sebesar US$600,000 (setara dengan Rp4.356.600.000,00);
bahwa Terbanding tidak mendapatkan data lain mengenai harga pasar saham, maka dari itu Tim Peneliti menggunakan harga nominal sebagai jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima yang menjadi nilai DPP PPh Pasal 26 karena dalam laporan keuangan, nilai saham masih tercatat sebesar US$600,000;
bahwa dengan demikian, Terbanding berpendapat bahwa koreksi positif DPP PPh Pasal 26 yang dilakukan oleh Pemeriksa telah sesuai dengan ketentuan perpajakan terkait sehingga koreksi pemeriksa dimaksud dipertahankan dan menolak permohonan keberatan Pemohon Banding;
bahwa Terbanding dalam memutuskan keberatan Pemohon banding telah sesuai dengan data dan fakta-fakta dalam proses keberatan dan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku;
bahwa materi surat permohonan banding Pemohon Banding yang menjadi pokok
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan nilai koreksi PPh Pasal 26 yang menggunakan nilai nominal saham berdasarkan akta, karena riil nilai yang dibayarkan hanya sebesar US$100 dan US$10 (sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara QWE, RTY Sdn Bhd serta PT ASD Trading dan sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara FGH Holding PTE. LTD., JKL Trading Sdn Bhd serta PT ASD Trading);
bahwa Nilai pengalihan saham tersebut disepakati oleh kedua belah pihak yang mengalihkan saham dikarenakan besarnya akumulasi kerugian yang dimiliki oleh Pemohon Banding pada 30 Juni 2011 (Sesuai audit report per 30 Juni 2011);
bahwa sesuai dengan butir 10 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 18/PJ.31/1992 tanggal 10 September 1992 tentang Penegasan Perlakuan PPh atas Pemindahtanganan Harta, ditegaskan bahwa apabila nilai pasar dari saham yang dipertukarkan tidak diketahui karena tidak diperdagangkan di bursa, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang dihitung berdasarkan kekayaan bersih (net worth) dari perseroan yang bersangkutan, yaitu selisih antara seluruh harta dikurangi dengan seluruh kewajiban pada saat terjadinya transaksi;
bahwa karena harga pasar dari saham Pemohon Banding yang dialihkan tidak diketahui karena tidak diperdagangkan di bursa dan jika dilakukan pendekatan penghitungan harga pasar dari saham tersebut dengan menghitung selisih antara harga pasar seluruh harta dikurangi dengan harga pasar seluruh kewajiban pada saat terjadinya transaksi pengalihan, akan didapatkan hasil yang negatif. Oleh sebab itu maka Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan untuk menghitung PPh Pasal 26 terutang adalah nilai riil transaksi pengalihan saham tersebut yaitu sebesar total US$110;
bahwa PPh Pasal 26 terhutang tersebut telah dilaporkan pada SPT masa PPh 23/26 masa Juli 2012, dan pembetulannya sehingga seharusnya sudah tidak ada PPh Pasal 26 yang terhutang;
bahwa Nilai Objek PPh Pasal 26 adalah sebesar DPP yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa 23/26 Pembetulan 1 Masa Juli 2012;
bahwa berdasarkan penjelasan tersebut di atas, Pemohon Banding mohon Pengadilan Pajak membatalkan Keputusan Terbanding Nomor KEP- 149/WPJ.07/2016 tanggal 18 Januari 2016;
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas berkas banding dan penjelasan para pihak di dalam persidangan, diketahui bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi positif DPP PPh Pasal 26 sebesar Rp5.456.554.340,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;
bahwa menurut Terbanding, koreksi DPP PPh Pasal 26 adalah terkait adanya pengalihan saham Pemohon Banding oleh Wajib Pajak Luar Negeri, dan telah sesuai dengan ketentuan;
bahwa berdasarkan akta jual beli notaris MNO, S.H. nomor 49 tanggal 13 Desember 2011, nilai transaksi adalah senilai US$ 110 untuk nilai nominal saham sebesar US$ 600,000, sehingga nilai jual saham jauh di bawah nilai nominalnya, sangat tidak wajar karena dipengaruhi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu RTY Sdn. Bhd., QWE, JKL Trading Sdn. Bhd. dan FGH Pte Ltd;
bahwa Pasal 10 ayat (1) UU PPh menyatakan bahwa harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima;
bahwa berdasarkan Laporan Keuangan Wajib Pajak tahun 2011 dan 2012 (schedule 1 dan schedule 5/6), atas pengalihan saham tersebut, nilai saham masih tercatat sebesar US$ 600,000 (setara dengan Rp4.356.600.000,00), dan Pemohon Banding tidak dapat memberikan data dan dokumen transaksi riil terkait aliran dana dari kedua belah pihak yang bertransaksi, demikian juga Terbanding tidak mendapatkan data lain mengenai harga pasar saham. Oleh karena itu Terbanding berpendapat penggunaan harga nominal sebagai jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima yang menjadi nilai DPP PPh Pasal 26 sudah tepat karena sesuai dengan laporan keuangan, nilai saham masih tercatat sebesar US$
600,000.
bahwa Terbanding dalam menghitung ulang PPh Pasal 26 terutang berdasarkan DPP PPh Pasal 26 yang telah dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT, telah mengikuti kurs sesuai KMK, sedangkan sampai dengan persidangan terakhir tidak ada bukti bahwa Pemohon Banding sudah menggunakan kurs KMK dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 26;
bahwa dalil Pemohon Banding yang menggunakan butir 10 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-18/PJ.31/1992 tidak tepat dikarenakan surat edaran ini ditujukan untuk perhitungan PPh Badan bukan PPh Pasal 26, dan butir 10 tidak dapat terlepas dari butir 11, dimana dalam transaksi Pemohon Banding terdapat hubungan istimewa, sehingga Terbanding mutlak berwenang untuk menentukan besarnya nilai/harga;
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan nilai koreksi PPh Pasal 26 dari Terbanding yang menggunakan nilai nominal saham berdasarkan akta, karena nilai riil yang dibayarkan hanya sebesar US$110 sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara QWE, RTY Sdn Bhd serta PT ASD Trading dan sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara FGH Pte Ltd, JKL Trading Sdn Bhd, serta Pemohon Banding;
bahwa menurut Pemohon Banding, nilai pengalihan saham telah disepakati oleh kedua belah pihak yang mengalihkan saham dikarenakan besarnya akumulasi kerugian yang dimiliki oleh Pemohon Banding pada 30 Juni 2011 sesuai audit report per 30 Juni 2011, nilai Objek PPh Pasal 26 adalah sebesar DPP yang dilaporkan oleh Pemohon Banding dalam SPT Masa 23/26 Pembetulan 1 Masa Juli 2012, dan PPh Pasal 26 terutang telah dilaporkan pada SPT Masa PPh Pasal 23/26 Masa Juli 2012 dan pembetulannya sehingga seharusnya sudah tidak ada PPh Pasal 26 yang terhutang;
bahwa Pemohon Banding menggunakan dasar hukum Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE18/PJ.31/1992 tanggal 10 September 1992 tentang Penegasan Perlakuan PPh atas Pemindahtanganan Harta, dimana sesuai dengan butir 10 ditegaskan bahwa apabila nilai pasar dari saham yang dipertukarkan tidak diketahui karena tidak diperdagangkan di bursa, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang dihitung berdasarkan kekayaan bersih (net worth) dari perseroan yang bersangkutan, yaitu selisih antara seluruh harta dikurangi dengan seluruh kewajiban pada saat terjadinya transaksi;
bahwa menurut Pemohon Banding, oleh karena harga pasar dari saham Pemohon Banding yang dialihkan tidak diketahui karena tidak diperdagangkan di bursa dan jika dilakukan pendekatan penghitungan harga pasar dari saham tersebut dengan menghitung selisih antara harga pasar seluruh harta dikurangi dengan harga pasar seluruh kewajiban pada saat terjadinya transaksi pengalihan, akan didapatkan hasil yang negatif, maka Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan untuk menghitung PPh Pasal 26 terutang adalah nilai riil transaksi pengalihan saham tersebut yaitu sebesar total US$110;
bahwa berdasarkan uraian tersebut, Majelis berpendapat bahwa sengketa a quo adalah sengketa yuridis terkait dengan perbedaan nilai penjualan atas pengalihan saham Pemohon Banding oleh Wajib Pajak Luar Negeri yang memiliki hubungan istimewa;
bahwa di dalam persidangan dijumpai fakta-fakta sebagai berikut :
- bahwa berdasarkan Audit Report Tahun Pajak 2011 per tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 diketahui bahwa terdapat perubahan kepemilikan saham sebagai berikut:
Negara 2011 2012
FGH Pte Ltd Malaysia $ 6.000 $
QWE Malaysia $ 594.000 $
RTY Sdn. Bhd. Malaysia $ - $ 594.000
JKL Trading Sdn. Bhd.
Malaysia $ - $ 6.000
$ 600.000 $ 600.000
- bahwa berdasarkan Akta Notaris MNO, S.H No. 49 dan No. 50 tanggal 13 Desember 2011 dan No. 25 tanggal 16 Januari 2012 diketahui bahwa pihak- pihak tersebut mempunyai hubungan istimewa, berdasarkan Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh.
- bahwa berdasarkan akta jual beli notaris MNO, S.H. nomor 49 tanggal 13 Desember 2011, untuk nilai saham sebesar US$600,000, nilai transaksi adalah sebesar US$ 110 dengan rincian sebagai berikut :
untuk pembelian saham QWE nominal US$ 594,000 seharga US$ 100 nilai oleh RTY Sdn. Bhd.
untuk pembelian saham FGH Holdings Pte Ltd nilai nominal US6.000 seharga US$ 10 oleh JKL Trading Sdn. Bhd.
- bahwa berdasarkan Laporan Keuangan Pemohon Banding tahun 2011 dan 2012 (schedule 1 dan schedule 5/6), atas pengalihan saham tersebut, nilai saham masih tercatat sebesar US$ 600,000 atau setara dengan Rp4.356.600.000,00.
bahwa sesuai Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, disebutkan sbb :
Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima.
bahwa berdasarkan ketentuan a quo, hasil pemeriksaan Majelis terhadap datadata yang telah disampaikan, dan fakta-fakta di persidangan, diketahui bahwa nilai riil yang dikeluarkan atas pengalihan saham Pemohon Banding adalah US$110, sedangkan nilai yang sesungguhnya dikeluarkan atas pengalihan saham tersebut tidak dapat diperoleh karena transaksi pengalihan saham tidak dilakukan di bursa, dan tidak diperoleh harga pasar dari saham Pemohon Banding yang dialihkan tersebut;
bahwa menurut Majelis, pendekatan nilai transaksi dengan penghitungan harga pasar dari saham tersebut dengan menghitung selisih antara harga pasar seluruh harta dikurangi dengan harga pasar seluruh kewajiban pada saat terjadinya transaksi pengalihan, akan didapatkan hasil yang negatif, sehingga penggunaan nilai riil transaksi pengalihan saham tersebut yaitu sebesar total US$110 menurut Majelis sudah tepat karena nilai US$110 adalah nilai transaksi pengalihan saham yang didasarkan pada kesepakatan para pihak yang telah dituangkan dalam akta jual beli Notaris MNO, S.H. nomor 49 tanggal 13 Desember 2011, dimana Pemohon Banding tidak dapat mempengaruhi nilai transaksi pengalihan saham tersebut karena merupakan obyek yang ditransaksikan;
bahwa penggunaan dasar hukum Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang PPh oleh Terbanding, menurut Majelis sudah tepat, namun Terbanding seharusnya dapat membuktikan berapa nilai yang seharusnya diterima dan dikeluarkan atas transaksi pengalihan saham Pemohon Banding a quo;
bahwa menurut Majelis, penghitungan nilai transaksi oleh Terbanding yang mengacu pada nilai nominal saham yang tercatat dalam laporan keuangan, sebesar US$ 600,000 tidak tepat, karena tidak didasarkan pada bukti transaksi yang menunjukkan bahwa nilai transaksi pengalihan saham adalah sebesar US$600,000, namun faktanya nilai riil yang diterima dan dikeluarkan atas transaksi pengalihan saham tersebut adalah US$110, dan telah didukung oleh bukti berupa sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara QWE, RTY Sdn Bhd serta PT ASD Trading dan sesuai sale and purchase of shares agreement tanggal 17 Oktober 2011 antara FGH Holding Pte Ltd, JKL Trading Sdn Bhd, serta Pemohon Banding;
bahwa Majelis berpendapat, nilai riil transaksi sebesar US$110 dapat digunakan oleh karena nilai yang seharusnya diterima atau dikeluarkan dalam transaksi pengalihan saham tersebut tidak diperoleh dan tidak dapat dibuktikan oleh Terbanding, sedangkan atas transaksi tersebut Pemohon Banding telah melaporkan sebagai DPP Objek PPh Pasal 26 dalam SPT Masa 23/26 Pembetulan 1 Masa Juli 2012, dan PPh Pasal 26 terutang telah dilaporkan pada SPT Masa PPh Pasal 23/26 Masa Juli 2012 dan pembetulannya, sehingga menurut Majelis koreksi Terbanding sebesar Rp5.456.554.340,00 tidak dapat dipertahankan;
bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak disebutkan dalam :
Pasal 69 ayat (1e) :
Alat bukti dapat berupa “pengetahuan hakim”, yang di Pasal 75 disebutkan adalah hal yang olehnya diketahui dan diyakini kebenarannya.
Pasal 78 :
Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim.
bahwa menurut memori penjelasan pasal 78 disebutkan :
Keyakinan Hakim di dasarkan pada penilaian pembuktian dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;
Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa Iainnya;
Menimbang : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding, dengan perhitungan sebagai berikut:
DPP PPh Pasal 26 menurut Keputusan Terbanding Koreksi yang tidak dapat dipertahanka
DPP PPh Pasal 26 menurut Majelis
Rp 5.457.600.000,00 Rp 5.456.554.340,00 Rp 1.045.660,00
Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;
Memutuskan : Mengabulkan seluruhnya Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-149/WPJ.07/2016 tanggal 18 Januari 2016, tentang keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan Pasal 26 Masa Pajak Juli sampai dengan Desember 2011 Pemohon Banding dengan perhitungan sebagai berikut.
DPP PPh Pasal 26 PPh Pasal 26 terutang Kredit Pajak
Pajak yang tidak/ kurang dibayar
Sanksi Administrasi Jumlah PPh yang masih harus dibayar
Rp 1.045.660,00 Rp 52.283,00 Rp 217.830.000,00 (Rp 217.777.717,00) Rp 0,00 (Rp 217.777.717,00)
Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis tanggal 5 Januari 2017 oleh Hakim Majelis IIIA Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis sebagai berikut:
Dr. ABC, S.H., M.H., M.Si, DEF, S.H., M.Kn.
GHI, S.E., S.H., M.M., M.H., C.Fr.A
dengan dibantu oleh Drs. JKL, M.Si.,
sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti
Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis IIIA Pengadilan Pajak pada hari Selasa tanggal 8 Mei 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Pemohon Banding maupun Terbanding;