• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Hubungan Intensitas Pencahayaan dengan Keluhan Kelelahan Mata Karyawan Pengguna Komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu

unsur yang harus dipenuhi sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur

dan merata baik secara materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan

Undang-undang Dasar Tahun 1945 dimana tenaga kerja mempunyai peran dan

kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

Sejalan dengan tujuan Pembangunan Nasional, menurut salah satu

peraturan perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu UU No. 1 Tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak

mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Occupational Safety and Health

(OSH) bertujuan agar pekerja selamat, sehat produktif, sejahtera dan berdaya

saing kuat, dengan demikian produksi dapat berjalan dan berkembang lancar

berkesinambungan (sustainable development) tidak terganggu oleh kejadian

kecelakaan maupun pekerja yang sakit atau tidak sehat yang menjadikannya tidak

produktif (Kurniawidjaja, 2008).

Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

(2)

buruk pajanan hazard ditempat kerja (yaitu hazard yang bersumber dari

lingkungan kerja, kondisi ergonomi pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan

budaya kerja), selain itu juga berkontribusi dalam membentuk perilaku hidup

sehat dan perilaku kerja yang kondusif bagi keselamatan dan kesehatannya

(Kurniawidjaja, 2008).

Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan dimulai

dengan adanya suatu analisa berdasarkan keadaan umum masyarakat, yaitu

terjadinya transisi demografi, transisi ekonomi dan transisi sosial budaya. Dari

hasil transisi tersebut terjadi transisi epidemiologi, dimana terdapat perubahan

kompleks dalam pola kesehatan dan penurunan prevalensi penyakit-penyakit

menular, sedangkan penyakit tidak menular justru semakin meningkat. Hal itu

kemudian menyebabkan terjadinya transisi lingkungan, sehingga

penyakit-penyakit yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan meningkat salah satunya karena

radiasi. Radiasi yang terjadi di sekitar manusia dan memberikan efek jangka

panjang salah satunya berasal dari barang-barang elektronik (Murtopo dan

Sarimurni, 2005).

Era perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut

manusia untuk berhubungan dengan komputer. Umumnya 80% pekerjaan kantor

diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran komputer yang sangat luas

dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer menyebabkan

para pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam sehari

(3)

Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu

ke waktu. Pemakaian komputer biasanya menghabiskan waktu berjam-jam,

terutama bagi pekerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja

utama (Maryamah, 2011).

Tanpa disadari bekerja berlama-lama di depan komputer dapat

menimbulkan masalah kesehatan negatif baik secara fisik maupun mental pada

operatornya. Kumpulan gangguan fisik yang menyerang pengguna komputer

disebut Computer Vision Syndrome (CVS). Kejadian CVS juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Sekitar 88%-90% pengguna komputer

mengalami CVS (Kurmasela dkk, 2013).

Survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA)

tahun 2004, membuktikan bahwa 61% masyarakat Amerika sangat serius dengan

permasalahan mata akibat bekerja dengan komputer dalam waktu lama. AOA dan

Federal Occupational Safety and Health Administration (FOSHA) meyakini

bahwa Computer Vision Syndrome di masa datang akan menjadi permasalahan

yang mengkhawatirkan (Hanum, 2008).

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan

ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik

apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang

memungkinkan orang yang menempatinya dapat melihat benda-benda.

Benda-benda yang tidak terlihat dengan jelas akan menganggu aktivitas di dalam ruang

(Santosa, 2006). Pencahayaan yang tidak memadai pada pekerjaan yang

(4)

yaitu terjadinya kelelahan otot mata (kelelahan visual) dan kelelahan saraf mata

(Sakdiah, 2008).

Kelelahan mata merupakan salah satu gangguan yang dialami mata karena

otot-ototnya dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam

jangka waktu lama. Objek gambar yang berupa garis maupun bidang apabila

dilihat dengan penerangan yang tidak memadai akan menyebabkan otot iris

mengatur pupil sesuai dengan intensitas penerangan yang ada (Ilyas, 2008).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zurich Service Corporation (2010),

22,6% dari klaim asuransi pekerja diakibatkan oleh kondisi pencahayaan yang

buruk. Penelitian yang dilakukan National Eye Institute pada tahun 2004 di

Amerika Serikat terdapat 37.000 kasus trauma mata yang di dalamnya termasuk

kelelahan mata yang memicu terjadinya kecelakaan di tempat kerja (Fayrina,

2012).

Penelitian yang dilakukan Maryamah (2011) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di bagian

outbond call gedung Graha Telkom Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang

menunjukkan nilai p sebesar 0,003 (p<0,05), ini berarti ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata.

Sejalan dengan penelitian Maryamah, penelitian yang dilakukan Firasati

(2012) pada tenaga kerja bagian recing PT. Iskandar Indah Printing Textile

Surakarta dengan uji statistik Pearson Product Moment menghasilkan r = -0,423

dan p= 0,02 (p<0,05), menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara

(5)

Penelitian serupa yang dilakukan Puspita (2013) mengenai faktor-faktor

yang berhubungan dengan kelelahan mata pada operator Sistem Informasi

Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo

menunjukkan ada hubungan intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan

mata p = 0,006 (p<0,05).

Penggunaan komputer sebagai alat bantu pekerjaan merupakan hal yang

tidak dapat dipisahkan dari para karyawan di lingkungan Satuan Kerja Penataan

Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara. Satuan kerja ini merupakan

perpanjangan tangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya yang bertugas untuk melaksanakan

kegiatan perencanaan dan pengembangan kawasan permukiman serta bertugas

melakukan penataan bangunan di Provinsi Sumatera Utara.

Pada survei awal dilihat bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya para

karyawan menggunakan komputer desktop dan komputer portabel (laptop)

sedikitnya 3 jam dalam sehari. Beberapa karyawan mengeluhkan adanya

kelelahan mata yang mereka rasakan akibat penggunaan komputer dalam waktu

yang lama secara terus menerus. Pencahayaan dalam ruang kantor tersebut berasal

dari pencahayaan alami matahari yang masuk melalui jendela besar di sekeliling

ruangan dan pencahayaan buatan yang berasal dari lampu.

Kondisi pencahayaan dalam ruangan mayoritas menggunakan

pencahayaan alami yang berasal dari matahari. Pencahayaan buatan seperti lampu

hanya digunakan pada saat cuaca mendung atau pada saat menjelang sore hari.

(6)

ruangan yang agak redup daripada kondisi cahaya terang dengan alasan merasa

silau saat menatap layar komputer. Dengan kondisi pencahayaan tersebut

beberapa karyawan mengeluhkan kelelahan mata saat bekerja, namun ada pula

yang tidak mengeluhkan kelelahan mata meskipun kondisi pencahayaan di

ruangan tersebut kurang memadai.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata

karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan

Lingkungan Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan intensitas pencahayaan

dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja

Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

intensitas pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna

komputer di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera

(7)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui intensitas pencahayaan (umum dan lokal) pada ruang kantor

di Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera

Utara.

2. Mengetahui keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini yaitu adanya hubungan intensitas pencahayaan

dengan keluhan kelelahan mata karyawan pengguna komputer di Satuan Kerja

Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi pihak Satuan Kerja Penataan Bangunan dan

Lingkungan Provinsi Sumatera Utara tentang hubungan intensitas

pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata sehingga dapat dijadikan

informasi yang bermanfaat untuk melaksanakan tindakan koreksi agar

didapat lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

2. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang pengukuran

intensitas pencahayaan dan dampaknya terhadap kelelahan mata.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya yang diperoleh untuk pekerjaan struktur pembangunan ruko 4 lantai dengan menggunakan standar harga satuan bangunan Provinsi Sumatera Utara adalah Rp.. Dan biaya yang

Tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak monitor dengan keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Corporate Customer Care Center (C4)

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pegawai pengguna komputer di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Medan pada tahun 2015 mayoritas mengalami keluhan subjektif kelelahan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pegawai pengguna komputer di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Medan pada tahun 2015 mayoritas mengalami keluhan subjektif kelelahan

Untuk mengetahui gambaran keluhan subjektif kelelahan mata pada pegawai pengguna komputer di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Medan pada tahun 2015 berdasarkan

Hasil pengukuran pemakaian antiglare pada layar monitor komputer dengan kelelahan mata diperoleh hasil responden yang tidak memakai antiglare hampir sebagian besar

Dalam observasi awal menyatakan bahwa lama melihat saat bekerja didepan komputer adalah salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya keluhan kelelahan mata pada pengguna

6.4 Hubungan antara Kelainan Refraksi dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group PT Bank X, Jakarta Tahun 2013. Kelainan refraksi