BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI
KECANDUAN INTERNET
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
ANTI DWI NASTITI 0901674
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK
MENGURANGI KECANDUAN INTERNET SISWA (
Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMKN 1
Padaherang)
Oleh Anti Dwi Nastiti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Anti Dwi Nastiti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Anti Dwi Nastiti (2014). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet Siswa (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang 2014/2015)
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang berkembang
dikalangan peserta didik tingakat SMK, khususnya di SMK Negerei 1 Padaherang siswa kelas XI terkait mengenai semakin meningkatnya kecenderungan perilaku siswa terhadap kecanduan internet. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan pribadi sosial untuk mengurangi kecanduan internet pada siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode desktriptif, Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI SMKN 1 Pangandaran yaitu sebanyak 327 siswa. Penelitian ini menghasilkan (1) profil perilaku kecanduuan internet pada siswa yang menyatakan bahwa 55 orang dari keseluruhan siswa termasuk pada pelaku kecanduan internet, dan 272 siswa dalam kategori tidak kecanduan. (2) pada siswa yang mengalami kecanduan internet, aspek conflict adalah aspek yang paling tinggi. (3) rumusan program bimbingan pribadi sosial untuk mengurangi kecanduan internet.
Kata kunci :kecanduan internet, program bimbingan pribadi sosial, dan siswa SMK
I
Anti Dwi Nastiti (2014). Socio- Personal Program to Reduce the Students’ Internet Addiction (Studi Deskriptif Descriptive Study of students at class XI, SMK 1 padaherang Academic Year 2014/2015 )
Abstract : Generally, this research aims to formulate socio-personal counseling
program to reduce the students’ internet addiction at class XI, SMK 1 padaherang,
Academic Year 2014/2015. The approach of research used is a quantitative approach using a questionnaire asdata collection instrument . The methods of research used are a descriptive method and a sampling technique by surveying237 students. The research was triggered by the phenomenon developing among students,particularly students at class XI in SMK 1 Padaherangrelated to regarding the more increasing behavioral tendency of students on internet
addiction . Theresults of research are: (1) the profiles of students’ behaviour on
internet addiction stated that 55 students of all are including the offenders of internet addiction, and 272 students are in a category that is not an addiction. (2) in case of thestudents addicted to the internet, conflict aspect is the highest. (3) the formulation of socio-personal counceling program to reduce Internet addiction.
Keywords : internet addiction, socio-personal counceling program, and students
of SMK.
Segala Puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rakhmat serta hidayah
kepada hamba-Nya, dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang S1 Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Skripsi berjudul Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan
internet (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMK 1 Padaherang Tahun
Ajaran 2014/2015) merupakan laporan studi yang dijadikan sebagai pijakan dalam
upaya mereduksi kecanduan internet pada siswa. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk karya ilmiah yang tersusun menjadi lima bab.
Bab I mengungkapkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian, populasi dan
sampel penelitian. Bab II merupakan sajian konsep teoritis. Bab III berisikan
pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba alat ukur, analisis data,
prosedur dan pengolahan data. Bab IV mengemukakan hasil penelitian dan
pembahasan, dan Bab V mendeskripsikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi.
Penulis menyadari kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis berharap
semoga karya sederhana dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam
pengembangan ilmu bimbingan dan konseling.
Bandung, Oktober 2014
I
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang telah memberikan petunjuk,
berkah, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Pengerjaan skripsi tidak terlepas dari kebaikan semua yang terlibat pikiran,
emosional, hingga finansial semoga Allah SWT mengklaim pengorbanannya
sebagai amal sholeh. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Dr. Anne Hafina, M.Pd selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan bimbingan,
arahan, masukan, dan motivasi hingga dapat terselesaikannya penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak Drs. Sudaryat N A selaku pembimbing II yang telah begitu sabar
membimbing, memotivasi dan memberikan masukan serta arahan bagi
penulis. Terimakasih Bapak, semoga Allah SWT selalu meridhoi dan
memberkahi setiap langkah Bapak dan keluarga. Amin.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd., selaku Dekan FIP dan selaku Ketua
Dewan Skripsi Jurusan PPB FIP UPI serta segenap tim dosen yang tergabung
dalam mata kuliah tersebut yang telah memberikan berbagai kemudahan
menempuh studi di Jurusan PPB FIP.
4. Ibu Aas Saomah, S.Pd M.Si., sebagai Wali Angkatan 2009.
5. Bapak Dr. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PPB FIP UPI.
Terima kasih atas motivasi dan arahan-arahan yang bapak berikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PPB FIP UPI, yang dengan penuh kesabaran,
untuk membimbing, dan mendidik penulis selama perkuliahan berlangsung.
7. Bapak Edwin, dan Teh Fiji selaku Tata Usaha Jurusan PPB FIP UPI yang
telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi perkuliahan.
8. Bapak Drs. Dede Tarlana M. M., selaku kepala sekolah SMKN 1 Padaherang
9. Bapak Drs. Koswandi selaku Guru BK SMKN 1 Padaherang yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan masukan,
arahan serta motivasi kepada penulis.
10. Siswa-siswi SMKN 1 Padaherang kelas XI yang telah membantu penulis dan
memberikan warna-warni keceriaan
11. Sahabat dalam canda tawa Cici, Fitria, Ghina, Canda, Kiki, Syifa terimakasih
canda dan tawa serta kekonyolan kalian akan selalu dikenang.
12. Baba, Waway, Mimi, Gina terimakasih selalu memberikan motivasi untuk
mengejar sarjana.
13. Cece Suherlan S.Pd, terimakasih untuk menjadi teman spesial, kakak dan
motivator yang tidak pernah bosan memotivasi dan mendengarkan
keluh-kesah penulis, selalu sabar dan menginspirasi penulis untuk segera
menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
14. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua tercinta Ibunda Kania Setiathi S.Pd, dan Bapak Yayan
Sopandi S.Pd., M.Pd., S.Ip., terimakasih kaka tercinta Wulan Sri Sopiathi
S.s., yang terus menerus memberikan semangat serta doa yang tak pernah
henti kepada penulis agar menjadi orang yang berguna. atas semua
bimbingan, pengorbanan, penantian, didikan, cinta dan kasih sayang yang
diberikan selama ini hingga penulis bisa berdiri sampai saat ini.
Merupakan suatu rentang waktu yang panjang selama penulis menyelesaikan
studi, sehingga sangat mungkin banyak nama yang belum disebutkan. Terakhir
kali penulis ucapkan terimakasih semoga Allah membalas kebaikan yang telah
diberikan.
Bandung, Oktober 2014
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mark, dkk (2004) menyatakan bahwa kecanduan merupakan suatu perilaku
ketergantungan baik secara fisik maupun psikologis dalam suatu aktivitas. Istilah
kecanduan awalnya digunakan terutama mengacu pada penggunaan obat-obatan
dan alkohol yang eksesif. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut meluas
sehingga orang secara umum menyebut kecanduan pada perilaku merokok,
makan, berbelanja, permainan internet, dan lain-lain.
Fenomena kecanduan permainan internet bisa dilihat dengan maraknya warung
internet (warnet) yang melengkapi fasilitas permainan internet dalam tiap
komputer yang disediakan. Hanya dengan membayar biaya yang relatif murah
yaitu sebesar Rp. 3.000 per jamnya individu betah menghabiskan waktu
berjam-jam dalam kesenangannya bermain permainan internet. Kemudahan tersebut
membuat banyak orang yang dapat memainkan permainan-permainan yang ada di
internet tersebut, tidak hanya untuk orang dewasa, bahkan siswa sekolah pun telah
pintar memainkannya permainan internet tersebut.
Berkembangnya berbagai sosial media yang ada, membuat remaja ingin diakui
oleh teman-temannya bahwa dirinya tidak kurang pergaulan. Masa remaja
membuat individu mengalami fase peralihan remaja dengan menyesuaian diri
dengan tuntutan sosial.
Manfaat positif penggunaan internet di antaranya memperluas jaringan
pertemanan melalui jejaring sosial (Andari 2010:10). Aplikasi ini membantu
menjalin relasi atau hubungan dengan lebih mudah, meskipun dengan jarak yang
cukup jauh. Selain itu, informasi mengenai perkembangan di wilayah nasional dan
internasional juga dapat diperoleh, serta fakta dan opini yang dibutuhkan untuk
menunjang pendidikan dan pekerjaan. Dampak negatif dari internet, seperti
membuat seseorang menjadi malas untuk berkomunikasi di dunia nyata karena
2
dapat mengakibatkan kurangnya rasa empati terhadap lingkungan sekitar. Selain
itu, waktu yang berharga dan seharusnya dimanfaatkan dengan baik, akan
terbuang sia-sia dengan aktivitas internet yang kurang berguna. Bahkan, pengguna
yang mengalami kecanduan internet akan mengabaikan pekerjaan dan tanggung
jawabnya di dunia nyata. Hal inilah yang kemudian menjadikan pengguna perlu
lebih bijaksana dalam menggunakan internet dengan melihat dampak positif dan
negatif dari apa yang dilakukannya tersebut.
Young (1999) menjelaskan bahwa kriteria kecanduan internet adalah merasa
keasyikan dengan internet, perlu waktu tambahan untuk mencapai kepuasan, tidak
mampu mengurangi penggunaan, merasa gelisah ketika mengurangi atau
menghentikan penggunaan internet, waktu yang digunakan semakin meningkat,
kehilangan hal-hal yang berharga, menyembunyikan aktivitas internet dari
orang-orang terdekat dan menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah.
Sebuah survei dari sebuah media regulator (Sindominews, 2012),
mengungkapkan bahwa para pengguna internet menghabiskan waktunya untuk
berjejaring sosial dengan perangkat smartphone maupun PC. Penelitian
menunjukkan jika 59% pengguna internet dewasa memiliki akun di situs jejaring
sosial. Dua pertiga dari mereka mengunjungi situs tersebut setiap harinya. Angka
ini naik sepertiga daripada tahun 2007. Akses internet sendiri telah mengalami
peningkatan drastis sebesar 10% dalam setahun dan meningkat menjadi 87%.
Shek, dkk (2008) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa prediktor dari
kecanduan internet ada dua, yaitu kegiatan online tertentu (aplikasi yang
digunakan) dan penggantian kegiatan waktu luang dengan kegiatan internet.
Keterlibatan dalam kegiatan online dan penggantian kegiatan hiburan dengan
aktivitas internet memprediksi probabilitas yang lebih tinggi dari kecanduan
internet. Semakin sering seseorang terlibat dalam kegiatan online, dan mengganti
waktu luang dengan aktivitas online, maka semakin besar kemungkinan akan
mengalami kecanduan internet. Selain itu, pengguna yang kecanduan
menghabiskan lebih banyak waktu untuk online, membuat kenalan baru yang
3
mengganti kegiatan dengan internet. Faktor yang menyebabkan kecanduan
internet lainnya adalah adaptasi sosial yang buruk.
Fenomena bermain internet juga muncul dikalangan siswa-siswi SMKN 1
Padaherang Kab. Ciamis tahun pelajaran 2014-2015. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap guru di SMKN 1 Padaherang, diperoleh keterangan bahwa
banyak siswa yang tidak konsentrasi belajar pada saat KBM berlangsung karena
terus memegang telepon genggamnya dan mengakses internet. Hasil wawancara
lainnya terhadap pengelola rental warnet (warung internet) disekitar lingkungan
sekolah, diperoleh keterangan bahwa sebagian besar pengguna jasa warnet
tersebut adalah siswa SMKN 1 Padaherang.
Dengan munculnya gejala kecanduan internet pada remaja usia sekolah,
mendorong disusunnya upaya bantuan bimbingan dan konseling bagi remaja
untung mengurangi kecanduan internet. Maka, penelitian ini diberi judul:
“Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet pada Siswa Kelas XI SMK 1 Padaherang”.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu Bagaimana bentuk program bimbingan pribadi sosial yang
efektif untuk mengurangi kecanduan internet pada siswa SMK?
Untuk merumuskan program bimbingan pribadi sosial yang baik, perlu
memiliki gambaran tentang:
a. Bagaimana tingkat kecanduan internet pada siswa kelas XI SMKN
1 Padaherang?
b. Aspek kecanduan internet manakah yang paling menonjol dirasakan
oleh siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang?
c. Program bimbingan dan konseling seperti apa yang diharapkan
dapat mengurangi kecanduan internet pada siswa kelas XI SMKN 1
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program bimbingan dan
konseling yang efektif untuk mengurangi kecanduan internet di kalangan siswa
SMK, khususnya siswa di kelas XI SMKN 1 Padaherang Kab Ciamis.
Berdasarkan tujuan umum tersebut, dirumuskan tujuan spesifik dari penelitian
yaitu sebagai berikut:
1. Gambaran umum tingkat kecanduan internet pada kelas XI SMKN 1
Padaherang.
2. Aspek kecanduan internet yang paling menonjol atau banyak
dirasakan oleh siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang.
3. Merumuskan program bimbingan dan konseling yang efektif untuk
mengurangi kecanduan internet dikalangan siswa kelas XI SMKN 1
Padaherang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1. Bagi Konselor
Konselor disekolah dapat mengetahui tingkat kecanduan internet
pada siswa dan menggunakan program tersebut untuk mengurangi
kecanduan internet pada siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa mengetahui kerugian dari bermain internet yang terlalu
berlebihan, serta siswa dapat mengendalikan keinginan untuk bermain
internet agar tidak menjadi kecanduan.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan. Bab II menyajikan konsep teoritis yang terdiri dari landasan teoritis,
program bimbingan dan konseling pribadi sosial, karakteristik remaja, konsep
5
BAB III Metode Penelitian,terdiri dari lokasi populasi dan sampel penelitian,
pendekatan dan metode penelitian, devinisi operasional variabel, proses
pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur
penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari penguraianhasil
penelitian dan pembahasan temuan penelitian. BAB V Penutup, terdiri dari
kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.
F. Pendekatan dan Metode Prosedur Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
yang memungkinkan menggunakan peritungan statistic dalam pencatatan data
hasil penelitian secara nyata. Data diperoleh dengan menggunakan instrument
non-tes berbentuk angket/kuesioner untuk disebarkan kepada siswa sebagai
sampel penelitian, dan daftar cek list untuk studi dokumentasi.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini dipilih karena
bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil suatu generalisasi dari
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode
penelitian. Beberapa hal yang dijelaskan dalam Bab ini ialah mengenai Lokasi dan
Subjek Penelitian, Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian, Definisi
Operasional Variabel, Instrumen Pengumpulan Data, Uji Coba Alat Ukur,
Langkah-langkah Penelitian dan Analisis Data.
3.1Desain Penelitian
Sugiyono (2011) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan
penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik. Artinya pendekatan kuantitatif memungkinkan dilakukannya
pencatatan data hasil penelitian mengenai kecanduan internet secara nyata dalam
bentuk angka-angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya
dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan data yang berbentuk angka dan kemudian
menafsirkan angka tersebut lalu menganalisis kecenderungan yang terjadi pada
populasi.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif perbandingan merupakan bentuk penelitian deskripif yang
21
atau hampir sama. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditentukan unsur-unsur
atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan atau perbedaan
(Syaodih: 2009).
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Langkah-Langkah Penelitian
Rancangan Pogram Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk mengurangi perilaku kecanduan internet siswa
Penelaahan dan Judgement oleh pakar dan praktisi BK
Validasi Instrumen
Identifikasi Masalah
Perumusan kisi-kisi dan item instrumen
Penyebaran angket
Revisi rancangan program Bimbingan dan Konseling
Pribadi-sosial
Penelaahan dan Judgement oleh pakar dan praktisi BK
Analisis Kebutuhan Siswa
Rancangan Program
Pengolahan data
22
3.2Populasi dan Sampel
Penelitian dilaksanakan di SMK 1 Padaherang. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMK 1 Padaherang Tahun Ajaran 2014/2015.
Banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 237 orang siswa, dari
enam kelas, dengan rincian setiap kelasnya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI RPL A 35
2 XI RPL B 34
3 X RPL C 34
4 XI TKJ A 34
5 XI TKJ B 35
6 XI TKJ C 35
7 XI GP A 30
Jumlah 237
Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik sensus yang artinya
suatu penelitian yang dilakukan pada semua individu dalam populasi. (Sugiarto,
2011).
3.4Definisi Operasional Variabel
Siswa SMKN 1 Padaherang dikatakan kecanduan apabila memenuhi minimal
tiga dari enam kriteria sebagai berikut:
a. Withdrawal : perasaan tidak menyenangkan pada saat tidak atau
dikurangi melakukan aktivitas penggunaan internet.
b. Conflict :hal ini muncul pada konflik yang terjadi atara orang yang
mengalami kecanduan internet dengan lingkungan sekitarnya
23
c. Tolerance : hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan secara
signifikan selama rentang periode untuk mendapatkan kepuasan.
d. Salience : hal ini menunjukan dominasi altivitas penggunaan
internet dalam pikiran dan tingkah laku individu.
e. Euphoria : individu mendapatkan kesenangan dalam melakukan
aktivitas bermain internet.
f. Relapse and Reinstatement : kecenderungan melakukan
pengulangan penggunaan internet setelah dikontrol.
3.5Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku kecanduan internet
siswa di SMK berupa angket yang dikembangkan dari indikator kemandirian
perilaku menurut Brown. Angket paling umum digunakan dalam metode-metode
penelitian survei, dimana peneliti mengajukan petanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan tertulis kepada sekelompok populasi atau representatifnya
(Danim, 2004:162).
Arikunto (2006:152) menyebutkan terdapat keuntungan dalam
menggunakan angket yaitu, (a) tidak memerlukan hadirnya peneliti; (b) dapat
dibagikan secara serentak pada responden; (c) dapat dijawab oleh responden
menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu responden; (d) dapat
dibuat anonim sehingga reponden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab; (e)
dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benar-benar sama.
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket
tertutup. Angket tertutup telah memiliki pilihan jawaban sehingga responden
hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Instrumen perilaku
kecanduan siswa SMK ini disusun dengan model skala jawaban. Jumlah alternatif
respon terdiri dari empat alternatif yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat
tidak sesuai. Empat alternatif respon ini didasarkan dengan pendapat Arikunto
24
cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan mudah
karena hampir tidak berfikir), maka disarankan alternatif pilihannya hanya empat
saja”.
Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket kemandirian
perilaku siswa dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Alternatif Jawaban
Pernyataan
Skor Sangat
Sesuai Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-4 dengan bobot
tertentu sebagai berikut:
a) Untuk pilihan jawaban sangat sesuai memiliki skor 4 pada pernyataan positif
dan skor 1 pada pernyataan negatif.
b) Untuk pilihan jawaban sesuai memiliki skor 3 pada pernyataan positif dan
skor 2 pada pernyataan negatif.
c) Untuk pilihan jawaban tidak sesuai memiliki skor 2 pada pernyataan positif
dan skor 3 pada pernyataan negatif.
d) Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai memiliki skor 1 pada pernyataan
positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.
3.5.2 Pengembangan Kisi- Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap perilaku kecanduan dikembangkan dari
definisi operasional variabel penelitian yang dikembangkan dari teori Brown.
25
Tabel 3.4
Kisi – kisi Instrumen Perilaku Kecanduan Internet Siswa (Sebelum Validasi)
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item Jumlah
+ -
26
Salience a. Intensitas subyek
27
internet semakin meningkat, setelah sempat menghentikan ya.
3.7Uji Coba Alat Pengumpul Data 3.7.1 Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen (judgement) dilakukan oleh para pakar yaitu
dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Judgement bertujuan
untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan
konten, yaitu kesesuaian item pernyataan yang telah disusun dengan landasan
teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan.
Hasil penimbangan menunjukkan secara konstruk dan isi seluruh item pada
angket Perilaku kecanduan termasuk memadai. Terdapat item-item yang perlu
diperbaiki dari segi bahasa. Hasil penimbangan dari tiga dosen ahli yaitu Bapak
Dr. Mubiar Agustin, Mpd, Bapak Dr. Suherman. M.Pd serta Bapak Eka Sakti
Yudha, M.Pd dapat disimpulkan dari hasil penimbangan ketiga dosen bahwa pada
dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan
bahasa agar mudah dipahami siswa. Adapun hasil penimbangan instrumen dari
dua dosen ahli adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Penimbangan Instrumen
Hasil No item Jumlah
Direvisi 12,18,20,21,22,23,25,30,35,39,57,58,59 13
Adapun kisi kisi instrumen setelah hasil penimbangan instrumen adalah
28
Tabel 3.6
Kisi – kisi Instrumen Perilaku Kecanduan Internet pada Siswa (SetelahValidasi)
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item Jumlah
+ -
29
Salience c. Intensitas subyek
30
semakin meningkat, setelah sempat menghentikan ya.
3.7.2 Uji Keterbacaan item
Setelah judgement dari para ahli, selanjutnya dilakukan uji keterbacaan
kepada responden setara yaitu kepada siswa kelas XI RPL A SMK 1 Padaherang.
Uji keterbacaan bertujuan untuk memperbaiki redaksi kata yang sulit dipahami
oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbatasan, dilakukan revisi pada
pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh subjek sehingga dapat dipahami oleh siswa.
3.8Uji Validitas
Validitas adalah suatu suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur),
maksudnya apakah instrumen itu benar-benar digunakan betul-betul tepat
mengukur apa yang akan diukur (Zainal Arifin (2011: 245). Pengujian validitas
butir item yang dilakukan terhadap seluruh item yang terdapat dalam angket yang
mengungkap karakteristik perilaku agresif peserta didik. Kegiatan uji validitas
butir item bertujuan untuk mengetahui kevalidan instrument yang akan digunakan.
Dari hasil uji validitas dapat diketahui bahwa instrumen yang digunakan dapat
mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011). Semakin tinggi nilai validitas
maka menunjukkan semakin valid instrumen yang digunakan.
Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0
for windows. Adapun hasil uji validitas tersaji pada tabel 3.7 sebagai berikut
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Pengungkap Perilaku Kecanduan internet
Kesimpulan Item Jumlah Valid 1,2,5,6,7,10,11,12,13,15,17
18,19,20,22,24,25,26,27,28,29,30,31,33, 34,36,37,38,39,41,42,43,46,47
42
31
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan dapat
dipercaya atau keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian
dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Seperti yang
diungkapkan Arikunto (2006) bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen
yang reliable akan menghasilkan daya yang dipercaya, karena berapa kali pun
data diambil hasilnya akan tetap sama.
Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha dengan
memanfaatkan program SPSS 17.0 for windows.Hasil pengolahan data
menggunakan program SPSS 17.0 for windows untuk mencari nilai reliabilitas
angket kemandirian perilaku dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items ,925 42
Hasil uji reliabilitas instrument perilaku kecanduan internet diperoleh
koefisien reliabilitas sebesar 0,93. Merujuk pada kalsifikasi rentang koefisien
reliabilitas termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.
Keterangan :
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
3.10 Analisis Data
Pada Penelitian dirumuskan dua pertanyaan penelitian.. Secara berurutan,
masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.
1. Pertanyaam penelitian 1 mengenai gambaran umum kecanduan internet siswa
kelas XI SMK 1 Padaherang dijawab berdasarkan skala jawaban dengan
32
dengan rating. Gambaran umum kemandirian perilaku siswa akan dijadikan
landasan dalam pembuatan program bimbingan, terlebih dahulu dilakukan
pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Penentuan kelompok siswa dengan kategori kemandirian perilaku yang
tinggi, sedang dan rendah dalam penelitian dilakukan konversi skor mentah
menjadi skor matang dengan menggunakan batas aktual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
2) Menghitung skor total masing-masing responden.
3) Menghitung rata-rata dari skor total responden (µ) dengan menggunakan
program microsoft excel.
4) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ) dengan menggunakan
program SPSS 17.0 for windows.
5) Mengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah
2. Pernyataan kedua mengenai rancangan program bimbingan dan konseling
pribadi sosial untuk mereduksi kecanduan internet. Rancanagn intervensi
disusun berdasarkan hasil pretest. Uji kelayakan (judgement) dilakukan untuk
rancangan intervensi.
3.11 Prosedur Penelitian
Pada pelaksanaan peneltian deskriptif ini, langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan berupa observasi
2. Mengidentifikasi rumusan masalah
3. Mengkaji permasalahan dengan teori-teori yang relevan
4. Melakukan perizinan penelitian kepada pihak SMK 1 Padaherang.
5. Membuat kisi-kisi instrumen dan judgement instrumen kepada dosen
ahli
6. Uji keterbacaan
33
8. Menghitung dan mengolah data
9. Menganalisis hasil instrumen yang digunakan dalam penelitian.
10. Uji validitas dan reliabilitas
11. Mendeskripsikan data
12. Merancang program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk
mereduksi kecanduan internet pada siswa
13. Judgement rancangan program kepada dosen ahli
14. Revisi rancangan program
79
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan dan
rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling untuk menangani fenomena kecanduan internet serta keterlibatan
siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang dalam perilaku bermain internet yang dapat
mengarah pada kecanduan.
A. Simpulan
Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran umum kecanduan internet pada siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Padaherang tahun pelajaran 2014/2015 siswa yang
mengalami kecanduan internet sebagian besar berada pada kategori
tidak kecanduan, lalu ada sebagian kecil yang mengalami
kecanduan internet dan sangat kecanduan tidak muncul dikalangan
siswa.
2. Gambaran aspek kecanduan internet yang paling menonjol yaitu
aspek conflict. Artinya, konflik yang terjadi antara siswa yang
mengalami kecanduan internet dengan lingkungan sekitarnya
(external conflict) dan juga dengan dirinya sendiri. Indikator-
indikator aspek conflict yaitu respon dari pihak keluarga tentang
aktifitas subyek mengakses internet yang menghabiskan waktu dan
subyek kebingungan saat harus memilih antara mengakses internet
atau melakukan aktivitas lainnya.
3. Program bimbingan pribadi sosial yang telah disusun mengacu
pada hasil identifikasi yang dirasa kan oleh siswa kelas XI SMKN
1 Padaherang Tahun Pelajaran 2014/2015. Secara keseluruhan
setiap aspek perilaku kecanduan internet dijadikan landasan
pengembangan program bimbingan dan konseling yang dilakukan
79
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK diharapkan dapat memanfaatkan program bimbingan
pribadi sosial, untuk mengurangi kecanduan internet sebagai
salahsatu fokus dalam memberikan layanan bimbingan pribadi
sosial
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Membandingkan gambaran umum kecanduan internet
berdasarkan jenis kelamin, sehingga gambaran yang digasilkan
cenderung menyeluruh.
b. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba empiris bimbingan
pribadi sosial untuk mengurangi perilaku remaja yang
mengalami kecanduan internet pada siswa Sekolah Menengah
DAFTAR PUSTAKA
Andari, S. (2010). Ketertarikan Remaja terhadap Jejaring Sosial melalui Internet.
Media Info : Litkersos. 34 (2) : 113-123.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
.(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta :Rineka Cipta.
Chaplin, J. (1999). Kamus Istilah Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Danim, Sudarwan. (2004). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Essau, C. A. (2008). Adolescent Addiction: Epidemology, Assesment and
Treatment. New York: Elsevier Inc.
F.J Monks dkk. 1996. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Faried. 2012. Perilaku Remaja Pecandu Game Online. Semarang. IKIP
PGRI.
Hurlock , Elizabeth (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth. B.(1980).Psikologi Perkembangan Suatu Pedekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Mark, D.F., Murray, M., Evans, B. & Willig, C. (2004). Healt Psychology:
Theory, Research and Practice. London: Sage Publication ltd.
Shek, D., Tang, V dan Lo, C. (2008). Internet Addiction in Chinese Adolescents in
Hongkong : Assesment, Profile, and Psychosocial Correlates. The Scientific
World Journal. 8, 776-787.
Sindominews. (2012). Kecanduan Internet : Remaja dan Dewasa Habiskan 15
Jam Online dalam Seminggu. Diunduh dari http://sidomi.com/80901/
kecanduan-internet-remaja-dandewasahabiskan-15-jam-online-dalamseminggu/
Sugiarto, dkk. (2011). Tehnik Sampling. Jakarta: PT. Alfabeta.
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung :Alfabeta.
Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani
Production.
Sukardi, Dewa Ketut. (1995). Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Willis, Sofyan S. (2004). Konseling Individual ( Teori dan Praktek). Bandung:
Alfabeta.
Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Young, K.S. (1996). Internet Addiction Disorder : The Emergence of New
Clinical Disorder. Paper presented at the 104th annual meeting of the
American Psychology Association.
Young, K.S. (1999). Internet Addiction : Symptoms, Evaluation and Treatment. In
L Vande Creek & T. Jackson (Eds). Innovation in Clinical Practice : A
Source Book. Vol 17. Sarasota, Fl : Professional Resources Prees.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan,A.J. (2005). Psikologi Perkembangan Anak &
Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan,A.J. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling.