• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Industri Sablon di Daerah Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Industri Sablon di Daerah Bali"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Industri Sablon di Daerah Bali

Bali merupakan salah satu pulau yang terkenal di seluruh dunia, dengan ke indahannya Bali mempunyai pesona alam yang eksotis dengan segala budaya tradisional yang di milikinya Bali menjadi salah satu tujuan destinasi wisata mancanegara, dengan predikat tersebut Bali dapat di katakan sebagai pulau yang sangat berpotensi untuk peluang bisnis, khususnya para UMKM di Bali yang membuat produk sebagai buah tangan untuk wisata mancanegara agar dapat di bawa pulang pulang ke negara mereka masing – masing. Contoh saja seperti kaos khas Bali sebagai oleh – oleh simple yang dapat lebih di kembangkan dan di tingkatkan lagi agar lebih berkualitas. Terdapat beberapa industri kaos sablon di Bali yang menjadi tempat untuk memproduksi berbagai macam kaos sablon, industri ini tersebar di beberapa daerah di Bali, tidak hanya kaos sablon namun juga beberapa jenis pakaian lainnya seperti jaket, celana, kaos polo, dan lain – lain, di Bali industri sablon bersaing secara ketat di karenakan banyaknya bermunculan pusat oleh – oleh khas Bali yang menjadi sasaran para wisatawan untuk membeli oleh – oleh khas Bali dan salah satunya yang paling di cari dan di minati oleh para wisatawan adalah kaos khas Bali. Ketatnya persaingan bisnis ini membuat para UMKM mengutamakan kualitas produk serta layanan yang terbaik, juga menyediakan produk yang paling murah. Untuk memiliki kualitas terbaik dan diproduksi sendiri inilah, membuat produk yang ditawarkan menjadi spesial dan tidak ditemui di tempat lain. Keistimewaan lainnya adalah semua produk yang ditawarkan memiliki ciri yang khas Bali, dari yang berdesain bambu hingga barong yang semuanya tertuang dalam bentuk kaos menarik.

Bisnis pasar oleh- oleh khas Bali masih potensial untuk di jalankan, seiring meningkatnya kunjungan wisatawan belakangan ini, penjualannya

(2)

bisa mencapai jutaan hingga ratusan juta rupiah. (sumber:

www.bisnisbali.com, 3 Februari 2016:16.34

Di Bali sendiri ada dua industri kaos sablon yang sudah sangat populer dan akrab di kalangan wisatawan dan cukup besar, diantaranya ada Joger dan Cok konveksi, dua industri sablon ini sudah sangat populer dan memiliki karakteristik kaos sendiri – sendiri, misalkan Joger, brand Joger salah satu fenomena di dunia Bisnis yang berhasil menanamkan brand pabrik kata-kata yang identik juga dengan pulau Bali, begitu juga Cok konveksi yang menjadi pesaing dari Joger dan salah satu distributor dari Krisna Oleh – Oleh Bali yang sekarang sedang sangat terkenal apabila ingin mencari oleh oleh di Bali (sumber : www.Kompasiana.com, 3 Februari 2016:17.25)

(3)

1.2 Latar Belakang Penelitian

MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan diterapkan pada tahun 2016, menjadi sebuah gagasan dari seluruh negara – negara ASEAN yang mempunyai tujuan untuk pembangunan di negara – negara di ASEAN, dengan melakukan integrasi ekonomi berupa aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik antar negara ASEAN.

Indonesia adalah salah satu negara yang termasuk negara ASEAN yang ikut tergabung di dalam MEA, oleh karena itu Indonesia harus mempunyai strategi untuk menghadapi MEA ini, karena MEA ini diharapkan dapat membantu membangun perekonomian yang ada di Indonesia, Salah satu cara Indonesia untuk membangun perekonomiannya adalah dengan menambah sektor UMKM. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. Banyak keunggulan dari UMKM, data dari BPS 2012 menunjukkan bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia tahun 2011 sebesar 56,6% dan menyerap 97% dari tenaga kerja nasional. UMKM juga berkontribusi dalam penambahan devisa negara dalam bentuk penerimaan ekspor sebesar 27.700 milyar dan menciptakan peranan 4,86% terhadap total ekspor (Yoga, 2011 dalam Nagel, 2012).

Kontribusi UMKM terhadap devisa negara tersebut jauh lebih kecil daripada kontribusi usaha besar, sehingga UMKM lebih diberdayakan.

UMKM juga berperan dalam pembentukan investasi nasional. Investasi

(4)

UMKM mengalami peningkatan dari waktu ke waktu selama periode 2000 - 2011. Berdasarkan laporan statistik usaha kecil menengah pada berbagai edisi antara tahun 2000-2011, dapat diketahui bahwa tahun 2000 investasi UMKM sebesar Rp 133,08 triliun dan meningkat menjadi Rp 275,27 triliun pada tahun 2005. Selain itu UMKM juga berkontribusi dalam upaya pemerataan pendapatan masyarakat Indonesia. Eksistensi UMKM dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat yang berkecimpung di sektor UMKM baik sebagai pemilik usaha maupun sebagai karyawan.

(Lantum et.al, 2012 dalam Nagel, 2012).

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara – negara yang sedang berkembang tetapi juga di negara - negara yang sudah maju. Diakui secara luas bahwa UMKM sangat penting dikarenakan karakteristik - karakteristik utama mereka yang membedakan mereka dari usaha besar, terutama karena UMKM adalah usaha - usaha padat karya, terdapat disemua lokasi terutama dipedesaan, lebih tergantung pada bahan - bahan baku lokal, dan penyedia utama barang - barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau miskin (Tambunan, 2012 dalam Nagel, 2012).

MEA terwujud dari keinginan negara - negara ASEAN untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan perekonomian yang solid dan diperhitungkan dalam percaturan perekonomian Internasional. Para Pemimpin ASEAN telah sepakat untuk mewujudkan MEA pada tahun 2015 dengan 4 pilar, yaitu (1) pasar tunggal dan basis produksi, (2) kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, (3) kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara, dan (4) kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Dengan adanya MEA, tujuan yang ingin dicapai adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih (skilled labour ), serta aliran investasi yang lebih bebas. Dalam penerapannya MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas, yaitu perikanan, e-travel, e-ASEAN,

(5)

automotif, logistik, industri berbasis kayu, industri berbasis karet, furniture, makanan dan minuman, tekstil, serta kesehatan. Bagi Indonesia, pembentukan MEA 2015 akan memberikan beberapa tantangan yang tidak hanya bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan sesama negara ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India. Persaingan yang ketat ini akan berdampak pada harga yang kompetitif pula, bukan hanya komoditi/produk/jasa unggulan industry besar (UB), tetapi juga sektor UMKM karena kesamaan karakteristik produk. Menyadari peran UMKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA 2015 mendatang juga akan dipengaruhi oleh kesiapan UMKM. (Tambunan, 2012 dalam Nagel, 2012).

UMKM di Indonesia telah terbukti mampu bertahan dari goncangan ekonomi dan menjadi penyelamat bagi perekonomian pada krisis keuangan tahun 1997 dan krisis global 2008. Jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia saat ini sekitar 55 juta, dan menyerap 97% tenaga kerja Indonesia. Meski secara kuantitas sangat besar dan menyerap banyak tenaga kerja, pangsa dalam pendapatan nasional masih sekitar 57%. Di Indonesia, UMKM hingga saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan baik yang bersifat klasik atau intermediate atau advanced. Permasalahan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan daerah lain atau antar sektor atau perusahaan pada sektor yang sama. Namun ada sejumlah permasalahan yang umum dihadapi oleh semua UMKM. Walaupun perkembangan UMKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu: rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM

(6)

terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UMKM di Indonesia, salah satunya di pulau Bali.

(Tambunan, 2012 dalam Nagel, 2012).

Pulau Bali adalah pulau yang sangat indah dan menawan, banyak wisatawan yang datang dari berbagai daerah dan penjuru dunia hanya untuk berlibur dan menikmati keindahan alam di pulau Bali, pariwisata bali sudah tidak bisa di anggap remeh lagi, obyek obyek wisata di bali banyak mengundang perhatian dunia dan membuat tourist – tourist mancanegara datang berbondong – bondong ke bali sebagai pilihan tujuan destinasi mereka untuk berlibur. Pulau Bali mendapat predikat pulau wisata terbaik kedua di dunia pada 2015 setelah Kepulauan Galapagos, Ekuador, versi majalah Travel and Leisure. Di tingkat Asia, Pulau Bali mendapat peringkat pertama, mengungguli Maldives dan Phuket, Thailand. Pencapaian ini diraih karena Bali mempunyai keindahan alam, keunikan budaya, dan keramahtamahan penduduk. Penghargaan pulau terbaik dunia untuk Bali itu bukan yang pertama. Bali menjadi tiga besar pulau wisata terbaik dunia, setiap tahunnya wisatawan asing yang datang melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, meningkat. Pada mei 2016, jumlah wisatawan asing naik sekitar 33.31%, Namun, lama tinggal wisatawan menurun dalam lima tahun terakhir, dari lima hari menjadi tiga hari versi Travel and Leisure sejak 2009. (Travel Kompas, 2016)

(7)

Tabel 1.1

Data Statistik Kedatangan Wisman ke Bali

Sumber : Bali.BPS.go.id

Pada tabel 1.1 kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali pada pada bulan Mei 2016 mencapai 394.557 orang, dengan wisma yang datang melalui bandara sebanyak 394.443 dan yang memalui pelabuhan sebanyak 114 orang.

Jumlah wisman yang datang ke Bali pada bulan mei 2016 meningkat 33.31 persen di bandingkan dengan bulan mei 2015 yang naik sekitar 3.62 persen bila dibandingkan dengan april 2016, pada periode Jan – Mei 2016, secara kumulatif wisman yang datang ke bali sebanyak 1.865.773 orang, untuk periode tersebut asal wisman yag paling banyak datang ke Bali adalah wisman asal Australia, Jepang, Tiongkok, Inggris, Malaysia.

(8)

diperlukan guna menjalankan usaha dan meningkatkan akumulasi pemupukan modal mereka. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah meluncurkan program pembiayaan bagi UMKM dan koperasi, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). Harapan pemerintah dengan adanya program bantuan Kredit Usaha Rakyat ini yaitu agar UMKM memiliki semangat untuk mengembangkan usahanya agar lebih berkembang pesat. (I A.

Nyoman Saskara, 2013)

Dengan diberlakukannya MEA dan pesatnya pertumbuhan Wisman yang datang ke Bali setiap tahunnya meningkat itu menjadi peluang bisnis bagi para pelaku UMKM untuk dapat bersaing memberikan produk mereka yang terbaik, khususnya UMKM yang bergerak di dalam bidang tekstil. Industri tekstil di Bali sendiri tersebar di seluruh daerah Bali dan beberapa yang sudah terkenal dan tidak asing lagi adalah Joger dan Cok Konveksi, Joger dan Cok Konveksi adalah salah satu pemain tekstil di Bali yang namanya sudah sangat populer di Bali, dan juga menjadi incaran wisman apabila berkunjung ke Bali. Industri tekstil ini adalah industri yang sedang berkembang dan memerlukan bantuan dari pemerintahan daerah Bali itu sendiri, untuk membantu UMKM ini pemerintah daerah telah memberikan kemudahan yaitu dengan meluncurkan program pembiayaan bagi UMKM atau yang di sebut KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk dapat mengembangkan usaha UMKM dan meningkatkan perekonomian di Bali dan juga agar dapat bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri dengan menciptakan produk produk yang berkualitas.

Menciptakan sebuah produk yang berkualitas diperlukan peran semua pihak dari mulai suplier sampai pada konsumen akhir. Kesadaran

(9)

UKM di Indonesia yang menggunakan internet atau online. (sumber:

www.Tribunnews.com, 5 Februari 2016:10.30)

UKM dapat menggunakan internet untuk keperluan komunikasi, promosi, maupun riset. Dalam hal komunikasi, internet dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan berbagai pihak, misalnya saja antara pihak UKM dengan supplier. Salah satu cara komunikasi antara pihak UKM dan supplier ini dapat dengan memanfaatkan e-mail. Untuk kebutuhan promosi, internet dapat digunakan sebagai sarana promosi jasa atau produk yang ditawarkan oleh UKM. Sarana promosi melalui internet dapat d+ilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan memanfaatkan website, mailing list, maupun chat. Sedangkan untuk keperluan riset, internet dapat digunakan sebagai media untuk mencari ide-ide baru dalam memperkuat mutu dari produk atau jasa yang mereka hasilkan. Pernyataan diatas secara tidak langsung mengindikasikan bahwa walaupun penggunaan internet bukan satu-satunya cara untuk memperbaiki performansi bisnis, namun penggunaan internet di UKM ternyata dapat memberi efek yang positif terhadap peningkatan kinerja sebuah UKM.

(sumber: www.researchgate.net, 9 November 2012: 09.30)

Beberapa pemanfaatan internet untuk kemajuan bisnis UKM didapatkan untuk kemajuan bisnis ukm diantaranya menurut (sumber: www.researchgate.net, 9 November 2012: 09.30):

1. Internet dapat membantu peningkatan aktivitas bisnis produk dan jasa

2. Internet dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pemasaran online

3. Interaksi dengan internet jelas dan mudah dimengerti

4. Pengguna dapat menguasai dan menggunakan internet dalam waktu yang relatif singkat

5. Internet dapat membantu mencari sebanyak-banyaknya informasi yang dibutuhkan

6. Internet dapat memudahkan dalam pencarian informasi lebih cepat

7. Internet dapat membantu mencari informasi secara tepat dan akurat

(10)

8. Peningkatan jumlah rekan bisnis/mitra yang dimiliki oleh UKM setelah menggunakan internet

9. Peningkatan jumlah pesanan yang diterima setelah menggunakan internet

10. Peningkatan jumlah produksi setelah menggunakan internet

11. Peningkatan pendapatan (omzet) yang diperoleh UKM setelah

menggunakan internet

12. Peningkatan profit yang diperoleh UKM setelah menggunakan internet

13. Peningkatan skala bisnis yang dialami UKM setelah menggunakan internet

Persaingan pasar sudah semakin ketat dimana di butuhkan peningkatan kualitas UMKM untuk menghadapi persaingan Nasional maupun Internasional agar tetap bertahan untuk terus mengembangkan eksistensi perusahaan, MEA menjadi salah satu tantangan bagi para pelaku UMKM untuk memberikan hasil terbaik mereka agar dapat unggul menjadi yang terbaik, tetapi apabila dilihat dari kualitas UMKM di Indonesia masih kurang dan perlu banyak peningkatan kualitas, penggunaan TI yang menjadi salah satu media efektif untuk berbisnis masih jarang di adopsi oleh para pelaku UMKM di Indonesia, kebanyakan UMKM di Indonesia masih menggunakan cara tradisional untuk mempromosikan produk yang mereka hasilkan, dengan adanya MEA itu sendiri UMKM dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas namun dengan proses produksi yang efektif, salah satunya dengan cara memperbaiki sistem Supply Chain Management (SCM) di dalam perusahaan. Apabila proses SCM ini sudah berjalan dengan baik, maka dapat dipastikan perusahaan akan menghasilkan produk yang berkualitas.

Penggunaan internet dapat membantu sistem SCM ini berjalan dengan baik karena dapat mengkordinasikan setiap unsur yang ada di SCM ini dengan cepat dan akurat, sistem SCM menggunakan internet ini disebut e- SCM. Agar penggunaan e-SCM ini dapat berguna untuk UMKM,

(11)

diperlukan analisis kesiapan para UMKM untuk dapat menerima dan menggunakan aplikasi e-SCM ini sebagai sarana untuk sebuah proses

(12)

menghasilkan produk. Technology Acceptance Model (TAM) adalah salah satu teori yang dapat menggambarkan dan menjelaskan tingkat penggunaan terhadap teknologi informasi, TAM merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor – faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980.TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi, Model ini menempatkan usage (penggunaan) sebagai dependent variabel, serta perceived usefulness (U) dan ease of use (EOU) sebagai independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan (usage). (Davis, 1989; dalam Budi, 2010).

Penelitian ini berdasarkan dengan penelitian sebelumnya terkait Analisis Prediksi Adopsi e-Procurement dengan pedekatan Technology Acceptance Model (TAM) pada UMKM oleh Muh. Amiruddin (2014).

sebagai landasan teori dalam adopsi informasi teknologi yang berupa e-commerce oleh UMKM.

Berdasarkan hasil uraian diatas tentang fenomena pelaksanaan MEA dan kesiapan UMKM menggunakan e-SCM agar dapat bersaing dalam menghadapi MEA tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul“Analisis Kesiapan UMKM dalam Mengadopsi e-SCM menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus Pada Sentra Kaos daerah Bali)”

(13)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, dapat kita ketahui bahwa MEA akan dilaksanakan pada awal tahun 2016, hal ini dapat menjadi peluang atau ancaman bagi UMKM, untuk menambah daya saing UMKM dalam menghadapi MEA, dibuat sebuah sistem untuk membantu UMKM dalam menambah kualitas produk melalui Supply Chain Management yang berbasis internet yaitu e-SCM. Namun tidak semua UMKM dapat menerima aplikasi yang berbasis internet ini. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui kesiapan dari UMKM tersebut dalam mengadopsi e-SCM ini. Untuk mengetahui kesiapan dari UMKM ini akan dilakukan dengan menggunakan Technology Acceptence Model (TAM).

Ada beberapa variabel dari TAM ini yang akan diteliti diantaranya ease of use untuk mengetahui kemudahan aplikasi ini saat digunakan, perceived of usefulness untuk mengetahui persepsi dari pengguna dalam kegunaan aplikasi ini, attitude toward using untuk mengetahui sikap dari pengguna dalam menggunakan aplikasi, dan intention to use untuk mengetahui seberapa sering pengguna menggunakan aplikasi ini.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan UMKM di sentra kaos Bali dalam mengadopsi e- scm?

2. Apakah ease of use (EOU) mempunyai efek positif terhadap perceived of usefulness dari e-scm?

3. Apakah ease of use (EOU) mempunyai efek positif terhadap attitude towardusing e-scm?

4. Apakah perceived of usefulness mempunyai efek positif terhadap attitude toward using e-scm?

(14)

5. Apakah perceived of usefulness mempunyai efek positif terhadap intention to use e-scm?

6. Apakah attitude toward using mempunyai efek positif terhadap intention touse e-scm?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan dari perumusan masalah adalaha sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kesiapan UMKM di sentra kaos Bali dalam mengadopsi e-scm.

2. Untuk mengetahui apakah ease of use (EOU) mempunyai efek positif terhadap perceived of usefulness dari e-scm.

3. Untuk mengetahui apakah ease of use (EOU) mempunyai efek positif terhadap attitude toward using e-scm.

4. Untuk mengetahui apakah perceived of usefulness mempunyai efek positif terhadap attitude toward using e-scm.

5. Untuk mengetahui apakah perceived of usefulness mempunyai efek positif terhadap intention to use e-scm.

6. Untuk mengetahui apakah attitude toward using mempunyai efek positif terhadap intention to use e-scm.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat berguna untuk mengetahui kesiapan UMKM sentra kaos Bali dalam mengadopsi e- SCM. Adapun secara khusus yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Aspek Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak akademis (baik mahasiswa maupun dosen) yang membaca penelitian ini sehingga dapat menjadi referensi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

(15)

2. Penelitian ini diharapkan menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mendalami mengenai Technology Acceptance Model (TAM).

b. Aspek Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data empris tentang kesiapan UMKM sentra kaos Bali dalam mengadopsi e-SCM, sehingga hasil kajian dari penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada pemerintah apabila akan memberikan aplikasi e-SCM kepada UMKM sentra kaos Bali.

2. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan kepada para developer aplikasi untuk membuat sebuah sistem e-SCM untuk para UMKM.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi khazanah keilmuan di bidang supply chain dengan proses e-SCM yang masih jarang untuk diterapkan dalam kegiatan UMKM. Selain itu juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi yang berhubungan dengan hasil penelitian ini.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah UMKM Sentra Kaos Bali untuk menganalisis kesiapan dalam mengadopsi e-SCM.

1.7.2 Batasan Responden

Penelitian ini mempunyai target responden yaitu para pelaku UMKM Sentra Kaos Bali yang belum menggunakan software e-SCM dan melakukan proses bisnis atau operasionalnya.

(16)

1.7.3 Periode Penelitian

Periode penelitian ini terdapat tahap pengumpulan data dan analisis.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuisioner kepada responden. Lalu setelah data terkumpul akan dilakukan analisa data.

Berikut adalah rencana penyelesaiaan penelitian.

Tabel 1.3

Waktu Penelitian

NO Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni 1 Studi Pustaka

2 Studi

Pendahuluan 3 Penelitian

Lapangan 4 Pengolahan

Data 5 Penyusunan

Laporan

(17)

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun dalam 5 (lima) bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan berisi gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab Tinjauan Pustaka dan Lingkup penelitian berisi tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN Bab Metode Penelitian berisi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh, dijabarkan dan data yang didapatkan ditabulasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini dipaparkan garis besar Bab 1 sampai dengan Bab 4 yang berupa kesimpulan dari hasil penulisan skripsi serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian.

(18)

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

24

(19)

Referensi

Dokumen terkait

emotional branding adalah dimana maskapai terus meningkatkan kualitas layanan customer care, maskapai Lion Air juga memiliki tujuan menjadi perusahaan penerbangan nasional

Dengan semakin berkembangnya era globalisasi, industri pangan nasional akan menghadapi tantangan pasar bebas berupa iklim persaingan yang semakin ketat. Untuk memenangkan

Indonesia memiliki potensi untuk melakukan internasionalisasi UMKM, bisa menjadi dasar produksi di kawasan yang ditopang pasar industry yang besar, penduduk usia

Dengan tetap mengacu kepada core values Telkom, yaitu solid, speed, smart dan filosofi perusahaan Telkom, yaitu Always The Best – sebuah keyakinan dasar untuk selalu

Indonesia memiliki pasar domestik yang besar untuk minyak kelapa sawit dibandingkan dengan Malaysia dengan konsumsi domestik di Indonesia merupakan 30% dari total produksi

Fenomena yang dialami oleh Chevrolet dalam pasar otomotif Indonesia sehingga menyebabkan penjualannya dari tahun ke tahun semakin menurun hingga akhirnya mereka

Dengan tingkat persaingan yang semakin berkembang, setiap perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif untuk bersaing. Salah satu yang menjadi penentu keunggulan

Sebutan “Bank BNI” dipersingkat menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian “46” digunakan dalam logo perusahaan untuk mempertegas kebanggan sebagai bank nasional