PRAKTIKUM KIMIA ASAM BASA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS, KEMAMPUAN MULTIPEL REPRESENTASI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia
oleh Indra Lesmana
NIM 1201006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PRAKTIKUM KIMIA ASAM BASA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS, KEMAMPUAN MULTIPEL REPRESENTASI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK
oleh Indra Lesmana
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia
© Indra Lesmana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PRAKTIKUM KIMIA ASAM BASA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS, KEMAMPUAN MULTIPEL REPRESENTASI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK
ABSTRAK
PROJECT-BASED ACID-BASE CHEMISTRY EXPERIMENT TO IMPROVE VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT CRITICAL THINKING
DISPOSITIONS, MULTIPLE REPRESENTATION ABILITY AND CONCEPT MASTERY
ABSTRACT
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ....i
LEMBAR PENGESAHAN ... ...ii
PERNYATAAN ... ..iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... ..iv
ABSTRAK ... ..vi
DAFTAR ISI ... .vii
DAFTAR TABEL ... ...x
DAFTAR GAMBAR ... .xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.
BAB II PRAKTIKUM KIMIA ASAM BASA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN DISPOSISI BERPIKIR KRITIS, KEMAMPUAN MULTIPEL REPRESENTASI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMK
A. Pembelajaran Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined. B. Disposisi Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. C. Multipel Representasi Kimia... Error! Bookmark not defined. D. Penguasaan konsep... Error! Bookmark not defined. E. Analisis Materi Asam Basa Berdasarkan Multipel Representasi ... Error! Bookmark not defined.
F. Analisis Konsep Asam Basa ... Error! Bookmark not defined. G. Hasil Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan ... Error! Bookmark not defined. 1. Gambaran Umum Model Praktikum Berbasis Proyek Pada Materi Asam
Basa ... Error! Bookmark not defined. 2. Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan .... Error! Bookmark not defined. 3. Kemampuan Disposisi Berpikir Kritis Pada Setiap Indikator ... Error!
Bookmark not defined.
4. Kemampuan Multipel Representasi Siswa Pada Setiap Level Representasi ... Error! Bookmark not defined. 5. Penguasaan Konsep Asam Basa Siswa Pada Setiap Label Konsep .... Error!
Bookmark not defined.
6. Tanggapan Siswa Mengenai Model Praktikum kimia asam basa Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined. 7. Tanggapan Guru Mengenai Pembelajaran Praktikum kimia asam basa
Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Disposisi Berpikir Kritis Siswa ... Error! Bookmark not defined. 2. Multipel Representasi Siswa ... Error! Bookmark not defined. 3. Penguasaan Konsep Siswa... Error! Bookmark not defined. 4. Tanggapan Siswa Mengenai Implementasi Pembelajaran Praktikum kimia
asam basa Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined. 5. Tanggapan Guru Mengenai Implementasi Model Pembelajaran Praktikum
kimia asam basa Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Utama Pembelajaran Berbasis Proyek . Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Analisis Level-Level Representasi Beberapa Senyawa Asam Basa
Arrhenius ... Error! Bookmark not defined. Tabel2.3.Analisis Level-Level Representasi Beberapa Senyawa Asam Basa
Bronsted-Lowry ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.4 Analisis Level-Level Representasi Senyawa BF3NH3 Berdasarkan Teori
Asam Basa Lewis ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.5 Representasi Titrasi Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) oleh HCl... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 2. 6 Analisis Konsep Asam-Basa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Kategori Gain Ternormalisasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Data Observasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Skor ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 1 Multipel Representasi Teori Asam Basa Arhenius dan Bronsted-Lowry
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 2 Multipel Representasi Dari Obat Hasil observasi ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Siswa Secara Umum ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Statistik Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Analisis Kemampuan Disposisi Berpikir Kritis Siswa Pada Setiap Indikator
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Uji Statistik %N-gain Indikator Kemampuan Disposisi Berpikir Kritis Pada
Setiap Label Konsep ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Uji Statistik %N-gain Indikator Disposisi Berpikir Kritis Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4. 8 Analisis Kemampuan Multipel Representasi Siswa Pada Setiap Level Representasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Uji Statistik %N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Setiap
Tabel 4.10 Uji Statistik %N-gain Indikator Multipel Representasi ..Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Analisis Penguasaan Konsep Siswa Pada Setiap Label Konsep ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Uji Statistik %N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Setiap Label Konsep ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13 Uji Statistik %N-gain Penguasaan Konsep Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 Analisis Tanggapan Siswa Mengenai Pembelajaran Praktikum Kimia
Berbasis Proyek ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Analisis Tanggapan Guru Mengenai Pembelajaran Praktikum Kimia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga Level Representasi Kimia ... 28 Gambar 2.2 Representasi makroskopik dari lakmus merah dan lakmus biru ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.3. Representasi simbolik dan submikroskopik dari ionisasi suatu asam kuat ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.4. Representasi simbolik dan submikroskopik dari ionisasi suatu asam
lemah (diadaptasi dari Phillips, 2002) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.5 Representasi submikroskopik proses hidrasi NaCl Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2.6 Representasi submikroskopik larutan garam NaClError! Bookmark not defined.
Gambar 2.7. Representasi Submikroskopik Garam NaX... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.8 Representasi submikroskopik larutan BH+Cl: kation terhidrolisis .. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.9 Representasi submikroskopik hidrolisis total larutan garam... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.10 Representasi Submikroskopik Larutan Penyangga Setelah Penambahan Sedikit H3O+ dan Penambahan OH- ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Alur Penelitian... 65 Gambar 4.1 Skor Rata-Rata Pretest, Postest dan %N-gain Kedua Kelompok .... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Nilai Rata-rata N-gain (%) Pada Indikator Truthseeking di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3 Nilai Rata-rata N-gain (%) Indikator Open Mindedness Di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 Nilai Rata-Rata N-gain (%) Inquisitiveness Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 5 Nilai Rata-Rata N-gain (%) Analytical Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.6 Nilai Rata-Rata %N-gain Systematicity Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 7 Kemampuan Representasi Makroskopik Siswa Kelas Eksperimen dan
Gambar 4.8 Kemampuan Representasi Simbolik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.9 Kemampuan Representasi Submikroskopik Siswa kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.10 Nilai Rata-rata N-gain (%) Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol. ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen...128
Lampiran A. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol... 147
Lampiran A. 3. Bahan ajar... 161
Lampiran B. 1. Kisi-Kisi Tes Terintegrasi...182
Lampiran B. 2. Indek Kesukaran dan daya beda...233
Lampiran B. 3. Lembar Angket...235
Lampiran B. 4. Pedoman Observasi Akvitas Siswa dan Guru...239
Lampiran B. 5. Lembar Kerja Siswa...243
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai masalah. Salah satu masalah yang sangat penting adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama ini masih berpusat pada guru dan masih bersifat menghafal sehingga kurang menghasilkan siswa-siswi yang memiliki kemampuan berpikir terutama berpikir kritis. Beberapa hasil penelitian mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia masih rendah. Hasil penelitian Ata (2013) menemukan bahwa siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan masih menampilkan kemampuan berpikir kritis yang rendah yang ditunjukkan oleh minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi, mengemukakan pendapat dan menalar. Mereka belum terbiasa menyelesaikan suatu masalah dengan baik dan cara mengambil suatu kesimpulan secara induksi dan deduksi masih sangat kurang dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan siswa, terutama siswa SMK agar dapat memecahkan masalah, membuat keputusan, mempelajari hal baru yang selalu muncul dalam dunia kerja. Galbreath dalam Arnyana (2006) mengemukakan bahwa pada abad pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) terutama berpikir kritis, merupakan kebutuhan bagi tenaga kerja yang handal. Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian pendidikan yang menunjukkan bahwa berpikir kritis mampu menyiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu serta dapat dipakai untuk pemenuhan kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi siswa, karena dapat mempersiapkan siswa untuk menjalani karier dan kehidupan nyatanya (Liliasari, 1996)
2
dapat mempersiapkan siswa untuk menjalani karier dan kehidupan nyatanya. Agar sumber daya manusia yang dihasilkan SMK sesuai dengan tuntutan di atas, maka pemerintah menetapkan Standar Kompetensi Lulusan SMK (PP MendikNas No. 23 Tahun 2006) yang memuat 23 standar kompetensi lulusan, dua di antaranya adalah membangun, menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif, demikian pula dalam berpikirnya untuk mengambil keputusan.
Fascione (2011) menjelaskan bahwa dalam mengembangkan dan menunjukkan kemampuan berpikir kritis terdapat dua hal yang menjadi perhatian, pertama adalah keterampilan berpikir kritis dan kedua adalah disposisi berpikir kritis. Seseorang tidak dapat disebut memiliki kemampuan berpikir kritis hanya karena memiliki keterampilan berpikir kritis saja tapi juga bagaimana sikap atau pendekatan (disposisi) yang dilakukannya dalam hidup dan kehidupannya. Lebih jauh Fascione (2011) memaparkan bahwa orang yang kurang memiliki disposisi berpikir kritis cenderung tidak peduli tentang apapun, tidak tertarik pada fakta, lebih suka untuk tidak berpikir, kurang matang dalam pertimbangan, kurang berminat dalam menunjukkan kemampuan bernalar, tidak sensitif, tidak memahami apa yang orang lain pikirkan, tidak adil ketika memutuskan kualitas suatu argumen, langsung pada kesimpulan atau menunda terlalu lama dalam membuat keputusan, dan tidak bersedia untuk menimbang ulang sebuah opini. Oleh karena itu, setiap mata pelajaran di sekolah khususnya SMK diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan salah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah mata pelajaran kimia.
3
terjun langsung ke dunia kerja, aspek produk, proses dan sikap dalam kegiatan praktikum sangat diperlukan. Untuk memberikan penekanan lebih besar pada aspek proses, siswa perlu diberi keterampilan seperti mengamati, menggolongkan, mengukur, berkomunikasi, menafsirkan data, dan bereksperimen secara bertahap sesuai dengan tingkat kemampuan berpikirnya dengan materi pelajaran yang terdapat pada kurikulum (Sinaradi, 1998).
Pada umumnya, praktikum kimia di laboratorium yang selama ini dilakukan di sekolah belum dapat memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Siswa hanya mengerjakan langkah-langkah sesuai dengan prosedur yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga kurang melatih kemampuan berpikirnya. Oleh karena itu diperlukan kegiatan praktikum yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir serta disposisi berpikir kritis siswa, salah satunya adalah praktikum kimia asam basa berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pedagogi yang terstruktur, melibatkan siswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian atau penggalian (inquiry) menggunakan pertanyaan yang otentik, membuat produk mulai dari merencanakan, merancang, dan merefleksi penciptaan produk sehingga siswa mengalami pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna (Doppelt, 2003; Dikti 2008). Hal ini sesuai dengan standar kompetensi lulusan yaitu membekali lulusan agar memiliki kemampuan untuk hidupnya dan dunia kerja.
Lingkungan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, kemampuan kreatif, harga diri dan motivasi (Hill & Smith dalam Frank & Barzilai, 2006). Siswa harus tahu bagaimana berpikir untuk bekerja sama dan belajar lebih terampil sebagai hasil dari proyek (Bellanca, 2012). Pembelajaran berbasis proyek menempatkan siswa dalam situasi yang kompleks. Siswa harus menganalisis masalah sendiri dan mempelajari pengetahuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan sering sekali mereka membutuhkan kerja sama kelompok untuk memecahkan masalah.
4
masalah kimia sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi (Kozma & Russell, 2005). Mode representasi kimia mencakup tiga level representasi yaitu makroskopik, submikroskopik dan simbolik (Treagust & Chandrasegaran, 2009). Realitas di lapangan, umumnya pembelajaran kimia belum mengembangkan secara utuh ketiga level tersebut, sehingga menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Secara terpisah Sopandi & Murniati, (2007); Farida, (2008) menemukan bahwa pada materi asam basa siswa lebih cenderung memecahkan masalah dengan representasi makroskopik dan simbolik, tetapi tidak bisa memecahkan masalah dengan representasi submikroskopik. Hal ini tentunya menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dari hambatan tersebut dipandang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan multipel representasi siswa khususnya siswa SMK program keahlian farmasi sebagai bekal untuk memahami kimia dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah di dunia kerja dan kehidupannya.
Salah satu materi kimia yang memerlukan multipel representasi adalah asam basa. Hal itu dikarenakan dalam materi asam basa terdiri dari konsep yang abstrak dan kompleks, sehingga siswa sulit dalam memahaminya. Hasil penelitian Orgencisi (2005) menunjukkan adanya miskonsepsi pada materi asam basa, salah satunya miskonsepsi yang terjadi adalah ketika siswa menentukan bahwa asam kuat hanya dapat bereaksi dengan basa kuat dan asam lemah hanya dapat bereaksi dengan basa lemah. Padahal konsep ini sangat mendukung untuk membuat sediaan obat dalam farmasi yang digunakan dalam mata pelajaran produktif ilmu resep. Realitas di lapangan kegiatan praktikum yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan multipel representasi siswa hanya berupa hafalan saja dan tentu saja hal ini tidak sejalan dengan tuntutan standar kompetensi lulusan, maka salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasinya adalah model praktikum kimia asam basa berbasis proyek.
5
B. Perumusan Masalah
Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana dampak praktikum kimia asam basa berbasis proyek terhadap disposisi berpikir kritis, kemampuan multipel representasi dan penguasaan konsep siswa SMK?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka pertanyaan operasional penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak praktikum kimia asam basa berbasis proyek terhadap disposisi berpikir kritis siswa SMK?
2. Bagaimana dampak praktikum kimia asam basa berbasis proyek terhadap kemampuan multipel representasi siswa SMK?
3. Bagaimana dampak praktikum kimia asam basa berbasis proyek terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa SMK?
4. Bagaimana pandangan siswa terhadap praktikum kimia asam basa berbasis proyek ?
5. Bagaimana pandangan guru terhadap praktikum kimia asam basa berbasis proyek ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kegiatan praktikum kimia asam basa berbasis proyek dan mengimplementasikannya.
D. Manfaat Penelitian
6
1. Sebagai bukti empiris mengenai penggunaan pembelajaran praktikum kimia asam basa berbasis proyek dalam meningkatkan kemampuan disposisi berpikir kritis siswa, menggunakan multirepresentasi kimia dan penguasaan konsep. 2. Bagi pendidik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam praktikum
kimia asam basa di Sekolah Menengah Kejuruan khususnya program keahlian farmasi.
3. Bagi siswa diharapkan memberikan pengalaman, meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang berguna dalam hidup dan kehidupannya kemudian meningkatkan kemampuan disposisi berpikir kritis, multirepresentasi asam basa dan penguasaan konsep.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Multipel Representasi
Multipel Representasi merupakan praktek mempresentasikan kembali konsep-konsep yang sama melalui berbagai bentuk yang meliputi bentuk verbal, grafik dan mode-mode bilangan atau pengungkapan konsep yang sama dalam formula berbeda. Adapun deskripsi level-level representasi kimia sebagai berikut :
a. Representasi Makroskopik
Representasi kimia yang diperoleh dari pengamatan nyata (tangible) terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat (visible) dan dipersepsi oleh panca indera (sensory level) atau dapat berupa pengalaman sehari-hari siswa
b. Representasi Submikroskopik
Representasi kimia untuk mengeksplanasi struktur dan proses pada level partikel (atom/molekular) mengenai fenomena makroskopik yang diamati.
c. Representasi Simbolik
Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan matematis.
7
Model praktikum kimia berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam melakukan proses pencarian atau penggalian (inquiry) yang terstuktur. Praktikum berbasis proyek yang diterapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) tahap awal yang terdiri dari tahap desain tujuan dan aspek inkuiri, (2) tahap merancang proyek yaitu kegiatan merancang proyek (alternatif pemecahan masalah dan solusi yang tepat), (3) tahap pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan proyek sesuai dengan rancangan yang dibuat, presentasi hasil dan penilaian produk siswa hasil kegiatan proyek
3. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep dalam penelitian ini berdasarkan pada kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep dasar dari materi asam dan basa. Indikator penguasaan konsep dalam penelitian ini merujuk pada jenjang kognitif Bloom yang direvisi oleh Anderson & Kratwohl (2010) yaitu : Mengingat (C1), Memahami (C2), Mengaplikasi (C3), dan Menganalisis (C4). Pemilihan indikator tersebut didasarkan pada tuntutan kompetensi dasar pada kurikulum yang digunakan di lokasi penelitian. 4. Disposisi Berpikir Kritis
Definisi disposisi berpikir kritis pada penelitian ini mengambil lima indikator disposisi berpikir kritis yang dikembangkan yaitu Truth-seeking, Open-mindedness, Analytical, Systematicity dan Inquisiteveness. Indikator ini dipilih berdasarkan pada
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMK bidang Kesehatan jurusan Farmasi pada siswa kelas XI (sebelas) sebanyak dua kelas. Pemilihan siswa sebagai subjek penelitian sulit dilakukan secara acak karena telah ditetapkan oleh pihak sekolah dan dikhawatirkan akan mengganggu schedule pembelajaran sekolah, maka subjek penelitian diambil dari kelas yang sudah ada. Hal ini sejalan dengan desain penelitian yang digunakan, yakni pretest-postest nonequivalent control group design. Menurut McMillan & Schumacher (2011), dalam desain tersebut the reseach uses intact, already establisher group of subject. Jumlah subyek yang dilibatkan dalam penelitian
ini adalah 61 orang siswa yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan bentuk Pretest-postest, Nonequivalent Control Group Design. Desain ini merupakan desain penelitian kuasi eksperimen yang memberikan tes sebelum dan sesudah (Pretest and postest) perlakuan (Wiersma & Jurs, 2009). Pemilihan desain ini dikarenakan pada pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memungkinkan untuk menentukan subjek secara acak sebagai kelas eksperimen dan kontrol, sehingga peneliti mengambil kelas yang tersedia. Hal ini sesuai dengan pernyataan McMillan & Schumacer (2001) yang menyatakan bahwa:
“This design is very useful in education, since it often impossible to randomly
assign subjects. The reseacher uses intact, already established groups of subjects give a pretestt, administers the treatment condition to one group and give the
posttest”
62
Tabel 3.1. Desain Penelitian (Wiersma & Jurs, 2009)
Group Pretest Eksperimen Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan
O1, O3 = Pretest O2, O4 = Postest
X = Praktikum kimia asam basa berbasis proyek
C. Alur Penelitian
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:
a Studi pendahuluan dimulai dengan mengkaji jurnal yang relevan dengan proyek, disposisi berpikir kritis, multipel representasi, serta analisis konsep kimia yang relevan dengan farmasi
b Merancang rencana pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran A.1
c Menyusun bahan ajar materi. Bahan ajar materi asam basa dapat dilihat pada Lampiran A.2
d Merancang instrumen penelitian.
e Melakukan validasi dan uji coba instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: a Pelaksanaan tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
63
c Melakukan observasi pada pembelajaran kelas eksperimen sesuai dengan tahapan model praktikum kimia asam basa berbasis proyek.
d Pelaksanaan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
e Melakukan wawancara terhadap perwakilan tiap kelompok siswa dan guru mengenai model praktikum kimia asam basa berbasis proyek
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: a Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. b Menarik kesimpulan.
64
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Studi Pendahuluan : Analisis jurnal yang relevan dengan pembelajaran berbasis proyek, disposisi berpikir kritis
65
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut (Wiersma & Jurs, 2009). Variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah praktikum kimia asam basa berbasis proyek.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat disebut juga variabel hasil dan variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah disposisi berpikir kritis siswa, kemampuan multipel representasi dan penguasaan konsep
3. Variabel Kontrol (Control Variable)
Variable kontrol adalah variabel bebas yang lain dari pada variabel bebas perhatian utama yang memberikan pengaruh tetapi pengaruhnya dikontrol oleh peneliti. Variabel kontrol tersebut adalah guru, tes terintegrasi, dan waktu implementasi pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian 1. Butir Soal Tes Terintegrasi
Butir soal tes terintegrasi diberikan untuk mengukur disposisi berpikir kritis, kemampuan multipel representasi dan penguasaan konsep. Tes terintegrasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis two-tier multiple choice. Sebelum instrumen tes terintegrasi digunakan, terlebih dahulu dilakukan analisis indeks kesukaran dan daya pembeda. Butir soal terintegrasi dapat dilihat pada Lampiran B.1 a. Indeks Kesukaran
66
terlalu sukar. Indeks kesukaran di analisis dengan menggunakan anates. Analisi indeks kesukaran tes terintegrasi dapat dilihat pada Lampiran B.2
b. Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Daya beda butir soal di analisis dengan menggunakan anates. Analisi daya pembeda tes terintegrasi dapat dilihat pada Lampiran B.2
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pelaksanaan praktikum kimia asam basa berbasis proyek. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pedoman observasi proses pembelajaran yang berisi tahap-tahap proses praktikum dan indikator disposisi berpikir kritis. Lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran B.3
3. Lembar Angket
Angket diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui tanggapan mereka mengenai praktikum kimia asam basa berbasis proyek. Angket untuk guru dan siswa dapat dilihat pada Lampiran B.4
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS disusun berdasarkan tahapan-tahapan praktikum yang bertujuan untuk membimbing siswa praktikum kimia asam basa berbasis proyek dan model praktikum reguler. Lembar kerja siswa dapat dilihat pada Lampiran B.5
F. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan dari suatu tes. Suatu tes dikatakan valid atau sahih apabila tes dapat mengukur apa yang hendak diukur (Wiersma & Jurs, 2009). Uji validitas meliputi:
a Validitas Konten
67
sebelumnya (Wiersma & Jurs, 2009). Ketercapaian validitas isi ini dapat diusahakan dengan cara merinci materi kurikulum atau materi dibahan ajar. Hal ini dilakukan dengan mengkonsultasikan pada ahli sebanyak tiga ahli..
b Validitas Konstruk
Validitas konstruk melibatkan analisis logis dan mengacu pada analisis logis dan empiris (Wiersma & Jurs, 2009). Validitas konstruk berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran. Pengujian terhadap validitas konstruk dapat dilakukan dengan melihat korelasi hasil tes yang diselidiki dengan kinerja tertentu yang berkaitan dengan konstruk yang dipersoalkan. Sebuah tes mempunyai korelasi apabila mempunyai harga korelasi antara -1,00 sampai +1,00. Analisis korelasi dengan menghitung harga korelasi pearson product moment menggunakan bantuan software anates.
Validitas konstruk didapat dari uji coba soal pada kelas yang berbeda dengan jumlah siswa 60 orang, maka nilai korelasi (r) pearson product moment minimumnya adalah 0,25. Hasil analisis validitas konstruk memperlihatkan bahwa butir soal yang diujikan memiliki nilai korelasi pearson product moment lebih besar dari 0,25 yaitu 0,86, hal tersebut menunjukkan bahwa semua butir soal memenuhi kriteria validitas konstruk.
c Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (Wiersma & Jurs, 2009). Pengujian reliabilitas dengan menghitung cronbach alpha menggunakan software SPSS versi 20. Analisis reliabilitas secara
68
sb2rxx’ = �� �
+ �� �
Keterangan:
sb2rxx’ = reliabilitas butir soal
rx1x2 = korelasi antara belahan pertama dan kedua
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitan ditunjukkan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data No. Pengumpulan
Data
Sumber
Data Keterangan Tujuan
1 Tes terintegrasi
69
H. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Tes Terintegrasi
Data penelitian tes terintegrasi berupa data pretest dan postest kemampuan disposisi berpikir kritis, multipel representasi siswa, dan penguasaan konsep. Nilai rata-rata pretest dan postest siswa dari tes terintegrasi dikelompokan pada setiap indikator variabel terikat yakni kemampuan disposisi berpikir kritis, multipel representasi, dan penguasaan konsep yang dihitung dengan persamaan berikut ini:
� �� = � � �ℎ � �
� � � �
Peningkatan kemampuan siswa berdasarkan nilai pretestt ke postest dianalisis menggunakan gain ternormalisasi (Normalized gain). Gain harus dinormalisasi agar menghindari penyebab perbedaan dari kedua kelompok penelitian dari selain perlakukan yang diberikan dengan memperhitungkan kemampuan awal setiap siswa dalam gain hasil belajarnya, dengan demikian pengolahan data secara statistik yang dilakukan adalah menentukan gain dan mengubahnya ke dalam normalized gain yang dapat dihitung menggunakan persamaan dibawah ini (Meltzer, 2002):
n-gain = �� � −�� −� � � � �
Selanjutnya nilai N-gain diinterpretasikan sesuai dengan kategori Meltzer (2002), seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategori Gain Ternormalisasi Gain Ternormalisasi Kriteri Peningkatan
G<0,30 Rendah
0,30≤G≤0,70 Sedang
G>0,70 Tinggi
70
terlebih dahulu. Jika distibusi kedua kelompok normal dan homogen maka selanjutkan akan diolah dengan uji parametrik tapi jika tidak normal dan tidak homogen maka akan digunakan uji non parametrik. Pengujian data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov Test digunakan untuk menguji ‘goodness of fit‘ antar distribusi
sampel dan distribusi lainnya, Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Singkatnya uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data. Analisis ini menggunakan bantuan software IBM SPSS versi 20. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas dilakukan pada gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat varians (keragaman) antara kedua kelas. Uji ini dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS versi 20 dengan menggunakan uji levene. Jika hasil pengujian diperoleh probabilitas, p > 0,05, maka gain ternormalisasi kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varian yang homogen.
c. Uji t
Uji t atau yang dikenal dengan uji parametrik dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi perbedaan gain ternormalisasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada pengolahan data ini, menggunakan IBM SPSS versi 20 (independent sample t test). Jika nilai taraf signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan. Uji t bisa dilakukan jika kedua data tersebut berdistribusi normal dan homogen.
d. Uji Mann-Whitney
71
signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata (0,05), maka dapat dikatakan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan.
2. Analisis Pedoman Observasi
Pedoman observasi menggambarkan bagaimana keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahapan model praktikum kimia asam basa berbasis proyek. Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan untuk pedoman observasi adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi lembar observasi selama proses pembelajaran yang telah diisi b. Hasil observasi keterlaksanaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
�ℎ � � � � ��
�ℎ � � � %
c. Hasil perhitungan selanjutnya diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian data observasi Bloom dkk (1981), seperti yang dilihatkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Data Observasi
No. Skor Interpretasi
1. 90≤X Sangat Baik
2. 80≤X<90 Baik
3. 70≤X<80 Cukup
4. 60≤X<70 Kurang
5 X<60 Sangat Kurang
3. Analisis Lembar Angket
Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data angket adalah sebagai berikut:
a. Membagi tiap item kedalam lima skala yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan positif diberi bobot 5, 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif sebaliknya.
72
untuk item no. 1 (skor tertinggi)/ SS (SS = bobot pernyataan X jumlah responden) dan Jumlah skor rendah / STS (STS = bobot pernyataan X jumlah responden)
c. Menentukan persentase skor data yang sudah direkapitulasi kemudian dipersentasikan dengan rumus:
NP =
�
Keterangan:
NP = Nilai persentase
R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal
d. Menginterpretasikan persentase skor yang diperoleh berdasarkan kriteria interpretasi menurut Bloom dkk (1981)
Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Skor
No. Skor Interpretasi
1 90≤X Sangat Baik
2 80≤X<90 Baik
3 70≤X<80 Cukup
4 60≤X<70 Kurang
119
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa praktikum kimia asam basa berbasis proyek mampu mengembangkan kemampuan disposisi berpikir kritis siswa khususnya pada indikator inquisitiveness dan mengembangkan semua representasi kimia serta paling baik mengembangkan label konsep asam basa Arrhenius, secara lebih rinci dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Praktikum kimia asam basa berbasis proyek dapat mengembangkan kemampuan
disposisi berpikir kritis siswa khususnya pada indikator inquisitiveness dengan kategori tinggi yang mengalami perkembangan signifikan dibandingkan dengan indikator disposisi yang lain.
2. Praktikum kimia asam basa berbasis proyek dapat mengembangkan seluruh kemampuan multipel representasi siswa dengan kategori tinggi pada representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik.
3. Praktikum kimia asam basa berbasis proyek dapat mengembangkan penguasaan konsep siswa khususnya pada label konsep asam basa Arrhenius pada kategori tinggi yang menunjukkan perkembangan signifikan dibandingkan dengan label konsep yang lain.
4. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap praktikum kimia asam basa berbasis proyek karena mampu meningkatkan motivasi belajar, penguasaan konsep, multipel representasi dan disposisi berpikir kritis siswa.
120
B. Saran
Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Indikator analytical dan systematicity (X,‾ N-gain = 69,2% dan 69,8%) tercapai pada kategori sedang, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih meningkatkan disposisi berpikir kritis tersebut.
2. Penguasaan konsep pada label konsep derajat keasaman (pH), hidrasi, hidrolisis, larutan penyangga dan titrasi asam basa (X,‾ N-gain = 63,0 %, 66,7%, 56,9%, 48,5% dan 65,2%) tercapai pada kategori sedang, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih meningkatkan penguasaan konsep pada label konsep tersebut.