• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus:PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Usaha Gunung Bayu) Chapter III V"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan metode pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

Pada Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,

berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

penelitian (Bungin, 2007). Dengan menggunakan metode deskriptif, dalam hal ini

peneliti mencoba menggambarkan bagaimana peranan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar perkebunan Unit Gunung Bayu,

serta bagaimana dampaknya terhadap PT. Persero Nusantara IV tersebut.

3.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu unit PTPN IV yaitu unit Gunung

Bayu, yang berada di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Bosarmaligas, Sumatra Utara.

Serta di Desa-desa sekitar yaitu Mangkai Baru, Mangkai Lama, dan Kota Perdagangan.

Alasan peneliti melakukan penelitian di desa sekitar PTPN IV Unit Gunung Bayu, untuk

melihat bagaimana berjalannya program PKBL dan dampak yang dirasakan terhadap

(2)

3.3. Informan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif yang

digunakan adalah social situation yang terdiri dari tempat, pelaku dan aktivitas yang

saling bersinergis. Pendekatan kualitatif juga menampilkan informan sebagai narasumber

atau partisipan dalam menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2008:215216).

Suyanto (2005:171) dalam melakuan teknik wawancara, peneliti membuat pilihan

untuk menentukan para informan yang informasinya akan digunakan sebagai data dalam

penelitian. Informan dalam sebuah penelitian dibedakan menjadi dua yaitu Informan

kunci dan Informan Pendukung data penelitian (Informan biasa). Dalam penentuan

informan, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Artinya peneliti harus menentukan karakteristik

tertentu dalam mencari informan (Sugiyono, 2010: 91). Karakteristik tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan

memilikiberbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi informan Kunci (Key informan) yang tergolong informan

kunci yaitu:

1. Staf-staf PTPN IV yang berada di bagian SDM Kantor Direksi (KANDIR)

maupun di Unit Gunung Bayu. Karena mereka adalah pihak-pihak yang berkerja

di perkebunan tersebut yang mengetahui hal-hal tentang pelaksanaan PKBL

PTPN IV Unit Gunung Bayu.

2. Masyarakat yang menerima langsung bantuan dalam PKBL PTPN IV Unit

Gunung Bayu, sebagai bentuk tanggung jawab sosial.

(3)

b. Informan Pendukung merupakan mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Tergolong

informan pendukung yaitu: masyarakat umum yang tinggal di desa sekitar

perkebunan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu

penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primeradalah pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan

dengan instrumen sebagai berikut:

a. Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada

pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam, dengan wawancara

ini akan mendapatkan beragam informasi langsung dari informan yang terkait

dengan tema penelitian. Selanjutnya data-data yang diperoleh dari hasil

wawancara tersebut akan di pilah-pilah data mana yang sesuai dengan tema

penelitian.

b. Metode observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap

fenomena-fenomenayang berkaitan dengan fokus penelitian yang berkaitan dengann tujuan

penelitian. Seperti pemanfaatan dana bantuan yang diberikan PTPN IV bagi

masyarakat penerima bantuan, bantuan-bantuan berbentuk fisik yang

mempengaruhi pembangunan desa seperti jembatan, dan tanggapan perusahaan

(4)

yang terjadi di tempat penelitian di lakukan dengan cara mengamati langsung

kegiatan atau aktivitas-aktivitas di PTPN IV Unit Gunung Bayu.

2. Teknik pengumpulan data sekunder yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan

menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

a. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

literatur, internet, dan lain-lain yang berpotensi dan memiliki keterkaitan dengan

masalah penelitian.

3.5. Interpretasi data

Menganalisis data menunjuk pada kegiatan mengorganisasikan data kedalam

susunan-susunan tertentu dalam rangka penginterpretasian data.Analisis data ditandai

dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari seiap informasi baik

pengamatan (observasi), wawancara, atau catatan lapangan lainya yang kemudian

ditelaah dan dipelajari.Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam

satuan-satuan yang kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan

diinterpretasikan secara kualitatif. Interpretasi data merupakan proses pengolahan data

dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti

(5)

3.6. Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi

2 Acc Judul Penelitian

3 Penyusunan Proposal

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Penelitian Lapangan

7 Pengumpulan dan Analisis

Data

8 Bimbingan Skripsi

9 Penulisan Laporan

10 Sidang Meja Hijau

3.7 Keterbatasan Penelitian

“Tak ada manusia yang sempurna” ungkapan itu layaknya tepat apabila ditujukan

kepada peneliti yang dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

keterbatasan.Dalam penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasan yang berasal

dalam diri peneliti yang mencakup kemampuan dan pengalaman yang masih sangat

minimdalam melakukan penelitian ilmiah.Minimnya pengalaman dan kemampuan

merupakan akibat dari masih buruknya manajemen diri maupun waktu yang disadari

sendiri oleh peneliti.Tentunya hal ini menjadi sebuah penyesalan bagi peneliti karena

(6)

Selain keterbatasan yang berasal dari dalam diri peneliti, peneliti juga

menemukan keterbatasan yang berasal dari luar diri peneliti seperti keterbatasan

mobilitas dalam penelitian peneliti harus berhubungan dengan objek penelitian yang

lokasi penelitiannya jauh dari Kota Medan. Hal tersebut menyebabkan masih kurang

mendalamnya data yang diperoleh peneliti untuk diinterpretasikan. Selain keterbatasan

mobilitas, keterbatasan lain yang berasal dari luar diri peneliti adalah minimnya data

skunder khususnya yang berkaitan dengan desa dan masyarakat disekitar perkebunan

yang merupakan fokus dari skripsi ini. Dalam mensiasati hal tersebut, peneliti lebih

banyak melakukan metode observasi maupun wawancara untuk menjelaskan kondisi

(7)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1.Deskripsi Nagori Gunung Bayu

Nagori Gunung Bayu terletak di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten

Simalungun. Kecamatan Bosar Maligas memiliki 16 Nagori dan 1 Kelurahan. Salah satu

Nagori Kecamatan Bosar Maligas adalah Nagori Gunung Bayu. Berdasarkan Badan

Pusat Statistik Simalungun Tahun 2015, Kecamatan Bosar Maligas sebagai salah satu

Kecamatan dari 31 Kecamatan di Kabupaten Simalungun dengan jumlah penduduk di

Kecamatan Bosar Maligas km2telah mencapai 40.371 jiwa atau sama dengan 4.75% dari

jumlah penduduk Kabupaten Simalungun atau dengan setiap km2ditempati penduduk

sebanyak 141 orang.Kecamatan Bosar Maligas merupakan salah satu Kecamatan dari 31

Kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun dengan Ibukota Kelurahan Bosar

Maligas,berada pada ketinggian rata-rata 100 M diatas permukaan laut,yang merupakan

daerah datar dan berombak dengan luas wilayah 294.40 km2

• Sebelah Utara Berbatas Dengan Kabupaten Asahan

yang mempunyai batas-batas

sebagai berikut:

• Sebelah Selatan Berbatas Dengan Kecamatan Ujung Padang

• Sebelah Timur Berbatas Dengan Kecamatan Ujung Padang

• Sebelah Barat Berbatas Dengan Kecamatan Hutabayu Raja

Nagori Gunung Bayu yang merupakan salah satu Nagori/Desa dari Kecamatan

Bosar Maligas merupakan wilayah pusat kegiatan produksi kelapa sawit milik PTPN IV

Unit Usaha Gunung Bayu yang sebagian besar lahannya digunakan untuk tanaman

(8)

4.1.2. Profil PTPN IV

PT Perkebunan Nusantara IV disingkat PTPN IV didirikan berdasarkan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1996, merupakan hasil peleburan 3 (tiga)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Perkebunan VI (Persero), PT Perkebunan

VII (Persero), dan PT Perkebunan VIII (Persero) sebagaimana dinyatakan dalam Akta

Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV No. 37 tanggal

11 Maret 1996 yang dibuat dihadapan Notaris Harun Kamil, SH, Notaris di Jakarta, yang

anggaran dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Nomor: C2-8332.HT.01.01.Th.96

tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

tanggal 8 Oktober 1996 Nomor 81 dan Tambahan Berita Negara No. 8675 (Sumber

resmi : PTPN4.co.id).

4.1.2.1. VISI dan MISI PTPN IV a. Visi Perusahaan

Visi dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yaitu “Menjadi Perusahaan Agro

Industri yang Unggul dan Berkelanjutan”.

b. Misi Perusahaan

Misi dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yaitu :

1. Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh dan karet.

2. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif dan berdaya

saing tinggi.

3. Menyelaraskan kegiatan usaha dengan masyarakat dan stakeholder lainnya

(9)

4. Ikut menunjang program pemerintah dalam upaya peningkatan lingkungan.

4.1.2.2. Kegiatan Perusahaan

1. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah dibidang

ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor

pertanian dalam arti seluas-luasnya, dengan tujuan memupuk keuntungan

berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.

2. Melaksanakan kegiatan usaha antara lain :

- Mengusahaakan budidaya tanaman, meliputi pembukuan dan pengolahan lahan,

pembibitan, penanaman dan pemeliharaan, serta melakukan kegiatan-kegiatan

lain yang berhubungan dengan budidaya tanaman tersebut.

- Produksi, meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri

maupun pihak lain menjadi pihak setengah jadi maupun barang jadi.

- Perdagangan, penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil

produksi.

- Pengembangan usaha dibidang perkebunan, agro usaha & agro bisnis.

- Mendirikan/ menjalankan perusahaan dan usaha lainnya

4.1.3. Sejarah Singkat Unit Usaha Gunung Bayu

Kebun Gunung Bayu adalah salah satu Unit Usaha yang bergerak dibidang Usaha

Perkebunan Kelapa Sawit (Elaesis Guinensis Jacq).Awal keberadaan Kebun Gunung

Bayu adalah milik Swasta Asing dengan nama NV.R.C.M.A (Rubber Cultuur

Maatschappij Amsterdam) dari Negeri Belanda dengan Usaha budi daya Karet dan

(10)

buah kelapa sawit. Tahun 1947/1948 Areal Kebun Gunung Bayu yang ditanami karet

diganti dengan tanaman kelapa sawit, dengan demikian sejak Tahun 1949 keseluruhan

Areal Kebun Gunung Bayu telah ditanami satu jenis tanaman yaitu kelapa sawit.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.24/1958 dan Undang-undang No. 86/1958

tentang Nasionalisasi dan perubahan yang diatur pada Peraturan Pemerintah No. 19

dalam lembaran Negara No. 31 Tahun 1959 , NV.R.C.M.A diambil alih oleh Pemerintah

Republik Indonesia dan pada Tahun 1960 beralih status menjadi PPN baru Cabang

Sumut, Tahun 1961 berubah menjadi PPN.SUMUT VI, Tahun 1963 menjadi PPN Aneka

Tanaman IV, Tahun 1968 menjadi PNP-VII dan pada Tahun 1975 dilikwidasi menjadi

PTP-VII.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1996 pada tanggal 11 Maret

1996 PTP-VII dialihkan menjadi PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang

merupakan penggabungan dari PTP-VI,PTP-VII dan PTP-VIII.

Pada mulanya Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Gunung Bayu adalah

merupakan satu bagian Unit Kerja, namun berdasarkan SK Direksi PTP VII No.07.01/Kp

ts/ORG/04/V/1993 tanggal 11 Mei 1993 pada Kebun Gunung Bayu diadakan pemekaran

secara administrative efektif dimulai tanggal 21 Juni 1993. Berdasarkan SK Direksi

PTP.Nusantara IV No. 04.13/Kpts/53/VIII/2001 tanggal 31 Agustus 2001 pada Kebun

Gunung Bayu diadakan penggabungan kembali antara Kebun Gunung Bayu dan PKS

Gunung Bayu menjadi satu, pelaksanaan penggabungan secara administratife efektif

dimulai tanggal 01 Oktober 2001.

4.1.3.1. Letak Geografis

Berdasarkan letak lokasi Kebun Gunung Bayu berada sekitar 48 Meter diatas

permukaan laut, terletak di Kecamatn Bosar Maligas dan Kecamatan Bandar, Kabupaten

(11)

Pematang Siantar 49 KM. Kebun Gunung Bayu memiliki luas HGU No.

21/HGU/BPN/2003 tanggal 14 Maret 2003 (8470.83 Ha) terdiri dari pada 10 Afdeling,

Tanaman Kelapa Sawit, Pabrik, Kolam Limbah dan lain-lain.

4.1.3.2. Produk yang dihasilkan

PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Gunung Bayu didalam operasionalnya

menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit. Pelanggan utama produk PT

Nusantara IV unit usaha Gunung Bayu seperti di tunjukkan dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1Pelanggan Utama PTPN IV Gunung Bayu

PRODUK PELANGGAN

Crude Palm Oil Pelanggan Langsung :

o Bagian Pemasaran PT Perkebunan Nusantara IV

Pelanggan tidak langsung : o PT.Musim Mas

o PT.Multimaa Nabati Asahan o PMN Belawan

Inti Sawit Pelanggan langsung :

o Bagian Pemasaran PT. Perkebunan Nusantara IV

Pelanggan tidak langsung : o PPIS Pabatu

o PT.Multimas Asahan Sumber : PTPN IV Unit usaha Gunung Bayu, 2015

4.1.3.3. Visi dan Misi PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu

Visi

PT Perkebunan Nusantara IV “Menjadi Perusahaan Unggul dalam Usaha Argoindustri

yang Terintegrasi”.

Misi

- Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan berdaya saing tinggi.

(12)

- Mengintegrasikan usaha argoindustri hulu,hilir dan produk baru, pendukung argoindustri dan pendayagunaan aset dengan preferensi pada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

4.1.3.4. Stuktur Organisasi

Struktur Organisasi PTPN IV Unit Gunung Bayu dipimpin oleh seorang Manjer unit

yang dibantu oleh 4 Kepala dinas yaitu Kepala dinas tanaman rayon utara,Kepala dinas

tanaman rayon selatan, Kepala dinas Teknik/pengolahan dan Kepala dinas tata usaha

serta 1 Asisten SDM Umum.

Bagan 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu

MANAGER UNIT USAHA 3. Gita K.Pulungan, ST

(13)

4.1.4. Kecamatan Bandar

Kecamatan Bandar merupakan salah satu Kecamatan dari Kabupaten Simalungun,

Provinsi Sumatra Utara.Berdasarkan Badan Pusat Statistik Simalungun tahun 2015, luas

wilayah Kecamatan Bandar adalah 109.18Km2dan jumlah penduduk Kecamatan Bandar

63.584 jiwa. Kecamatan Bandar memiliki

Ibu kota yaitu Kota Perdagangan. Letaknya lebih kurang 170 Km dari

ota Sumatera Utara dan 40 Km dari

oleh

swasta asing. Masyarakat umumnya

ustri rumahan dan

Di kota ini, telah banyak berdiri tingkat sekolah dari taman kanak kanak hingga

sekolah tinggi. Baik negri ataupun swasta, salah satunya adalah SMA Negri 1 Bandar

yang merupakan tempat peneliti melakukan penelitian mengenai dana bantuan dari

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). minyak sawit.

4.1.5. Kecamatan Lima Puluh

Kecamatan Lima Puluh merupakan salah satu dari Kecamatan dari 7 kecamatan

yang dimiliki Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatra Utara. Kabupaten Batu Bara

memiliki luas wilayah 904.96 km2dengan jumlah penduduk 400.803 jiwa. Salah satu

Keamatan yang dimiliki Kabupaen Batu Bara yaitu Kecamatan Lima Puluh memiliki luas

wilayah 239.55 km2dengan jumlah penduduk 89. 8634 (Sumber resmi:

batubarakab.bps.go.id). Kecamatan Lima Puluh memiliki 33 desa, peneliti mengambil 2

(dua) desa yang letaknya paling dekat dengan Perkebunan PTPN IV Unit Usaha Gunung

(14)

4.1.5.1. Desa Mangkai Baru

Desa Mangkai baru terletak di Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara,

Provinsi Sumatra Utara. Desa Mangkai baru memiliki 7 (tujuh) Dusun berbatasan

langsung dengan Desa Mangkai Baru, Perkebunan PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu,

PT. Socfindo, Nagori Perlanaan, dan Kota Lima Puluh yang merupakan wilayah

administratif Kecamatan Lima Puluh. Berdasarkan data Monografi Desa Mangkai Baru

Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu-Bara pada tahun 2016, Desa Mangkai Baru

memiliki 4.315 penduduk, berdasarkan jenis kelamin Laki-laki 2131 penduduk,

Perempuan 2184 penduduk. Kemudian berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk

dengan tamatan SD sebanyak 567 penduduk, tamatan SMP sebanyak 189 penduduk, dan

tamatan SMA sebanyak 189 penduduk. Terakhir berdasarkan Agama, berdasarkan data

Monograf, Agama yang dianut Desa Mangkai Baru hanya terdapat 2 Agama yaitu Islam

sebanyak 4.308 penduduk dan Kristen 7 penduduk.

Dari data tersebut pada tingkat pendidikan masih banyak warga yang tidak sempat

mengenyam pendidikan dan warga di Mangkai Baru berdasarkan pekerjaan, kebanyakan

warga adalah wiraswasta, kemudian selebihnya adalah pensiunan, kontruksi, Buruh

Harian Lepas (BHL), PNS, karyawan BUMN dan lain sebagainya.

4.1.5.2. Mangkai Lama

Desa Mangkai Lama terletak di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara

Provinsi Sumatra Utara, merupakan salah satu desa dari 33 desa yang dimiliki

Kecamatan Lima Puluh. memiliki 9 dusun dan dikelilingi oleh perusahan-perusahaan

besar seperti PT. INALUM, PT. Socfindo, dan yang paling dekat adalah perusahaan

BUMN yang bergerak di bidang Perkebunan yaitu PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu.

(15)

Batu-Bara pada tahun 2016, Desa Mangkai Baru memiliki 4.431 penduduk, berdasarkan

jenis kelamin Laki-laki 1.757 penduduk, Perempuan 1.674 penduduk. Kemudian

berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk dengan tamatan SD sebanyak 405 penduduk,

tamatan SMP sebanyak 368 penduduk, dan tamatan SMA sebanyak 448 penduduk.

Terakhir berdasarkan Agama, berdasarkan data Monograf, Agama yang dianut Desa

Mangkai Lama juga hanya terdapat 2 Agama yaitu Islam sebanyak 4.325 penduduk dan

Kristen 6 penduduk.

Dari data Monograf Desa Mangkai Lama dapat dilihat bahwa warga Mangkai

Lama juga masih banyak warganya yang tidak sempat mengenyam pendidikan namun

dibanding dengan Mangkai Baru, Mangkai Lama masih sedikit lebih unggul dalam

tingkat pendidikan. Sama seperti Mangkai Baru, Mayoritas warga Mangkai Lama ada

wiraswasta, selebihnya adalah pensiunan, kontruksi, Buruh Harian Lepas (BHL), PNS,

Karyawan BUMN dan lain sebagainya.

4.1.5.3. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Sekitar Unit Usaha (Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama)

Kehidupan sosial ekonomi merupakan segala aspek yang berkaitan dengan

keberadaan individu secara sosial (hubungan dengan individu lainnya) dan ekonomi

(upaya pemenuhan kebutuhan seperti sandang, pangan dan papan yang dilakukan dengan

berbagai cara dan memiliki proses yang panjang dan berkelanjutan.

Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama dulunya merupakan satu desa namun

adanyanya kebijakan pemugaran desa maka desa terbagi menjadi dua. Tidak ada benda

atau bangunan yang membatasi kedua desa tersebut, warga setempatlah yang tahu batas

wilayah antara Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama.dari segala aspek seperti ekonomi

dan budaya,kedua desa tersebut tidak jauh berbeda. Mayoritas warga Mangkai Lama dan

(16)

sehari-hari mendorong warga setempat untuk berdagang seperti, toko kelontong, counter

pulsa, warung makanan, membuka usaha home industri seperti membuat lontong, tahu,

tempe, Pabrik minyak rumahan, dan jajanan kering seperti; pisang saleh, kue bawang,

keripik singkong dan lain sebagainya. Kemudian juga ada yang membuka usaha di

bagian jasa yaitu, Doorsmeer, warnet, Penyedia pembayaran listrik dan Tiket Kereta Api,

dan bengkel. Selebihnya warga Mangkai Baru dan Mangkai Lama berkerja sebagai,

Peternak Sapi dan Kambing, Kontruksi, PNS, BHL, dan karyawan BUMN.

Sebagian besar warga adalah pensiunan dari Perusahaan Perkebunan PTPN IV

Unit Usaha Gunung Bayu dan Unit Usaha Bah Jambi, dapat dikatakan para pensiunan

masih terjamin kehidupan ekonominya karena adanya tunjangan hari tua dari perusahaan.

Secara tidak langsung para pensiunan pada kehadiranya memberikan dampak tersendiri

terhadap perkembangan wiraswasta yang terus menggeliat di Mangkai Baru dan Mangkai

Lama.Warga Mangkai Baru dan Mangkai Lama walaupun Homogentetapi juga

masyarakat yang komplek yang selalu bekerja dapat dikategorikan sejahtera karena

rata-rata memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

4.1.5.4. Interaksi Sosial Pada Masyarakat Mangkai Baru dan Masyarakat Mangkai Lama

Mayoritas suku di Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama adalah suku jawa, dan

mayoritas beragama Islam. Dapat dikatakan warga di kedua desa tersebut adalah

Homogen. Walau demikian dalam cara pikir warga setelah peneliti melakukan observasi

tidak seperti masyarakat homogen lainya dimana pola pikir yang stagnan karena

kurangnya khazanah pengetahuan masyarakat. Di era Globalisasi sekarang warga Desa

Mangkai Baru dan Mangkai lama terbilang cukup maju dalam menghadapi kecanggihan

(17)

listrik dan pembelian kereta api secara online serta tidak sedikit muda-mudi yang

memiliki model handphone terbaru.

Walaupun demikian kemajuan dan berkembangnya pola pikir masyarakat

Mangkai Baru dan Mangkai Lama tidak berpengaruh terhadap tingginya pernikahan usia

dini di kedua desa tersebut. Sudah seperti hal yang lumrah ketika orang tua menikah kan

anak-anak mereka yang dibawah umur. Bisa dikatakan bahwa pernikahan usia dini

merupakan sosial kultur dari masyarakat desa itu sendiri. Faktor lainnya adalah hamil

diluar nikah dan ekonomi, pergaulan muda-mudi sekarang bersamaan dengan

kecanggihan teknologi dan mewabahnya sosial media, dalam pengaplikasianya tidak

didasarkan oleh pengetahuan moral yang cukup dan dampaknya menjadi salah

menggunakan atau tidak menggunakan dengan bijak pada akhirnya terjadilah pergaulan

diluar batas oleh muda-mudi Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama. Dan sikap

masyarakat yang notabene adalah suku Jawa memiliki watak “Nerimo” sehingga

solusi-solusi yang ada tidak efisien untuk meredahkan tingginya tingkat pernikahan usia dini di

Mangkai baru dan Mangkai Lama.

4.2. Profil Informan 1. Bapak J

Informan ini bernama J, Pak J banyak di kenal oleh masyarakat perkebunan unit

Gunung Bayu, tidak hanya lingkungan kantor, tetapi juga masyarakat yang tinggal di

Emplasmen karena pekerjaan Pak J berurusan langsung dengan warga yang tinggal di

Emplasmen. Seperti urusan tempat tinggal, gaji pensiun, puding (Telur, susu kaleng,

kacang hijau, dan mie instan) bagi karyawan di bagian mekanika, jatah beras untuk

karyawan, serta administrasi untuk rujukan rumah sakit yang disediakan dari perushaan

(18)

menjabat sebagai Krani I SDM Umum. Sebagai krani beliau tidak hanya mengurusi

masyarakat perkebunan saja, tetapi juga hubungan perusahaan dengan masyarakat di luar

perkebunan seperti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate

Social Responsibility (CSR). Pria kelahiran Gunung Bayu ini merupakan tamatan SMA

mengatakan bahwa perushaan sudah berusaha untuk menjalankan program PKBL dan

CSR semaksimal mungkin sesuai dana RKP dialokasikan pada Program PKBL dan

CSR. Diharapkan dapat meminimalisir pencurian kelapa sawit atau sering disebut oleh

masyarakat sekitar “Ninja” , dan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat

sekitar Unit Gunung bayu sesuai dengan tujuan program PKBL dan CSR.

2. Bapak HS

Informan ini bernama HS, biasa di panggil pak hendy. PakHS bekerja di PTPN

IV tepatnya di kantor pusat yang beralamat di Jalan Jendral Suprato No. 2 . pak HS

menjabat sebagai Kepala Sub bagian. Pak HSyang memiliki gelar S.E. di perusahaan

memiliki tugas pokok yaitu mempersiapkan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis

Dinas, program dan kegiatan, ketatausahaan, kepegawaian serta pelaporan. Pria dengan

satu putri ini tinggal di Jln Karya Jaya Johor mengatakan bahwa, Program PKBL

diprioritaskan kepada masyarakat/desa sekitar PTPN IV. Untuk saat ini bantuan dana

yang diberikan lebih kepada program kemitraan yaitu “Modal Usaha” diharapkan dapat

membantu masyarakat sekitar dalam menjalankan usaha sehingga meningkatkan

kesejahteraan masyarakat penerima bantuan sesuai dengan tujuan Program PKBL.

3. Ibu SG

Informan ini bernama SG, tidak hanya berstatus Ibu rumah tangga ibu SG adalah

Kepala desa Mangkai Baru yang terdiri dari 7 (tujuh) Dusun. Mangkai baru terletak di

(19)

tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Ibu Sugiyanti selaku Kepala Desa

Mangkai Baru ini bertempat tinggal di Dusun V mengatakan bahwa salah satu bentuk

bantuan yang diberikan yaitu berupa ’Laning” sangat membantu warga mangakai baru.

Karena dengan adanya laning, ketika hujan turun jalan tidak akan rusak lagi karena sudah

ada parit-parit yang menampung air hujan dan tidak lagi tergenang di jalanan warga pun

tidak susah beraktifitas lagi ketika musim hujan.

4. Bapak WN

Informan ini bernama WN, merupakan warga dusun 4 (Empat) Mangkai Baru,

dalam mencukupi kehidupan sehari-hari beliau membuka usaha jasa yaitu perbengkelan.

Bapak dari tiga anak ini berumur 47 tahun. Usaha bapak WN sudah berdiri cukup lama,

yaitu sekitar akhir tahun 90-an. Bapak WN merupakan anggota dari Program Kemitraan

PTPN IV dan sudah dua kali mengikuti program tersebut untuk menunjang kemajuan

usaha. Bapak WN yang merupakan tamatan SMA dulu sempat menjadi anggota koperasi

yang bertempat di dusun 8 (Delapan) Mangkai Baru, dari koperasi tersebutlah beliau

mengetahui adanya Program Kemitraan berupa pinjaman modal usaha dari PTPN IV.

5. Bapak PM

Informan ini bernama PM, bapak PM merupakan warga Mangkai Lama sekaligus

Kepala Dusun (Kadus) IX Mangkai Lama. Mangkai Lama berada di Kabupaten

Batu-Bara, Kecamatan Lima Puluh. Bapak Parmun adalah pria paruh baya yang berumur 66

tahun tamatan dari Sekolah Rakyat mengatakan bahwa di desa mangkai lama tidak

banyak bantuan yang diberikan karena mangakai lama ini dikelilingi oleh beberapa

perusahaan selain PTPN IV unit Usaha Gunung Bayu yaitu, PT.Socfindo dan Inalum.

(20)

kami bersentuhan langsung dengan Perkebunan Kelapa Sawit, dimana ada jalan yang

memudah kan warga untuk pergi ke Emplasmen Gunung bayu. Kebanyakan warga

memiliki kerabat di Emplasmen Gunung Bayu dan anak-anak mangkai lama ada yang

bersekolah di Emplasmen Gunung Bayu. Namun jalan yang semula ada kini sudah

menjadi tanah galian untuk keperluan Perkebunan. Pihak warga sudah berdemo namun

sampai sekarang ini belum ada penanganan dari pihak perusahaan.

6. Ibu MP

Informan ini bernama PM, warga sekitar memanggilnya bu Regar, Ibu PM ini

merupakan pensiunan dari PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu, sekarang beliau tinggal

di Mangkai Lama Dusun 2 (Dua) bersama suami beserta dua cucu. Ibu PM yang telah

berusia 57 tahun ini merupakan salah satu anggota kemitraan dari Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan. Ibu PM mengatakan bahwa dengan adanya bantuan pinjaman

yang diberikan pihak PTPN IV terhadap usaha kelontong beliau, sangat membantu

karena tambahan modal yang diberikan otomatis menambah ragam jenis barang yang

akan dijual, sehingga pelanggan makin bertambah karena tidak perlu jauh-jauh pergi ke

kota. Di toko opung semua sudah lengkap. Dan proses pembuatan pinjaman juga tidak

susah karena dari pihak perusahaan sendiri memberikan informasi kepada staf dan

karyawan untuk merekrut keluarga yang tidak bekerja di PTPN untuk menjadi anggota

Mitra Usaha.

7. Bapak S

Informan ini bernama S merupakan staf pengajar di SMA Negri 1 Bandar

Kabupaten Simalungun. Beliau mengajar Mate-Matika untuk siswa IPS, dan merupakan

guru bagi peneliti ketika mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Bapak dari dua

(21)

telah berumur 50 tahun bertempat tinggal di Jln Nusa Indah Perumnas 1, Perdagangan 1.

Pak Smengatakan Bahwa seminar yang diadakan oleh pihak PKBL PTPN IV sangat

menginspirasi siswa, harapanya hal itu akan dapat menggugah motivasi belajar para

siswa.

Tabel 4.2

Data Informan Berdasarkan Jenis kelamin, Usia, status, Agama, Pekerjaan dan Pendidikan Terakhir

Sumber : Data yang diolah, 2016

4.3. Interpretasi Data

4.3.1. PTPN IV Dalam Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merupakan investasi bagi perusahaan

demi pertumbuhan dan berkelanjutan. PKBL juga merupakan konsep tata kelola

perusahaan yang baik yaitu konsep Good Coorporate Govermence. Perusahaan bergerak

di bidang perkebunan, sehingga dari aktivitas bisnis perusahaan bersentuhan langsung

dengan para stakeholders-nya terutama yang berada disekitar kebun wajib menjalankan

Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Kondisi sekarang untuk Perusahaan besar

(22)

Lingkungan dibuktikan dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan.

PT Perkebunan Nusantara IV memiliki 30 Unit usaha salah satunya yaitu Unit

Usaha Gunung Bayu yang menjadi tempat fokus penelitian. Dalam segala kegiatan di

Unit Usaha merupakan atas komando dari kebijakan pusat. Atau istilah bagi karyawan

setempat menyebutnya “Kandir” singkatan dari Kantor Direksi. Pada karyawan

pelaksana Unit Usaha Gunung Bayu tepatnya bagian Umum, karyawan pelaksana juga

ditugaskan untuk membantu memudahkan tugas Unit PKBL yang dikepalai oleh Krani 1

bagian umum. Senada dengan bapak Hendy yang menjabat sebagai kepala bagian

Umum di kantor pusat PTPN IV, salah satu informan peneliti yang juga krani 1 bagian

umum (J, 52Tahun) mengenai tujuan dari PKBL:

“PKBL inikan sudah tertera di Peraturan Menteri BUMN, undang-undang nomor berapa dan tahun berapa Om lupa, jadi tujuan perusahaan menjalankan PKBL agar mematuhi Peraturan dari Pemerintah tersebut. Dan juga PTPN IV inikan bersentuhan langsung dengan lingkungan seperti; tanah, udara, dan suara pabrik yang bising. Tanah yang di pakai untuk perkebunan sawit di masa yang akan datang akan berkurang kesuburanya. Jadi sudah sewajarnya perusahaan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar yang merasakan dampaknya langsung terhadap tanah yang tidak lagi subur, pencemaran pabrik, dan suara pabrik yang bising” (Wawancara tanggal 20 desember 2016)

PKBL adalah salah satu bentuk komitmen nyata BUMN yang merupakan salah

satu pelaku ekonomi nasional disamping sektor koperasi

dan swasta terhadap peningkatan kemakmuran melalui pengembangan ekonomi

dan pengembangan lingkungan kemasyarakatan. Dalam bentuk kegiatan PKBL

dibedakan lagi menjadi dua sesuai dengan Peraturan Pemerintahan

PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkupang Pasal 1 ayat (6)

berbunyi: Program Kemitraan BUMN, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan,

(23)

BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN. Beragamnya

bentuk bantuan yang tertera pada peraturan pemerintah tersebut, temuan di

lapanganPTPN IV selaku aktor dari pelaksanaan PKBL masih banyak aspek-aspek yang

belum tersentuh contohnya saja pada aspek kesehatan. Terkhusus untuk daerah sekitar

Perusahaan Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Gunung Bayu sama sekali tidak ada

bantuan dalam aspek kesehatan. Adapun alasan dari pihak perusahaan seperti yang

diuraikan oleh informan ini (HS, 35Tahun):

”Semua kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di prioritaskan, tidak ada unsur kesengajaan dalam memilih kegiatan mana yang harusnya di laksanakan. Perusahaan memberikan bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kebetulan pada masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu kondisinya tidak terlalu membutuhkan namanya fasilitas kesehatan karena juga belum ada proposal yang sampai ke kantor pusat mengenai meminta bantuan berupa fasilitas kesehatan atau lain sebagainya yang berkaitan dengan hal itu. Tapi bantuan-bantuan lain seperti perbaikan/pembangunan infrastruktur desa, pembangunan Masjid serta dari Program Kemitraan yaitu memberikan pinjaman dana untuk modal usaha sampai saat ini masih berjalan. Kondisi perusahaan pada saat ini yang mengalami devisid juga mempengaruhi kegiatan PKBL dimana dana yang akan dikeluarkan berasal dari 2% laba bersih. Sebenarnya perusahaan juga ingin memenuhi tuntuan peraturan pemerintah yang ada, namun pada kondisinya perusahaan lagi mengalami devisid sehingga tidak terlalu maksimal dalam menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan” (Wawancara tanggal 9 januari 2017).

Penelitian Hapsari (2014) pada PT Petrokimia Gresik melalui Departemen Humas

selaku pelaksana program, menjadikan PKBL sebagai sarana perusahaan untuk

memperoleh good will, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik.

Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara perusahaan

dengan masyarakat, yaitu dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi

mendapatkan keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan

kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas kehidupan

(24)

Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IV tidak hanya

memberikan bantuan dan ikut aktif dalam bakti sosial tapi juga dalam pelaksanaannya

PTPN IV menjalankan perencanaan tahunan, monitoring dan evaluasi terhadap

bantuan-bantuan yang telah diberikan. Dan bagaimana pihak PTPN IV dalam memilih

orang-orang dan desa-desa yang akan mendapat bantuan, apakah ada kategori, seperti misalnya

melihat dari kurang sejahterahnya masyarakat dan bagaimana pihak PTPN IV menetukan

masyarakat yang membutuhkan bantuan apakah ada didalam rencana tahunan. Penjelasan

lebih lanjut ada pada yang dikatan oleh informan (HS, 35Tahun).

“Kegiatan-kegiatan yang dijalankan sepanjang tahun pada dasarnya merupakan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dimana khsususnya bagian PKBL merencanakan dan menentukan wilayah terbagi-bagi menjadi sektor, contoh pada Unit Usaha Gunung Bayu terbagi menjadi 3 Wilayah dalam daerah yang akan mendapat bantuan, dan wilayah tersebut masing-masing dipecah kembali dan disebutlah sektor. Dalam setahun tidak semua wilayah bisa mendapatkan dana bantuan karena dalam Rencana Kerja Anggaran dibuat sistem bergantian contohnya untuk tahun 2016 merupakan tahun bagi desa Mangkai Baru, dan untuk tahun 2017 merupakan tahun bagi Desa lantosan untuk menerima bantuan. Penjelasan saya tersebut sudah terjawab bahwa sebenarnya tidak ada kategori-kategori dalam memberikan bantuan. Semua dipukul ratakan sesuai wilayah yang akan mendapat bantuan. Pada program kemitraan yaitu meminjam sejumlah uang untuk keperluan usaha dengan bunga yang kecil tidak melihat ekonomi calon mitra. Program Kemitraan ini kan untuk usaha kecil bukan untuk menyantuni orang yang kurang mampu. Apabila calon mitra memenuhi syarat dan usahanya potensial dan selagi dana juga tersedia maka tidak ada alasan untuk tidak memberi pinjaman. Untuk Evaluasi sampai sekarang ini belum, kalau Program Kemitraan itu ada namanya Monitoring, untuk Program Bina Lingkungan kita tergantung seberapa besar perusahaan mengambil bagian, contoh; perusahaan memeberi bantuan dana yang cukup besar untuk pembangunan jalan di Desa Sidotani dan keseluruhan dana merupakan dari perusahaan, maka dalam proses pembangunanya kita pantau. Berbeda halnya saat pembangunan Masjid di Mangkai Baru, pihak desa mengajukan Proposal pembangunan Masjid sebesar 100 juta dan perusahaan hanya memberi 20 juta maka itu tidak di evaluasi”. (Wawancara tanggal 9 januari 2017).

Beroperasinya PTPN IV dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi

serta terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Selain itu juga sebagai agen

(25)

dapat berperan dalam pembangunan ekonomi dan dapat dirasakan oleh berbagai lapisan

masyarakat yang berada di sekitar PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu, mulai dari petani,

peternak, pedagang, pengusaha, dan pemerintah daerah.

Implementasi dari tanggung jawab sosial perusahaan merupakan cara untuk

mempertanggungjawabkan segala dampak yang diterima masyarakat sekitar atas

beroperasinya perusahaan, namun masyarakat yang merupakan pihak dirugikan tidak ada

pergerakan atau pemberontakan karena masyarakat sadar bahwa meraka membutuhkan

perusahaan karena selama ini mereka seperti ketergantungan terhadap bantuan-bantuan

yang telah diberikan. Apabila dikaitakan dengan teori Dos Santos (dalam Budiman,

1995) mengenai defendensi maka jenisnya adalah Finansial-industri ÿaitu pengendalian

dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.

Dimana PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu memiliki pengaruh besar terhadap

berjalanya ekonomi untuk daerah sekitarnya, dan telah memberikan bantuan sehingga

sedikit banyaknya membantu pembangunan di wilayah sekitar PTPN IV Unit Usaha

Gunung Bayu sehingga walaupun masyarakat banyak dirugikan terkhusus rusaknyanya

lingkungan, akan tetapi tindakan masyarakat untuk memicu perlawanan seperti yang

terlihat sangat minim.

Melalui program-program atau kegiatan PKBL PTPN IV yang merupakan

implementasi dari tanggung jawab sosial, pada temuan dilapangan kenyataanya terhadap

kegiatan PKBL dari tujuan-tujuan sub-sub kegiatan yang ditetapkan perusahaan dengan

membandingkan pelaksanaanya di lapangan apakah tujuan-tujuan sub-sub kegiatan

tersebut sebagian besar tercapai sehingga dapat dikatakan program efektif atau apakah

sebagian besar tujuan-tujuan sub-sub kegiatan belum dapat tercapai sehingga kegiatan

(26)

Tabel 4.3

Hasil Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan PTPN IV Pada Wilayah Unit Usaha Gunung Bayu

KEGIATAN PKBL PTPN IV

TUJUAN/SASARAN PELAKSANAAN HASIL

Kegiatan Kemitraan

a. Beasiswa SD, SLTP, SLTA

b. Bantuan sarana dan prasarana pendidikan c. Bantuan biaya untuk

tenaga pengajar

- Tidak ada satupun

kegiatan

b. Perbaikan jalan dan jembatan

(27)

Bantuan-bantuan yang dicanangkan dan yang telah dilaksanakan oleh PKBL

PTPN IV bertujuan untuk membangun masyarakat sekitar. Pembangunan diartikan

sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya; sering kali,

kemajuan yang dimaksudkan terutama adalah kemajuan material. Maka, pembangunan

seringkali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang

ekonomi; bahkan dalam beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan

sebagai suatu bentuk kehidupan yang kurang diharapakan bagi 'sebagian orang tersingkir'

dan sebagai ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa

untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya (Budiman, 1995). Dari Tabel 4.3bisa

dilihat bahwa ketidakmerataan bantuan yang diterima oleh masyarakat sekitar wilayah

Unit Usaha Gunung Bayu dan perusahaan yang kurang optimal dalam menjalankan

program PKBL sehingga banyak program yang tidak berjalan dengan efisien.

Bantuan-bantuan yang harusnya bisa optimal membangun masyarakat sekitar wilayah Unit Usaha

Gunung Bayu, namun pada kenyataanya program PKBL PTPN IV yang kurang optimal

belum bisa dikatakan membangun masyarakat karena seperti pandangan teori dependensi

Dos Santos (dalam Budiman, 1995), yang menyatakan bahwa setiap program

pembangunan yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat dan membebani

mayoritas tidaklah dapat dikatakan sebagai program pembangunan yang sebenarnya.

Dikrenakan masih ada pihak-pihak yang merasakan manfaatnya tidak secara optimal.

Penelitian Sesa (2015) Pada tahun 2012 PT. PLN Persero Cabang Jayapura

mengadakan program bantuan modal usaha untuk pembangunan keramba ikan untuk

dibudidayakan oleh warga masyarakat, bantuan itu diberikan langsung kepada kepala

kampung untuk dikelola bersama-sama warga masyarakat. Namun setelah beberapa

bulan pihak PT. PLN Persero Cabang Jayapura mendatangi kampung dimana program itu

(28)

dilaksanakan dan beberapa warga kampung menginformasikan kepada tim bahwa mereka

tidak mengetahui mengenai bantuan tersebut dan setelah dimintakan penjelasan kepada

kepala kampung ternyata bantuan modal usaha yang diberikan oleh pihak PT. PLN

Persero Cabang Jayapura tesebut telah dipakai untuk kepentingan pribadi kepala

kampung.

4.3.2. Dampak Setelah Dijalankan PKBL Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

4.3.2.1.Dampak PKBL terhadap Perusahaan

PKBL dilaksanakan dengan dasar UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN serta

Peraturan Menteri BUMN No.Per-05/MBU/2007 yang menyatakan maksud dan tujuan

pendirian BUMN tidak hanya mengejar keuntungan melainkan turut aktif memberikan

bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan

masyarakat seperti yang dikatakan (Hapsari, 2014) PKBL diharapkan mampu mengubah

pola pikir masyarakat bahwa perusahaan tidak hanya mencari laba dari aktivitas operasi,

perusahaan juga peduli dengan kondisi masyarakat sekitar pabrik dan juga lingkungan

tempat pabrik beroperasi. Kegiatan PKBL yang berdasarkan UU No.19 tahun 2003 tidak

hanya semata-mata dilaksanakan untuk memenuhi aturan yang diberikan pemerintah

namun juga ada manfaat yang dirasakan PTPN IV terkhusus Unit Usaha Gunung Bayu.

Bagi perusahaan dengan menjalankan program PKBL maka telah menjalankan salah satu

implementasi dari Good Coorporate Goverment.

Saat ini PTPN IV SUMUT mendapatkan predikat terbaik dari 30 BUMN yang

ada di Indonesia dengan nilai 93.11. Penilaian dilakukan secara berkala selama 2 (dua)

tahun. Hal ini bisa dikatakan merupakan kebanggan tersendiri bagi perusahaan adapun

(29)

kedua belah pihak. Bagi perusahaan banyak keuntungan yang dirasakan. Seperti yang

dikatan salah satu informan kunci yaitu, (J, 52 Tahun).

“Bagi perusahaan sendiri dengan menjalankan PKBL, apalagi Unit Usaha Gunung Bayu inikan berbatasan langsung dengan desa-desa sekitar jadi sering istilahnya kontak langsung perusahaan dengan warga dari desa sekitar unit usaha apalagi banyak karyawan yang tinggalnya di desa sekitar unit usaha. Jadi program PKBL dan CSR dampak yang dirasakan yaitu hubungan dengan pekerja/karyawan perusahaan terhadap masyarakat sekitar terjalin dengan baik,. Udah kurang jugaklah salah faham antara warga sekitar terhadap perusahaan. Udah jarang warga sekitar komplein sama masalah abu ketel yang mengotori teras-teras rumah mereka. Dan angka pencurian semakin berkurang”(Wawancara tanggal 20 Desember 2016).

Tanggung Jawab Sosial yang wajib dilakukan PTPN IV

selaku perusahaan berstatus BUMN dan Persero, implementasinya yaitu Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan. Bagi Perusahaan PTPN IV mengaku bahwa

dalammembantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar khususnya wilayah Unit

Usaha Gunung Bayu dengan program PKBL telah semampunya dilakukan, seperti

penuturan dari salah satu informan peneliti yaitu(HS, 35 Tahun).

”perusahaan sangat serius untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, apalagi masyarakat yang berbatasan langsung dengan perkebunan dan pabrik. karena kamipun menyadari kalau telah banyak yg dirugikan selama perusahaan kami beroprasi. Namun kondisi yang ada kami belum secara optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat”(Wawancara tanggal 9 januari 2017).

Berdasarkan temuan di lapangan, bantuan-bantuan yang telah diberikan pada

masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu belum sesuai dengan peraturan pemerintah,

karena ada beberapa jenis bantuan yang tidak terpenuhi terutama pada Program Bina

Lingkungan seperti, fasilitas kesehatan, pemberdayaan SDM, dan pelestarian lingkungan.

Akan tetapi melihat kondisi masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu seperti, Desa

Mangkai Baru, Mangkai Lama yang dikelilingi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti

(30)

menyalurkan bantuan-bantuan tanggung jawab sosial. Sehingga warga tidak terlalu

menuntut akan kurang optimalnya bantuan dari PTPN IV.

Tidak hanya peraturan dari Undang-Undang BUMN dan konsep Good

Coorporate Govermence (GCG) PTPN IV juga memiliki peraturanya sendiri yang

mengacu pada kesejahteraan masyarakat. Seperti penuturan dari informan yang sama

yaitu, HS (35 Tahun) sebagai berikut :

“Kita punya komitmen yang dicanangkan yaitu : (1) Bagaimana menghasilkan keuntungan, (2) Bagaimana memberi perhatian terhadap masyarakat (3) Bagaimana menciptakan lingkungan yang asri. Akan tetapi visi misi belum membahas tanggung jawab sosial perusahaan serius dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Unit Usaha”(Wawancara tanggal 9 januari 2017).

Perusahaan PTPN IV menyadari konsep CSR yang diimplementasikan pada

Program PKBL dapat menciptakan citra yang positif bagi perusahaan. Citra perusahaan

bisa menjadi pelindung bagi nama perusahaan. Ketika konsumen memiliki pengalaman

yang baik atas penggunaan berbagai merek produk dan dampak dari Program PKBL,

maka konsumen akan mempunyai citra yang positif terhadap Perusahaan PTPN IV.

Dampak positif lainya terhadap karyawan yang berkerja pada perusahaan dengan citra

positif memiliki rasa bangga sehingga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk

berkerja lebih produktif. Dengan demikian, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan

meningkat.

Penelitian Puspitasari (2012) pada tahun 2010hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa pada salah satu misi dari Unit PKBL PT Madubaru disebutkan bahwa Unit PKBL

berupaya untuk menjadikan usaha kecil dan koperasi yang mampu mendukung usaha dan

mengangkat citra PT Madubaru. Tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk PKBL

menjadi salah satu cara untuk mengangkat citra (image) perusahaan. Gejolak sosial

(31)

Menurut penulis, citra yang baik merupakan salah satu syarat pendukung untuk

melancarkan produktivitas perusahaan. Perusahaan yang secara finansial sangat baik

tidak selalu menjamin perusahaan tetap dapat eksis dan berkelanjutan. Masyarakat

memiliki “power” yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi eksistensi dan

keberlangsungan perusahaan. Dalam jangka panjang, citra positif perusahaan akan

mengangkat reputasi perusahaan di mata masyarakat. Reputasi yang baik akan

melanggengkan eksistensi perusahaan dalam jangka panjang. Dengan kata lain, tanggung

jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT Madubaru ini merupakan investasi

jangka panjang bagi perusahaan.

4.3.2.2.Dampak Setelah Dijalankan PKBL Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Secara harfiah dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik

secara positif maupun negatif. Kegiatan PKBL PTPN IV untuk wilayah sekitar Unit

Usaha Gunung Bayu yang pada kegiatanya memberikan bantuan sedikit banyak memiliki

pengaruh terkhusus dalam peningkatan kesejahteraan terhadap individu maupun

kelompok masyarakat. Kesejahteraan Sosial menurut UU No. 11 Tahun 2009 adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya.

Untuk itu peneliti memfokuskan wujud dari Kesejahteraan masyarakat sesuai

dengan Program PKBL yang berdampak langsung terhadap tingkat kesejahteraan dilihat

segi ekonomi bagaimana kemandirian serta kestabilan pendapatan masyarakat, dari segi

pendidikan dan kesempatan pendidikan dalam segala tingkat pendidikan atau profesional

(32)

perusahaan dalam mobilitas serta beraktivitas. Berikut penjabaran secara rinci dari

dampak PKBL terhadap kesejahteraan Masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu:

1. Dampak Dari Segi Ekonomi

Temuan yang ada dilapangan, warga yang mendapat bantuan secara personal,

masyarakat desa serta Kepala Desa setelah mendapatkan bantuan merasa terbantu dan

meringankan beban secara materil, karena memang belum ada bantuan yang sifatnya

kemanusiaan. Namun bantuan-bantuan tersebut bukanlah faktor terbesar dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Karena pada dasarnya desa tergolong desa

yang maju, seperti Kota Perdagangan yang dikelilingi oleh perkebunan serta dekatnya

kawasan industri Unilever bisa dikatakan Kota Perdagangan tidak pernah sepi akan

aktifitas. Kemudian Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama yang mayoritas warga

adalah pedagang dan selebihnya adalah pensiunan serta merupakan lokasi penerima

bantuan dari beberapa perusahaan besar dan bentuk bantuan tidak jauh berbeda dengan

PKBL PTPN IV. Berikut penuturan dari beberapa warga, salah satunya (WS, 47 Tahun) :

“kalau untuk om sendiri setelah om menjadi mitra di PTPN IV, memang ada dapat tambahan modal, tapi ya cuma sekedar gitu aja. Dasarnya om yang kurang pintar untuk ngelola bengkel. Ada juga pasang surutnya. Sempatpun kemaren itu tutup bengkel om karena peralatan habis modalpun habis. Harapanya om itukan waktu jadi mitra ada bentuk perhatian dari PTPN IV tapi kenyataanya dilepas gitu aja. Gak jauh bedalah sama pinjam uang di Bank Cuma inikan bunganya sikit 0.025%. trus waktu pertama kali om jadi mitra pinjaman yang dikasih sekitar tiga juta. Ya sejujurnya kurang ada pengaruhnya buat om untuk kemajuan bengkel om. Untuk penghasilan pas-pasan aja gak tinggi kali gak rendah kali juga. Anak om juga masih kecil-kecil paling besar SMP. Jadi gak begitu memberatkan soal biaya pendidikan. Dari tahun ke tahun usaha om gini-gini aja gak ada kemajuan, kemunduran juga gak ada.” (Wawancara tanggal 23Desember 2016).

Dari apa yang diungkapkan oleh bapak WS jelas terlihat bahwa program

kemitraan kurang optimal. Apabila hanya memberi bantuan tapi tidak ada evaluasi atau

peninjauan program akan kurang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Berbeda

(33)

“opung merasa terbantu kali dengan menjadi Mitra Usaha karena kan pinjaman yang di kasih PTPN IV cukup banyak untuk menambah modal opung. Menjadikan usaha kelontong opung semakin bermacam jenisnya yang dijual. Sehingga langganan opung gak perlu jauh-jauh untuk mencari barang seperti, baju, tas sepatu, dan lain-lain karena di toko opung ada. Untuk penghasilan opung jelas bertambah, disekitar desa ini jarang barang yang selengkap tempat opung jadinya pelanggan semakin bertambah otomatis penghasilan juga meningkat” (Wawancara tanggal 23 Desember 2016).

Masing-masing orang dengan latar belakang berbeda dan pola pikir yang berbeda

pula. Menggambarkan nasib dari dua mitra perusahaan PTPN IV bapak WS yang

mengaku kesulitan untuk mengembangkan usaha dan ibu MP yang punya pemikiran

melihat peluang.

2. Dampak Terhadap Bidang Pendidikan

Peneliti memfokuskan 3 (tiga) wilayah yang mendapatkan bantuan dari Program

PKBL PTPN IV Unit Usaha Gunung Bayu yaitu, Desa Mangkai Lama, Desa Mangkai

Baru, dan Kota Perdagangan. Untuk Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama Program

Beasiswa atau bantuan yang menunjang dalam memperbaiki kualitas pendidikan dalam

beberapa waktu terakhir tidak ada. Bantuan beasiswa terakhir dilaksanakan pada Tahun

Aajaran 2012/2013. Perusahaan pada setiap bulanya memberi beasiswa kepada murid

SD, SLTP, SMP, dan sederajat. Berdasarkan data dilapangan peneliti melihat bahwa dari

segi pendidikan Program Bina Lingkungan tidak berperan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama yang berada di Kecamatan

Batu-Bara. Namun untuk Kota Perdagangan yang berada di wilayah kabupaten Simalungun

memilih SMA Negri 1 Bandar yang tergolong baru dalam partisipasi sekolah dengan

PTPN IV untuk mengadakan seminar. Berikut pemaparan dari salah satu informan

peneliti, yang juga merupan salah satu staf pengajar SP (50 Tahun).

(34)

Tapi yang namanya mengubah atau mempengaruhi pola pikir seseorang kan gak hanya dalam sekali. Ya semoga saja banyak siswa yang termotivasi. Selain seminar memang pihak PTPN IV memberikan juga 1 unit komputer membantu lah untuk sekolah ini nambah 1 unit computer, tapi balik di pertanyaan di awal apakah batuan dapat meningkatkan kualitas pendidikan kalau Cuma 1 unit kompter ya kurang mempengaruhi meningkatnya kualitas pendidikan.” (Wawancara tanggal 10 Januari 2016).

3. Bantuan berupa Pembangunan Failitas di Wilayah Sekitar Unit Usaha Gunung Bayu

Desa-desa yang menerima bantuan berupa infrastruktur atau yang lainya. Apakah

ada pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat desa yang mendapat bantuan. Berikut

penuturan dari Kepala Desa Mangkai Baru, Sugiyanti (39 Tahun):

”manfaat yang saya rasakan sebagai kepala desa mewakili warga, kalau untuk saat ini pada program PKBL hanya mesjid lah yang dibantu dananya 25 juta, bersyukurlah bisa meringkan dana pembangunan walaupun gak sesuai yang diharapkan sesuai isi proposal. Tapi kalau untuk Program CSR sangat membantu sekali karena dengan pembuatan pari graenase sepanjang 700 M dengan dana Rp. 383.958.300 (Tiga ratus delapan puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu tiga ratus rupiah). Yang masyarakat rasakan membuat jalan jadi lebih rapi, dan bagus karena ada penampung air ketika hujan dan tidak becek lagi. Sangat memudahkan warga mangkai baru untuk menjalankan aktifitas sehari-harinya” (Wawancara tanggal 22 Desember 2016).

Pada temuan dilapangan PTPN IV dalam menjalankan kewajiban Tanggung

Jawab Sosialnya khususnya di wilayah sekitar Unit Usaha Gunung Bayu program yang

lebih banyak dicanangkan adalah program CSR yang terfokus pada pembangunan

Infrastruktur desa. Tidak jauh berbeda dengan Desa Mangkai Baru, Desa mangakai

lamapun demikian berikut penuturan dari informan peneliti yang merupakan warga

sekaligus Kadus dusun 9 (Sembilan), PM (66 Tahun)

(35)

jadi tidak banyak mempengaruhi perkembangan desa kami”(Wawancara tanggal 22 Desember 2016).

Tidak seberuntung dengan Mangkai Baru, Mangkai Lama tergolong sedikit dalam

menerima bantuan. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan dalam pengelolahan desa,

desa Mangkai baru cukup gesit dalam mencari peluang contohnya seperti melempar

prosal ke berbagai Perusahaan besar terdekat untuk berbagai pembangunan desa yang

diperlukan. Tidak seperti mangkai lama yang terkesan hanya menunggu bola, menunggu

bantuan yang bisa diberikan. Akibatnya pembangunan desa sedikit lebih terlambat dari

desa Mangkai Baru. Pemaparan diatas adalah hasil temuan dan wawancara peneliti

dengan informan yang berada pada wilayah kabupaten Batu-Bara.

Beragam bentuk bantuan yang diberikan, bermacam karakter orang dan

kelompok masyarakat, tentunya dalam pengelolahan dana bantuan juga berbeda dalam

mengatasinya. Wajar apabila bantuan-bantuan yang diberikan tidak sama dampaknya.

Pada dasarnya segala bentuk bantuan bertujuan untuk membantu merubah individu atau

kelompok masyarakat untuk ke arah yang lebih baik lagi, disini peneliti ingin melihat

apakah bantuan tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Dan yang peneliti

dapat walaupun banyaknya bantuan yang diberi akan tetapi tidak semua merasakan

dampak kesejahteraan, seperti yang dikatakan Soetomo (2014:27) walaupun kondisi

sejahtera merupakan idaman tataran yang lebih operasional, visi masyarakat bukanlah hal

yang dianggap seragam. Hal itu disebabkan karena masing-masing mempunyai persfektif

yang berbeda sesuai dengan variasi kondisi sosio kultural. Jadi apa yang dirasakan bapak

WS dan warga Desa Mangkai Lama sangat bisa dimengerti dan PTPN IV belum dapat

mengatasi perbedaan persfektif dari masyarakat sekitar Unit Usaha Gunung Bayu

sehingga untuk program PKBL ini, berdasarkan yang ditemukan peneliti di lapangan

(36)

Penelitian Saputro (2010) pada tahun 2009 hasil dari penelitian ini menunjukan

bahwa masyarakat di kawasan Punclut mendapatkan banyak pemebelajaran dari program

PT. Telkom ini. Masyarakat belum cukup sustainable dengan ada atau tidakadanya

program dari PT. Telkom karena program-program yang ada belum cukup untuk menuju

kemandirian masyarakat. Namun, program yang di suguhkan menurut masyarakat,

khusunya petani masih jauh lebih baik jika di bandingkan dengan program-program dari

pihak lain.

4.3.3. Bentuk-Bentuk Bantuan Yang Diberikan

Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan pada PTPN IV bertujuan untuk

mengelola kegiatan berupa bentuk tanggung jawab kepada masyarakat sesuai dengan

peraturan menteri BUMN ada pada Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003.PTPN IV

khususnya wilayah sekitar Unit Usaha Gunung Bayu, disini peneliti memfokuskan pada

3 (Tiga) daerah yang telah mendapat bantuan yaitu Perdagangan, Desa Mangkai Baru,

dan Desa Mangkai Lama.

Berdasarkan temuan dilapangan, bentuk bentuk bantuan yang diberikan dari

Program PKBL PTPN IV berbeda tiap daerah. Perusahaan memiliki kebijakan bahwa

masyarakat yang berada pada sekitar perusahaan akan didahulukan, masyarakat tersebut

berdampak langsung akibat dari operasional perusahaan. Desa Mangkai Baru dan

Mangkai Lama merupakan desa yang letaknya paling dekat dengan perusahaan, dengan

kata lain Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama berada di wilayah Ring 1, setelah

kebutuhan pada wilayah Ring 1 sudah terpenuhi semua, maka akan dilanjutkan dengan

masyarakat yang lebih jauh jangkauanya. Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama

merupakan desa yang maju dan mandiri karena berada di wilayah Ring 1 dari beberapa

(37)

Rostow(Dalam Budiman, 1995), Desa Mangkai Baru dan Mangkai Lama berada ditahap

prakondisi untuk lepas landas, biasanya keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan

dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahan yang tidak datang karena

pada dasarnya masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri.

Untuk kota perdagangan sendiri berdasarkan ekonomi berada ditahap lepas landas

yaitu tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi sesuatu yang berjalan wajar, tanpa adanya hambatan yang berarti.

Tabungan dan investasi relatif meningkat dari 5% menjadi 10%. Sesuai dengan kondisi

kota perdagangan yang terus berkembang, terbukti dengan banyaknya cabang Bank yang

tersedia dan perdagangan yang selalu ramai, beragam jenis barang dan jasa yang

ditawarkan, dan banyaknya sekolah baik negri maupun swasta. Karena perdagangan

letaknya di kelilingi oleh perkebunan dan baru-baru ini telah resmi dibuka kawasan

industri Unilever yang tentu saja mempengaruhi perdagangan ke arah ekonomi yang

lebih maju lagi.Bentuk bantuan dalam PKBL itu sendiri beragam, sesuai dengan konsep

nama dari PKBL itu sendiri.,PKBL terbagi lagi menjadi tiga jenis program bantuan

diantaranya:

4.3.3.1. Program Kemitraan

Program kemitraan dilaksanakan melalui pemberian pinjaman lunak kepada

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi Dana tersebut dimaksudkan untuk

membiayai modal kerja dan atau pembeli anaktiva tetap dalam rangka menngkatkan

produksi pemasaran. Dana pembinaan kemitraan juga diberikan dalam bentuk membiayai

pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal-hal lain yang

menyangkut peningkatan Produktivitas mitra binaan.

Penelitian Hapsari (2014) pada Realisasi Penyaluran dana Program Kemitraan

(38)

• Penyaluran pinjaman modal kerja di berbagai sektor, yaitu sektor industri,

sektorperdagangan, sektor pertanian, sektor peternakan, sektor perkebunan, sektor

perikanan, sektor jasa.

• Pembinaan, yaitu realisasi penggunaan dana untuk kegiatan pembinaan berupa

pelatihan dan pameran/promosi mitra binaan dan telah sesuai dengan Peraturan

Menteri BUMN No. PER – 05/MBU/2007 pasal 11 ayat 1 c.2.

Kabupaten Batu-Bara pada tahun 2015 menerima bantuan 230 juta cukup jauh

jaraknya dengan Simalungun yaitu sebesar 1.380 miliar (Sumber: Annual Report PTPN

IV, 2015). Bisa dikatakan dana yang diberikkan untuk wilayah sekitar Unit Usaha

Gunung Bayu tergolong besar khususnya untuk Kabupaten Simalungun yang merupakan

dana paling besar dari kabputen-kabupaten lainya. Dengan jumlah dana yang besar maka

penerima bantuan disuatu desa akan banyak juga, namun apa yang peneliti dapatkan

tidak sesuai dengan banyaknya dana yang diberikan. Seperti di Desa Mangkai Lama yang

berbatasan langsung dengan Unit Usaha Gunung Bayu.memiliki total jumlah warga

3.431 jiwa hanya ada dua nama penerima bantuan pinjaman modal usaha dan hanya satu

yang terindikasi, peneliti sudah mencari sesuai dengan alamat yang diberikan oleh unit

PKBL PTPN IV tetapi kepala desa maupun warga sekitar tidak mengenal nama yang

tertera dari data yang peneliti dapat dari untit PKBL PTPN IV. Salah penerima bantuan

yang terindikasi dan merupakan salah satu informan peneliti yang mendapat pinjaman

untuk modal usaha yaitu, MP (57 Tahun).

(39)

Dari penuturan imforman MP, dikatakan bahwa pinjaman untuk modal usaha dari

PTPN IV diperoleh atas bantuan dari anak informan yang bekerja di PTPN IV.

Berdasarkan temuan dilapangan bahwa memang tidak dipermasalahkan mengenai

penerima bantuan merupakan kerabat dari karyawan perusahaan. Alasan dari pihak

perusahaan karena bantuan dari Program Mikro Kredit tidak melihat tingkat

perekonomiandari calon mitra, apabila calon mitra memenuhi syarat maka pihak

perusahaan akan memberikan bantuan. Alasan lain yaitu, beban dari karyawan khususnya

unit PKBL yang harus mencari calon mitra binaan, men-survey usaha yang layak

dibantu, mendampingi, dan mengontrol pengembalian pinjaman. Namun juga harus

menjalankan tugas sehari-hari dikantor. Sehingga mengambil solusi yaitu

mensosialisasikan terhadap karyawan agar menginformasikan kepada kerabatnya untuk

menjadi calon mitra binaan (HS, 35 Tahun).

Hal senada juga dilontarkan oleh satu lagi informan peneliti yang merupakan

salah satu warga mangkai baru yang pernah menerima namun dengan sedikit kasus yang

berbeda yaitu, (WS, 47, Tahun).

(40)

4.3.3.2. Program Bina Lingkungan

Program BL diberikan dalam bentuk penyaluran langsung bantuan kepada

masyarakat. Wujud bantuan meliputi bantuan bencana alam, pendidikan dan pelatihan,

penngkatan kesehatan masyarakat, pengembangan prasarana umum, pembangunan

sarana ibadah dan pelestarian alam. Berikut penjbaran penyebaran dana Bina Lingkungan

(BL) tahun 2015 berdasarkan Kabupaten/Kota:

Tabel 4.4

Penyebaran Dana Bina Lingkungan Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota No Wilayah Area Jumlah (Rp Juta)

Sumber : Annual Report PTPN IV, 2015

Tabel 4.5

Penyaluran Berdasarkan Bentuk Bantuan

No Objek Jumlah (Rp. Juta)

1 Pendidikan/Pelatihan 308

2 Peningkatan Kesehatan 401

3 Pengembangan Prasaran

Umum 2.593

4 Sarana Ibadah 1.025

5 Pelestarian Alam 160

6 Pengentasan Kemiskinan 542

7 Peningkatan Kapasitas

Mitra Binaan 25

Jumlah 5.054

(41)

Bentuk bantuan dari Program Bina Lingkungan yang telah diterima masyarakat

atau desa-desa sekitar Unit Usaha Gunung Bayu terkhusus untuk kabupaten Simalungun

dan Kabupaten Batu-Bara berdasarkan tabel (4.4), Kabupaten Batu-Bara mendapat dana

sebesar 35 juta Rupiah dan Kabupaten Simalungun mendapat dana 864 juta rupiah.

Berdasarkan bentuk bantuan yang didapat sesuai data yang didapat peneliti, untuk

Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Bandar kota Perdagangan diadakan

Seminar motivasi di sekolah SMA Negri 1 Bandar dalam program PTPN IV

MENGAJAR dengan tema ”Indonesia Kebangganku”. yang dibenarkan oleh salah satu

staf pengajar SMA Negri 1 Bandar yang merupakan salah satu informan yaitu, (SP, 50

Tahun) lebih jelasnya sebagai berikut :

”Iya benar, tanggal 9 bulan Oktober dari PTPN IV mengadakan seminar. Seminarnya ya isinya positif lah tentang bagaimana siswa-siswa semangat belajar agar dapat mengharumkan Indonesia. Siswa-siswi yang hadir jumlahnya kalau gak salah 150an dipilih dari masing-masing kelas. Yang memaparkan seminar kepala bagian PKBL PTPN IV yaitu pak Alimusri. Selain seminar juga pihak PTPN IV memberikan 1 unit Komputer”(Wawancara tanggal 10 Januari 2017).

Untuk Kabupaten Batu-Bara khususnya di desa Magkai Baru dalam Program

Bina Lingkungan, PTPN IV memberikan bantuan dana untuk membangun Masjid

Hidayah berdasarkan proposal yang diterima sebesar 25 juta Rupiah. Seperti yang

dikatakan oleh salah satu informan berikut ini, (SG, 39 Tahun).

“iya memang benar, kami membuat proposal untuk meminta bantuan dana untuk pembangunan Mesjid Hidayah, dalam prosesnya kami warga Mangkai Baru bermusyawarh dulu untuk menentukan jumlah rincian dana, setelah itu baru kami lempar ke PTPN IV Gunung Bayu. Dan alhamdulillah dana sudah cair walaupun tidak sebanyak jumlah yang di proposal”(Wawancara tanggal 22 Desember 2016).

Walaupun dana yang tertera di Annual Report tahun 2015 tidak sebanding dengan

(42)

tahun-tahun sebelumnya ada dua kegiatan Program Bina Lingkungan yang telah ditiadakan dari

tahun 2014 sampai saat ini, yaitu :

1. Pada tahun 2012 Unit Usaha Gunung Bayu mengadakan Pasar Murah kepada

masyarakat sekitar kebun yang dilaksanakan melalui bagian PKBL antara lain:

a) Desa Mangkai Baru = 125 Paket

b) Desa Mangkai Lama = 125 Paket

c) Desa Lantosan = 125 Paket

d) Sidotani = 125 Paket

e) Perlanaan = 125 Paket

f) Nanggar Bayu = 125 Paket

g) Talun Saragih = 125 Paket

h) Mekar Rejo = 125 Paket

2. Perusahaan pada setiap bulanya memberi bantuan biaya kepada murid SD, SLTP, dan

SLTP (Tahun ajaran 2012/2013) sederajat untuk anak penduduk/masyarakat kurang

mampu disekitar perkebunan berupa Bea Siswa, dengan rincian jumlah sebagai

berikut :

a) Tingkat SD 44 Orang = Rp. 35000.-/Bulan/Orang

b) Tingkat SLTP 8 Orang = Rp. 40.000.-/Bulan/Orang

c) Tingkat SLTA 8 Orang = Rp. 45.000.-Bulan/Orang

4.3.3.3. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana

Pada tahun 2015 perseroan melakukan pengembangan dan pembangunan sarana

prasarana bagi masyarakat. Perseroan melakukan pembangunan jalan, perbaikan

(43)

Tabel 4.6

Realisasi Pengembangan Dan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Berdasarkan Wilayah

Sumber: Annual Report PTPN IV, 2015

Tabel 4.7

Realisasi pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana berdasarkan objek pekerjaan

No Objek Jumlah (Rp. Juta)

1 Pembangunan Jalan 4.862

2 Perbaikan Jembatan 917

3 Pembuatan Parit 1.915

4 Pembuatan Bendungan 71

5 Lainya 2.854

Jumlah 10.619

Sumber : Annual Report PTPN IV, 2015

Program pembangunan sarana dan prasarana melalui PKBL untuk wilayah

sekitar Unit Usaha Gunung tidak ada akan tetapi, untuk di bidang infrastruktur dengan

objek antara lain: Rehabilitasi jalan untuk Kepentingan umum berupa parit dan jembatan

dikelola oleh unit CSR merupakan program sosial yang dilakukan PT Perkebunan

Nusantara IV sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang memakai sumber dana

perushaan yang kegiatanya dibebankan pada biaya eksploitasi di luar harga pokok dan

tercantum dalam RKAP. Bentuk bantuan yang pernah diberikan kepada masyarakat

adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan 1 (satu) unit jembatan beton berukuran 4 x 4.5 x 3 M jalan

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.1Pelanggan Utama PTPN IV Gunung Bayu
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Previous work by Davies and Colvin in 2000 combined these two datasets, using ground-level image photogrammetry and the historic United States Geological Survey (USGS)

[r]

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung di PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java di bagian QMS , pengamatan

Berdasarkan hasil sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan lama waktu perendaman kolkisin, konsentrasi kolkisin dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

'MENAMPILKAN DATA PADA USER FORM 'MENAMPILKAN DATA NO PADA TEXT BOX TNO.Text = ActiveCell.Value 'BERPINDAH KE KOLOM NAMA OUTLET ActiveCell.Offset(0, 1).Select. 'MENAMPILKAN

Setelah melakukan analisa di bagian DSD dapat disimpulkan bahwa penggunaan Macro Excel dalam pembuatan Laporan Pengiriman Invoice dibutuhkan untuk mempermudah atau

Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dan stabilitas busa Sodium Dodecyl Sulfate (SDS) secara kontinu dan dinamik terhadap variabel perubahan