• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM MODEL DISCOVERY DAN PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ASAM DAN BASA DI SMA KELAS XI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM MODEL DISCOVERY DAN PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ASAM DAN BASA DI SMA KELAS XI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM MODEL DISCOVERY DAN PROJECT BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN ASAM

DAN BASA DI SMA KELAS XI TESIS

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratan DalamMemperolehGelar Magister Pendidikan

PadaProgram StudiPendidikan Kimia

Oleh:

RIZKY EMILIYA NIM: 8136141009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

RIZKY EMILIYA. Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery dan Project Based learning pada Pembelajaran Asam dan Basa di SMA Kelas XI. Tesis Medan : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Maret 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran dibidang pendidikan kimia. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan penuntun praktikum kimia materi Asam dan Basa Model Discovery dan Project Based Learning SMA Kelas XI serta mengetahui efektifitas penggunaan penuntun praktikum model Discovery dan Project Based Learning yang telah di kembangkan. Adapun tahapan dalam penelitian ini mencakup (1) Analisis syntax model pembelajaran Discovery dan Project Based Learning untuk mengetahui komposisi penuntun praktikum kimia sesuai dengan model pembelajaran Discovery dan Project based learning, (2). Menyusun dan mengembangkan penuntun praktikum kimia materi Asam dan Basa Sesuai dengan syntax model Discovery dan Project Based Learning, (3) Standardisasi atau uji kelayakan penuntun praktikum kepada validator guru dan dosen, (4) Implementasi penuntun praktikum kepada siswa kelas XI SMA yang menggunakan Kurikulum 2013, (5) Menganalisis efektifitas penuntun praktikum materi asam dan basa yang telah di uji cobakan. Hasil uji kelayakan penuntun praktikum menunjukkan penuntun praktikum model Discovery memiliki rata-rata penilaian sebesar 3,30. Dan penuntun Praktikum Model Project Based Learning Sebesar 3,59. sedangkan efektifitas penggunaan penuntun praktikum model Discovery dan Project Based Learning yang dilihat dari peningkatan belajar siswa diketahui bahwa kelas eksperimen I yang menggunakan penuntun praktikum model Discovery memiliki nilai rata-rata sebesar 88,00 dengan peningkatan hasil belajar sebesar 79,3%. Sedangkan kelas eksperimen II yang menggunakan penuntun praktikum model Project Based Learning memiliki rata-rata nilai sebesar 77,50 dengan peningkatan hasil belajar sebesar 61,7%. Maka disimpulkan bahwa penuntun praktikum model Discovery dan Project Based Learning layak untuk digunakan sebagai penuntun praktikum disekolah, dengan peningkatan hasil belajar menggunakan penuntun praktikum Discovery lebih tinggi dibanding menggunakan penuntun praktikum model Project Based Learning.

(6)

ABSTRACT

RIZKY EMILIYA. Development of Discovery and Project Based Learning Models Labguide in the learning of Acid Based at SMA Grade XI. Tesis Medan : Postgraduated Program State University of Medan, March 2015.

This research is the part of education development in the field of chemistry learning media. The aim of this research is to develop Labguide in the learning of Acids and Bases based on Discovery and Project Based Learning models in Senior High School Grade XI and determine the effectiveness of using the Labguide that was developed from Discovery and Project Based Learning models. The stages in this research include (1) Knowing the component of Labguide based on syntax analysis of Discovery and Project Based Learning Models, (2). Formulate and develop the Labguide in learning of Acids and Bases accordance with the syntax model of Discovery and Project Based Learning, (3) Standardization or feasibility Labguide to teachers and lecturers, (4) Implementation of Labguide to students of class XI which uses Curriculum 2013, (5) to analyze the effectiveness of Labguide that have been tested. The test results demonstrate the feasibility of Labguide of Discovery Models has an average of 3.30. And Labguide of Project Based Learning Model has an average to 3.59. whereas the effectiveness of the use of Discovery and Project Based Learning Labguide is seen from the increase in student learning in mind that the first experimental class that uses Labguide of Discovery models have an average value of 88.00 with an increase of 79.3% learning outcomes. While the experimental class II uses Labguide of Project Based Learning models have an average value of 77.50 with an increase of 61.7% learning outcomes. It was concluded that the Labguide of Discovery and Project Based Learning feasible to be used as a Labguide in school, with improved learning outcomes using Labguide of Discovery higher than using Labguide of Project Based Learning models.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia, rahmat dan petunjuknya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan dengan judul “Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery dan Project Based Learning Pada pembelajaran Asam dan Basa di SMA Kelas XI”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikn ucapan terimakasih atas bantuan, dukungan, motivasi, dan kerjasama berbagai pihak yang telah membantu sampai terselesaikannya tesis ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Teristimewa penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada kedua Orang Tua, Papa dan Mama atas segala bentuk cinta dan kasih sayang yang diberikan termasuk Doa yang tidak pernah putus. Semangat, dukungan dan motivasi yang selalu diberikan yang tidak akan bisa dibalas dengan apapun, semoga Allah selalu menyayangi dan melindungi Papa dan Mama serta memberi kebahagiaan dunia dan akhirat. 2. Bapak Dr. Zainuddin Mukhtar M.Si, selaku Dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan semangat dalam penulisan tesis ini.

(8)

4. Bapak Kepala Sekolah , Bapak Wakil Kepala Sekolah, kepada bapak dan Ibu Guru Kimia yang telah banyak membantu dalam proses pengisian angket dan juga dalam proses penelitian dan Kepada Siswa kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4 SMA Negeri 1 percut Sei Tuan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

5. Ketiga adikku tersayang (M. Nazri, M. Irvan Nazmi dan M. Zein Azhari) yang selalu siap untuk membantu dan menemani dalam proses penelitian hingga penulisan tesis ini.

6. Teman-teman Seangkatan Pendidikan Kimia 2013, Rahmi, Rina, Devi, Uus, Nesvi, Henni, Bang Ilfan, Zakiah, Salim, Evy, Kak Mariana, Bro, Kak Putri yang telah banyak membantu selama proses perkuliahan hingga terselesaikannya tesis ini.

7. Teman-teman kepengurusan KOHATI dan Badan Koordinasi HMI Sumatera Utara, serta keluarga besar HMI Se-Indonesia Periode 2013-2015 yang banyak memberikan motivasi dan bantuannya kepada penulis, dan semua pihak yang telah membantu penulisan tesis ini hingga selesai. 8. Keluarga besar HMI Komisariat FMIPA Unimed, tempat belajar dan

menempa diri untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.

9. Teman layaknya keluarga, Ricky, Ayu, keluarga besar III-3, Geng Kerupuk, SCIBOO, dan eNcy terimakasih untuk persahabatannya.

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak i

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Lampiran vii

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

BAB I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II. Kajian Pustaka

2.1.Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Proses Pembelajaran 9

2.1.2. Kerangka pembelajaran 11

2.1.3. Pembelajaran Konstrukvis 12

2.1.4. Metode Pembelajaran Kimia 14

2.1.5. Metode Pendekatan Saintifik 15

A. Metode Discovery 16

B. Metode Project Based Learning 19

2.1.6. Sintaks Metode Discovery dan Project Based Learning 22

2.2.Materi Asam dan Basa 24

2.3.Kerangka Konseptual 24

2.4.Hipotesis Penelitian 25

BAB III. Metodologi Penelitian

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 26

(10)

3.3.Prosedur Penelitian 27

3.4.Teknik Pengumpulan Data 28

3.5.Teknik Analisis Data 29

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Komponen Penuntun Praktikum Materi Asam dan Basa

Model Discovery dan Project Based Learning 31

4.2. Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery

dan Project Based Learning 32

4.3. Implementasi Penuntun Praktikum Model Discovery

dan Project Based Learning 47

4.4. Analisis Pembelajaran 49

4.5. Analisis Data Penelitian 52

BAB V. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 59

(11)

ix

Daftar Tabel

Halaman Tabel 2.1. Perbandingan Model Pengajaran yang Berpusat

pada Guru dan yang berpusat pada Siswa

13

Tabel 3.1. Deskripsi Populasi dan Sampel pada SMA yang Ditetapkan sebagai Sampel pada Penelitian Pengembangan Penuntun Praktikum Menggunakan Pendekatan saintifik

26

Tabel 3.2. Kriteria kelayakan 30

Tabel 4.1 Komponen Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning

31

(12)

Daftar Gambar

Halaman Gambar 2.1. Ruang Lingkup dalam Pendekatan Saintifik 11

Gambar 2.2. Sintaks Metode Discovery 23

Gambar 2.3. Sintaks Metode Project Based Learning 24

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian 28

Gambar 4.1. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Cakupan Praktikum

35

Gambar 4.2. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Sistematika Penyajian

37

Gambar 4.3. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Aspek wawasan Produktivitas

39

Gambar 4.4. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Aspek Merangsang Keingintahuan

40

Gambar 4.5. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Aspek Mengembangkan Kecakapan Hidup

42

Gambar 4.6. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Aspek Desain

44

Gambar 4.7. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum model Discovery dan Project Based Learning Berdasarkan Aspek Bahasa

(13)

vii

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1. Silabus 63

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 65

Lampiran 3. Instrumen Soal 69

Lampiran 4 Kunci Jawaban 72

Lampiran 5 Instrumen Uji Kelayakan 73

Lampiran 6 Hasil Angket Guru 74

Lampiran 7 Hasil Standarisasi Penuntun Praktikum 76 Lampiran 8 Hasil pretest dan posttest siswa 77 Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas 78 Lampiran 10 Penuntun Praktikum Model Discovery 79 Lampiran 11 Penuntun Praktikum Model Project Based

Learning

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Pemanfaatan fasilitas laboratorium sekolah merupakan hal yang menarik

untuk dibahas, mengingat kegiatan praktikum dipercaya sebagai salah satu metode

yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan siswa

dalam mempelajari kimia. Selain itu, untuk mempersiapkan peserta didik yang

terampil, mampu berfikir analitis dalam pengambilan keputusan bukan berfikir

mekanistis (rutin) serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam

menyelesaikan masalah, menuntut proses pembelajaran yang diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Hal ini semakin menekankan bahwa pembelajaran

tidaklah hanya ditujukan untuk pencapaian aspek kognitif namun juga aspek

psikomotorik dan afektif secara seimbang.

Penelitian terkait pengembangan metode pembelajaran telah banyak

dilakukan oleh berbagai peneliti. Termasuk pendekatan pembelajaran

menggunakan metode laboratorium. Manihar (2010) dalam penelitiannya

mengatakan bahwa metode inovasi penelitian laboratorium dan demonstrasi

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pada dasarnya kimia merupakan pelajaran yang mengombinasikan antara

(15)

2

mempelajari kimia, mereka dituntut untuk tidak hanya memahami secara teoritis,

namun juga secara empiris melalui prosedur praktikum yang nyata sehingga

kemampuan kognitif siswa juga didukung dengan kemampuan psikomotorik dan

afektif yang baik. Hasil penelitian menunjukkan banyak peserta didik yang

beranggapan bahwa kimia sama sekali tidak memiliki peran atau penerapan

apapun dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak menarik untuk dipelajari

(Stieff dan Wilensky, 2003). Selain itu siswa juga kesulitan dalam

mengkonstruksi pemikiran mereka terkait materi-materi mikro seperti termokimia,

asam basa dan perubahan kimia, dengan alasan kurangnya aktifitas praktikum

pada proses pembelajaran (Tatli dan Ayas, 2013).

Secara umum ada tiga pendekatan ilmiah yang bisa dilakukan oleh

pendidik untuk memenuhi beragam kebutuhan siswa terutama dalam studi ilmu

pengetahuan, yaitu Discovey / inquiry learning, Problem Based Learning, dan

Project Based Learning. Secara umum, pendekatan adalah bagaimana pendidik berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat terhadap ilmu

pengetahuan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Pendekatan ilmiah untuk

pembelajaran perlu diperkuat dengan menerapkan model pembelajaran berbasis

pengungkapan / penelitian (penemuan pembelajaran / inquiry). Untuk mendorong

kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, individu dan

kelompok sangat dianjurkan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang

menghasilkan pemecahan melalui pengamatan atau penelitian (Problem Based

(16)

pembelajaran konstruktivis. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh

Plato dan Aristoteles kemudian diikuti oleh John Dewey dan Lev Vygotsky pada

abad kedua puluh ini. Ide untuk menerapkan pendekatan pembelajaran

konstruktivis telah diterima hampir di seluruh dunia, metode yang

menitikberatkan pembelajaran berpusat di peserta didik ini telah memberikan

kesempatan yang cukup baik bagi peserta didik untuk membangun pengetahuan

mereka sendiri. Kemampuan peserta didik memunculkan 'kemampuan individu,

kecerdasan dan berpikir kreatif hanya dapat dicapai melalui metode pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik itu sendiri (Alkan Deryakulu, & Simsek, 1995).

Pada pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivis, peserta didik

secara aktif mengembangkan pengetahuan mereka dengan berfikir, melakukan,

dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. (Tatli, 2011). Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Tatli dan Ayas (2012), pemanfaatan laboratorium merupakan

implementasi dari pendekatan konstruktivisme karena efektif meningkatkan

kemampuan mengembangkan pemahaman peserta didik melalui interaksi dengan

lingkungan sekitar mereka.

Laboratorium memainkan peran penting dalam pembelajaran kimia yang

efektif. Penambahan jam praktikum untuk pembelajaran kimia menjadi sangat

penting. Karena, sebagian besar isi pelajaran sains adalah topik abstrak, maka

untuk membuat peserta didik memahami topik-topik seperti itu perlu

menggunakan metode pembelajaran student centered berbasis konstruktivis.

(17)

4

karena dengan praktikum, maka konsep-konsep abstrak tersebut dapat dipahami

menjadi konsep yang konkret oleh peserta didik. (Demirtas, 2006).

Banyak peneliti di bidang pendidikan sains mengakui bahwa studi

laboratorium meningkatkan minat dan kemampuan siswa untuk mata pelajaran

sains serta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

peserta didik dalam mencapai tujuan praktikum(Bryant dan Edmunt, 1987; Bagci

dan Simsek, 1999; Situmorang, M., 2009; Mamlok dan Barnea, 2011).

Laboratorium memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran

pendidikan sains, dan tenaga pendidik sains disarankan untuk menerapkan

kegiatan praktikum dalam proses pembelajaran karena banyaknya manfaat yang

dapat diperoleh peserta didik dalam melakukan praktikum (Tagdlen, 2004). Beach

dan Stone (1988) mengatakan bahwa pembelajaran kimia paling efektif dapat

dilakukan melalui kegiatan praktikum dan mereka juga menjelaskan situasi ini

dengan perumpamaan “orang yang belajar menggambar, namun tanpa cat dan

kanvas atau mencoba belajar bersepeda, tanpa menggunakan sepeda sama halnya

dengan belajar kimia, tanpa melakukan praktikum” (Tezcan dan Bligin,2004).

Keinginanuntuk membuatkegiatan belajar mengajardikelassangat

idealdanmenuntutsejumlah besar bahanyang harus dikuasaisiswa, guruterkadang

kesulitandalam menyusun praktikum berkualitas. Banyakkendala yang

dialamiolehgurudalam

memaksimalkankegiatanlaboratoriumsiswa.Menurutbeberapa penelitianyangtelah

dilakukan(Tuysuz 2010 danDesy, 2013), ada kendaladalamimplementasi praktisdi

(18)

menyebabkansiswadalam melakukan praktikum tidak maksimal, guru

jugatidakmemiliki panduandalam menilaiketerampilan proses sainsdansikap

ilmiah, selain itu bahan danalat-alat yangmahaluntuk laboratorium kimiajuga

menjadi kendaladalam pelaksanaanlaboratorium kimiasekolah.

Penelitian terkait efektifitas pemanfaatan laboratorium sudah banyak

dilakukan oleh para openeliti sebelumnya. Erdogan dkk (2009) mengatakan

bahwa pemanfaatan laboratorium secara signifikan meningkatkan minat dan

pemahaman peserta didik dalam pembelajaran kimia, namun terdapat beberapa

hal yang menjadi kendala yaitu, masih kurangnya penuntun praktikum yang

disusun khusus untuk mengembangkan keterampilan siswa. Selain itu

pemanfaatan lingkungan sekitar dalam proses praktikum masih belum maksimal.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, sebagai tenaga pendidik kita

diharuskan terus berfikir untuk mencari strategi dan metode terbaik yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran dan tidak terlepas oleh kurikulum yang

telah diterapkan oleh pemerintah.

Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk

mengembangkan penuntun praktikum kimia berdasarkan pendekatan saintifik

sesuai dengan kurikulum 2013. Penuntun ini nantinya akan disusun dengan

mengembangkan konsep pendekatan saintifik metode Discovery dan Project

Based Learning. Secara keseluruhan, penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Penuntun Praktikum Model Discovery dan Project

(19)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah-masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi laboratorium SMA di kota Medan?

2. Apakah pemanfaatan laboratorium memiliki pengaruh positif dalam

pembelajaran kimia?

3. Apakah penggunaan penuntun praktikum kimia sudah maksimal

digunakan di sekolah?

4. Apakah penuntun praktikum kimia yang sudah diterapkan di SMA sudah

sesuai dengan metode pendekatan ilmiah?

5. Bagaimana komposisi penuntun praktikum kimia SMA yang sesuai

dengan pendekatan ilmiah?

6. Metode pendekatan ilmiah manakah yang sesuai untuk diterapkan dalam

pelaksanaan praktikum disekolah?

7. Apakah penggunaan penuntun praktikum kimia efektif dalam proses

pembelajaran di SMA?

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal

dalam masalah-masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

1. Melakukan observasi laboratorium sekolah .

2. Menyusun dan mengembangkan penuntun praktikum kimia materi asam

(20)

3. Metode pendekatan ilmiah yang dikembangkan adalah metode Discovery danProject Based Learning.

4. Validasi penuntun praktikum akan dilakukan sesuai dengan standar

penyusunan bahan ajar dengan bantuan dosen yang ahli dalam

pengembangan bahan ajar.

1.4. Perumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana komponen penuntun praktikum kimia materi asam dan basa

menggunakan metode Discovery?

2. Bagaimana komponen penuntun praktikum kimia materi asam dan basa

menggunakan metode Project Based Learning?

3. Bagaimana efektifitas penuntun praktikum kimia materi asam dan basa

menggunakanmetodeDiscoverydalam pembelajaran kimia?

4. Bagaimana efektifitas penuntun praktikum kimia materi asam dan basa

menggunakanmetodeProject Based Learningdalam pembelajaran kimia?

5. Bagaimana perbandingan efektifitas penggunaan penuntun praktikum

kimia materi asam dan basa menggunakanmetode Discoverydan Project

Based Learning? 1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan penuntun

(21)

8

1. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia materi asam dan basa

menggunakan metodeDiscovery.

2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia materi asam dan basa

menggunakan metodeProject Based Learning.

3. Untuk mengetahui efektifitas penuntun praktikum kimia materi asam dan

basa menggunakanmetodeDiscoverydalam pembelajaran kimia.

4. Untuk mengetahui efektifitas penuntun praktikum kimia materi asam dan

basa menggunakanmetode Project Based Learning dalam pembelajaran

kimia.

5. Untuk mengetahui perbandingan efektifitas penggunaan penuntun

praktikum kimia materi asam dan basa menggunakanmetode

DiscoverydanProject Based Learning. 1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh penuntun praktikum yang sesuai untuk pembelajaran asam

dan basa.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan

proses pembelajaran.

3. Untuk siswa, untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penuntun Praktikum Model Discovery dan Project Based Learning yang

telah dikembangkan sesuai dengan Tuntunan Kurikulum 2013 memiliki

kategori Valid, artinya layak. Hal ini menunjukkan bahwa penuntun

praktikum yang telah dikembangkan tidak perlu direvisi.

2. Efektifitas penuntun praktikum model Discovery dalam pembelajaran

asam dan basa sebesar 79,3% terhadap peningkatan hasil belajar siswa

3. Efektifitas penuntun praktikum model Project Based Learning dalam

pembelajaran Asam dan Basa sebesar 61,7% terhadap peningkatan hasil

belajar siswa.

4. Efektifitas penuntun praktikum model Discovery lebih tinggi

dibandingkan dengan efektifitas penuntun praktikum modelProject Based

(23)

59

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disarankan

bahwa :

1. Kepada guru dan pengguna penuntun praktikum

a. Sebaiknya penggunaan penuntun praktikum dapat mengkolaborasikan

antara kedua model Discovery dan Project Based Learning untuk

meningkatkan kemampuan kognitif dan juga psikomotorik siswa.

b. Sebelum menggunakan penuntun praktikum sebaiknya menyesuaikan

dengan kondisi siswa yang akan menggunakannya.

2. Kepada Peneliti Selanjutnya

Dalam penyusunan penuntun praktikum selanjutnya hendaknya dapat

mengkolaborasikan kedua model Discovery dan Project Based Learning

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Aydin, S., Aydemir, N., Boz, Y., Dindar, A.C., Bektas, O., (2009), The Contribution of Constructivist Instruction Accompanied by Concept

Mapping in Enhancing Pre-service chemistry teachers’ conceptual

understanding of chemistry in the laboratory course, J. Sci. Edu Technol,

18:518-534

Bagci, N., Simsek, S., (1999). The influence of different teaching methods in

teaching physics subjects on student’s success, The Journal of Gazi

Education Faculty. 19(3):79-88

Bilek, M., dan Skalicka, P., (2009), Real, Virtual Laboratories Together in

General Chemistry Together in General Chemistry Education: Starting Points For Research Project

Bruner, J.S., (1990),Acts of meaning. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Bryant, R. J., Edmunt, A. M., (1987), They like lab-centered science. The Science

Teacher Journal,54(8): 42-45.

BSNP, 2006, Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta:

Depdiknas

Depdiknas, 2008, Teknik Penyusunan Modul, Jakarta: Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Feyzioglu, B., (2009), An Investigation of the relationship between Science process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievementin

Chemistry Education.Journal of Turkish Science Education6(3):114-132

Hernawan, A.H., 2008, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:

Universitas Terbuka

Heywood,J., (2000), Assessment in Higher Education, London: Jessica Kingsley

Publishers.

Majid, A., 2007,Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya

Marjan, J., (2014). Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu’allimat NW

Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.E-journal

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha volume 4 tahun 2012

Munthe, S., D., 2011,Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Berdasarkan

(25)

61

Nurul, H. 2013. Pengertian dan Langkah-Langkah Saintifik.

http://www.nurulhidayah .net/879-pengertian-dan-langkah-pembelajaran-saintifik.html#!prettyPhoto

Permendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Prades, A., & Rodriguez, S., (2010), Laboratory Assessment in Chemistry: An

Analysis of The Adequacy of The Assessment Process, Assessment and

Evaluation in Higher Education, 35(4):449-461

Robinson, Jill K., 2013. Project-based learning: improving student engagement

and performance in the laboratory.Anal Bioanal chem40(5) :7-13

Scott, Pamela & Pentecost, Thomas C., 2013, From Verivication to Guided inquiry: What Happens When a Chemistry Laboratory Curriculum

Changes?,Journal of College Science Teaching42(3): 82-88

Setyosari, 1990, Pengajaran Modul, Malang: Proyek Operasi dan Fasilitas

Perawatan IKIP Malang

Setyosari, P., 2012, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Skuomios, M., & Passalis, N., 2010. Chemistry laboratory Activities: The Link

Between Practice and Theory. The International Journal of Learning 17(6):

101-114

Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal penelitian bidang pendidikan,

19(1):28-36

Simatupang, N.I., dan Situmorang, M.,(2013), Innovation of Senior High School Chemistry Textbook to Improve Students Achievement In Chemistry, Proceeding of The 2ndInternational Conference of the Indonesian Chemical Society 2013 October, 22-23th2013,p.44-52

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa, Prosiding Seminar dan Rapat Tahunan BKS PTN-B Bidang

MIPA di Bandar Lampung, Tgl 10-12 Mei 2013, p.237-246

(26)

Pengajaran Materi dan Perubahannya, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains3(1):45-51

Sudrajat, A., 2009, Konsep Pengembangan Bahan Ajar, http://akhmad

sudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-ajar-2

(25Okteber 2014)

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung: Alfabeta

Tatli Z. (2011). Development, Application and Evaluation of Virtual Chemistry Laboratory Experiments for "Chemical Changes" Unit at Secondary School

9th Grade Curriculum.PhD. Karadeniz Technical University.

Tatli, Z., dan Ayas, A., (2013), Effect of Virtual Laboratory on Students’

Achievment,Educational Technology and Society Journal16(1): 159-170

Tatli, Z., dan Ayas, A., (2012), Virtual Chemistry Laboratory : Effect of

constructivist Learning Environment, Turkish Online Journal of Distance

Education,13: 1-12

Tezcan, H., & Bilgin, E. (2004). Affects of laboratory method and other factors on the student success in the teaching of the solvation subject at the high

schools.J Gazi Educ Fac ,24:175-191.

Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis

& Disertasi. Medan: Program Pascasarjana UNIMED

Tocharman, M., 2009, Seri Pembelajaran, Diklat/BIMTEK KTSP DIT,

Pembinaan SMA: DEPDIKNAS Tuysuz, C. 2010. The Effect of the Virtual

Laboratory on Students’ Achievement and Attitude in Chemistry. IOJES

Gambar

Tabel 2.1.

Referensi

Dokumen terkait

Reni (2006), pertanggung jawaban sosial perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan

Menceritakan seorang pelukis terkenal seantero negeri yang dibuat terkapar tidak berdaya alias trauma setelah ditinggal mati istrinya yang sangat dia cintai.Suatu ketika pelukis

Hasil yang diperoleh oleh ibu MH adalah beliau menjadi lebih sabar dan dapat mengontrol emosi negatif yang muncul serta pikiran juga jernih karena terus

Mengetahui karakteristik peternak dan sumbangan usaha peternakan terhadap pendapatan Mengetahui perbedaan tingkat produksi susu, cara penggelolaan sapi perah dan

Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.. ‘Pengaruh ekstrak beberapa tanaman antidisentri dan antidiare terhadap

memang harus ada di dalam jual beli lada agar harga yang akan diberikan. waktu transaksi tidak berbeda mungkin yang tidak boleh itu kalau

The statistics result of the interaction effect between method the score gain by the students showed on F value or F-test was 0.843 since significant (Sig.) was 0.364 >

Variabel yang paling dominan mempengaruhi pemilihan penolong persalinan adalah keterjangkauan artinya jika keterjangkauan ibu tidak baik maka peluang untuk memilih