• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra RS Raudhah - Copy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Renstra RS Raudhah - Copy"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

RENCANA

STRATEGIS

2015 - 2020

RUMAH SAKIT

“ RAUDAH“

(2)

Daftar Isi ... 2

SK Direktur tentang Rencana Strategis ... 4

Ringkasan Eksekutif ... 7 Kata Pengantar ... 9 Bab 1 PENDAHULUAN ... 10 1.1 Latar Belakang... 10 1.2 Tugas ... 10 1.3 Fungsi ... 11 1.4 Sasaran ... 12 1.5 Indikator Kinerja ... 12

Bab 2 TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT ... 13

2.1 Pengertian Rumah Sakit ... 13

2.2 Karakteristik Rumah Sakit ... 14

2.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ... 15

2.4 Klasifikasi Rumah Sakit ... 16

2.5 Jenis-jenis Rumah Sakit ... 21

Bab 3 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ... 23

3.1 Pengertian ... 23

3.2 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ... 24

3.3 Tujuan ... 24

3.4 Prinsip Pengelolaan ... 25

3.5 Alasan Pendirian Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 27

3.6 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 27

3.7 Persyaratan Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 30

3.8 Persyaratan Khusus Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 32

3.9 Standarisasi Khusus Ruang Rumah Sakit Ibu dan Anak ... 32

3.10Elemen Bagian Penting ... 33

Bab 4 TINJAUAN UMUM RSIA “Pondok Tjandra” ... 35

(3)

4.2 Sejarah ... 36

4.3 Visi, Misi, Motto dan Tujuan ... 37

4.4 Struktur Organisasi ... 38

4.5 Diskripsi Tugas ... 38

4.6 Gambaran Umum RSIA “Pondok Tjandra” ... 51

4.7 Kompetensi Pesonil... 53

4.8 Fasilitas Pelayanan ... 56

4.9 Hasil Pelayanan ... 60

Bab 5 ANALISIS SWOT ... 63

5.1 Pengertian ... 63

5.2 Penjelasan Komponen SWOT ... 64

5.3 Manfaat, Tujuan, Fungsi Analisis SWOT ... 65

5.4 Strategi Penggunaan Analisis SWOT ... 66

5.5 Cara Perhitungan Analisis SWOT dengan Tow’s Matrix ... 69

Bab 6 ANALISIS SWOT di RSIA “Pondok Tjandra” ... 71

6.1 Pengumpulan Data ... 71

6.2 Analisis Data ... 78

6.3 Pengambilan Keputusan ... 83

6.4 Strategi RSIA “Pondok Tjandra” 5 (lima) Tahun Mendaatng ... 84

Bab 7 PENUTUP ... 86

(4)

Surat Keputusan Direktur

RENCANA STRATEGIS

2015 - 2020

RUMAH SAKIT IBU & ANAK

“ PONDOK TJANDRA “

Waru – Sidoarjo – Jawa Timur

2014

RUMAH SAKIT IBU & ANAK

“ PONDOK TJANDRA “

Jln. Mangga I E-225 Pondok Tjandra Indah, Waru – Sidoarjo Telp. (031) 8662206, 8664488 Fax. (031) 8664345

(5)

E-mail: rsb_tjandra@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA” NOMOR: 001/SK/RSIA-PT/I/2015

TENTANG

KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS 2015 - 2020

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”

Menimbang :

a. bahwa dalam rencana strategis 2015 – 2020 di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”, maka perlu disusun rencana strategis tahunan terkait pelayanan kesehatan

Rumah Sakit;

b. bahwa agar rencana strategis 2015 – 2020 terlaksana dengan baik, perlu kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”. Mengingat :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 4. Pedoman Uapaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, 1994

5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), 2008

6. Keputusan Nomor: SK 002/RSBPT/IX/2013, Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi Rumah Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.

7. Keputusan Nomor: SK 001/YHB/VIII/2012 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.

(6)

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA” TENTANG RENCANA STRATEGIS 2015 -2020

Kedua : Kebijakan rencana strategis 2015 – 2020 di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Ketiga : Pembinaan dan pengawasan rencana strategis 2015 – 2020 dilaksanakan

oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sidoarjo

Pada tanggal : 01Januari2015 Direktur,

Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”,

Dr. Supriyono, Sp.OG (K) Onk

Lampiran

Keputusan Direktur RSIA “Pondok Tjandra” Nomor : 001/SK/RSIA-PT/I/2015 Tanggal : 01 Januari 2015

(7)

KEBIJAKAN TENTANG RENCANA STRATEGIS 2015 - 2020 RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”

RINGKASAN EKSEKUTIF (Excecutive Summary)

Dengan Visi : “Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak berkualitas, berkompeten, yang mengutamakan pelayanan pasien” dalam 5 (lima) tahun ke depan RSIA “Pondok Tjandra” menerapkan strategi bisnis dengan mengoptimalkan kualitas pelayanan, mengembangkan produk jasa layanan, meningkatan kompetensi sumber daya, serta efisiensi dan efektifitas sistem pelayanan, maka optimisme mencapai peningkatan kinerja pelayanan antara lain : peningkatan BOR, market share kunjungan rawat jalan dan rawat inap meningkat.

Kunjungan rawat jalan dan rawat inap diharapkan meningkat per tahun, dengan kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan penetapan sebagai Rumah Sakit Rujukan tingkat II (PPK II), dan semakin dilengkapi sarana prasarana pelayanan sesuai kebutuhan pelayanan pada pasien. Sebagai konsekuensi riil diharapkan cost benefit ratio semakin besar, sehingga manajemen RSIA “Pondok Tjandra” lebih leluasa dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dalam mengelola profit share-nya.

Sebagai upaya memenuhi harapan tersebut, maka disusun rencana memenuhi kebutuhan sumber daya secara proporsional dan profesional, meliputi sumber daya manusia maupun sumber daya fasilitas. Karenanya dibutuhkan dukungan dana yang cukup dari sumber internal maupun eksternal.

Rencana strategi pemasaran, management by objective, dan kesesuain rencana dengan realisasi program yang diproyeksikan selama 5 (lima) tahun mendatang , diharapkan berhasil dan dapat dicapai. Hal utama yang harus diperhatikan adalah syarat adanya perubahan pola pikir (mindset changes) dan komitmen penuh dari semua komponen organisasi (stakeholders) dalam mewujudkan Visi, Misi, Motto, dan TujuanRSIA “Pondok Tjandra”.

Akhirnya Rencana Strategi Bisnis RSIA “Pondok Tjandra” ini perlu di evaluasi setiap tahun dan dapat di revisi sesuai dinamika perkembangan/perubahan yang terjadi, sehingga dapat di implementasikan dalam Rencana Kerja Anggaran.

(8)
(9)

Perencanaan strategis merupakan sebuah proses berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematik segala usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.Perencanaan strategik merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja organisasi RSIA “Pondok Tjandra” dalam rangka pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja yang saat ini dijadikan sebagai salah satu instrumen pertanggungjawaban.

Perencanaan ini merupakan pengintegrasian antara keahlian sumber daya manusia dengan berbagai sumber daya lainnya yang dimiliki organisasi RSIA “Pondok Tjandra”, sehingga diharapkan mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategik, lokal dan regional, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen yang profesional. Sebagaimana halnya organisasi lainnya, RSIA “Pondok Tjandra” juga perlu menyusun rencana strategis agar arah tujuan, sasaran, program dan kegiatannya selaras dengan visi dan misi organisasi RSIA “Pondok Tjandra” .

Karenanya dalam rencana strategis bisnis ini diharapkan sejalan dengan kemampuan memahami bagi anggota organisasi RSIA “Pondok Tjandra”, meliputi: esensi kebijakan, legal aspek tentang Rumah Sakit, menyusun analisis lingkungan internal dan eksternal, Visi, Misi, Motto dan TujuanRSIA “Pondok Tjandra”

Bab 1 PENDAHULUAN

(10)

1.1 Latar Belakang

Perencanaan Strategik ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang

digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan (Kerzner , 2001).

Atau definisi lain Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini.

Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social,

Technological) atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perencanaan strategis RS Raudhah adalah perencanaan yang digunakan pada manajemen RS Raudhah guna melakukan proyeksi atau perubahan kondisi rumah sakit yang lebih baik di masa depan. Dalam Penetapan Perencanaan Strategik RSIA “Pondok Tjandra” digunakan analisis data dengan metode Analisis SWOT.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan

mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar). Analisis SWOT merupakan kajian yaitu Strengths,

Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode

evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan, namun analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

(11)

1. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan bidang dan kompetensi RSIA “Pondok Tjandra” .

3. Melaksanakan upaya pelayanan rujukan ke tempat pelayanan diatasnya jika dalam pertimbangan secara medis teknis dibutuhkan

1.3 Fungsi

1 Pengumpulan, pengelolaan, pengendalian serta analisis data untuk menyusun program kegiatan.

2 Perencanaan strategis bidang pelayanan kesehatan perorangan. 3 Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan perorangan. 4 Pemberian dukungan bidang pelayanan kesehatan perorangan.

5 Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pelayanan kesehatan perorangan. 6 Penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan kesehatan ibu dan anak,

khususnya di daerah Sidoarjo dan sekitarnya.

7 Penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian dan keuangan. 8 Pelayanan medik.

9 Pelayanan penunjang medik dan non medik. 10 Pelayanan dan asuhan keperawatan.

11 Pelayanan rujukan.

12 Pendidikan, pelatihan bidang kesehatan dan lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit.

13 Pengelolaan sumber daya rumah sakit.

14 Pelayanan fungsi sosial dengan memperhatikan kaidah ekonomi.

15 Perencanaan program, rekam medik, evaluasi, pelaporan serta pemasaran.

16 Pembinaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya.

(12)

1.4 Sasaran

1 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit Tipe C;

2 Tersedianya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan.

1.5 Indikator Kinerja

1 Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan :

a Tenaga Medis sesuai dengan Standar Klasifikasi Rumah Sakit Tipe C Non Pendidikan

b Tenaga Keperawatan yang Memenuhi Standar Kompetensi 2 Kapasitas pelayanan kesehatan perorangan di Rumah Sakit:

a Persentase Tingkat Hunian Rumah Sakit (Bed Occupancy Rate) target 60% b Rata-rata Lama Pasien Dirawat (Average Length of Stay) target 3 Hari

c Rata-rata Lama Tempat Tidur Kosong/Tidak Terisi (Turn Over Internal) target 1 – 7 Hari

d Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur dalam Kurun Waktu tertentu (Bed Turn

(13)

Bab 2

TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT RAUDHAH

2.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Selama Abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita kenal di zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau persinggahan musafir.

Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes(tuan rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan). Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada pasien.

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar,2004).

Munurut perawat legendaris Florence Nightingale mengatakan bahwa “Hospital Should Not Harm The Patient”, rumah sakit adalah suatu organisasi melalui tenaga medis profesional yang berorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan

(14)

pelayanan kesehatan asuhan keperawatan yang berkemampuan diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (American Hospital Association,1974)

Menurut Permenkes No 56 Tahun 2014, (Pasal 1), yang dimaksud dengan:

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurnayang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

3. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

2.2 Karakteristik Rumah Sakit

Sebagai perwujudan pemenuhan hak kesehatan, pemerintah wajib menyediakan rumah sakit sesuai kebutuhan masyarakat dan memberikan jaminan pembiayaan bagi penduduk sesuai peraturan perundang-undangan. Pemerintah juga bertanggung jawab membina dan mengatur rumah sakit agar memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional. Hak tersebut perlu dilakukan karena pelayanan rumah sakit mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tersendiri.

Karakteristik ini diakibatkan oleh karena rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat kompleks karena padat sumber daya manusia, padat modal, padat teknologi dan ilm pengetahuan. Karakteristik rumah sakit tersebut meliputi:

a. Uncertainty, atau ketidakpastian, bahwa kebutuhan akan pelayanan rumah sakit tidak bisa dipastikan baik waktunya, tempatnya, maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Sifat inilah yang menyebabkan timbulnya respon penyelenggaran mekanisme asuransi di dalam pelayanan kesehatan. Ciri ini pula yang mengundang mekanisme derma di dalam masyarakat tradisional dan modern. Karena pada akhirnya ciri ini menurunkan keunikan lain yang menyangkut aspek peri kemanusiaan (humanitarian) dan etika.

b. Asymetry of information, bahwa konsumen pelayanan rumah sakit berada pada posisi yang lebih lemah sedangkan rumah sakit mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang “dijualnya”. misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah

(15)

ia membutuhkannya. Kondisi ini sering dikenal dengan consumer ignorance atau konsumen yang bodoh.

c. Externality,bahwa konsumsi pelayanan kesehatan/rumah sakit tidak saja mempengaruhi “pembeli” tetapi juga bukan pembeli. Demikian juga risiko kebutuhan pelayanan kesehatan tidak saja mengenai pasien melainkan juga publik.

2.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu:

 Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis

 Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan

 Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman

 Melaksanakan pelayanan medis khusus

 Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan

 Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi

 Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial

 Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan

 Melaksanakan pelayanan rawat jalan, rawat darurat dan rawat tinggal (observasi)

 Melaksanakan pelayanan rawat inap

 Melaksanakan pelayanan administratif

 Melaksanakan pendidikan para medis

 Membantu pendidikan tenaga medis umum

 Membantu pendidikan tenaga medis spesialis

 Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan

 Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi

Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan tipe rumah sakit. Dimana di Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d. Berbentuk badan dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. Perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan Indonesia melalui keputusan Dirjen Pelayanan Medik.

(16)

2.4 Klasifikasi Rumah Sakit (Tipologi)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit (Pasal 12) di Indonesia dibedakan atas jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan:

(1) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan menjadi: a. Rumah Sakit Umum Kelas A;

b. Rumah Sakit Umum Kelas B; c. Rumah Sakit Umum Kelas C; dan d. Rumah Sakit Umum Kelas D.

(2) Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Umum Kelas D; dan b. Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.

(3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan menjadi: a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B; dan c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit (Pasal 36) pelayanan yang diberikan RS Raudhah termasuk dalam Rumah Sakit kelas C, maka setidaknya meliputi:

a. pelayanan medik; b. pelayanan kefarmasian;

c. pelayanan keperawatan dan kebidanan; d. pelayanan penunjang klinik;

e. pelayanan penunjang nonklinik; dan f. pelayanan rawat inap.

Pasal 37

(1) Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a, paling sedikit terdiri dari:

a. pelayanan gawat darurat; b. pelayanan medik umum;

(17)

d. pelayanan medik spesialis penunjang; e. pelayanan medik spesialis lain; dan f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.

(2) Pelayanan gawat darurat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus menerus.

(3) Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.

(4) Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri dan ginekologi.

(5) Pelayanan medik spesialis penunjang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik.

(6) Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, paling sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.

Pasal 38

Pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.

Pasal 39

Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

Pasal 40

Pelayanan penunjang klinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf d meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.

Pasal 41

Pelayanan penunjang nonklinik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan

(18)

jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.

Pasal 42

Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf f harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milikPemerintah;

b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;

c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah danRumah Sakit milik swasta. Pasal 43

(1) Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas: a. tenaga medis;

b. tenaga kefarmasian; c. tenaga keperawatan; d. tenaga kesehatan lain; e. tenaga nonkesehatan.

(2) Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit terdiri atas:

a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar; b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut; c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik

spesialis dasar;

d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan

e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.

(3) Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit terdiri atas:

(19)

b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 4 (empat) orang tenaga teknis kefarmasian;

c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;

d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasiklinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga tekniskefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

Pasal 44

(1) Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) huruf c dihitung dengan perbandingan 2(dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.

(2) Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan pelayananRumah Sakit.

Pasal 45

Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) huruf d dan huruf e disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

Pasal 46

(1) Peralatan Rumah Sakit Umum kelas C harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

(3) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit (Pasal 59), RSIA “Pondok Tjandra” termasuk dalam Rumah Sakit Khusus, maka setidaknya meliputi:

(20)

(1) Rumah Sakit Khusus meliputi rumah sakit khusus: a. ibu dan anak;

b. mata; c. otak;

d. gigi dan mulut; e. kanker;

f. jantung dan pembuluh darah; g. jiwa;

h. infeksi; i. paru;

j. telinga-hidung-tenggorokan; k. bedah;

l. ketergantungan obat; dan m. ginjal.

(2) Selain jenis Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri dapat menetapkan jenis Rumah Sakit Khusus lainnya.

(3) Jenis Rumah Sakit Khusus lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa penggabungan jenis kekhususan atau jenis kekhususan baru.

(4) Penetapan jenis Rumah Sakit Khusus baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan hasil kajian dan mendapatkan rekomendasi asosiasi perumahsakitan serta organisasi profesi terkait.

Pasal 60

(1) Rumah Sakit Khusus hanya dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai bidang kekhususannya dan bidang lain yang menunjang kekhususan tersebut. (2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di luar bidang kekhususannya hanya dapat

dilakukan pada pelayanan gawat darurat. Pasal 61

Rumah Sakit Khusus harus mempunyai fasilitas dan kemampuan, paling sedikit meliputi:

a. pelayanan, yang diselenggarakan meliputi: 1. pelayanan medik, paling sedikit terdiri dari:

(21)

a) pelayanan gawat darurat, tersedia 24 (dua puluh empat) jam sehari terus menerus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b) pelayanan medik umum;

c) pelayanan medik spesialis dasar sesuai dengan kekhususan; d) pelayanan medik spesialis dan/atau subspesialis sesuai e) pelayanan medik spesialis penunjang;

2. pelayanan kefarmasian; 3. pelayanan keperawatan;

4. pelayanan penunjang klinik; dan 5. pelayanan penunjang nonklinik;

b. sumber daya manusia, paling sedikit terdiri dari:

1. tenaga medis, yang memiliki kewenangan menjalankan praktik kedokteran di Rumah Sakit yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; kekhususan;

2. tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhanpelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

3. tenaga keperawatan, dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit;

4. tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit;

c. peralatan, yang memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Pasal 62

Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria klasifikasi dan standar peralatan untuk masing-masing jenis Rumah Sakit Khusus diatur dengan Peraturan Menteri.

2.5 Jenis-jenis Rumah Sakit

a. Rumah sakit umum

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap

(22)

sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center(pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.

b. Rumah sakit terspesialisasi

Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (Psychiatric Hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba. c. Rumah sakit penelitian/pendidikan

Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.

d. Rumah sakit lembaga/perusahaan

Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.

(23)

e. Klinik

Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

(24)

RUMAH SAKIT UMUM TIPE C 3.1 Pengertian

Secara harfiah, pengertian Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Ini menuntut kemampuan dan profesionalisme kalangan medis untuk mengatasinya. Layanan medis yang tepat, cepat, dan akurat, sangat diharapkan masyarakat. Sebab kesehatan menjadi salah satu hal terpenting yang tengah menjadi sorotan sekaligus kebutuhan masyarakat.

Diharapkan dengan adanya sebuah Rumah Sakit “RAUDHAH” dengan fasilitas yang cukup lengkap dan disertai tenaga medis handal akan menjawab sebagian tuntutan masyarakat untuk mendapatkan penanganan kesehatan terbaik. Dalam upaya menjawab permintaan tersebut maka Rumah Sakit “RAUDHAH” mencoba memberikan pelayanan fasilitas terbaik dan selalu menjaga kualitas rumah sakit.

Keberadaan Rumah Sakit “RAUDAH” ini ditujukan untuk masyarakat kota Merangin dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan tingkat perekonomian masyarakat Merangin dan sekitarnya yang pada umumnya merupakan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang cukup tinggi sehingga menginginkan tingkat pelayanan dan kenyamanan yang lebih untuk berbagai hal. Namun, selain itu, tidak menutup kemungkinan masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk berobat ke Rumah Sakit “RAUDHAH”, khususnya bagi peserta BPJS.

Akhirnya diharapkan Rumah Sakit “RAUDHAH” dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3.2 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.

Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap

(25)

kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama ibunya. (Asfryati, 2003).

Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.

3.3 Tujuan

Tujuan umum Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam

mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara

mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

(26)

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :

1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.

3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.

4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

Pelayanan antenatal :

Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :

 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

 Ukur Tekanan darah

 Pemberian Imunisasi TT lengkap

 Ukur Tinggi fundus uteri

 Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

2. Pertolongan Persalinan

Tenaga yang memberikan pertolongan persalinan adalah profesional : dokter spesialis kebidanan, bidan, pembantu bidan dan perawat.

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun . 2) Anak lebih dari 4

3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10 tahun

4) Tinggi badan kurang dari 145 cm

5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm 6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital.

(27)

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi .

Risiko tinggi pada kehamilan meliputi : 1) Hb kurang dari 8 gram %

2) Tekanan darah tinggi: sistole > 140 mmHg dan diastole > 90 mmHg 3) Oedema yang nyata

4) Eklampsia

5) Perdarahan pervaginam 6) Ketuban pecah dini

7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu. 8) Letak sungsang pada primigravida

9) Infeksi berat atau sepsis 10) Persalinan prematur 11) Kehamilan ganda 12) Janin yang besar

13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.

14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan. Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram 2) Bayi dengan tetanus neonatorum

3) Bayi baru lahir dengan asfiksia

4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir 5) Bayi baru lahir dengan sepsis

6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram 7) Bayi preterm dan post term

8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

3.5 Alasan Pendirian Rumah Sakit Ibu dan Anak

a. Rumah sakit cenderung memberikan kesan yang menakutkan terutama bagi anak kecil, oleh sebab itu lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini bertujuan memberikan rasa ceria dan tidak takut bagi pasiennya terutaman anak kecil. Sehingga rasa ketidak takutan tersebut akan ikut membantu dalam proses penyembuhan pasien.

b. Terkadang rumah sakit juga kurang memperhatikan faktor keamanan serta kenyamanan khususnya bagi ibu dan anak yang memiliki karakter khusus dibanding orang dewasa pada umumnya. Sehingga pengadaan Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak ditujukan agar para pasien (ibu dan anak) lebih merasa

(28)

aman dan nyaman berada di rumah sakit, dan secara tidak langsung membantu proses penyembuhan pasien.

c. Sering pasien yang datang di rumah sakit umum mendapatkan perlakuan yang sama, tetapi tidak disadari seandainya diantara pasien tersebut ada ibu yang sedang hamil atau anak kecil yang membutuhkan perlakuan khusus, mengingat karakter mereka yang tidak bisa disamakan dengan kareakter orang dewasa pada umumnya. Sehingga lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak ini diharapkan pasien ibu dan anak mendapatkan perlakuan yang khusus.

d. Bagi keluarga yang mendapatkan masalah dalam memperoleh keturunan, sering mereka merasa rendah diri dan bingung kemana mereka harus mengatasi masalah tersebut, begitu pula sebaliknya pada keluarga yang malah sulit mengontrol keturunan, meraka terkadang bingung harus pergi kemana untuk memperoleh solusi dari masalah keluarga tersebut. Maka lewat pengadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak diharapkan keluarga yang membutuhkan solusi atas permasalahan seputar kehamilan dapat mengatasi masalahnya tersebut tanpa merasa rendah diri.

3.6 Jenis Pelayanan di Rumah sakit Ibu dan Anak

Pelayanan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak yang diberikan kepada pasien antara lain : a. Preventif

Merupakan pelayanan untuk mencegah pasien terjangkit dari penyakit, hal ini dapat dilakukan dengan cara :

 Pemeriksaan rutin terhadap perkembangan bayi dan ibu hamil

 Konsultasi kesehatan

 Penyuluhan tentang gizi ibu dan anak

 Imunisasi dan KB b. Kuratif

Merupakan usaha penyembuhan pada pasien dengan cara pengobatan dan perawatan berupa :

 Persalinan

 Pembedahan

 Pengobatan c. Rehabilitasi

(29)

Merupakan tindakan penyembuhan kondisi fisik pasien setelah melampaui masa pengobatan berupa :

 Perawatan atau pemulihan kesehatan

 Perawatan bayi

Pelayanan Medisdi Rumah Sakit Ibu dan Anak

a. Poliklinik

Merupakan bagian yang melayani pasien rawat jalan khususnya pasien bayi atau anak, ibu hamil, atau ibu yang memiliki penyakit kandungan.

Poliklinik biasanya erdiri dari beberapa poli, antara lain : 1. Poli Anak

Merupakan unit yang melayani anak usia 0-12 tahun, pelayanan berupa imunisasi, konsultasi kesehatan, perkembangan kesehatan anak dan pengobatan penyakit anak.

2. Poli Kandungan dan Kebidanan

Berdasarkan ketentuan dari Departemen Kesehatan RI, setiap rumah sakit harus dilengkapi dengan spesialisasi lainnya, salah satunya adalah unit kandungan ini.

3. Poli Gizi

Merupakan unit yang mengontrol segala nutrisi dan gizi dari pasiennya, khususnya ibu dan anak, karena diketahui baik ibu dan anak membutuhkan asupan gizi yang cukup.

b. Unit Gawat Darurat

Merupakan bagian pertolongan pertama kepada pasien. Unit ini bekerja tiap hari selama 24 jam dan bersifat sementara, bisa juga merupakan unit pengganti poliklinik ketika sudah tutup. Kegiatan pelayanan di UGD meliputi :

Pasien diterima di UGD

Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter

Jika kondisi pasien membaik maka diperbolehkan untuk pulang, namun jika tidak maka akan di bawa ke ruang perawatan.

(30)

Penyediaan fasilitas berupa apotik serta penyediaan obat-obatan. Sasarannya adalah pasien poloklinik dan umum. Pendistribusian obat dilakukan ke bagian perawatan, pelayanan dan penunjang secara medis.

d. Terapi

Merupakan kegiatan-kegiatan fisik yang berguna untuk memulihkan kondisi pasien. Pelayanan ini berupa penggunaan otot-otot motorik pada tingkat sederhana baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap.

e. Bedah

Terdiri dari bagian operasi atau pembedahan yang digunakan untuk menolong kelahiran secara operasi dan bagian persalinan normal.

f. Perawatan

Perawatannya dibrdakan antara perawatan normal dengan perawatan isolasi. Bagian ini dibedakan atas perawatan ibu dan bayi, masing-masing bagian perawatan mendapat pengawasan dari stasiun perawat.beberapa macam perawatan antara lain: 1. Perawatan umum

Perawatan kepada pasien yang bersifat umum, dalam arti tidak memiliki penyakit khusus yang harus dirujuk ke unit lain.

2. Perawatan isolasi

Merawat pasien yang memiliki penyakit khusus, biasanya jenis penyakit menular. Memiliki ruangan yang serba tertutup guna menghindari persebaran penyakit.

3. ICU

Merawat pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan secara intensif karena kondisi tubuhnya tergolong kritis.

Pelayanan Non-Medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak

a. Kegiatan Administratif

Meliputi kegiatan pendaftaran pasien, mendata keluhan da penyakit pasien, serta laporan perkembangan pasien

b. Kegiatan Perawatan Inap

Unit perawatan inap beserta seluruh pendukungnya d. Unit-unit pendukung pelayanan medis

(31)

d. Instalasi bedah dan ruang bersalin. Kegiatan Pendukung Nond Medis

e. Terdiri dari unit gizi, unit sterilisasi, kantor, dll. f. Kelompok kegiatan Komersial dan Sosial

g. Fungsinya sebagai salah satu pemasukan, meliputi : area parkir, kantin, wartel, dll.

h. Service penunjang

Unit penunjang pada bagian servis antara lain dapur, pos keamanan, janitor, dll.

3.7 Persyaratan Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak

Progam Ruang (Kebutuhan Ruang)

Untuk penyusunan rancangan dasar sebuah bangunan rumah sakit ibu dan anak, progam ruang harus diselesaikan secara terperinci yang timbul dari pembagian dan tuntutan dari sebuah rumah sakit ibu dan anak. Untuk itu tidak semua progam ruang yang menyeluruh memenuhi setiap jenis rumah sakit.melainkan hanya memenuhi sebagian saja.

Progam ruang harus dirundingkan dengan para pengguna secara pasti. Pembentukan titik berat suatu rumah sakit berakibat pada jenis dan besar tempat bekerja itu sendiri. Hubungan yang erat antara perancang dan para pengguna menghindarkan problem yang muncul nantinya. Bantuan ukuran standar area menghasilkan gambaranyang menyeluryh tentang besar tempat bekerja ini. Oleh sebab itu ukuran standar ini merupakan saran dan tergantungdari pelaksanaan bidangdan hasil dari objek-objek yang berlaku.

Organisasi Ruang

Dalam organisasi ruang pada rumah sakit ibu dan anak semua bagian bangunan disusun dan ditentukan satu sama lain, karena menurut D.K. Ching ruang-ruang tersebut berkaitan satu sama lain menurut fungsi, kedekatan atau alur sirkulasi. Sistem bangunan yang ada pada dasarnya harus menyesuakan standar ketentuan yang ada.

Sirkulasi dan Pencapaian

Pemilihan sistem sirkulasi bangunan rumah sakit ibu dana anak ditentukan oleh jenis dan luas bangunan. Pemilihan sistem sirkulasi ini juga mempengaruhi bentuk bangunan rumah sakit ibu dan anak. Secara prinsipil ada dua jenis sistem sirkulasi yang mungkin terdapat dalam

(32)

 Jalur sirkulasi ruang terbuka

 Jalur ruang yang terbuka menawarkan suatu rancangan yang memungkinkan bangunan untuk diperluas.

 Jalur sirkulasi ruang tertutup

 Jalur ruang yang tertutup perluasan bangunan nantinya cukup sulit, oleh karena itu kebutuhan bidang untuk jalur ruang yang tertutup lebih sedikit dari yang terbuka.

3.8 Persyaratan Khusus Rumah Sakit Ibu dan Anak

Lokasi dan tapak

Lokasi dari rumah sakit ibu dan anak tentu saja mmeliliki kriteria yang khusus, beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi rumah sakit ibu dan anak adalah tempat yang tenang, tidak ada gangguan yang muncul karena angin, debu, asap, kabut, dll. Juga harus memiliki area yang bebas untuk perluasan bangunan nantinya

Jalur sirkulasi ruang terbuka

Jalur ruang yang terbuka menawarkan suatu rancangan yang memungkinkan bangunan untuk diperluas.

Jalur sirkulasi ruang tertutup

Jalur ruang yang tertutup perluasan bangunan nantinya cukup sulit, oleh karena itu kebutuhan bidang untuk jalur ruang yang tertutup lebih sedikit dari yang terbuka.

WC pasien

WC pasien harus dapat dicapai langsungtanpa koridor penyebrangan. Pada perancangan untuk setiap dua tempat tidur harus dibangun 1 buah WC, hingga kini sebuah WC untuk 4 tempat tidur masih sesuai dengan standar. Lebar ruang harus mencapai 1,00m, panjangnya tergantung pada bukaan pintu, namun minimal 1,50m. WC harus dipasang pegangan penopang dan penahan

Kamar Mandi Pasien

Harus terbuka pada ketiga sisinya dan hanya bak mandi yang merapat pada dinding dengan sandaran kepala yang sesuai dengan standar. Kamar mandi harus memilik luas yang cukup sehingga sirkulasi bagi pasien dapat terasa nyaman.

(33)

Ruang-ruang ini dikombinasikan antara yang satu dengan yang lain karena terdapat kegiatan dan hubungan yang sibuk antara ruang-ruang tersebut

Ruang Periksa

Ruangan ini disesuaikan besarnya berdasarkan kondisi pasien saat duduk ataupun berbaring. Alat-alat minimal adalah kursi pasien, tempat berbaring pasien, bangku putar, meja instrumen, meja instrumen. Diperhatikan juga kebebasan pasien dan dokter dalam pergerakannya. Ruang pemeriksaan sering membutuhkan kamar-kamar ganti pakaian.

Ruang Pengobatan

Obat-obatan, alat-alat dan jarum suntik yang asangat diperlukan oleh bagian pemeliharaan medis disimpan di ruangan ini. Luas minimal ruang pengobatan 15m2.

Ruang Kerja Perawat

Ruang kerja perawat yang baik adalah jika ruang kerja perawat terdapat di setiap ruang perawatan

Laboratorium

Fungsi pada laboratorium digolongkan dengan contoh pengambilan, pembagian percobaan, pengerjaan percobaan, dan fungsi-fungsi lainnya. Sebagai fungsi sampingan dan diperhatikan adalah ruang pembersihan, ruang bebas hama, persiapan yang baik untuk sterilisasi, gudang, ruang pendinginan, ruang konsultasi, dan ruang tunggu pasien

Unit Administrasi

Unit administrasi sebaiknua terletak di lorong penghubung ke ruang masuk dan ke jalur jalan utama. Untuk unit administrasi diperhitungkan 7m-12m setiap tenaga kerja. Unit administrasi terdiri dari beberapa bagian antara lain : ruang pertemuan pasien dengan keluarganya, tempat pendaftaran dan unit keuangan, kantor direksi administrasi dan sekretaris, kantor para perawat serat pegawai dan juga ruang arsip.

Dapur

Dapur ini merupakan pelengkap dari ruang istirahat, disini petugas sedapat mungkin diberikan kesempatan untuk menyiapkan mkanan atau minuman dalam wakltu istirahat. Dapur sebaiknya berada di bagian tengah sehingga dapat menjangkau semua ruang perawatan dengan jalan singkat.

3.9 Standarisasi Khusus Hubungan Ruang Ibu dan Anak

(34)

Perawatan ini ditujukan untuk ibu hamil, ibu melahirkan. Beberapa aspek yang menyangkup perawatan bagi ibu antara lain : perawat dasar, pengobatan dengan terapi, perawatan pasien, dan administrasi. Pengorganisasian perawatan yang sesuai dengan perawatan normal adalah stasiun perawatan baik secara berkelompok maupun perorangan Perawatan Bagi Anak

Salah satu unit pada perawatan anak adalah perawatan bayi atau unit bagi ibu yang baru melahirkan. Beberapa ketentuan pada unit ini antara lain:

 Untuk mengurangi sebaran penyakit, sebaiknya bayi diletakkan di dalam box, dan agar bayi lebih tenang sebaiknya box tersebut terdapat di kamar ibunya.

 Unit perawatan bayi terasa lebih kecil dibanding unit perawatan normal yaitu antara 10-14 tempat tidur.

 Mencangkup fungsi untuk menimbang bayi, tempat jasa pelayanan perawatan anak, dan tempat khusus untuk keranjang bayi.

 Sedangkan untuk bayi prematur atau lahir tidak normal membutuhkan tempat pelayanan yang khusus, memngingat kondisi mereka yang masih sangat rentan, seperti misalnya di masukkan ke dalam ruang inkubator.

 Untuk memperkecil kemungkinan menyebarnya kuman melalui udara maka lubang angin pada tiap-tiap ruangan harus berukuran 8mm dan temperatur ruangan harus sekitar 24’C sampai 26’C.

3.10 Elemen Bangunan Yang Penting Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak

Koridor

Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50m, yang harus juga disesuaikan dengan lalu lintas yang ada. Untuk lorong yang sekaligus dapat menjadi tempat pasien yang terbaring, lebarnya minimal 2,25m, dengan tinggi langit-langit sampai 2,40m. Lebar lorong tersebut tidak

boleh dipersempit dengan penyangga-penyangga gedung atau bagian bangunan lainnnnya. Pintu

Pada konstruksi pintu harus diperhatikan faktor-faktor higienis. Bagian permukaan pintu harus dari bahan yang steril. Pintu-pintu juga harus diberikan bahan peredam bunyi seperti dinding, minimal dapat meredam 25dB. Tinggi pintu yang idela adalah 2,10m-2,20m. Tangga

(35)

Tangga harus dibuat sedemikan rupa untuk keamanan, jika perlu dapat menampung beban yang kuat. Tangga harus mempunyai pegangan untuk kedua tangan dari awal hingga akhir tangga yang tidak terputus. Lebar tangga dan bagian datar antara dua anak tangga dari tangga darurat sebaiknya1,50m dan tidak melebihi 2,50m. Lebar bagian datar antara dua anak tangga tidak mempersempit daun pintu. Tinggi tingkatan sebaiknya17cm, lebar anak tangga yang datar 28cm. Lebih baik bila perbandingan tinggi dan tapakan adalah 15/30cm

Lift

Fungsi lift untuk pengangkutan orang,obat-obatan, cucian, makanan dana tempat tidur pasien. Di dalam gedung ruamh sakit pada unit perawatan, pemeriksaan atau pengobatan terletak di8 lantai atas, lift untuk mengangkat tempat tidur sangat berguna, minimal rangkap. Kamar lift untuk mengatur tempat tidur harus diukur sehinggadapat menampung satu atau dua tempat tidur. Ukuran standar kotak lift adalah 0,90x1,20m, sedangkan ukuran standar cerobong lift adalah 1,25x1,50m

Bab 4

(36)

4.1 Pendahuluan

Rumah sakit merupakan fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat, dimana kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi semua lapisan masyarakat. Didalam perkembangan teknologi dan persaingan usaha jasa yang semakin pesat dan ketat, maka rumah sakit dituntut melakukan peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan dari waktu kewaktu. Sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan, maka rumah sakit diharapkan meningkatkan kinerjanya didalam kerangka strategis memenuhi kebutuhan dan harapan pasien..

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan taraf hidup masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, menyebabkan peningkatan tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas. Sejalan dengan kondisi tersebut, maka Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” berupaya memberikan layanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dan mampu melayani kebutuhan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan Ibu dan Anak.

Kualitas jasa pelayanan yang baik, menimbulkan loyalitas pasien, dan kemungkinan besar menarik pasien baru. Dalam proses loyalitas tersebut, kemungkinan besar terjadi promosi gratis yang dilakukan oleh pasien yang loyal dalam bentuk penyampaian informasi positif (positiveword of mouth) kepada pasien atau calon pasien lainnya.

Sesuai dengan Visi, Misi, Motto, dan Tujuan yang menjadi spirit pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”, maka Pimpinan fokus melakukan upaya pemenuhan kebutuhan pasien dengan memberikan layanan cepat dan akurat, sabar dan sopan, menjamin keamanan pasien, empati, komunikasi efektif, pemenuhan sarana dan prasarana, dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Intinya layanan dilakukan sesuai dengan apa yang seharusnya diberikan kepada pasien.

Sebagai komitmen seluruh anggota di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”, bertekat bulat mensukseskan akreditasi rumah sakit versi 2012 pada tahun 2016 dengan predikat LULUS sehingga pelayanan kepada pasien dilakukan dengan lebih baik, dan lebih baik lagi sesuai standar Akreditasi yang ditetapkan.

4.2 Sejarah

(37)

Berawal dari praktek Dokter spesialis Kebidanan dan penyakit Kandungan di JL.Mangga IE/225 Pondok Tjandra Indah Waru Sidoarjo atas Nama dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk pada Januari 1993 setelah beliau selesai menjalani pendidikan Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi di FK UNAIR Surabaya Tahun 1992. Kemudian atas prakarsa dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk dan atas permintaan banyak pasien beliau mendirikan Rumah Sakit Bersalin Pondok Tjandra yang di Resmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo pada awal Tahun 2002 yang berlokasi di JL. Mangga IE/225 Pondok Tjandra Indah Waru Sidoarjo.

Berdasar keinginan mengembangkan Rumah Bersalin Pondok Tjandra untuk melayani pasien yang memerlukan tindakan operasi agar lebih cepat pelayanannya, maka beliau mendapat ijin perubahan Rumah Bersalin Pondok Tjandra menjadi Rumah Sakit Bersalin Pondok Tjandra dibawah Yayasan Bhaskara Husada.

Pada 24 Maret Tahun 2004 keluar ijin Operasional RSB Pondok Tjandra dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Atas Rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tanggal 24 Oktober 2007 keluar Ijin Operasional RSB Pondok Tjandra dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Seiring perkembangan, maka manajamen RSB Pondok Tjandra berupaya meningkatkan pelayanannya kepada pasien dengan menambah beberapa fasilitas antara lain: Kamar Pasien dan Kamar Bersalin yang nyaman, 2 Kamar Operasi yang memadai, Kamar RR (Recovery Room) dan ICU , Kamar Bayi Neonatus, IGD, Kamar Rekam Medis, fasilitas penunjang klinik laboratorium dan USG 2D-4D, peralatan Rontgen serta lahan parkir.

Pada Agustus 2012 pihak manajamen RSB Pondok Tjandra dibawah pimpinan Direktur RSB Pondok Tjandra dr.Supriyono,Sp.OG(K)Onk. Bergiat mengajukan perpanjangan ijin Operasional RSB Pondok Tjandra kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan mempersiapkan pelaksanaan Akreditasi versi tahun 2012.

Dan pada tanggal 19 Maret 2014, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengeluarkan Rekomendasi Penetapan Kelas RSB Pondok Tjandra menjadi penetapan Kelas tipe C, pada 10 April 2014 pihak manajemen RSB Pondok Tjandra memperoleh ijin operasional dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo untuk RS Ibu dan Anak Pondok Tjandra.

Rencana tahun 2016 pihak manajamen RSIA Pondok Tjandra siap mengadakan kerja sama dengan dimulainya pelaksanaan layanan BPJS, untuk pelayanan masyarakat di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Sehingga diharapkan RSIA Pondok Tjandra dapat membantu program MDG’s dimana sasaran akhirnya menurunkan angka kematian Ibu dan Anak serta

(38)

meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak masyarakat Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya.

4.3 Visi, misi, tujuan

Visi:

Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak berkualitas, berkompeten, yang mengutamakan pelayanan pasien

Misi:

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak berkualitas, berkompeten yang mengutamakan pelayanan pasien

2. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia

3. Mewujudkan keramahan, kesopanan, kesantunan dalam pelayanan kesehatan 4. Menjadikan usaha pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bermartabat

Moto:

Cepat – Tepat – Akurat – Profesional

Tujuan:

1. Memberikan pelayanan prima dan profesional berdasarkan standar prosedur operasional yang ditetapkan

a. Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu, memuaskan dan profesional berdasarkan standar prosedur operasional yang ditetapkan

b. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan mutakhir

c. Mengembangkan kompetensi dasar dan terapan untuk meningkatkan mutu pelayanan

d. Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak untuk menjalin jaringan kerjasama yang saling menguntungkan

e. Mewujudkan tingkat kepuasan konsumer internal (petugas pelayanan rumah sakit), maupun konsumer eksternal (pasien) secara optimal

(39)

Direktur

dr. Supriyono, Sp OG (K) Onk Wakil Direktur

Dr. Sudibyo, drg., M.Kes

Ketua Komite Medik dr. Andra Kusuma Putra, Sp OG

Ketua Komite Keperawatan Wiwik Listyaningrum, M. Kep

Ketua Komite PPI dr. Zaenal Arifin, Sp PK

Sub Bag Keperawatan Elok Nawasti, Amd Keb Keb Sub Bag Yanmed & Emrg

Yulisa Purwati, Amd Kep Bag. Admin & Keuangan

Indri CA, SE., Ak

Sub Bag RT & Perlngk Titik Kusdarwati Sub Bag Admin

Emmy Oentari

Bag. Pelayanan Medis dr. Riski Widya Ridhani

Sub Bag Penunjang Med Samsun Hadi, BSc

Dr. CS Sub Bag Umum

Hamid Samiadji, SE

f. Memberdayakan seluruh potensi sumber daya dan dimiliki rumah sakit

2. Menjadi rumah sakit ibu dan anak yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta mampu memberikan manfaat untuk masyarakat

4.4 Struktur organisasi

4.5 Diskripsi kerja

Merupakan uraian tugas dan tanggung jawab harian, tanggung jawab khusus dan tugas pokok strategi serta wewenang yang akan menjadi pedoman dalam menjalankan tugas seluruh karyawan.

I. DIREKTUR RUMAH SAKIT

A. Tugas dan Tanggung Jawab Khusus

a. Bertanggung jawab langsung pada pemilik RSIA “Pondok Tjandra”;

b. Diangkat dan dipekerjakan langsung oleh Yayasan RSIA “Pondok Tjandra”; c. Bersama pemilik Rumah Sakit, Direktur mengangkat kepala bagian;

d. Direktur merupakan penanggung jawab penuh terhadap kemajuan atau kemunduran manajemen RSIA “Pondok Tjandra”;

e. Membuat RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan);

f. Pelayanan, administrasi, keuangan, evaluasi, dan pelaporan meliputi pelaksanaan visi, misi, dan strategi kepada seluruh jajaran manajemen;

Bagian Pelayanan Medis dr. Rizki Widya Ketua Komite PPI dr. Zaenal, Sp PK

Ketua Komite Keperawatan Ketua Komite Medik dr. Andra Kusuma Putra,

(40)

g. Membawahi langsung dan memiliki wewenang penuh untuk memerintah dan mengarahkan wakil direktur dan Bagian-bagian yang ada di RSIA “Pondok Tjandra”;

h. Bertanggung jawab terhadap pembuatan rencana kegiatan semesteran dan tahunan dan pengawasan terhadap pelaksanaannya;

i. Menetapkan bersama wakil direktur dalam usulan strategis untuk pengembangan RSIA “Pondok Tjandra” sesuai dengan ilmu pengetahuan, merancang sumber pendapatan dan belanja RSIA “Pondok Tjandra” dibantu jajaran manajemen; j. Bertanggung jawab terhadap kinerja, laporan-laporan pertanggung jawaban kerja

terhadap bagian-bagian pelayanan di RSIA “Pondok Tjandra”.

k. Bertanggung jawab terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan operasional RSIA “Pondok Tjandra”secara menyeluruh.

l. Bertanggung jawab sebagai pengambil keputusan-keputusan strategis dalam RSIA “Pondok Tjandra” (Decission Maker)

m. Siap dan mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah besar yang timbul dalam manajemen RSIA “Pondok Tjandra” (Problem Solving)

n. Mampu memimpin, memerintah, memberi wewenang, teguran dengan tugas dan procedural serta mendelegasikan dan membagi tugas-tugas pokok dan penting pada wakil Direktur.

o. Bertanggung jawab terhadap evaluasi kerja wakil Direktur, mampu membuat inovasi dan perubahan-perubahan serta ide-ide baru yang mampu membawa RSIA “Pondok Tjandra” ke arah yang lebih baik.

p. Mampu menjalankan, menterjemahkan keinginan dan perintah dari pemilik RSIA “Pondok Tjandra” serta mampu memadukan ide-ide pribadi yang akan menjadi operasional RSIA “Pondok Tjandra” ke depan.

q. Membuat laporan-laporan rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh RSIA “Pondok Tjandra”.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Umum dan Harian

a. Menjalin komunikasi dan informasi dengan wakil Direktur dan komite, tentang perkembangan operasional RSIA “Pondok Tjandra” setiap hari/minggu/bulan b. Memantau kondisi operasional RSIA “Pondok Tjandra” setiap hari berdasarkan

laporan harian Wakil Direktur

c. Bertanggung Jawab sebagai pengambil keputusan strategis harian atau mendelegasikan wewenang tersebut pada wakil Direktur saat tidak ada di tempat. d. Memimpin briefing, meeting dan rapat-rapat penting rutin jajaran direksi

e. Direktur juga bertugas sebagai dokter, dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai dokter.

(41)

II. WAKIL DIREKTUR RUMAH SAKIT A. Tugas dan Tanggung Jawab Khusus

a. Bertanggung jawab langsung bersama Direktur pada pemilik RSIA “Pondok Tjandra”

b. Diangkat dan dipekerjakan langsung oleh Rumah Sakit c. Bersama Direktur mengangkat kepala bagian

d. Wakil Direktur merupakan penanggung jawab penuh operasional manajemen Rumah Sakit

e. Membantu Direktur Membuat RPK ( Rencana Pelaksanaan Kegiatan)

f. Bertanggung Jawab bersama direktur atas Pelayanan, administrasi, keuangan, evaluasi, dan pelaporan meliputi pelaksanaan visi, misi, dan strategi kepada seluruh jajaran manajemen.

g. Memiliki wewenang penuh untuk memerintah dan mengarahkan Bagian-bagian yang ada di RSIA “Pondok Tjandra”

h. Bertanggung jawab bersama Direktur terhadap pembuatan rencana kegiatan semesteran dan tahunan dan pengawasan terhadap pelaksanaannya.

i. Menetapkan bersama wakil direktur dalam usulan strategis untuk pengembangan RSIA “Pondok Tjandra” sesuai dengan ilmu pengetahuan, merancang sumber pendapatan dan belanja RSIA “Pondok Tjandra” dibantu jajaran manajemen. j. Bertanggung jawab bersama Direktur terhadap kinerja, laporan-laporan

pertanggung jawaban kerja terhadap bagian-bagian pelayanan di RSIA “Pondok Tjandra”.

k. Bertanggung jawab bersama terhadap kemajuan, kelangsungan, keuangan, dan operasional RSIA “Pondok Tjandra” secara menyeluruh.

l. Bertanggung jawab bersama direktur sebagai pengambil keputusan strategis dalam RSIA “Pondok Tjandra” (Decission Maker)

m. Mampu menjalankan bersama direktur, menterjemahkan keinginan dan perintah dari pemilik RSIA “Pondok Tjandra” serta mampu memadukan ide-ide pribadi yang akan menjadi operasional RSIA “Pondok Tjandra” ke depan.

n. Membuat laporan-laporan bersama direktur rutin pada pemilik dan membuat laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh RSIA “Pondok Tjandra”.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Umum dan Harian

a. Menjalin komunikasi dan informasi dengan Direktur dan komite, tentang

perkembangan operasional RSIA “Pondok Tjandra” setiap hari/minggu/bulan

b. Memantau kondisi operasional RSIA “Pondok Tjandra” setiap hari berdasarkan

(42)

c. Bertanggung Jawab sebagai pengambil keputusan strategis harian atau

mendelegasikan wewenang tersebut pada wakilnya saat direktur tidak ada di tempat.

d. Memimpin briefing, meeting dan rapat-rapat penting rutin jajaran direksi

e. Direktur juga bertugas sebagai dokter, dan melaksanakan tugas dan tanggung

jawab sebagai dokter.

III. KA.BAG PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN A. Tugas dan Tanggung Jawab Secara Umum :

a. Bagian Medik

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Medik.

2. Menyelenggarakan jasa medis sesuai dengan ketentuan dan prosedur (SOP) yang telah ditetapkan di bidang medik

3. Mengoperasionalkan investasi secara efisien dan efektif di dalam penyelenggaraan pelayanan medik.

4. Memberikan penilaian dan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu investasi di bagian pelayanan medik.

5. Menghitung kalkulasi harga pelayanan medik di RSIA “Pondok Tjandra”

6. Memberikan laporan setiap bulannya tentang urusan pelayanan medis disertai hasil analisisnya, (dihubungkan dengan laporan keuangan dan pencatatan medik) kepada Kepala Bagian Medik

7. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan medis sebagai usulan kepada Kepala Bagian Medis.

b. Urusan Penunjang Medik

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Medis

2. Menyelenggarakan jasa pelayanan penunjang medis sesuai dengan ketentuan dan prosedur (SOP) di bidang penunjang medis.

3. Menetapkan standar penyimpanan obat-obatan dan bahan medis di instalasi Farmasi, Laboratorium, Rontgen dan penunjang lainnya.

4. Memberikan penilaiandan saran alternative yang tepat mengenai kelayakan suatu investasi di bagian sarana penunjang medis

5. Memberikan laporan kegiatan setiap bulannnya di bagian sarana penunjang medis disertai hasil analisisnya (dihubungkan dengan laporan keuangan dan pencatatan medis) kepada Kepala Bagian Medik

6. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan sarana penunjang medis sebagai usulan kepada Kepala Bagian Medik

d. Urusan Rekam Medik

(43)

2. Menyelenggarakan pencatatan data medis sesuai dengan ketentuan dan prosedur (SOP) di bidang Rekam Medik

3. Melakukan penerbitan laporan rumah sakit, dokumen dan informasi untuk kepentingan pasien, keluarga maupun pihak berwajib

4. Melaksanakan ketentuan penerimaan dan pelepasan pasien rawat inap dan rawat jalan

5. Melakukan pencatatan dan penyimpanan data medis secara tertib administrasi. 6. Menyusun sistem dan prosedur permintaan dan penggunaan data dari urusan

pencatatan medis

7. Memberikan laporan medis per bagian (Rawat Inap, Rawat Jalan, dan Sarana Penunjang Umum) secara berkala (setiap minggunya), dengan akurat dan tepat waktu kepada Kepala Bagian Medik

8. Memberikan bantuan jasa informasi medis RSIA “Pondok Tjandra”

9. Menyusun sistem dan prosedur klaim (Asuransi dan Perusahaan yang menjalin kerjasama) untuk pasien RSIA “Pondok Tjandra”

10. Menyiapkan semua kebutuhan dan perangkat yang diperlukan untuk menunjang kelancaran kerja urusan pencatatan medis

11. Menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan di urusan pencatatan data medis sebagai usulan kepada Kepala Bagian Medik.

12. Menyelenggarakan serta melaksanakan kebijakan dan ketentuan perusahaan dan peraturan pemerintah serta system dan prosedur di bidang keperawatan (Pelayanan dan Etika Keperawatan), Medik (medis, penunjang dan rekam medis) 13. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM di bidang keperawatan, medis. 14. Meningkatkan pendapatan dan pengendalian biaya di RSIA “Pondok Tjandra”. 15. Bertanggung jawab dalam pembuatan SOP dan system yang menggerakan semua

bagian medis di RSIA “Pondok Tjandra” dibantu oleh Ka.Bag administrasi dan pengembangan.

16. Memiliki wewenang penuh dalam mengendalikan dan memerintah coordinator divisi-divisi yang menjadi bawahannya, agar bekerja sesuai aturan dan SPO

Gambar

Tabel 4.1 Gambaran Umum RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
Tabel 4.3   Susunan kepegawaian RSIA  “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
Tabel 4.4   Fasilitas pelayanan   RSIA “Pondok Tjandra” Sidoarjo, Tahun 2015
Tabel 4.6  Sepuluh Penyakit Utama Berdasarkan ICD X Pasien Rawat Inap   Di RSIA
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pola komunikasi nonverbal sentuhan oleh guru dalam pembelajaran di SMALB Bina Anak Bangsa berjalan baik, hal ini buktikan dengan sentuhan-sentuhan fisik tertentu

membimbing siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan penggunaan media gambar pada pokok

Tujuan dari tahap implementasi ini adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang telah disetujui,dalam hal menguji serta mendokumentasikan program- program dan

Proses  komunikasi  yang  terjadi  di  dalam  manajemen  internal  adalah  dengan  mempergunakan   “top-­‐down

Selaras dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui pemahaman wirausahawan kecil dan mene- ngah

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada pengujian jangka pendek (satu bulan) variabel independen sentimen investor berpengaruh positif dan signifikan (<0,05)

Penerimaan merupakan dasar dari komitmen yang dapat diukur dengan melihat tingkatan sikap yang dimiliki seseorang Kategori untuk penerimaan dapat dilihat dari kesesuaian informan

Selanjutnya, pengambilan telur dan sperma 1) Ikan mas (Cyprinus carpio L) betina dan jantan diletakkan dalam satu kolam pemijahan sampai memijah kemudian dilakukan stripping.