38
Motif Batik
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D) dengan hasil produk yang dikembangkan adalah video tutorial penciptaan desain motif batik ikon Boyolali di workshop Sriekandi Patra, dengan prosedur pengembangan menggunakan adaptasi langkah- langkah Sugiyono. Berikut ini pemaparan tahapan pengembangan:
1. Analisis Potensi dan Masalah
Dalam wawancara dengan instruktur workshop dan CSR Pertamina Fuel Terminal Boyolali, selaku pihak yang bertanggung jawab dalam kegiatan workshop.
Wawancara ini dilakukan pada 1 Juli 2021 dengan ibu Sri Suwarni dan kemudian dilanjutkan wawancara dengan pihak CSR Pertamina Fuel Terminal Boyolali dengan Afiarta Akbar Alfiansyah S.Ant. pada tanggal 14 Juli 2021. Wawancara mengenai kegiatan dan kendala yang dilakukan dalam workshop Sriekandi Patra, sehingga diperoleh hasil wawancara mengenai kendala yang dihadapi dalam pembuatan karya batik terutama tentang inovasi desain batik yang berada di workshop Sriekandi Patra, corak motif batik yang diproduksi cenderung bentuk- bentuk geometris yang masih sederhana dan beberapa motif flora sederhana, serta kurangnya sebuah media pembelajaran juga menjadi salah satu kendala dalam menciptakan sebuah desain karya batik yang kurang mengeksplorasi keragaman bentuk lingkungan sekitar.
Maka dari latar belakang kesulitan yang dihadapi terutama instruktur dalam mengembangkan desain motif batik dalam kegiatan workshop pembelajaran batik di workshop Sriekandi Patra diharapkan adanya video tutorial untuk menambah pengetahuan mengenai penciptaan sebuah motif desain batik sehingga dapat selalu
berinovasi dalam karya batik. Terutama dalam penelitian ini peneliti ingin menciptakan desain motif batik yang bersumber ide ikon Boyolali.
a. Analisis Kebutuhan Instruktur
Analisis ini dilakukan guna menemukan permasalahan yang dihadapi oleh instruktur dalam kegiatan pengolahan desain batik di workshop. Berdasarkan wawancara bersama instruktur workshop tentang kendala yang dihadapi selama workshop berdiri kurun waktu 4 tahun ini, diperoleh hasil wawancara yaitu instruktur kurang memahami dengan proses penciptaan desain batik sehingga desain batik yang diproduksi di workshop kurang mengeksplorasi keanekaragaman alam lingkungan sekitar. Selain itu instruktur juga mengalami kendala saat akan memberikan penjelasan mengenai langkah saat melakukan proses penciptaan kepada peserta didik terlebih peserta didik memiliki kendala disabilitas. Instruktur mengharapkan adanya sebuah inovasi desain beserta media dalam proses pembelajaran kepada peserta didik yang dijelaskan secara bertahap sehingga instruktur dan peserta didik dapat memahami dengan mudah dan dapat memiliki gambaran dari suatu proses penciptaan desain.
b. Analisis Desain Batik Workshop Sriekandi Patra
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karya desaian batik serta karya batik yang dibuat di workshop Sriekandi Patra oleh peserta didik workshop yang memiliki disabilitas
Tabel 4.1 Contoh Desain Workshop Sriekandi Patra
Desain Motif Batik Analisis
Gambar 4.1. Contoh Desain Batik
Desain Motif batik contoh yang pertama ini merupakan hasil karya peserta didik workshop oleh Srilestari. Motif desain cenderung menggunakan bentuk-bentuk yang sederhana dan belum mengeksplorasi bentuk. Corak motif batik seputar bentuk- bentuk flora (daun) dan motif batik kawung.
Gambar 4.2. Contoh Desain Batik
Desain Motif batik contoh yang pertama ini merupakan hasil karya peserta didik workshop oleh siti marifatul. Motif desain cenderung menggunakan garis-garis yang sederhana dan pengulangan desain yang belum dilakukan dengan baik. Serta adanya motif seperti ranting-ranting dengan daun yang belum dilakukan penggubahan yang baik.
Tabel 4.2 Contoh hasil Karya batik
Karya Batik Analisis
Gambar 4.3. Karya Batik
Karya Batik ini adalah contoh pertama produk batik di workshop Sriekandi Patra.
Motif batik ini menggunakan bentuk garis- garis yang disusun secara vertikal dan horizontal membentuk seperti anyaman bambu.
Gambar 4.4. Karya Batik
Karya batik ini adalah contoh ke dua produk batik di workshop Sriekandi Patra. Motif batik ini mengekplorasi bentuk daun (flora) yang di gayakan dengan motif daun yang diwarna dan tidak diwarna.
2. Pengumpulan Data (Informasi)
Pengumpulan data ini didapat dari hasil observasi dan wawancara mengenai kendala dalam proses pembelajaran dalam penciptaan karya desain batik dalam workshop sriekandi patra. Hasil analisis dari pengumpulan data tersebut menunjukkan bahwa workshop memerlukan adanya sebuah media pembelajaran
penciptaan desain batik dengan ekplorasi menggunakan sumber ide ikon kota Boyolali guna menunjang potensi yang ada dalam kegiatan berkarya batik di workshop Sriekandi Patra.
3. Desain Produk
1. Media Video Tutorial
Dalam tahapan perencanaan ini, dilakukan pembuatan flowchar dan storyboard yang digunakan sebagai media pembelajaran Video Tutorial Penciptaan Desain Motif Batik Ikon Boyolali Di Workshop Sriekandi Patra.
a. Pembuatan Flowchart Media Video Tutorial PENGANTAR PEMBUKA
Berisikan video tentang gambaran singkat beberapa ikon kota Boyolali
HALAMAN JUDUL
Berisikan tulisan judul: Video Tuturial Penciptaan Desain Motif Batik
PERKENALAN
Talent memperkenalkan diri dan mempersembahkan media video tutorial tersebut
PENGANTAR MEDIA VIDEO
Di isi dengan prosedur sebuah penciptaan dari SP.Gustami mengenai langkah penciptaan desain
TUTORIAL PENCIPTAAN DESAIN - Penentuan sumber ide
- Pembuatan lipatan kertas membantu desain supaya sanggit - Pembuatan sketsa
- Penampilan desain dalam bentuk digital
- Memindahkan desain master ke dalam permukaan kain - Melakukan repetisi
- Hasil akhir desain diatas permukaan kain
PENUTUP
- Talent memperlihatkan hasil akhir karya desain yang dibuat di permukaan kain
- Credit title berupa nama talent, dosen pembimbing, nama prodi, universitas dan tempat penelitian dilakukan
b. Pembuatan Storyboard Video Tutorial
Point yang dibuat dalam storyboard adalah sebagai berikut 1. Bagian pengantar video
Memuat tayangan awal dengan tampilan beberapa ikon kota Boyolali
Gambar 4.5. Bagian Pengantar Video
2. Cover
Memuat judul Video Tutorial yang akan di tampilkan
Judul : “VIDEO TUTORIAL PENCIPTAAN DESAIN MOTIF BATIK”
Gambar 4.6. Cover Video
3. Prosedur Penciptaan desain Batik
Menjelaskan proses penciptaan menurut SP Gustami
dalam sebuah karya seni khususnya dalam karya seni kriya secara metode penciptaan melalui tiga tahapan utama yaitu :
a. Eksplorasi (pencarian sumber ide,konsep,serta landasan dalam penciptaan)
b. Perancangan (rancangan desain karya) c. Perwujudan (pembuatan karya).
Gambar 4.7. Perancangan
4. Menentukan Sumber Ide
Gambar 4.8.Sumber Ide
5. Lipatan kertas Sanggit
Memperlihatkan cara membuat kertas yang dipergunakan untuk mempermudah desain supaya sanggit
Gambar 4.9.Melipat Kertas Bantu untuk sanggit
6. Pembuatan Sketsa
Memperlihatkan saat menggambar sketsa desain batik
Gambar 4.10. Menggambar Sketsa
7. Tampilan desain dalam bentuk master desain
Menampilkan master desain kain dengan ukuran 50x50 cm
Gambar 4.11. menampilkaan desain master
8. Tampilan desain ke kain
Menampilkan desain master memindahkan desain ke atas permukaan kain
Gambar 4.12. memindahkan desain ke atas permukaan kain
9. Tampilan Hasil Akhir
Menampilkan hasil akhir desain dalam permukaan kain
Gambar 4.13. Desain di permukaan kain
10. Tampilan desain
Menampilkan tiga desain hasil penciptaan
Gambar 4.14 karya desain batik
11. Penutup
Gambar 4.15 Penutup video
c. Pembuatan Media pembelajaran Video Tutorial Penciptaan Desain Motif Batik Ikon Boyolali di Workshop Sriekandi Patra
Dalam pembuatan sebuah media pembelajaran video tutorial penciptaan karya motif desain batik ini melewati beberapa langkah yang kemudian digabungkan menjadi satu langkah. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah:
1) Konsep
Peneliti membuat konsep terlebih dahulu mengenai isi materi yang akan disampaikan dalam video tutorial, materi disini adalah proses atau langkah- langkah dlam penciptaan desain motif batik, tutorial untuk mempermudah penentuan desain agar sanggit dengan bantuan kertas yang dilipat, penentuan sumber ide hingga sampai pada pemindahan desain keatas permukaan kain.
Persiapan disini yang dimaksud adalah dengan pembuatan sebuah flowchart dan storyboard, berguna untuk menentukan tempat pengambilan gambar video, serta pemilihan desain batik yang dipilih untuk menjadi bahan yang digunakan saat pengambilan video. Pengaturan plot dilakukan dengan mengurutkan semua peristiwa atau poin-poin yang harus ditayangkan dalam sebuah video. Durasi video diatur sedemikian ringkas agar tidak terlalu cepat atau lambat mengingat sasaran peneliti adalah peserta didik yang memiliki kekurangan disabilitas. Selanjutnya adalah penentuan mengenai bagaimana pengeditan video dilkukan dan aplikasi yang dipilih untuk editing
2) Penciptaan Desain Motif Batik Ikon Boyolali
Proses setelah adanya konsep dasar dalam membuat media adalah mementukan sebuah desain yang akan selanjutnya diberikan dalam media pembelajaran. Peneliti dalam hal ini membuat tiga karya desain batik, dengan rincian satu desain untuk digunakan materi dalam media video pembelajaran. Serta kedua desain digunakan sebagai alternatif desain yang dibuat untuk workshop Sriekandi Patra. Berikut merupakan penjabran dari ketiga desain:
a. Desain Batik Pertama Judul : Suro Puspo Warno
Teknik : Batik Tulis Master : 50 x 50cm
Desain pertama ini terinspirasi dari visualisai ikon Boyolali yang dipadukan antara ikon flora dan fauna yang ada di Boyolali. Ikon yang dipilih dalam desain ini adalah sapi, lele, tembakau. Motif sapi, lele, tembakau dan pepaya ini dipilih sebagai motif utama dalam batik. Visualisasi didukung dengan motif kepala sapi, tembakau, lele, bunga tembakau, serta ditambah dengan adanya visualisasi monumen susu tumpah yang di buat dalam desain batik kali ini. keseluruhan motif disusun secara melingkar supaya terkesan memiliki makna yang tidak akan putus dan selalu berputar, yang mengibaratkan komoditas yang menjadi ikon kota Boyolali selalu berkembang dan menjadi ciri khas kota Boyolali. Teknik yang digunakan dalam membuat motif desain batik ini menggunkan teknik stilasi dimana visualisai kepala sapi yang digayakan dengan memberikan ornamen pada motif di kulit kepala sapi, lele yang distilasi dengan posisi lele seperti sedang berenang, monumen susu tumpah dengan tumpahan susu yang digayakan dengan garis lengkungan sehingga terkesan luwes, daun tembakau yang berada mengapit di samping kanan-kiri dalam desain, pepaya dan bunga tembakau yang sedang mekar yang diletakkan pada atas kepala sapi. Desain master pada desain ini dibuat dengan ukuran 50x50cm.
Gambar 4.16. Dessain Motif Batik 1
b. Desain Motif Batik Kedua
Judul : Jabresan ngapit Suro (lele yang mengapit sapi) Teknik: Batik Tulis
Master :50 X 50 cm
Desain kedua ini memvisualisasikan komuditas dari lele dan sapi sebagai salah satu ikon di kota Boyolali dari bagian fauna, yang mendapat inspirasi dari kampung lele di sawit Boyolali merupakan tempat penghasil lele terbesar dan telah diresmikan sebagai ikon kota Boyolali, serta ikon sapi dimana patung sapi yang berada di kawasan kantor kabupaten Boyolali yang menjadikan sapi merupakan ikonik kota Boyolali.
Motif kepala sapi dan lele yang menjadi motif utama yang dipilih dengan alasan batik ini merupakan perpaduan fauna yang menjadi ikon kota Boyolali, diselipkan corak sapi yang identik dengan sapi perah serta visual garis lengkungan sebagai pemanis visual untuk menyatukan motif menjadi satu kesatuan, serta lele yang berada di kanan kiri mengapit kepala sapi. Kepala sapi yang digayakan dengan teknik stilasi dengan perpaduan corak yang menghiasi kepala sapi sebagai isen-isen untuk memperindah visual motif batik yang dibuat, serta lele yang menjadi pengaapit sapi dan dibentuk seperti melingkar atau lele yang sedang berenang bersama-sama sehingga membentuk visual yang luwes dan kesan harmonis, digayakan dengan stilasi dan distorsi atau penyederhanaan bentuk lele tersebut. Keduanya dilipih sebagai motif batik sebagai simbol komuditas kota Boyolali yang tersohor dan keduanya selalu berdampingan menjadi ikon kota Boyolali. Desain motif batik ini dibuat dengan desain master dengan ukuran 50x50cm
Gambar 4.17. Desain Motif Batik 2
c. Desain Motif Batik Ketiga
Judul : Sriekandi Pasuryan Kuto Boyolali Teknik : Batik Tulis
Master : 50 x 50cm
Desain ketiga ini memvisualisasikan komoditas yang menjadi ikon kota Boyolali berupa flora yang merupakan hasil bumi kota Boyolali yang melimpah.
Diantaranya adalah jagung, tembakau, dan buah pepaya, motif ini dipilih dengan alasan menampilkan motif batik dengan gabungan flora yang menjadi ikon kota Boyolali. Motif jagung, tembakau dan buah pepaya dipilih sebagai motif utama dalam desain batik kedua ini, diberikan sentuhan ikon dari workshop yang menggambarkan sosok sriekandi dan logo dari workshop, diletakkan di tengah dan terkesan motif tersebut mengitari sriekandi tersebut, hal ini di pilih untuk menciptakan kesan bahwa workshop Sriekandi Patra menjaga komuditas tersebut untuk ikon kota Boyolali dan dituangkan kedalam motif desain batik, adanya unsur pendukung lainnya yaitu bulatan berjumlah lima bulatan yang diatur dalam komponen motif batik yang dibuat untuk pemanis batik tersebut.
Motif desain batik ketiga ini diolah dengan teknik stilasi dengan meletakkan visualisai jagung yang berada di kanan kiri, daun tembakau yang berada di posisi bawah serta dibagian atas terdapat stilasi pepaya dengan bentuk
pepaya utuh dan pepaya yang sudah terbelah. Desain master pada desain ini dibuat dengan ukuran 50x50 cm
Gambar 4.18. Desain Motif Batik 3
3) Pengambilan Video
Proses pengambilan video dilakukan dari pengantar video tutorial, pembukaan, penyampaian prosedur atau langkah penciptaan, tutorial penciptaan desain motif batik hingga tahap akhir yaitu penampilan desain yang berada diatas permukaan kain. Pengambilan video dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2021 bertempat di dirumah talent yang berlokasi di Jl.Agung Timur 16, Mojosongo, Boyolali. Sedangkan untuk pengembilan video untuk pengantar awal video di ambil pada tanggal 10 Agustus 2021 yang berlokasi di kawasan lingkungan kabupaten Boyolali.
4) Pengambilan Suara atau dubbing
Pengambilan perekaman suara dipilih untuk mengurangi resiko suara terlalu pelan dalam video, atau mengalami kebocoran suara dari luar. Dubbing dilakukan sesuai dengan alur video yang telah ditentukan.
5) Penggabungan Video
Pada tahapan penggabungan video, audio, dan musik yang menajadi latar belakang digabung menjadi satu sesuai dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Pengeditan tahap pertama dilakukan mulai dari tanggal 11-15 Agustus 2021 oleh jasa edit video @kabegami.co yang berlokasi Kaliwungu,
Pager, Kabupaten Semarang. Proses editing menggunakan aplikasi Adobe Premier pro cc2018 serta after effect.
Langkah yang dilakukan untuk menggabungkan video ini adalah video terlebih dahulu diolah menggunakan Adobe Premier Pro cc2018, kemudian memasukan bagan dan suara dubbing dan tahapan yang terakhir dilakukan pengaturan musik latar belakang untuk video. Setelah video pertama selesai dan mendapat nilai dari ahli dan menghasilkan beberapa saran perbaikan, lalu dilakukan kembali pengeditan video tahap kedua yang dilakukan mulai dengan tanggal 1-3 September 2021.
4. Validasi Media Pembelajaran dan Desain
Pada tahapan validitas produk ini dilakukan penilaian oleh dosen ahli media dan dosen ahli materi (desain batik) guna mengetahui kelayakan media video tutorial dan penciptaan desain motif batik ikon boyolali yang telah dibuat oleh peneliti. Penilaian kelayakan dilakukan dengan mengisi angket untuk memperoleh data kuantitatif dengan lima pilihan jawaban dan data kualitatif berupa komentar serta saran perbaikan untuk media video dan desain yang diciptakan peneliti.
1) Validasi Ahli Media a) Data Kuantitatif
Validasi ahli media oleh Ibu Lalita Gilang, Ssn.,Mds. Selaku dosen S1 Desain Komunikasi Visual di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Media
No Aspek Persentase Kategori kelayakan
1. Aspek Visual 90% Sangat Layak
2. Aspek Audio 87% Sangat Layak 3. Aspek Bahasa dan
Tipografi
80% Sangat Layak
4. Aspek Pemrograman 100% Sangat Layak
Rata- rata 91,7% Sangat Layak
b) Data kualitatif
Ahli Media : Ibu Lalita Gilang, Ssn.,Mds.
Kritik dan Saran :
- Teknik pengambilan gambar, editing dan scoring(suara) sudah baik
- Kualitas video dari segi revolusi baik, sehingga video sudah terlihat dengan jelas
- Saat proses melipat kertas yang bertujuan untuk mempermudah proses sanggit sebaiknya diberikan teks untuk memperjelas video
- Saat penjabaran karya desain batik yang terakhir diberikan pengantar penjelasan bagaimana desain tersebut dibuat.
Hasil penilaian kelayakan media pembelajaran dari ahli media mendapatkan hasil dari aspek visual 90%, aspek audio 87%, aspek bahasa dan tipografi 80%, dan aspek pemrograman 100% dimana sesuai dengan tabel 3.8., masuk dalam kategori sangat layak dan perolehan rata-rata persentase 91,7% dengan kategori sangat layak.
2) Penilaian Dosen Ahli Materi (Desain) a) Data Kuantitatif
Validasi ahli media oleh Ibu Apika Nurani Sulistyati, S.Sn. Selaku dosen S1 Kriya Tekstil yang mengampu mata kuliah struktur tekstil di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tabel 4.4. Hasil Validasi Dosen Ahli Materi (Desain)
No Aspek Presentase Kriteria
1.
2.
3.
2.
Desain 1 Desain 2 Desain 3
61,7%
65%
67%
Layak Layak Layak
Rata-rata 64,7% Layak
b) Data Kualitatif
Ahli Materi (Desain) : Apika Nurani Sulistyati, S.Sn.
Kritik dan Saran :
1. Pemilihan objek sebaiknya mempertimbangkan anatara elemen.
2. Menentukan satu ikon utama. Misalnya ikon hewan khas sebaiknya tidak disandingkan dengan hewan khas lainnya.
3. Perlu dipertimbangkan dengan pembagian proporsi antara motif-motif utama, pendukung dan isen-isen.
Hasil penilaian kelayakan materi (desain) dari ahli mendapatkan Nilai desain pertama 61,7%, desain kedua 65% dan desain ketiga 67% dan didapat rata-rata 64,7% dimana sesuai dengan tabel indikator 3.8 presentase sebesar 61-80% termasuk dalam kategori layak. Dan hasil dari penilaian termasuk dalam kategori layak.
5. Revisi Media dan Desain (Validasi tahap kedua)
Revisi media pada tahapan penelitian dan pengembangan ini dilakukan setelah produk berupa video tutorial dan desain penciptaan motif batik divalidasi oleh dua validator ahli dari media dan desain batik. Penilaian hasil validasi oleh para ahli berupa komentar dan saran yang digunakan sebagai bahan untuk peneliti melakukan sebuah perbaikan dalam media dan desain yang telah dibuat sebelumnya.
Hasil revisi media video tutorial dan penciptaan desain motif batik sebagai berikut:
a) Tabel 4.5.Revisi Media Video Tutorial
Sebelum Revisi Setelah Revisi
Menampilkan kertas pembantu untuk menentukan sanggit dalam
menggambar desain
Setelah revisi telah ditampilkan teks yang lebih jelas dan teks tahapan melipat kertas membantu untuk desain supaya sanggit
Menampil proses menggambar diatas permukaan kain namun belum menampilkan hasil akhir keseluruhan di kain.
Sudah menampilkan proses saat menggambar dipermukaan kain dan hasil akhir keseluruhan di permukaan kain.
b) Tabel 4.6.Revisi Desain Batik
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Desain pertama Suro Puspo Warno
Desain pertama setelah revisi Suro Puspo Warno
-Komposisi desain belum terfokus
-Keseluruhan elemen sama-sama kuat
Desain kedua sebelum revisi
Motif sapi dan lele sebaiknya tidak disandingkan
- Komposisi sudah
terfokusnkan sapi dan lele dan bagian lain sebagai motif pendukung
- Desain motif sudah dibedakan ukuran supaya tidak terkesan sama-sama kuat
Desain kedua setelah revisi
Setelah revisi sudah diberikan pembatas antara desain lele dan sapi dan tidak terkesan saling mendominasi
Desain ketiga
Sriekandi Pasuryan Kutho Boyolali
Desain ke tiga
Sriekandi Pasuryan Kutho Boyolali
Tabel 4.7. Hasil Validasi Revisi Media Video Tutorial
a) Vaidasi revisi oleh Dosen Ahli : Ibu Lalita Gilang, S.Sn.,M.Ds
No Aspek Presentase Kategori
1.
Visual 100% Sangat layak
2.
Audio 100% Sangat Layak
3.
Bahasa dan tipografi 100% Sangat Layak
4.
Pemrograman 100% Sangat Layak
Rata-rata presentase 100% Sangat Layak
b) Data Kualitatif :
Menurut dari tabel 4.7. menunjukkan bahwa adanya sebuah revisi telah memperbaiki kekurangan yang sebelumnya ada dalam media video tutorial. Dari hasil tersebut aspek dari visual, audio, bahasa dan tipografi serta pemrograman memperoleh presentase 100%, dimana sesuai dengan tabel 3.8 sudah masuk dalam kategori sangat layak.
Tabel 4.8. Hasil Validasi Revisi Oleh Dosen Ahli Ibu Apika Nurani Sulistyati, S.Sn.,M.Sn
a) Validasi Revisi Ahli Materi (Desain) Ibu Apika Nurani Sulistyati.,S.Sn.,M.Sn
No Aspek Persentase Kategori
1. Desain 1 76,7% Layak
2. Desain 2 80% Layak
3. Desain 3 75% Layak
Rata-rata 77% Layak
b) Data Kualitatif
Menurut dari tabel 4.8. menunjukkan bahwa adanya sebuah revisi telah memperbaiki kekurangan yang sebelumnya ada dalam desain motif batik. Dari hasil tersebut desain pertama mendapat persentase 76,7%, desain kedua 80%, desain ke tiga 75%. Dengan hasil rata-rata persentase 77% dimana sesuai dengan tabel 3.8 sudah masuk dalam kategori layak.
Hasil revisi media video dan desain batik yang dilakukan merupakan langkah dari tahapan ketiga dari langkah penciptaan menurut S.P Gustami yakni dalam tahapan perwujudan. Dari ketiga desain yang telah diciptakan oleh peneliti dan divalidasikan kembali, kemudian hasil dari desain di wujudkan untuk sebuah media berupa tutorial penciptaan desain motif batik yang bersumber ide dari ikon
kota boyolali. Hasil dari produk ini nantinya akan di evaluasi kembali melalui uji lapangan oleh CSR Pertamina, instruktur workshop, serta peserta didik workshop.
6. Uji Coba Produk (Uji Lapangan Skala Terbatas)
Uji coba produk dilakukan setelah melewati proses validasi dan revisi desain yang diberikan oleh dosen ahli media dan dosen ahli materi (desain). Produk yang dikembangkan diuji ke lapangan dengan membrikan angket kepada instruktur workshop dan peserta didik. Uji coba ini bersifat terbatas,sehingga hanya dilakukan oleh perwakilan salah satu dari instruktur dan peserta didik workshop sriekandi patra dengan menggunakan teknik Sampling Purposive. Teknik sampling Purposive merupakan teknik untuk mementukan sample dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015:124). Pada pemilihan sample ini menggunakan pertimbangan jumlah instruktur yang berjumlah tiga orang dan dipilih salah satu untuk uji lapangan skala terbatas dan pemilihan salah satu peserta didik dari jumlah peserta empat orang, dipilih dari ketegori disabilitas yang ringan yaitu peserta didik bernama Lestari Budi Mulyani pengidap disabilitas daksa. Hasil uji coba tersebut kemudian ditabulasikan agar mendapat hasil yang sistematis. Menggunakan rumus sebagai berikut:
n = ∑ Jumlah skor yang diperoleh
∑ Skor jawaban tertinggi x butir instrumen x jumlah responden
Gambar 4. Rumus penentuan skor ideal (Sumber: Sugiyono,2015: 422)
Berikut merupakan tabel hasil dari uji coba dengan skala terbatas yang dilakukan peneliti dengan salah satu instruktur dan peserta didik workshop sriekandi patra:
Tabel 4.9. Hasil Uji Coba Skala Terbatas Instruktur Workshop
No Aspek Presentase Kategori
1. Media Video
80% Layak
2. Hasil Penciptaan Desain Motif batik
77,5% Layak
Rata-rata 78,7% Layak
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui presentase hasil uji coba dengan skala terbatas dengan instruktur workshop. Menunjukkan hasil bahwa aspek dari media video pembelajaran memperoleh persentase sebesar 80% dan hasil dari penciptaan desain motif batik memperoleh 77,5%. Dan diperoleh rata-rata hasil persentase 78,7% dengan kategori layak.
Tabel 4.10. Hasil Uji Coba Skala Terbatas Peserta Didik Workshop
No Aspek Presentase Kategori
1. Media Video Tutorial
76% Layak
2. Desain Batik
80%
Layak Rata-rata 78% Layak
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui presentase hasil uji coba dengan skala terbatas dengan peserta workshop. Menunjukkan hasil bahwa aspek dari media video tutorial memperoleh persentase sebesar 76% dan hasil dari desain motif batik memperoleh 80% Dan diperoleh rata-rata hasil persentase 78% dengan kategori layak.
7. Revisi Produk
Secara keseluruhan instruktur dan peserta didik dalam penilaian angket skala terbatas sudah menilai produk dengan cakupan kriteria yang layak pada data kuantitatif yang disajikan dalam tabel 4.9 dan tabel 4.10. sedangkan untuk data kualitatif berupa komentar atau saran dalam skala terbatas untuk memperbaiki desain produk yang peneliti kembangkan. Hasil uji coba dengan skala terbatas menunjukkan respon yang positif serta antusias dengan adanya sebuah media pembelajaran serta penciptaan desain batik yang berguna untuk menambah pengetahuan serta desain motif batik dalam workshop, pada pengembangan media video tutorial dan penciptaan desain motif batik dengan sumber ide ikon kota Boyolali, dengan respon instruktur serta peserta didik yang positif terhadap produk media video tutorial serta pengembangan desain motif batik maka revisi produk pada tahap awal ini tidak dilakukan, hal ini mengingat kembali dengan keterbatasan waktu peneliti dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu pengembangan media video tutorial penciptaan desain motif batik ikon boyolali ini masih memiliki keterbatasan.
8. Uji Pemakaian (Uji Lapangan Skala Luas)
Uji pemakaian atau uji lapangan dengan skala luas dilaksanakan pada tanggal 7 dan 9 September 2021, dilakukan dengan seluruh Instruktur workshop, peserta didik workshop dan pegawai CSR Pertamina Fuel Teras Boyolali. Sebelum masuk dalam tahapan penilaian peneliti menampilkan hasil dari media video tutorial proses penciptaan desain motif batik dan hasil dari penciptaan desain motif batik yang berjumlah tiga desain dengan menggunakan sumber ide ikon kota Boyolali. Data yang diperoleh dari instruktur, peserta didik dan pegawai CSR Pertamina ditampilkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11. Hasil Uji Pemakaian (Skala Luas) Instruktur Workshop No Instruktur Total Nilai Persentase Kriteria
1.
Sri Suwarni 72 96% Sangat Layak
2.
Siti Fatimah 71 94,7% Sangat Layak
3.
Sri Maryatun 71 94,7% Sangat Layak
Total 214 95% Sangat Layak Berdasarkan tabel 4.11 diketahui hasil uji pemakaian atau uji lapangan dengan skala luas dari instruktur workshop yang berjumlah tiga instruktur. Instruktur pertama memeroleh total skor 72, instruktur kedua memeroleh total skor 71 dan instruktur ketiga memroleh total skor 71. Dengan jumlah total 214 dan rata-rata persentase 95%.
masuk dalam kategori sangat layak.
Tabel 4.12. Hasil Uji Pemakaian (Skala Luas) Peserta Workshop
NO Peserta Didik Total Nilai Persentase Kategori
1. Lestari Budi M 38 95% Sangat Layak
2. Dermawan Fadil A S 36 90% Sangat Layak
3. Siti Marifatul K 37 92,5% Sangat Layak
4. Sri Sulastri 36 90% Sangat Layak
Total 147 91,75% Sangat Layak
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui hasil uji pemakaian atau uji lapangan dengan skala luas dari peserta workshop yang berjumlah empat peserta didik menunjukkan peserta didik pertama memperoleh total skor 38, peserta didik kedua memeroleh total skor 36, peserta didik ketiga memperoleh total skor 37 dan peserta didik keempat memperoleh total skor 36 dari keseluruhan aspek hasil dari media video tutorial dan hasil desain, dengan jumlah total 147 dan rata-rata peresentase 91,75% masuk dalam kategori sangat layak.
Tabel 4.13. Hasil Uji Pemakaian (Skala Luas) CSR Pertamina Fuel Teras Boyolali
Aspek
Indikator Total Nilai Persentase Kriteria
Media Video
-visual -audio -materi -tipografi
19 95% Sangat Layak
Hasil Penciptaan Desain Motif Batik
-desain batik -nilai kearifan lokal Boyolali
34 97% Sangat Layak
Total 53 96% Sangat Layak
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui hasil uji pemakaian atau uji lapangan dengan skala luas dari penilain CSR Pertamina Fuel Terminal Boyolali, dalam keseluruhan aspeknya menunjukkan hasil dari media video tutorial dengan jumlah total 19 dan rata- rata persentase 95%. Sedangkan perolehan hasil dari desain motif batik yang bersumber ide dari ikon kota Boyolali menunjukkan total skor 34 dengan rata-rata persentase 96%. Dengan total keseluruhan skor adalah 53 dan rata-rata peresentase 96% masuk dalam kategori sangat layak.
B. Perwujudan Hasil Akhir Pengembangan Video Tutorial Penciptaan Desain Motif Batik Ikon Boyolali
Dalam Penelitian dan Pengembangan ini produk yang dikembangkan adalah video tutorial serta desain motif batik dengan sumner ide ikon kota Boyolali. Hasil akhir dalam penelitian ini adalah media video pembelajaran sebuah penciptaan desain batik yang berguna sebagai media dalam proses pembelajaran dalam komunitas workshop Sriekandi Patra, serta tiga desain batik ikon Boyolali dengan berbentuk desain master batik dengan ukuran 45x60 cm beserta contoh alternatif warna yang akan dibuat untuk workshop Sriekandi Patra. Video tutorial penciptaan desain motif batik ikon Boyolali serta ketiga desain batik telah dilakukan validasi oleh dosen ahli dalam bidangnya, dan telah dilakukan uji coba skala terbatas serta uji coba skala luas yang memiliki hasil penilaian layak untuk digunakan. Berikut Merupakan produk yang peneliti kembangkan:
a. Media Video Tutorial Penciptaan Desain Motif Batik Ikon Boyolali Di Workshop Sriekandi Patra
Tautan link untuk mengakses video :
https://drive.google.com/file/d/1g6grbrpW3N7vrNZSQ741J3YXoGL W2N6Q/view?usp=drivesdk
b. Tabel 4.14. Hasil Karya Batik Workshop Sriekandi Patra Karya Batik Sebelum Ada
Media Video
Karya Batik Sesudah Ada Media Video
Dalam hasil karya batik yang ditampilkan dalam tabel 4.14.
menunjukkan perbedaan desain yang dibuat dalam workshop Sriekandi Patra. Desain yang dibuat setelah adanya video tutorial sudah menunjukkan perkembangan dengan menggali sumber ide terutama dari ikon kota Boyolali yang dibuat dalam karya batik dengan ukuran kain 105 x 2,5m. Hasil wawancara bersama instruktur workshop yang dilakukan setelah adanya video tutorial penciptaan desain motif batik ini mereka merasa terbantu dan mendapat pengetahuan baru berkaitan dengan proses penciptaan sebuah desain motif batik dan merasa memiliki gambaran desain yang baru. Hasil akhir penelitian kuantitatif dan kualitatif serta dilakukan tahap revisi berdasarkan komentar dan
saran dari validator maupun dari pihak instruktur workshop Sriekandi Patra, pegawai CSR pertamina fuel teras Boyolali. Menunjukkan penilaian kuantitatif oleh dosen ahli media dengan total keseluruhan maksimal sebesar 60 dengan persentase sebesar 100% sedangkan dosen ahli materi (desain batik) dengan total keseluruhan maksimal sebesar 60 dengan persentase sebesar 77%. Dengan persentase yang diperoleh dari dosen ahli media dan materi maka produk pengembangan berupa video tutorial penciptaan desain motif batik dengan sumber ide ikon kota Boyolali di komunitas workshop Sriekandi Patra mendapat kriteria penilaian sangat layak. Penilaian uji produk pada instruktur, pegawai csr pertamina fuel teras Boyolali dan peserta didik terbagi dari uji lapangan skala terbatas dan skala luas. Dengan hasil persentase skala terbatas dari instruktur sebesar 78% sedangkan peserta didik sebesar 78,7% dan skala luas instruktur dengan persentase 95% dan 91,75% untuk peserta didik dan 96% penilaian dari pegawai CSR pertamina fuel Teras Boyolali.
Dengan keseluruhan penilaian masuk dalam kategori sangat layak.
c. Desain Motif Batik Dengan Sumber Ide Ikon Kota Boyolali (setelah revisi)