• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGATERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGATERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 - Test Repository"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus Pada Sisw a Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan

Tahun Pelajaran 2005 - 2006

SKRIPSI

Oleh :

EDY SUMANTO

NIM : 11404035

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA

TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA

Studi Kasus Pada Sisw a Madrasah Tsanavviyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan

Tahun Pelajaran 2005 - 2006

SKRIPSI

/

Diajukan Unluk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memoperoleh

Gelar Sarjana Dalam 11 mu Tarbiyah

Oleh :

EDY SUMANTO

NIM : 11404035

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(3)

Jl. Stadion No. 03 Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 1 (satu) naskah

H a l : Pengajuan Naskah Skripsi

Salatiga, Juni 2006 Kepada

Yth. Ketua STAIN Di Salatiga

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : Edy Sumanto

NIM :11404035

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PA1)

Judul : PENG ARUM KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kec. Grobogan Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006)

Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan pcriksa.

Was sal am u 'ala ik urn Wr. Wb. .

(4)

I

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA (Studi Kasus pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatul Athfal Rejosari Kec. Grobogan Kab. Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006)

Nama : Edy Sumanto NIM : 11404035

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, Juni 2006

Prs. H. Nasafi Prs. Kastolani, M.Au

NIP. 150267826

iii

(5)

3 ^SL-^ij>\ lj_^ I j—L J f r ^ . v 11 i ^3^3 * 9 t 'l '*■' -* 15 , W ^ (j - - 7/,

f+ ^ J*I ^ ^ SljLi <5LLU l^lic- 5J ISt^J IJ

T * - * * I

-Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah tcrhadap apa yang dipcrintahkan-Nya kcpada mcrcka dan selalu mengerjakan apa yang dipcrintahkan. (At Tahrim : 6)*)

(6)

I

KATA PENGANTAR /* /•>?/• j J I I <111 j-4-^

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufiq dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulisa dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN MENTAL S1SWA (Studi kasus siswa-siswi MTs. Tarbiyalul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006)”. Ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) pada STAIN Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan tcrima kasih kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

2. Dr. H. Moch Saerozi, M.Ag, selaku Pembantu Ketua 1 STAIN Salatiga.

3. Drs. Rahmad Hariyadi, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Satgas STAIN Salatiga

(7)

diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ayah dan bunda yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu, baik moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga amal baik beliau tersebut diatas dan juga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda disisi Allah SWT. Amien.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam arti sebenamya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Purwodadi, Juni 2006 Penulis

EDY SUMANTO N1M: 11404035

(8)

D A F T A R ISI

Halaman

HALAMANJUDUL ... i

HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... in HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR IS I... viii

DAFTAR TABEL... ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan M asalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Hipotcsis.... ... 7

G. Mctodc Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 14

BAB 11. LANDASAN TEORl

(9)

kcluarga... 20

3. Tanggung jawab orang tua ... 25

4. Upaya membina keharmonisan keluarga ... 29

B. Keschatan M ental... 36

1. Pengertian kesehatan m ental... 36

2. Ciri-ciri kesehatan mental ... 37

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental ... 41

C. Pcngaruh Keharmonisan Kcluarga Tcrhadap Keschatan Mental ... 46

BAB III. DESKR1PSI LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan... 48

1. Sejarah berdirinya... 48

2. Letak geografis... 49

3. Struktur organisasi... 50

4. Keadaan guru, karyavvan dan siswa ... 51

B. Keadaan Responden... 53

1. Data responden... 53

2. Data angket keharmonisan kcluarga... 54

(10)

B A B IV. A N A L IS IS D A T A

A. Analisis Pendahuluan... 58

1. Keharmonisan keluarga... 59

2. Kesehatan mental ... 63

B. Analisis Uji Hipotesis ... 67

1. Membuat tabcl penolong untuk menghitung regresi linear sederliana... 68

2. Menghitung harga a dan b ... 71

3. Menyusun persamaan regresi ... 71

4. Mencari nilai korclasi antara nilai keharmonisan keluarga dan kesehatan mental... :... 72

5. Analisis varian garis regresi ... 73

C. Analisis Lanjutan ... 73

BAB V. PENUTUP A. Kcsimpulan ... 76

B. Saran-saran... 77

C. Penutup... 78

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR R1WAYAT FENUL1S

(11)

Tabel Halaman

1. Data Guru dan Pegawai MTs. TarbiyatuI Athfal Rejosari Grobogan... 52

2. Data Siswa MTs. TarbiyatuI Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ... ... 53

3. Kcadaan Siswa MTs. TarbiyatuI Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006 ... 53

4. Daftar Hasil Jawaban Tentang Keharmonisan Kcluarga ... 55

5. Daftar Hasil Jawaban Tentang Kesehatan Mental ... 56

6. Nilai Angkct Keharmonisan Keluarga... 59

7. Distribusi Frekuensi Keharmonisan Keluarga ... 61

8. Nilai Interval Pengaruh Keharmonisan Kcluarga ... 63

9. Nilai Angket Kesehatan Mental ... 63

10. Distribusi Frekuensi Kesehatan Mental Siswa... 65

I t. Nilai Interval Kesehatan Mental Sisw a... 67

12. Nilai Pengaruh Keharmonisan Kcluarga (X) dan Kesehatan Mental (Y) . 68 13. Tabel Pcnolong Untuk Menghitung Persamaan Rcgrcsi dan Kolerasi Sederhana... 69

(12)

B A B I

PENDAJIULUAN

A. Latar Bclakang Masalah

(13)

anak-anak berpotensi tinggi terhadap agama dan bangsa serta berbakti terhadap kedua orang tua (anak sholeh).1

Setiap orang tua selalu bertanggung jawab akan memikirkan dan mengusahakan dalam tatanan keluarganya senantiasa tercipta dan terpelihara hubungan yang baik, kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta dapat menunjang terciptanya kchidupan yang harmonis. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dalam rangka mcnciplakan keluarga yang harmonis, maka keluarga harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung agar keharmonisan keluarga tercipta sikap toleransi, seperti menciptakan suasana keagamaan dalam keluarga. Adanya hubungan baik antar anggota keluarga menjadi keutuhan maghligai rumah tangga, mewujudkan keluarga yang mapan dan kesehatan keluarga.

Selain peranan-peranan yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik, membimbing seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak yang mempunyai peranan dalam menciptakan keharmonisan keluarga. Anak dapat mcmahami dan mongikuti peranan dan tugasnya. Somua pelayanan, porhatian, vasililas yang diberikan orang tua kepada anak akan dapat diambil manfaatnya secara maksimal maka dia akan menjadi anak yang beruntung, namun tidak semua hal yang diberikan orang tua dapat ditcrima oleh anak, kadang anak merasa mampu menentukan jalannya sendiri. Faktor kejiwaan atau psikologis merupakan satu dimensi yang turut mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental seorang siswa dapat dipengaruhi beberapa faktor

(14)

3

diantaranya dari lingkungan keluarga, pergaulan disekolah dan dari lingkungan masyarakat. Ketika siswa memiliki masalah yang tidak bisa diatasi sendiri, maka siswa tcrsebut menjadi gelisah, murung bahkan menjadi putus asa, maka secara tidak langsung siswa terscbut telah mengalami gangguan mental yang apabila dibiarkan berlarut-larul akan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan juga pada aktivitas sekolah dan berkeluarga karena dalam bcrinteraksi atau hubungan timbal balik dengan berbagai pihak.

o — t

^ j— 511

lj

— '£\

<>L_UI I—

f\ ZJsj 1^*— 'il— i—*4^? ^ L -f j t d l 'd L S

i J l l 5[

.<_>

0 .^ 1 3 “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan yang menciptakan kamu dari seorang diri, dan padanya Allah menciptakan isterinya, dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisa’ : 1 ).2

Sedangkan keschatan adalah keadaan baik segcnap badan serta bagian-bagiannya sedangkan mental-mental mempunyai arti hal-hal yang mengenai batin. Jadi kesehatan mental ialah suatu keadaan yang menyatukan bahwa kondisi batin seseorang dalam keadaan baik atau tcrbcbas dari sakit.

(15)

Zakiah Darajat Mengemukakan kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup3. Dengan demikian dapat disimpulkan keharmonisan keluarga sangat penting bagi siswa karena apabila seorang siswa mempunyai keluarga yang harmonis maka akan muncul pola fikir yang sehat dan jiwa yang sehat (kesehatan mental) sehingga ketika siswa atau anak melakukan aktifitas belajar, bergaul di keluarga, disekolah dan di masyarakat ia akan berfikir terlebih dahulu.

Sebesar apakah pengaruh keharmonisan keluarga terhadap kesehatan mental siswa - sisvvi MTs. Tarbiyatul Athfal belum diketahui secara pasti.

Berdafiarkan uraian diatas yang telah dipaparkan dialas maka penulis tertarik meneliti lebih jauh mengenai “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Kesehatan Mental Siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rcjosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang ada, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keharmonisan keluarga siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 ?

2. Bagaimana kesehatan mental siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 ?

(16)

5

3. Adakah pengaruh antara keharmonisan keluarga terhadap kesehatan mental pada siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006 ?

C. Tujuan Pcnelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui keharmonisan keluarga siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006.

2. Untuk mengetahui kesehatan mental siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara keharmonisan keluarga terhadap kesehatan mental siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006.

D. Manfaat Hasil Pcnelitian

Berdasakan tujuan penelitian diatas, maka dapat diketahui manfaat penelitian ini, yaitu :

1. Untuk memperoleh gambaran sederhana tentang keharmonisan keluarga siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan Tahun Pelajaran 2005 - 2006.

(17)

E. Definisi Operational

Untuk menghidari pemahaman yang berbeda dan menyatukan pandangan demi mewujudkan kesatuan fikir, cara pandang dan kcsamaan persepsi mengenai pengertian istilah dalam judul ini, maka perlu adanya suatu penjelasan dan pembatasan sebagai berikut:

1. Keharmonisan keluarga

Keharmonisan bersal dari kata dasar barmonis yag berarti selaras.1 Keharmonisan berarti keselarasan hubungan antara satu orang dengan orang lain. Keluarga adalah sanak saudara, kaum kerabat.'1 Keharmonisan dalam keluarga maksudnya keselarasan hubungan anatra satu anggota dengan anggota yang lain dalam scbuah keluarga. Soelwani Soekirno mcngalakan bahwa keluarga yang hannonis adalah suatu hubungan yang menyejukkan adanya hubungan timbal balik antara anggota keluarga sccara serasi/’ Hubungan yang dimaksud adalah hunbungan yang didasari adanya saling pengertian dan toleransi setiap tugas dalam keluarga yang dilaksanakan alas kesadaran untuk kepontingan bersama.

2. Kcsehatan mental

Kcsehatan adalah kaeadaan baik segetiap badan serta bagian- bagiannya (bebas dari sakit).4 * 6 7 * Scdangkan mental mempunyai arti hal-hal yang mengenai bating Zakiah Darajat mengetnukakan kcsehatan mental adalah terhindarnya orang-orang dan gejala-gejala gangguan jiwa

4 Ibid., him. 347

' Ibid., him. 471

6 Soewalni Soekirno, Him/ Pcndidikan Keluarga, Media Press. Surakarta, 1001 him. 50

(18)

(nourose) dan dari gejala penyakit jiwa.9 Jadi kcsehatan menial adalah suatu keadaan yang menyatukan bahwa kondisi batin seseorang da lam keadaan baik atau terbebas dari sakit.

3. Siswa - siswi MTs. TarbiyatuI Athfal

Siswa-siswi adalah anak didik atau murid yang sedang tumbuh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan formal khususnya pada sekolah yaitu pada MTs. TarbiyatuI Athfal Rcjosari Grobogan.

F. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata “Hypo" yang berarti “Jibawah” dan “Thesa” yang artinya “k e b e n a r a nPcngcrtian hipotesis menurut Umardi Suryabrata adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris.10 11

Menurut Sutrisno Uadi adalah dugaan yang mungkin benar atau juga salah. Ia akan ditolak atau palsu dan akan ditcrima jika faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan dengan demikian sangat tergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta dikumpulkan."

Sehubungan hal diatas dapal diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis kerja atau alternative (Ha)

“Terdapat pengaruh yang signifikan antara kehannonisan keluarga terhadap kesehatan mental pada siswa - siswi MTs. TarbiyatuI Athfal Rcjosari Grobogan”.

9 IhiJ,him. 11

(19)

2. Hipotesis noI (Ho)

“Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keharmonisan keluarga terhadap kesehatan mental pada siswa-siswi MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan”.

G. Mctode Penclitian

t. Mctodc pcncntuan obyck a. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri- cirinya akan diduga.12 Populasi daJam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan 2006 sebanyak 200 siswa, dengan perincian sebagai berikut:

No Kclas Putra Putri Jumlah

1 I A 20 18 38

2 IB 21 17 38

3 ll A 12 17 29

4 II B 11 16 27

5 III A 17 16 33

6 III B 16 19 35

Jumlah 97 103 200

b. Sampel

Sampel adalah pcnarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.13

12 Masri Singaritnbun, dan Softan Efcndi, Mctodc Penclitian Sitrvci, LP3ES, Jakarta,

1995, him. 152

(20)

9

Suharsimi Arikunto membcrikan patokan jika populasinya kurang dari 100 penelitiannya dijadikan penelitian populasi, telapi jika lebih dari 100 maka diambil sampclnya 10- 15 % atau sesuai kemampuan.14

Berdasarkan kenyataan tcrsebut diatas, maka pengambilan sample dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa. Adapun tebnik sampling acak sederhana (sampel random sampling) yaitu tebnik penelitian sampel dimana semua individu anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama dan independent untuk dipilih sebagai anggota sampel.15

2. Variabe! penelitian

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian.16 Adapun yang menjadi variable penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabcl bebas atau variable X, yaitu keharmonisan keluarga Adapun indikartomya meliputi :

1) Saling memberi dan menerima antara anggota keluarga 17 *

2) Mcmbicarakan setiap persoalan dan kesukaran-kesukaran dengan 18

tenang, bijaksana dan hati terbuka.

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Siialu Pendekatan Praklis, Rineka Cipta, Jakarta, 1984. him. 107

15 Ibnu Hajar, Dosar-Dasar Metodologi Penelitian KualUaift Dalam Pendidikan, Raja Grafmdo Persada, Jakarta, 1996, him. 137

16 Sumndi Suryasubrata, Op. 07, him. 72

17 Maftuh Ahmad, Rnmahku Snrgakn, CV. Bintang Pelajar, Gresik, him. 24

(21)

3) Keakraban liubungan anlara suami dan islri dan anak-anaknya.''; 4) Mcluangkan vvaktu bersama untuk berkucnpul antara orang tua dan

anak.

5) Saling mempercayai dan membantu dalam tugas rumah tangga. 6) Saling menghormati dan menghargai dalam berbicara.19 20

7) Orang tua membcrikan bimbingan apabila anak mendapat masalah. 8) Mcmbina rasa saling mempercayai.21 22

b. Variabel terikat atau variable Y, yaitu kesehatan mental. Adapun indikartornya meliputi :

1) Terhindar dari gangguan jiwa 2) Kemampuan beradaptasi

3) Kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi

4) Kemampuan mengembangkan potensi atau bakat yang dimiliki. 3. Mctodc pcnguinpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, pcncliti menggunakan mctodc pcngumpulan data sebagai berikut:

a. Metode angket atau kuesioner

Angkct atau kuesioner adalah tehnik pcngumpulan data dengan pertanyaan tertulis untuk diisi oleh responden sesuai pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti

19 D, Gunarsa, Psikohgi Untuk Keluarga, Bintang Mulia. Surabaya, 198b, him. 29 20 Alex Sobur, Kommiikasi Orang Tua Dengan Anak, Angkasa, Bandung 1986, him. 7 21 Charles Schaefer, Bagaimana Mcmpengaruhi Anak, Pegangan Praktis Bagi Orang Tua, Dahara Prize, Semarang 1989, him. 92,102

(22)

11

laporan individualnya atau hal-hal yang diketahui.23 Mctode ini penulis pcrgunakan untuk mempcroleh data yang berkaitan dengan keharmonisan keluarga terhadap kcsehatan mental.

b. Metode dokumentasi

Dokumentasi adalah pencarian data yang berupa catatan, transkip, notulen, leger, majalah, buku, surat kabar, prasasti, agenda dan sebagoinya.24 Metode ini digunakan untuk mempcroleh data tentang struktur organisasi, kurikulum, daflar guru, k ary a wan, sisvva, sarana dan prasarana dan dokumentasi lain yang dibutuhkan.

c. Metode observasi

Observasi adalah pengamatan dan pendekatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki25 Metode ini digunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung yang bersifat fisik mengenai situasi umum MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan, meliputi letak geografis. Sarana dan prasarana serta dimaksudkan untuk mengetahui keadaan keharmonisan keluarga dan kesehatan mental. d. Metode wawancara atau interview

Wawancara atau interview adalah metode yang dilakukan pcwawancara untuk mempcroleh informasi dari tcrwawancara.26 Wawancara dalam penelitian yang dipakai bebas terpimpin, maksudnya

2? /hie/, him. 140

24 Kartini Kartono, Pcngcmlar Mclodologi Rise! So.sicil, Mandarmaju, Bandung 1990, him. 32

(23)

pewawancara membawa pedoman secara garis bcsar hal yang akan disampaikan.

Metodc ini penulis gunakan untuk memperoleh data pcnunjang yang menguraikan sekilas gambaran global mengenai sejarah beridirnya MTs. Tarbiyatul AThfal Rejosari Grobogan 2006.

4. Mctode analisis data

Setelah data tcrkumpul, selanjutnya dala-dala dianalisis sccara sistematis. Adapun pengolahan data disusun langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan langkah-langkah avval yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan basil pengolahan data angket responden kcdalam data tabel distribusi frekuensi.

Untuk mcnganalisis data dalam penelitian ini digunakan tehnik analisis statistik yang menghitung nilai kualitas dan kuantitas dengan cara mernberikan pcnilaian berdasarkan atas jawaban angket yang tclah disebarkan kepada responden, dimana masing-masing item diberikan altcrnativ jawaban. Adapun kritcria nilainya adalah sebagai berikut:

(24)

13

b. Analisis uji hipotesa

Dalam analisa ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel frekuensi yang ada dalam analisa pendahuluan untuk selanjutnya dimasukkan dalam rumus regresi linier sederhana.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung persamaan regresi dan kolerasi sederhana.

2) Menghitung harga a dan b dengan rumus sebagi berikut27 : a _ (IY ,)(LX ,* 2)-(XX,)(VX,Y,)

regresi linier sederhana disusun dengan menggunakan rumus : Y1 = a + b x

Keterangan :

Y1 : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y hi la X O (harga konstan)

b : Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent.

(25)

X : Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai

4) Mencari nilai kolerasi antara variabel dependen dengan variabel independent, menggunakan minus29 :

5) Menguji signifikan hasil perhitungan dengan mcmbandingkan r hiiung maupun r iabd baik untuk taraf kesalahan 5 % maupun taraf kesalahan 1 %.

6) Mencari nilai koefisien determinasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus ( R ) = ( r )2 x 100%.

c. Analisis lanjutan

Analisis ini untuk mcmbuat interprcstasi Icbih lanjut dengan jalan membandingkan harga r hj,UIlg yang telah diketahui dengan harga r

1) Jika r hiiung Icbih besar dari r 1 % atau 5 % maka hasilnya dapat dikatakan signifikan (hipolesis diterima).

2) Jika r hiUuig Icbih kecil dari r XnM 1 % atau 5 % maka hasilnya dapat dikatakan non signifikan (hipotesis ditolak).

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

tertentu.

N EX, Y, -(IX ,)(£ Y t _ {NZX,2 -(IX ,)2} (NSY,2 -(IY ,)2}

(26)

15

BAB I. : Dalam bab ini berisi tentang pcndahuluan, yang terdiri dari iatar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotcsis, metode penelitian dan sistcmatika penulisan skripsi.

BAB 11. : Dalam bab ini berisi landasan teori, yang meliputi Pertama : Kcliarmonisan keluarga yangt terdiri pengertian keharmonisan keluarga, faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, tanggung jawab orang tua, upaya membina keharmonisan keluarga. Kedua : Kesehatan mental yang terdiri pengertian kesehatan mental, cirri-ciri kesehatan mental, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental. Ketiga : Pengaruh keharmonisan keluarga terhadap kesehatan mental. BAB III. : Bab tiga ini menyajikan gambaran umum MTs. Tarbiyatul

Alhfal Rejosari Grobogan, meliputi sejarah berdirinya letak geografis, struktur organisasi kcadaan guru, karyawan dan sisvva, fasilitas sarana dan prasarana dan hasil angkot tentang keharmonisan keluarga terhadap kesehatan mental.

(27)
(28)

B A B II

LANDASAN TEORI

A. Keharmonisan Keluarga

1. Pcngcrtian keharmonisan keluarga

Istilah keharmonisan keluarga merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “keharmonisan” dan’ “keluarga”. Pcngcrtian keharmonisan keluarga mempunyai pengerlian yang luas. Oieh karena itu untuk memperoleh kejelasan pengertian tersebut, penulis akan menjelaskan satu persatu, dari istilah keluarga dan istilah keharmonisan.1

Menurut Munir Al Marsyu Sarhan mendefmisikan keluarga adalah sebagai suatu unit yang terbentuk dari suami, isteri seita anak-anak yang terjalin karena ikatan darah dan perkawinan serta mempunyai tujuan yang padu.1 2

Dalam bukunya Hasan Langgulung dikatakan bahwa keluarga adalah pcrkumpulan yang halal antara scorang laki-laki dan scorang perempuan yang bersifat terus menerus di mana yang satu merasa tenteram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat.'

Keluarga juga dapat diartikan sebagai berikut:

1 Hasan Shadily. Knsikiopedi Umum. Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1986, him. 544. 2 Munir AI Mursyi Sarhan, Fi fjtimaali Tar bit i, Al Anjalos, Mcsir, 1978, him. 183.

(29)

1. Ibu bapak dcrigan anak-anaknya, seisi rumah seluruhnya. 2. Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan.

3. (Kaum) sanak saudara, kaum kcrabat.

4. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.1'

Keluarga merupakan sumber pendidikan utarna, karcna segala pengetahuan dan kecerdasan intelcktual manusia diperoleh pertama-tama dari orangtua dan anggota keluarganya sendiri.4 5

Dari beberapa definisi di alas dapat diambil suatu pengertian tentang kcluarga, yaitu scbagai suatu unit terkecil dari masyarakat yang terbentuk dari suami, isteri serta anak-anak yang terjalin karcna ikatan darah atau perkawinan dan mempunyai tujuan terpadu serta mempunyai peran dan tanggung jawab utama atas pendidikan anak dan kebutuhan pokok lainnya.

Selanjutnya istilah keharmonisan berasal dan kata harmonis yang bcrarti “kcsclarasan, selaras”. Dalam buku lain dikatakan kcluarga harmoni adalah keluarga yang penuh keserasian antar suami, isteri dan anak-anak, serta seluruh. anggata keluarganya, serta harus berprestasi menuju keluarga yang memperoleh ridha Allah SWT. Dengan mengikuti semua tuntutan-Nya.6

4 Opcif, him. 471.

(30)

19

Kehidupan harmonis adalah kehidupan yang seimbang, di mana satu sama lain mampu menjalin kerja sama secara teratur sehingga tidak tcrjadi kegoncangan.7 8

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat dilarik suatu pengertian bahwa keharmonisan keluarga adalah keluarga yang penuh kcserasian dan kesimbangan diantara anggota-anggotranya di dalam menjalin hubungan kerja sama dalam melaksanakan tugas keluarga, dan masing-masing nnggota senantiasa hidup dalam ketenangan lahir batin dan selalu bersyukur pada Allah SWT.

Dalam keluarga yang harmonis akan tercipta hubungan saling

o

memberi dan mcnerima antara anggota keluarga. Scbagai orang tua sudah selayaknya memberikan perhatian kepada anaknya, sehingga anak akan merasa dihargai dan diharapkan, hal ini akan memacu sang anak untuk berbuat baik dan mcmbalas perhatian orang tuanya dengan memberikan yang terbaik bagi mereka.

Pcrsoalan dan kesukaran-kesukaran yang dialami baik oleh anak maupun orang tua dapat dibicarakan dengan tenang, bijaksana dan hati t e ^ k a .9 Tidak ada yang perlu ditutupi, karena justru akan menambah masalah baru. Kctcrbukaaan harus menjadi azas dalam mcnyclcsaikan masalah. Ketenangan juga mcrupakan sikap yang harus dipegang, karena

7 Imam Munawar, M ava/tami Prinsip-Prinsip Dasar AI Isktmi, Bina Ilmu, Surabaya, 1988, him. 53.

8 Maftuh Ahnan, Rurnahku Surgakit, C-V. Bintang Peiajar, Gresik, him. 24.

(31)

apabila emosi sudah menguasai diri, maka sulil mencari jalan tengah / penyclesaian yang baik.

Kcakraban hubungan akan terjalin antara suami, istcri dan anak.10 11 Tidak ada jarak antara masing-masing anggota keluarga. 1 lat ini dapat diusahakan dcngan mcluangkan waktu bcrsama untuk berkumpul antara ornng tua dcngan anak, saling mcmpcrcayai dan mcmbantu dalam tugas rumah tangga dan saling menghormati serta menghargai dalam berbicara.11

Scbagai orang tua juga harus tanggap apabila anak mendapat masalah dan senanliasa dibimbing dan diarahkan, agar anak mempunyai petunjuk dan pegangan dalam melangkah. Dan yang tidak kalah pcnting adalah membina rasa saling mempercayai.12

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga

Sebuah keluarga yang harmonis akan dapat terbenluk apabila di dalam keluarga tercipta keharmonisan di antara para anggotanya, karena ibu ingin menjaga supaya keharmonisan itu tidak terganggu dan bcrlangsung seumur hidup, maka dididiknyalah anak-anak sedemikian rupa, supaya sopan dan hormat kepada orang tua, terutarna bapak.13

Untuk mcnciptakan keluarga yang harmonis bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, seperti yang telah dikemukakan pada bab

10 Singgih D. Gunarsa, Psikotogi (Intuk Keluarga, Bintang Mulia, Surabaya, 1986, him. 29.

11 Alex Sobur, Konmnikasi Orang Tua dcngan Anak, Angkasa, Bandung, 1986, him. 7. 12 Charles Schaefer, Hagaimana Mempengaruhi Anak, Pegangan Prakiis Hagi Orang Tua, Dahara Prize, Scmarang, 1989, him. 92, 102

(32)

21

sebelumnya. Oleh sebab itu sebagai usaha untuk mewujudkan sebuah keluarga yang hannonis hams dimulai sejak akan melangkah menuju perkawinan hingga terbentuknya bangunan keluarga.

Sebagai upaya untuk mendukung terciptanya keharmonisan keluarga perlu diperhatikan mengcnai dasar-dasar keharmonisan dan kelestarian sebuah perkawinan. Dasar-dasar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nasab atau keturunan b. Kemerdekaan (kebebasan) c. Beragama Islam

d. Pekerjaan (mata pencaharian) e. Harta / kekayaan

f. Kebebasan dari aib (tidak cacat).

Masalah di atas ditujukan kepada pihak laki-laki, jadi pihak laki- lakilah yang dikcnakan persyaratan tersebut.1'1

Sesuai dongan UU perkawinan Bab IV Pasal 31 berbunyi :

1. Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dcngan hak dan kedudukan suami dalarn kehidupan rumah taugga dan pcrgaulan hidup bcrsama dalam masyarakat.

2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. 3. Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.1'

(33)

Akan tetapi apabila kita perhatikan kembali pada pcngertian keJuarga harmonis, maka faktor-faktor yang harus ada sebagai pendukung keharmonian keluarga meliputi:

a. Kecintaan kepada suami lebih besar dan lebih akrab. Hal ini besar pcngaruhnya dalam keserasian hubungan suami isteri.

Dalam keluarga harmonis disebutkan adanya hubungan kerja sama yang serasi di antara anggota-anggotanya. Ini berarli dalam sebuah keluarga yang harmonis terjalin hubungan persahabatan yang akrab antara anggota terutama suami dan isteri. Karena tanpa hal itu, mustahil keserasian dapat tercipta.

Untuk mcncapai kcsatOan yang harmonis dalam keluarga sepasang suami isteri harus saling memahami pribadinya masing- masing secara mendalam. Dan hal ini tidak mungkin dilakukan kectiali melalui kontak-kontak psikis yaitu dengan cara menjalin hubungan yang akrab. Karena untuk menjalin keserasian antara suami isteri, keakraban hubungan yang bersahabat memang sangat diperlukan.16 b. Kecintaan suami lebih sempurna terhadap istcrinya yang masih gadis

perawan. Sebab biasanya suami akan merasa segan dan tidak cnak kepada wanita yang pemah disentuh seorang laki-laki lain.

Di dalam keluarga yang harmonis juga perlu adanya keseimbangan dalam kerja sama di antara anggotanya Faktor keseimbangan harus ada. Sebab tidak mungkin suatu keharmonisan

(34)

23

antara anggota keluarga dapat dicapai apabila tidak ada suasana kerja saina yang seimbang di antara anggota itu sendiri.

Apabila di dalam keluarga masing-masing anggotanya melaksanakan peranan masing-masing penuh tanggung jawab, maka akan mcmbantu pelaksanaan peranan masing-masing anggota dalam keluarga sebagai kesatuan yang kokoh. Isteri menjadi partner suaminya dalam mengclola rumah tangga, hal ini sangat mendukung dan rnengukuhkan kedudukan dan peranan suami, begitu juga sebaliknya. Suasana kchidupan semacam inilah yang dapat mendukung keharmonisan kehidupan keluarga.

c. Kesamaan agama dan akhlak

Di dalam pengertian keharmonisan keluarga dinyatakan bahwa di antara anggota-anggotanya di dalam menjalin hubungan kerja sama dalam melaksanakan tugas keluarga, dan masing-musing anggota senantiasa hidup dalam ketenangan lahir batin dan selalu bersyukur kopada Allah SWT. Suasana keluarga scmacam ini jelas hanya dapat diwujudkan jika masing-masing anggota keluarga mcmiliki agama dan akhlak yang diridhai Allah SWT.

(35)

dimiliki, tapi kurang di dalam masalah-masalah yang lain, maka hal itu sudah cukup memadai”.17

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah :

O' Jj cUW^- j t cUli 5fjil

"*Jl p j i i / Jj Cj y

“Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka beruntunglah engkau yang memilih wanita karena agamanya, Karena dengan demikian itu engkau akan berbahagia” 18

Meskipun demikian, ini tidak bisa diartikan bahwa kita disuruh menolak faktor-faktor yang lain tersebut, Penekanan pada sifat agama dan akhlak tidak berarti mengabaikan sifat-sifat atau faktor- faktor lain seperti : harta, kecantikan, keturunan dan agama. In hanya sekedar menyatakan bahwa agama dan akhlak itulah syarat pokok untuk teijalinnya suatu hubungan yang suci.19

d. Kecintaan terhadap anak

Kedua orang tua sama-sama berkewajiban untuk menjaga, mencintai dan menyayangi anaknya. Karena hal itu sangat berpengaruh bagi anak Bapak tidak melemparkan tanggungjawab kepada ibu

17 Dedi Junaedi, Op. Cit., him. 5.

18 Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikun, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 92

(36)

25

demikian pula sebaliknya. Kedua pihak saling menyadari sehingga hubungan terjalin dengan harmonis antara orang tua dengan anak, 3. Tanggung jawab orang tua

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tcmpat ia belajar menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Pcndidikan yang ada dalam keluarga menccrminkan latar bclakang keluarga itu sendiri. Dan latar bclakang itulah, orang tua harus memikirkan dan mempertimbangkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala runiah tangga dan juga sebagai seorang pendidik yang utama dan pertama.

Tugas dan tangling jawab orang tua adalah selain mendidik anak- anaknya, orang tua juga berkewajiban menafkahi (memenuhi kebutuhan) keluarganya berupa kebutuhan ckonorni sehari-hari, oleh karena itu, dan terpenuhinya kebutuhan yang diperlukan setiap hari, maka keluarga akan terjalin secara harmonis dan pcndidikan anak-anak akan terpenuhi, baik itu pcndidikan fisik, intelcktual maupun psikis. Scbagaimana dikemukakan oleh Abdullah Nasich Ulwan bahwa orang tua dalam mendidik anak adalah mcliputi tiga bagian, yaitu :

a. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan fisik

(37)

^_s c ii^ ^ • ^ 3 ’ o !3

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun pcnuh, yailu bagi yang ingin mcnycmpumakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kcpada para ibu dcngan cara yang ma’ruf’.20

Berikut adalah bcbcrapa tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak dalam menafkahi keluarganya dan anak-anaknya :

1) Kewajiban menafkahi kcluarga dan anak.

2) Mengikuti aturan yang schat ketika makan, minum dan tidur agar menjadi terbiasa bagi akhlak anak.

3) Menghindari penyakit yang mcnular. 4) Berkewajiban mengobati penyakit.

5) Menerapkan prinsip tidak boleh membahayakan hidup orang lain dan diri sendiri.

6) Membiasakan anak berolah raga. 7) Membiasakan hidup sederhana.

8) Membiasakan anak hidup sungguh-sungguh, janlan dan menghindari pengangguran dan penyimpangan.21

20 Departemcn Agama RI., Al-Our ‘an Jan Tcrjcmahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an, Dcpag Rl, Jakarta, 1989, him. 57

(38)

b. Tanggungjawab pendidikan inteiektual

Menurut Abdullah Nasih Ulwan, tanggung jawab pendidikan inteiektual adalah tanggungjawab membentuk pemikiran anak dcngan sesuatu yang manfaat seperti ilmu syariat, kebudayaan ilmiah dan modern, kesadaran inteiektual schingga anak-anak matang dalam berfisik dan bersikap ilmiah.22

Tanggung jawab ini tidak kalah pentingnya dengan tanggung jawab iman fisik sebagai persiapan pendidikan moral untuk membentuk akhlak dan kebiasaan. Sedangkan pendidikan inteiektual untuk penyadaran dan pembudayaan.

Karcna keterbatasan kemampuan orang tua schingga mcrcka inemberikan tanggungjawab pendidikan inteiektual kepada sekolah. Akan tetapi hal itu bukan berarti orang tua mclepaskan anak begitu saja. Orang tua masih bertanggung jawab menyediakan fasilitas bclajar dan memotivasi untuk senantiasa bclajar tekun sehinga mcncapai prestasi yang diinginkan.

c. Tanggungjawab pendidikan psikis

(39)

Dari pendapat di atas bahwa tujuan dan tugas dan tanggung jawab orang tua dalam membimbing dan mendidik anak itu merupakan suatu hal yang mcndasar dan pcnting, olch karcna itu anak hams dibiasakan dididik pada hal-hal yang posilif sejak dini, karena pendidikan masa kecil akan sangat bcrpengaruh dalam kchidupan selanjutnya. Dalam kchidupan sehari-hari anak selalu mengidentifikasikan sctiap perilaku orang tuanya, untuk itu kewajiban orang tua adalah menjadi suri tauladan yang baik bagi kchidupan anaknya, karcna pendidikan pertama kali sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap jalan kehidupan seseorang di masa depan. Sesuai dengan pendapat H. M. Arifin, yang menyatakan bahwa :

“Sikap serta tingkah laku anak tampak jelas sekali dipengaruhi oleh orang tua di mana ia dilahirkan dan berkembang. Rumah adalah lingkungan pertama bagi anak, keluarga memberi pcrcontohan sikap anak terhadap orang lain, benda-benda dan kehidupan pada umumnya. Anak menjadikan. orang tua sebagai model dan penyesuaian dirinya dengan kehidupan”.21

Dari pernyataan di atas, bahwa dalam keluarga anak akan memperoleh landasan bagi pembentukan kepribadian sikap perilaku dan tantangan emosi, maka dan itu hendaklah orang tua harus menjadi serttral offigur yang baik dalam keluarga.

25 M. Anifin, Hubungan Timbal Balik Agama di Lingknngun Sokol ah dan Keluarga,

(40)

29

4. Upaya membina kcharmonisan kcluarga

Sudah menjadi dambaan setiap pasangan suamj- istcri memiliki kehidupan keluarga yang harmonis hidup bahagia dan sejahtcra. Terciptanya keharmonisan keluarga bukanlah terjadi dengan sendirinya sccara langsung, tetapi dipcrolch melalui usaha sccara sadar dan sungguh- sungguh untuk mewujudkannya.

Pada kenyataannya di masyarakat tidak sedikit keluarga yang belum mampu bahkan tidak dapat menciptakan keluarga yang harmonis walaupun bcrbagai cara telah ditempuh. Banyak terjadi dalam keluarga percekcokan, pertengkaran konflik dan bahkan lebih mengarah pada kekerasan. Semuanya itu merupakan permasalahan keluarga yang harus diselesaikan dengan hati yang sabar, karena apabila hal itu dibiarkan akan mengakibatkan keretakan rumah tangga.

a. Hubungan intern dalam keluarga 1) Hubungan suami istri

Syarat pertama untuk membina hubungan baik anlara suami istcri adalah adanya sikap saling mengerti, saling mencrima, saling menghargai, saling mempercayai dan saling mencintai.24

Dalam hal ini cinta menurut dcfmisi Dr. Gordon adalah rasa saling menyayangi, keintiman, kesetiaan dan kepcrcayaan

24

him. 700

(41)

dalam rasa senang dan susah, tetap bertahan dalam berbagai situasi.25

2) Hubungan orang tua dengan anak

Kehadiran anak dalam keluarga menambah kesempurnaan hidup dalam keluarga. Akan tetapi kadang masalah hubungan orang tua dapat menjadi persoalan yang dapat mengganggu ketenangan keluarga, terutama pada anak yang menginjak masa remaja dan dewasa. Orang tua kadang-kadang merasa bahvva anaknya tiba-tiba menjadi nakal, suka mclamun, tidak mau patuh dan menyusahkan orang tua. Sebaliknya anak merasa bahvva orang tuanya tidak mau mengerti,. tidak memperhatikan dan acuh tak acuh, sehingga anak merasa cemas, akibatnya acuh dan tidak akrab dengan orang tuanya.

Untuk menjalin hubungan yang baik dengan anak, adalah sangat bijaksana jika orang tua menyediakan waktu cukup untuk bercakap-cakap, berbincang dan saling membuka diri untuk membicarakan masalah. Hal in sebagaimana dinyatakan oleh Alex Sobur sebagai berikut :

“Meluangkan waktu bersama merupakan syarat utama untuk menciptakan komunikasi antar orang tua dan anak. Sebab dengan adanya waktu bersama, barulali keintiman dan keakraban dapat diciptakan di antara anggota keluarga. Bagaimanapun juga tidak seorang pun dapat menjalin

2 5

(42)

31

komunikasi dcngan anak bila mcrcka tidak pcrnah bertemu dan bcrcakap-cakap bcrsama.26

Jadi, jika orang tua rnembiasakan diri meluangkan waklu bersama, maka rasa asing pada anak akan hilang. Apalagi suasana akrab telah terbiasa dan orang tua dapat melakukan pendckatan diri pada anak, maka masalah-masalah yang dirasakan anak akan rnudah dikelahui.

Demikian pula dalam membina hubungan dan komunikasi orang tua dengan anak, seyogyanya orang tua bersikap menghormati, tidak sampai melukai harga diri anak. Hal ini bukan berarti orang tua harus mennruti anak, tidak menegur atau memarahi. Menegur dan memarahi dapat dilakukan jika perlu. Orang tua hendaknya tidak enggan mcmberi pujian atau penghargaan alas sikap dan prestasinya yang baik, karena hal ini membuat anak merasa dihargai dan respect kepada orang tua.

Sikap orang tua yang otoriter (keras) merasa berkuasa hanya memerintah, kurang mendengarkan keluhan atau usulan anak dan terlalu disiplin akan menimbulkan rasa takul, apatis (masa bodoh) dan dendam pada diri anak. Untuk itu sikap demokratis orang tua sangat diperlukan, sehingga masalah yang dirasakan anak akan dapat dicurahkan secara terbuka kepada orang tua. Demikian pula orang tua dapat memahami dan membantu

(43)

mengatasinya, hubungan yang baik antara orang tua dcngan anak menjadikan anak merasa tenang dan aman bersama orang tuanya. b. Kehidupan keluarga

Sesungguhnya peranan agama sangat menentukan kehidupan manusia, karcna agama membcrikan pcdoman dan petunjuk sarat memberikan bimbingan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan rumah tangga, kehidupan keagamaan dalam arti penghayatan dan pcngamalan ajaran agama sangat membantu dalam usaha mewujudkan dan mcmelihara keharmonisan maupun kebahagiaan dalam rumah tangga. Jika selurub anggota keluarga menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, pasti akan terbuka lebar kebahagiaan di dalamnya.

Agama dalam kehidupan berfungsi sebagai pengendali diri yang dapat mencegah atau menghindari sescorang melakukan hal-hal yang dapat melanggar norma-norma kesusilaan dan hukum. Agama berfungsi juga sebagai penolong dalam kecemasan karena dcngan agama akan dapat membcrikan rasa aman, kasih sayang, harga diri, rasa bcbas dan sukses bagi pcnganutnya yang bcnar-benar menghayati ajaran agama.

(44)

3 6

perkawinan, atau disebabkan oleh pembentukan jiwa yang tidak vvajar, yang merupakan faktor dalam rusaknya kekcluargaan, hal ini yang menyebabkan rusaknya hubungan emosi yang terjadi baik antara suami-isteri atau antara orang tua dengan anak.

Dari bebcrapa faktor di atas, faktor ekonomi scbagai salah satu faktor penyebab tcrjadinya disharmonisasi dalam keluarga. Hal ini harus mendapat perhatian dan diselesaikan dengan menjaga kestabilan ekonomi keluarga. Dan harus pandai mengalur kebijakan dalam membelanjakannya.

B. Tentnng Kesehatan Mental 1. Pcngcrtian kcschatan mental

Menurut Kartini Kartono mental hygiene atau ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental atau jiwa bertujuan menccgah timbulnya gangguun atau penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha mongurangi atau menyembuhkan penyakit mental serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.30

Scdangkan Zakiah Daradjat mendefinisikan kcschatan mental, antara lain :

a. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dan gejala-gcjala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gcjala penyakit jiwa (Psychose).

(45)

b. Kesehatan mental adalah kcmampuan untuk menyesuaikan diri dcngan dirj sendiri, dengan orang Jain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.

c. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kcbahagiaan diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan- gangguan dan penyakit jiwa.

d. Kesehatan mental adalah tcrvvujudnya keharmonisan yang sungguh- sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positifkebahagiaan dan kemampuan dirinya."M

Dan beberapa pengertian kesehatan mental di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah terhindamya scscorang dari gangguan-gangguan dan gejala-gejala penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kcbahagiaan bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hidup.

2. Ciri-ciri kesehatan mental

Deskripsi tentang pribadi normal dengan mental yang schat dapat diuraikan dalam satu daftar kriteria oleh Maslovv dan Mettclman dalam 31

(46)

38

bukunya “Principle O f Abnormal Psycologi", sebagaimana yang dikutip Kartini Kartono, sebagai berikut:

a. Memiliki rasa aman yang tepat, mampu berkontak dengan orang lain dalam bekeija, di tengah pergaulan dan dalam lingkungan keluarga. b. Memiliki penilaian diri dan wawasan diri rasional dengan rasa harga

diri yang sedang, cukup, tidak berlebihan. Memiliki rasa sehat secara moril dan tidak dihinggapi rasa-rasa berdosa atau bersalah bisa menilai penilaku orang lain yang asosial dan tidak manusiawi sebagai masyarakat yang menyimpang.

c. Punya spontanitas dan emosionalitas yang tepat. Dia mampu menjalin relasi yang erat, kuat dan lama. Seperti persahabatan, komunikasi sosial dan relasi cinta. Jarang kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri, penuh tenggang rasa terhadap pengalaman orang lain, dia bisa tertawa dan bergembira secara bebas dan mampu menghayati penderitaan dan kedudukan tanpa lupa diri.32

d. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien, tanpa ada fantasi dan angan-angan yang berlebihan. Pandangan hidup yang realistis dan cukup luas dengan besar hati, dia sanggup menerima segala cobaan hidup, kejutan-kejutan mental serta nasib buruk. Dia mempunyai kontak yang riil dan efisien dengan diri sendiri dan mudah melakukan adaptasi atau mengasimilasikan diri, jika lingkungan sosial atau dunia

(47)

luar memang tidak bisa diubah olch dirinya. Dia bisa mcnjalin vang bersifat kooperatif terhadap keadaan yang tidak bisa ditolaknya.

e. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat dan mampu memuaskan dengan cara yang sehat, namun dia tidak bisa diperbudak oleh nafsunya sendiri. Dia mampu menikmati kesenangan hidup seperti makan, minum, rekreasi dan dapat pulih dan kclelahan. Nafsu seksnya cukup sehat, bisa metnenuhi kcbutuhan seks dengan wajar. tanpa dibcbani rasa takut dan berdosa. Dia bergairah untuk bekerja dan dengan tabah menghadapi segala kegagalan.

f. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup dengan motif-motif hidup yang sehat dan kesadaran yang tinggi. Dia cukup realistis, karena bisa membatasi ambisi-ambisi dalam batas kenormalan. Juga patuh terhadap pantangan-pantangan pribadi dan sosial. Dia bisa melakukan kompensasi yang positif, mampu menghindari mekanisme pembelaan diri yang negatif sejauh mungkin dan mcnyalurkan rasa-rasa infeniomya.

g. Memiliki tujuan hidup yang tepat yang bisa dicapai dengan kemampuan sendiri, sebab sifatnya wajar dan realitas. Ditambah kculctan mengerjakannya demi kcmanfaatan bagi diri sendiri maupun masyarakat pada umumnya.'3

h. Memiliki kemampuan belajar dan pcngalaman hidupnya yaitu mengolah dan menerima pengalamannya dengan sikap yang luwes dan

(48)

40

bisa mcnilai kckuatan scndiri dan situasi yang dihadapi dengan sukscs. Akan dihindari semua tehnik pembenaran diri dan pelarian diri yang tidak sehat dan ia sanggup memperbaiki metode kerjanya agar lebih efisien dan lebih produktif.

i. Ada sikap cmansipasi yang sehat terhadap kclompoknya dan terhadap kebudayaannya, namun di tetap memiliki oniginalitas dan individualitas yang khas, sebab dia mampu membedakan yang baik dan yang buruk. Dia menyadari adanya kebebasan yang terbatas daiam kclompoknya tanpa memiliki kcsombongan, kemunafikan, usaha mencari muka dan tanpa ada hasrat menonjolkan diri terlalu kedepan. Lagipula dia memiliki derajat aspiratif dan toleransi yang cukup besar terhadap kebudayaan dan terhadap perubahan-perubahan sosial.

j. Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan dan kebutuhan- kebutuhan dan kclompoknya sebab dia kompromi dengan yang lain, tidak terlalu berbeda dan tidak terlalu menyimpang. Dia bisa mengikuti adat, tata cara, dan norma-norma kelompok sendiri. Dia tetap memperhatikan rasa persahabatan, tanggung jawab dan loyalitas serta melakukan aktivitas, rekreasi yang sehat dengan anggota yang lainnya. k. Ada integritas daiam kepribadiannya, yaitu kcbulatan unsur

(49)

usaha yang diminati juga tidak ada konflik-konflik scrius pada dirinya dan tanpa diganggu oleh diasosiasi terhadap lingkungan sosiainya.34

Kriteria yang dikemukakan oleb Maslow dan Mittelman di atas merupakan ukuran ideal atau standar yang relatif tinggi. Seorang yang normal pun tidak akan bisa diharapkan memenuhi secara mutlak kriteria tadi. Oleh karena itu menurut Kartini Kartono normalitas atau kesehatan mental ditandai oleh :

a. Integritas kejiwaan.

b. Kesesuaian tingkah laku sendiri dengan tingkah laku sosial.

c. Adanya kesanggupan melaksanakan tugas-tugas hidup dan tanggung jawab sosial.

d. Efisiensi dalam menangani realitas hidup.35

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu :

a. Faktor Biologis

Para ahli telah banyak mclakukan studi tcntang hubungan antara dimensi biologis dengan kesehatan mental. Berbagai penclitian itu telah membcri kontribusi sangat bcsar bagi kesehatan mental. Karena itu, kesehatan manusia, khususnya di sini adalah kesehatan mental, tentunya tidak akan terlepas dan dimensi biologis ini.36 * 33

34 Ibid, him. 10 33 Ibid. Him 11

16 Mocljono Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan Mental : Konsep dan Penerapan,

(50)

42

Faktor biologis yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental di antaranya :

1) Otak

Otak merupakan bagian yang memerintah aktivitas manusia. Fungsi otak yang baik akan menimbulkan kesehatan mental bagi kita, sebaliknya jika fungsinya terganggu berakibat gangguan bagi kesehatan mental. Kesehatan pada otak sangat ditentukan oleh stimulus saat masa kanak-kanak dan perlindungan dan berbagai gangguan.

2) Genetik

Genetik merupakan unsur biologis manusia yang mempengaruhi kesehatan. Genetik yang sehat dapat menghasilkan perilaku yang sehat, sementara gangguan genetis dapat memunculkan gangguan mental tertentu.',7

3) Sensori

(51)

kcpribadiannya secara wajar, diantara keterbatasan daiam mengenal figurnya sebagai pusat identiflkasi.1

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat daiam alam kehidupan manusia yang scnantiasa berkembang. Lingkungan sccara nyata juga niempengaruhi kesehatan mental. Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi kcsehatan mental seseorang yailu :

1) Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak menerima pendidikan dan bimbingan dan orang lua atau anggota keluarga lainnya. Daiam lingkungan ini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui kasih sayang dan pembentukan pribadi anak.39

Sehubungan dengan hal di atas, Zakiah Daradjat mengatakan :

“Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama daiam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-iinsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke daiam pribadi anak yang sedang tumbuh".40

’* I hid, him 85

(52)

44

2) Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kcdua tempat anak-anak bcrlatih dan menumbuhkan kepribadiannya. Sekolah bukanlah sekedar tempat untuk menuangkan ilmu pengetahuan ke otak murid, tetapi sekolah juga harus dapat mendidik dan membina kepribadian si anak, di samping memberikan pengetahuan kepadanya Karcna itu, adalah menjadi kewajiban. sekolah pula untuk ikut membimbing si anak datnm menyelesaikan dan menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidup.41

3) Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan masyarakat. Banyak hal yang diterima anak dalam interaksinya dengan masyarakat, diantaranya pembentukan kebiasaan, pengetahuan. sikap, kesusilaan dan keagamaan. Masyarakat yang acuh tak acuh terhadap kondisi kejivvaan anak akan mengganggu mental anak tersebut.

c. Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan salah satu dimensi yang turut mempengaruhi keschatan mental sescorang. Kondisi psikologis yang kurang baik akan berakibat jelek bagi keschatan mental, sementara

(53)

kondisi psikologis yang baik akan memperkuat kcschatan mentalnya. Faktor-faktor psikologis itu di antaranya :

1) Pengalaman avval

Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman- pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini, dipandang oeh para ahli sebagai bagian penting dan bahkan sangat mcnentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.43

2) Proses pembelajaran

Perilaku manusia sebagian besar adalah basil be 1 ajar, yaitu hasil pelatihan atau pengalaman. Dia belajar berlangsung sejak masa bayi terhadap lingkungannya. Karena itu faktor lingkungan anak sangat menentukan mentalitas individu. Interaksi individu dengan lingkungan sangat penting bagi pembentukan perilaku terentu.44

3) Kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan dapat mcningkatkan kesehatan mental scscorang. Orang yang tclah mcncapai kebutuhan aktualisasi, yaitu orang yang mcngeksploitasi dan mewujudkan segenap kemampuan, bakat dan kctcrampilannya sepenuhnya, akan mencapai pada tingkatan apa. Yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak pcack experience menurut Maslovv pemenuhan 42 Moeijono Notosocdirdjo dan Latipun, Qp.cH, him. 110

41

Ibid,him. 91

(54)

kebutuhan merupakan faktor periling bagi keschatan mental seseorang, yang salab satu cirinya adalah persepsinya yang realistik terhadap semesta 45

C. Pengaruh Kehai monisan Keluarga Terhadap Kesehatan Mental

Dalam tatanan keluarga, orang tua ditempatkan pada kedudukan yang tinggi dart niulia, Qleh karena itu kedudukannya itulah maka tanggungjawab dan kewajiban anggota keluarga menjadi tanggungan bidupnya. Keluarga merupakan salab satu lembaga yang tidak kalab penting dan mcmiliki peran yang sangat dominan selain sokolab dan masyarakat. Keluarga tersebut mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan informal. Sebagai sentral pendidikan dalam segala aspek, baik agama, pendidikan umum, sekaligus sebagai tempat untuk beribadat yang serempak berusaha mengembangkan anak-anak yang berpotensi tinggi terhadap dalam semua bal. Jika keluarga sudah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka untuk mendapatkan keluarga yang hannonis akan menjadi kenyataan. Namun bila dalam keluarga masalah-masalah yang dapat atau menjadikan hilangnva kcpcrcayaan satu sama lain, hilang rasa saling mengbormati, bilang rasa cinta, yang akan mendapatkan dampaknya adalah anak. Anak akan berfikir keluarganya adalah sesuatu hal yang selalu mendatangkan kekecewaan, kebosanan, kckcsalan, tekanan. Padahal masalah-masalah yang dihadapi anak lebih banyak dibawa dari lingkungan luar, dari sekolah dan lingkungan masyarakat, kemudian

45 Ibid, him. 108

(55)

kemana anak membicarakan masalahnya, dia sendiri merasa tidak mempunyai keiuarga sebagai temapt untuk berbagi. Anak mendcndam scmua persoalan yang dihadapinya sendiri, karena sndah tidak percaya pada keluarganya. Anak yang memendam permasalahannya sendiri cenderung labil, berusaha mencari jalan keluar sendiri. Anak lebih banyak berfikir namun dalam bentuk lamunan, jalan keluar yang ada dalam fikirannya adalali cara-cara yang instan yang

kenyataannya tidak dapat menyelesaikan tapi menambah persoalan baru.

Ketidak nyamanan hati atau kurang sehatnya mental seseorang dapat berpengaruh pada tingkah lakunya, mental yang kurang schat juga dapat mempengaruhi kesehatan badan dari seseorang, sehingga akan berpengaruh pada aktivitasnya sehari-hari.46

Seseorang yang mengalami gangguan mental akan cenderung tidak bersemangat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apapun yang dikerjakan hasilnya tidak optimal.

Dari uraian di atas tampak jelas, salah satu faktor yang sangat penting unutk perkembangan, kedewasaan dan kesehatan mental anak, yang paling mendasar adalah anak mempunyai sebuah keiuarga yang harmonis.

(56)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

DJ MTs. TARBIYATUL ATHFAL REJOSARI GROBOGAN

A, Gamharan Dmuni MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan l. Scjarah bcrdirinya

MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan berdiri pada taiiun 1988. berdirinya MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan dilator belakangi oJeh banyaknya anak-anak yang putus sekolah karena tidak mempunyai biaya ke jenjang yang lebih tinggi. Atas dasar pertimbangan dan gagasan dari beberapa tokoh masyarakat Desa Rejosari, maka dibangunlah MTs. Tarbi; • ul Athfal Rejosari Grobogan. Adnpun tujuannya agar anak-anak y > g kurang mampu dapat terus belajar hingga kc jenjang yang lebih tinggi

Pada awai berdirii MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari sangat sederhana yakni hanya men i ki iiga gedung untuk sarana belajar dan satu gedung untuk ruang guru.

Adapun para pendiri MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan adalah sebagai berikut:

a. Bapak Munir

(57)

d. Bapak H. Suhari e. Bapak Ngasdi Yusuf

Scbagai sebuah lembaga pendidikan yang kcdudukannya setara dengan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan berada dibawah naungan Departemen Agama R1 yang tel ah tnengikuti Ujian Hvaluasi. Taliap Akhir scjak awal berdirinya sampai sekarang.

Scsuai dengan tujuan scmula didirikannya MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan. Maka MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan mempunyai visi yaitu ingin menampung anak^anak yang kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan sesuai dengan program pemerintah yaitu Wajar 9 tahun (wajib belajar 9 tahun). Adapun misinya yaitu untuk mencapai generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berakhlak serta berbudi pekeri yang luhur yang beriman dan bertaqwa dengan syariat Islam.1

2. Lctakgcografis

MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan dibangun diatas tanah dengan luas 841 m2 dan luas bangunan 560 m2. dengan status Hak Milik Yayasan A1 Athfaliyah mcrupakan suatu lembaga pendidikan formal yang tcrlctak di Dcsa Rejosari + 4 Km dari kota Grobogan, dengan batas wilayah secara geografis sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Teguhan

1 Musta’ im, S.Ag, Selaku Kepala Sekolah MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan,

(58)

50

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Geneng c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ngambilan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gctasrejo.2 3

Lokasi gedung MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan tepatnya di Desa Rejosari Rt. 04 Rw. 01 Grobogan.

3. Struktur organisasi

Struktur organisasi sekolah merupakan satu tatanan dalam suatu kelompok sesuai dengan hak dan tanggung jawab masing-masing yang tclah dilentukan bersama.

Sebagaimana sekolah-sckolah yang lain, MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan merupakan lembaga pendidikan formal juga mempunyai organisasi sekolah. Dengan organisasi tersebut dimaksudkan agar peinbagian tugas hak dan tanggung jawab merata pada semua personal sesuai dengan kecakapan dan fungsinya masing-masing.

Adapun struktur organisasi MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan tahun pelajaran 2005/2006 sebagai berikut^ :

2 Data Monografi MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan, Dikutip Pada Tangga! 29 Maret 2006

3 Data Doknmen Struktur Organisasi MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan,

(59)

STRUKTUR ORGANISASI MTs. TARBIYATUL ATHFAL REJOSARI CROBOGAN

Keteranuan :

... : Garis Komando _______________ : Garis Koordinasi 4. Kcadaan guru, karyawan dan siswa

a. Keadaan guru dan karyawan

Untuk menunjang kelancaran belajar mengajar di MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan dibantu olch tcnaga guru scbanyak 16 orang dan karyawan 2 orang. Untuk lebih jclasnya dapat dilihal sebagai berikut1 : 4

(60)

52

DATA GURU DAN PEG AW AI MTs. TARBIYATUL ATIIFAL REJOSARI GROBOGAN

l abel I

No Nam a Tamatan Jabatan

1 Mustain, S.Ag STAINS SI Kepala Sekolah 2 Sutrimo, A.Ma.Pd JKIP, D3 Waka Sekolah 3 Muslim Aliyah Sec. I lymas, Sarpras

4 Fatoni Aliyah Wali Kelas II B

5 Bambang S. PGSLP, D1 Sec. Kesiswaan / Wali Kelas I B 6 Drs. Parmuka IAIN, SI Guru

7 Junaidi STAIN, D2 Guru

8 Suyatmi, A.Ma.Pd UMS, D2 Wali Kelas III B 9 Maryati, S.Pd 1KIP Vet, SI Wali Kelas ll A 10 Asri Budi Astuti IKIP, D2 Wali Kelas III A 11 Ali Maskun, S.Ag IAIN, SI Guru

12 Darmono STAIN, D2 Guru

13 Ali Malifud 1IWS, D2 Guru

14 Sri Inayah, S.Pd ONES, SI Guru

15 Agus Sutopo, S.Pd UNES, SI Wali Kelas I A 16 Sri Astuti, S.Pd UNES, SI Guru

17 Dra. Rubiah IAIN, SI BP

18 Noor Muwadamah MTs. TU

b. Keadaan Siswa

Keadaan siswa MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan

< i

tahun pelajaran 2005 / 2006 berjumlah 200 siswa yang terdiri dari 97 putra dan 103 putri yang terbagi menjadi 6 kelas.

Untuk Icbih jelasnya dapat penulis jelaskan sebagai bcrikul5:

(61)

DATA SISWA MTs. TARBIYATUL ATHFAL

Derikut nama responden pada pcnelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabcl III

KEADAAN SISWA MTs. TARBIYATUL ATHFAL REJOSARI GROBOCAN 2005 / 2006

No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas

(62)

54

9 Susanti P IB

10 Yuni Kurniawati P I B

11 Wiwin Indriyani P I B

12 Abdul Baqi Adif L . 11 A

13 Ahmad Miftahul Huda L II A

14 Aris Susanti P II A

15 Diah Novi Sa’adah P 11 A

16 Eko Prasetyo L II A

17 Heni Andriyani P 11 A

18 Lika Ulfiyah P II A

25 Zumrotul Mahmudah P II B

26 Mujibatul Rohmah P II B

27 Ali Anwar L III A

28 Aini Nusro P III A

29 Efi Yuliana P III A

30 Kusmanto L 111 A

31 Nusbahul Munir P III A

32 Ahmad Ali Akbar L 111 A

33 Nur Fita Aryani P III A

34 Abdul Aziz L III B

35 Giri Susanto L III B

36 Mirnawati P HI B

37 Prihantini P III B

38 Santo L III B

39 Sugeng L III B

40 Sri Murtini L III B

2, Data angket kcharmonisan kcluarga

(63)
(64)

56

3. Data angket kesehatan mental

(65)

25 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 1 48

26 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 1 3 2 4 45

27 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 49

28 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 52

29 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 51

30 4 4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 1 4 4 47

31 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 1 4 2 1 43

32 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 2 48

33 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 52

34 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 54

35 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 50

36 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 1 48

37 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 50

38 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 2 2 47

39 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 2 3 1 45

40 3 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 1 4 4 45

(66)

BA R IV

ANALISIS DATA

Dalam bab sebelumnya telah disajikan bcberapa uraian mengenai landasan teori sebagai acuan dasar untuk bcrpijak dalam bahasan skripsi ini, demikian telah dipaparkan mengenai hasil laporan penelitian lapangan. Dan acuan dasar tersebut akan dianalisis, sehingga akan menjadi kesimpulan akhir yang diharapkan penulis.

Analisa data ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengaruh keharmonisan keluarga tcrhadap kcsehatan mental siswa di MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan dengan menggunakan analisa pendahuluan, kemudian untuk memperoleh keduanya digunakan analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.

A. Analisis Pendahuluan

Dalam analisis ini akan didcskripsikan pengaruh keharmonisan keluarga tcrhadap kesehatan mental siswa di MTs. Tarbiyatul Athfal Rejosari Grobogan berdasarkan data yang diperoleh dari responden mclalui daflar angket.

Gambar

Tabel Halaman
DAFTAR HASIL JAWABAN TENTANGTabel V
Tabel VINILAI ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA
tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari
+6

Referensi

Dokumen terkait

1.Pemberian balsam minyak atsiri lavender konsentrasi 10% tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan lamanya waktu berenang pada tikus putih jantan

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan sikap tanggung jawab dalam diri peserta didik, dan menghasilkan sebuah prototipe

Dalam memasarkan produk pihak manajemen telah melakukan berbagai kebijakan yang dipakai agar dapat merangsang konsumen untuk membeli sehingga volume penjualan dapat

Data kemampuan komunikasi matematis siswa, Data kemampuan komunikasi yang digunakan diperoleh dari hasil posttest yang dilakukan diakhir pembelajaran pada kelas VII-D

Kecamatan Sumobito memang menjadi lokasi kegiatan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Daur Ulang Slag Alumunium. Yang pengawasannya menjadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup

Berdasarkan uraian tentang nilai perkembangan, ketercapaian KKM dan KKM indikator dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat sehingga dapat menjawab

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab terjadinya hal tersebut diperlukan adanya sebuah penelitian mengenai analisis kepuasan dan loyalitas pengunjung di Kawasan Wisata