• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional UGM Hasil Has

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional UGM Hasil Has"

Copied!
889
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

Dalam Rangka Dies Natalis ke-68 Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada

2014

Pengembangan dan Pemanfaatan

IPTEKS untuk Kedaulatan Pangan

ISSN NO : 2442-7314

Penyunting:

Eka Tarwaca Susila, S.P., M.P., Ph.D.

Dr. agr. Panjisakti Basunanda, S.P., M.P.

Dr. Ir. Taryono, M.Sc.

Dr. Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc.

Dr. Makruf Nurudin, S.P., M.P.

Muhammad Saifur Rohman, S.P., M.Eng., Ph.D.

Ir. Donny Widianto, Ph.D.

(2)

i

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE-68 FAKULTAS

PERTANIAN UGM

Pengembangan dan Pemanfaatan IPTEKS untuk Kedaulatan Pangan

Ketua Redaksi

: Eka Tarwaca Susila Putra, S.P., M.P., Ph.D.

Dewan Redaksi

:

1.

Dr.agr. Panjisakti Basunanda, S.P., M.P.

2.

Dr. Ir. Taryono, M.Sc.

3.

Dr. Ir. Endang Sulistyaningsih, M.Sc.

4.

Dr. Makruf Nurudin, S.P., M.P.

5.

Dr. Subejo, S.P., M.P.

6.

Muhammad Saifur Rohman, S.P., M.Eng., Ph.D.

7.

Ir. Donny Widianto, Ph.D.

8.

Dyah Weny Respatie, S.P., M.Si.

Sekertariat/Sirkulasi:

1.

Fitriyana Sholihatun

2.

Heni Septia Purwaningsih

3.

Rianni Capriati

4.

Halim Wicaksono

5.

Febriana Intan Yusria

6.

Rima Indhirawati

7.

Galuh Paramita

Desain dan Layout

: Rahmat Hanif Abdillah

Sekertariat:

Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Jalan Flora Nomor 1 Yogyakarta

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu lembaga yang

bertanggung jawab dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut

untuk selalu berinovasi melalui kegiatan penelitian, khususnya dalam bidang

pertanian. Hasil-hasil penelitian tidak akan banyak diketahui oleh masyarakat apabila

tidak ada upaya untuk penyebarluasannya. Dalam upaya tersebut, Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian

bidang Pertanian 2014 dengan tema “Pengembangan

dan Pemanfaatan lmu

Pengetahuan dan Teknologi untuk Kedaulatan Pangan.” Selain sebagai

upaya

penyebarluasan hasil-hasil penelitian, seminar tersebut juga dimaksudkan sebagai

wadah bagi para peneliti di bidang pertanian untuk saling bertukar informasi dalam

kekinian ilmu dan teknologi bidang pertanian.

Pada pelaksanaan Seminar Nasional tahun 2014 ini berhasil dijaring sebanyak

203 judul makalah yang terbagi ke dalam 37 makalah poster dan 166 makalah lisan.

Rincian berdasarkan kelompok ilmu adalah 57 makalah di bidang budidaya

pertanian, 41 makalah di bidang sosial ekonomi pertanian, 4 makalah di bidang

perikanan, 9 makalah di bidang mikrobiologi pertanian, 12 makalah di bidang hama

dan penyakit tumbuhan, dan 29 makalah di bidang ilmu tanah. Tingginya minat

dalam keikutsertaan pada seminar nasional ini menunjukkan tingginya kegiatan riset

dalam bidang pertanian. Harapan kedepannya adalah kegiatan seminar nasional dapat

terus dilaksanakan secara rutin sebagai wadah penyebaran dan pertukaran informasi

hasil-hasil penelitian bidang pertanian terkini.

(4)

iii

DAFTAR ISI

KODE

NAMA

JUDUL MAKALAH

HALAMAN

AC01

Agus Supriyo

Aspek Budidaya Lahan dalam

Pengembangan Pertanian Lahan

Rawa Pasang Surut (Studi Kasus :

Danda Besar, Kab. Barito Kuala)

...1-9

AC02

Ahmad Suriadi

Trend Produktivitas Padi Akibat

Perubahan Iklim di NTB

...10-15

AC04

Athoillah Azadi

Pengembangan

Mesin

Tanam-Pindah Bibit Padi Indo Jarwo

Transplanter

...16-21

AC05

Budi Hartoyo

Respon Varietas Unggul Baru

(VUB)

Padi

pada

Berbagai

Pengelolaan Pemupukan (Studi

Kasus di Kabupaten Malang)

...22-26

AC06

Sukristiyonubowo

Produktivitas Air dan Hasil Padi

pada Beberapa Tinggi Genangan

Air pada Sawah Bukaan Baru

...27-35

AC08

Ernitha Panjaitan

Budidaya Padi Organikmendukung

Kedaulatan Pangan Nasional

...36-44

AC09

I. G. K. Dana Arsana Inovasi

Teknologi

Budidaya

Varietas Unggul Baru Kedelai

(Glycine

max)

Di

Daerah

Klungkung Bali

...45-49

AC10

Iin Siti Aminah

Efisiensi

Pemanfaatan

Lahan

Marginal Pasang Surut Melalui

Tumpangsari

Jagung-Kedelai

dengan Pemberian Pupuk Hayati

...50-55

AC11

Mamik Sarwendah

Aktifitas Nitrat Reduktase dan

Kandungan

Klorofil

Beberapa

Tanaman

Sela

Sistem

Tumpangsari

pada

Kawasan

Perkebunan Kelapa Sawit Tbm 3

...56-59

AC12

Meinarti Norma

Setiapermas

Perencanaan Pola dan Waktu

Tanam pada Tanaman Semusim

untuk

Antisipasi

Perubahan

Cuaca/Iklim di Lahan Sawah

...60-66

AC13

S. A. N Aryawati

Pengembangan

Padi

Organik

dengan

Teknologi

PPT

pada

Integrasi Tanaman Ternak untuk

Kedaulatan Pangan

...67-71

AC16

Taufan Alam

Efektivitas

Gulma

Siam

(Chromolena

odorata)

sebagai

Subtitusi

Pupuk

Urea

pada

(5)

iv

AC17

Tota Suhendrata

Pengkajian Mesin Tanam Bibit

Padi

Jajar

Legowo

(Rice

Transplanter Jajar Legowo 2:1)

pada Lahan Sawah Irigasi di

Kabupaten Sragen

...79-85

AH01

Andre Sparta / R.

Triatminingsih

Peningkatan

Jumlah

Tunas

Manggis (Garcinia mangostana

L.) Secara In Vitro Berdasarkan

Jumlah Sub Kultur

...86-90

AH02

Hanny Hidayati

Nafi`ah

Pengaruh

Jarak

Tanam

dan

Pengaturan

Jumlah

Bunga

terhadap Produksi Mentimun

...91-95

AH03

I. G. K. Dana Arsana Kajian Budidaya Tanaman Kelor

(Moringa

oleifera)

sebagai

Sayuran Alternatif Pemanfaatan

Sumber Daya Genetik Lokal Di

Bali

...96-100

AH04

Meksy Dianawati

Penggunaan

Limbah

Organik

Biogas sebagai Media Tanam pada

Produksi Benih Kentang (Solanum

tuberosum L.)

...101-106

AH05

Nur Fitriana

Usahatani

Cabai

di

Lahan

Pekarangan dengan Irigasi Tetes

...107-113

AH06

Yayuk A. Betty

Kajian Agronomis dan Pengenalan

Varietas Unggul Nasional Gladiol

(Gladiolus

hybridus)

Di

Bandungan Jawa Tengah

...114-119

AH08

Sri Trisnowati

Perubahan

Mutu

dan

Umur

Simpan Buah Sawo (Manilkara

zapota

(L.) van Royen) Setelah

Pengiriman

Menggunakan

Berbagai Kemasan Kardus

...120-124

AP01

Ketut Anom Wijaya

Efek Suplai N terhadap Kadar

Gula

Nira

Tebu

Varietas

Bululawang

...125-129

AP02

Sri Hartatik

Pengembangan Teknik Budidaya

Single

Bud

Planting

pada

Pembibitan

Tebu

(Saccharum

officinarum

L.):

Optimasi

Komposisi Media Tanam dan

Penambahan ZPT

...130-133

AP03

Zainal Arifin

Metode

Geolistrik

dalam

Penentuan Sebaran Akar Kelapa

(6)

v

BC01

Ali Husni

Daya Hasil 23 Galur Mutan

Kedelai Hasil Induksi Mutasi dan

Seleksi In Vitro terhadap Cekaman

Kekeringan di Kabupaten Maros

...139-144

BC02

Anggiani Nasution

Varietas

Lokal

Padi

sebagai

Sumber Ketahanan Penyakit Blas

Daun dan Blas Leher

...145-148

BC04

Endang Suhartatik

Respon Varietas Baru Padi Gogo

terhadap Teknologi Budidaya di

Lahan Kering

...149-154

BC05

Hairil Anwar

Pengaruh

Serangan

Penggerek

Polong terhadap Keragaan Hasil

Galur-Galur Harapan Kedelai di

Kabupaten Banyumas

...155-163

BC06

Joko Triastono

Keragaan Display Varietas Unggul

Baru

(VUB)

Padi

dalam

Mendukung Swasembada Padi di

Kabupaten Batang

...164-168

BC07

Mamik Sarwendah

Kajian Adaptasi Galur Harapan

Padi di Sawah Tadah Hujan

Kabupaten Belitung Timur

...169-176

BC08

Meinarti Norma

Setiapermas

Keragaan Produktivitas Padi Inpari

18, Inpari 19, dan Inpari 20 di

Kabupaten Boyolali

...177-181

BC09

Novita Nugrahaeni

Hasil dan Komponen Hasil

Galur-Galur Kedelai Umur Genjah

...182-187

BC10

S. A. N Aryawati

Pengkajian Budidaya Padi Varietas

Unggul Baru dengan Teknologi

Pengelolaan Tanaman Terpadu

Mewujudkan Kedaulatan Pangan

Di Bali

...188-192

BC13

Supriyanta

Penyaringan Ketahanan terhadap

Cekaman Salinitas Padi Dusel

Hasil Mutasi Generasi M3

...193-204

BC14

Trisnaningsih

Galur-Galur Padi Rawa Potensial

Yang Tahan Hama dan Penyakit

Utama pada Lahan Marginal

...205-210

BH01

Erlina Ambarwati

Potensi

Hasil

Galur

Mutan

Harapan Tomat di Dataran Rendah

dan Dataran Tinggi

...211-219

BH02

Eti Heni Krestini

Pengujian Ketahanan 26 Genotipe

Cabai Rawit terhadap Serangan

Penyakit

Antraknosa

Di

Laboratorium

...220-225

BH03

Suyadi

Mitrowihardjo

Usaha Memperoleh Partenokarpi

Buah

Tomat

(Solanum

lycopersicum

L.)

dangan

(7)

vi

BP01

Muhammad Arief

Nasution

Induksi

Keragaman

Genetik

Melalui Iradiasi Sinar Gamma

pada Berbagai Benih Klon Kakao

Asal Sulawesi Selatan

...234-239

EC02

Indri Januarti / Eka

Mulyana

Karakteristik

Sosial

Ekonomi

Wanita Tani dan Model Ketahanan

Pangan Rumah Tangga Petani Padi

Rawa

Lebak

Di

Kecamatan

Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir,

Sumatera Selatan

...240-244

EC04

Mahsyuri / Hanni

Faktor

Yang

Mempengaruhi

Produksi Kedelai di Kabupaten

Bantul

...245-250

EC05

R. Kurnia

Jatuningtyas

Tingkat

Penerapan

Teknologi

Budidaya Kedelai di Kabupaten

Wonogiri

...251-256

EC06

Sarjana

Peluang

Peningkatan

Produksi

Kedelai

Ditinjau

dari

Aspek

Kelayakan Usahatani dan Pola

Pengambilan Keputusan Petani

...257-266

EE01

Dian Maharso

Yuwono

Dukungan

Feati

pada

Pengembangan Agribisnis Ternak

Kambing-Domba di Jawa Tengah

...267-271

EE02

Fairuz Indana

Ekonomi Rumah Tangga Petani

Tambak

Rumput

Laut

di

Kabupaten Brebes

...272-277

EH01

Forita Dyah

Prospek Pengembangan Kentang

dan

Permasalahannya

di

Kabupaten Banjarnegara

...278-283

FE02

Kusnandar

Strategi Pengelolaan Sumberdaya

Perikanan Berbasis Ekosistem

...284-298

FE04

Retno Budhiati

Strategi Peningkatan Konsumsi

Ikan di Kota Tegal sebagai Upaya

Kedaulatan Pangan

...299-308

FE05

Suyono

Model Korelasi Persepsi dan

Partisipasi

Masyarakat

dengan

Degradasi Mangrove Di Wilayah

Pantai Kabupaten Brebes

...309-314

IC01

Hasbullah Syaf

Evaluasi Lahan untuk Peruntukan

Tanaman Pangan pada Tanah

Timbunan Luapan Banjir Berulang

Di

Konda,

Konawe

Selatan,

(8)

vii

IC02

Hendy Hendro

Pemetaan Lahan Kritis sebagai

Landasan

Meningkatkan

Produktivitas

Lahan

untuk

Penyediaan dan Ketahanan Pangan

dengan Menggunakan Pendekatan

Spasial Temporal Di Kawasan

Muria

...323-329

IC03

Siti Nurul Rofiqo

Irwan

Perkotaan dan Ketahanan Pangan:

Pengembangan Lanskap Produktif

Berkelanjutan di Perkotaan

...330-335

IC04

Tri Jaka Kartana

Strategi

Pengelolaan

Terpadu

Waduk

sebagai

Kawasan

Agrohidroekowisata Berwawasan

Lingkungan dan Berkelanjutan

Berbasis Permodelan Spasial

...336-343

IP01

Taufan Alam

Optimasi Produk Cengkeh Sistem

Agroforestri

Di

Pegunungan

Menoreh

...344-351

KC01

Ali Pramono

Neraca

Karbon

pada

Sistem

Pertanian

Bioindustri

Berkelanjutan di Lahan Tadah

Hujan

...352-356

KC02

Aribawa / SAN

Aryawati

Penggunaan

Sistem

Informasi

Kalender Tanaman Terpadu untuk

Antisifasi Perubahan Iklim pada

Tanaman

Padi

di

Kabupaten

KC04

Mulyono Nitisapto

Pengaruh Pemanasan Global dan

Perubahan Iklim terhadap Kearifan

Lokal

...368-382

KC06

Sri Karyaningsih

Dampak Perubahan Iklim terhadap

Kegiatan Pertanian

...383-388

KE01

Hadi Supriyo

Pemetaan Indeks Potensi Lahan

Di Kawasan Muria Berbasis

Sistem Informasi Geografis (Sig)

...389-392

MC01

Agus Bakar

Rachman

Tingkat Penggunaan Persentase

Pati Gembili (Dioscorea aculeata

L.)

pada

Sifat

Fisik

dan

Akseptabilitas Nugget Ayam

...393-398

MC03

Nurdeana /

Mahargono

Pengaruh

Pengukusan

Serta

Penambahan Tepung Ketan dan

Tepung Beras terhadap Tekstur

(9)

viii

MC05

Sri Sudarwati

Inovasi

Teknologi

Pengolahan

Bahan

Pangan

Sumber

Karbohidrat Non Beras dalam

Mendukung Ketahanan Pangan di

Kalimantan Timur

...406-411

MC06

Sri Sudarwati

Pengaruh Teknologi Pengolahan

Pisang

terhadap

Tingkat

Penerimaan

Konsumen

dan

Analisa Usaha Taninya

...412-417

MC07

Yeyen Prasetyaning

Wanita

Pengaruh

Penambahan

Gelatin

terhadap Mutu dan Penerimaan

Konsumen pada Permen Jelly

Srikaya (Annona squamona

)

...418-424

MC08

Yeyen Prasetyaning

Wanita

Fortifikasi Tepung Beras Hitam

dalam

Pembuatan

Cendol

Ganyong (Canna edulis) sebagai

Pangan Fungsional

...425-430

ME02

Yennita Sihombing

Pengaruh

Jumlah

Tepung

Campuran

dan

Natrium

Tripoliphosfhat

terhadap

Mutu

Bakso Daging Sapi

...431-436

P02

Yullianida

Observasi

Galur

Padi

Gogo

Toleran Keracunan Alumunium

dan Tahan Penyakit Blas Leher di

Lahan Kering Masam

...437-442

P03

Marida Santi YIB

Evaluasi Ketahanan Galur-Galur

Kedelai

terhadap

Penggerek

Polong,

Etiella zinckenella

Treitsche (Lepidoptera: pyralidae)

...443-449

P06

Sri Wahyuningsih

Budidaya Berkelanjutan Aneka

Ubi Guna Mewujudkan Ketahanan

Pangan Mandiri dan Berdaulat

...450-461

P07

Sularno

Kontribusi Varietas Unggul Baru

dalam

Usahatani

Padi

untuk

Meningkatkan

Produksi

dan

Pendapatan

...462-467

P09

Nurjaya

Pembandingan Efektivitas Pupuk

NPK Majemuk 15-7-8 dengan

Pupuk NPK Tunggal terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Padi Sawah

...468-473

P10

Yulis Hindarwati

Identifikasi Logam Berat Cd pada

Tanah dan Gabah di Lokasi

Pengembangan

Padi

Organik

(10)

ix

P11

M. Hidayanto

Pengelolaan

Lahan

Bekas

Penambangan

Batubara

untuk

Pengembangan Ubi Jalar

...479-483

P12

M. Hidayanto

Optimalisasi Pemanfaaan Lahan

Pekarangan

untuk

Mendukung

Kecukupan Sayuran Keluarga di

Kabupaten Paser

...484-488

P14

Budi Kurniawan.

Strategi

Pengelolaan

Terpadu

Waduk/Bendungan

sebagai

Kawasan

Agrohidroekowisata

Berwawasan

Lingkungan

dan

Berkelanjutan

Berbasis

Permodelan Spasial.

...489-496

P15

Suyono

Teknologi

Sederhana

Peredam

Gelombang

Laut

untuk

Optimalisasi Reboisasi Mangrove

Di

Pantai

Kabupaten

Brebes

Propinsi Jawa Tengah

...497-502

P24

Dian Adi Anggraeni

Formulasi

Produk

Keripik

Simulasi dari Tepung Komposit

Keladi dan Ubi Jalar dan Analisis

Usaha Pengolahannya

...503-508

P25

Ninik Umi Hartanti

Kemampuan Daya Apung Pelet

dengan

Teknik

Fermentasi

Bersumber Bahan Nabati Yang

Berbeda

...509-514

P28

Suharyanto

Efektivitas

Kebijakan

Harga

Pembelian

Pemerintah

(HPP)

Gabah Kering Panen (GKP) di

Provinsi Bali Tahun 2010-2013

...515-520

P29

Suharyanto

Analisis

Ketahanan

Pangan

Rumahtangga Petani (Modifikasi

Produktivitas Padi di Kabupaten

Tasikmalaya

...528-532

Analisis Kelembagaan Primkopti

dalam Rantai Pasok Kedelai di

Kabupaten Grobogan

...539-546

P33

Atang Muhammad

Safei

Preferensi Teknologi Petani pada

Pendampingan Model Kawasan

Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)

(11)

x

P34

Endang Siti Rahayu

Model Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Kerajinan Kaligrafi Kulit

Kambing

sebagai

Strategi

Pengembangan Industri Kreatif

dan Produk Unggulan Lokal di

Kabupaten Sukoharjo

...553-559

P35

Sri Mulyani

Strategi Pengelolaan Sumberdaya

Perikanan Berbasis Ekosistem

...560-573

P36

Nila Prasetiaswati

Preferensi Petani Lahan Kering

Masam terhadap Calon Varietas

Unggul Kedelai Berbiji Besar Di

Kalimantan Selatan dan Lampung

Timur

...574-588

P38

Sri Minarsih

Penerapan

Rekomendasi

Pemupukan Hara Spesifik Lokasi

Berbasis Web (PHSL

On Line)

sebagai Upaya Menghemat Biaya

Pemupukan di Kabupaten Klaten

...589-595

P40

Siti Muzaiyanah

Pengendalian Gulma Efisien pada

Tanaman Kedelai (MK II) di

Banyuwangi

...596-603

PC02

Asikin

Biopestisida

sebagai

Kearifan

Lokal dalam Menunjang Pertanian

Organik

...604-609

PC03

Asikin

Pengendalian

Serangga

Hama

Utama Padi Ramah Lingkungan di

Lahan Rawa Pasang Surut

...610-618

PC04

Dina Istiqomah

Keefektifan Bakteri Endofit dalam

Meningkatkan

Pertumbuhan

Tanaman Jagung secara In Vitro

...619-626

PC06

Hafiz Fauzana

Efikasi Abu Terbang Batubara

terhadap Wereng Batang Padi

Coklat (Nilaparvata lugens)

...627-631

PH04

Gunawan

Toksisitas

Campuran

Ekstrak

Barringtonia asiatica

L. (Kurz)

(Lecythidaceae) dengan Tiga Jenis

Ekstrak

Tumbuhan

terhadap

Spodoptera litura

F. (Lepidoptera:

Noctuidae).

...632-636

PH05

Indratin / Sri

Wahyuni

Penurunan

Konsentrasi

Residu

Heptaklor dengan Urea Arang

Aktif Yang Diperkaya Mikroba

pada Lahan Sayuran

...637-642

PH06

Tri Joko

Deteksi

Molekular

Bakteri

Penyebab Penyakit Busuk Lunak

pada

Anggrek

Menggunakan

Teknik

Polymerase

Chain

(12)

xi

PH08

Utik Windari

Insidensi Penyakit

Bacterial Fruit

Blotch pada Melon Di Daerah

Istimewa

Yogyakarta

dan

Sekitarnya

...649-654

PP01

Danar Dono

Pengendalian

Ceratovacuna

lanigera

dengan Formula Ekstrak

Biji

Barringtonia asiatica

(Lecythidiceaea)

...655-660

PP03

Tri Harjaka

Pengaruh

Kelembaban

Tanah

terhadap Infeksi Jamur Patogen

Serangga pada Lepidiota Stigma

...661-665

RC01

Mohd Harisudin

Rekomendasi

Strategi

Pengembangan Agribisnis Jagung

di Kabupaten Grobogan, Propinsi

Jawa Tengah

...666-672

RC02

Sri Peni

Wastutiningsih

Kebijakan Setengah Hati Pangan

Lokal

untuk

Mendukung

Ketahanan

Pangan:

Kasus

Kabupaten Lombok Barat

...673-680

RC04

Evi Nurifah J

Kajian Variabel Kebijakan Internal

dan Eksternal Menggeser Kurva

Penawaran pada Keseimbangan

Pasar Beras Domestik dengan

Pendekatan Duality

...681-686

RC05

Hano Hanafi /

Suradal

Kajian

Karakteristik

dan

Kelembagaan

Penangkar

-

Produsen

Benih

Padi

dalam

Mendukung Kedaulatan Pangan Di

Daerah Istimewa Yogyakarta

...687-694

RC08

Partoyo

Pengembangan Sistem Informasi

Spasial

Berbasis

Desa

untuk

Mendukung Penguatan Ketahanan

Pangan Di DIY

...695-701

RC11

Sri Marwanti

Peran Kelembagaan Lokal Bagi

Inovasi

Kreatif

Pengolahan

Pangan Berbasis Umbi-Umbian

untuk Penguatan Kedaulatan

Pangan di Karanganyar

...702-705

RE01

Aris Slamet Widodo

Efisiensi

Teknis

Usahatani

Konservasi

Lahan

Pantai

di

Kabupaten Bantul

...706-712

RE02

Gontom C Kifli

Pengembangan

Model

Adopsi

Inovasi

Melalui

Jaringan

Komunikasi

...713-718

RE03

Nyoman Ngurah

Arya

Kelayakan Finansial Usahatani

Kambing Peranakan Ettawa dalam

(13)

xii

RH02

Susi Wuri Ani

Pengembangan

Kawasan

Agribisnis Kunyit di Kabupaten

Karanganyar

...725-729

RP02

Yuhan FM

Kelembagaan Pasar Lelang Cabai

Merah di Kecamatan Panjatan

Kabupaten Kulon Progo

...730-735

RP03

Eka N J

Konsolidasi Lahan Pertanian Pasir

Pantai di Kecamatan Panjatan

Kabupaten Kulon Progo

...736-739

SC01

Ahmad Suriadi

Pengkajian

Aplikasi

Pengairan

Basah-Kering untuk Meningkatkan

Produktivitas Padi Sawah di NTB

...740-744

SC02

Ani Susilawati

Sifat Fisika Tanah di Guludan

pada Sistem Surjan Tanah Sulfat

Masam

...745-750

SC04

Cicik Oktasari

Dinamika Logam Berat Co dan Zn

Berdasarkan Bahan Induk Tanah di

Sawah Tadah Hujan Kabupaten

Jombang

...751-756

SC05

Cicik Oktasari

Karakteristik Bahan Induk Tanah

di

Lahan

Sawah

Kabupaten

Jombang

...757-762

SC06

Eni Maftu’ah

Pengaruh Biochar terhadap Sifat

Kimia Tanah dan Pertumbuhan

Padi di Lahan Sulfat Masam

...763-769

SC07

Poniman

Peningkatan Hasil dan Mutu Padi

Sawah

melalui

Pengendapan

Limbah Cair Tapioka (LCT)

...770-775

SC09

Sukarjo

Keterkaitan Kandungan Mn dan

Zn Total dalam Tanah terhadap

Kandungannya dalam Beras

...776-780

SC10

Terry Ayu Adriany

Pengaruh Pemberian Amelioran

pada

Tanah

Gambut

Yang

Disawahkan

terhadap

Emisi

Metana (CH4)

...781-786

SC11

Yulia Raihana

Peranan

Pengaturan

Air

dan

Permupukan di Lahan Gambut

Pasang Surut Bagi Tanaman Padi

...787-794

SH01

Joko Pramono

Kajian Pemupukan Urea Berlapis

Bahan

Penghambat

Nitrifikasi

pada Budidaya Jahe (Zingiber

officinale Rosc.)

...795-800

SP01

Murni Handayani

Kajian Sifat Fisik-Kimia Andisol

Di Bawah Tegakan Tanaman Teh

dengan Tingkat Kerapatan Yang

(14)

xiii

SP02

Rahmah Dewi

Yustika

Penggunaan Teknik Konservasi

Penanaman Menurut Kontur dan

Agroforestri

untuk

Mencegah

Degradasi Tanah

...806-810

SP03

Ratri Noorhidayah

Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tujuh

Ordo Tanah Yang Tersebar di

Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta

...811-819

SP04

Suci

Handayani-Hibah

Erodibilitas Tanah Di Kecamatan

Patuk

dan

Gedangsari,

Gunungkidul

...820-826

SP05

Triyani Dewi

Kemampuan

Azotobacter

dan

Fungi Mikoriza Arbuskula dalam

Menurunkan Konsentrasi Timbal

dan Kadmium pada Tanah Oleh

Tanaman Haramay (Boehmeria

Nivea Gaud)

...827-832

TC02

Endah Wahyurini

Pengaruh Benzil Amino Purin dan

Sukrosa terhadap Pertumbuhan

Embrio

Kedelai

Edamame

(Glycine max) Secara In Vitro

...833-838

TH01

Agus Sutanto

Bakteri

Indigen

Bioremediator

Limbah Cair Nanas

...839-846

TH02

Christina L. Salaki

Deteksi Keanekaragaman Gen Cry

dan Morfologi Kristal Protein

Bacillus thuringiensis Indigenous

Indonesia Yang Potensial sebagai

Kandidat

Biopestisida

Ramah

Lingkungan

terhadap

Hama

Tanaman Kubis

...847-852

TH03

Dyah Weny Respatie Pertumbuhan

dan

Kandungan

Flavonoid Daun Sirsak (Annona

muricatalinn)

pada

Perlakuan

Macam Pupuk Organik

...853-857

TH04

Rahayu

Triatminingsih

Pengaruh Benzyl Amino Purine

(BAP) dan Polyethylene Glycol

(PEG)

terhadap

Pembentukan

Embrio Somatik Durian secara In

Vitro

...858-862

TH05

Rita Elfianis

Uji Ekspresi Artemisinin pada

Artemisia

Cina

dengan

Menggunakan

Reverse

Transcriptase-Polymerase

Chain

Reaction (RT-PCR)

...863-869

TH06

Tantri Swandari

Deteksi Keberadaan Gen Terkait

Antosianin

dan

Asosiasinya

terhadap Kualitas Buah Cabai

(15)
(16)

GATRA BUDIDAYA LAHAN DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN PASANG SURUT MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

(Studi Kasus: Danda Besar, Kab. Barito Kuala)

Supriyo, A dan S. Minarsih

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah Korespondensi Email: agssupriyo@yahoo.com

ABSTRAK

Unit Danda Besar merupakan areal rawa pasang surut yang telah direklamasi sejak Tahun 1969 dengan jaringan reklamasi seluas 2.436 hektar yang dikembangkan untuk pertanian pangan khususnya tanaman padi.Penggunaan lahan umumnya berupa persawahan. Produktivitas lahan di daerah reklamasi Danda Besar masih rendah dengan tingkat hasil padi antara 1,65 sampai 2,25 t/ha. Penelitian survai lapangan dilaksanakan pada bulan Juli 2011.Metode penelitian menggunakan metode ―partisipatory rural appraisal‖ (PRA) dengan mewawancari aparat desa, tenaga penyuluh, kelompok tani, tokoh masyarakat, kelembagaan penunjang. Disamping menggunakan data sekunder yang diperoleh dari ‖desk study‖. Kemudian data di analisis dengan menggunakan analisis ―Stregth Weakness Opportunity dan Threart” (SWOT), untuk menetapkan skenario pengembangan lahan rawa pasang surut.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek budidaya lahan dalam pengembangan lahan rawa pasang surut terdiri atas masalah (a) pengelolaan lahan (penataan lahan sistem sawah mulai daerah dari hulu sampai hilir, kesuburan tanah rendah seperti pH masam < 4, tanah belum matang) (b) pengaturan tata air (makro dan mikroseperti kondisi saluran tertier, belum dibuat saluran cacing dan saluran kuarter), (c) partisipasi petani (tenaga kerja dan ketrampilan terbatas), serta (d) dukungan eksternal (KUD belum berfungsi sebagai penyedia sarana produksi dan pemasaran hasil, lembaga penyuluhan jumlah penyuluh terbatas hanya1 tenaga PPL melayani 659 petani dan “mengcover‖areal lahan seluas 1.546 ha).Skenario pengembangan rawa pasang surut Danda Besar dapat dibedakan menjadi (a)penataan lahan dikelola berdasarkan dengan menggabungkan tipe hidrotopografi/tipe luapan, untuk zone luapan A penataan lahan sawah, zone luapan B lahandikelola dengan sistem surjan bertahap, zone luapan C pengelolaanlahan dengan sistem surjan yaitu 85 – 90 % bagian untuk sawh (tabukan) dan 10 – 15% guludan. Pematangan tanah dipercepat dengan penggunaan bahan amelioran (bahan organik, kaptan) dan olah tanah. (b) Pengaturan tata air mikro dengan membuat saluran kuarter dan saluran cacing dan sanitasi saluran tertier (c) Mekanisasi pertanian dengan alat pra-panen dan pasca panen dengan sistem usaha pelayanan jasa, pelatihan inovasi teknologi lahan rawa bagi kelompok tani dan (d) Revitalisasi fungsi lembaga KUD sebagai penyedia sarana produksi dan pemasaran, penambahan jumlah tenaga penyuluh pertanian dantenaga pengamat air yang dikaitkan dengan tugas aparat desa.

Kata Kunci: Budidaya, Lahan, Pasang Surut, Pangan

Pendahuluan

(17)

strategis bagi pengembangan pertanian yang sekaligus mampu mendukung ketahanan pangan nasional terutama bila dikaitkan dengan perkembangan penduduk dan berkurangnya lahan subur untuk berbagai penggunaan non pertanian.

Setelah selama 25 tahun pengembangan lahan rawa pasang surut, 100.036 hektar lahan rawa pasang surut di Kalimantan Selatan telah direklamasi untuk lahan pertanian dengan padi sebagai komoditas utama (Dinas Kimpraswil Kalsel, 2008). Produksi padi yang berasal dari sawah pasang surut mencapai 38% dari total produksi padi di Kalimantan Selatan (DipertaTk I Kalsel, 2008).

Di Kalimantan Selatan terdapat lahan rawa pasang surut seluas 172.117 Ha tersebar di Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin dan Tanah Laut, sampai saat ini sudah dimanfaatkan seluas 150.335 Ha ( 81 % ).

Jaringan reklamasi rawa Danda Besar merupakan salah satu jaringan reklamasi rawa pasang surut di wilayah Kabupaten Barito Kuala yang kondisi hidrologisnya dipengaruhi oleh fluktuasi pasang surut Sungai Barito yang dimulai sejak Tahun 1969 melalui program transmigrasi. Jaringan ini memiliki lahan potensial kurang lebih seluas 2.200 ha dan dikembangkan untuk lahan pertanian. Secara umum produktivitas lahan di daerah reklamasi Danda Besar masih rendah. Musim tanam pertama untuk padi rata-rata hanya menghasilkan 2,0 ton per ha. Rendahnya produksi padi umumnya disebabkan oleh masalah kondisi fisik lahan yang meliputi status air dan kesuburan tanah Mengingatakan besarnya potensi daerah rawa dan sementara ini masih amat kecil yang telah dikelola dan dikembangkan sehingga terbuka luas peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut. Karena daerah rawa mempunyai keadaan hidro-topografi yang relative bervariasi secara fisik, maka diperlukan pengembangan informasi dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan studi gatra (aspect) budidaya lahan pasang surut di Danda Besar sebagai suatu pendekatan dari pengelolaan lahan yang berbasis tanaman padi.

Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode partisipatory rapid appraisal (PRA) dengan mewawancarai aparat desa, tenaga penyuluh, kelompok tani, tokoh masyarakat, kelembagaan penunjang (lembaga ekonomi desa (KUD), penyuluh, pengamat air, dsb). Disamping menggunakan data sekunder yang diperoleh dari ‖desk study ”. Kemudian data di analisis dengan analisis Stregth Weakness Opportunity dan Threart (SWOT)‖, untuk menetapkan skenario pengembangan pertanian lahan pasang surut

(18)

Hasil dan Pembahasan

A. GambaranUmum Daerah Studi

Gambar 1. LokasiPenelitian

Gambaran lokasi studi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Unit Rawa : Danda Besar

b. Letak Geografis : 03° 06′16′′ - 03° 09′ 01′′ LS dan 114° 35′ 58′′ - 114° 39′BT c. Secara wilayah: DesaDanda Besar (Danda Jaya) ,Kec.Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kual, Kalimantan Selatan.

Untuk lebih jelasnya lokasi studi disajikan pada Gambar 1. Sementara itu pada Gambar 2. dapat dilihat skema jaringan tata air Unit Danda Besar yang mempunyai saluran primer, saluran sekunder dan 54 (lima puluh empat) saluran Tersier yang terbagi atas 27 buah saluran Tersier Kiri (Tki) dan 27 buah saluran Tersier Kanan (Tka) serta sebuah kolam pasang yang sudah tidak berfungsi

(19)

Berdasarkan analisis peta hidrotopografi, daerah Danda Besar terdiri atas tiga kelas hidrotopografi yaitu areal kelas B dan C relatif sama yaitu 820,78 ha dan 815,17 ha sedangkan kelas A hanya seluas 800,20 ha (Tabel 1 dan Gambar 3). Kondisi aktual di lapangan sebagian besar digunakan untuk pertaniantanaman pangan(padi), sebagian kecil yang digunakan untuk tanaman tahunan terutama pada bagian pekarangan.

Tabel 1. Luas dan Penyebaran lahan kelas hidrotopografi

No. Kelas

Hidrotopografi lokasi penyebaran

Luas (Ha) (%)

1 A di bagian dalam dan luar Tka serta di

bagian tengah Tki 800.20 32.85

2 B di bagian tengah Tka sebelah timur

& di bagian luar Tki 820.78 33.69

3 C di bagian dalam dan luar Tka Seb.

timur serta bagian dalam Tki 815.17 33.46

Total 2436.15 100.00

Sumber : Analisis Peta Hidro-topografi

Penggunaan lahan di desa Danda Jaya sebagian besar berupa lahan sawah yang terdiri atas sawah pasang surut seluas 900 ha dan sawah tadah hujan (tidak terpengaruh luapan air pasang) seluas 450 ha, sedangkan areal pemukiman seluas 165 ha dan sisanya berupa fasilitas umum sehingga total luas lahan di Desa Danda Jaya sekitar 1546,8 ha (Monografi Desa Danda Jaya,, 2010)..

Berdasarkan sumber matapencaharian penduduk di Desa Danda Jaya sesuai dengan kondisi lapangan bermacam-macam namun yang dominan adalah petani, peternak, jasa. Mata pencaharian yang dominan adalah petani (pemilik) sebesar 650 KK, 75 KK petani penggarap dan 50 KK buruh petani (Monografi Desa Danda Jaya, 2010). Ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk mata pencaharian utama adalah petani terutama petani tanaman pangan (padi), adapun adanya petani penggarap diduga karena adanya pecahan keluarga akibat pemukiman transmigrasi daerah Danda Jaya telah berjalan lebih kurang 30 tahun. Untuk profesi jasa pertukangan terutama tukang kayu 75 jiwa dan tukang batu 50 jiwa, untuk jasa angkutan yang tadinya berupa angkuta sungai, dengan adanya perbaikan kondisi ekonomi dan adanya jalan darat jasa angkutan berupa motor meningkat menjadi 125 buah dan mobil sebanyak 10 buah.

(20)

Hasil pengamatan dan sumber data primer dan data sekunder lainnya diperoleh data yang mendukung potensi budidaya, yaitu sebagai berikut :

a. Penguasaan lahan setiap kepala keluarga (KK): 2,25 Ha dengan rincian lahan pekarangan : 0,25 Ha, lahan usaha I dan LU II masing-masing 1,0 ha

b. Budidaya Tanaman :

Pola tanam padi lokal 1 kali setahun, sebagian kecil yang menerapkan padi unggul

tidak ditanam secara kontinyou karena : 1) Hama tikus pada periode menjelang padi berbunga (2) Kondisi tata air yang tidak mendukung, (3) Permodalan dan tenaga kerja terbatas, (4) Penggunaan sarana produksiyang tinggi dan perlu pengelolaan intensif, (5) Pemanfaatan air saluran tertier kurang maksimal karena aliran air tak lancar, (6) Harga hasil panen fluktuatif (7) Penerimaan usahatani padi unggul relatif rendah.

(21)

Tabel 2 Alternatif penyelesaian masalah (skenerio) pada aspek budidaya dalam pengembangan lahan rawa

Kriteria / Aspek

Karakteristik Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness) Peluang(opportunities) Tantangan(threats)

Pengembang

 Dapat dilakukan mixed farming (tanaman selain padi, seperti jagung, kacang, dll yang panennya berumur pendek)

 Dukungan pemerintah dalam memberikan kredit teknologi dalam bentuk cetak atau media elektronik

 Introduksi mekanisasi (alat

(22)

per KK teknologi budaya lahan rawa

 Keterampilan petani terbatas

 Penggunaan bibit lokal (umur panjang 8-9 bln

 Tenaga kerja terbatas

 Pendapatan Usaha Tani (rendah)

pra panen dan pasca panen) dengan sistem usaha

pelayanan jasa (upja) dalam budidaya pertanian pangan (padi)

 Penerapan teknologi dengan meningkatkan faktor efisiensi input bagi usaha tani dilahan rawa.

O Permodalan

Kekuatan merupakan fakto-faktor positif dari aspek kebijaksanaan, ekonomi kota, sosial kebudayaan penduduk, lingkungan kota, dan transportasi internal dan sebagainya yang dapat dijadikan sebagai salah satu modal dan kemampuan daerah dalam mengembangkan ruangnya.

Kelemahan adalah faktor-faktor negatif yang menjadi kelemahan atau kendala dalam mengembangkannya. Faktor-faktor tersebut dapat berbentuk ketidakmampuan dalam berbagai bidang pembangunan dan ketidaksediaan sumber dayanya secara alami. Peluang (opportunities), yang merupakan kesempatan atau harapan perkembangan dari luar untuk mengembangkannya atau dari

faktor eksternal

(23)

B. Skenario Aspek Budidaya dalam Pengembangan Lahan Rawa

 Faktor-faktor terkait dalam aspek budidaya untuk pengembangan lahan rawa adalah a) pengelolaan lahan b) pengelolaan air, c) dukungan eksternal (lembaga KUD, penyuluhan, pengamat air) dan d) Partisipasi petani.

a. Pengelolaan lahan

 Pengelolaan lahan luapan B dengan sistem surjan bertahap dan sistem surjan pada lahan luapan C(untuk meningkatkan diversifikasi tanaman dan mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman).

 Introduksi alat mesin pertanian (alsintan) pra panen dan pasca panen sesuai dengan karakteristik lahan pasang surut dengan sistem usaha pelayanan jasa (UPJA) untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja dalam usahatani mengingat kepemilikan lahan rerata seluas 2 ha tiap keluarga. b.Pengelolaan air

Pengelolaan air dipetak tersier (tata air mikro). Ini merupakan pengelolaan air di lahan usaha tani yang menentukan secara langsung kondisi lingkungan bagi pertumbuhan tanaman menjadi tanggung jawab petani dan dikelola secara kelompok yang dikerjakan secara gotong royong. Pada lahan tipe luapan B perlu diterapkan pengaturan air sistem satu arah (one way flow systems), sedang pada lahan luapan C pengaturan airnya dengan sistem tabat dengan memasang pintu ”stoplog”padasaluran tertier dengan memanfaatkan air hujan/koservasi air di bagian hulu.

c. Dukungan eksternal

 Peningkatan peran KUD dalam penyediaan sarana produksi dalam jumlah dan waktu yang tepat serta pemasaran hasil.

 Perlu dukungan instansi terkait baik pemerintah, swasta dalam pengembangan ―Community Development‖ dalam penyedia modal usaha tani.

 Perlu dukungan penyuluhan khususnya inovasi teknologi lahan rawa dan penambahan tenaga penyuluh pertanian dan pengamat air.

 Penyediaan informasi berupa inovasi teknologi budidaya lahan rawa dalam bentuk media cetak ataupun melalui media elektronik.

d. Partisipasi petani

Peningkatan ketrampilan dan kekompakan kelompok tani merupakan syarat mutlak dalam pengelolaan lahan dan air dalam skala hamparan serta kesadaran tingkat kelompok tani dalam pemupukan modal kelompokdan pengelolaan asset kelompok.

Kesimpulan

1. Daerah Danda Besar (Danda Jaya) mempunyai kelas hidro-topografi B dan C memiliki luasan hampir berimbang, yaitu berturut-turut 821 ha dan 815 ha atau 34 % dan 33 % dan kelas A seluas 800 ha sehingga luas total sebesar 2436 ha.

2. Faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam budidaya lahan pertanian lahan pasang surut meliputi kedalaman air tanah, gerakan, kuantitas dan

kualitas air

agarselaludimonitoring termasuk adanya lapisan pirit (tanah sulfat masam), ketebalangambut, intrusiair payau dan efek lingkungan setempat.

(24)

(keberfungsian lembaga penyedia saprodi, pemasaran, pemyuluh pertanian dan tenaga pengamat air) serta (d). Partisipasi petani.

Daftar Pustaka

Triadi, B (2010). Kesesuaian lahan rawa pasang surut Danda Besar, Kalimantn Selatan Makalah Seminar Nasional Rawa. Teknik Pengembangan Sumberdaya Rawa. Banjarmasin. 4 Agustus 2008. HATHI Komda Kal-Sel. 14 p.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi TK I Kalimantan Selatan 2010. Laporan Tahunan. Banjarbaru. 358 Halaman.

Dinas Pemukiman Prasaranan Wilayah Propinsi Tk I Kalimantan Selatan, 2008. Laporan Tahunan. Banjarmasin. 286 Halaman

Monografi Desa Danda Jaya, 2010. Buku Monografo Desa Danda Jaya, Kec. Rantau Badauh, Kabupaten Bariti Kuala. 15 Halaman

Statistics Board of South Kalimantan Province, 2009. Kalimantan Selatan in Figure2006Statistcs Board of South Kalimantan Provincie Banjarmasin.

Saidy A.R & A.Yusuf,2009. Implikasi Perubahan Iklim Global: Estimasi kehilangan produksi pertanian di propinsi Kalimantan Selatan karena Kenaikan Muka Air Laut. Makalah Seminar Nasional Rawa .Teknik Pengembangan Sumberdaya Rawa. Fak Teknik Sipil UNLAM – HATHI Komda Kal-Sel. 13 p.

Supriyo, A dan A. Jumberi 2007. Kearifan lokal dalam budidaya padi lahan pasang surut

(25)

TREND PRODUKTIVITAS PADI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI NTB

Ahmad Suriadi1, M. Nazam1, Kisman2dan Adi Ripaldi3

1

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTPNTB) jalan raya peninjauan Narmada Lombok Barat NTB

2

FakultasPertanian Universitas Mataram, Jalan Majapahit 62 Mataram Lombok

3

BMKG Kediri Provinsi NTB ahmadsuriadi@litbang.deptan.go.id

ABSTRAK

Perubahan iklim sangat berdampak pada produksi pertanian, kesesuaian lahan, ketahanan pangan, dan mata pencaharian di Nusa Tenggara Barat(NTB). Akhir-akhir ini, model simulasi tanaman telah digunakan secara luas untuk mempelajari dampak perubahan iklim terhadap produksi pertanian dan ketahanan pangan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tren produktivitas padi yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Model yang digunakan untuk proyeksi iklim adalah Conformal-Cubic Atmosfer Model (CCAM) untuk periode 2011-2030 dan 2030-2060, divalidasi dengan kondisi iklim periode sebelumnya (1970-2010). Agricultural Production Systems Simulator (APSIM) Model digunakan untuk memprediksi pertumbuhan tanaman dan hasil dalam berbagai skenario manajemen dan perubahan iklim. Model tersebut telah diparameterisasi dan dikalibrasi pada musim hujan dari 2011/2012 dan musim kemarau 2012 di Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa dan hasil padi dari simulasi mirip dengan hasil yang diukur di lapangan,menunjukkan bahwa model dapat digunakan untuk mensimulasikan produktivitas padi dalam berbagai skenario manajemen dan perubahan iklim.Trend produktivitas padi kemungkinan dapat menurunkan di masa depandi kedua musim penghujan dan kemarau. Pada musim hujan, produktifitas padi diperkirakan menurun sekitar 9% dan 22% pada tahun 2030 dan 2060 dari produktivitas padi saat ini. Pada musim kemarau, selama periode 2011-2030, penurunan hasil padi sekitar 5% dan selama periode 2031-2060, hasil padi akan menurun sekitar 14%. Perlu berbagai strategi manajemen untuk meningkatkan atau mempertahankan produktivitas padi untuk menghadapi perubahan iklim.

Kata Kunci: Produktifitas padi, perubahan iklim, CCAM, APSIM.

Pendahuluan

(26)

iklim di NTB.Pertanian di daerah tropis sangat dipengaruhi oleh variasi hujan tahunan dan antar tahunan (Boer dan Las 2003).

Memperkirakan seberapa besar pengaruh perubahan iklim terhadap produksi tanaman di Indonesia masih sulit karena sistem tanam yang sangat bervariasi dan tingkat teknologi yang digunakan. Namun akhir-akhir ini, model simulasi tanaman telah digunakan secara luas untuk mempelajari dampak perubahan iklim terhadap produksi pertanian dan ketahanan pangan (Larson et al.,1996; Pala et al.,1996; Cavero et al., 1998; Alves and Nortcliff, 2000; Bouman et al.,2001). APSIM adalah model pertumbuhan tanaman dinamis yang menggabungkan modul biofisik dan manajemen untuk mensimulasikan sistem tanam, rotasi, tanaman, dan dinamika lingkungan (Keatingetal., 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tren produktivitas padi yang dipengaruhi oleh perubahan iklim di NTB.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu parameterisasi dan kalibrasi model APSIM, data observasi iklim dan prediksi data iklim, simulasi produktivitas padi.Parameterisasi dan kalibrasi model APSIM untuk tanaman padi sawah telah lakukansecara detail oleh Suriadi etal., (2009). Secara umum, submodel yang digunakan untuk simulasi adalah modul Rice (Oryza sativa L), SoilN (soil nitrogen), SoilWat (soil water balance), Surface Organic Matter dan Pond.Parameterisasi model APSIM telah dilakukan di lokasi Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah (Tabel 1).

Tabel 1. Kalender tanaman untuk parameterisasi model APSIM

Managemen tanaman dan sampling Tanggal Keterangan

Persemaian benih 17 March 2012

Varietas padi Impari 10

Penanaman 7 April 2012 Jarak tanam: 20 × 20 cm

Pemupukan pertama 13 April 2012 200 kg phoska/ha and 50 kg urea/ha

Sampel tanah dan tanaman fase anakan 30 April 2012

Pemupukan kedua 1 May 2012 100 kg/ha

Sampel tanah dan tanaman fase malai 24 May 2012 Sampel tanah dan tanaman fase berbunga 5 June 2012 Sampel tanah dan tanaman fase panen 4 July 2012

Hasil 6231 kg/ha

(27)

Tabel 2.Daftar 6 model iklim global, (SRES A2 IPCC 2007)

GCM Negara Resolusi(km) CCAM

Downscaling (km)

CSIRO MK3.5 Australia 200 14

GFDLCM2.0 USA 300 14

GFDLCM2.1 USA 300 14

ECHAM5/MPI Jerman 200 14

MIROC3.2 Jepang 300 14

HadCM3 Inggris UK 300 14

Validasi terhadap 6 model hasil downscalingCCAM untuk memilih data terbaik ditentukan oleh nilai korelasi (r) dan Root Means Square Error (RMSE) antara data observasi dan data modelbaseline (1971-2000). Validasi dilakukan dengan menggunakan beberapa pos hujan terpilih yang terletak dekat atau satu grid point yang sama dan dianggap mewakili posisi geografis NTB. Data model CCAM yang dipilih adalah data dengan RMSE kecil dan korelasi yang tinggi (r>0,5). Data hasil model CCAMselanjutnya dilakukan koreksiagar nilai model mendekati atau mirip dengan nilai observasi dengan metode statistic corected method (Smith, 2009 dalam Kirono dkk. 2011). Hasil koreksi data observasi dan model periode (1971-2000), selanjutnya digunakan untuk koreksi data proyeksi CCAMperiode (2011-2099) untuk digunakan dalam model APSIM.

Hasil dan Pembahasan

Perbandinganantarabiomasa dan produktivitas padi hasil percobaan (observasi) dan simulasi dengan mengunakan model APSIM dapat dilihat pada Gambar 1.Hasil simulasibiomassa pada setaip fasepertumbuhan sangat mirip dengan biomasa hasil observasi.Demikian juga hasil simulasi produktivitas tanaman padi tidak berbeda nyata dengan hasil observasi.Dengan demikian APSIM mampu mensimulasikan biomassa pada setiap fase pertumbuhan tanaman dan produktivitas padi.

Gambar 1. Hasil simulasi dan orbsevasi biomasa pada setiap fase pertumbuan tanaman dan produktivitas padi

(28)

Variabilitas produktivitas padi ke depan dari tahun 2011-2099 pada musim penghujan dapat dilihat pada Gambar 2. Produktivitas padi bervariasi pada kedua musim tanam dari tahun ke tahun, Namun secara umum, trend produktivitas padi pada musim penghujan yang akan datang akan mengalami penurunan kalau sistem budidaya dilakukan seperti sekarang ini. Poduktivitas padi diprediksikan akan mengalami penurunan sebara 9% pada tahun 2030 dan 22% pada tahun 2060 dan penuruanan ini kemungkinan akan lebih besar pada akhir abad 21.

Trend produktivitas padi pada musim kemarau (MKI) dari tahun 2011-2099 dengan penggunakan model APSIM dapat dilihat pada Gambar 3. Trend produktivitas padi pada musim kemarau juga mirip dengan musim penghujan yaitu diprediksi akan mengalami penurunan hasil akibat perubahan iklim. Namun, penurunan hasil pada musim kemarau lebih rendah dibandingkan pada musim penghujan. Produktivitas padi pada musim kemarau diprediksikan akan menurun sebesar 5% pada tahun 2030 dan 14,5% pada tahun 2060. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Murdiyarso (2000) bahwa pada akhir abad dua puluh satu produksi padi di Asia akan menurun, disebabkan oleh meningkatnya karbondioksida (CO2) yang mempengaruhi kesuburan tanah dan terbatasnya

ketersediaan air.

Gambar 2. Hasil simulasi produktivitas padi pada musim penghujan (MH) dari tahun 2011-2090 dengan menggunakan model APSIM di NTB

(29)

Gambar 3. Hasil simulasi produktivitas padi pada musim kemarau (MKI) dari tahun 2011-2090 dengan menggunakan model APSIM di NTB

Kesimpulan

Trend produktivitas padi pada musim penghujan dan musim kemarau yang akan datang akan mengalami penurunan kalau sistem budidaya dilakukan seperti sekarang ini. Pada musim penghujan Poduktivitas padi diprediksikan akan mengalami penurunan sebara 9% pada tahun 2030 dan 22% pada tahun 2060 dan penuruanan ini kemungkinan akan lebih besar pada akhir abad 21. Pola penuruan produksi pada pdi pada musim kemarau juga sama dengan pada musim hujan. Diperlukan strategi yang tepat baik dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan maupun dari petani sebagai pelaku budidaya padi dalam menghadapi tantangan ke depan.

Daftar Pustaka

Alves, H. M. R. and Nortcliff, S., 2000. Assessing potential production of maize using simulation models for land evaluation in Brazil.Soil Use and Management. 16, 49– 55.

Boer, R. dan Las, I.. 2003.Sistem Produksi Padi Nasional dalam Perspektif Kebijakan Iklim Global. Badan Litbang Pertanian, Jakarta, pp.215-234.

Bouman, B. A. M., Kropff, M. J., Tuong, T. P., Wopereis, M. C .S., Ten Berge, H. F. M. and van Laar, H. H.. 2001. ORYZA2000: modelling lowland rice. International Rice Research Institute, Wageningen University and Research Centre, Los Banos, Philippines, Wageningen, Netherlands.

Bouman, B. A. M., and Van Laar, H. H.. 2006. Description and evaluation of the rice growth model ORYZA2000 under nitrogen-limited conditions. Agricultural System.

87, 249–273.

Case, M., A. Fitrian, and S. Emily. 2009.Climate Change in Indonesia: Implications for

Human and Nature.

http://assets.panda.org/conference_climate_impacts_281107.pdf Diunduh bulan Januari 2013.

Cavero, J., Plant, R. E., Shennan, C., Williams, J. R., Kiniry, J. R. and Benson, V. W.. 1998. Application of Epic Model to nitrogen cycling in irrigated processing tomatoes under different management systems. Agricultural Systems, 56,391–414.

GTZ.2010. Risk and Adaptation Assessment on Climate Change in Lombok Island, West Nusa Tenggara Province. Synthesis Report, 97 p.

Katzfey, J., McGregor, J.L., Nguyen, K., dan Tatcher, M..2010. Regional Climate Change Projection Development and Interpretation For Indonesia. CSIRO Final Report for AusAID.2010.

(30)

G., Verburg, K.,, Snow, V., Dimes, J. P., Silburn, M., Wang, E., Brown, S., Bristow, K. L., Asseng, S., Chapman, S., McCown, R. L., Freebairn, D. M. and Smith, C. J.. 2003. An overview of APSIM, a model designed for farming system simulation.

European Journal of Agronomy, 18, 267-288.

Kirono, D.G.C., Hennessy, K., Freddie, M. dan Kent, D. 2011.Approaching for Generating Climate Change Scenarios for Use in Drought Projections-a Review.CAWCR,

Technical Report no.034.2011.

Larson, J. A., Mapp, H. P., Verhalen, L. V. and Band, J. C.. 1996. Adapting a cotton model for decision analyses: a yield-response evaluation. Agricultural Systems, 50, 145–167

Murdiyarso, D. 2000: Adaptation To Climate Variability and Change, Asian Perpectives on Agriculture and Food Security. Environmental Monitoring Assessment. 4, 123-131.

Pala, M., Stockle, C. O. and Harris, H. C., 1996.Simulation of durum wheat (Triticum turgidum ssp. Durum) growth under different water and nitrogen regimes in a Mediterranean environment using CropSyst.Agricultural Systems, 51, 147–163. Runtunuwu, E. and A. Kondoh. 2008. Assessing global climate variability and change

under coldest and warmest periods at different latitudinal regions. Indonesian Journal of Agricultural Science 9(1):7-18.

IPCC.2007.Climate Change: The Physical Science Basis, Contribution of Working Group (WG) 1 to the Fourth Assessment Report of the (IPCC), Cambridge University Press, Cambridge, UK, and New York.

Peng, S. 2004: Rice Yield Decline With Higher Night Temperature from Global Warming,

National Academic Science. 27, 9971-9975.

Suriadi, A., G. Donald, A. Yahya, and R. K. Misra, 2009: Capability of APSIM Oryza to stimulate lowland rice-based farming systems under nitrogen treatments in a tropical climate. Methodologies for Integrated Analysis of Farm Production Systems, 23-26 Aug 2009, Monterey, CA. USA.

(31)

PENGEMBANGAN MESIN TANAM-PINDAH BIBIT PADI INDO JARWO TRANSPLANTER

Athoillah A, Doni Anggit S, Novi Sulistyosari, Joko Pitoyo dan Abi Prabowo

ABSTRAK

Kelangkaan tenaga kerja di bidang pertanian dan menurunnya minat generasi muda pada usaha sektor pertanian kini menjadi ancaman tersendiri bagi upaya peningkatan produksi padi. Akibatnya luas cakupan garapan menurun, waktu tanam tidak serempak, dan indeks pertanaman padi menurun. Keterlambatan waktu tanam juga dapat mengakibatkan resiko gagal panen akibat kekurangan air atau serangan hama dan penyakit. Penyelesaian efektif masalah tersebut adalah introduksi mesin tanam dan panen. Mesin tanam pindah bibit padi (transplanter) dapat mempercepat waktu penanaman dan memangkas biaya tenaga kerja. Rata-rata mesin transplanter (dioperasikan oleh 1 operator dan 2 pembantu) mampu menyelesaikan kerja tanam selama 5,2 jam/ha dan menggantikan tenaga kerja sebanyak 20 - 30 HOK/ha. Pada tahun 2013 Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan mesin tanam-pindah bibit padi melalui proses re-engineering transplanter impor agar dapat mengikuti metode tanam Jajar Legowo 2:1 yang dinamai Indo Jarwo Transplanter 2:1 Prototipe I. Keunggulan mesin Indo Jarwo Transplanter 2:1 selain efisien waktu dan tenaga juga mampu meningkatkan populasi menjadi 213 ribu tanaman per ha. Jumlah ini 33,31% lebih banyak dibanding metode tanam 25 cm x 25 cm dengan populasi tanaman 160 ribu/ha. Hasil uji coba lapang menunjukkan terjadinya peningkatan produktivitas rata-rata 20,57% dibandingkan dengan metode tanam tegel. Hasil analisis usahatani uji tanam di Cilacap dan Sragen biaya operasi Indo Jarwo Transplanter Rp 905.000/ha, sedangkan secara manual sekitar Rp 1,6 juta. Introduksi mesin tanam transplanter dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja antara 27 – 29 %, dan efisiensi tenaga kerja sekitar 46,57%. Lisensi mesin Indo Jarwo Transplanter 2:1 prototipe I oleh Badan Litbang Pertanian telah diserahkan kepada 4 (empat) perusahaan swasta yaitu: (i) PT Rutan, Surabaya; (ii) PT Lambang Jaya, Lampung; (iii) PT Sainindo, Jakarta; dan (iv) PT Adi Setya Utama Jaya, Surabaya) untuk proses pabrikasi massal. PT Rutan di Surabaya pada saat ini telah mengunggah di web-site LPSE-LKPP sebagai sistem e-katalog (https://e-katalog.lkpp.go.id/e-katalog-alsintan/) pengadaan barang pemerintah.

Pendahuluan

Usaha pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk mewujudkan program penyediaan padi sebesar 75,7 juta ton GKG pada tahun 2010 – 2014 menghadapi berbagai kendala, antara lain: (i) menurunnya luas areal sawah akibat laju konversi lahan sawah ke non-sawah; (ii) kelangkaan tenaga kerja di bidang pertanian; (iii) menurunnya minat generasi muda pada usaha sektor pertanian; (iv) masih tingginya susut panen padi; (v) terbatasnya air irigasi dan menurunnya kinerja sebagian besar sistem irigasi; dan (vi) ancaman perubahan iklim global yang berakibat pada kegagalan tanam sampai panen (Anonim, 2013).

Salah satu strategi untuk mengatasi ancaman tersebut adalah dengan penerapan mesin tanam-pindah bibit padi dan pemanen padi. Penerapan mesin-mesin tersebut diperlukan untuk: (i) meningkatkan produktivitas lahan dan tenaga kerja; (ii) mempercepat dan mengefisiensikan proses; dan sekaligus (iii) menekan biaya produksi (Anonim, 2013).

(32)

tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. Jajar legowo 2 : 1 (40 cm x 20 cm x 10 cm) adalah salah satu cara tanam pindah padi sawah yang memberikan ruang pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm (Makarim, 2008). Dengan metode jajar legowo 2:1 mampu menghasilkan jumlah populasi tanaman 213.300 tanaman/ha atau 33,31% lebih banyak dibanding metode tanam tegel 25 cm x 25 cm yang memiliki populasi 160 ribu tanaman/ha (Anonim, 2014). Melalui Program Inovasi di setiap wilayah kerja BPTP se Indonesia, sampai saat ini Badan Litbang Pertanian telah menerapkan metode tersebut seluas 1.613.548,5 hektar. Tujuan dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah memanfaatkan radiasi matahari bagi tanaman pinggir, tanaman relatif aman dari serangan tikus karena lahan lebih terbuka, menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa, populasi tanaman bertambah 30 %, pemupukan lebih efisien, pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan (Abdullah, 2002).

Mesin tanam padi sawah (rice transplanter) walking type 4 baris tanam mulai diintroduksikan di Indonesia sejak 2009 dan hingga kini setidaknya ada beberapa merk dagang dari mesin sejenis antara lain Kubota SPW-48, Yanmar AP-400, Agrindo CRT-45 dan CRT-48, Dae Dong (Korea), Kukje (Korea) dan rice transplanter buatan China. Alsin tersebut didatangkan oleh pemerintah untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan mempercepat proses tanam bibit padi di lahan sawah (Anonim, 2011).

Penggunaan rice transplanter bermotor akan memberikan dampak mempercepat waktu tanam, lebih seragam dan apabila dioperasikan dalam luasan skala ekonomi yang optimal akan memberikan keuntungan yaitu biaya tanam lebih murah.

Hasil dan Pembahasan

A. Desain Indo Jarwo Transplanter

(33)

Gambar 1. Desain main assembly transplanter legowo 2:1

Desain jarak jari penanam (planting arm finger) dilakukan sedikit pengurangan pada bagian spacer yang menyatu dengan planting arm transmisi dari lebar semula 30 cm menjadi 20 cm. Beberapa gambar desain modifikasi terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Desain modifikasi planting arm transmisi

B. Modifikasi transplanter sistem legowo 2 : 1

Proses pembuatan rice transplanter dengan sistem legowo 2 : 1 yang memiliki jarak tanam 40 cm x 20 cm terdiri atas beberapa modifikasi komponen utama yaitu modifikasi jarak lengan penanam, sistem transmisi, rel lubang pengeluaran bibit (front plate), meja tray bibit (tempat meletakkan bibit pada mesin transplanter), serta pada bagian roda.

(34)

penanam (fingers arm transmission) dilakukan modifikasi menyesuaikan perubahan bentuk planting arm transmisi. Rel lubang pengeluaran bibit (front plate) disesuaikan dengan ujung mata picker/planting finger (jari penanam). Meja tray bibit dimodifikasi ukurannya dengan menyesuaikan jarak tanam yaitu 40 cm x 20 cm. Material yang digunakan yaitu plat PVC dengan perlakuan pemanasan untuk membentuk profil lengkungan. Modifikasi yang dilakukan pada roda adalah menambah lebar jari-jari roda ke sisi luar sepanjang 15 cm untuk menyesuaikan bentuk perubahan planting arm transmisi.

Gambar 3. Komponen modifikasi Indo Jarwo Transplanter

C. Hasil Pabrikasi dan Pengujian

Kegiatan modifikasi mesin transplanter menjadi Indo Jarwo Transplanter (Prototipe I) dengan sistem legowo 2 : 1 jarak tanam 40 cm x 20 cm telah dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong, dan beberapa komponen seperti pembuatan planting arm transmisi merupakan produk kerjasama dengan pihak luar.

Gambar 4. Prototipe Indo Jarwo Transplanter

Mesin Indo Jarwo Transplanter 2:1 prototipe I dikhususkan untuk mendukung metode tanam tanaman padi sawah metode tanam Jajar Legowo 2:1. Mesin tanam ini dioperasikan oleh 1 orang operator dibantu oleh 2 orang untuk menyediakan bibit dan menyisip lubang yang tidak tertanam (missing hill).

20 cm 40 cm 20 cm Front Plate

Double screw shaft Block spacer

Meja Tray bibit

(35)

Apabila dibandingkan dengan penanaman secara manual, maka penggunaan mesin transplanter ini akan menggantikan 20-30 tenaga kerja. Untuk sekali berjalan dapat menanam empat baris tanaman dengan jarak tanam antar baris 20 cm dan jarak 'legowo' (gawang) 40 cm sedangkan jarak dalam baris dapat diatur antara 10,13, dan 15 cm. Berdasarkan hasil uji lapang, mesin ini memiliki kapasitas tanam 5,2 jam/ha atau 0.19 ha/jam, jumlah tanaman per lubang 2-5 tanaman dengan kedalaman 30-60 mm. Mesin dapat beroperasi pada lahan dengan kedalaman kaki (foot sinkage) maksimal 25 cm. Secara lengkap hasil pengujian seperti disajikan pada Tabel 1.

D. Analisis Ekonomi

Berdasarkan hasil uji lapang menunjukkan terjadinya peningkatan produktivitas rata-rata 20,57% dibandingkan dengan metode tanam tegel. Hasil analisis usahatani uji tanam di Cilacap dan Sragen biaya operasi Indo Jarwo Transplanter Rp 905.000/ha, sedangkan secara manual sekitar Rp 1,6 juta. Introduksi mesin tanam transplanter dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja antara 27 – 29 %, dan efisiensi tenaga kerja sekitar 46,57%.

Lisensi prototipe mesin tanam Indo Jarwo Transplanter Prototipe I oleh Badan Litbang Pertanian telah resmi dikerjasamakan dengan 4 (empat) perusahaan swasta yaitu: (i) PT Rutan, Surabaya; (ii) PT Lambang Jaya, Lampung; (iii) PT Sainindo, Jakarta; dan (iv) PT Adi Setya Utama Jaya, Surabaya) untuk proses pabrikasi massal.

Gambar

Gambar 2. dapat dilihat skema jaringan tata air Unit Danda Besar yang mempunyai
Gambar 1. Desain  main assembly transplanter legowo 2:1
Tabel 1. Hasil pengujian mesin Indo Jarwo Transplanter
Tabel 4. Pengaruh faktor tunggal Pemupukan dan varietas terhadap panjang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal distance feature

Dalam hal ini, informasi Kinerj a penganggaran lingkup K/L selain meliputi Sasaran Kegiatan dan Keluaran (Output) Kegiatan beserta indikator­ indikatornya, juga

Panel menyoroti pentingnya kepemimpinan nasional yang berlandaskan moral dan keteladanan dalam menjawab krisis kepercayaan masyarakat Indonesia; meningkatkan peran

Ayrıca bilgi okuryazarlık özyeterlik algısı ile öğretmenlik mesleğine yönelik tutum arasında pozitif yönde ilişki (korelasyon) olup, cinsiyet, öğrenim

Elisabeth (Bekasi) Jl. Raya Narogong No. Raya Harapan Indah Kawasan Sentra Niaga No. Gramapuri Blok C-I No. Kelurahan Jatimakmur No. Global Awal Bros) Jl. Noer Alie Kav. Legenda

 Sadari bahwa pasien mungkin tidak ingin sendirian. Tidak semua orang dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat saja terjadi, ketidakmampuan menggunakan adaptasi

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pasal 25 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman

Berkaitan dengan manajemen stres, diketahui karyawan mampu mengendalikan gejala-gejala stres (Rivai, 2008:516), ditunjukkan antara lain tidak merasa cemas walaupun ada rekan