• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Tentang Peran Serta Masyarakat Di SMP Negeri 26 Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Tentang Peran Serta Masyarakat Di SMP Negeri 26 Semarang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menempa peserta didik agar lebih bermutu baik dari segi mental maupun spiritual. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila sekolah sebagai lembaga yang mewadahi pendidikan dapat memberikan sarana dan prasarana sesuai dengan yang dibutuhkan.

Menurut Mulyasa, (2002) pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Salah satu permasalahannya adalah rendahnya kualitas proses dan hasil pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan yang ada. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satunya adalah dengan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dalam praktiknya lebih dikenal sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

(2)

dan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau madrasah.

Secara konseptual Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dipahami sebagai salah satu alternatif pilihan formal untuk mengelola struktur penyelenggaraan pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan. Konsep ini menempatkan redistribusi kewenangan para pembuat kebijakan sebagai elemen paling mendasar, untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan.

Peran serta masyarakat merupakan salah satu pilar dari MBS yang juga mempengaruhi peningkatan mutu dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

(3)

diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan yang terjadi. Sehingga harapan untuk menjadikan komite sekolah menjadi salah satu pilar dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dapat diwujudkan.

Selaras dengan hasil penelitian dari Rufaidah yang menunjukkan bahwa Komite Sekolah diharapkan menjadi salah satu pilar dalam penyelenggaraan pendidikan. Namun eksistensi Komite Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang belum sepenuhnya dapat dimaknai sebagai suatu lembaga atau organisasi yang bisa menopang dengan sungguh kegiatan pendidikan di SMP Negeri 26 Semarang, karena Komite Sekolah di SMP Negeri 26 hadir di sekolah hanya pada saat beberapa hari menjelang acara sosialisasi program-program sekolah. Peran serta masyarakat yang dimaknai sebagai komite sekolah di SMP Negeri 26 Semarang kiprah dan keikut sertaannya dalam penyelenggaraan pendidikan belum terlihat dinamikanya. Menurut peneliti masih berkesan monoton, karena belum bisa memunculkan ide-ide yang bisa mendukung peningkatan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Komite sekolah cenderung bersifat pasif dalam membantu menentukan kebijakan-kebijakan dan program-program sekolah. Namun komite sekolah juga tidak pernah menjadi faktor yang menjadi batu sandungan dalam setiap kegiatan-kegiatan dan program-program sekolah.

(4)

tersendat-sendat mutu pendidikan di SMP Negri 26 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kelulusan siswa-siswinya yang hampir setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan.

Tabel 1.1

Data Jumlah Kelulusan Siswa SMP Negeri 26

Semarang empat tahun terakhir

Sumber : data sekolah diolah

(5)

tentang mutu sekolah walaupun sudah dilaksanakan dengan cara memberikan motivasi dan bimbingan belajar pada siswa yang di wujudkan dengan memberikan tambahan pelajaran, sehingga lebih meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai, tapi belum terlihat program-program khusus Komite yang bisa terlihat memberikan pengaruh besar pada peningkatan mutu pendidikan di SMP Negeri 26 Semarang. Hal itu menggelitik keingintahuan peneliti untuk mengetahui lebih jauh apa sebenarnya yang menjadi penyebabnya.

Dalam Ramadan, (2014) fungsi dari Komite Sekolah sebagaimana yang dijelaskan KEPMENDIKNAS. RI. NO. 044/U/2002. Tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yaitu:

(1) mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu;

(2) melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan bermutu;

(6)

kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan, dan hal–hal lain yang terkait dengan pendidikan; (5) mendorong orang tua siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan; (6) menggalang dana

masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; dan (7) melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Hal ini menunjukkan bahwa fungsi Komite Sekolah mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, melakukan kerja sama dengan masyarakat, menampung dan menganalisis, aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat, memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan, mengenai: kebijakan dan program pendidikan, Rencana Anggaran Pendidikan Belanja Sekolah (RAPBS), kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan, dan hal–hal lain yang terkait dengan pendidikan, mendorong orang tua siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan dan menggalang dana

masyarakat dalam rangka pembiayaan

(7)

melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, dan keluaran.

Ada fenomena keberadaan komite sekolah yang diharapkan mampu berperan aktif dan strategis dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai pendukung, pemberi masukan, pengontrol dan sebagai penghubung antara orang tua siswa dan sekolah. Namun demikian keberadaan dan tingkat kunjungan dari pengurus Komite Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang tidak bisa dibilang rutin. Hanya pada saat-saat tertentu saja keberadaan dari para pengurus komite sekolah terlihat di sekolah.

Untuk mengetahui bagaimanakah implementasi dari Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 26 khususnya pada bidang peran serta masyarakat maka peneliti mencoba mencari data yang dapat menggambarkannya. Apakah masih diperlukan adanya Komite Sekolah di SMP Negeri 26 Semarang dan program apa saja yang perlu dibenahi dan ditambahkan agar pelaksanaan Komite Sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya.

1.2. Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian ini adalah :

(8)

1.2.2 Bagaimanakah input program peran serta masyrakat (Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang ?

1.2.3 Bagaimanakah proses pelaksanaan peran serta masyarakat (Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tentang :

1.3.1 Konteks program peran serta masyarakat (Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang

1.3.2 Input program peran serta masyarakat (Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang

1.3.3 Proses pelaksanaan peran serta masyarakat (Komite Sekolah) di SMP Negeri 26 Semarang

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis

1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah yang menjadi tempat penelitian .

Gambar

Tabel 1.1Data Jumlah Kelulusan Siswa SMP Negeri 26

Referensi

Dokumen terkait

Secara formal, hampir semua sekolah telah memiliki Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah

Komite sekolah berperan sebagai jembatan antara pihak sekolah dan masyarakat/orang tua murid, sehingga program sekolah dapat berjalan dengan baik dalam rangka

masyarakat terhadap peran Komite Sekolah bahwa. pembentukan Komite sekolah berakibat

Sementara menurut Hasbullah (2007: 93), Komite Sekolah juga berfungsi dalam hal: (1) mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat untuk berpartisipasi

komite sekolah sebagai representasi masyarakat... Legimitasi Komite Sekolah di kukuhkan

Sementara itu, fungsi komite sekolah adalah: a) mendorong timbulnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, b) melakukan kerja

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konteks peran serta masyarakat di SMP Negeri 26 Semarang sangat diperlukan, SMP Negeri 26 tidak memiliki program secara

Muhammadiyah Cambajawaya terlaksana dengan baik yaitu dalam hal: mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu yaitu : melakukan