• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA STUDI KELAYAKAN USAHA BAGI UMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENTINGNYA STUDI KELAYAKAN USAHA BAGI UMKM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA STUDI KELAYAKAN USAHA BAGI UMKM

oleh

Drs. Bambang Kristianto Wibowo, M.Pd.

NIDN 0008125801

Dosen PNS dpk pada Akademi Sekretari Marsudirini (ASM) Santa Maria Semarang

Abstrak

Usaha Mikro Kecil Menengah yang dikelola oleh orang perorangan atau berbentuk badan usaha yang kegiatan usahanya pada lingkup kecil atau mikro merupakah salah satu usaha yang mampu bertahan di tengah badai pandemi covid-19 maupun pada saat krisis keuangan pada tahun 1998. Meskipun terbukti mampu bertahan ditengah kesulitan ekonomi, ke depannya perlu diupayakan langkah-langkah berupa studi kelayakan usaha bagi UMKM sebelum UMKM tersebut diimplementasikan atau dioperasionalisasikan.

Kata-kata kunci: Studi Kelayakan Usaha, UMKM

Latar Belakang

Usaha mikro, kecil, menengah atau disebut juga dengan UMKM, merupakan suatu usaha perdagangan yang dikelola oleh orang-perorangan atau berbentuk badan usaha yang kegiatan usahanya pada lingkup kecil atau mikro.1UMKM merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Namun masih banyak orang yang belum memahami bagaimana cara membangun UMKM agar bertahan lama dan mendapatkan keuntungan yang stabil. Padahal dengan adanya UMKM bisa menyelamatkan perekomian Indonesia pada tahun 1998 saat krisis ekonomi terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki pengaruh dan kontribusi sangat besar dalam perekonomian di Indonesia.

Seperti pada masa pandemi covid 19 tahun 2021 menunjukkan bahwa kondisi perekenomian Indonesia berada di titik rendah, banyak sektor bisnis yang mengalami

1Aris ariyanto, dkk., Entreprenual Mindsets and Skills, (Sumatra Barat : Penerbit Insan Cendekia Mandiri, 2021) Hlm. 36..

(2)

penurunan omset dan terpaksa gulung tikar. Dalam sektor UMKM, berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan terhadap 206 pelaku UMKM di Jabodetabek, mayoritas UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya 5,9% yang mengalami pertumbuhan positif. Kabar baiknya ekonomi Indonesia mulai membaik pada kuartal I tahun 2021, sektor UMKM mulai bangkit dan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut, jumlah sektor bisnis UMKM di Indonesia pada 2021 mencapai 64,19 juta dengan partisipasi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,97 persen atau senilai Rp 8,6 triliun. Sektor bisnis UMKM memiliki peranan terhadap perbaikan ekonomi Indonesia, terlihat dengan kemampuannya menyerap 97 persen tenaga kerja dan mengintegrasikan investasi sebesar 60,4 persen.2

Dalam kasus di atas menunjukkan bahwa kurangnya persiapan dalam menjalankan usaha bisa mengakibatkan ambruknya usaha yang dibangun. Setiap usaha pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, untuk itu perlu dilakukan suatu studi yang menunjukkan layak atau tidaknya suatu usaha didirikan atau disebut juga studi kelayakan usaha. Studi kelayakan usaha bisa dijadikan sebagai dasar apakah suatu usaha itu layak atau tidak untuk dijalankan dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Walaupun studi kelayakan usaha memakan banyak waktu, tenaga, namun tetap diperlukan agar pengusaha yang terjun ke dunia usaha mempunyai bekal persiapan untuk menghadapi tantangan yang ada.

Permasalahan

Bagaimana studi kelayakan usaha bisa menunjang kegiatan UMKM?

Pembahasan

2https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2022/02/04/070800426/p entingnya-peran-dan-kontribusi-umkm-dalam-pemulihan-ekonomi-indonesia. 2021, jam 11.11 WIB).

(3)

Studi kelayakan usaha merupakan kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan. Objek yang diteliti tidak hanya pada bisnis atau usaha yang besar, tetapi juga pada bisnis atau usaha yang sederhana.3 Kelayakan bisa juga diartikan sebagai kegiatan mendalami suatu usaha dimana dalam kegiatan tersebut menentukan usaha dapt dijalankan bisa memberikan manfaat yang lebih besar jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Manfaat di sini bukan hanya untuk perusahaan saja namun juga untuk investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat luas.

Studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan sebelum memulai sebuah bisnis baru atau meneruskan bisnis yang sudah ada. Adapun tujuan mengapa studi kelayakan usaha perlu dilakukan sebelum usaha atau bisnis dijalankan4, yaitu sebagai berikut :

1. Menghindari risiko kerugian

Dalam berwirausaha kerugian tidak dapat dihindari oleh setiap pengusaha. Risiko kerugian ada yang dapat diramalkan ada juga yang muncul tanpa diramalkan. Untuk itu fungsi studi kelayakan usaha adalah meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan perencanaan

Jika sudah bisa meramalkan apa yang akan terjadi masa yang akan datang, maka dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang perlu direncanakan untuk menghindari risiko yang sudah diramalkan sebelumnya.

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan

Berbagai macam rencana yang sudah disusun memudahkan pelaksanaan usaha, dimana rencana tersebut dijadikan pedoman yang menyebabkan usaha yang dilaksanakan sesuai dengan target yang telah disusun sebelumnya.

3 Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hlm.

211.

4 Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 2014) Hlm.

212.

(4)

4. Memudahkan pengawasan

Dalam pelaksanaan kegiatan usaha yang sesuai dengan rencana yang sudah ada, memudahkan untuk melakukan pengawasan kegiatan tersebut sehingga tidak meleset atau melenceng dari jalan usaha yang sudah ditetapkan.

5. Memudahkan pengendalian

Jika pengawasan terhadap kegiatan usaha sudah dilakukan, maka jika terjadi penyimpangan akan lebih mudah terdeteksi. Tujuannya agar pelaksanaan kegiatan tetap terkendali dan tidak melenceng dari jalan usaha yang sudah ditetapkan sehingga tujuan usaha dapat tercapai.

Dalam melaksanakan studi kelayakan memang memakan banyak biaya dan tenaga namun biaya dan tenaga tersebut sepadan jika dibandingkan dengan risiko kegagalan yang bisa dihindari di masa yang akan datang, hal tersebut bisa bermanfaat lebih besar untuk mengindari usaha yang dijalankan gulung tikar.

Dalam pelaksanaan studi kelayakan usaha ada tahapan-tahapan yang perlu dilalui antaralain:

(5)

Gambar 1 Proses Studi Kelayakan Usaha

Sumber : Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses.

1. Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan

Pada tahap ini, wirausahawan yang memiliki ide untuk merintis usaha baru. Dimana ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi seperti apa saja yang bisa memberikan peluang untuk dilakukan dan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.

Wirausahawan bisa memilih berbagai jenis usaha yang akan dilakukan seperti usaha jasa, perdagangan, industri, mebel dan lainnya.

Gagasan

Tujuan (Visi dan Misi)

Analisis 1. Pasar

2. Produksi 3. Manajemen 4. Keuangan

Keputusan

Dilaksanakan Tidak dilaksanakan

(6)

2. Tahap perumusan tujuan

Tahap ini merupakan tahap dimana wirausahawan menentukan visi dan misi yang ingin dicapai untuk suatu usaha. Perumusan visi dan misi ini bisa memperlancar kegiatan dalam usaha sehingga wirausahawan tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan.

3. Tahap analisis

Tahap analisis ini merupakan tahap dimana wirausahawan untuk membuat keputusan apakah usaha tersebut layak dilakukan atau tidak. Proses dalam tahap ini seperti prosesur proses penelitian ilmiah lain seperti mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan atau tidak laksanakan.

Selain prosedur tersebut, ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dicermati dalam tahap analisis tersebut antara lain :

a. Aspek pasar, mencakup prosuk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur pasar seta strategi pesaing.

b. Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan bakudan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, tata letak pabrik atau tempat usaha.

c. Aspek Manajemen atau pengelolaan, mencakup organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.

d. Aspek finansial atau keuangan, meliputi sumber dana dan penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan aliran kas.

4. Tahap keputusan

Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis dan hasilnya meyakinkan langkah selanjutnya adalah tahap pengambilan keputusan apakah usaha layak dilaksanakan atau tidak.

(7)

Biasanya dalam pengambilan keputusan bisnis atau usaha berdasarkan pada beberapa kriteria investasi, hal ini karena usaha yang dilaksanakan menyangkut pada keperluan investasi yang mengandung risiko. Kriteria tersebut antara lain periode pembayaran kembali (pay back periode-PBP), nilai sekrang bersih (net present value-NPV), tingkat timbal hasil internal (intern rate of return) dan sebagainya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada tahap analisis, ada aspek-aspek penilaian yang bisa digunakan menentukan usaha tersebut layak atau tidak. Aspek-aspek tersebut antara lain :

1. Analisis aspek pemasaran

Dalam menganalisis aspek pemasaran, wirausahawan harus melakukan penelitian pemasaran terlebih dahulu yaitu dengan sistem informasi pemasaran yang memadai berdasarkan pada analisis dan prediksi apakah usaha yang dirintis memiliki peluang pasar atau tidak. Terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati dalam analisis pasar antara lain :

1. Kebutuhan dan keinginan konsumen

Dalam komponen ini wirausahawan menganalisis barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, berapa banyak dibutuhkan, bagaimana daya beli mereka, kapan mereka membutuhkannya. Jika semua hal tersebut teridentifikasi, maka peluang pasar untuk usaha yang akan dirintis terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.

2. Segmentasi pasar

Dalam komponen ini wirausahwan melakukan pengelompokan pelanggan biasanya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Apanlia segmentasi pasar terindentifikasi maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.

3. Target

Wirausahawan melakukan analisis tentang banyaknya konsumen yang dapat diraih, berapa target yang ingin dicapai, apakah konsumen loyal terhadap usaha yang akan dirintis, apakah mereka puas atau tida dengan layanan. Apabila konsumen mempunyai tingkat keloyalan yang tinggi, maka potensi pasar juga tinggi.

(8)

4. Nilai tambah

Sebagai seorang wirausahwan harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa disetiap rantai pemasaran. Hal ini bisa diketahui dengan mengukur harga yang ada disetiap rantai pemasaran seperti harga dari pabrik, harga setelah di agen dan harga seyelah terdistribusi kepada konsumen. Apabila sudah mengetahuinya maka bilai tambah usaha akan dapat diketahui tingi atu rendah.

5. Masa hidup produk

Wirausahwan harus menganalisis apakah masa produk dan jasa bertahan lama dan menghasilkan keuntungan samapai modal kembali atau tidak. Apabila masa produk lebih lama maka pitensi pasar tinggi. Wirausahwan juga menganalisis apakah produk industri baru atau lama sudah mapan atau justru menurun. Apabila produk industri baru sedang tumbuh makan potensi pasarpun tinggi.

6. Struktur pasar

Wirausahawan menganalisi apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan ke konsumen termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna ( seperti pasar monopoli, oligopoli, dan monolistik) atau termasuk dalam pasar persaingan sempurna. Apabila termasuk dalam pasar persaimham tidak sempurna maka potensi pasar lebih tinggi jika dibandingkan produkk yang termasuk dalam pasar persaingan sempurna.

7. Persaingan dan strategi pesaing

Wirausahawan menganalisis tingkat persaingan tinggi atau tidak, jika tinggi maka peluang pasar rendah. Selain itu wirausahawan juga harus mempunyai keunggulan dari strategi produk, harga, jaringan distribusi, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi. Jika mempunyai semua keunggulan tersebut maka usaha yang dirintis tidak akan melemah dengan adanya persaingan yang tinggi .

8. Ukuran pasar

Wirausahawan bisa melihat ukuran pasar dari volume penjualan. Apabila volume penjualan tinggi maka potensi pasar potensial.

9. Pertumbuhan pasar

Wirausahawan bisa melihat pertumbuhan pasar dari pertumbuhan volume penjualan apabila tinggi misalnya lebih dari 20% maka potensi pasar tinggi.

(9)

10. Laba kotor

Wirausahawan menganalisis perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah, apablia laba kotor lebih dari 20% maka pasar potensial.

11. Pangsa pasar

Wirausahawan dapat menganalisis pangsa pasar dari selisih jumlah produk dan jasa yang diminta dengan jumlah produk dan jasa yang ditawarkan. Apabila pangsa pasar terus meningkat bahkan selama 5 tahun mencapai 40% maka usaha yang dirintis memiliki pangsa pasar yang tinggi.

Apabila aspek pemasaran sudah layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi atau operasi.

2. Analisis aspek produksi atau operasi

Terdapat beberapa komponen yang harus dicermati dalam aspek produksi atau operasi antara lain :

1. Lokasi operasi

Wirausahawan memilih lokasi yang paling strategis baik itu untuk perusahawan maupun untuk pelanggan. Seperti dekat dengan pemasok, dekat dengan konsumen, dekat dengan alat transportasi atau bisa ketiganya. Selain itu lokasi bisnis juga harus menarik agar konsumen loyal terhadap usaha yang dirintis.

2. Volume operasi

Volume operasi harus sesuai dengan potensi pasar dan prediksi permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan kapasitis. Jika ada kelebihan maka akan mempengaruhi penggudangan dan harga pokok penjualan.

3. Mesin dan peralatan

Wirausahawan harus memilih mesin dan peralatan yang sesuai dengan teknologi masa kini dan yang akan datang serta disesuaikan dengan luas produksi sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas.

4. Bahan baku dan bahan penolong

Semua bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan sehingga bahan baku menjadi efisien.

(10)

5. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dibuthkan dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan kerja untuk menyelesaikannya sehingga lebih tepat, cepat dan hemat.

6. Tata letak

Tata letak ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi sangat berpengaruh, dimana penempatannya harus tepat agar prosesnya kegiatan usaha menjadi efisien.

Apabila aspek pemasaran dan aspek produksi atau operasi layak, maka analisis berikutnya adalah aspek manajemen.

3. Aspek manajemen

Terdapat beberapa komponen yang harus dicermati dalam aspek manajemen antara lain :

1. Kepemilikan

Wirausahawan menganaliss unit bisnis yang bagaimana yang lebih menguntungkan dan tidak terlalu berisko apakah akan didirikan milik pribadi atau milik bersama.

2. Organisasi

Wirausahawan menganalisis jenis organisasi yang bagaimana yang diperlukan usahanya seperti organisasi lini, staf, lini dan staf atau bentuk lainnya.

3. Tim manajemen

Wirausahwan bisa menentukan apakah memerlukan tim manajemen seperti mengelola sendiri atau melibatkan orang lain secara profesional. Hal ini bisa disesuikan dengan skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausawahan sendiri.

4. Karyawan

Karyawan yang terlibat dalam usaha disesuikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang diperlukan.

(11)

Apabila aspek pemasaran, aspek operasi dan aspek manajemen layak, maka analisis berikutnya adalah aspek keuangan.

4. Analisis aspek keuangan

Terdapat beberapa komponen yang harus dicermati dalam aspek keuangan antara lain : 1. Kebutuhan dana

Kebutuhan dana ini digunakan untuk operasional perusahaan misalnya dan dana untuk aktiva atau aset tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.

2. Sumber dana

Sumber dana bisa didapatkan dari berbagai sumber antara lain sumber dana internal ( seperti modal disetor dari laba yang ditahan) dan sumber dana eksternal (seperti obligasi dan pinjaman).

3. Proyeksi neraca

Wirausahawan sangat perlu mengetahui tentang posisi harta, kekayaan dan kondisi keuangan lainnya seperti posisi aktiva lancar, aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva atau liabilitas lancar, kewajiban jangka panjang, dan kekayaan bersih.

4. Proyeksi laba rugi

Dalam berwirausaha harus mengetahui proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun karena dengan hal tersebut wirausahawan bisa memperkirakan laba atau rugi di masa yang akan datang. Proyeksi ini bisa dilihat dari penjualan, biaya dan laba rugi bersih.

5. Proyeksi aliran kas

Aliran kas ada tiga jenis antara lain :

a. Aliran kas masuk, merupakan penerimaan berupa hasil penjualan atau pendapatan.

b. Aliran kas keluar, merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak.

c. Aliran kas masuk bersih, merupakan selisih dari aliran kas masuk dan aliran kas keliar yang ditambah penyusutan dengan perhitungan setelah pajak.

Proyeksi aliran kas dapat dihitung dengan rumus :

(12)

Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 - tarif pajak) bunga

Dari aliran kas tersebut dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban keuangannya.

Kendala bagi wirausahawan

Kendala bagi wirausahawan yang bisa mengakibatkan usaha yang dirintis bangkrut:

1. Pengetahuan pasar yang tidak memadai

Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi permintaan untuk produk, ukuran pangsa pasar masa kini dan masa yang akan datang, pangsa pasar yang dapat diharapkan secara realistis serta metode distribusi yang memadai.

2. Kinerja produk yang salah

Produk baru sering tidak berfungsi karena disebabkan oleh :

a. Terlau cepatnya pengembangan produk dan uji coba produk atau kendali mutu yang tidak memadai

b. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif c. Promosi yang salah arah dan tidak memadai

d. Kurangnya kemampuan memecahkan masalsh yang ada dalam penjualan, pelayanan atau kedekatan dengan pasar.

3. Tidak disadarinya tekanan persaingan

Kegagalan dalam usaha bisa disebabkan oleh wirausahwan yang tidak memperhitungkan reaksi yang dilakukan pesaing seperti potongan harga yang diberikan pada konsumen.

4. Keusangan produk yang terlalu cepat

Banyaknya industri dengan kemajuan teknologi yang cepat dan daur hidup produk yang pendek menyebabkan produk baru cepat diluncurkan cepat usang.

5. Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat

Kegagalan usaha bisa disebabkan oleh waktu saat memulai usaha yang kurang tepat.

Dimana produk yang diluncurkan terlambat diperkenalkan sehingga minat konsumen terhadap produk menurun.

6. Kapitalisasi yang tidak memadai

(13)

Investasi yang berlebihan, pengeluaran operasi yan tidak diprediksi, dan kesulitan keuangan yang berkaitan dengan masalah keunagan merupakan salah stu penyebab kegagalan usaha baru.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa setiap usaha baik itu UMKM ataupun dalam lingkup yang besar atau makro membutuhkan studi kelayakan usaha agar usaha yang akan dirintis berjalan lama dan keuntungan yang didapatkan stabil terus menerus.

Studi kelayakan usaha mempunyai empat komponen penting yang harus dicermati dan dianalisis dengan seksama antara lain aspek pemasaran, aspek produksi atau operasi, aspek manajemen dan aspek keuangan. Jika semua hal tersebut tepenuhi maka usaha yang dirintis akan berkembang pesat dan wirausahawan tidak perlu takut untuk menghadapi tantangan yang ada di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

AriyantoAris, dkk.,2021.Entreprenual Mindsets and Skills. Sumatra Barat : Penerbit Insan Cendekia Mandiri.

Https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2022/02/04/07080 0426/pentingnya-peran-dan-kontribusi-umkm-dalam-pemulihan-ekonomi- indonesia. 2021, jam 11.11 WIB).

Rusdiana,2014.Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung : CV Pustaka Setia.

Suryana, 2014. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses..Jakarta Selatan : Penerbit Salemba Empat.

Gambar

Gambar 1 Proses Studi Kelayakan Usaha

Referensi

Dokumen terkait

a) Berdasarkan analisis aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar dan pemasaran berupa bentuk pasar, analisis persaingan, analisis STP, dan strategi bauran

Berdasarkan analisis aspek non finansial yang terdiri dari aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, serta aspek manajemen, pengembangan usaha rumah makan ini layak untuk

Dalam penelitian ini pengolahan data akan dilakukan dengan lima aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek hukum, aspek sumber

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih pada aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek teknis,

Penelitian ini difokuskan pada analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek non- finansial akan diteliti aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi kelayakan usaha peternakan X dilihat dari aspek finansial dan untuk menganalisis kondisi sensitivitas terhadap

Tujuan dari penelitian ini yaitu :1 Menganalisis kelayakan non finansial pembangunan pabrik kelapa sawit yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, sumber daya

Kesimpulan Aspek Geologi dan Keadaan Endapan Memadai/ Tidak Memadai * Aspek Sumber Daya dan Cadangan Memadai/ Tidak memadai * Aspek Geoteknik Memadai/ Tidak memadai * Aspek