• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN. ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN. ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ASPEK TANAH PADA LAHAN “TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)”

Oleh :

1. Guntur Respyan ( 105040207111014 )

2. Fakhri Ahmad ( 105040207111015 )

3. Tommy Kurniawan Subianto ( 105040207111016 ) 4. Yudhistira Afnan M S ( 105040207111017 )

5. Winda Ismaya Sari ( 105040207111018 )

6. Nisa Nakhmiidah ( 105040207111019 )

7. Samsul Huda Asrori ( 105040207111020 ) 8. Anis Wahyuningsih ( 105040207111021 ) 9. Dhenys Bagus Nugroho ( 105040207111022 )

KELOMPOK : K4

ASISTEN :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat

mengakibatkan tanaman mati.

Sedangkan pengertian dari kadar air sendiri adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban.

Di dalam praktikum Teknologi Produksi Tanaman, penggunaan alat-alat untuk menghitung kadar air dalam tanah menggunakan 2 cara yaitu secara langsung dengan menggunakan alat Tetha Probe dan Neutron Probe. Sedangkan untuk cara yang tidak langsung menggunakan oven, yang sebelumnya harus ditimbang berat basah dan kemudian ditimbang berat keringnya.

1.2.Tujuan

 Mengetahui pengertian kadar air

 Mengetahui macam-macam alat pengukur kadar air

 Mengetahui metode pengukuran kadar air 1.3.Manfaat

Agar mahasiswa dapat memahami manfaat dari kadar air serta mengetahui alat pengukuran kadar air beserta metodenya pada saat di lapang.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Kadar Air (min 2)

 Kadar air adalah persentase kandungan air pada tanah yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis).

(Hardjowigeno,1992)

 Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.

(Anonymousa,2011)

 Kadar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu.

(Sutanto,2005) 2.2.Macam-macam Alat Pengukur Kadar Air

a. Probe Alat Ukur Kadar Air

Detector proporsional He-3 dan sistem pencacah berfungsi sebagai alat untuk mengubah radiasi neutron menjadi bentuk sinyal listrik yang kemudian diubah menjadi cacah. Sumber radiasi neutron Am-Be sebagai probe. Wadah bentuk tabung terdiri dari tempat sumber, tempat detector, dan penutup terbuat dari alumunium yang berfungsi sebagai tempat dan pelindung detector dan sumber radiasi neutron dari tanah

(4)

dan air. Panjang probe neutron 45 cm terdiri dari tempat sumber, detector, dan penutup. Sedangkan diameter probe neutron 6 cm.

(Anonymousb,2011) b. Neutron Probe

Banyak alat-alat konvensional yang dirancang khusus untuk mengukur kadar air, namun jarang ada alat yang dapat melakukan pengukuran dengan teliti dan cepat, dapat dilakukan di tempat, tidak merusak dan alatnya dapat dibawa-bawa (portable). Salah satu metode yang dapat memenuhi berbagai kriteria tersebut adalah dengan menggunakan neutron.

Penggunaan neutron telah banyak dimanfaatkan oleh para ahli di bidang teknik sipil, agronomi dan hidrologi untuk pengukuran kadar air dalam tanah serta kepadatan tanah, aspal dan beton. Data-data hasil pengukuran tersebut kemudian akan digunakan untuk merancang pondasi bangunan, jalan raya, pembuatan tanggul dan lain sebagainya. Sedang dalam bidang industri dan laboratorium, neutron dapat digunakan untuk pengukuran berbagai hasil akhir dan penelitian.

Teknik pengukuran kadar air tanah dengan teknik hamburan neutron

Karena sederhana, alat pengukur kadar air dengan neutron ini diminati oleh berbagai pihak. Di dalam alat ini terdapat suatu sumber neutron cepat. Proses kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan hasil tumbukan antara neutron cepat dengan atom hidrogen yang terdapat di dalam molekul air. Peristiwa tumbukan ini akan menghasilkan neutron-neutron termik. Jumlah neutron termik yang terbentuk akan ditangkap oleh pemantau neutron. Dimana hasil cacahan neutron yang terbaca akan sebanding dengan jumlah air yang terkandung di dalam bahan.

(5)

2.3.Metode Pengukuran Kadar Air

Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban.

1. Metode pengeringan oven

Pada metode ini hanya air saja yang diuapkan selama pengeringan. Sesuai dengan standard ASTM pengukuran kadar air agregat halus dan kasar dalam keadaan SSD maupun keadaan asli dilakukan dengan cara sederhana yakni dengan menimbang agregat yang masih mengandung kadar air, lalu mengeringkannya dalam oven.

(Sudrajat, 2008)

2. Microwave oven

Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar air agregat halus dan kasar dengan tidak tergantung pada nilai absorpsinya. Dan dengan waktu pengukuran yang relatif singkat dan akurat.

(Anonymousd,2011) Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Cara “gravimetric water content”, yaitu perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering udara (lembab), atau perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering mutlak

2. Cara “volume water content”, yaitu perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah

(6)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Hasil

Kedalaman

Berat Basah (BB) Berat Kering Oven (BKO) Kadar Air (KA) Tetha Probe

U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 0 - 10 cm 20.62 21.86 23.13 12.98 14.21 15.16 37.05 35 34.46 35.3 31.9 27 10 - 20 cm 24.14 24.56 31.47 15.56 16.29 20.66 35.54 33.67 34.35 47.1 49.1 47.5 U1 : Ulangan 1 U2 : Ulangan 2 U3 : Ulangan 3

Rumus Kadar Air : KA =

Kedalaman 0 – 10 cm : - Ulangan 1 KA = = 37.05 - Ulangan 2 KA = = 35 - Ulangan 3 KA = = 34.46 Kedalaman 10 – 20 cm : - Ulangan 1 KA = = 35.54 - Ulangan 2 KA = = 33.67 - Ulangan 3 KA = = 34.35

(7)

3.2.Pembahasan

Dari data diatas, pada perhitungan oven pada sampel tanah dengan kedalaman 0-10 cm didapat data kadar air dengan U1= 37.05, U2= 35, U3= 34.46, sedangkan hasil dari tetra probe pada kedalaman 0-10 cm di dapat data U1= 35.3, U2= 31.9, U3= 27. Dari kedua perlakuan yang dilakukan, pada kedalaman sampel tanah dengan kedalaman 0-10 cm memilki selisih atau perbedaan yang sangat jauh, ini bisa dikarenakan kesalahan dari alat atau bisa dikarenakan ketika waktu pengambilan sampel tanah terjadi hujan terlebih dahulu sehingga mempengaruhi hasil dari perhitungan.

Untuk sampel tanah dengan kedalaman 10-20 cm, pada perhitungan oven di dapat data kadar air dengan U1= 35.54, U2= 33.67, U3= 34.35, sedangkan hasil dari tetra probe pada sampel tanah kedalaman 10-20 cm di dapat data U1= 47.1, U2= 49.1, U3= 47.5. Untuk hasil kadar air dari sampel dengan kedalaman 10-20 cm tidak terlalu mengalami selisih atau perbedaan yang cukup banyak, ini bisa dikarenakan air hujan belum masuk ke dalam lapisan tanah dengan kedalaman 10-20 cm sehingga hasil perhitungannya tidak mengalami banyak selisih.

3.3.Perbandingan 2 Metode

Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar air dilapang yaitu metode tetha probe dan menggunakan oven.

a. Metode Tetha Probe

Metode ini menggunakan alat tetha probe yang ditancapkan langsung pada sampel tanah di lahan. Kemudian pada alat tersebut akan muncul nilai kadar air secara langsung. Dengan menggunakan metode ini tingkat keakuratan perhitungan nilai kadar air tanah tidak begitu akurat.

b. Metode Oven

Metode ini dilakukan di dalam lab dan menggunakan oven. Pertama sampel tanah dari lahan diberikan perlakuan secara detail, seperti ditimbang berat tanahnya untuk mengetahui berat basahnya, kemudian sampel tanah diletakkan di dalam oven dan dibiarkan selama kurang lebih 24 jam. Setelah di oven, sampel tanah ditimbang lagi untuk mengetahui berat keringnya dan kemudian data sampel tanah tersebut dimasukkan dalam rumus kadar air. Setelah itu kita dapat mengetahui hasil dari kadar air tersebut. Dengan menggunakan metode ini tingkat keakuratan perhitungan nilai kadar air sangat akurat dibandingkan menggunakan metode tetha probe.

(8)

BAB IV PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Kadar air adalah persentase kandungan air pada tanah yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis).

Macam-macam alat pengukur kadar air yaitu : a. Neutron Probe

b. Tetha Probe c. dll

Metode pengukuran kadar air yaitu : a. Metode Pengeringan Oven b. Metode Gravimetri

c. dll

Berdasarkan hasil perhitungan sampel tanah dilahan, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pengeringan oven hasil perhitungan kadar air tanah lebih akurat daripada menggunakan menggunakan metode tetha probe dengan cara menghitung kadar air tanah langsung pada lahan.

4.2.Saran

Untuk praktikum dilapang kurang berjalan dengan maksimal, hal ini dikarenakan jumlah asisten yang kurang memadai. Untuk selanjutnya dimohon ada penambahan asisten.

(9)

DAFTAR PUSTAKA Anonymousa.2011.http://chuseenlibrablogspotcom.blogspot.com/kadar-air-tanah.html Anonymousb.2011.http://jurnalsigma.com/jurnal-75-alat-ukur-kadar-air-tanah-dengan metode-refleksi-neutron.html Anonymousc.2011.http://www.infonuklir.com/readmore/read/iptek_nuklir/teknik_nuklir_dibi dang_sdal/16ethe-1/Radioisotop%20untuk%20hidrologi Anonymousd.2011.http://www.scribd.com/doc/58274169/3/Teknik-Pengukuran-Kadar-Air- Tanah Anonymouse.2011.http://puslit.petra.ac.id/journals/civil/

(diakses tanggal 21 Desember 2011) Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta Sudrajat, Dede & Nurhasybi. 2008. Pengembangan Standart Pengujian Kadar Air Dan

Perkecambahan Benih Jenis Tanaman Hutan. Bogor : BPTP. Sutanto, R. 2005, hal : 45 Dasar Ilmu Tanah. Kanisius : Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dari uji pemadatan yang telah dilakukan terhadap 5 sampel tanah dengan kadar air yang berbeda – beda , seperti yang terlihat pada grafik dry density vs water content

Faktor-faktor yang memengaruhi kadar air dalam tanah adalah banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung

Jadi, yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105°C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap (Apriyanti, 2012)..

Manfaat yang diperoleh dalam praktikum penetapan kadar air tanah pada beberapa jenis dan tipe tanah yang berbeda adalah didapatkannya pengetahuan dan data yang aktual tentang

Analisis kadar air daging burung puyuh menggunakan metode oven dapat dilakukan karena burung puyuh tidak mengandung komponen senyawa volatil atau produk yang terdekomposisi

Tingkat ketersediaan kadar lengas pada suatu tanaman yang berbeda dapat mempengaruhi hasil pertumbuhan yang berbeda-beda, dengan teknik pengukuran kadar lengas tanah

Tujuan dari percobaan compaction ini adalah untuk mencari nilai kerapatan kering (γ dry ) maksimum pada kadar air optimum (W opt ) dari suatu sampel tanah yang dipadatkan..

Gambar 2.b Berat sampel setelah pengabuan 3.2 Kadar air Penentuan kadar air sangat penting dilakukan Kadar air ditentukan menggunakan metode oven yang menggunakan prinsip perhitungan