• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya berintikan interaksi antara murid dengan guru dan lingkungan. Dengan demikian pembelajaran mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan, yaitu mengajar dan belajar.

Oleh karena itu interaksi antar murid dengan guru dan lingkungannya disebut pula proses belajar mengajar (Ismiyanto: 2009 )

Mulyasa (dalam Rohmadi, 2009: 65) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Interaksi ini terjadi terutama antara siswa dan guru. Pada proses pembelajaran terjadi hubungan yang bersifat dwiarah antara guru dan siswa.

Menurut Syafi’i (2006: 23) konsep pembelajaran digunakan karena dipandang lebih memposisikan guru dan murid sebagai subjek, artinya keduanya memiliki peran yang sama penting. Keberhasilan sebuah pembelajaran bukan hanya bergantung pada keaktifan guru untuk membelajarkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi siswa sebagai individu yang mengalami proses belajar juga diperlukan partisipasi aktifnya dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan menurut Rahman, setiap perencanaan pembelajaran apapun jenisnya pada dasarnya mempunyai komponen yang sama.

Komponen tersebut yaitu adanya peserta didik, tujuuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian atau evaluasi (Suprijanto, 2009: 56-57).

Konsep pembelajaran dalam arti yang lebih sempit adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati commit to user

(2)

dan Mudjiono dalam Sobandi 2008:152). Sudjana (2002) berpendapat bahwa siswa sebaiknya memperoleh pembelajaran dengan cara mengalami dan berbuat sendiri secara langsung sehingga pembelajaran yang dilakukan memberi kesan yang utuh dan bermakna bagi siswa sehingga akan selalu diingat oleh siswa pada jangka waktu lama. Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran adalah interaksi antara murid dengan guru dan lingkungan kearah yang lebih baik dan sebaiknya mengalami atau berbuat sendiri secara langsung agar memberikan kesan dan pengalaman yang utuh dan bermakna.

Titik kesamaan pengertian pembelajaran tersebut, yaitu pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar (mengubah tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu system atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan.

Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan.

b. Aspek Pembelajaran

Potensi anak didik atau subjek belajar juga harus mendapatkan perhatian yang proposional agar berkembang secara optimal. Oleh karena itu aspek atau faktor rasa atau emosi maupun ketrampilan fisik juga perlu mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.

Konsep kognitif, afektif, dan psikomotorik dicetuskan oleh Benyamin Bloom pada tahun 1956. Sejalan dengan pengertian kognitif, afektif, dan psikomotorik, di Indonesia sendiri juga mengenal istilah cita, rasa, dan karsa yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ketiga aspek tersebut meliputi :

commit to user

(3)

1) Kognitif (proses berfikir)

Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :

a) Pengetahuan (knowledge)

Mengacu pada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar.

Yang penting adalah kemampuan mengingat ketersngan dengan benar.

b) Pemahaman (comprehension)

Kemampuan memahami makna materi.Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.

c) Penerapan (application)

Kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip.

d) Analisis (analysis)

Kemampuan menguraikan materi kedalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampumemahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

e) Sintesa (evaluation)

Kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

f) Evaluasi (evaluation)

Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.Evaluasi merukan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.

commit to user

(4)

2) Afektif (nilai atau sikap)

Afektif atau intelektual adalah mengenal sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Menurut Krathwol (1964) klarifikasi tujuan domain afektif terbagi menjadi lima kategori :

a) Penerimaan (recerving)

Kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat.

b) Partisipasi (responding)

Satu tingkat di atas penerimaan.Dalam hal ini siswa terlibat secra afektif, menjadi peserta dan tertarik.

c) Penilaian atau penentuan sikap (valung)

Mengacu pada nilai atau pentingnya menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak menghiraukan.

d) Organisasi (organization)

Mengacu pada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu system nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

e) Karakteristik (characterization)

Mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan.

3) Psikomotorik (keterampilan)

Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotorik terbagi dalam lima kategori yaitu :

a) Peniruan

Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan.Mulai memberi respon serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan control otot-otot saraf. commit to user

(5)

b) Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan.

c) Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditsmpilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.Gerakan ini dilakukan secara rutin.Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi domain psikomotorik.

c. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran. Setiap siswa dapat menikmati proses pembelajaran yang menyenangkan jika lingkungan fisiknya kondusif untuk belajar.

1) Merancang Pembelajaran yang Menarik

Ada beberapa pendekatan atau model bagi penyelenggara proses pembelajaran yang menarik, di antaranya CTL (Contekstual Teaching and Learning), PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan) atau joyfull learning, cooperative learning, problem based learning, concept mapping, dan sebagainya.

Guru dapat menerapkan model atau pendekatan pembelajaran yang bervariasi.

2) Menciptakan Suasana Pembelajaran yang Menyenangkan

Di dalam pembelajaran, seorang guru hendaknya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang mampu mendorong siswa aktif belajar guna mendapatkan pengetahuan (knowledge), menyerap dan memantulkan nilai-nilai tertentu (value), dan terampil melakukan keterampilan tertentu (skill). Dalam suasana yang menyenangkan siswa akan bersemangat dan mudah menerima berbagai kebutuhan belajar. Dalam suasana yang menyenangkan pula siswa akan mampu mengikuti dan menangkap materi pelajaran yang sulit menjadi mudah. commit to user

(6)

Ada enam langkah yang dapat dilakukan seorang guru agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan antara lain sebagai berikut:

a) Menciptakan Suasana Ceria

Langkah pertama agar tercipta suasana yang menyenangkan adalah menciptakan suasana ceria sejak awal membuka pembelajaran.

Suasana ceria akan mendorong siswa untuk berani dan kreatif melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran, seperti bertanya, mendemonstrasikan keterampilan, dan sebagainya.

b) Ciptakan Humor Ringan

Langkah yang kedua yaitu menciptakan humr-humor ringan ditengah pembelajaran yang dapat menjadikan tertawa. Ketika siswa tertawa, itu berarti guru telah membantu menghilangkan faktor psikologis yang bias menghambat pembelajaran, seperti malu, takut, tertekan, dan sebagainya.

c) Menggunakan Metode yang Bervariasi

Selain kedua cara diatas, faktor yang dapat menciptakan pembelajaran menyenangkan, yaitu dengan menggunakan metode yang bervariasi. Metode pembelajaran yang bervariasi sesungguhnya tidak hanya menjadikan siswa senang, tetapi guru juga akan menikmati aktivitas mengajar.

d) Teach to Learn

Dalam pembelajaran, seorang guru hendaknya jangan hanya mengajarkan apa (teach to know), tetapi juga mengajarkan bagaimana (teach to learn). Pembelajaran yang baik dapat diwujudkan jika siswa diajarkan bagaimana mempelajari materi pelajaran secara tepat (teach to learn).

e) Mendorong Siswa Terlibat Aktif

Untuk mendorong siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran, diperlukan waktu dan kesabaran, karena mungkin yang dilakukan siswa tidak langsung benar. Akan tetapi guru tidak boleh memberikan cap salah terhadap apa yang diupayakan siswa, karena commit to user

(7)

dapat mematahkan semangat siswa. Hargai dan eksplorasi potensi mereka dengan melibatkan mereka dalam pembelajaran.

f) Mengakhiri Pembelajaran dengan Kalimat Motivasi

Pada saat mengajar, seorang guru juga dapat memberikan kalimat- kalimat motivasi pada saat pembelajaran berakhir. Kalimat motivasi ini penting untuk merawat atau memelihara semangat belajar siswa, bahkan juga merawat semangat guru untuk mengajar.

d. Unsur Pembelajaran

Kegiatan belajar merupakan suatu proses penyampaian informasi oleh fasilitator yaitu guru kepada sasaran kegiatan tersebut yaitu siswa.

Dalam menyampaikan informasi tersebut diperlukan suatu strategi supaya informasi yang diberikan dapat diserap oleh siswa secara maksimal.

Dalam pembuatan strategi informasi yang dikumpulkan dan menghasilkan rencana yang efektif untuk menyajikan pengajaran bagi siswa.

1) Unsur dinamis pembelajaran pada guru

a) Motivasi membelajarkan siswa dalam hal ini guru sebagai motivator belajar siswa, agar motif-motif positif pada diri siswa dapat ditingkatkan.

b) Kondisi guru agar siap membelajarkan siswa, bila guru memiliki kompetisi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Kemampuan dasar guru dalam kependidikan yaitu : (1) Menguasai bahan

(2) Mengelola program belajar mengajar (3) Mengelola kelas

(4) Penggunaan media atau sumber

(5) Menguasai landasan-landasan kependidikan (6) Mengelola interaksi belajar mengajar

(7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

(8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah commit to user

(8)

(9) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

2) Upaya pengembangan unsur dinamis siswa dalam proses belajar Hal ini dapat diusahakan dengan cara memperhatikan unsur-unsur dinamis pada diri siswa, yaitu sebagai berikut :

a) Unsur motivasi belajar, pengembangan dapat diupayakan dengan jalan :

(1) Menghadapkan siswa pada hal yang menantang.

(2) Bagi siswa yang kurang atau lamban di dorong untuk lebih aktif belajar, sementara siswa yang pandai dimintai untuk menjadi tutor dengan tegas meberi penjelasan atau membantu hal-hal yang belum dimengerti atau belum dikerjakan.

(3) Agar motivasi ekstrinsik di tingkatkan untuk menjadi motivasi instrinsik dalam belajar.

b) Unsur materi atau bahan belajar

(1) Upaya ada pemilihan materi pembelajaran.

(2) Siswa di ikut sertakan untuk ikut mempertanggung jawabkan pemilihan materi pembelajaran.

(3) Siswa di usahakan untuk memanfaatkan sumber belajar di lingkungan sekitar yang tersedia.

(4) Unsur suasana belajar

(5) Usahakan suasana belajar yang akrab dan menyenangkan.

(6) Siswa belajar bervariasi

(7) Kelas diatur secara flexible sesuai dengan kebutuhan belajar.

(8) Jumlah siswa dalam belajar jangan terlalu banyak.

(9) Menggunakan multi metode dan multi media.

(10) Unsur media belajar

(11) Peningkatan penggunaan media

(12) Mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran commit to user

(9)

(13) Unsur kondisi siswa dalam belajar

(14) Pemebalajaran secara ideal dengan individual

e. Faktor Pembelajaran 1) Masukan Mentah

Masukan mentah merupakan kondisi seseorang pada situasi awal (sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung). Keberhasilan atau kegagalan belajar sangat tergantung pada masukan mentah. Kondisi subjek meliputi :

a) Kondisi Fisiologis

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan, indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mmempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khusus yang disajikan di kelas. (Tanwey Gerson Ratumanan, 2002: 10-11)

b) Kondisi Psikologis

Banyakfaktor yang termasuk dalam kondisi psikologis yang dpat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil belajar siswa, diantaranya adalah sebagai berikut :

(1) Intelegensi siswa

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan cara yang tepat (Reber, 1988).

(2) Sikap

Sikap adalah suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

(4) Motivasi

commit to user

(10)

Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). (Djaali, 2008: 101)

(5) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Chaplin, 1972: Reber, 1988)

(6) Gaya Kognitif

Gaya kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan dalam bidang akademik, bagaimana siswa belajar, serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi dalam kelas. (Slameto, 2003:160)

2) Masukan Instumental

Masukan instrumental menunjukkan kualifikasi serta sarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Berbagai komponen instrumental meliputi : a) Kompetensi

b) Kurikulum c) Metode d) Evaluasi

e) Sarana Prasarana 3) Masukan Lingkungan

Masukan lingkungan merupakan masukan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa. Yang termasuk dalam masukan lingkungan adalah :

a) Lingkungan Fisik

Factor yang termasuk lingkungan fisik adalah cuaca, keadaan udara, ruangan, cahaya, kesehatan lingkungan, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

b) Lingkungan Sosial commit to user

(11)

Factor lingkungan social adalah pergaulan siswa dengan orang lain disekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar siswa dan lain sebagainya.

c) Lingkungan Kultural

Faktor lingkungan kultural adalah kebiasaan dan tata cara pergaulan masyarakat disekitar siswa.

f. Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu system yang terdiri atas komponen- komponen yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran (Djammarah, 2010: 41-52). Komponen pembelajaran tersebut meliputi : 1) Tujuan, merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran. Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan karena berfungsi sebagai indikator keberhasilaan pengajaran.

2) Bahan pelajaran, merupakan substansi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena bahan pelajaran tersebut yang akan dikuasai oleh siswa.

3) Kegiatan belajar mengajar, merupakan segala sesuatu yang diprogramkan dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

4) Metode, yaitu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam kegiatan ini pembelajaran guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi disesuaikan dengan materi pembelajaran.

5) Alat, merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi dari alat antara lain meningkatkan kemampuan presepsi, pengertian, transfer, penguatan (reinforcement), dan ingatan.

6) Sumber belajar, yaitu segala sesuatu yang digunakan sebagai tempat belajar siswa.

7) Evaluasi, merupakan tindakan atau proses untuk menilai sesuatu.

Evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan commit to user

(12)

sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

g. Evaluasi Pembalajaran

Kedudukan penilaian sangat penting bagai penunaian tugas keberhasilan melaksanakan pembelajaran. Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian (Jihad & Haris, 2013:53).

Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan pengumpilan data untuk mengukur sejauh mana tujuan telah dicapai. Karena itu didalam menyusun evaluasi hendaknya memperhatikan secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan harus dapat mengukur sejauh mana proses pembelajaran telah dilaksanakan (Aunurrahman, 2009:209).

Secara harafifah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluationyang berarti penilaian atau penafsiran (Echols dan Shadiliy dalam Sulistyorini, 2009: 49). Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan (Sulistyorini, 2009: 50).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keberhasilan dan pengajaran di sekolah, menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yaitu melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

2. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Menurut UU Nomor 2 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, commit to user

(13)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Faturrahman, dkk, 2012: 2).

Zuhairini berpendapat bahwa pendidikan adalah aktivitas dan kegiatan manusia untuk meningkatkan kepribadian diri dengan jalan mengembangkan potensi-potensi pribadi rohani (pikir, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani) dengan jasmani yaitu pancaindra serta keterampilan (Sabrina & Lina, 2011: 20).

Untuk menjadi manusia yang berpendidikan anak dapat belajar pada satuan pendidikan.Satuan pendidikan yang dimaksud merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Danim, 2011: 170).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan potensi dirinya baik jasmani dan rohani yang berupa kepribadian, kecerdasan, keagamaan, akhlak mulia serta keterampilan.

b. Jalur Pendidikan 1) Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah sistem pendidikan modern yang dibagi secara berjenjang, tersusun dan berurutan, sejak di sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Hanafi dan Faisal, 2009: 15).Pendidikan formal merupakan system persekolahan, berstruktur, berjenjang dan penyelenggaraan yang disengaja (Suprijanto, 2009:6).Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpilkan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang ditempuh secara resmi pada satuan lembaga atau berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Pendidikan formal diselenggarakan oleh pemerintah dan yayasan atau organisasi yang telah memenuhi syarat. commit to user

(14)

2) Pendidikan Nonformal

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan non formal dapat didefisinikan sebagai jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Suprijanto, 2009:7). Pendidikan non formal adalah suatu jalur pendidikan yang dilakukan di luar pendidikan formal. Pendidikan ini bias dilakukan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal, umumnya dilakukan bagi mereka yang merasa membutuhkan pendidikan sebagai penambah, pengganti stsupun pelengkap dari pendidikan formal yang diikuti. Fungsi dari pendidikan non formal sendiri adalah untuk mengembangkan potensi dari peserta didik dengan cara menekankan penguasaan atas pengetahuan serta pengembangan dari masing-masing peserta didik. Beberapa pendidikan non formal yang paling banyak dilakukan antara lain adalah ketika anak berada di usia dini seperti TPA.

3) Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan mandiri yang diperoleh dari keluarga maupun lingkungan dengan bentuk kegiatan pembelajaran secara mandiri. Hasil jalur pendidikan informal dapat diakui jika peserta didik dapat lulus ujian sesuai dengan standart nasional pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga yang ditunjuk pemerintah.

3. Kreasi

a. Pengertian Kreasi

Kreasi adalah kegiatan yang bertujuan menghadirkan dari tidak ada menjadi ada.Manusia memiliki kelebihan berupa akal pikiran, kalbu, emosi, nafsu, dan menggunakan akal pikiran untuk membuat sesuatu yang baru baik nyata atau abstrak disebut kreativitas.

Menurut Guilford kreasi merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada pada diri seseorang yang erat kaitannya dengan bakat. Kreasi seni commit to user

(15)

adala kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan karya seni. Kegiatan ini dilakukan oleh pelaku seni beupa rangkaian kegiatan yang bermuara pada kelahiran karya seni. Setiap pelaku seni dalam menjalankan kegiatannya didasari oleh niat membangun ide serta mengkomunikasikan dengan cara- cara yang spesifik, prosesnya berbeda dengan yang dijalankan oleh pelaku seni.

b. Ciri Kreasi

Dalam prosesnya kreasi seni memiliki beberapa ciri khusus yang harus dimengerti, antara lain seperti dibawah ini.

1) Unik

Unik artinya berbeda dengan yang lain, yang belum pernah dibuat orang sebelumnya, baik dalam hal ide, teknik, maupun media. Sebuah karya seni sebaiknya tidak meniru orang lain,. Karya lain dapat digunakan sebagai pemicu munculnya gagasan. Kembangkan gagasan tersebut menjadi suatu kreativitas yang unik dan baru. Dengan demikian kreativitas akan terasah.

2) Individual (Pribadi)

Individual yaitu memiliki kekhususan ciri dari seniman pembuatnya,

yang berbeda dengan seniman lain karena perbedaan pandangan, penghayatan, pengalaman dan teknik dalam membuat karya seni.

3) Ekspresif

Suatu karya seni harus mempunyai ekspresi, artinya karya seni hendaknya merupakan hasil curahan batin berupa penjabaran dari ide, renungan, perasaan atau pengalaman seniman. Seni yang tanpa curahan batin seolah-olah kering dan tak dapat menyentuh perasaan yang menikmatinya.

4) Universal

Universal berarti dapat diterima atau dapat dinikmati oleh semua

orang. Karya seni ini dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, bangsa dan generasi karena aadanya persamaan rasa estetik dan artistic.

commit to user

(16)

5) Survival (Tahan Lama)

Nilai seni dalam suatu karya seni dapat dinikmati sepanjang masa karena nilai estetikanya bersifat konsisten.

4. Gerabah

a. Pengertian Gerabah

Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat banyak yang mengartikan terpisah antara gerabah dengan keramik. Gerabah bukan termasuk keramik, karena keramik adalah benda pecah belah yang permukaannya halus dan mengkilap karena dilapisi dengan glasir.

Gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia yang biasanya berbentuk wadah.

Untuk memenuhi kebutuhan maka gerabah ini dibuat dalam berbagai macam. Ada pun macam - macam gerabah adalah celengan, kendi, tempayan, gerabah hiasan, dan lain-lain. Gerabah yang digunakan untuk kepentingan rumah tangga biasanya bermotif sederhana atau polos, sedangkan gerabah-gerabah untuk kepentingan lain tentunya memerlukan motif yang lebih baik, sebagai contoh motif hias gerabah untuk souvenir pernikahan.

Menurut The Concise Colombia Encyclopedia, Copyright ã 1995, kata keramik berasal dari Bahasa Yunani (Greek) keramikos menunjuk pada pengertian gerabah, keramikos menunjuk pada pengertian tanah liat.Keramikos terbuat dari mineral non metal, yaitu tanah lihat yang dibentuk, kemudian secara permanen menjadi keras setelah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Usia keramik tertua dikenal dari zaman Paleolitikum 27.000 tahun lalu.

Sedangkan menurut Malcolm G Mc Laren dalam Encyclopedia American 1996 disebutkan keramik adalah suatu istilah yang sejaksemula diterapkan pada karya yang terbuat dari tanah liat alami dan telah melalui perlakukan pemanasan pada suhu tinggi. commit to user

(17)

Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah satunya terkenal dengan ‘teori keranjang’. Teori ini menyebutkan pada zaman prasejarah, keranjang anyaman digunakan orang untuk menyimpan bahan makanan. Agar tak bocor keranjang tersebut dilapisi dengan tanah liat di bagian dalamnya. Setelah tak terpakai keranjang dibuang keperapian. Kemudian keranjang itu musnah tetapi tanah liatnya yang berbentuk wadah itu ternyata menjadi keras. Teori ini dihubungkan dengan ditemukannya keramik prasejarah, bentuk dan motif hiasnya di bagian luar berupa relief cap tangan keranjang (Nelson, 1984 : 20).

b. Bahan dan Alat 1) Bahan

Sebelum mulai membuat gerabah, harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan gerabah tersebut. Bahan adalah media utama yang akan digunakan untuk membuat gerabah, berikut ini adalah bahan untuk membuat gerbah :

a) Tanah Liat

Tanah liat sebagai bahan utama dalam pembuatan gerabah.

b) Pasir

Pasir digunkan sebagai bahan campuran tanah liat, supaya tanah liat tidak mudah retak maupun pecah.

c) Air

Air digunakan untuk merendam atau mengadoni bahan tanah liat dan pasir agar tercampur dengan merata.

2) Alat

Dalam membuat gerabah juga diperlukan alat-alat yang dapat menunjang untuk membuat maupun memberikan hiasan. Berikut ini beberapa alat-alat yang digunakan dalam prses membuat gerbah : a) Kayu bulat/penggiling

Berguna untuk membuat media yang berbentuk lempengan.

commit to user

(18)

Gambar 2.1. Kayu penggiling untuk membuat lempengan (Sumber : Kartiyasa clay and hand tools specialist, 2013)

b) Meja putar

Berguna untuk memudahkan pengrajin membuat gerabah yang berbentuk silindris

Gambar 2.2. Meja putar untuk membuat gerabah silindris (Sumber : Wurihandoko, 2014)

c) Tali/benang pemotong

Digunakan untuk memotong tanah liat/mengambil gerabah yang masih basah dari meja putar.

commit to user

(19)

Gambar 2.3. Tali/benang pemotong untuk memindahkan benda (Sumber : kartiyasa clay and hand tools specialist, 2013)

d) Cetakan

Cetakan ini biasanya terbuat dari gips, bentuknya persis seperti model yang akan dibuat. Berguna untuk mencetak model gerabah.

Gambar 2.4. Cetakan yang terbuat dari gips

(Sumber : Kartiyasa clay and hand tools specialist, 2013)

e) Butsir

Berguna untuk membantu pembentukan tanah liat dan membuat motif pada gerabah.

commit to user

(20)

Gambar 2.5. Butsir kayu untuk memberikan motif (Sumber : Kartiyasa clay and hand tools specialist, 2013)

f) Tungku

Digunakan untuk membakar gerabah yang sudah kering.

Gambar 2.6. Tungku pembakaran (Sumber : Balar Sulut, 2014)

c. Teknik Pembuatan Gerabah

Agar dalam prosesnya mudah dan efektif, membuat benda yang terbuat dari bahan tanah liat diperlukan teknik. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan gerabah antara lain seperti teknik cetak tekan, teknik tuang, teknik pilin, teknik putar dan teknik lempeng.

1) Teknik Lempeng (Slabing)

Teknik lempeng yaitu untuk membuat benda yang berbentuk kubistis serta memiliki permukaan rata dan dengan menggunakan rol kayu penggilas teknik ini diawali serta dengan pembuatan lempengan commit to user

(21)

tanah liat. Dengan menggunakan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran yang diinginkan setelah menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama. Dengan demikian akan terbentuk bentuk kubus atau persegi yang kemudian pada saat tanah setengah kering tahap akhir diberi hiasan dengan cara ditoreh.

Gambar 2.7. Teknik lempeng (slabing)

(Sumber : Materi tertulis pembuatan gerabah, 2016)

2) Teknik Pijat (Pinching)

Teknik pijat merupakan cara membuat keramik dengan memijat tanah liat langsung menggunakan tangan agar tidak mengelupas dan lebih padat dengan menggunakan teknik ini. Berikut ini teknik pijat yang dilakukan dalam membuat keramik antara lain:

a) Ambil segumpal tanah liat plastis.

b) Cara membentuk dengan dipijit menggunakan ibu jari juga diulet - ulet juga dibentuk sesuai dengan bentuk benda yang diinginkan.

c) Gunakan kuas atau kain halus untuk menghaluskan

commit to user

(22)

Gambar 2.8.Teknik Pijat (Pinching)

(Sumber : Materi tertulis pembuatan gerabah, 2016) 3) Teknik Pilin (Coiling)

Teknik pilin yaitu tanah liat dibentuk seperti tali atau dipilin.

Teknik ini dengan segumpal tanah liat dibentuk pilinan ukuran dan panjang pilinan disesuaikan dengan kebutuhan dan disusun secara melingkar menjadi bentuk yang diinginkan dan setiap susunan ditekan juga ditambahkan air supaya menempel.

Gambar 2.9. Teknik pilin (coiling)

(Sumber : Materi tertulis pembuatan gerabah, 2016)

4) Teknik Putar (Throwing)

Teknik putar yaitu diperlukan alat pelarik dan alat putar elektrik.

Kemudian taruh ditengah - tengahnya dan taruh tanah liat di atas meja commit to user

(23)

putar dan tekan tanah liat sambil diputar sehingga membentuk bentuk yang diinginkan seperti bentuk bulat atau silindris.

Gambar 2.10. Teknik putar (Throwing)

(Sumber : Materi tertulis pembuatan gerabah, 2016)

5) Teknik Cetak Tekan (Press)

Teknik cetak tekan yaitu Dengan cara menekan tanah liat sesuai dengan bentuk cetakan. Dengan menggunakan teknik ini akan mendapatkan hasil yang cepat.

Gambar 2.11. Teknik cetak tekan (press)

(Sumber : Materi tertulis pembuatan gerabah, 2016)

6) Teknik Cor atau Tuang

Teknik cor atau tuang yaitu dengan menggunakan acuan alat cetak yang digunakan untuk membuat gerabah. Dengan menggunakan tanah commit to user

(24)

liat cair dalam teknik ini dan cetakan terbuat dari gips. Menggunakan bahan dari gips, karena bahan gips dapat menyerap air lebih cepat dan tanah liat menjadi cepat kering.

Gambar 2.12 : Teknik Cor atau Tuang (Sumber : Materi tertulis pembuatan gerabah, 2016)

d. Tahap Proses Pembuatan Gerabah

Dalam proses pembuatan gerabah ada beberapa tahap pembuatan, mulai dari mempersiapkan alat dan bahan hingga pada proses finishing.

Tahapan proses pembuatan gerabah : 1) Tahap persiapan

Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah :

a) Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur b) Mempersiapkan bahan campurannya

c) Mempersiapkan alat pengolahan bahan.

2) Tahap pengolahan bahan.

Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan alat pengolahan bahan yang dimiliki kriyawan. Alat pengolahan bahan yang dimiliki masing- masing kriyawan gerabah dewasa ini banyak yang sudah mengalami kemajuan jika dilihat dari perkembangan teknologi yang menyertainya.

Walaupun masih banyak kriyawan gerabah yang masih bertahan dengan peralatan tradisi dengan berbagai pertimbangan dianggap masih efektif. Pengolahan bahan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering dan basah. Pada umumnya pengolahan commit to user

(25)

bahan gerabah yang diterapkan kriyawan gerabah tradisional di Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah, karena waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan lebih lebih sedikit.

Sedangkan pengolahan bahan dengan teknik basah biasanya dilakukan oleh kriyawanyang telah memiliki peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan secara basah ini akan lebih banyak memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan secara kering. Misalnya : bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat penyerap air dan lain- lain.Pengolahan bahan secara kering dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

a) Penumbukan bahan sampai halus.

b) Pengayakan hasil tumbukan

c) Pencampuran bahan baku utama (tanah) dengan bahan tambahan (pasir halus atau serbuk batupadas, dll) dengan komposisi tertentu sesuai kebiasaan yang dilakukan kriyawan gerabah masing-masing.

Kemudian tanah yang telah tercampur ditambahkan air secukupnya dan diulek sampai ratadan homogen. Selanjutnya bahan gerabah sudah siap dipergunakan untuk perwujudan badangerabah.

Pencampuran ini bertujuan untuk memperkuat body gerabah pada saat pembentukan danpembakaran.

3) Tahap pembentukan badan gerabah.

Beberapa teknik pembentukan yang dapat diterapkan, antara lain : teknik putar (wheel/throwing),teknik cetak (casting), teknik lempengan (slab), teknik pijit (pinching), teknik pilin (coil), dan gabungan daribeberapa teknik diatas (putar+slab, putar+pijit, dan lain-lain).

Pembentukan gerabah ini juga dapat dilihatdari dua tahapan yaitu tahap pembentukan awal (badan gerabah) dan tahap pemberian dekorasi/ornamen.Umumnya kriyawan gerabah dominan menerapkan teknik putar walaupun dengan peralatan yangsederhana. Teknik pijit adalah teknik dasar membuat gerabah sebelum dikenal teknik commit to user

(26)

pembentukan yanglain. Teknik ini masih digemari oleh pembuat keramik Jepang untuk membuat mangkok yangmementingkan sentuhan tangan yang khas.

4) Tahap pengeringan.

Proses pengeringan dapat dilakukan dengan atau tanpa panas matahari. Umumnya pengeringangerabah dengan panas matahari dapat dilakukan sehari setelah proses pembentukan selesai.

5) Tahap pembakaran.

Proses pembakaran (the firing process) gerabah umumnya dilakukan sekali, berbeda denganbadan keramik yang tergolong stoneneware atau porselin yang biasanya dibakar dua kali yaitu pertamapembakaran badan mentah (bisque fire) dan pembakaran glazur (glaze fire). Kriyawan tradisional padamulanya membakar gerabahnya di ruangan terbuka seperti di halaman rumah, di ladang, atau di lahankosong lainnya. Menurut Daniel Rhodes model pembakaran seperti ini telah dikenal sejak 8000 B.C. dandisebut sebagai tungku pemula (early kiln). Penyempurnaan bentuk tungku dan metode pembakarannyatelah dilakukan pada jaman prasejarah (Rhodes, Daniel, 1968:1). Sejalan dengan perkembanganteknologi dewasa ini, penyempurnaan tungku pembakaran keramik juga semakin meningkat denganefesiensi yang semakin baik. Penyempurnaan tungku ladang selanjutnya adalah : tungku botol, tungkubak, tungku periodik (api naik dan api naik berbalik).

6) Tahap Finishing

Finishing yang dimaksud disini adalah proses akhir dari gerabah

setelah proses pembakaran. Proses inidapat dilakukan dengan berbagai macam cara misalnya memulas dengan cat warna, melukis, menempelatau menganyam dengan bahan lain, dan lain-lain.

commit to user

(27)

e. Jenis Produksi

Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat dikenal dengan kerajinan gerabah atau keramik. Gerabah adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa, mulai dari dipijit, butsir, pilin dan pembakaran. Ada pun macam - macam produk gerabah, antara lain :

1) Kendi

Gambar 2.13. Kendi (Sumber : rumah kerajinan, 2017)

2) Tungku

Gambar 2.14. Tungku (Sumber : rumah kerajinan, 2017)

commit to user

(28)

3) Poci

Gambar 2.15. Poci

(Sumber : rumah kerajinan, 2017)

4) Kendil

Gambar 2.16. Kendil

(Dokumentasi : rumah kerajinan, 2017)

Gerabah yang digunakan untuk kepentingan rumah tangga biasanya bermotif sederhana atau polos, sedangkan gerabah-gerabah untuk kepentingan lain tentunya memerlukan motif yang lebih baik.

commit to user

(29)

B. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran pembuatan gerabah instruktur senantiasa mengharapkan agar pembelajaran tersebut berjalan secara efektif. Selain itu proses pembelajaran membuat gerabah juga sangat membutuhkan keterampilan dan kreativitas anak. Untuk membangun kreativitas siswa, instruktur harus membuat suasana dalam pembelajaran ersebut menarik dan menyenangkan.

Dengan proses penyampaian yang menarik dan menyenangkan akan membuat para pengunjung termotivasi untuk mengeluarkan kreativitas mereka masing- masing.

Oleh karenanya, dalam proses pembelajaran ini dapat menarik minat para pengunjung. Selain mereka belajar membuat keterampilan gerabah, mereka juga dapat bermain dengan media tanah liat dan menambah wawasan mereka.

Selama proses belajar mengajar berlangsung pendidik mendampingi peserta didiknya terdapat kompinen-komponen pembelajaran yang meliputi, tujuan, bahan ajar, sumber belajar, metode, alat dan media, evaluasi. Dari proses pelaksanaan pembelajaran dapat ditemukan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dari proses pembelajaran tersebut. Adapun bagan alur kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

commit to user

(30)

Gambar 2.19. Bagan Kerangka Berpikir Kampoeng Gerabah

Dewi Pajang

Proses Pembelajaran Faktor

Penghambat

Faktor Pendukung

Hasil Karya a. Tujuan

Pembelajaran

b. Model Pembelajaran c. Metode

Pembelajaran

d. Media Pembelajaran e. Evaluasi

Pembelajaran

commit to user

Gambar

Gambar 2.1. Kayu penggiling untuk membuat lempengan  (Sumber : Kartiyasa clay and hand tools specialist, 2013)
Gambar 2.4. Cetakan yang terbuat dari gips
Gambar 2.6. Tungku pembakaran  (Sumber : Balar Sulut, 2014)
Gambar 2.7. Teknik lempeng (slabing)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Penyusunan Laporan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Tehnik Universitas Muria Kudus..

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 85/KPTS/BPBD- SS/2017 tentang Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi

Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi hargapada jumlah yang sama