• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MATEMATIKA

EKONOMI DAN BISNIS

Modul Mata Kuliah

Erik Valentino, S.Pd., M.Pd

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA

SURABAYA

2014/2015

(2)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 1

DAFTAR ISI

Kontrak Perkuliahan ... 1

BAB I Barisan dan Deret ... 4

BAB II Fungsi ... 12

BAB III Penggunaan Fungsi Linear Dalam Ekonomi dan Bisnis ... 15

BAB IV Analisis Break Even Point (Bep) ... 21

BAB V Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Pendapatan Nasional ... 23

BAB VI Fungsi Kuadrat (Parabola) ... 27

Bank Soal ... 30

(3)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 2 BAB I

BARISAN DAN DERET

BARISAN adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah barisan dinamakan suku.

A. Deret Hitung

Adalah barisan yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung dinamakan pembeda, yaitu selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.

Ada dua rumus yang digunakan dalam deret hitung : 1. Nilai suku ke n dari deret hitung

Un = a + (n – 1) b Keterangan:

Un= Suku ke-n a = suku pertama b = pembeda n = indeks suku Contoh:

1) Nilai suku ke 101 dari deret hitung 3, 5, 7, 9, 11, … adalah….

Diket : a = 3 | b = 2 | n = 101 Ditanya : U 101 = ?

Jwb : U n = a + (n – 1) b U 101 = 3 + (101 – 1) 2 U 101 = 3 + 100 x 2 U 101 = 3 + 200 U 101 = 203

2) Diketahui deret hitung berikut 26, 23, 20, ..., -271. Tentukan:

a. Suku ke 50 dari deret tersebut

b. Tentukan banyak semua suku dari deret tersebut.

(silakan dicoba)

2. Jumlah nilai dari semua suku pada deret hitung Sn = 1 2 n (2a + (n – 1) b)

Keterangan:

Sn = Jumlah hingga suku ke-n a = suku pertama

b = pembeda n = indeks suku Contoh:

Berapa jumlah semua suku s/d suku yang ke 25 dari deret 3, 5, 7, 9, 11, … Diket : a = 3 | b = 2 | n = 25

Dita : S 25 ? Jwb : Sn = 1

2 n (2a + (n – 1) b)

(4)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 3 S 25 = 1 2 (25) ((2)(3) + (25 – 1) 2)

S 25 = 12,5 (6 + (24) 2) S 25 = 12,5 (6 + 48) S 25 = 12,5 x 54 S 25 = 675

Contoh aplikasi dalam ekonomi:

1. Pabrik rokok “Kurang Garam” menghasilkan 1.000.000 bungkus rokok pada tahun pertama berdirinya, dan 1.600.000 pada tahun ketujuh.

a. Andaikata perkembangan produksinya konstan, berapa tambahan produksinya per

tahun?

b. Berapa produksinya pada tahun ke-11?

c. Pada tahun ke berapakah produksinya 2.500.000 bungkus rokok?

d. Berapa bungkus rokok yang telah ia hasilkan sampai dengan tahun ke-16?

Penyelesaian Diketahui :

Produksi tahun pertama = U 1 = a = 1.000.000 bks U 7 = 1.600.000 bks

Ditanya :

a) Pertambahan produksinya per tahun = b = …?

b) U 11 = …?

c) n = …? ; Un = 2.500.000

d) Total Produksi sampai tahun ke-16 (S 16 ) = …?

Jawabn :

a) Un = a + (n-1) b

U 7 = 1.000.000 + (7-1) b 1.600.000 = 1.000.000 + 6b

6b = 1.600.000 – 1.000.000 6b = 600.000

b = 600.000 : 6 b = 100.000

Jadi, Tambahan produksi Pabrik Rokok “Kurang Garam” (b) = 100.000 bks/tahun

b) U 11 = a + (n-1) b

= 1.000.000 + (11-1) 100.000

= 1000.000 + (10) 100.000

(5)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 4

= 2.000.000

Jadi, Produksi pada tahun ke-11 adalah Rp.2.000.000 bks rokok

c) n = …? ; Un = 2.500.000

Un = a + (n-1) b

2.500.000 = 1.000.000 + (n-1) 100.000 2.500.000 – 1.000.000= (n-1) 100.000

1.500.000 : 100.000 = (n-1) 15 = n – 1 n = 16

Jadi, Pabrik rokok “Kurang Garam” menghasilkan 2.500.000 bks rokok pada tahun ke- 16

d) S 16 = …?

S n = n/2(2a + (n-1) b)

= 16/2[2.(1000.000) + (16-1). 100.000]

= 8 [2.000.000 + (15). 100.000]

= 8 [2.000.000 + 1.500.000]

= 8 [3.500.000]

= 28.000.000

Jadi, jumlah total produksi pabrik rokok “Kurang Garam” selama 16 tahun operasi sebanyak 28.000.000 bks.

2. Pabrik Kecap “Nambewan” memproduksi 24.000 botol kecap pada tahun ke-6 operasinya.

Karena persaingan keras dari kecap-kecap merk lain, produksinya terus menurun secara konstan sehingga pada tahun ke-10 hanya memproduksi 18.000 botol.

a. Berapa botol penurunan produksinya per tahun?

b. Berapa botol produksi pada tahun pertama?

c. Pada tahun ke berapa pabrik kecap tersebut tidak berproduksi (tutup)?

d. Berapa botol kecap yang ia hasilkan selama operasinya?

(silakan dicoba) B. Deret Ukur

Adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan

tertentu (dinamakan rasio). Bilangan yang membedakan suku-suku deret ukur dinamakan

pengganda atau rasio, yaitu merupakan hasil bagi nilai suku terhadap nilai suku didepannya.

(6)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 5 Ada dua rumus yang digunakan dalam deret ukur:

1. Mencari nilai suku ke n dari deret ukur Un = a. 𝑟 𝑛 – 1

Keterangan:

Un= Suku ke-n a = suku pertama r = rasio

n = indeks suku Contoh:

Berapa nilai suku yang ke 6 dari deret ukur 2, 4, 8, 16, 32, … Diket : a = 2 | r = 2 | n = 6

Ditanya : U 6 ? Jwb : U n = a. 𝑟 𝑛 – 1

U 6 = 2. 2 6 – 1 U 6 = 2. 2 5 U 6 = 2. 32 U 6 = 64

2. Mencari jumlah sampai dengan n suku pertama Sn = 𝑎 (1 – 𝑟

𝑛 ) 1 – 𝑟

Keterangan:

Sn = Jumlah n suku pertama a = suku pertama

r = rasio n = indeks suku Contoh:

Berapa jumlah 5 suku pertama dari 2, 4, 8, 16, 32, … Diket : a = 2 | r = 2 | n =5

Dita : S 5 ?

Jwb : S 5 = 𝑎 (1 – 𝑟

𝑛 ) 1 – 𝑟

S 5 = 2 (1 – 2

5 ) 1 – 2

S 5 = 2 (1 – 32) −1 S 5 = 2 (−31) −1 S 5 = −62 −1 S 5 = 62

C. Penggunaan Deret dalam Ekonomi

Dalam bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret hitung atau deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan relevan ditetapkan untuk menganalisisnya.

1. Model perkembangan usaha

(7)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 6 Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha, 6actor, produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga atau penanaman modal, berpola seperti deret hitung maka prinsip-prinsip deret hitung digunakan untuk menganalisis perkembangan variabel tersebut. Berpola deret hitung maksudnya adalah variabel bersangkutan bertambah secara konstan dari satu 6actor6eke periode berikutnya.

Contoh soal:

Besarnya penerimaan PT. YSSY dari hasil penjualan barangnya Rp 720 juta pada tahun ke lima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret hitung, tentukan:

a. berapa perkembangan penerimaannya per tahun?

b. Berapa besar penerimaan pada tahun pertama”

c. Pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp 460 juta?

Diket : U 5 = 720.000.000 | U 7 = 980.000.000 Ditanya : b, a, n dari Un = 460.000.000?

Jwb : Un = a + (n – 1) b 720 = a + (5-1) b 980 = a + (7-1) b 720 = a + 4b 980 = a + (6b) – -260 = -2b 130 = b

Jadi, besar penerimaan pertahun adalah Rp.130.000.000.

720 = a + (5 – 1) b 720 = a + 4 x 130 720 = a + 520 a = 720 – 520 a = 200

Jadi, besar penerimaan pada tahun pertama adalah Rp.200.000.000 460 = 200 + (n – 1) 130

460 = 200 + 130n – 130 460 = 70 + 130n

n = (460-70): 130 n = 390:130 n = 3

Jadi, penerimaan sebesar Rp 460 juta terjadi pada tahun ke-3.

2. Model bunga majemuk

Adalah penerapan deret ukur dalam kasus simpan pinjam dan investasi. Dengan modal ini

dapat dihitung misalnya, besarnya pengembalian tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk

mengukur nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima dimana saja.

(8)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 7 Jika misalnya modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga pertahun setingkat (i) maka jumlah akumulatif modal tersebut dimasa datang setelah n tahun (Fn) dapat dihitung sebagai berikut:

Fn = P (1 + i) n

P = jumlah sekarang i = tingkat bunga pertahun

n = jumlah tahun

Rumus di atas mengandung anggapan tersirat bahwa bunga diperhitungkan/ dibayarkan satu kali dalam satu tahun. Apabila bunga diperhitungkan atau dibayarkan lebih dari satu kali (misal m kali, masing-masing i/m pertermin) dalam satu tahun maka jumlah dimasa depan menjadi:

Fn = P (1 + 𝑚 𝑖 ) m.n

m = frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun

Suku (1 + i) dan (1 + 𝑚 𝑖 ) dalam dunia bisnis dinamakan “faktor bunga majemuk”

(compounding interest factor) yaitu suatu bilangan yang lebih besar dari satu bilangan yang dapat dipakai untuk menghitung jumlah dimasa yang akan datang dari suatu jumlah sekarang.

Dari rumus diatas dengan manipulasi matematis dapat dihitung nilai sekarang apabila yang diketahui jumlahnya dimasa datang. Nilai sekarang (Present Value) dari suatu jumlah uang tertentu di masa datang adalah:

P = Fn( (1+𝑖) 1 𝑛 ) atau P =Fn ( 1

(1+ 𝑚 𝑖 ) 𝑚.𝑛 ) suku (1+𝑖) 1 𝑛 atau 1

(1+ 𝑚 𝑖 ) 𝑚.𝑛 dinamakan “factor diskon to” (discount factor) yaitu suatu bilangan yang lebih kecil dari satu yang dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah dimasa datang.

Contoh Soal 1:

Seorang pengusaha meminjam uang di bank sebanyak Rp 250 juta, untuk jangka waktu 4 tahun, tingkat bunga yang berlaku adalah 12% pertahun. Dari data tersebut berapa seluruh uang yang harus dikembalikan pengusaha tersebut pada saat pelunasan.

a. Apabila perhitungan pembayaran bunga dibayar tiap tahun, berapa jumlah uang yang harus dikembalikan? Dan berapa banyak uang yang harus dibayarkan setiap tahun?

b. Apabila perhitungan pembayaran bunga dibayar 4 bulanan, berapa jumlah uang yang harus dikembalikan? Dan berapa banyak uang yang harus dibayarkan setiap 4 bulan?

Diket : P=250.000.000 | n=4 | i=12%=0,12 Ditanmya: a. F 4 (m=1)

b. F 4 (m=3) Jwb : a. F 4 =P(1+i) n

F 4 =250.000.000(1+0,12) 4

F 4 =250.000.000(1,12) 4

F 4 =250.000.000(1,57)

F 4 =393.379.840

(9)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 8 Jadi Pembayaran pertahun adalah 𝟑𝟗𝟑.𝟑𝟕𝟗.𝟖𝟒𝟎

𝟒 = 𝟗𝟖. 𝟑𝟒𝟒. 𝟗𝟔𝟎 b. F 4 = P(1+ 𝑚 𝑖 ) m.n

F 4 =250.000.000(1+ 0,12 3 ) 3.4 F 4 =250.000.000(1+0,04) 12 F 4 =250.000.000(1,04) 12 F 4 =250.000.000(1,601) F 4 =400.258.054,64

Jadi Pembayaran perempat bulan adalah 𝟒𝟎𝟎.𝟐𝟓𝟖.𝟎𝟓𝟒,𝟔𝟒

𝟏𝟐 = 𝟑𝟑. 𝟑𝟓𝟒. 𝟖𝟑𝟖 Contoh 2:

Tabungan seorang nasabah akan menjadi Rp56.700.000 tiga tahun yang akan datang. Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun berapa tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang? Apabila pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester berapa tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang?

Diket : F=56.700.000 | i=6%=0.06 | n=3 | m=2

Ditanya : a. P Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun b. P pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester Jwb: a. P= (1+𝑖) 1 𝑛 F

P= 1

(1+0,06) 3 56.700.000 P= 56.700.000 (1,06) 3

P= 56.700.000 1,19 P=47.647.058,82 b. P= 1

(1+ 𝑚 𝑖 ) 𝑛.𝑚

P= 1

(1+ 0,06 2 ) 3.2 F P= 56.700.000 (1,03) 6 P= 56.700.000

1,19

P=47.647.058,82

Soal:

3. Seorang pengusaha meminjam uang di bank sebanyak Rp 250 juta, untuk jangka waktu 3 tahun, tingkat bunga yang berlaku adalah 12% pertahun. Dari data tersebut:

a. Apabila perhitungan pembayaran bunga dibayar tiap tahun, berapa jumlah uang yang harus dikembalikan? Dan berapa banyak uang yang harus dibayarkan setiap tahun?

b. Berapa seluruh uang yang harus dikembalikan pengusaha tersebut pada saat

pelunasan? Apabila perhitungan pembayaran bunga dibayar 3 bulanan. Berapa

jumlah uang yang harus dikembalikan per 3 bulan?

(10)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 9 BAB II

FUNGSI

Fungsi adalah Suatu bentuk matematis yang menyatakan hubungan ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Contoh: Y = 0,8X + 5 Keterangan:

X = Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain.

Y = Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain.

0,8 = adalah koefisien variabel X 5 = adalah konstanta

D. Fungsi Linear

Definisi: Dikatakan fungsi linear apabila variabel X dan Y dalam persamaan tersebut mempunyai pangkat satu.

Contoh:

y=2x+5 y=-3x+2

Didalam menyelesaikan persoalan fungsi linear ada dua cara yang perlu diketahui, yaitu:

1. Dengan suatu persamaan linear dapat diperoleh suatu grafik Misal:

y= - 1 2 x+4

Untuk menggambar grafiknya dicari dengan cara: mencari titik potong terhadap sumbu X dan sumbu Y.

 Titik potong terhadap sumbu X, terjadi apabila Y = 0 0= - 1 2 x+4  1 2 x=4 | x= 4 1

2

| x=8

 Titik potong terhadap sumbu Y, terjadi apabila X = 0 y=- 1 2 .0+4  y=4

Setelah ditemukan koordinat pada masing-masing titik potong , kemudian digambar grafik garis lurusnya.

Fungsi linear gambar kurvanya adalah garis lurus

Jika ada gambar kurva jika ingin diketahui fungsingya harus ada minimal 2 titik yang dilewati oleh garis tersebut.

Rumusnya

𝑦−𝑦 1

𝑦 2 −𝑦 1 = 𝑥 𝑥−𝑥 1

2 −𝑥 1

2. Dengan suatu grafik linear (garis lurus) didapat persamaan fungsinya.

(11)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 10 Maka persamaan fungsi linearnya dapat dicari sebagai berikut:

𝑦−𝑦 1

𝑦 2 −𝑦 1 = 𝑥−𝑥 1

𝑥 2 −𝑥 1

𝑦 − 3

5 − 3 = 𝑥 − 2 6 − 2 𝑦 − 3

2 = 𝑥 − 2 4

(𝑦 − 3)4 = 2(𝑥 − 2) 4𝑦 − 12 = 2𝑥 − 4

4𝑦 = 2𝑥 + 8 𝒚 = 𝟏

𝟐 𝒙 + 𝟐 : 4

3. Hubungan dua garis lurus

 Dua garis lurus yang sejajar

 Dua garis lurus yang berhimpit

 Dua garis lurus yang berpotongan

4. Gradien

Adalah koefisien yang menentukan arah garis fungsi linear, biasanya koefisien ini melekat pada variabel X

𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑖 ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙

Tanda positif dan negatifnya jika gambar kurva bergerak dari kiri atas ke kanan bawah maka nilai gradiennya negatif dan juga sebaliknya

Contoh:

𝑦 = −𝑥 + 3

Jika 𝑥 = 0  𝑦 = 3, koordinat (0,3)

(12)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 11

Jika 𝑦 = 0  𝑥 = 3, koordinat (3,0)

(13)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 12 BAB III

PENGGUNAAN FUNGSI LINEAR DALAM EKONOMI DAN BISNIS A. Fungsi Permintaan (Demand Function)

Definisi: Fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta oleh konsumen dengan anggapan bahwa faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus), yaitu selera tetap, pendapatan tetap dan harga barang-barang lain tetap, maka ini menandakan bahwa apabila harga turun jumlah barang yang diminta oleh konsumen naik, demikian pula sebaliknya.

1. Pada saat harga turun P1 ke P2, maka permintaan naik dari Q1 ke Q2 2. Pada saat harga naik P1 ke P3, maka per mintaan turun dari Q1 ke Q3 Hal –hal yang perlu diperhatikan

1. P = harga per unit Q = Quantitas barang

2. Kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah 3. P dan Q positif

4. Pada suatu tingkatan harga (P) hanya terkandung nilai kuantitas (Q) dan sebaliknya 5. Skala P dan Q tidak perlu sama, karena harga tidak sama dengan kuantitas.

B. Fungsi Penawaran (Supply Function)

Definisi: Fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan kepada konsumen, dengan anggapan faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus).

Maka apabila tingkat harga meningkat, jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian pula sebaliknya.

1. P1  P2 : Jumlah barang yang ditawarkan naik Q1  Q2 2. P1  P3 : Jumlah barang yang ditawarkan turun Q1  Q3 C. Market Equilibrium (Keseimbangan Pasar)

Definisi: Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan apabila jumlah barang yang diminta dipasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh persamaan :

𝐹𝑆 = 𝐹𝐷

(14)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 13 ( Fungsi Penawaran = Fungsi Permintaan)

Yaitu pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan Jumlah keseimbangan (equilibrium quantity).

Soal:

Permintaan terhadap barang XYZ yang terjadi di pasar adalah bila diminta 2000 unit barang, harga per unit barang Rp.1000 dan bila diminta 500 unit barang, harga menjadi Rp 2500. Sedangkan penawaran yang terjadi adalah jika yang ditawarkan 6000 unit barang, maka harga per unit Rp.10.000, tetapi jika ditawarkan 8000 unit barang, maka harganya akan naik menjadi Rp.13.000 per unit. Dari data tersebut tentukan:

a. Fungsi penawaran dan fungsi permintaan?

b. Harga dan kuantitas barang pada market equilibrium?

c. Gambar kurvanya.

D. Pajak dan Subsidi 1. Pajak

Definisi: Jenis pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap produsen/penjual sehingga beban pajak akan menambah besarnya biaya yang harus dipikul oleh produsen/penjual.

Akibatnya harga yang ditawarkan akan naik, kenaikannya sebesar pajak yang dibebankan Pajak ada 2 macam

 Pajak Per unit (𝑡)

Definisi: Pajak yang dikenakan terhadap suatu barang yang besarnya tetap untuk setiap unit barang

Sebelum pajak : FS  𝑃 = 𝑎𝑄 + 𝑏 Setelah pajak:

FS t  𝑃 𝑡 = (𝑎𝑄 + 𝑏) + 𝑡

Khusus Pajak Per unit

Pajak yang ditanggung konsumen:(𝑃 𝑡 – 𝑃) 𝑄 𝑡

Pajak yang ditanggung produsen: (𝑄 𝑡 . 𝑡) − (𝑃 𝑡 – 𝑃) 𝑄 𝑡 Pajak yang diterima pemerintah: 𝑄 𝑡 . 𝑡

 Pajak Persentase

(15)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 14 Definisi: Pajak yang dipungut pemerintah dengan persentase yang tetap terhadap penjualan. Pajak persentase (r)

Sebelum pajak : FS  𝑃 = 𝑎𝑄 + 𝑏

Setelah Pajak : FS r  𝑃 = (𝑎𝑄 + 𝑏)( 1 + 𝑟 )

2. Subsidi (S)

Definisi: Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga bersedia menjual lebih murah.

Sebelum subsidi : FS 𝑃 = 𝑎𝑄 + 𝑏 Setelah Subsidi : FS s 𝑃 = 𝑎𝑄 + 𝑏 – 𝑆

Soal:

1. Permintaan terhadap suatu barang yang terjadi di pasar adalah bila diminta 20 unit barang, harga per unit barang Rp 80 dan bila diminta 60 unit barang, harga menjadi Rp 40, sedangkan penawaran yang terjadi adalah jika yang ditawarkan 90 unit barang harga per unit Rp 40, tetapi jika ditawarkan 120 unit barang harga akan naik menjadi Rp 60 per unit.

Dari data tersebut tentukan:

a. Carilah fungsi penawaran dan fungsi permintaan?

b. Harga dan kuantitas barang pada market equilibrium?

c. Apabila atas barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp 5 per unitnya, tentukan harga dan kuantitas barang yang baru.

d. Gambar kurvanya.

Jawaban:

a. 𝑃−𝑃 𝑃−𝑃 1

1 = 𝑄−𝑄 1

𝑄−𝑄 1

Fungsi Permintaan FD  𝑄 1 = 20 𝑃 1 = 80

𝑄 2 = 60 𝑃 2 = 40

(16)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 15 𝑃 − 80

40 − 80 = 𝑄 − 20 60 − 20 𝑃 − 80

−40 = 𝑄 − 20

(𝑃 − 40)40 = −40(𝑄 − 20) 40 40𝑃 − 3200 = −40𝑄 + 800 40𝑃 = −40𝑄 + 800 + 3600 40𝑃 = −40𝑄 + 4000

𝑷 = −𝑸 + 𝟏𝟎𝟎 : 40

Fungsi Penawaran FS  𝑄 1 = 90 𝑃 1 = 40 𝑄 2 = 120 𝑃 2 = 60 𝑃 − 40

60 − 40 = 𝑄 − 90 120 − 90 𝑃 − 40

20 = 𝑄 − 90

(𝑃 − 40)30 = 20(𝑄 − 20) 30 30𝑃 − 1200 = 20𝑄 − 40 30𝑃 = 20𝑄 − 40 + 120 30𝑃 = 20𝑄 + 1160

𝑷 = 𝟐

𝟑 𝑸 + 𝟐𝟎

: 30 b. 𝐹𝑆 = 𝐹𝐷

2

3 𝑄 − 20 = −𝑄 + 100 2

3 𝑄 + 𝑄 = 100 + 20 2

3 𝑄 + 3

3 𝑄 = 120 5

3 𝑄 = 120

𝑄 = 120 5 3 𝑄 = 360 𝑸 = 𝟕𝟐 5

𝑃 = −𝑄 + 100 𝑃 = −72 + 100 𝑷 = 𝟐𝟖

c. FD 𝑃 = −𝑄 + 100 FS 𝑃 = 2 3 𝑄 + 20 E(72,28)

FSt 𝑃 = 2 3 𝑄 + 20 + 5 𝑷 = 𝟐 𝟑 𝑸 − 𝟏𝟓 EFSt=FD

2

3 𝑄 − 15 = −𝑄 + 100

5

3 𝑄 = 115 𝑄 = 345 4

𝑸 = 𝟔𝟗

𝑃 = −𝑄 + 100 𝑃 = −69 + 100 𝑷 = 𝟑𝟏

Et(69,31)

(17)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 16 FD  𝑃 = −𝑄 + 100

𝑄 = 0 → 𝑃 = 1𝑂𝑂 𝑃 = 0 → 𝑄 = 100 FS  𝑃 = 2 3 𝑄 − 20

𝑄 = 0 → 𝑃 = −20 𝑃 = 0 → 𝑄 = 30 FSt  𝑃 = 2 3 𝑄 − 15

𝑄 = 0 → 𝑃 = −15 𝑃 = 0 → 𝑄 = 22,5 d. FD  𝑃 = −𝑄 + 100 → 𝑄 = 0

𝑃 = 0 𝑃 = 100 𝑄 = 100 FS  𝑃 = 2 3 𝑄 − 20 → 𝑄 = 0

𝑃 = 0 𝑃 = −20 𝑄 = 30

2. Suatu perusahaan mobil ABC mempunyai data tentang fluktuasi penjualan sebagai berikut.

Permintaan dan penawaran terhadap mobil yang terjadi di pasar disajikan dalam Tabel Penawaran dan Tabel Permintaan berikut.

Tabel Penawaran Tabel Permintaan

Prize (P) Quantity (Q) Prize (P) Quantity (Q)

150juta 800 unit 180 juta 900 unit

190juta 1200 unit 160 juta 1100 unit

Dari data tersebut tentukan

a. Fungsi penawaran dan fungsi permintaannya.

b. Harga dan kuantitas barang pada market equilibrium.

c. Apabila barang tersebut dikenakan pajak sebesar 10% per unit, tentukan harga dan kuantitas barang pada market equilibriumnya.

d. Apabila barang tersebut dikenakan subsidi sebesar 5juta per unit, tentukan harga dan kuantitas barang pada market equilibriumnya (asumsi tanpa pajak).

e. Gambar kurvanya.

(18)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 17 BAB IV

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) E. Fungsi Biaya

Fungsi biaya menunjukkan hubungan antara biaya total dengan tingkat outputnya (produksi yang dihasilkan).

Fungsi biaya terdiri dari :

 Total Cost (TC)

adalah biaya yang dikeluarkan produsen secara keseluruhan dalam memproduksi suatu barang.

 Variabel Cost (VC)

adalah biaya yang dikeluarkan produsen secara berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya produksi yang dihasilkan.

 Fixed Cost (FC)

adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan secara tetap (tanah, gedung, mesin).

Secara Grafis hubungan ketiga fungsi biaya tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

 TC,VC,FC adalah pengganti sumbu Y.

 Q adalah pengganti sumbu X.

 FC garis sejajar dengan Q, karena FC tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi.

 VC adalah garis yang berpusat pada titik 0, karena jumlah pengeluarannya tergantung dari kuantitas yang dihasilkan, jadi apabila tidak berproduksi, maka VC = 0

Bentuk umum fungsi biaya linear:

𝑇𝐶 = 𝑎𝑄 + 𝑏 Dimana: TC = Total Cost

Q = Kuantitas yang dihasilkan 𝑎 = Variabel cost

𝑏 = Fixed cost

(19)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 18 F. Fungsi Penerimaan (Revenue)

Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara penerimaan total dengan hasil penjualan produksinya. Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

Grafik TR dimulai dari titik 0, karena pada saat produsen tidak menjual barang hasil produksinya adalah 0, maka TR nya juga 0.

G. Analisis Break Even Point (BEP).

BEP terjadi apabila garis Total Cost (TC) bertemu dengan garis Total Revenue (TR) dalam satu titik, yaitu titik yang menunjukkan keadaan tingkat penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut:

Soal 1

Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000. Variable cost Rp.10.000 / unit. Sedangkan harga jual Rp. 20.000 / unit. Tentukan BEP per unitnya.

Soal 2

Perusahaan “Usaha Maju” memiliki data biaya dan rencana produksi sebagai berikut.

a. Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.140juta yaitu terdiri dari : biaya gaji pegawai + pemilik = Rp.75.000.000

biaya penyusutan mobil kijang = Rp. 1.500.000 biaya asuransi kesehatan = Rp.15.000.000 biaya sewa gedung kantor = Rp.18.500.000 biaya sewa pabrik = Rp.30.000.000 b. Biaya variable per unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :

biaya bahan baku = Rp.35.000 biaya tenaga kerja langsung = Rp.25.000

biaya lain = Rp.15.000

Harga Jual per Unit Rp.95.000.

Tentukan BEP perusahaan tersebut.

TR laba

TC

rugi BEP

(20)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 19 BAB V

FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN PENDAPATAN NASIONAL Seorang ahli dalam bidang ekonomi bernama Keyness, mempunyai pendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatannya. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat konsumsinya juga semakin tinggi. Sejalan dengan pemikiran tersebut dapat dimengerti bahwa seorang yang tingkat pendapatannya semakin tinggi, semakin besar pula tabungannya karena tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

H. Fungsi Konsumsi

Secara matematis, hubungan fungsional antara konsumsi dan pendapatan dapat ditulis sebagai berikut:

𝐶 = 𝑎 + 𝑏𝑌 (𝑎 > 0, 𝑏 > 0) Keterangan :

Y = Pendapatan

C = Pengeluaran untuk konsumsi

a = Besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol.

b = MPC (Marginal Propensity to Consume) Besarnya tambahan konsumsi karena adanya tambahan pendapatan.

I. Fungsi Tabungan (Saving)

Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan tabungan (saving), secara matematis fungsi tabungan dapat ditulis sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Pendapatan C = Konsumsi S = Tabungan

( 1 – b ) = MPS (Marginal Propensity to Save)

Rasio tambahan tabungan terhadap bertambahnya pendapatan Secara Grafis hubungan pendapatan, konsumsi dan tabungan digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

 C dan S adalah konsumsi dan tabungan sebagai pengganti sumbu Y Y adalah pendapatan sebagai pengganti sumbu X

 a adalah besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan 0

 Y sama dengan C adalah garis impas karena semua titik pada garis tersebut menunjukkan bahwa semua pendapatan habis dikonsumsikan.

C/S

a

0

E

Y = C

𝐶 = 𝑎 + 𝑏𝑌 𝑆 = −𝑎 + (1 − 𝑏)𝑌

YE Y

𝑌 = 𝐶 + 𝑆 𝑆 = 𝑌 – 𝐶

𝑆 = 𝑌 – ( 𝑎 + 𝑏𝑌 )

𝑆 = 𝑌 – 𝑎 – 𝑏𝑌

𝑆 = − 𝑎 + 𝑌 – 𝑏𝑌

𝑆 = − 𝑎 + (1 – 𝑏 ) 𝑌

(21)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 20

 E adalah titik impas yaitu titik perpotongan antara garis konsumsi dengan garis impas.

Pada titik tersebut semua pendapatan habis dikonsumsikan atau tabungan sama dengan nol.

 C = a + bY adalah garis konsumsi

 S = -a + ( 1 - b ) Y adalah garis fungsi tabungan

 YE = adalah besarnya pendapatan yang hanya cukup untuk konsumsi

 Skala konsumsi (C), Skala Saving (S) = Skala Pendapatan (Y) J. Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional pada dasarnya merupakan penjumlahan total dari pendapatan semua sektor di dalam satu negara, meliputi sektor rumah tangga(orang-perseorangan), sektor badan usaha dan sektor pemerintah

 Pendapatan Disposabel (Yd)

Adalah pendapatan nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat, tidak termasuk didalamnya pendapatan yang mempengaruhi besarnya Yd yaitu pajak dan transfer payment. Ada 4 keadaan yang mempengaruhi pendapatan :

 Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat dilambangkan oleh C.

 Pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh perusahaan dilambangkan oleh I.

 Pengeluaran dari sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah dilambangkan oleh G.

 Pengeluaran perdangan dengan luar negeri tercermin dari selisih antara ekspor dan impor negara yang bersangkutan dilambangkan oleh (X – M).

Dengan demikian persamaan pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran adalah sebagai berikut:

 Untuk perekonomian 2 sektor (model perekonomian sederhana), 𝑌 = 𝐶 + 𝐼

 Untuk perekonomian 3 sektor (model perekonomian tertutup), 𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺

 Untuk perekonomian 4 sektor (model perekonomian terbuka) 𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + ( 𝑋 – 𝑀 )

 Persamaan Pendapatan Nasional

Adalah persamaan yang menggambarkan jumlah seluruhkeluaran (barang dan jasa)yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran tersebut terdiri dari:

 Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat dilambangkan oleh C.

 Pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh perusahaan dilambangkan oleh I.

 Pengeluaran dari sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah dilambangkan oleh G.

Tidak ada pajak maupun transfer payment 𝑌𝑑 = 𝑌

Hanya ada pajak

(22)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 21 𝑌𝑑 = 𝑌 – 𝑇

Hanya ada transfer payment 𝑌𝑑 = 𝑌 + 𝑅

Ada pajak dan Transfer payment 𝑌𝑑 = 𝑌 – 𝑇 + 𝑅

Soal.

1. Pada tingkat pendapatan Rp. 500.000,00 besarnya konsumsi Rp. 400.000,00 dan pada tingkat pendapatan Rp. 1.000.000,00 besarnya konsumsi Rp. 600.000,00. Berdasarkan data tersebut fungsi konsumsinya adalah ...

2. Diketahui fungsi konsumsi masyarakat adalah C = 60 milyar + 0,7 Y. Jika pendapatan nasionalnya Rp. 300.000 milyar maka besarnya tabungan masyarakat adalah ...

3. Diketahui fungsi konsumsi C = 200.000,00 + 0,70 S. Jika besarnya tabungan masyarakat Rp.

100.000,00 maka besarnya konsumsi adalah ...

4. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y maka pendapatan saat Break Even Income adalah ...

5. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 200 + 0,80 Y maka pendapatan pada saat Break Even Income adalah ...

6. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 500 + 0,75 Y maka pendapatan pada saat Break Even Income adalah ...

7. Jika diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,75 Y maka MPC adalah ...

8. Jika diketahui fungsi konsumsi S = -100 + 0,25 Y maka MPC adalah ...

9. Jika diketahui fungsi konsumsi S = -100 + 0,25 Y maka MPS adalah ...

10. Dalam suatu masyarakat memiliki fungsi konsumsi sebesar C = 70.000 + 0,25y. Kemudian, pendapatan nasional Negara tersebut adalah Rp 160.000,00. Maka tentukan besar tabungan masyarakat!

11. Saat Budi memiliki pendapatan sebesar $ 5,000, dia memiliki tabungan sebesar $ 1,500 . Kemudian, pendapatan Badrun naik menjadi $ 8,000, karena itu tabungannya naik menjadi $ 2,700. Tentukan fungsi konsumsi dari YoonA!

12. Michael Essien, memiliki pendapatan sebesar $ 1,000,000 dengan pendapatan hasil bermainnya di klub besar Real Madrid, dia mengkonsumsi banyak benda dengan menghabiskan $ 1,300,000.

Tapi ketika dia naik gaji karena berhasil menjebol gawang Hendro Kartiko, pendapatannya naik menjadi $ 1,250,000 tapi besar konsumsinya pun naik demi memenuhi hasrat laparnya sebesar

$ 1,500,000. Tentukan pendapatan Essien pada titik keseimbangan antara pendapatan dan

konsumsi yang dilakukan Essien !

(23)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 22 BAB VI

FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)

 Secara umum, persamaan kuadrat dituliskan sebagai ax 2 + bx + c = 0 atau dalam bentuk fungsi dituliskan sebagai f(x) = ax 2 + bx + c, dengan a, b, dan c elemen bilangan Real, dengan 𝑎 ≠ 0 . Sifat matematis dari persamaan kuadrat yang menentukan bentuk kurva parabolanya adalah koefisien a dan diskriminan D = b 2 – 4ac.

 Jika a > 0, maka kurva parabola terbuka ke atas, sedangkan jika a < 0, maka kurva parabolanya terbuka ke bawah. Jadi jika a > 0 akan ada titik ekstrim minimum dan jika a <

0 akan ada titik ekstrim maksimum.

 Jika D > 0, maka kurva parabola memotong sumbu-x di dua titik berbeda, jika D = 0, maka kurva parabola akan memotong sumbu-x di satu titik, dan jika D < 0, maka kurva parabola tidak memotong sumbu-x.

f(x) f(x) f(x)

a > 0 a > 0 a > 0 D > 0 D = 0 D < 0

0 x 0 x 0 x

f(x) f(x) f(x)

a < 0 dan D = 0 a < 0 dan D < 0 a < 0 0 x 0 x D > 0

0 x

Kurva parabola adalah kurva untuk fungsi kuadrat, sedangkan fungsi kuadrat adalah salah satu fungsi non linear, dimana variabel bebas (x) berpangkat paling tinggi dua.

 Untuk menggambarkan kurva parabola suatu fungsi kuadrat dapat ditempuh dua cara, yaitu:

1. Tracing process curve, yaitu dengan menentukan lebih dulu nilai x, kemudian

disubstitusikan ke dalam fungsinya sehingga diperoleh nilai y. Cara ini kurang efisien,

karena diperlukan beberapa pasangan x dan y yang cukup banyak, paling sedikit 8 pasangan

(24)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 23 x dan y. Misalkan untuk menggambarkan kurva parabola dari fungsi kuadrat: y = x 2 – 5x + 6 digunakan pasangan x dan y sebagai berikut:

x – 2 – 1 0 1 2.5 2 3 4 5

y 20 12 6 2 – 0.25 0 0 2 6

Sehingga bila koordinat (x,y) diplot ke dalam koordinat kartesius akan diperoleh kurva sebagai berikut:

y y = x 2 – 5x + 6

(0,6)

0 2 3 x (2.5;-0.25)

2. Dengan menggunakan sifat-sifat matematis fungsi kuadrat, sebagai berikut 1) Tentukan titik potong kurva dengan sumbu y dengan memisalkan x = 0

2) Tentukan titik potong kurva dengan sumbu x dengan memisalkan y = 0, sehingga ax 2 + bx + c = 0 akan memiliki tiga kemungkinan solusi, yaitu:

 Bila diskriminan D = b 2 – 4 ac > 0, maka akan terdapat dua titik potong kurva dengan sumbu x yang diperoleh dengan rumus berikut:

𝑥 1,2 = −𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐 2𝑎

 Bila D = 0, maka akan ada satu titik potong kurva dengan sumbu x, yaitu:

𝑥 1 = 𝑥 2 = −𝑏 2𝑎

 Bila D < 0, maka tidak akan ada titik potong kurva dengan sumbu x 3) Titik ekstrim kurva parabola diperoleh dengan rumus:

( −𝑏 2𝑎 , −𝐷

4𝑎 )

4) Tentukan sumbu simetris yang membagi kurva parabola menjadi dua bagian yang sama.

Garis sumbu simetris ini melewati titik ekstrim, persamaan garis simetris ini adalah:

𝑥 = −𝑏 2𝑎

 Diketahui fungsi kuadrat y = – x 2 + 6x – 9, gambarkan kurva fungsi kuadrat tersebut dengan menggunakan sifat-sifat matematis.

1) Titik potong kurva dengan sumbu y,

(25)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 24 misalkan x = 0 → y = – 9, sehingga titik potongnya (0,−9)

2) Titik potong kurva dengan sumbu x, misalkan y = 0 → – x 2 + 6x – 9 = 0 karena D = b 2 – 4ac

D = 36 – 4(– 1)(– 9) = 0, maka hanya ada satu titik potong yaitu x 1 = x 2 = −𝑏 2𝑎 = −6 2 = 3 → (3,0)

3) Titik ekstrimnya merupakan titik ekstrim maksimum → (3,0) 4) Sumbu simetrisnya adalah x = 3

y

(3,0) x

y = – x 2 + 6x – 9 (0,-9)

APLIKASI KURVA PARABOLA (FUNGSI KUADRAT) DALAM EKONOMI

 Aplikasi fungsi kuadrat dalam bisnis dan ekonomi diantaranya:

 Fungsi permintaan

 Fungsi penawaran

 Keseimbangan pasar

 Kurva transformasi produk atau kurva kemungkinan produksi

FUNGSI PERMINTAAN

 Contoh 1:

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah y = x 2 – 7x + 12 dimana y adalah harga (P) dan x adalah kuantitas (Q). Gambarkan kurvanya.

 Titik potong dengan sumbu-y: Misalkan x = 0 → y = 12 → titik potong (0,12)

 Titik potong dengan sumbu-x: Misalkan y = 0 → x 2 – 7x + 12 = 0

Karena D = 49 – 4(1)(12) = 1 → D > 0, maka ada dua titik potong dengan sumbu x, yaitu:

x 2 – 7x + 12 = 0 → (x – 3)(x – 4) = 0 → x 1 = 3 dan x 2 = 4 → titik potong (3,0) dan (4,0)

 Karena a > 0, maka kurva parabola terbuka ke atas → Titik ekstrim minimum

(26)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 25 ( −𝑏 2𝑎 , −𝐷 4𝑎 ) → ( 7 2 , − 1 4 )

y

(0,12)

y = x 2 – 7x + 12

0 (3,0) (4,0) x

Berdasarkan kurva permintaan di atas, tampak bahwa fungsi permintaan y = x 2 – 7x + 12 berlaku untuk interval jumlah permintaan 0 ≤ x ≤ 3 dan harga permintaan 0 ≤ y ≤ 12

Atau fungsi permintaan di atas dinyatakan dengan:

P = Q 2 – 7Q + 12 untuk 0 ≤ Q ≤ 3 dan 0 ≤ P ≤ 12 Contoh 2:

Diketahui fungsi permintaan suatu barang y = – x 2 – x + 12, dimana y adalah harga (P) dan x adalah kuantitas (Q). Gambarkan kurvanya.

 Titik potong dengan sumbu y: Misalkan x = 0 → y = 12 →titik potong (0,12)

 Titik potong dengan sumbu x: Misalkan y = 0 → – x 2 – x + 12 = 0

Karena D = 1 – 4(– 1) (12) = 49 → D > 0, maka terdapat dua titik potong dengan sumbu x, yaitu:

– x 2 – x + 12 = 0 (x + 4)(– x + 3) = 0 x 1 = – 4 dan x 2 = 3

titik potong (– 4,0) dan (3,0)

 Karena a < 0, maka kurva parabola terbuka ke bawah → titik ekstrim maksimum ( −𝑏

2𝑎 , −𝐷

4𝑎 ) → (− 1 2 , 49

4 )

(27)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 26 y

(0,12)

y = – x 2 – x + 12

(– 4, 0) 0 (3,0) x

Berdasarkan kurva permintaan di atas, tampak bahwa fungsi permintaan y = – x 2 – x + 12 berlaku untuk interval jumlah permintaan 0 ≤ x ≤ 3 dan harga permintaan 0 ≤ y ≤ 12

Atau fungsi permintaan di atas dinyatakan dengan:

P = – Q 2 – Q + 12 untuk 0 ≤ Q ≤ 3 dan 0 ≤ P ≤ 12

FUNGSI PENAWARAN

Diketahui fungsi penawaran sejenis barang adalah y = x 2 + 3x + 2, dimana y adalah harga (P) dan x adalah kuantitas (Q). Gambarkan kurvanya.

 Titik potong dengan sumbu y: Misalkan x = 0 → y = 2

 Titik potong dengan sumbu x: Misalkan y = 0 → x 2 + 3x + 2 = 0

Karena D = 9 – 4(1) (2) = 1 → D > 0, maka terdapat dua titik potong dengan sumbu x, yaitu:

x 2 + 3x + 2 = 0 → (x + 1)( x + 2) = 0 → → x 1 = – 1 dan x 2 = – 2 → titik potong (– 1,0) dan (–

2,0)

 Karena a > 0, maka kurva parabola terbuka ke atas → titik ekstrim minimum ( −𝑏

2𝑎 , −𝐷

4𝑎 ) → (− 3 2 , − 1

4 )

(28)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 27 y

y = x 2 + 3x + 2

(0,2)

(–2,0) (–1,0) 0 x

Berdasarkan kurva penawaran di atas, tampak bahwa fungsi penawaran y = x 2 + 3x + 2 berlaku untuk interval jumlah penawaran x ≥ 0 dan harga permintaan y ≥ 2

atau fungsi permintaan di atas dinyatakan dengan:

P = Q 2 + 3Q + 2 untuk Q ≥ 0 dan P ≥ 2

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

 Keseimbangan pasar terjadi ketika jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran atau Q d

= Q s , harga yang tercipta pada keseimbangan pasar merupakan harga keseimbangan (P e ).

 Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran sejenis barang adalah:

FD: y = x 2 – 7x + 12 FS: y = x 2 + 3x + 2

Tentukan keseimbangan pasarnya dan gambarkan kurvanya.

 Jawab: Pada keseimbangan pasar berlaku Qd = Qs atau Pd = Ps, sehingga keseimbangan pasar dapat diselesaikan dengan substitusi:

x 2 – 7x + 12 = x 2 + 3x + 2 10x = 10

x =1

y dapat dicari dengan mensubstitusikan nilai x = 1 ke dalam fungsi permintaan atau fungsi

penawaran, sehingga diperoleh nilai y sebagai y = (1)2 + 3(1) + 2 =6. Jadi keseimbangan pasar

tercapai pada E(1,6).

(29)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 28 y

(0,12 ) y = x 2 + 3x + 2

y = x 2 – 7x + 12

–2 –1 0 1 3 4 x

 Latihan Soal:

Tentukan keseimbangan pasarnya dan gambarkan kurvanya, jika diketahui fungsi permintaan dan penawarannya adalah:

1. FD: 2Q + P – 10 = 0 dan FS: P 2 – 8Q – 4 = 0 2. FD: Q 2 + 5Q – P + 1 = 0 dan FS: 2Q 2 + P – 9 = 0 3. FD: P 2 + P + Q – 20 = 0 dan FS: 2P 2 – Q – 3P – 4 = 0

KURVA TRANSFORMASI PRODUK (PRODUCT TRANSFORMATION CURVE)

 Kurva transformasi produk menunjukkan bagaimana suatu perusahaan berdasarkan proses produksinya menetapkan kombinasi jumlah setiap jenis barang yang dihasilkannya, sesuai dengan sumber daya (kapital, tenaga kerja, bahan baku, energi, manajemen, teknologi, dan sebagainya) yang dimilikinya.

 Jika suatu perusahaan memproduksi dua jenis barang, misalnya x dan y, dengan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja tertentu, maka hubungan kuantitas atau kombinasi kuantitas kedua jenis barang tersebut akan membentuk kurva transformasi produk atau disebut juga sebagai kurva kemungkinan produksi (production possibility curve).

 Hubungan x dan y atau kombinasi x dan y yang diproduksi digambarkan sebagai curve cembung (concave curve), yaitu curve yang terbuka ke bawah mengarah ke titik origin (titik 0).

y

0 x

 Berdasarkan kurva tersebut tampak bahwa jika jumlah produksi x ditambah, maka jumlah produksi y akan berkurang, demikian sebaliknya.

 Contoh soal:

6 E

(30)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 29 Suatu perusahaan melamine memproduksi dua jenis barang yaitu piring (P) dan gelas (G), jika diketahui kurva transformasi produk untuk perusahaan tersebut: P 2 + 3P + 5G = 130.

Tentukanlah:

1. Jumlah maksimum piring yang dapat diproduksi 2. Jumlah maksimum gelas yang dapat diproduksi

3. Jumlah maksimum piring yang diproduksi, jika diproduksi 18 gelas 4. Jumlah maksimum gelas yang diproduksi, jika diproduksi 7 piring 5. Gambarkan kurva transformasi produk tersebut

 Jawab :

1. Perusahaan tersebut akan memproduksi piring dalam jumlah maksimum bila G = 0 (gelas tidak diproduksi, sehingga P 2 + 3P + 5(0) = 130 → P 2 + 3P – 130 = 0

𝑃 1,2 = −3 ± √3 2 − 4(1)(−130) 2(1)

𝑃 1,2 = −3 ± √529

2 → 𝑃 1,2 = −3 ± 23

2 → 𝑃 1 = 10 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃 2 = −13 Jadi jumlah maksimum piring yang diproduksi sebanyak 10 unit

2. Produksi gelas maksimum akan tercapai bila P = 0 (piring tidak diproduksi), sehingga:

P 2 + 3P + 5G = 130 0 + 0 + 5G = 130 G = 26

Jadi jumlah maksimum gelas yang diproduksi sebanyak 26 unit 3. Bila diproduksi gelas G = 18, maka:

P 2 + 3P + 5G = 130 → P 2 + 3P + 5(18) = 130 → P 2 + 3P − 40 = 0 𝑃 1,2 = −3 ± √3 2 − 4(1)(−40)

2(1) 𝑃 1,2 = −3 ± √169

2 → 𝑃 1,2 = −3 ± 13

2 → 𝑃 1 = 5 𝑑𝑎𝑛 𝑃 2 = −8 Jadi jumlah maksimum piring yang diproduksi bila G = 18 adalah 5 unit 4. Bila diproduksi P =7, maka:

P 2 + 3P + 5G = 130 → 7 2 + 3(7) + 5G = 130 → 5G = 60 → G = 12 Jadi jumlah maksimum gelas yang diproduksi bila P = 7 adalah 12 unit 5. Gambar kurvanya: Gelas

Piring APLIKASI FUNGSI KUADRAT

 Diketahui fungsi permintaan dan penawaran sejenis barang adalah:

FD: 2Q + P – 10 = 0

26

10 (5,18)

(7,12)

(31)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 30 FS: P 2 – 8Q – 4 = 0

Jika pemerintah membebankan pajak proporsional t = 20%, maka tentukan:

1. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak.

2. Besarnya pajak per unit dan total pajak yang ditanggung masing-masing oleh konsumen maupun produsen.

3. Gambarkan kurvanya.

Jawab:

1. Keseimbangan pasar sebelum pajak 2Q + P – 10 = 0 → 𝑄 = − 1 2 𝑃 + 5

P 2 – 8Q – 4 = 0 → 𝑄 = 1 8 𝑃 21 2 QS = QD

− 1

2 𝑃 + 5 = 1 8 𝑃 2 − 1

2 −4𝑃 + 40 = 𝑃 2 − 4

−𝑃 2 − 4𝑃 + 44 = 0

Dengan rumus abc diperoleh : 𝑃 1,2 = 4±√16−4(−1)(44)

2(−1) →𝑃 1,2 = 4±√192

2(−1)

𝑃 1 = 4+√192 2(−1) = −8,92820323 ≈ 𝑃 1 = −8,93 𝑃 1,2 = 4−√192

2(−1) = 4,92820323 ≈ 𝑃 2 = 4,93 → P = 4,93

Untuk mendapatkan Q, substitusikan P = 4.92820323 ke 𝑄 = − 1 2 𝑃 + 5 sehingga diperoleh:

𝑄 = − 1 2 (4,92820323) + 5 = 2,535898385 ≈ 𝑄 = 2,54

Jadi keseimbangan sebelum pajak tercapai pada P = 4,93 dan Q = 2,54 atau titik keseimbangan pasar sebelum pajak adalah: E(2,54; 4,93).

Keseimbangan sesudah pajak

Adanya pajak akan mengubah fungsi penawaran menjadi:

P 2 – 8Q – 4 = 0 → 𝑃 = √8𝑄 + 4 → 𝑃 = 1.2√8𝑄 + 4 𝑃 2 = 1.44(8𝑄 + 4) → 𝑃 2 − 11.52𝑄 − 5.76 = 0 Fungsi permintaan 2Q + P – 10 = 0 → P = – 2Q + 10

Keseimbangan pasar sesudah pajak diperoleh dengan mensubstitusi persamaan P = – 2Q + 10 ke dalam persamaan 𝑃 2 − 11.52𝑄 − 5.76 = 0 sehingga diperoleh:

(−2𝑄 + 10) 2 − 11.52𝑄 − 5.76 = 0 → 4Q 2 – 40Q + 100 – 11.52Q – 5.76 = 0

4Q 2 – 51.52Q + 94.24 = 0 → Q 2 – 12.88Q + 23.56 = 0

(32)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 31 dengan rumus abc diperoleh : 𝑄 1,2 = 12,88±√(−12.88) 2 −4(1)(23.56)

2(1)

𝑄 1,2 = 12,88±√71,6544

2 → 𝑄 1 = 12,88+√71,6544

2 = 10,6724461

Kemudian substitusikan Q = 10,6724461 ke persamaan P = – 2Q + 10 P = – 2(10,6724461) + 10 → P = – 11,3448922

Karena P bernilai negatif, maka Q = 10,6724461 tidak diambil, selanjutnya dihitung 𝑄 2 = 12,88−√71,6544

2 = 2,207553899 → Q = 2,207553899

Kemudian substitusikan Q = 2,207553899 ke persamaan P = – 2Q + 10 P = – 2(2,207553899) + 10

P = 5,584892202

(Harga keseimbangan pasar setelah kena pajak)

Jadi keseimbangan pasar sesudah pajak tercapai pada saat P = 5,58 dan Q = 2,21 atau titik keseimbangan pasar sesudah pajak E’(2,21 ; 5,58)

2. Lihat gambar kurvanya, Q = 2,207553899 substitusikan ke dalam persamaan fungsi penawaran P 2 – 8Q – 4 = 0, sehingga diperoleh:

P 2 – 8(2,207553899) – 4 = 0 → 𝑃 = ±√21,66043119 = 4,654076836 ≈ P = 4,65 Pajak per unit: 𝑡 = 100%+20% 20% (5,584892202)

= 2

12 (5,584892202)

= 0,930815367 ≈ 𝑡 = 0,93

Pajak per unit yang ditanggung konsumen tercermin dari adanya kenaikan harga sebesar:

t k = 5,584892202 – 4,92820323 = 0,656688972 ≈ t k = 0,66.

Pajak per unit yang ditanggung produsen tercermin dari perbedaan:

t p = 4,92820323 – 4,654076836 = 0.274126394 ≈ t p = 0.27 atau t p = 0.93 – 0.66 = 0.27

Total pajak yang ditanggung konsumen: T k = 0,656688972(2,207553899) T k = 1.449676301 ≈ T k = 1.45

Total pajak yang ditanggung produsen: T p = 0.274126394(2.207553899)

T p = 0.605148789 ≈ T p = 0.61

(33)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 32 3. Gambar kurvanya:

P

Q

Kurva fungsi permintaan:

2Q + P – 10 = 0 → perpotongan dengan sb-P misalkan Q = 0 → P = 10 dan perpotongan dengan sb-Q misalkan P = 0 → Q = 5

Kurva fungsi penawaran sebelum pajak:

P 2 – 8Q – 4 = 0 → perpotongan dengan sb-P misalkan Q = 0 → P 2 = 4 → P = ± 2 dan perpotongan dengan sb-Q misalkan P = 0 → Q = – ½

Kurva fungsi penawaran sesudah pajak:

𝑃 2 − 11.52𝑄 − 5.76 = 0 → perpotongan dengan sb-P misalkan Q = 0

P 2 = 5.76 → P = ± 2.4 dan perpotongan dengan sb-Q misalkan P = 0 → Q = – ½ SOAL LATIHAN

 Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran sejenis barang adalah:

D: 2Q 2 + P – 9 = 0 S: Q 2 + 5Q – P + 1 = 0

Jika pemerintah membebankan pajak proporsional t = 20%, maka tentukan:

1. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak.

2. Besarnya pajak per unit dan total pajak yang ditanggung masing-masing oleh konsumen maupun produsen.

3. Gambarkan kurvanya.

10

2.54 5 E(2.54;4.93) 4.93

- 0.5 2

-2

2Q + P – 10 = 0

E’(2.21;5.58)

2.21 5.58

P 2 – 8Q – 4 = 0

P 2 – 11.52Q – 5.76 = 0

(34)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 33 BAB VII

APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS

A. TURUNAN FUNGSI ALJABAR SATU VARIABEL

𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛

𝑓′(𝑥) = 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1

Keterangan:

𝑓′(𝑥) = turunan pertama dari fungsi 𝑓(𝑥) 𝑎 dan 𝑛 adalah suatu konstanta

Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis:

1. 𝑓(𝑥) = 𝑐. 𝑔(𝑥) maka 𝑓’(𝑥) = 𝑐. 𝑔’(𝑥), di mana 𝑐 adalah konstanta.

2. 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥) ± ℎ(𝑥) maka 𝑓’(𝑥) = 𝑔’(𝑥) ± ℎ(𝑥) Keterangan:

𝑓’(𝑥), 𝑔’(𝑥), dan ℎ’(𝑥) berturut-turut adalah turunan dari fungsi 𝑓(𝑥), 𝑔(𝑥), dan ℎ(𝑥) B. ANALISIS BIAYA MARGINAL / MARGINAL COST (MC)

Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya marginal merupakan besarnya tambahan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit produksi tambahan. Secara matematis, MC adalah turunan pertama dari fungsi Biaya Total (TC) atau C. Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑇𝐶 = 𝑎𝑄 𝑛 𝑀𝐶 = 𝑇𝐶 = 𝑑𝑇𝐶

𝑑𝑄 = 𝑎𝑛𝑄 𝑛−1

Maka, 𝑇𝐶 minimum tercapai pada saat 𝑀𝐶 = 0.

LATIHAN SOAL:

1. Total biata produksi suatu komoditi untuk Q unit dinyatakan oleh 𝑇𝐶 = 4 + 3𝑄 + 𝑄 2

Jika TC dalam satuan ribu rupiah, tentukan:

a. Fungsi Biaya Marginal.

b. Fungsi Biaya Rata-Rata (AC)

c. TC, MC, dan AC pada saat memproduksi 10 unit.

Jawab : a. 𝑀𝐶 = 𝑇𝐶’

= 𝑑(4 + 3𝑄 + 𝑄 2 ) 𝑑𝑄

= 3 + 2𝑄

(35)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 34 b. 𝐴𝐶 = 4+3𝑄+ 𝑄 2

𝑄 = 4

𝑄 + 3 + 𝑄 .

c. Pada saat Q = 10, TC = 4 + 3(10) + 10 2 = 134

Jadi TC pada saat memproduksi 10 unit adalah Rp134.000.

MC = 2 + 3(10) = 32

Artinya perkiraan biaya tambahan yang diperlukan untuk memproduksi unit yang ke 11 adalah Rp32.000 rupiah.

AC = 10 4 + 3 + 10 AC = 13,4

Artinya bahwa jika diproduksi 10 unit, maka rata-rata biaya perunit adalah Rp13.400.

2. Total biaya produksi motor ABC dinyatakan oleh 𝑇𝐶 = 4 + 3𝑄 + 𝑄 2 juta rupiah

Tentukan:

tentukan:

a. Fungsi Biaya Marginal.

b. Fungsi Biaya Rata-Rata (AC)

3. TC, MC, dan AC pada saat memproduksi 30 unit motor.

Biaya total dinyatakan dengan TC = 5Q 2 - 1000Q + 85000 Tentukan:

a. Pada tingkat produksi berapakah akan menyebabkan total biaya minimum?

b. Berapakah total biaya minimum tersebut?

Jawab:

a. TC = 5Q 2 - 1000Q + 85000 C’= 10Q – 1000

0 = 10Q – 1000 10Q = 1000 Q = 100

Cek TC” = 10 > 0

Jadi total biaya minimum akan tercapai jika berproduksi sebanyak 100 unit.

b. Total biaya minimumnya sebesar:

C = 5Q 2 - 1000Q + 85000

C = 5(100) 2 - 1000(100) + 85000 C = 35000

Jadi total biaya minimumnya sebesar: Rp35000

4. Biaya total dinyatakan dengan TC = Q 3 -90Q 2 + 2800Q + 56500 Tentukan:

a. Pada tingkat produksi berapakah akan menyebabkan biaya minimum?

b. Berapakah biaya minimum tersebut?

(36)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 35 C. ANALISIS PENDAPATAN MARGINAL / MARGINAL REVENUE (MR)

Marginal Revenue adalah pendapatan/penerimaan tambahan yang diperoleh berkaitan dengan satu unit hasil yang terjual atau diproduksi. Secara matematis, fungsi MR adalah turunan pertama dari fungsi Total Revenue (TR).

𝑀𝑅 = 𝑇𝑅’ = 𝑑𝑀𝑅 𝑑𝑄

LATIHAN SOAL

1. Fungsi permintaan suatu perusahaan dinyatakan oleh 𝑃 = 𝑄 2 + 2𝑄 + 1 ribu rupiah.

Tentukan:

a. Fungsi TR b. Fungsi MR

c. Fungsi Pendapatan Rata-rata

d. TR, MR, AR pada saat produk yang terjual 10 unit.

Jawab:

a. TR = P × Q

= (𝑄 2 + 2𝑄 + 1) × 𝑄 = 𝑄 3 + 2𝑄 2 + 𝑄 b. MR = TR’

= 2𝑄 2 + 4𝑄 + 1 c. AR = 𝑇𝑅

𝑄 = 𝑄

3 +2𝑄 2 +𝑄 𝑄

= 𝑄 2 + 2𝑄 + 1 d. TR = 1210 (Rp1.210.000)

MR = 241 (Rp241.000) AR = 121 (Rp121.000)

2. Fungsi permintaan suatu perusahaan dinyatakan oleh 𝑃 = 5 + 6𝑄 + 𝑄 2 ratus ribu rupiah. Tentukan:

a. Fungsi TR b. Fungsi MR

c. Fungsi Pendapatan Rata-rata

d. TR, MR, AR pada saat produk yang terjual 30 unit. Serta jelaskan maknanya.

3. Harga jual Q puluh unit barang dinyatakan P = - 2Q + 16 juta rupiah, tentukan berapa output yang harus diproduksi dan dijual agar diperoleh total pendapatan maksimum.

Jawab:

Fungsi total pendapatan:

P = - 2Q + 16

TR = P.Q = (- 2Q + 16) Q

TR = - 2Q 2 + 16Q

(37)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 36 Langkah pertama mencari turunan pertama fungsi TR, kemudian menentukan Q untuk TR’= 0

TR’ = - 4Q + 16 = 0 4Q = 16

Q = 4

Agar dijamin bahwa jika menjual sebanyak Q = 40 unit maka akan diperoleh total pendapatan maksimum, maka lakukanlah langkah kedua yaitu mencari turunan kedua fungsi total pendapatan:

R” = - 4

Ternyata R” = - 4 < 0 sehingga diperoleh nilai maksimum Keterangan:

Turunan kedua untuk menentukan kelengkungan kurva.

Jika turunan kedua < 0 maka kurva melengkung ke atas, atau membuka ke bawah Jika turunan kedua > 0 maka kurva melengkung ke bawah, atau membuka ke atas

Jika turunan kedua = 0 maka kurva tidak melengkung ke atas maupun ke bawah (titik stasioner)

Jadi output yang harus diproduksi dan dijual agar diperoleh total pendapatan maksimum yaitu sebanyak 40 unit.

Total pendapatan maksimumnya:

R = - 2Q 2 + 16Q R = - 2(4) 2 + 16(4) R = 32

Jadi ketika menjual produk sebanyak 40 unit, maka akan diperoleh total pendapatan maksimum sebesar 32 juta.

D. Analisis Laba Marginal

Laba Marginal adalah tambahan keuntungan yang diperoleh berkaitan dengan satu unit hasil yang terjual atau diproduksi. Secara matematis, fungsi Laba Marginal adalah turunan

pertama dari fungsi Laba.

Latihan Soal

1. Seorang manajer perusahaan mengetahui bahwa jika Q ribu unit diprosuksi, maka laba perusahaan adalah 𝑃 = 10 + 20𝑄 + 𝑄 2 ribu rupiah.

Tentukan:

a. Fungsi laba marginal

b. Laba marginal jika diproduksi Q = 8, Q = 9. Jelaskan.

2. Di berikan fungsi permintaan dan fungsi biaya masing-masing sebagai berikut:

P = 1000 - 2Q Dan C = Q 3 - 59Q 2 + 1315Q + 2000 Tentukan:

a. Berapakah produk yang harus di produksi dan di jual sehingga dapat di peroleh laba yang maksimum ?

b. Berapakah laba maksimum tersebut ?

(38)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 37 Jawab:

a. Fungsi pendapatan: TR = P.Q TR = (1000 - 2Q).Q

TR = 1000 Q - 2 Q 2

Fungsi biaya: C = Q 3 - 59Q 2 +1315Q + 2000 Fungsi laba: Laba = Pendapatan – biaya

Laba = (1000Q - 2Q 2 ) - (Q 3 - 59Q 2 + 1315Q + 2000) Laba = - Q 3 + 57Q 2 - 315Q - 2000

Turunan pertama: Laba = -3Q 2 + 114Q - 315 0 = Q 2 - 38Q + 105 0 = (Q - 3) (Q - 35)

Q 1 = 3 atau Q 2 = 35 Turunan kedua: Laba” = - 6Q + 114

Untuk Q 1 = 3, maka turunan ke dua = - 6(3) + 114 = 96 > 0

Berarti jika di produksi output sebanyak 3, maka labanya akan minimum.

Untuk Q 2 = 35, maka turunan ke dua = - 6(35) + 114 = - 96 < 0

Berarti jika di produksi output sebanyak 35, maka labanya akan maksimum.

b. Laba maksimum nya sebesar : Laba = - Q 3 + 57Q 2 - 315Q - 2000 = - (35) 3 + 57(35) 2 - 315(35) - 2000 = 13925

Jadi dengan memproduksi dan menjual output sebanyak 35 akan di peroleh laba maksimum sebanyak : 13925

E. MEMAKSIMALKAN LABA SETELAH DIKENAKAN PAJAK

Salah satu sumber penerimaan pemerintah adalah dengan penarikan pajak, misalnya pajak penjualan yang di kenakan pemerintah terhadap setiap unit yang diproduksi dan dijual oleh pengusaha. Pemerintah berupaya untuk memaksimumkan penerimaan pajak tersebut. Untuk itu pemerintah harus menentukan berapa tarif pajak yang akan di berlakukannya sehingga akan di peroleh pajak maksimum.

Total pajak yang akan di terima perintah : T = t. Q Keterangan:

t = tarif pajak per unit yang di kenakan pemerintah dan

Q = Jumlah output yang di produksi dan di jual pengusaha sehingga di peroleh laba maksimum, yang telah mempertimbangkan biaya pajak.

Dari sudut pandang pengusaha setelah ada pengenaan pajak dari pemerintah:

Laba = pendapatan – (biaya + pajak) = R – (C+T),

= R – C – T

= R – C – t Q

(39)

Matematika Ekonomi dan Bisnis 38 CONTOH SOAL

1. Fungsi penerimaan dan fungsi biaya suatu produk dinyatakan sebagai berikut:

R = 360 Q – 10,5 Q 2 Dan C = 100 Q – 4 Q 2 Tentukan:

a. Fungsi laba

b. Fungsi produksi agar laba maksimum

c. Jika pemerintah ingin memperoleh pajak penjualan yang maksimum, berapakah tarif pajak yang harus di kenakan pemerintah kepada perusahaan tersebut?

d. Berapakah produk harus dibuat dan dijual perusahaan agar diperoleh laba maksimum?

e. Berapakah total pajak maksimum yang didapat pemerintah?

f. Berapakah laba maksimum yang diterima perusahaan setelah dikenakan pajak ? Jawab:

a. Dari sudut pandang pengusaha:

Laba = R – C – t Q

= 360 Q – 10,5 Q 2 – (100 Q – 4 Q 2 ) – t Q

= 360 Q – 10,5 Q 2 – 100 Q + 4 Q 2 – t Q

= 260 Q – 6,5 Q 2 – t Q

b. Turunan pertama: Laba’ = 260 – 13 Q – t = 0 260 – t = 13 Q 𝑄 = 260−𝑡 13

𝑄 = 20 − 13 1 𝑡 Turunan ke dua : Laba’’ = - 13 < 0

(kurva membuka ke bawah)

Jadi dengan memproduksi sebanyak 𝑄 = 20 − 13 1 𝑡, pengusaha akan memperoleh laba maksimum.

c. Dari sudut pandang pemerintah:

Pajak: T = t Q

= t (20 − 13 1 𝑡)

= 20𝑡 − 13 1 𝑡 2 Turunan pertama : T’ = 20 − 13 1 𝑡 = 0

t = 130 Turunan ke dua : T’’ = - 2/13

(kurva membuka ke bawah)

Jadi tarif pajak (per unit) yang memberikan total pajak maksimum sebesar t = 130

Gambar

Tabel Penawaran  Tabel Permintaan

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu .Besar kecilnya

Dik bila harga Rp 50 jumlah yang dibeli 40 unit dan bila harga naik menjadi Rp 60 jumlah yang dibeli 20 unit.. bila yang dibeli 50 unit berapa

didefinisikan sebagai perubahan persentase jumlah yang diminta oleh konsumen yang diakibatkan oleh perubahan persentase dari harga barang itu sendiri..

permintaan “bila harga suatu barang naik, maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya... Harga

Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen (tk) untuk setiap unit barang yang dibeli adalah sebesar selisih antara harga keseimbangan setelah pajak (P1) dengan harga

@Rp75.000’- dengan total harga Rp300.000 harga pasar Rp280.000’-, teremos panas merk Indoglass dengan harga Rp62.000’- harga pasar Rp50.000’-, panci ukuran 5Kg dengan harga Rp 220.000’-

Jika diketahui gambar tersebut mempunyai keseimbangan pasar setelah pajak Et 2,3 ; 7,3 dan besarnya pajak per unit yang dibebankan adalah Rp 2,- per unit.. Tentukan fungsi permintaan,

Permintaan barang A dicerminkan dengan keadaan sebagai berikut: Pada harga setinggi 10, jumlah produk yang diminta sebesar 10.. Harga naik menjadi 12, sehingga jumlah produk yang