• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) pada siswa kelas VII D di MTs Negeri Seyegan tahun ajaran 2011 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) pada siswa kelas VII D di MTs Negeri Seyegan tahun ajaran 2011 2012"

Copied!
282
0
0

Teks penuh

(1)

i

TGT (Team Game Tournament) PADA SISWA KELAS VII D MTs NEGERI

SEYEGAN TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh : Shanty Anjani

(071414098)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Ayahku:

Koestio Hartono

Ibuku:

Wiwik Lestari

Kakakku :

Dian Meirawati Lestari

Adik-adikku:

Ajeng Widiastutie dan Resi Aji Nugraha

“Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah : 5-6)

“…Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah :

214)

“Dengan ilmu hidup itu menjadi mudah, dengan dzikir hidup itu menjadi indah,

dengan agama hidup itu menjadi terarah, dengan tali silaturahmi hidup menjadi

bergairah.”

“Ilmu itu teman akrab dalam kesepian, sahabat dalam keterasingan, pengawas dalam kesendirian, petunjuk jalan kearah yang benar, penolong disaat sullit dan

simpanan setelah kematian.”

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.”

(5)
(6)
(7)

vii

Anjani, Shanty. 2013 . Efektivitas Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) pada Siswa Kelas VIID MTs Negeri

Seyegan Tahun Ajaran 2011/2012 . Program Studi Pendidikan

Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, keaktifan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TGT, serta pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun datar.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Pengambilan data berlangsung selama ± 1 bulan dengan 10 kali pertemuan mulai dari tanggal 24 April 2012 – 24 Mei 2012. Awal pertemuan, peneliti mengadakan pre test, enam kali pertemuan mengadakan pembelajaran tentang bangun datar, dua kali pertemuan mengadakan turnamen, dan pertemuan terakhir mengadakan post test. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan berbagai cara.. Data tes belajar diperoleh dari nilai post test sebagai nilai akhir. Selanjutnya untuk melihat ketuntasan belajar siswa, maka dilakukan perbandingan antara nilai akhir dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Untuk materi bangun datar segi empat KKM dari sekolah yaitu sebesar 75. Siswa dikatakan tuntas apabila nilai akhir lebih besar atau sama dengan 75 dan pembelajaran dikatakan efektif jika siswa yang tuntas mencapai lebih atau sama dengan 75%. Data keaktifan siswa diperoleh melalui observasi yang dianalisis dengan menghitung presentase keaktifan siswa dalam kelompok Untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar ini diukur dari rata-rata post test yang dibandingkan dengan rata-rata pre test. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) presentase siswa yang tuntas belum mencapai 75%, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT belum cukup efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dengan materi Bangun Datar Segi Empat khususnya di kelas VII D di MTs N Seyegan. (2) presentase keaktifan siswa dalam kelompok yang memberikan kriteria tinggi yaitu sebesar 14,3% , dan untuk kriteria sedang dan rendah memberikan presentase yang sama yaitu masing-masing sebesar 42,9%. (3) pengaruh pembelajaran model TGT dilihat dari rata-rata peningkatan hasil belajarnya, dan terjadi peningkatan sebesar 29,11 poin, sedangkan dilihat dari presentase hasil belajarnya, terdapat 12 siswa dari 30 siswa memberikan hasil belajar tinggi atau sebesar 40%, 13 dari 30 siswa memberikan hasil belajar sedang atau sebesar 43,33% dan 5 dari 30 siswa memberikan hasil belajar rendah atau sebesar 16,67%.

(8)

viii

Quadrilaterals Learning Material through TGT Cooperative Learning

Type on the 7th Grade Students of MTs Negeri Seyegan in the Academic

Year of 2011/2012. Mathematic and Science Education, Teacher

Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.

The purpose of this research was to know the effect of using TGT cooperative learning type, students, activity in TGT cooperative learning type, and also the influence of TGT learning type on the result of mathematics learning on the learning material of Quadrilaterals.

The type of the research is qualitative-quantitative description. The process of data collecting was going for ± 1 month in 10 times meetings, started on April 24th 2012 – May 24th 2012. In the first meeting, the researcher conducted the pre-test. Then the researcher conducted six-time learning activities about Quadrilaterals, conducted two-time tournaments, and in the last meeting, the researcher conducted a post-test. The data needed in this research was gained through various kinds of methods. The data of learning test were gained from the post-test score as a final

score. To know the students’ understanding, the researcher compared the final score

with the Minimal Exhaustiveness Criteria. The Minimal Exhaustiveness Criteria proposed from the school for the Quadrilaterals learning material is 75. The students will pass If their final scores are 75 or more than that, and the learning process is

effective if the students who pass are 75% or more than that. The data of students’

activity were gained through the observation analyzed by counting students’ activity in a group. To see the influence of TGT cooperative learning type on learning result was measured from the average of post test scores that was compared with the average of pre test score.

The result of the research was (1) the percentage of the students who pass the test had not reach 75% therefore it can be concluded that TGT Cooperative Learning type was not effective enough to be applied in the mathematics learning on the learning material of Quadrilaterals especially in class 7D MTs N Seyegan. (2) the

percentage of students activity who have “good” criterion was 14,3%, and who have “average” and “poor” criterion was the same that was 42,9%. (3) the effect of TGT

learning type can be seen from the increase of students study result was 29,11 point,

and from the percentage of study result there were 12 of 30 students have “high” study result that was 40%, 13 of 30 students have “medium” percentage that was 43,33% and 5 of 30 students have”poor” study result that was 16,67%.

(9)
(10)
(11)

xi

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vi ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitan... 6

F. Batasan Istilah... 7

(12)

xii

A. Belajar... 13

B. Aktivitas………... 14

C. Pengajaran dan Pembelajaran…... 15

D. Pembelajaran Kooperatif... E. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT……….. F. Bangun Datar (Segi Empat)………... G. Hasil Belajar………... H. Kerangka Berfikir………... 16 20 25 43 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 47

C. Subjek dan Objek Penelitan ... 48

D. Variabel Penelitan... 48

E. Instrumen... F. Metode Analisis Data………. 49 54 BAB IV PELAKSANAAN PENELITAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian... 59

B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran………...

C. Analisis Data………...

1. Analisis Data Keaktifan Siswa dan Pembahasan………

(13)

xiii

TGT terhadap Hasil Belajar………

4. Penghargaan Kelompok………..

5. Korelasi antara Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar………….

83 92 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 98

B. Saran... 103

DAFTAR PUSTAKA... 105

(14)

xiv Tabel 2.1

Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 3.1

Tabel Kriteria Pengahrgaan Kelompok... Tabel Hasil Belajar menurut Gagne... Tabel Hasil Belajar menurut Bloom... Tabel Pengamatan Keaktifan Siswa...

24 43 44 50

Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test... 53

Tabel 3.3 Tabel Distribusi Siswa dalam Kelompok... 56

Tabel 4.1 Tabel Interpretasi Validitas... 60

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-1... 72

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-2... 73

Tabel 4.4 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-3... 73

Tabel 4.5 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-4... 74

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-5... 75

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-6……….. 75

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Siswa pada Kelompok-7…………... 76

Tabel 4.9 Tabel Skor Rata-Rata untuk Setiap Kelompok... 77

Tabel 4.10 Tabel Kriteria Keaktifan Siwa pada tiap Kelompok... 78

Tabel 4.11 Tabel Prestasi Belajar... 81

Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test... 83

Tabel 4.13 Tabel Penggolongan Nilai Post Test Siswa Kelas VII D menurut Skala Likert... 87

Tabel 4.14 Sebaran Frekuensi bagi Nilai Post Test... 89

(15)
(16)

xvi

Gambar 2.1 Penempatan pada Meja Turnamen... 23 Gambar 4.1 Diagram Keaktifan Siswa...

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran bagi Presentase Nilai Post Test...

80 88 Gambar 4.3 Histogram bagi Nilai Post Test...

Gambar 5.1 Diagram Lingkaran bagi Presentase Keaktifan... Gambar 5.2 Diagram Lingkaran bagi Presentase Nilai Post Test...

(17)

xvii

Hal.

Lampiran A

A.1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... A.2 : Kisi-Kisi Soal Test Prestasi……….. A.3 : Soal Pre Test dan Kunci Jawaban………

A.4 : Soal Post Test dan Kunci Jawaban………...

A.5 : Soal Diskusi Kelompok dan Kunci Jawaban………...

A.6 : Soal Turnamen dan Kunci Jawaban……….

107 126 127 136 145 160

Lampiran B

B.1 : Data keaktifan………... 210

B.2 : Tabel Skor Tes Uji Coba……….. 227

B.3 : Tabel Validitas……….. 228

B.4 : Tabel Reliabilitas……….. 230

B.5 : Hasil Diskusi……… 234

B.6 : Hasil Pre Test………... 242

B.7 : Hasil Post Test……….. 248

Lampiran C Dokumentasi Penelitian... 257

Lampiran D D.1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian... 260

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia di dunia ini sangat membutuhkan pendidikan. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang menuju ke arah yang lebih baik, serta menjadi sarana dan wahana yang strategis di dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan juga dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas diri. Oleh karena itu, pendidikan harus mendapat perhatian serta penanganan secara serius. Pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia.

(19)

komputer, perbankkan, dan sebagainya. Pembelajaran matematika diharapakan dapat menumbuhkan kemampuan untuk berpikir logis, sistematis, cermat, kritis, efektif dan efisien dalam memecahkan permasalahan.

Keberhasilan siswa dalam memahami permasalahan matematika serta dapat memanfaatkannya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan matematika atau ilmu-ilmu yang lain, adalah salah satu unsur yang penting dalam tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran matematika. Oleh karena itu, perlu diadakan evaluasi hasil belajar siswa dan hasil belajar ini yang merupakan prestasi belajar siswa.

Pada kenyataannya, hasil belajar matematika di Indonesia masih tergolong rendah. Sebagian besar peserta didik menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Anggapan seperti ini sudah berlangsung sejak lama. Untuk mempelajari matematika diperlukan suatu kecerdasan dan keuletan yang matang. Disamping itu juga sangat bergantung pada cara guru atau metode dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar.

(20)

pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

(21)

teman-temannya diluar konteks pembelajaran daripada mengerjakan latihan soal, sehingga waktu yang diberikan relatif kurang efisien.

Dalam proses belajar mengajar, dimungkinkan bahwa siswa akan lebih termotivasi jika suasana kelas cenderung tidak kaku. Oleh karena itu, guru dituntut berinovasi untuk melakukan perbaikan dari segi metode pengajarannya, supaya dapat meningkatkan hasil belajar para peserta didik. Adapun salah satu usaha untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif atau belajar secara berkelompok.

(22)

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Metode ceramah yang sering digunakan oleh guru, belum dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, yaitu belum menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa, karena pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai.

2. Para siswa yang masih pasif karena pembelajaran di dominasi oleh guru.

3. Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran menjadi salah satu faktor yang membuat peserta didik merasa jenuh, yang akhirnya menyebabkan hasil belajar siswa masih tergolong rendah.

C. Pembatasan masalah :

(23)

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi Bangun Datar (Segi Empat) di kelas VII D MTs N Seyegan ?

2. Bagaimanakah keaktifan siswa pada pembelajaran matematika pada materi Bangun Datar (Segi Empat) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ?

3. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar matematika pada materi Bangun Datar (Segi Empat) ?

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui :

(24)

2. Keaktifan siswa pada pembelajaran matematika pada materi Bangun Datar (Segi Empat) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

3. Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar matematika pada materi Bangun Datar (Segi Empat).

F. Batasan istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam judul dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Belajar (Winkel, 1991)

Proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya

perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar.

2. Efektivitas

(25)

berhasil guna (tentang usaha, tindakan). Sehingga efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau tingkat keberhasilan dari suatu tindakan atau usaha.

Menurut Mulyasa, suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila seluruh siswa dilibatkan secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

Sedangkan menurut Slavin, indikator suatu pembelajaran dikatakan efektif dapat terlihat

dari:

a) Kualitas pembelajaran (Quality of instruction).

Kualitas pembelajaran dapat terlihat dari ketercapaian tujuan instruksional pembelajaran yang terdapat pada indikator pembelajaran dan kemampuan anak setelah penerapan pembelajaran.

b) Kesesuaian tingkat pembelajaran (Aproprite levels of instruction).

(26)

c) Motivasi dalam pembelajaran (Incentive of instruction). Cara guru memberikan motivasi yang dapat terlihat dari respon dan minat siswa saat berlangsungnya pembelajaran.

d) Waktu (time).

Keefisienan waktu dan pengaturan waktu yang telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran.

3. Keaktifan dan aktivitas

Aktif berarti giat dalam bekerja atau berusaha (KBBI, Balai Pustaka 2005). Keaktifan berarti kegiatan, kesibukan yang dibatasi sebagai keterlibatan siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Aktivitas adalah segala sesuatu yang meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan.

4. Pembelajaran (KBBI)

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan mempelajari.

5. Pembelajaran Kooperatif (Lie, 2002)

(27)

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) (Trianto, 2009).

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) adalah teknik pembelajaran yang dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keith Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

7. Hasil Belajar (Suprijono, 2009)

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja..

(28)

G. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bagi Sekolah

Memberikan masukan untuk menyusun dan menyempurnakan model pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat membantu guru dalam menentukan metode pembelajaran yag tepat untuk mengajar matematika, sehingga pelajaran matematika tidak lagi membosankan dan membuat menjadi menyenangkan.

3. Bagi Peneliti

(29)

4. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi para pembaca, dan diharapkan pula bagi para pembaca untuk memberikan masukan pertimbangan mengenai model-model pembelajaran yang kreaktif, modifikasi pembelajarannya, memberikan inovasi baru dalam menyiapkan pembelajaran di dalam kelas untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar misalnya inovasi media pembelajaran, serta dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran.

5. Bagi Fakultas

(30)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran, W.S Winkel mendefinisikan belajar sebagai proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar.

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan pengertian belajar sebagai berikut (Suprijono, 2009) :

1. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

2. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 3. Cronbach

(31)

4. Horald Spear

Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.

5. Geoch

Belajar adalah perubahan hasil performance sebagai hasil latihan. 6. Morgan

Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan definisikan belajar di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman, dimana perubahan tersebut akan menghasilkan perubahan dari yang belum mampu menjadi mampu.

B. Aktivitas

Aktivitas berasal dari kata “aktif”, yang menurut KBBI (2000) diartikan

(32)

merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar.

C. Pengajaran dan Pembelajaran

Dalam KBBI, istilah pengajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) memiliki pengertian yang berbeda. Pengajaran (teaching) adalah proses, perbuatan, cara mengajarkan. Pengajaran adalah proses penyampaian. Pengajaran merupakan proses mengajar oleh guru, yang berarti konstruksi belajar adalah berpusat pada guru. Sedangkan pembelajaran (learning) adalah proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran adalah proses mempelajari oleh siswa. Dengan demikian konstruksi belajar adalah berpusat pada siswa.

Driscoll (dalam Robert E. Slavin 2008:179) mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan pengalaman. Menurut Suprijono (2009) guru mengajar dalam perspektif pengajaran dapat diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik dimana guru menyampaikan dan

siswa tinggal menerima. Guru bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap

(33)

D. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan beragumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutupi kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Robert E. Slavin , 2005:4).

Pembelajaran kooperatif juga digunakan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa-siswi, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.

(34)

1. Student Team-Achievement Division (STAD)

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim yang terdiri atas 4 orang yang heterogen menurut tingkat prestasi, kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnik. Guru menyampaikan pelajaran, kemudian siswa belajar dalam tim untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran dengan baik. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis yang dikerjakan secara individu tanpa bantuan dari teman satu tim. Terakhir penerikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

2. Team Games-Tournament (TGT)

(35)

3. Jigsaw II

Dalam Jigsaw II, para siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang, dengan latar belakang yang berbeda seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa ditugaskan untuk membaca bab, buku kecil, atau materi-materi yang bersifat menjelaskan terperinci lainnya.

Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam

aspek tertentu dari tugas membaca tersebut. Setelah membaca materi, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang dibahas, lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya. Terakhir, diberikan suatu kuis atau bentuk penilaian lainnya untuk semua topik.

4. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajar membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Madden, Slavin, & Steven, 1986).

(36)

Para siswa tidak mengerjakan kuis sampai teman satu tim menyatakan bahwa mereka sudah siap. Penghargaan tim akan diberikan berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim.

5. Team Accelerated Instruction (TAI)

TAI sama dengan STAD dan TGT menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan member sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. Namun, metode STAD dan TGT menggunakan pola pengajaran tunggal untuk satu kelas, sementara TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual. TAI dirancang khusus untuk mengajar matematika kepada siswa kelas 3-6 (atau siswa pada kelas lebih tinggi yang belum siap menerima materi aljabar lengkap).

(37)

minggu guru menjumlahkan angka dari tiap unit yang telah diselesaikan semua anggota tim dan memberikan penghargaan.

E. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

Team Game Tournament pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edward, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Metode ini menggunakan turnamen-turnamen akademik, dan menggunkan kuis-kuis dalam sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya yang setara seperti mereka.

Secara umum, TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal : TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang seperti mereka dalam kinerja akademik sebelumnya. Deskripsi dari komponen-komponen TGT sebagai berikut :

1. Presentasi di kelas (sama seperti dalam STAD)

(38)

memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka menjalankan game maupun turnamen dan skor dari game maupun turnamen mereka menentukan skor tim mereka.

2. Tim (sama seperti dalam STAD)

(39)

3. Game.

Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang, memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

4. Turnamen.

(40)

melakukan hal yang terbaik. Gambar 2.1 mengilustrasikan hubungan antara tim heterogen dan meja turnamen homogen. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja, tergantung pada kinerja mereka

pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja

berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5) ; skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama ; dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya.

Gambar 2.1 : Penempatan pada Meja Turnamen Team A

A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen

1

Meja Turnamen

2

Meja Turnamen

3

Meja Turnamen

4

B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

Team B

C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

(41)

5. Rekognisi Tim (sama seperti dalam STAD)

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa, dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Kriteria penghargaan kelompok dinyatakan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok Kriteria

(rata-rata tim) Penghargaan

40 Tim Baik

45 Tim Sangat

Baik

(42)

F. Bangun Datar (Segi Empat)

1. Persegi Panjang

a. Pengertian Persegi Panjang :

Persegi Panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sama panjang dan sejajar, keempat sudutnya siku-siku, tepat menempati bingkainya dengan empat cara, serta diagonal-diagonal suatu persegi panjang adalah sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah. b. Sifat-sifat Persegi Panjang :

1) Dalam setiap Persegi Panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang. AB = CD

AD = BC

2) Dalam setiap Persegi Panjang, sisi-sisi yang berhadapan sejajar. AB // CD

AD // BC A

C D

B

A B

(43)

3) Dalam setiap Persegi Panjang, tiap-tiap sudutnya sama besar, yaitu 90° (sudut siku-siku) .

       

A B C D 90

4) Diagonal-diagonal dalam setiap Persegi Panjang sama panjang. AC = BD

5) Diagonal-diagonal dalam setiap Persegi Panjang berpotongan dan saling membagi dua sama panjang.

AO = OC dan BO = OD

6) Memiliki dua sumbu simetri.

7) Memiliki simetri putar tingkat dua.

A B

C D

O

A B

C D

A B

C D

A B

C D

C D

(44)

8) Dapat menempati bingkainya dengan empat cara.

c. Keliling Persegi Panjang :

Keliling Persegi Panjang ABCD di atas adalah = AB + BC + CD + AD

Sisi AB dan CD adalah panjang dari Persegi Panjang, sedangkan sisi BC dan AD adalah lebar dari Persegi Panjang. Karena AB = CD dan BC = AD, maka:

Keliling Persegi Panjang :

) 2 ( ) 2 ( ) 2 ( ) 2 ( lebar panjang BC AB K       

atau K 2(panjanglebar)

A B

C D

Bentuk awal

C D

A B

Diputar 180

D C

B A

Dibalik menurut

garis m m

B A

D C

Dibalik menurut

garis n

(45)

d. Luas Persegi Panjang dengan panjang (p) dan lebar (l) adalah : lebar

panjang

L  atau Lpl

2. Persegi

a. Pengertian Persegi :

Persegi adalah bangun datar segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku. Diagonal-diagonal suatu persegi adalah sama panjang dan tegak lurus ditengah-tengah.

b. Sifat-sifat Persegi :

1) Semua sisi Persegi adalah sama panjang. AB = BC = CD = AD

2) Sudut-sudut dalam setiap Persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.

CBD ABD

CAB DAC

  

  

A B

C D

A B

C D

A B

(46)

3) Kedua diagonalnya sama panjang AC = BD

4) Diagonal-diagonal setiap Persegi berpotongan membentuk sudut siku-siku dan menbagi dua sama panjang.

AC  BD AO = OC BO = OD

5) Suatu Persegi memiliki empat sumbu simetri

6) Memiliki simetri putar tingkat empat

A B

C D

O

A B

C D

A B

C D

A B

C D

A B

C D

A B

C D

C D

A B

B C

D A

D A

(47)

7) Dapat menempati bingkainya dengan delapan cara

c. Keliling Persegi :

Keliling Persegi ABCD diatas adalah = AB + BC + CD + DA

Karena keempat sisinya sama, yaitu AB = BC = CD = DA, maka Kelilingnya :

sisi

K 4 atau K 4s

D A

B C

Diputar

B C

D A

C D

A B Diputar  180 Diputar  270

A D

C B

Dibalik menurut AC

D C

B A

Dibalik menurut garis k

k

B A

D C n Dibalik menurut garis n

A B

C D

BENTUK AWAL

C B

A D

Dibalik menurut

(48)

d. Luas Persegi

Karena Persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama, yang selanjutnya disebut sisi, maka Luas Persegi adalah:

2

sisi sisi sisi

L  

3. Jajaran Genjang

a. Pengertian Jajaran Genjang :

Jajaran Genjang adalah bangun datar segi empat yang dibentuk dari sebuah segitiga dengan bayangannya yang diputar setengah putaran (180°) dengan pusat titik tengan salah satu sisinya.

b. Sifat-sifat Jajaran Genjang :

1) Pada setiap Jajaran Genjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

AB // CD AD // BC AB = CD AD = BC

D C

(49)

2) Pada setiap Jajaran Genjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar. D B C A      

3) Pada setiap Jajaran Genjang, jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan adalah 180°.

                  180 180 D A C B D C B A

4) Kedua diagonal pada setiap Jajaran Genjang saling membagi dua sama panjang.

AO = OC

BO = OD

5) Memiliki simetri putar tingkat dua.

6) Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.

D C

B A

o

o x

x

D C

B A

O

D C

B A

Bentuk awal

B A

D C

Diputar 180 

D C

B A

Bentuk awal

B A

D C

(50)

c. Keliling Jajaran Genjang : AB = CD dan AD = BC

Keliling = AB + BC + CD + AD

= AB + BC + AB + BC

= 2AB + 2BC

K = 2 (AB + BC) atau K 2(alasrusukmiring)

d. Luas Jajaran Genjang :

Jajargenjang terbentuk dari dua segitiga, sehingga luas jajargenjang sama dengan dua kali luas dari segitiga pembentuknya.

Jika AB adalah alas (a) danDE adalah tinggi (t), maka

L ABCD = Luas ∆ ABD + Luas ∆ BCD, (Luas ∆ ABD = Luas ∆ BCD)

= 2 L ∆ ABD

D C

B

(51)

Sehingga didapat Luas Jajaran genjang adalah tinggi

alas

L 

4. Belah Ketupat

a. Pengertian Belah Ketupat :

Belah ketupat adalah bangun datar segi empat yang dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

b. Sifat-sifat Belah Ketupat :

1) Semua sisi setiap Belah Ketupat sama panjang.

AB = BC = CD = AD D

A

B

(52)

2) Kedua diagonal setiap Belah Ketupat merupakan sumbu simetri. Diagonal AC dan BD

3) Pada setiap Belah Ketupat sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

C A

D B

  

  

4) Kedua diagonal setiap Belah Ketupat saling membagi dua sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.

AO = OC

BO = OD

c. Keliling Belah Ketupat : AB = BC = CD = AD = s

Keliling = AB + BC + CD + AD

= s + s + s + s

sisi Keliling 4

D A

B

C

D A

B

C

D A

B

(53)

d. Luas Belah Ketupat :

Belah ketupat terbentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

Maka Luas Belah ketupat

Luas ABCD = Luas ∆ ABD + Luas ∆ BCD

2 1. 2 1 . 2 1 2 1 . 2 1 . 2 1 d d AC BD OC AO BD OC BD AO BD       5. Layang-layang ABD
(54)

a. Pengertian Layang-layang :

Layang-layang adalah bangun datar segi empat yang dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki yang panjang alasnya sama dan berimpit.

b. Sifat-sifat Layang-layang :

1) Pada setiap Layang-layang, masing-masing sepasang sisinya sama panjang.

AB = AD dan BC = CD

2) Pada setiap Layang-layang, terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar.

ADC ABC 

3) Pada setiap Layang-layang, salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri, yaitu diagonal AC.

D

C B

A

D

C B

A

D

C B

(55)

4) Pada setiap Layang-layang, salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal lain dan tegak lurus dengan diagonal itu.

Berdasarkan sumbu simetri AC,

OB = OD

   

 

 180 90

2 1

x AOD AOB

c. Keliling Layang-layang :

Keliling layang-layang merupakan jumlah panjang semua sisi pada layang-layang tersebut.

Karena AB = AD dan BC = CD, maka

K = AB + BC + CD + AD

= AB + BC + BC + AB

= 2 AB + 2 BC

= 2 (AB + BC) atau K2(rusukpanjangrusukpendek) D

C B

(56)

d. Luas Layang-layang :

Karena diagonal AC dan BD berpotongan tegak lurus, maka:

Luas ABCD = Luas  ABD + Luas  BCD

AC BD

OC AO BD

OC BD AO

BD

. 2 1

) (

2 1

. 2 1 .

2 1

 

 

Sehingga Luas Layang-layang adalah

2 ) (d1 d2

L 

D

C

B A

O

B O

D

C A

(57)

6. Trapesium

a. Pengertian Trapesium :

Trapesium adalah bangun datar segi empat dengan tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

b. Sifat-sifat Trapesium :

1) Memiliki tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar. AB // CD

2) Pada setiap Trapesium, jumlah sudut yang berdekatan di antara dua sisi sejajar (sudut dalam sepihak) adalah 180°.

   

ABC BCD 180

   

BAD ADC 180

D

B A

C

D

B A

C

D

B A

C

D

B A

(58)

3) Pada Trapesium siku-siku, salah satu kakinya tegak lurus terhadap sisi sejajarnya.

AD  AB

4) Pada Trapesium sama kaki dapat menempati bingkainya dengan dua cara.

c. Keliling Trapesium :

Secara umum, keempat sisi pada trapesium tidak sama panjang. Maka keliling trapesium adalah jumlah panjang dari keempat sisi trapesium.

Sehingga keliling trapesium:

K= AB + BC + CD + AD atau K= Jumlah keempat sisinya

d. Luas Trapesium :

A B

C D

Diputar menurut garis

h

A D

B C

h

A B

C D

Bentuk Awal

F E

C D

A E

D

B C

F C

B D

E F

(59)

Luas trapesium ABCD

= Luas ∆ AED + Luas persegi EFCD + Luas ∆FBC

) ( 2 1 ) ( 2 1 ) , ( . . . 2 . 2 1 . 2 1 . 2 1 . . 2 1 DC AB ED DC FB EF AE ED maka DC EF dan FC ED karena FC FB EF ED AE ED FC FB EF ED AE ED              

Jika ED = tinggi, AB = bawah, dan DC = atas, maka:

L = 2 1

x tinggi (bawah + atas) atau

L = 2 1

(bawah + atas) x tinggi atau

2

) (jumlahrusuksejajar tinggi

(60)

G. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (dalam Nugraheni, 2011), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.2

Tabel Hasil Belajar Menurut Gagne

Jenis Hasil

1. Informasi Verbal

Kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2. Ketrampilan intelektual

Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengatagorisasi, analisis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas. 3. Strategi

Kognitif

Kecakapan meyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4. Ketrampilan

motorik

(61)

Jenis Hasil

5. Sikap Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisai nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai nilai sebagai standar perilaku.

Bebeda dengan pemikiran Gagne, menurut Bloom hasil belajar mencakup tiga kemampuan yaitu, kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Berikut merupakan tabel hasil belajar menurut Bloom :

Tabel 2.3

Tabel Hasil Belajar Menurut Bloom

Jenis Hasil

1. Kognitif Kemampuan kognitif berkenaaan dengan hasil belajar intelektualnya yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2. Afektif Kemampuan afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. Psikomotor Kemampuan psikomotorik berkenaan dengan hasil

(62)

H. Kerangka Berfikir

Pendidikan matematika memiliki peran yang sangat penting karena matematika adalah ilmu dasar yang selalu digunakan dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, komputer, perbankkan, dan sebagainya. Pembelajaran matematika diharapakan dapat menumbuhkan kemampuan untuk berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, dan disiplin dalam memecahkan permasalahan. Dalam pembelajaran matematika ini, siswa diharapkan dapat membangun atau mengkontruksi pengetahuanya sendiri dari pengalaman-pengalamannya masa lalu. Pada proses mengkontruksi pengetahuannya tersebut, siswa memerlukan keaktifan baik dalam mencari informasi maupun dalam menyampaikan suatu informasi tersebut.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan dalam bertanya, memberi tanggapan, memberikan alternatif jawaban, menyatakan definisi ataupun menarik kesimpulan. Dengan adanya peran yang aktif dari siswa, maka diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang efektif. Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila, pembelajaran tersebut dapat mencapai suatu tujuan tertentu yaitu adanya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan adanya peningkatan prestasi belajar siswa.

(63)

karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab dan peran yang cukup besar dalam keberhasilan timnya.

(64)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Jenis penelitian ini ditujukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka (Nana S. Sukmadinata, 2005).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

(65)

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII D di MTs Negeri Seyegan.

2. Objek yang diagunakan dalam penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ).

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournament ).

2. Variabel terikat

(66)

E. Instrumen

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam suatu penelitian maka digunakan suatu alat ukur yang dinamakan instrumen. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis instrument, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP ini digunakan sebagai patokan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar segi empat yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team-Games-Tournament).

b. Lembar Diskusi Siswa

Lembar diskusi ini digunakan pada saat siswa bekerja sama atau berdiskusi di dalam kelompok. Lembar diskusi disusun berdasarkan materi yang hendak diajarkan.

c. Lembar Game-Turnamen Siswa

(67)

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Instrumen Observasi Keaktifan Siswa

Untuk mengetahui seberapa aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran, peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk melakukan pengamtan terhadap keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Instrumen keaktifan siswa ini berupa tabel yang berisi mengenai jenis keaktifan dalam hal bertanya kepada guru tentang materi / latihan soal, bertanya kepada teman satu kelompok tentang materi / soal pekerjaan kelompok, membantu teman satu kelompok dalam memahami materi, membantu teman satu kelompok dalam mengerjakan latihan soal, mengajukan ide tentang memahami materi / mengerjakan soal, membuat kesimpulan / rangkuman hasil pekerjaan kelompok, dan menyampaikan hasil pekerjaan kelompok

Tabel 3.1

Tabel Pengamatan Keaktifan Siswa

Kelompok:

Pembelajaran:

Jenis Keaktifan

Menit ke- Jumlah

(Frekuensi) 20 30 40 50 60 70 80

A

B

C

(68)

Kelompok:

Pembelajaran:

Jenis Keaktifan

Menit ke- Jumlah

(Frekuensi) 20 30 40 50 60 70 80

E

F

G

Jumlah

Keterangan tabel :

A : bertanya kepada guru tentang materi / latihan soal

B : bertanya kepada teman satu kelompok tentang materi / soal pekerjaan kelompok

C : membantu teman satu kelompok dalam memahami materi

D : membantu teman satu kelompok dalam mengerjakan latihan soal

E : mengajukan ide tentang memahami materi / mengerjakan soal

F : membuat kesimpulan / rangkuman hasil pekerjaan kelompok

(69)

b. Tes Hasil Belajar Siswa

Dalam hal ini, peneliti membuat dua macam test untuk mengukur hasil belajar siswa, yaitu pre test dan post test. Hasil pre test digunakan untuk pembagian kelompok pada permainan game, sedangkan hasil post test diagunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Masing-masing tes terdiri dari 15 soal pilihan ganda. Kedua tes menggunakan kisi-kisi yang sama serta menggunakan indikator yang sama pula. Adapun kisi-kisi yang digunakan dalam pembuatan soal pre test dan post test tersebut adalah :

Standar Kompetensi :

6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Kompetensi Dasar :

(70)

Tabel 3.2

Tabel Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test :

Indikator

Aspek Penilaian

No Soal

Jumlah Soal Ingatan Pemahaman Aplikasi

1. Menentukan sifat-sifat Segiempat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.

1,2,3,4,5,6

7,8,9

9

2. Menghitung keliling dan luas

Segiempat

√ 10,11,12,13,14,15 6

Jumlah 6 3 6 15

% 40

% 100 15

6

 

% 20

% 100 15

3

 

% 40

% 100 15

6

 

(71)

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas a. Analisis Validitas

Validitas butir soal dilakukan setelah peneliti melakukan uji coba terhadap instrument penelitian. Hasil uji coba akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan korelasi product moment dengan taraf signifikansi sebesar 5% sebagai berikut :

 

 

2 2

2

 

2

i i i i i i i i xy

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

Y

X

N

r

dengan xy

r = koefisien validitas butir antara variabel X dan variabel Y N = jumlah siswa uji coba

X = skor tiap butir soal untuk setiap individu Y = jumlah skor tiap siswa uji coba

Dalam perhitungan validitas butir soal ini, suatu butir soal dinyatakan valid bila hasil perhitungan validitas butir  r tabel.

b. Analisis Reliabilitas

(72)

               

2

2 1 1 1 1 1 t N N

r

  dengan,

 

n n X Xi i

 

 2 2 2

 , untuk setiap varians tiap butir soal

 

n n Y Y t

 

 2 2 2

 , untuk varians total

Keterangan :

11

r = reliabilitas instrumen

2

i

 = jumlah varians skor tiap-tiap butir

2

t

 = varians total

N = banyak soal n = jumlah siswa

Adapun suatu soal dikatakan sebagai soal yang reliabel bila hasil perhitungan Alpha  0,5.

(73)

Sangat Tinggi : 0,81 < r  1,00

Tinggi : 0,61 < r  0,80

Cukup : 0,41 < r  0,60

Rendah : 0,21 < r  0,40

Sangat Rendah : 0,00 < r  0,20

2. Analisis Keaktifan Siswa dalam Kelompok

Setelah dilakukan pengamatan tiap kelompok pada setiap pembelajaran, kemudian dilakukan pemberian skor. Skor yang telah diperoleh dimasukkan kedalam tabel distribusi untuk tiap kelompok pada setiap pembelajaran.

Tabel 3.3

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa dalam Kelompok

Kelompok :

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan Pembelajaran -1

(74)

Skor yang didapat oleh tiap kelompok pada setiap pembelajaran, kemudian dijumlahkan, lalu didapatkan :

k1 = jumlah skor total kelompok 1

k2= jumlah skor total kelompok 2 …dan seterusnya

k7 = jumlah skor total kelompok 7

Dari jumlah skor total pada tiap kelompok, kemudian dicari rata-ratanya. Setelah didapat rata-rata dari skor total untuk tiap kelompok, lalu ditentukan skor tertinggi, skor terendah, dan selisihnya.

Skor tertinggi =

k

ma ks ;

Skor terendah =

k

min ;

Selisih =

k

ma ks

k

min

Banyak kriteria keaktifan siswa = 3 ( Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) )

siswa keaktifan kr iter ia

banyak

Selisih Selang

Skala Likert kriteria keaktifan siswa di dalam kelompok

Selang

min

Skor Skorma ks

(75)

Dari skala Likert, dapat ditentukan berapa banyak kelompok dalam setiap selang, setelah itu dapat ditentukan pula presentase keaktifannya.

3. Analisis Tes Hasil Belajar

Tes Hasil Belajar Siswa diambil dari nilai post-test yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dengan kriteria penilaian butir soal yaitu skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah.

(76)

59

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan Uji Coba Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian di kelas VII D MTs N Seyegan, untuk melakukan uji pre test dan post test, peneliti terlebih dahulu melakukan tes uji coba dikelas yang berbeda (VII C) untuk mendapatkan validitas butir yang baik. Soal pre test maupun post test berupa pilihan ganda sebanyak 15 butir soal. Peneliti mengingatkan kembali mengenai materi uji coba pada saat itu yaitu Bangun datar Segi Empat, yang sebelumnya telah mereka dapatkan pada waktu duduk di bangku sekolah dasar. Setelah itu, siswa diberikan lembar soal dan siswa diminta untuk mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh bekerja sama dengan siswa lain.

2. Data Tes Uji Coba

(77)

3. Analisis Validitas

Soal diuji cobakan terhadap 30 siswa kelas VIIC MTs Seyegan. Peneliti menggunakan 15 butir soal pilihan ganda dengan materi pokok Bangun Datar (Segi Empat). Dari tes uji coba diperoleh data berupa skor tiap nomor. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat ditentukan validitas menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Uji validitas menggunakan teknik product momen yang dikemukakan oleh Pearson. Berdasarkan data analisis program Microsoft Excel (lampiran) dapat disimpulkan interpretasi validitas yang dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1.

Tabel Interpretasi Validitas

No Soal Rxy Keterangan

1 0,41 Valid

2 0,36 Valid

3 0,37 Valid

4 0,66 Valid

5 0,67 Valid

6 0,37 Valid

7 0,33 Valid

8 0,46 Valid

9 0,34 Valid

10 0,51 Valid

11 0,33 Valid

(78)

No Soal Rxy Keterangan

13 0,57 Valid

14 0,33 Valid

15 0,39 Valid

4. Analisis Reliabilitas

Berdasarkan hasil dari tes uji coba yang diperoleh, dapat ditentukan reliabilitas menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Uji reliabilitas menggunakan rumus Koefisien Cronbach Alpha. Berdasarkan data analisis program Microsoft Excel (lampiran) diperoleh hasil r11 adalah 0,7. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa soal tersebut reliabel.

B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

(79)

1. Pertemuan I (Pelaksanaan Pre test)

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 26 April 2012 pada pukul 08.30 – 09.50. Pada pertemuan ini, peneliti memberikan pre test dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sehingga dalam pembagian kelompok dapat terbagi dalam kelompok yang heterogen. Pre test ini diikuti oleh siswa kelas VII D MTs N Seyegan yang terdiri dari 30 siswa dengan materi Bangun Datar Segi Empat.

2. Pertemuan II (Pembelajaran I)

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012 pukul 08.30 – 09.50 . Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi Bangun Datar Segi Empat (Persegi dan Persegi Panjang) dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen). Rencana pembelajaran dan soal diskusi dapat dilihat pada lampiran (lampiran A.1 dan A.5). Adapun garis besar langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Presentasi Kelas

(80)

b. Pembagian Kelompok

Pada tahap ini, guru mulai membagi menjadi 7 kelompok diskusi yang terdiri dari 2 kelompok berjumlah 5 siswa dan 5 kelompok berjumlah 4 siswa.

c. Diskusi Kelompok

Pada tahap ini, guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok diberikan waktu kurang lebih 20 menit untuk mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan. Dalam diskusi ini, ditekankan bahwa kerja kelompok sangat penting. Setelah berdiskusi, wakil dari setiap kelompok maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan kelompok lain menanggapinya.

3. Pertemuan III (Pembelajaran II)

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Mei 2012 pukul 08.30

(81)

a. Presentasi Kelas

Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan presentasi pembelajaran matematika di dalam kelas. Materi presentasi pada pertemuan ini adalah Jajaran Genjang, yang meliputi sifat-sifat Jajaran Genjang, Luas dan Keliling Jajaran Genjang.

b. Pembagian Kelompok

Pada tahap ini, guru mulai membagi menjadi 7 kelompok diskusi yang terdiri dari 2 kelompok berjumlah 5 siswa dan 5 kelompok berjumlah 4 siswa.

c. Diskusi Kelompok

(82)

4. Pertemuan IV (Pembelajaran III)

Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Mei 2012 pukul 10.20

– 11.40 . Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi Bangun Datar Segi Empat (Belah Ketupat) dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen). Rencana pembelajaran dan soal diskusi dapat dilihat pada lampiran (lampiran A.1 dan A.5). Adapun garis besar langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Presentasi Kelas

Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan presentasi pembelajaran matematika di dalam kelas. Materi presentasi pada pertemuan ini adalah Belah Ketupat, yang meliputi sifat-sifat Belah Ketupat, Luas dan Keliling Belah Ketupat.

b. Pembagian Kelompok

Pada tahap ini, guru mulai membagi menjadi 7 kelompok diskusi yang terdiri dari 2 kelompok berjumlah 5 siswa dan 5 kelompok berjumlah 4 siswa.

c. Diskusi Kelompok

(83)

menit untuk mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan. Dalam diskusi ini, ditekankan bahwa kerja kelompok sangat penting. Setelah berdiskusi, wakil dari setiap kelompok maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan kelompok lain menanggapinya.

5. Pertemuan V (Pembelajaran IV)

Pertemuan V dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Mei 2012 pukul 08.30 – 09.50 . Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi Bangun Datar Segi Empat (Layang-Layang) dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen). Rencana pembelajaran dan soal diskusi dapat dilihat pada lampiran (lampiran A.1 dan A.5). Adapun garis besar langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Presentasi Kelas

(84)

b. Pembagian Kelompok

Pada tahap ini, guru mulai membagi menjadi 7 kelompok diskusi yang terdiri dari 2 kelompok berjumlah 5 siswa dan 5 kelompok berjumlah 4 siswa.

c. Diskusi Kelompok

Pada tahap ini, guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok. Masing-masing-masing kelompok diberikan waktu kurang lebih 20 menit untuk mendiskusikan lembar kerja yang telah diberikan. Dalam diskusi ini, ditekankan bahwa kerja kelompok sangat penting. Setelah berdiskusi, wakil dari setiap kelompok maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan kelompok lain menanggapinya.

6. Pertemuan VI (Pembelajaran V)

(85)

a. Presentasi Kelas

Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan presentasi pembelajaran matematika di dalam kelas. Materi presentasi pada pertemuan ini adalah Trapesium, yang meliputi sifat-sifat Trapesium, Luas dan Keliling Trapesium.

b. Pembagian Kelompok

Pada tahap ini, guru mulai membagi menjadi 7 kelompok diskusi yang terdiri dari 2 kelompok berjumlah 5 siswa dan 5 kelompok berjumlah 4 siswa.

c. Diskusi Kelompok

(86)

7. Pertemuan VII (Turnamen Putaran I)

Turnamen Putaran I seharusnya dilaksakan pada hari Jumat, 11 Mei 2012, akan tetapi dikarenakan pada hari itu diadakan kerja bakti, maka Turnamen putaran I dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012 pada pukul 08.30 – 09.50 . Turnamen ini diikuti oleh semua siswa dari kelompoknya masing-masing, dimana masing-masing dari anggota kelompok ditempatkan dimeja turnamen dengan tingkat akademik yang sama. Dari 7 kelompok diskusi, peneliti dan guru telah membagi menjadi 5 meja turnamen, dengan rincian sebagai berikut :

1) Meja 1 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok diskusi yang berkemampuan “sangat tinggi”.

2) Meja 2 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

diskusi yang berkemampuan “tinggi”.

3) Meja 3 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

diskusi yang berkemampuan “sedang”.

4) Meja 4 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

diskusi yang berkemampuan “rendah”.

5) Meja 5 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

(87)

Pada turnamen putaran I ini, materi yang akan diturnamenkan adalah materi Bangun Datar Segi Empat yaitu Persegi, Persegi Panjang dan Jajaran Genjang. Sedangkan untuk materi Belah Ketupat, Layang-layang, dan Trapesium akan diturnamenkan pada turnamen putaran II.

8. Pertemuan VIII (Turnamen Putaran II)

Turnamen putaran II dilaksankan hari Jumat, 18 Mei 2012 pada pukul 10.20 – 11.40 . Turnamen ini diikuti oleh semua siswa dari kelompoknya masing-masing, dimana masing-masing dari anggota kelompok ditempatkan dimeja turnamen dengan tingkat akademik yang sama. Pembagian siswa pada setiap meja turnamen putaran II ini masih sama dengan pembagian siswa pada turnamen putaran I, yaitu dari 7 kelompok diskusi, peneliti dan guru membagi menjadi 5 meja turnamen, dengan rincian sebagai berikut :

1) Meja 1 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok diskusi yang berkemampuan “sangat tinggi”.

2) Meja 2 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

diskusi yang berkemampuan “tinggi”.

3) Meja 3 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

(88)

4) Meja 4 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

diskusi yang berkemampuan “rendah”.

5) Meja 5 ditempati oleh anggota dari masing-masing kelompok

diskusi yang berkemampuan “sangat rendah”.

Pada turnamen putaran II ini, materi yang akan diturnamenkan adalah materi Bangun Datar Segi Empat yaitu Belah Ketupat, Layang-layang, dan Trapesium.

9. Pertemuan IX (Post tes)

Pertemuan ke X dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei 2012 pada pukul 08.30 – 09.50 . Pada pertemuan ini, peneliti mengadakan tes akhir (Post-Test). Post-Test ini diikuti oleh 30 siswa VII D MTs N Seyegan.

C. Analisis Data

1. Analisis Data Keaktifan Siswa dan pembahasan

(89)

a. Kelompok-I

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data keaktifan siswa pada kelompok I (lampiran), maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.2

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa pada kelompok-1

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan

Pembelajaran-1 20

Pembelajaran-2 23

Pembelajaran-3 16

Pembelajaran-4 20

Pembelajaran-5 16

Pembelajaran-6 14

Pembelajaran-7 16

Jumlah 125

b. Kelompok-II

(90)

Tabel 4.3

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa pada kelompok-II

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan

Pembelajaran-1 14

Pembelajaran-2 19

Pembelajaran-3 20

Pembelajaran-4 21

Pembelajaran-5 19

Pembelajaran-6 16

Pembelajaran-7 17

Jumlah 126

c. Kelompok-III

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data keaktifan siswa pada kelompok III (lampiran), maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.4

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa pada kelompok-III

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan

Pembelajaran-1 15

Pembelajaran-2 17

Pembelajaran-3 18

Pembelajaran-4 16

Pembelajaran-5 15

Pembelajaran-6 12

Pembelajaran-7 16

(91)

d. Kelompok-IV

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data keaktifan siswa pada kelompok IV (lampiran), maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.5

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa pada kelompok-IV

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan

Pembelajaran-1 21

Pembelajaran-2 17

Pembelajaran-3 19

Pembelajaran-4 20

Pembelajaran-5 18

Pembelajaran-6 20

Pembelajaran-7 17

Jumlah 132

e. Kelompok-V

(92)

Tabel 4.6

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa pada kelompok-V

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan

Pembelajaran-1 18

Pembelajaran-2 19

Pembelajaran-3 18

Pembelajaran-4 21

Pembelajaran-5 22

Pembelajaran-6 15

Pembelajaran-7 16

Jumlah 129

f. Kelompok-VI

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data keaktifan siswa pada kelompok VI (lampiran), maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.7

Tabel Distribusi Keaktifan Siswa pada kelompok-VI

Pembelajaran Frekuensi Keaktifan

Pembelajaran-1 23

Pembelajaran-2 23

Pembelajaran-3 22

Pembelajaran-4 26

Pembelajaran-5 25

Pembelajaran-6 20

Pembelajaran-7 24

(93)

g. Kelompok-VII

Dari hasil pengamatan dan pengolahan data keaktifan siswa pada kelompok VII (lampiran), maka diperoleh data

Gambar

Gambar 2.1 : Penempatan pada Meja Turnamen
Tabel 2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok
Tabel 2.2 Tabel Hasil Belajar Menurut Gagne
Tabel 2.3 Tabel Hasil Belajar Menurut Bloom
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Levels of Inquiry dalam Meningkatkan Domain Kompetensi Literasi Saintifik Siswa SMA pada

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis antrian yang terjadi pada loket-loket pada Bank Mandiri Cawang dan untuk menentukan jumlah loket optimal yang harus

Tidak Ada surat dukungan dari pabrik/ distributor/ agen dengan melampirkan brosur/foto yang diaparaf dan distempel oleh pemberi dukungan untuk barang sebagai berikut : a. Atap

1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen penawaran asli dan audit perol tenaga ahli yang Saudara Upload melalui aplikasi SPSE. Sehubungan dengan

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat