• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Langkah-langkah Pengembangan

4.1.1 Potensi Masalah dan Pengumpulan Data

Perkembangan zaman yang semakin modern, menuntut pendidik untuk melek teknologi informasi sebagai sumber pembelajaran. Paradigma saat ini menuntut perubahan pola pikir bagi pendidik bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, meskipun keberadaan guru di dalam kelas tidak dapat tergantikan oleh apapun canggihnya sarana dan prasarana yang ada. Paradigma saat ini menuntut guru untuk mau dan mampu menggunakan berbagai sumber dalam pembelajaran. Sudah saatnya beralih dari pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Bukan suatu hal yang mudah untuk dilaksanakan, namun bukan menjadi hal sulit untuk diwujudkan. Pembelajaran sosiologi di SMA di era saat ini menuntut guru untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar, mampu meramu informasi-informasi yang diperoleh dari dunia maya berupa berita, video, animasi yang relevan dengan materi yang akan disampaikan ke dalam bentuk media CD interaktif sehingga peserta didik dapat secara aktif mengamati, menganalisis dan mendiskusikannya.

(2)

sebagai sumber belajar peserta didik. Materi yang dikemas merupakan materi yang tidak mungkin peserta didik secara langsung mengamati di dunia nyata, karena keterbatasan waktu atau karena kejadian yang sudah berlalu. Namun demikian melalui pengamatan menggunakan media CD interaktif, peserta didik seakan-akan melihat secara langsung karena kondisi nyatanya tidak berbeda dengan apa yang tercantum dalam media CD interaktif. Banyak kejadian-kejadian nyata yang terkait dengan pembelajaran sosiologi yang tidak mungkin peserta didik mengamati secara langsung. Seperti halnya konflik-konflik sosial, konflik yang pernah terjadi di Ambon, konflik SARA dan sebagainya. Peserta didik hanya mungkin melihat rekaman-rekaman video yang pernah ada dan diramu menjadi sumber pengamatan, bacaan untuk bahan diskusi di kelas.

(3)

dilakukan oleh sebagian besar guru sosiologi di Kabupaten Kendal saat ini.

Menurut saya, teman-teman guru masih mengajar dengan gaya lama, artinya pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru masih suka ketika pembelajaran murid-muridnya duduk manis, mendengarkan guru ceramah. Meskipun kadang-kadang ceramah itu sangat diperlukan dan efektif. Namun dalam perkembangannya, dengan terus menerus ceramah, murid kita akan mengalami kebosanan.

(Wawancara, dengan Ketua MGMP, 21 Oktober 2014) Teknologi komputer saat ini merupakan daya dukung positif yang hampir setiap SMA di Kabupaten Kendal memilikinya. Melalui sarana pendukung laboratorium TIK, guru dapat memanfaatkan sebagai sarana pembelajaran berbasis IT. Keberadaan sarana TIK yang semakin baik di setiap sekolah menuntut guru secara umum untuk tidak gagap teknologi. Secara khusus guru sosiologi pun perlu menguasai teknologi untuk pembelajaran di kelas. Hal sesuai dengan pendapat ketua MGMP Sosiologi, Agung Hermawan, S.Pd saat diwawancari tentang hal yang penting tentang perubahan pola pembelajaran sosiologi.

(4)

mengambil materi dari internet, membuat presentasi sebagai sumber belajar.

(Wawancara, dengan Ketua MGMP, 21 Oktober 2014)

Hal serupa juga diungkapkan oleh kepala SMA N 1 Boja saat diwawancari tentang kemampuan guru sosiologi terkait dengan kemampuan IT dalam pembelajaran.

Ini memang menjadi tatangan bagi guru-guru kita. Ingat lho, SMA kita sudah menjadi sekolah percontohan, pernah menjadi SMA RSBI, segala fasilitas terkait dengan IT sudah dipenuhi. Sudah menjadi kewajiban bagi guru untuk memanfaatkan IT sebagai sumber pembelajaran. Menurut saya, guru-guru Sosiologi di SMA kita masih perlu meningkatkan kemampuan IT nya. Cobalah untuk berubah, jangan hanya ceramah saja!

(5)

saat ini. Hal ini mendapat dukungan dari ketua MGMP Sosiologi Kabupaten Kendal saat dilakukan wawancara. Saya kira, kita masih perlu pelatihan-pelatihan seperti membuat media pembelajaran interaktif. Tidak usah harus muluk-muluk menggunakan flash, cukup dengan powerpoint tetapi kontennya mampu menjadi media yang interaktif bagi murid kita. Kalau ada pelatihan yang secara praktis melatih teman-teman guru mencari bahan-bahan materi berupa video, gambar dan teks di internet dan meramunya menjadi CD pembelajaran interaktif, saya yakin akan memberikan manfaat yang lebih untuk kita.

(Wawancara, dengan Ketua MGMP, 21 Oktober 2014)

Dukungan serupa juga dari kepala SMA N 1 Boja yang memberikan penjelasan bahwa kebutuhan saat ini bagi guru salah satunya adalah adanya pelatihan tentang pembuatan media interaktif dan pemanfaatan dalam pembelajaran discovery inquiry.

Menurut saya, guru-guru masih perlu berlatih terus mengembangkan pembelajaran berbasis IT. Ini sudah menjadi tuntutan zaman, lho. Masak, anak-anak kita sudah sangat familiar dengan IT, kok gurunya masih jalan di tempat. Jadi menurut saya, pelatihan membuat perencanaan, membuat media interaktif menjadi suatu kebutuhan.

(6)

meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Sosiologi sebagai bentuk pelayanan pendidikan. Oleh krena itu melalui penelitian ini, akan dikembangkan model pelatihan bagi guru-guru sosiologi tentang pembelajaran discovey-inquiry berbasis CD interaktif. Diharapkan melalui penelitian pengembangan ini akan diperoleh prosedur pelatihan, materi pelatihan beserta media-media pendukungnya tentang pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD pembelajaran interaktif bagi guru-guru Sosiologi SMA di Kabupaten Kendal.

Pelatihan-pelatihan yang dilakukan selama di MGMP Sosiologi Kabupaten Kendal kurang fokus pada materi pelatihan. Hal ini disebabkan pelatihan yang bersifat internal dilaksanakan saat kegiatan MGMP yang sifatnya insidental. Perencanaan belum dilakukan secara rinci. Bentuk pelatihannya hanya seputar pembuatan soal dan perangkat pembelajaran, sedangkan proses pelatihan guru-guru tentang pembuatan CD interaktif belum dilakukan.

(7)

4.1.2 Desain Produk

Pengembangan pelatihan guru sosiologi tentang pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD interaktif dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

1. Merumuskan Desain

Desain pelatihan yang dikembangkan dapat dilihat pada bagan gambar 4.1 berikut.

(8)

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tentang materi tentang pembelajaran discovery-inquiry maka pelatihan ini ditetapkan untuk meningkatkan kemampuan guru Sosiologi membuat perangkat pembelajaran discovery inquiry berbasis CD interkatif dan meningkatkan kemampuan guru membuat CD pembelajaran interaktif. Berdasarkan tujuan inti, maka disusun program pelatihan berupa buku panduan kegiatan pelatihan, materi pelatihan dan modul pembuatan CD interaktif. Materi tersebut sebagai bahan untuk melaksanakan pelatihan dan diakhiri dengan evaluasi.

2. Penyusunan Perangkat Pelatihan

Perangkat pelatihan yang dikembangkan meliputi buku panduan pelatihan, materi pelatihan, contoh media pembelajaran interaktif.

a. Buku Panduan Pelatihan

Buku panduan pelatihan berisi tentang pedoman sebagai acuan bagi penyelenggara, nara sumber dan peserta dalam proses pelatihan. Buku panduan pelatihan terdiri dari tiga bab, yaitu Pendahuluan, Pelaksanaan Kegiatan dan Penutup.

(9)

dalam penyusunan materi pelatihan, hal-hal apa yang perlu ditekankan dalam pelatihan sehingga tercapai sesuai kebutuhan. Bagi peserta pelatihan dapat memberikan motivasi perlunya mengikuti pelatihan yang diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam melaksanakan pembelajaran nantinya.

Di dalam bagian pendahuluan juga memuat tentang tujuan pelatihan yang dapat memberikan arah bagi nara sumber dan peserta pelatihan dilaksanakan pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat:

1) Meningkatkan pengetahuan guru-guru tentang pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD interaktif.

2) Meningkatkan kompetensi pedagogik bagi guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran discovery-inquiry berbasis CD interaktif.

(10)

Suatu pelatihan perlu dasar hukum yang kuat, sehingga pelatihan tidak menyimpang dari landasan yang ada. Landasan hukum tertinggi diadakan pelatihan ini adalah Pancasila sebagai landasan ideal dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional. Landasan operasional lainnya adalah 1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2) Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen

3) Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4) Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru

5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan Republik Indonesia No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NO 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kuriklum 2013.

(11)

struktur program, jadwal kegiatan dan anggaran. Pelatihan yang dikembangkan dengan sasaran guru-guru sosiologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program MGMP mata pelajaran Sosiologi, sehingga penanggung jawab adalah Ketua MGMP. Terkait dengan pelatihan yang mengarah pada dua komponen yaitu pembelajaran discovery-inquiry dan pembuatan media pembelajaran interaktif, maka direncanakan pelatihan dengan fasilitator dari widyaiswara LPMP Jawa Tengah dan ahli media dari BPTIKP Jawa Tengah. Kedua narasumber dipilih sesuai dengan kompetensi di bidangnya yaitu ahli pembelajaran dan ahli membuat media.

Waktu pelaksanaan pelatihan direncanakan hanya dua hari. Hari pertama membahas tentang teori, hakekat pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD interaktif dan pembuatan RPP, sedangkan hari kedua pelatihan pembuatan CD interaktif.

(12)

undangan Peserta Pelatihan ke SMA Negeri/Swasta se Kabupaten; 4) menyiapkan hal-hal yang terkait dengan administrasi pelatihan seperti: formulir biodata peserta serta datar hadir, jadwal pelatihan, sertifikat peserta pelatihan; 5) melakukan pencatatan hasil pelatihan beserta laporan pelaksanaan pelatihan.

Bendahara bersama ketua panitia membuat rencana anggaran dan memiliki tugas untuk mengatur pengeluaran biaya dalam pelaksanaan pelatihan, menginventarisasi nota, kwitansi pengeluaran keuangan dan membuat laporan keuangan. Sie acara memiliki tugas menerima Surat Tugas dan SPPD serta meminta tanda tangan surat tugas kepada kepala sekolah tempat pelatihan, memandu peserta mengisi formulir pendaftaran dan memandu jalannya pelatihan. Sie Konsumsi memiliki tugas mengatur dan menyiapkan konsumsi penyelenggaraan pelatihan sedangkan sie Humas bertugas mendistribusikan surat-surat yang keluar, memberikan informasi tentang pelatihan. Sebelum pelaksanaan pelatihan, sie perlengkapan menyiapkan tempat pelatihan dan di saat pelaksanaan pelatihan mendokumentasikan setiap kegiatan pelatihan.

(13)

membuat surat undangan pelatihan ke peserta melalui kepala SMA Negeri/ Swasta se Kabupaten, membuat surat ijin penggunaan tempat pelatihan di kepada kepala sekolah.

Setelah surat terdistribusi maka sesuai dengan rencana tanggal pelaksanaan, peserta datang ke tempat pelatihan mengisi formulir biodata peserta dan pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar, menyerahkan Surat Tugas dan SPPD dan mendapatkan materi pelatihan serta memasuki ruangan pelatihan dan siap mengikuti pelatihan. Di akhir pelaksanaan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan, dengan cara:

1) Hasil tugas pembuatan RPP Sosiologi dengan metode discovery-inquiry berbantuan CD interaktif dikumpulkan ke panitia.

2) Hasil tugas pembuatan CD interaktif dikumpulkan ke panitia.

3) Narasumber memberikan penilaian hasil tugas pembuatan RPP dan CD interaktif.

4) Pengisian Kuesioner tentang respon pelaksanaan pelatihan (terlampir)

(14)

Gambar 4.2 Alur Kegiatan Pelatihan

Struktur program juga perlu dicantumkan di buku panduan agar memberikan informasi bagi peserta pelatihan tentang materi apa saja yang akan dilatih dan juga sebagai pedoman bagi nara sumber untuk membuat materi pelatihan.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari digunakan struktur kurikulum 16 jam pelajaran seperti tercantum pada tabel 4.1.

(15)

Tabel 4.1.

Struktur Kurikulum Pelatihan

No Mata Latih JPL

1 Konsep Pembelajaran Discovery-inquiry berbantuan CD interaktif pada mata pelajaran sosiologi

2

2 Pembuatan Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran Discovery-inquiry berbantuan CD interaktif pada mata pelajaran sosiologi

2

3 Pembuatan Media Pembelajaran CD Interaktif

12

Jumlah 16

Struktur kurikulum pelatihan ini dilaksanakan secara rinci seperti tercantum pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Jadwal Kegiatan Pelatihan Hari Pertama

No Waktu Materi Pelatihan Nara sumber

(16)

No Waktu Materi Pelatihan Nara sumber

Anggaran untuk pelatihan dirancang sebagai pedoman bagi bendahara untuk mengatur pengeluaran pembiayaan pelatihan. Contoh anggaran pelatihan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.2.

Contoh Anggaran Pelatihan

No Rincian Jumlah Biaya/

satuan Total 1 Narasumber dari

LPMP 1 hari 1.000.000 1.000.000 2 Narasumber dari

BPTIKP 2 hari 750.000 1.500.000 3 Transportasi

peserta hari ke-1

20

(17)

No Rincian Jumlah Biaya/

Contoh anggaran ini digunakan sebagai pedoman bagi penyelenggara terutama bendahara untuk pengeluaran keuangan dalam pelaksanaan pelatihan.

Bab III berisi tentang tata tertib secara administratif dan akademis. Secara adminsitrasi, peserta segera melapor kepada panitia penyengara dan menyerahkan berkas kelengkapan administrasi yang terdiri dari: 1) Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan; 2) SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan.

(18)

dimulai; 4) Peserta wajib membawa laptop sendiri untuk menunjang kegiatan pelatihan; 5) Peserta wajib membawa silabus sosiologi dari sekolah masing-masing; 6) Selama mengikuti kegiatan peserta berpakaian bebas rapi; 7) Keperluan mengenai pelayanan dan atau materi akademik diberikan oleh panitia; 8) Selama kegiatan berlangsung peserta diwajibkan mengenakan tanda peserta; 9) Selama kegiatan berlangsung peserta, penyaji materi dan panitia dilarang merokok.

Buku panduan pelatihan bagi nara sumber relatif sama dengan buku panduan untuk penyelenggara hanya isinya ada yang dikurangi yaitu rencana anggaran. Perbedaan lainnya terletak pada bagian prosedur dan tata tertib bagi pelatih.

(19)

Gambar 4.3

Prosedur Kegiatan Pelatihan bagi Pelatih

Beberapa aturan yang dipedomani bagi nara sumber antara lain:

1. Nara sumber membawa Surat Tugas yang ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

2. Naras sumber membawa SPPD yang telah ditandatangani oleh atasan langsung yang bersangkutan

3. Mengirim materi pelatihan dan media presentasi maksimal 2 hari sebelum pelaksanaan pelatihan. 4. Nara sumber datang ke tempat pelatihan sesuai

dengan jadwal

NARASUMBER MENERIMA SURAT

PERMOHONAN

NARA SUMBER MENYIAPKAN 1. SURAT TUGAS

2. SPPD

3. MATERI PELATIHAN 4. PRESENTASI

KEMBALI KE INSTANSI DAN MELAPOR KE ATASAN MENGIRIM MATERI KE PANITIA

UNTUK DIGANDAKAN, 2 HARI SEBELUM PELAKSANAAN DATANG KE TEMPAT

PELATIHAN

(20)

5. Narasumber hadir maksimal 20 menit sebelum kegiatan dimulai

6. Narasumber berpakaian bebas rapi

7. Selama kegiatan berlangsung nara sumber dilarang merokok.

Buku panduan bagi peserta pelatihan juga relatif sama dengan buku panduan untuk nara sumber, yang membedakan adalah pada prosedurnya. Adapun prosedur pelaksanaan pelatihan guru sosiologi SMA tentang Pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD interaktif sebagai berikut.

1. Setelah mendapatkan surat undangan dari panitia, peserta pelatihan menyiapkan hal-hal yang harus dibawa yaitu surat tugas, SPPD, laptop dan silabus mata pelajaran sosiologi

2. Peserta datang ke tempat pelatihan

3. Setelah sampai di tempat pelatihan, mengisi form biodata formulir pendaftaran dan menyerahkan foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar

4. Peserta mendapatkan materi pelatihan

5. Peserta siap mengikuti pelatihan dan mematuhi aturan yang berlaku dalam pelatihan, berpartisipasi aktif selama kegiatan pelatihan

6. Peserta mengisi angket respon terhadap pelaksanaan pelatihan, menjawab lembar soal dan mengumpulkan RPP yang ditugaskan nara sumber. 7. Pelatihan selesai, peserta melaporkan kepada kepala

(21)

Gambar 4.4

Prosedur Pelatihan bagi Peserta Pelatihan

Bab penutup dituliskan tentang kunci keberhasilan pelatihan pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD interaktif bagi guru-guru Sosiologi SMA antara lain:

PESERTA MENERIMA SURAT

UNDANGAN

PESERTA MENYIAPKAN

1. SURAT TUGAS

2. SPPD

3. LAPTOP

4. SILABUS

5. FOTO 3 X4 2 LEMBAR

LAPORAN KE KEPALA SEKOLAH

PESERTA DATANG KE TEMPAT PELATIHAN MENGISI BIODATA

FORMULIR PENDAFTARAN

MENERIMA MATERI PELATIHAN

MENGIKUTI PELATIHAN DAN MENYELESAIKAN

TUGAS

MENGISI ANGKET RESPON TERHADAP PELAKSAAN PELATIHAN, MENGERJAKAN EVALUASI, MENGUMPULKAN

(22)

1. Penyelenggara

a. Surat undangan kepada peserta pelatihan terkirim tepat waktu dan mendapatkan kepastian kesanggupan untuk mengikuti pelatihan

b. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan yang memadai

c. Tersedianya konsumsi untuk pelatihan

d. Tersedianya blangko form biodata formulir pendaftaran minimal sejumlah peserta pelatihan e. Tersedianya materi pelatihan yang sudah

digandakan minimal sejumlah peserta pelatihan. f. Mematuhi jadwal pelaksanaan yang sudah ada g. Memberi informasi secara jelas tentang pelatihan h. Memberi pelayanan baik dalam pelatihan

2. Nara Sumber

a. Menguasai materi pelatihan tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal

b. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan

c. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi d. Adanya komunikasi aktif antara nara sumber

dengan peserta pelatihan

e. Mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam penyampaian materi

f. Menguasai pengelolaan kelas pelatihan

g. Mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui peserta

(23)

3. Peserta Pelatihan

a. Memahami pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD interaktif

b. Mampu membuat perencanaan pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD interaktif

c. Mampu membuat CD interaktif

Untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan pelatihan maka dibagikan angket untuk memberikan respon kepada penyelenggara dan narasumber, sedangkan untuk mengetahui hasil pelatihan bagi peserta didik dilakukan tes dan pengumpulan hasil penugasan berupa RPP

b. Buku Materi Pelatihan

Buku materi pelatihan digunakan sebagai sumber belajar dalam mengikuti pelatihan. Buku materi pelatihan berisi tentang tiga bab. Bab I berisi tentang latar belakang dan tujuan. Bab II berisi materi tentang pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD Pembelajaran Interaktif. Dalam bab ini dituliskan tentang konsep dasar pembelajaran discovery-inquiry, pemanfaatan CD Pembelajaran Interaktif dan aplikasi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbasis CD Interaktif pada Mata Pelajaran Sosiologi. Bab III, penutup.

3. Hasil Validasi Produk

(24)

Pascasarjana UKSW Salatiga), 2) Wahyudi, S.Pd, M.Pd (Ahli Media), 3) Sirodj Tamimi (Guru TIK SMA)

a. Validasi Pedoman Pelatihan

Rata-rata hasil validasi keempat validator terhadap pengembangan produk pedoman pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Uji Validasi Pedoman Pelatihan

No Indikator

Rata-rata Kriteria

1 Kesesuaian judul bab dengan isi

materi dalam tiap bab 4.33 ST

2 Kejelasan isi bab 4.33 ST

3 Kejelasan kerangka isi 4.00 T

4 Kesesuaian latar belakang dengan

maksud dan tujuan Pelatihan 4.00 T 5 Kejelasan maksud dan tujuan 3.67 T

6 Kejelasan sasaran 4.33 ST

7 Kesesuaian dasar hukum 4.33 ST 8 Kejelasan penanggung jawab 4.33 ST 9 Kesesuaian nara sumber 4.67 ST 10 Kesesuaian waktu dan tempat 4.00 T 11 Kesesuaian peserta pelatihan 4.67 ST

12 Kesesuaian panitia 4.67 ST

13 Kesesuaian struktur progam

dengan Pelatihan 5.00 ST

14 Kesesuaian jadwal kegiatan

dengan struktur program 4.67 ST

15 Kesesuaian anggaran 4.00 T

16 Kejelasan tata tertib 4.67 ST

Rata-rata 4.35 ST

Keterangan:

(25)

2,7 – 3,4 Cukup (C) 3,5 – 4,2 Tinggi (T)

4,3 – 5,0 Sangat tinggi (ST)

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa rata-rata 4,35 pada interval 4,3-5,0 dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pedoman pelatihan yang dikembangkan sudah tergolong sangat valid. Beberapa saran dari validator tersebut antara lain:

Tabel 4.5

Saran Validator terhadap Perbaikan Pedoman Pelatihan

Validator Saran

Validator 1 Perlunya adanya pedoman belajar, latihan dan evaluasi

Validator 2 Perlu dirumuskan tujuan bukan memberi gambaran sekaligus panduan Validator 3 -

b. Validasi Materi Pelatihan

Rata-rata hasil validasi keempat validator terhadap pengembangan produk materi pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Validasi Materi Pelatihan

Aspek Indikator

Rata-rata Kriteria

(26)

Aspek Indikator

Rata-Keruntutan konsep 4.33 ST Kekonsistenan

Rata-rata hasil validasi diperoleh sebesar 4,03 pada interval 3,4-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi pelatihan yang dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa saran. Saran-saran dari validator dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Saran Validator terhadap Perbaikan Materi Pelatihan

Validator Saran

Validator 1 Perlu petunjuk belajar dan evaluasi Validator 2 Saran terhadap CD interaktif antara lain:

1. Bagian paling awal tampilan terlalu cepat

(27)

Validator Saran

4. Konsen pada apersepsi tidak berhenti atau menutup ketika tombol materi di click

5. Kontens awal pada evaluasi tidak menutup ketika diaktifkan konten materi

6. Warna text pada menu profil kurang terbaca karena warna tidak kontras 7. Belum ada indikator

8. Belum ada refernsi atau sumber bacaan Validator 3 Ada beberapa hal yang perlu dilakukan

penambahan untuk memperkaya kajian sekaligus melengkapi materi yaitu antara lain:

1. Kedalaman materi

2. Sintaks kegiatan belajar siswa dengan discovery inquiry perlu dijelaskan secara rinci sehingga jelas aktivitas yang dilakukan untuk setia tahapan 3. Rumusan tujuan pembelajaran masih

membahas pada unsur kognitif saja belum pada afektif dan psikomotor 4. Di bagian RPP khusus pembelajaran

perlu disesuaikan dengan sintak pembelajaran disovery inquiry

4. Hasil Model Diklat

Berdasarkan hasil validasi dan saran dari ahli, selanjutnya dilakukan revisi sehingga diperoleh model diklat guru sosiologi SMA tentang pembelajaran

discovery-inquiry berbantuan CD interaktif. Model

(28)

4. Materi diklat tentang pembelajaran discovery-inquiry pada mata pelajaran sosiologi.

5. Contoh CD interaktif sebagai pendukung materi. Kelima produk hasil pengembangan tersebut sudah direvisi berdasarkan saran dari ahli, seperti tercantum pada lampiran.

4.2 Pembahasan

Perkembangan teknologi informatika yang semakin pesat menuntut para guru untuk menguasai teknologi informatika dalam pembelajaran. Guru harus mampu menyesuaikan perkembangan peserta didik dengan kemajuan teknologi. Pendidik bukanlah satu-satunya sumber belajar, meskipun keberadaan pendidik di dalam pembelajaran tidak dapat tergantikan. Pembelajaran Sosiologi di SMA tidak lagi hanya berlangsung di dalam kelas secara konvensional saja. Pemanfaatan teknologi informatika dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik, sehingga peran guru adalah sebagai fasilitator sehingga memberikan peluang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk melakukan eskplorasi, diskusi dan mengambil kesimpulan.

(29)

peserta didik yang hanya menerima pelajaran tergantikan menjadi proses eksplorasi dan menemukan sendiri dari berbagai sumber belajar yang ada.

Pembejaran Sosiologi yang erat berkaitan dengan fenomena atau kejadian-kejadian di masyarakat. Ada beberapa kejadian yang tidak mungkin dilakukan pengamatan secara langsung namun kejadian-kejadian tersebut sangat penting diketahui oleh peserta didik. Kejadian konflik sosial yang sudah berlalu tidak mungkin diamati secara langsung, sehingga guru perlu memanfaatkan media pembelajaran interaktif berbantuan CD pembelajaran yang disusun, dikemas sehingga peserta didik dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum menggunakan pembelajaran discovey-inquiry berbantuan CD interaktif. Pelatihan bagi guru sosiologi yang memberikan kesempatan berlatih membuat media CD interaktif masih jarang dilakukan.

(30)

unggul dan profesional diharapkan oleh banyak organisasi atau lembaga pendidikan untuk bisa bersaing dalam era globalisasi. Program pengembangan sumber daya manusia merupakan strating point bagi organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan

skill, knowledge dan ability individu sesuai dengan

kebutuhan masa mendatang (Sutrisno, 2009: 64).

Penelitian pengembangan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan desain atau prosedur pelatihan bagi guru sosiologi tentang pembelajaran inkuiri berbasis budaya lokal, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan pelatihan. Hal ini sesuai dengan tujuan pelatihan yaitu mencapai kemampuan dan keterampilan yang diperlukan dalam jabatan atau pekerjaan (Sallis, 2004: 39). Pernyataan tersebut membuktikan bahwa orang yang sudah mengikuti pelatihan akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik

Pengembangan diawali dengan melakukan identifikasi kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua MGMP Sosiologi Kabupaten Kendal memandang bahwa pelatihan sosiologi yang berkaitan dengan pembuatan CD interaktif perlu dilakukan, mengingat Teknologi Informatika yang berkembang menuntut guru sosiologi mampu membuat dan menggunakan CD interaktif sebagai media pembelajaran di dalam kelas.

(31)

meningkatkan kemampuan guru membuat rencana pembelajaran discovery-inquiry berbantuan CD interaktif dan meningkatkan kemampuan guru membuat CD interaktif.

Permendiknas No 41 tahun Tahun 2007 tentang standar proses pendidikan disebutkan Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem-belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Dengan demikian perencanaan pembelajaran yang disusun diharapkan menjadi cerminan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Guru sebagai pendidik perlu melakukan proses perencanaan sebagai pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran. Dengan memberikan pelatihan dengan menekankan pada proses pembuatan perencanaan pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD interakif diharapkan akan terimplikasi pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah masing-masing setelah mengikuti pelatihan.

(32)

digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara untuk melaksanakan pelatihan. Pada saat proses maupun akhir pelatihan dapat dilakukan monitoring dan evaluasi untuk melakukan pengukuran sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian pelatihan.

Buku Pedoman berisi tentang latar belakang yang mengungkapkan pentingnya pelatihan dilaksanakan dan tujuan pelatihan sebagai arah bagi penyelenggara, pelatih dan peserta pelatihan mengikuti pelatihan. Dicantumkan pula dasar hukum sebagai acuan dasar bagi pelatihan agar pelatihan tidak menyimpang dari landasan hukum yang ada.

(33)

pembelajaran discovery-inquiry sedangkan ahli media dari BPTIKP dipandang memiliki pengalaman yang mendalam cara pembuatan media CD interaktif.

Unsur penting dalam pelatihan adalah pemilihan waktu yang tepat. Waktu pelatihan perlu dipertimbangkan secara baik dengan mempertimbangkan materi yang akan disampaikan. Waktu yang terlalu singkat akan berpengaruh pada kurangnya kedalaman materi yang disampaikan, namun waktu yang terlalu lama menjadi kurang efektif karena peserta akan mengalami kejenuhan. Terkait dengan materi pelatihan pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD interaktif, maka materi yang perlu disampaikan minimal dua hari. Hari pertama dapat membahas konsep pembelajaran discovery- inquiry berbantuan CD interaktif dan proses pembuatan rencana pelaksanaan pembelajarannya dan berlanjut dengan proses pembuatan CD interaktif. Hari berikutnya dilanjutkan pembuatan CD interaktif.

(34)

melakukan kinerjanya demi berlangsungnya pelaksanaan pelatihan.

Prosedur yang jelas merupakan bagian penting bagi penyelenggara melakukan semua kegiatan demi berlangsungnya pelaksanaan pelatihan. Menurut Kamil (2010), fungsi organizing merupakan ruh yang hadir mengisi di ketiga fungsi yang lainnya yaitu planning,

actuating dan controlling dalam setiap action pada

pelatihan, fungsi organizing merupakan command

(komando) yang mensinergikan komponen dalam penyelenggaraan pelatihan, sehingga kerjasama antara sumber daya manusia yang terlibat secara aktif di dalam manajemen pelatihan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Prosedur kerja bagi penyelenggara akan mengontrol proses kerja para penyelenggara, kerjasama antara penyelenggara dengan narasumber dan peserta pelatihan.

(35)

Pelatihan tidak lepas dari faktor pembiayaan. Biaya merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pelatihan karena pelaksanaan akan berjalan sesuai rencana apabila ditopang dengan dana yang memadai. Oleh karena itu pembiayaan pelatihan perlu diatur dan dikoordinasikan antara penyelenggara pelatihan, pejabat pembina profesi guru, guru dan pihak lain yang terkait. Biaya merupakan faktor penggerak berlangsungnya pelatihan. Setidaknya biaya pelatihan dirinci untuk pembiayaan trasport dan honor nara sumber, transport peserta pelatihan, konsumsi, ATK dan pelengkapan. Rincian pembiayaan yang jelas akan mempermudah bendahara penyelenggara mengatur pengeluaran yang digunakan untuk pelatihan.

Hasil validasi oleh tiga validator menunjukkan bahwa pedoman pelaksanaan pelatihan tergolong sangat tinggi dan hasil validasi terhadap materi pelatihan dalam kategori tinggi. Dengan demikian pedoman pelatihan dan materi yang disusun dapat digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pelatihan pembelajaran discovery inquiry berbantuan CD interaktif.

(36)

Sedangkan menurut Handoko (2008: 360) Pengawasan dapat juga berarti menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menetapkan dan mengukur pe-nyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian perusahaan. Hal senada dikemukan oleh Terry dan Rue (2010: 10) pengawasan adalah kegiatan mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif bilamana diperlukan.

Gambar

Gambar 4.1  Desain Pelatihan
Gambar 4.2 Alur Kegiatan Pelatihan
Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Pelatihan
Tabel 4.2. Contoh Anggaran Pelatihan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan perlindungan yang baik terhadap tenaga kerja di Indonesia masih. belum maksimal, dalam pelaksanaannya masih ada perusahaan dan pengusaha

Saat belajar mengenal bendera dan negara, pengguna hanya menekan gambar yang diinginkan untuk mengetahui bendera atau negara apa yang ingin dia diketahuinya, kemudian

Kolom status hubungan dengan Kepala Keluarga diisi "sesuai dengan status hubungan setiap anggota keluarga dalam hubungannya dengan Kepala Keluarga", yang

kemahiran dalam berbahasa (bahasa Inggris, Indonesia, dll). Dalam penggunaan bahasa memerlukan kejelasan yaitu memilih kata yang jelas dan tidak mempunyai arti

penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan seksual, media massa, teman sebaya dan faktor keluarga dengan perilaku

b) Mampu memahami konsep dasar pusaka dan pelestarian melalui studi literature dan pengamatan ke lapangan (fieldwork). c) Mampu memahami berbagai fenomena dunia

“ Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik atau hasil cetakannya merupakan alat bukti hukum yang sah, itu tidak berlaku untuk surat yang

Rendahnya kemampuan membaca siswa disebabkan berbagai pokok bahasan membaca yang disajikan di sekolah tidak pernah disertai dengan strategi membaca yang tepat, hal itu