• Tidak ada hasil yang ditemukan

S BIO 0905921 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S BIO 0905921 Chapter1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Andri Barlian, 2014

Analisis fenetik sembilan kultivar kentang (salanum tuberosum) berdasarkan karakter morfologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dianugerahi sumber daya alam yang

melimpah. Salah satunya adalah keanekaragaman tumbuhan. Tanah yang subur

dengan bentuk topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah sampai dataran

tinggi mengakibatkan banyak sekali variasi tumbuhan yang dapat tumbuh dengan

baik di negara ini.

Salah satu tumbuhan yang tumbuh cukup baik adalah kentang (Solanum

tuberosum L.). Kentang merupakan tumbuhan berkeping dua yang bersifat annual,

termasuk ke dalam famili Solanaceae, dan memiliki umbi batang yang dapat

dimakan. Kentang dapat tumbuh subur di tempat - tempat yang cukup tinggi,

seperti di pegunungan dengan ketinggian berkisar 500 sampai 3000 m di atas

permukaan laut. Namun idealnya pada ketinggian antara 1000 sampai 1300 m di

atas permukaan laut (Setiadi, 2009).

Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi yang

merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin, dan mineral yang cukup

tinggi. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein

2,4 persen, dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram

kentang adalah sekitar 80 kkal. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang

kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang

yang dapat dimakan (Astawan, 2005).

Dalam dunia pertanian, kentang merupakan salah satu dari lima jenis

komoditas pangan penting dunia, selain gandum, jagung, sorgum, dan padi

(Handayani et al. 2011). Di Indonesia, kentang merupakan salah satu komoditas

yang memegang peranan penting dan mendapat prioritas untuk dikembangkan

(Rukmana, 1997). Kentang merupakan salah satu komoditas yang mempunyai

potensi untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat dalam rangka

(2)

2

Andri Barlian, 2014

Analisis fenetik sembilan kultivar kentang (salanum tuberosum) berdasarkan karakter morfologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai sayuran dan pengganti pangan pokok, kentang adalah bahan baku untuk

industri olahan makanan ringan seperti kentang goreng dan keripik kentang. Hal

ini mengakibatkan permintaan akan bahan baku kentang menjadi meningkat,

sehingga untuk memenuhinya dilakukan peningkatan produksi. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan adalah pengembangan kultivar - kultivar unggul.

Hibridisasi atau persilangan adalah salah satu teknik yang banyak

digunakan dalam kegiatan pemuliaan tanaman untuk merakit kultivar unggul baru.

Prinsip dasar dalam pemuliaan adalah adanya keragaman, terutama keragaman

genetik. Indukan kentang yang akan disilangkan sebaiknya memiliki jarak

kekerabatan yang jauh sehingga dapat menghasilkan keragaman genetik tinggi

pada keturunannya (Handayani, 2014). Untuk mengetahui kekerabatan kentang

perlu dilakukan pengklasifikasian.

Dalam pengklasifikasian suatu organisme terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui

hubungan kekerabatan antar organisme adalah analisis fenetik. Analisis fenetik

merupakan metode pengklasifikasian organisme berdasarkan nilai kesamaan/

similaritas karakter yang dimiliki oleh objek studi (para ahli fenetik menyebutnya

OTU yaitu Operational Taxonomic Unit). Jenis karakter yang digunakan tidak

dibatasi seperti: morfologi, kimia, fisiologi, ataupun ekologi, asalkan karakter

tersebut memiliki bobot yang sama dan dapat diperbandingkan diantara OTU

(Rasnovi, 2004).

Data dari Balai Penelitian Tanaman Sayur (Balitsa) menyatakan terdapat 27

kultivar kentang yang telah dikembangkan, baik lokal maupun introduksi.

Kultivar – kultivar ini perlu diketahui hubungan kekerabatannya. Dengan

diketahuinya hubungan kekerabatan, maka dapat dibentuk suatu sistem

kekerabatan ilmiah yang akan membantu dalam proses persilangan untuk merakit

kultivar baru.

(3)

3

Andri Barlian, 2014

Analisis fenetik sembilan kultivar kentang (salanum tuberosum) berdasarkan karakter morfologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan kekerabatan pada sembilan kultivar tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) berdasarkan karakter morfologi?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dibuat menjadi

beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana keragaman morfologi antara sembilan kultivar tanaman kentang

(S. tuberosum L.) yang diamati?

2. Apakah terdapat hubungan kekerabatan pada sembilan kultivar kentangbila

dianalisis secara fenetik?

3. Kultivar kentang mana yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat

dan yang paling jauh?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang diharapkan,

ruang lingkup dibatasi pada:

1. Tanaman yang diamati adalah sembilan kultivar kentang yang ditanam di

kebun percobaan Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayur), Lembang.

2. Jumlah karakter yang diamati sebanyak 27 karakter.

3. Karakter yang diamati hanya pada organ batang, daun, dan umbi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui keragaman morfologi antara kultivar kentang (S. tuberosum L.)

yang ditanam di Balitsa.

2. Mengetahui hubungan kekerabatan pada kultivar kentang bila dianalisis

secara fenetik.

3. Mengetahui kultivar kentang yang memiliki hubungan kekerabatan paling

(4)

4

Andri Barlian, 2014

Analisis fenetik sembilan kultivar kentang (salanum tuberosum) berdasarkan karakter morfologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini akan didapat data berupa karakter morfologi dari

beberapa kultivar kentang yang dapat digunakan sebagai :

1. Sumber informasi mengenai keanekaragaman karakter morfologi kultivar

kentang (S. tuberosum L.).

2. Data dasar dalam melakukan persilangan pada tanaman kentang untuk

menghasilkan kultivar baru.

3. Hubungan kekerabatan kultivar kentang menjadi data awal untuk melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Among the coup’s first-hand witnesses was Iraqi poet Badr Shākir al-Sayyāb, who was hiding out with the Iranian Communist Party (the Tūdah) in Tehran at the time.. The

Dari kegiatan-kegiatan yang difasilitasi guru agama di atas sehingga siswa memiliki harapan dan optimisme yang tinggi untuk memperoleh cita-cita

[r]

// Adapted from the Blink without Delay example distributed with Arduino environment.b.

dkk (2011) Profil dan Kinerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas satu Sukamiskin, Bandung: Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Jawa Barat Lapas Klas

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan

Hasil penelitian menunjukan: (1) Model kemitraan pengembangan industri kecil mitra merupakan model kemitraan network atau building linkages dengan pola kemitraan

The correlation coefficient in forest areas usually is small as it is in the case of a WorldView-2 stereo model with base to height relation of 1:1.26 (in figure 6 shown with