ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI
PADA MATERI ASAM BASA
Oleh:
Rizky Nopasa NIM 4122131016
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
iii
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI PADA MATERI ASAM BASA
RIZKY NOPASA (NIM 4122131016)
Abstrak
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum yang standar untuk siswa kelas XI SMA/MA pada materi asam basa. Populasi dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia SMA/MA yang tersebar dan digunakan sekolah-sekolah di Sumatera Utara, guru kimia se-Madrasah Aliyah Negeri Sumatera Utara, dosen kimia di Universitas Negeri Medan dan seluruh siswa kelas XI di MAN Pematangsiantar. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan eksperimen (development research). Langkah penelitian meliputi: a) Analisis penuntun praktikum yang dipergunakan dikelas XI materi asam basa; b) Pengembangan penuntun praktikum materi asam basa; c) Validasi penuntun praktikum oleh dosen, guru dan siswa; d) Uji coba penggunaan penuntun praktikum dalam pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum hasil pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum hasil pengembangan untuk siswa kelas XI SMA materi asam basa telah layak/standar sesuai dengan BSNP. Penuntun praktikum untuk materi asam basa terdiri dari percobaan membuat dan menggunakan indikator alami, identifikasi larutan asam basa dengan kertas lakmus, perkiraan pH larutan asam basa, dan mengukur pH asam basa kuat dan asam basa lemah. Standarisasi penuntun praktikum memberikan respon yang positif terhadap penuntun praktikum yang telah dikembangkan dengan nilai rata-rata 3,52 yang artinya layak digunakan. Uji coba dilakukan pada percobaan perkiraan pH larutan asam basa. Hasil uji coba menunjukkan bahwa implementasi penuntun praktikum hasil pengembangan memberikan hasil pemahaman siswa pada MAN Pematangsiantar yang tinggi dengan nilai pretest sebesar 40,56 sedangkan untuk postest sebesar 81,29. Itu menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah dikembangkan baik dan layak digunakan untuk kegiatan praktikum kimia di SMA/MA.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Asam Basa”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.
Marham Sitorus, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak Drs. Pasar Maulim, M.S, bapak Dr. Saronom Silaban,
S.Pd., M.Pd, dan bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si, selaku dosen penguji yang
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini, serta kepada Ibu Dr. Ida duma Riris, M.Si., selaku
dosen pembimbing akademis dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta
Staf Pegawai Jurusan Kimia UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada guru-guru Kimia dan Kepala MAN
Pematangsiantaar dan MAN Pematang Bandar yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda yang
telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan, dan doa bagi penulis untuk
menyelesaikan studi di Unimed. Dan kepada Pemerintah yang telah memberikan
Beasiswa Bidikmisi sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di Unimed tepat
waktu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Hanum Fauziah yang selalu
setia membantu dan menemani penulis selama ini, sama-sama berjuang dalam
pencapaian gelar ini dan menghibur penulis saat mengalami kejenuhan. Terima
kasih kepada teman-teman se-PS (Fridayuni, Marta, Melinda, Sherlin dan
v
memberikan semangat, motivasi selalu berbagi pengalaman, canda tawa selama
menjalani perkuliahan ini dan telah banyak membantu dan sama-sama berjuang
dalam pengerjaan skripsi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari
segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Ajar
2.1.1. Pengertian Bahan Ajar
2.1.2. Jenis Bahan Ajar
2.1.2.1. Bahan Ajar Cetak
2.1.2.2. Handout
2.1.2.3. Buku
2.1.2.4. Modul
2.1.2.5. Lembar Kerja Siswa
2.1.2.6. Penuntun Praktikum
2.2. Pengembangan Bahan Ajar
vii
2.3. Komponen Penilaian Bahan Ajar Menurut BSNP
2.4. Kegiatan Praktikum di Laboratorium
2.5. Praktikum Kimia SMA
2.6. Penuntun Praktikum Kimia SMA
2.7. Efektifitas Praktikum dalam Pembelajaran Kimia
2.8. Materi Asam Basa
2.8.1. Teori Asam Basa
2.8.1.1. Asam Basa Arrhenius
2.8.1.2. Asam Basa Bronstead-Lowry
2.8.1.3. Asam Baasa Lewis
2.8.2. Indikator Asam Basa
2.8.2.1. Kertas Lakmus
2.8.2.2. Indikator Universal
2.8.2.3. Indikator Larutan
2.8.2.4. Indikator Alami
2.9. Kerangka Konnseptual
2.10. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi Dan Sampel
3.3. Instrumen Penelitian
3.3.1. Angket Validasi Penuntun Praktikum Kimia
3.3.2. Tes Soal
3.3.3. Rubrik Psikomotor
3.4. Jenis Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.5.1. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
3.5.2. Standarisasi penuntun Praktikum yang Dikembangkan
3.5.3. Uji Coba Penuntun Praktikum yang Dikembangkan
3.6. Teknik Pengumpulan Data
viii
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Data Hasil Angket Validasi
3.7.2. Data Hasil Belajar
3.7.3. Data Hasil Psikomotorik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Awal Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan BSNP
4.2. Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia
4.3. Validasi Penuntun Praktikum yang telah Dikembangkan
4.4. Uji Coba Penuntun Praktikum yang telah Dikembangkan
4.4.1. Hasil Belajar Siswa
4.4.2. Hasil Nilai Psikomotorik Siswa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
32
32
33
34
35
37
38
42
42
43
47
47
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata Penuntun
Praktikum Kimia
Kriteria Rata-Rata Nilai Tiap Aspek
Konversi Nilai
Hasil Analisis Awal Penuntun Praktikum Kimia
Kelemahan Penuntun Praktikum Kimia yang Dianalisis
Rata-Rata Penilaian Penuntun Praktikum Menurut
Dosen dan Guru
Rata-Rata Penilaian Penuntun Praktikum Menurut
Siswa
Kualitas Penuntun Praktikum yang telah Dikembangkan
Nilai Pretest dan Postest Siswa Terhadap Pemahaman
Siswa pada Penuntun Praktikum
Nilai Hasil Psikomotorik Siswa
33
34
34
36
37
39
40
41
43
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Prosedur dan Tahapan Penelitian Pengembangan,
Validasi dan Uji Coba Penuntun Praktikum pada
Materi Asam Basa
Nilai Rata-Rata Masing-Masing Aspek Kinerja
(Psikomotorik)
30
xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15.
Silabus Mata Pelajaran Kimia
Angket Penilaian Penuntun Praktikum Kimia
Untuk Dosen dan Guru
Penjabaran Angket Penilaian Penuntun Praktikum
Kimia
Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA
Kelas XI pada Materi Asam Basa Penerbit Duta
Nusantara
Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA
Kelas XI pada Materi Asam Basa oleh Dosen
Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA
Kelas XI pada Materi Asam Basa oleh Guru
Angket Penilaian Penuntun Praktikum Kimia
Untuk Siswa
Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA
Kelas XI pada Materi Asam Basa oleh Siswa
MAN Pematangsiantar
Kisi-Kisi Instrumen Tes
Soal Tes
Rekapitulasi Nilai Pretest Siswa pada Soal Asam
Basa
Rekapitulasi Nilai Postest Siswa pada Soal Asam
Basa
Penilaian Kinerja (Psikomotorik) Praktikum Asam
Basa
Rubrik Penilaian Kinerja (Psikomotorik)
Praktikum Asam Basa
Rekapitulasi Nilai Kinerja (Psikomotorik) Siswa
xii
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Praktikum Asam Basa
Penuntun Praktikum Kimia yang Telah
Dikembangkan
Dokumentasi Penelitian
109
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau
penurunan dan teori saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta
yang diperoleh yang dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (praktikum)
yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana. Secara garis besar
kimia mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai
produk. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas
fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia
sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh
para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. Hal tersebut
berarti dalam pembelajaran kimia tidak cukup hanya meliputi aspek kognitifnya
saja, tetapi aspek afektif (sikap ilmiah) dan aspek psikomotorik (unjuk kerja)
(Zakiah, 2015).
Salah satu metode yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran ilmu
kimia yaitu praktikum, karena memberi peluang lebih besar kepada siswa untuk
melatih daya nalar, berpikir rasional, menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam
usaha mencari kebenaran atau bukti dari suatu teori yang dipelajarinya (Jahro,
2009). Praktikum merupakan metode pemberian kesempatan kepada anak didik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan
(Djamarah, 2000). Melalui kegiatan praktikum, siswa mendapat kesempatan
untuk melatih keterampilan ilmiahnya yang melibatkan pada keterampilan
berpikir (minds-on activities) dan melatih hand-on activities siswa.Jadi, praktikum
mencakup semua kompetensi pendidikan yaitu kompetensi pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan praktikum
juga dapat membantu siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa
terlibat langsung dalam proses pembelajarannya (Umah dkk, 2014).
Hasil studi lapangan yang dilakukan oleh Jahro dan Susilawati (2009)
2
memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui
penerapan metode praktikum. Berdasarkan analisis silabus yang peneliti lakukan,
ada 27 judul praktikum kimia yang idealnya dilakukan atau diamati oleh siswa
selama mereka belajar kimia di SMA.
Namun sampai saat ini, banyak SMA yang tidak melaksanakan praktikum
pada proses pembelajaran kimia. Beberapa faktor penyebabnya adalah kurangnya
tenaga penyelenggara praktikum, kurangnya alat dan bahan praktikum, serta
kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum. Selain itu, dalam pelaksanaan
praktikum memerlukan persiapan yang matang seperti menentukan tujuan
praktikum, menyiapkan prosedur, lembar pengamatan, alat dan bahan, dan lembar
observasi kegiatan praktikum. Komponen penuntun praktikum yang harus
dipersiapkan secara optimal adalah prosedur praktikum. Pelaksanaan prosedur
praktikum yang tidak optimal dapat menyebabkan diperolehnya hasil yang tidak
sesuai dengan tujuan praktikum yang hendak dicapai (Jahro dan Susilawati.
2009).
Selain itu, survei yang dilakukan oleh Rosmalinda (2013) menunjukkan
bahwa, keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara ideal
serta tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, terkadang membuat
para guru kesulitan memfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang
dilakukan siswa. Banyak kendala yang dialami guru dalam memaksimalkan
kegiatan praktikum siswa. Berdasarkan penuturannya kegiatan praktikum belum
bisa dilaksanakan secara optimal karena belum tersedianya penuntun praktikum
kimia yang dapat membantu mengarahkan siswa ketika praktikum.
Darsana dkk (2014) juga menyebutkan bahwa, pelaksanaan praktikum kimia
khususnya di SMA masih jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh
ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan
laboratorium sekolah, keberadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium,
kurangnya keterampilan guru dalam mengatasi keterbatasan alat dan bahan,dan
tidak tersedianya petugas laboratorium yang memiliki kualifikasi pendidikan
3
Mata Pelajaran (MGMP) untuk mendorong melaksanakan pelatihan pemanfaatan
laboratorium dalam pembelajaran.
Hasil wawancara dengan beberapa guru kimia yang mengajar di Madrasah
Aliyah Negeri yang ada di Sumatera Utara, diperoleh fakta bahwa dalam proses
pembelajaran kimia di sekolah jarang melakukan praktikum, hal ini dikarenakan
oleh beberapa faktor di antaranya:
1. Adanya gedung laboratorium tetapi sarana yang kurang memadai.
2. Kurangnya pengalaman dalam diri siswa sehingga menimbulkan
kesulitan atau rasa takut saat melakukan percobaan.
3. Alat dan bahan yang kurang lengkap
4. Penuntun praktikum yang belum tersedia dan kesulitan guru dalam
menyediakan LKS untuk setiap praktikum, sehingga masih berpedoman
pada buku paket yang di dalamnya terdapat LKS percobaan.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi penuntun praktikum kimia di SMA
Negeri 7 Medan menunjukkan bahwa, penuntun praktikum yang ada di sekolah
tersebut yaitu penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara yang diberikan oleh
pemerintah. Tetapi, penuntun praktikum yang digunakan oleh guru-guru kimia
tersebut yaitu penuntun praktikum yang mereka buat sendiri berupa LKS. Hal itu
dikarenakan, penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara tidak sesuai dengan
kondisi laboratorium yang ada di sekolah. Berdasarkan penuturan salah satu guru,
ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kondisi laboratorium sekolah yaitu
penggunaan bahan yang sulit didapatkan karena tidak dijual bebas dipasaran, dan
prosedur kerja menggunakan kata-kata yang sulit dipahami siswa.
Julaiha dkk (2014) juga mengatakan penggunaan bahan ajar penting sebagai
penunjang dalam proses pembelajaran kimia untuk mendapatkan pengalaman
belajar berupa keterampilan sains. Mengingat pentingnya bahan ajar kimia dalam
proses pembelajaran yang berupa buku penuntun praktikum kimia, kebanyakan
guru-guru kimia SMA hanya menggunakan penuntun praktikum atau buku LKS
yang belum standar, maka perlu sekiranya dilakukan pengembangan penuntun
praktikum kimia agar dapat digunakan oleh siswa SMA serta sebagai salah satu
4
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, kita diingatkan untuk kembali
pada prinsip pembelajaran kimia yaitu pembelajaran berlandaskan eksperimen
(Siagian, 2012). Penuntun praktikum yang diadopsi dari luar dan tidak
disesuaikan dengan keadaan laboratorium sekolah juga sering menjadi
kendala,karena penuntun praktikum merupakan suatu pedoman dalam
melaksanakan praktikum dan juga sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar
mengajar. Oleh karena itu, penuntun praktikum perlu didesain sedemikian rupa
sehingga menarik, sesuai dengan kebutuhan siswa, mudah dilaksanakan dan tidak
terlalu banyak membutuhkan alat dan bahan. Untuk itu, perlu disusun suatu
penuntun praktikum kimia dengan cara mereview semua dokumen/buku tentang
pengelolaan laboratorium kimia yang telah ada selama ini.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba mengembangkan
penuntun praktikum dalam pembelajaran kimia dan akan melakukan
validasipenuntun praktikum ini kepada beberapa dosen kimia, guru kimia, dan
siswa SMA/MA. Untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan praktikum, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Asam Basa.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana di laboratorium yang kurang memadai termasuk
bahan dan alat praktikum.
2. Ketidaksesuaian penuntun praktikum kimia yang dipakai dengan
kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah.
3. Penggunaan penuntun praktikum kimia yang belum standar berdasarkan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
4. Belum tersedianya penuntun praktikum kimia yang dipakai sekolah dan
kesulitan guru dalam menyediakan LKS untuk setiap praktikum sehingga
5
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penuntun praktikum kimia SMA kelas XI materi asam basa
berdasarkan kriteria BSNP.
2. Menyusun, dan mengembangkan penuntun praktikum kimia SMA kelas
XI materi asam basa berdasarkan kurikulum 2013.
3. Uji coba penuntun praktikum kimia dilakukan di MAN Pematangsiantar
dan MAN Pematang Bandar.
4. Melihat tingkat pemahaman siswa berdasarkan hasil belajar terhadap
penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan
sesudah praktikum.
1.4.Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penuntun praktikum kimia SMA yang digunakan di kelas XI
materi asam basa telah memenuhi standar BSNP ?
2. Apakah penuntun praktikum kimia materi asam basa yang telah
dikembangkan telah layak/memenuhi standar BSNP ?
3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum
kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah praktikum ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh data atas kelayakan penuntun praktikum kimia SMA
yang digunakan di kelas XI pada materi asam basa berdasarkan BSNP.
2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia pada materi asam basa
6
3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun
praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah
praktikum.
1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Manfaat
teoritis adalah (1) memahami cara menganalisis penuntun praktikum; dan (2)
memahami cara mengembangkan penuntun praktikum. Sedangkan manfaat
praktis adalah (1) diperoleh penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik
serta mudah dilaksanakan; (2) produk penuntun praktikum dapat diaplikasikan
oleh guru kimia di sekolah dalam proses pembelajaran; dan (3) Memberikan
sumbangan pemikiran bagi mahasiswa dan semua kalangan dalam
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada penuntun praktikum kimia SMA kelas XI pada materi asam basa (Duta
Nusantara) diperoleh beberapa kelemahan (tidak sesuai BSNP) seperti:
submateri praktikum yang tidak sesuai dengan silabus, teori yang ada pada
penuntun praktikum yang terlalu singkat, dan materi yang disajikan tidak
mencerminkan jabaran substansi materi yang terkandung dalam Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar.
2. Penuntun praktikum kimia materi asam basa hasil pengembangan telah
memenuhi standar BSNP
3. Tingkat pemahaman siswa terhadap penuntun praktikum kimia materi asam
basa hasil pengembangan sangat tinggi.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan praktikum
sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan
pelajaran yang bersifat abstrak tetapi juga dapat dibuktikan melalui
praktikum.
2. Bagi sekolah SMA/MA sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia
karena dapat meningkatkan hasil belajar dan kreaktifitas siswa dalam
pembelajaran kimia terutama dalam praktikum.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan lebih
lanjut terhadap penelitian ini untuk peningkatan hasil belajar baik dari segi
48
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. (1994). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Airlangga Press. Surabaya.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Rineka Cipta. Jakarta.
Darsana, W. Wayan, S. dan Nyoman, T. (2014). Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4:1-10.
Djamarah, S.B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.
Dwiyanti. (1999). Pengembangan Model Pelaksana Praktikum Kimia Organik Skala Mikro di LPTK. Laporan Penelitia. Bandung.
Hamalik, O. (1990). Belajar dan Mengajar. CV Mandar Maju. Bandung.
Jahro, I.S. (2009). Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreatifitas Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum pada Pembelajaran Kimia.Jurnal Pendidikan Kimia.1:44-47.
Jahro, I.S. dan Susilawati. (2009). Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Kimia.1:20-26.
Julaiha, Hartono, Rachman, I. (2014). Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA. Jurnal Pendidikan Kimia.1:87-93.
Maharani, M.U. (2013). Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Fotosintesis Berbasis Learning Cyrcle untuk Siswa SMP. Skripsi. FMIPA Unnes. Semarang.
Mahfuzh. (2014). Pengertian Larutan Asam Basa dan Contoh serta Indikator asam Basa: http://www.mystupidtheory.com/2014/11/pengertian-larutan-asam-basa-contoh.html. (diakses 25 Januari 2016).
49
Muljono, P. (2007). Buletin BSNP Media Komunikasi dan Dialog Standar Pendidikan. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2: ISSN 0126-4605.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Suatu Panduan Praktis). PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Murjihanto. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Bahasa Latin. Penerbit Terbit Terang. Jakarta.
Nugraha, A.W. (2005). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses IPA pada Praktikum Kimia Fisika II di jurusan Kimia FMIPA UNIMED melalui Kegiatan Praktikum Terpadu.Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan.11:107-112.
Nugraha, A.W. (2006). Penerapan Model Praktikum Semi Riset pada Praktikum Kimia Fisika. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains.1:124-129.
Melalui http://www.geocities.ws/J_sains/Vol1_No3.html.
Padmo, D. (2004). Teknologi Pembelajaran: Peningkatan Kualitas
BelajarMelalui Teknologi Pembelajaran. Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. Ciputat.
Roestiyah, N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Rosmalinda, D. (2013). Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL (Problem Based Learning).Jurnal Edu-Sains.2:1-7.
Rustaman, N.Y. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI. Bandung.
Sembiring, M. (2008). Pengaruh Metode Praktikum Menggunakan Media Komputer Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMAN 2 Lubuk Pakam. Tesis. Universitas Negeri Medan. Medan.
Siagian, H.S. (2012). Pengembangan dan Standarisasi Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X Semester II Sesuai dengan Tuntutan KTSP. Skripsi. FMIPA Unimed. Medan.
Sihole, H.R. dan Situmorang, M. (2006). Efektivitas Metode Praktikum pada Pengajaran Gugus Fungsional di SMA Toba Samosir.Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 1:1-7.
Melalui http://www.geocities.ws/J_sains/Vol1_No1.html.
50
Simaremare, S. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spritual pada Materi Kelarutan dan Hasil Kelarutan (Ksp). Skripsi. FMIPA Unimed. Medan.
Sitinjak, R. (2012). Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia SMA Kelas XI Semester Ganjil Berdasarkan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Skripsi. FMIPA Unimed. Medan.
Sitorus, M. dan Ani, S. (2013). Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sudirman, R.T., Arifin, Z., dan Facri. (1992). Ilmu Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Alfabet. Bandung.
Wanmustafa. (2011). Pengertian dan Fungsi Laboratorium: http://wanmustafa. wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/html. (diakses 22 Januari 2016).
Winarto, D. (2013). Indikator Asam Basa: http://www.ilmukimia.org
/2013/01/indikator-asam-basa.html. (diakses 25 Januari 2016).
Umah, S.K., Sudirman, Novi, R.D. (2014). Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Tema Makanan dan Kesehatan. Unnes Science Education Journal. 3:511-518.