• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHAIRUNNISA FDK Strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CHAIRUNNISA FDK Strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Disusun oleh :

Chairunnisa

NIM (1113053000002)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

(2)

2

PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

Chairunnisa

1113053000002

Di bawah Bimbingan:

Drs. H. Muh. Sungaidi, MA

NIP. 196008031997031006

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN, telah diujikan dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juli 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Manajemen Dakwah Konsenterasi Manajemen Haji dan Umrah.

Jakarta, 12 Juli 2017

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Dr. Suhaimi, M.Si. Drs. Sugiharto, MA.

NIP.19670906 199403 1 002 NIP.19660806 199603 1 001

Penguji I Penguji II

Dra. Nasichah, MA Drs. H. Ade Marfudin, MM

NIP.19671126 199603 2 001 NIP.

Pembimbing

(4)
(5)

i Chairunnisa NIM 1113053000002

Di Bawah Bimbingan Drs. H. Muhammad Sungaidi, MA.

Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut Pada Mihrab Qolbi Travel Di Jakarta Selatan.

Keinginan masyarakat khususnya bagi masyarakat Muslim di Indonesia bahkan di seluruh dunia ini mempunyai niat dan harapan untuk dapat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah Al-Mukarramah. Dari tahun ke tahun peningkatan jumlah masyarakat yang mendaftarkan diri untuk pergi haji semakin meningkat. Tetapi, seiring berjalannya waktu, pemerintah membuat keputusan yaitu adanya waiting list atau masa tunggu agar dapat menunaikan ibadah haji.

Masa tunggu tersebut dari tahun ke tahun semakin panjang, dan itulah yang membuat calon jamaah haji yang mendaftarkan diri harus sabar menunggu. Berbicara soal antrian haji yang semakin panjang, usia calon jamaah haji pun semakin bertambah, dan dapat dikatakan mencapai kategori usia lanjut. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran pemerintah maupun travel untuk dapat membantu calon jamaah haji yang berusia lanjut agar tetap dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik. Mihrab Qolbi Travel adalah salah satu travel biro perjalanan yang sudah cukup lama berpengalaman dalam melayani calon jamaah haji dan mampu memberikan pelayanan bagi calon jamaah haji usia lanjut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) untuk mengetahui strategi Mihrab Qolbi Travel dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut, (2) untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam melayani calon jamaah haji usia lanjut untuk melakukan ibadah haji. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa interview, observasi dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian penulis, bahwa Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut, agar dapat memberikan kemudahan kepada calon jamaah haji usia lanjut dalam menjalankan ibadah haji dengan baik dan benar. Karena ibadah haji adalah ibadah yang tidak hanya membutuhkan kemampuan dari segi finansial, tetapi yang penting adalah kemampuan dari segi fisik, yaitu kesehatan baik secara jasmani dan rohani serta kesehatan mentalitas dalam menjalankan setiap rangkaian ibadah haji.

(6)

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur Ilahi Rabbi penulis haturkan kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik yang berjudl “STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT

PADA MIHRAB QOLBI TARVEL DI JAKARTA SELATAN”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta kepada para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dengan sadar penulis mengakui bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Namun tidaklah mengurangi manfaat skripsi ini, khususnya bagi penulis pribadi umumnya bagi para pembaca. Penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini baik moral maupun materil, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis yakin tanpa dukungan mereka semua, penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

(7)

iii Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, dan Bapak Drs. Sugiharto, MA, selaku sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan studi di Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.

3. Kedua orang tuaku yang tercinta dan tersayang. Ayahku Faisal dan Mamahku Ita Khairiyah yang telah membesarkan, mendidik, mencintai dan menyayangiku dengan penuh kasih dan sayang yang tulus, mendoakan anaknya dengan setulus hati demi masa depan dan cita-cita anaknya serta yang selalu memberikan bantuan baik secara materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Sihabuddin Noor , selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu memberikan arahan untuk memulai menyusun skripsi kepada penulis.

(8)

iv

Ketua Sidang Munaqosyah, Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris sidang, Ibu Dra. Nasichah, MA selaku penguji satu dan Bapak Drs. H. Ade Marfudin, MM selaku penguji dua sidang munaqosyah yang telah menguji skripsi penulis, memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempersentasikan hasil skripsi ini dan telah memberikan arahan sehingga skripsi penulis menjadi lebih baik.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya jurusan Manajemen Dakwah konsenterasi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) serta tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan penulis dapat mengamalkan kembali ilmu yang telah diberikan.

8. Para Pegawai Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani peminjaman buku-buku sebagai bahan referensi dalam penyusunan skripsi.

(9)

v

dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu.

Dari kalianlah penulis bisa mendapatkan berbagai ilmu, pengalaman, inspirasi dan kenangan-kenangan yang tidak bisa dilupakan. Kalianlah yang sudah memberikan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

Penulis berdoa dan berharap, semoga seluruh pengorbanan yang telah diberikan kalian semua kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT aamiin Ya Rabbal Alamin. Penulis juga menyadari bahwa karya ini jauh dari kata sempurna dan sangat sederhana. Namun penulis berharap sekecil apapun makna dari karya ini, semoga tetap memberikan manfaat. Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Jakarta, 12 Juli 2017

Penulis

(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR dan TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Dasar Menunaikan Ibadah Haji ... 14

B. Strategi ... 15

1. Pengertian Strategi ... 17

2. Perumusan Strategi... 20

3. Implementasi Strategi... 21

4. Evaluasi Strategi... 22

C. Pelayanan ... 21

1. Pengertian Pelayanan ... 22

2. Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik ... 24

3. Dasar-dasar Pelayanan ... 25

4. Pengertian Strategi Pelayanan ... 28

D. Usia Lanjut ... 28

1. Pengertian Usia Lanjut ... 29

2. Pengelompokkan Usia Lanjut ... 31

3. Kebutuhan Usia Lanjut ... 32

4. Kewajiban dan Hak Usia Lanjut ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM MIHRAB QOLBI TRAVEL ... 36

A. Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel... 36

B. Visi Dan Misi ... 38

C. Struktur Mihrab Qolbi Travel ... 39

D. Program-program Mihrab Qolbi Travel ... 40

E. Harapan dan Spirit Mihrab Qolbi Travel ... 42

F. Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi Travel ... 43

G. Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel ... 44

H. Program Usia Lanjut di Mihrab Qolbi Travel ... 44

(11)

vii

Jamaah Haji Usia Lanjut ... 48

1. Dalam soal manasik haji, calon jamaah haji dikarantina selama 3 hari ... 48

2. Mengenal karakter jamaah haji (kebiasaan) ... 49

3. Memberikan pendamping kepada calon jamaah haji usia lanjut ... 51

4. Memenuhi permintaan jamaah ... 54

B. Langkah-langkah yang dilakukan Mihrab Qolbi Travel dalam Melayani Jamaah Usia Lanjut untuk Melakukan Ibadah Haji ... 60

1. Selalu menjalin komunikasi kepada jamaah ... 60

2. Memantau pergerakan jamaah haji ... 61

3. Merawat jamaah dan membantu secara fisik ketika sholat, manasik, thawaf... 62

4. Pelayanan katering ... 64

BAB VPENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(12)

viii

Gambar 3.1: Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel ... 40

Tabel 3.2: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2014 ... 46

Tabel 3.3: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2015 ... 46

(13)

ix 1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Bimbingan Skripsi

3. Surat Pernyataan telah Melakukan Penelitian 4. Surat Undangan Ujian Skripsi

5. Aspek Legalitas dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel 6. Hasil Penelitian Wawancara

(14)
(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban kaum muslimin di seluruh dunia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka Indonesia mendapatkan jatah (kuota) jamaah haji yang lebih besar dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya.1

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Ia diwajibkan Allah SWT bagi orang-orang yang mampu. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa ibadah haji wajib atas setiap muslim yang mampu, yakni memiliki bekal sehat jasmani dan rohani, karena kewajiban ini sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ali Imran/3:97 :

ُماَقَم ٌتاَنّ يَ ب ٌتاَيآ ِهيِف

ّجِح ِساّنلا ىَلَع ِهّلِلَو اًنِمآ َناَك ُهَلَخَد ْنَمَو َميِهاَرْ بِإ

َيِمَلاَعْلا ِنَع َِِّغ َهّللا ّنِإَف َرَفَك ْنَمَو ايِبَس ِهْيَلِإ َعاَطَتْسا ِنَم ِتْيَ بْلا

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Ibadah haji adalah ibadah fisik yang memerlukan kesehatan ataupun ketahanan stamina yang kuat serta kesehatan mentalitas. Kekuatan tersebut diperlukan dalam seluruh prosesi ibadah haji sejak dari tanah air menuju Arab Saudi, ketika berada di Arab Saudi maupun ketika kembali

1

(16)

lagi ke tanah air. Dalam pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam dari seluruh dunia setiap tahunnya mengandung makna dan nilai-nilai moral yang tinggi yang diperlukan dalam rangka membangun sumber daya manusia yang ideal dan unggul. Hal ini tergantung kepada orang yang melaksanakannya dan manusia yang mampu menangkap makna yang substansial dari seluruh rangkaian ibadah haji dari mulai mengenakan pakaian ihram, wukuf, melontar jumrah, tahalul, tawaf, sa‟i dan lain sebagainya. Karena semua rangkaian kegiatan dalam ibadah haji memiliki arti yang sangat mendalam dan patut dipahami bagi semua calon jamaah haji.

Melihat dengan semakin banyaknya minat masyarakat untuk dapat menunaikan ibadah haji, dan melihat masa tunggu (waiting list) yang semakin panjang, kekhawatiran pun terjadi terkait dengan calon jamaah haji yang berusia lanjut. Karena untuk menunaikan ibadah haji dibutuhkan fisik yang kuat dalam menjalankan semua rangkaian kegiatan ibadah haji maupun umrah. Untuk jamaah haji yang berusia lanjut setiap tahunnya pun juga mengalami peningkatan, maka dari itu sudah menjadi kewajiban pemerintah dan perusahaan penyelenggara haji atau yang biasa disebut travel memiliki strategi dalam memberikan perhatian khusus dan memberikan pelayanan yang berbeda dengan jamaah haji yang bukan usia lanjut.

(17)

telah berusia 60 tahun ke atas.2 Usia lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindarkan. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap yang berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta penurunan kepekaan secara individual. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan jumlah usia lanjut mengalami peningkatan setiap tahun.

Menurut Komisi Nasional Lanjut Usia yang dikutip dari tesis Ayu Diah, bahwa ada beberapa permasalahan yang umum dijumpai pada masa tua antara lain masalah hubungan keluarga, hubungan sosial yang cenderung mengisolasi diri dan kurang melakukan sosialisasi, menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan penyakit lebih lama, akses transportasi yang belum ramah lansia dan terlalu jauh dari rumah serta pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan sendiri dan tidak jarang melakukan pekerjaan untuk anggota keluarga lain seperti menjaga rumah, pekerjaan rumah, mengasuh cucu dan lain-lain. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi para usia lanjut tersebut akan saling berkaitan, seperti kondisi fisik dan psikis dapat mempengaruhi keadaan sosial ekonomi, sehingga kecenderungan usia lanjut menjadi tergantung pada orang lain menjadi cukup besar.3 Dengan melihat begitu banyaknya

2

Undang-undang No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

3

(18)

permasalahan yang dihadapi oleh usia lanjut, maka sangat penting sekali bagi pemerintah dan khususnya bagi travel haji dan umrah untuk memikirkan kesejahteraan hidup para usia lanjut.

Dengan demikian maka setiap calon jamaah haji harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani agar dapat melaksanakan ibadah dengan sempurna. Selain kesehatan fisik juga kesiapan mental yang kuat, karena ibadah haji dilakukan dalam waktu yang cukup lama kurang lebih 40 hari sejak keberangakatannya ke Tanah Suci sampai dengan kepulangannya ke tanah air. Mereka yang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah al-Mukarramah meninggalkan keluarga, harta, pekerjaan, dan tinggal di negeri orang yang berbeda tradisi dan budayanya, bahkan akan bertemu dengan jamaah lain yang datang dari berbagai Negara, yang juga berbeda suku, budaya, tradisi dan bahasanya.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “STRATEGI

PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT PADA

MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN TAHUN

2014-2016”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

(19)

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pokok yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana strategi Mihrab Qolbi Travel dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut?

b. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan travel dalam melayani jamaah usia lanjut untuk melakukan ibadah haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu :

a. Untuk mengetahui strategi Mihrab Qolbi Travel dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut. b. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan travel dalam

melayani jamaah usia lanjut untuk melakukan ibadah haji.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki nilai manfaat akademis, teoris dan praktis di antaranya:

a. Manfaat Akademis

(20)

b. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan manajemen dakwah dalam lingkup manajemen haji dan umrah oleh Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam berbagai penulisan karya ilmiah.

c. Manfaat Praktisi

1) Mihrab Qolbi Travel

Sebagai sumber pengetahuan tentang strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan untuk dapat menjadi lebih baik dalam peningkatan pelayanan kepada calon jamaah haji usia lanjut. Di samping itu, sebagai referensi untuk menjalankan strategi pelayanan yang lebih efektif dan efisien agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses pelayanan kepada para calon jamaah haji usia lanjut.

2) Jamaah Haji

(21)

D. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Punaji Setyosari, menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.4 Penelitian ini bertujuan untuk menemukan data yang berhubungan dengan Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut. Penelitian ini berusaha mengangkat kondisi nyata mengenai pelayanan yang diberikan kepada calon jamaah haji yang berusia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.

Penelitian ini tidak mengadakan ukur mengukur dan hitung menghitung terhadap data, karena itu dalam penelitian ini dituntut ketajaman dan kecermatan dalam mengamati, mencatat suatu proses dan aktivitas yang nampak dalam realita serta menganalisisnya dalam satu kesatuan yang bermakna, membutuhkan kesabaran, ketekunan dan keluwesan dari peneliti dalam melaksanaan peneliti kualitatif ini.5

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Jalan Tebet Barat VIII No. 27 Tebet Jakarta Selatan.

4

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana, Tanpa Tahun).

5

(22)

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang yang memberikan informasi dan data-data kepada penulis. Sedangkan objeknya adalah Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada sebagai pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan metode :

a. Interview

Interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Interview atau wawancara tersebut dilakukan dengan Direktur Utama yaitu Bunda Ningrum Maurice dan dengan Manajer Pemasaran yaitu Tedi Muhammad Setiadi.

b. Observasi

(23)

penciuman, mulut dan kulit. Adapun observasi atau pengamatan dilakukan pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan.

c. Dokumentasi

Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Atau metode yang digunakan untuk menelusuri data historis yang memiliki peranan yang sangat penting. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dokumen yang didapat dari proses observasi. 5. Teknik Analisis Data

Setelah data penulis peroleh melalui observasi dan wawancara, selanjutnya penulis mengolahnya dengan menggunakan metode analisis data yaitu menganalisa dan menguraikan secara jelas dan utuh hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis, yang telah diuraikan perumusan dan pembatasan masalahnya yaitu mengenai Strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan. Untuk memperkuat analisis, penulis membandingkan dengan informasi yang diberikan oleh informan.

(24)

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan beberapa sumber kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka sebagai bahan pertimbangan dan untuk menghindari adanya penjiplakan dalam pembuatan skripsi yang akan saya susun, adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini di antaranya :

1. Skripsi ini berjudul “Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Haji dan

Umrah PT. Margi Suci Minarfa Jakarta Pusat” yang disusun oleh Dipo

Khairul Islami jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada tahun 2014. Penelitian ini berbeda dengan yang penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan, sedangkan penelitian skripsi Dipo Khairul Islami mengenai Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Haji dan Umrah PT. Margi Suci Minarfa Jakarta Pusat.

2. Skripsi ini berjudul “Strategi Pelayanan Prima Kementerian Agama

Jakarta Selatan Pada Calon Jamaah Haji” yang disusun oleh Ahmad

(25)

3. Skripsi ini berjudul “Strategi Pelayanan Prima Kantor Departemen

Agama Jakarta Barat terhadap Calon Jamaah Haji” yang disusun oleh

Nur Siti Aliyah jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada tahun 2008. Penelitian ini berbeda dengan yang penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan, sedangkan penelitian skripsi Nur Siti Aliyah mengenai Strategi Pelayanan Prima Kantor Departemen Agama Jakarta Barat terhadap Calon Jamaah Haji

4. Skripsi ini berjudul “Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terhadap Jamaah Haji Tahun 2009” yang disusun oleh Iwan jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada tahun 2010. Penelitian ini berbeda dengan yang penulis lakukan, karena penulis mengenai Strategi Pelayanan Calon Jamaah Haji Usia Lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan, sedangkan penelitian skripsi Iwan mengenai Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat terhadap Jamaah Haji Tahun 2009.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut :

(26)

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teori, bab ini berisi tentang Dasar Menunaikan Ibadah Haji, Pengertian Strategi, Perumusan Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi Strategi, Pengertian Pelayanan, Ciri-ciri Pelayanan yang Baik, Dasar-dasar Pelayanan, Pengertian Strategi Pelayanan, Pengertian Usia Lanjut, Pengelompokkan Usia Lanjut, Kebutuhan Usia Lanjut, serta Kewajiban dan Hak Usia Lanjut.

BAB III Gambaran Umum Mihrab Qolbi Travel, bab ini berisi Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi, Visi dan Misi, Stuktur Organisasi Mihrab Qolbi, Program-program Mihrab Qolbi, Harapan dan Spirit Mihrab Qolbi, Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi, Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi, Program Usia Lanjut di Mihrab Qolbi serta Lokasi Nomor Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel.

(27)
(28)

14 tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang tawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang rukuk dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al-Hajj: 26-29).

Dari Ibnu Mas‟ud ra., Rasulullah SAW bersabda: “Gabungkanlah haji

(29)

Tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR. Tirmidzi dan

an-Nasa‟i)6

Dapat disimpulkan dari ayat Al-Quran dan Hadits di atas bahwa ibadah haji adalah ibadah yang sangat sakral dan suci, dan dapat menghapus dosa-dosa serta mendapatkan imbalan surga bagi yang menjalankan ibadah haji dengan sungguh-sungguh. Seluruh umat Muslim dimuka bumi ini pasti memiliki keinginan untuk dapat melaksanakan ibadah haji. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan baik dan benar.

B. Strategi

1. Pengertian Strategi

Untuk dapat mengetahui definisi strategi pelayanan, sebelumnya harus memahami pengertian strategi. Oleh karena itu, penulis menjelaskan dibawah ini uraian tentang definisi strategi:

Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.7

Kata strategi berasal dari bahasa yunani “Strategos” (stratos yang

berarti militer dan AG yang berarti memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan pada situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan

6

Nashir ibn Musfir az-Zahrani, Indahnya Ibadah Haji, (Jakarta: Qisthi Press, 2004), h. 118.

7

(30)

untuk memimpin suatu angkatan perang.8 Awalnya istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal.

Oleh karena itu pengertian yang paling umum tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jenderal dalam peperangan. Sedangkan menurut pengertiannya, adalah strategi menurut sebagian orang didefinisikan sebagai berikut, di antaranya :

- Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan.9

- Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.10

Strategi adalah sesuatu yang harus dikerjakan. Sedangkan taktik adalah bagaimana cara mengerjakannya. Menurut Stephanie K. Marrus seperti yang dikutip oleh Husein Umar, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana oleh para pemimpin puncak yang

8

Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach, (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003), h. 19.

9

Sindang Siagian, Analisa Serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-2, h. 17.

10

(31)

berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.11

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu :

a. Pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.

b. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang harus dipertimbangkan dan harus dipilih.

2. Perumusan Strategi

Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategi yang terdiri atas enam langkah, yaitu:

a. Melakukan analisis lingkungan internal

Membangun strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahannya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan. Setiap perusahaan sesungguhnya unik, dalam arti memiliki karakteristiknya sendiri yang khas dan berbeda dengan perusahaan lain.

11

(32)

b. Melakukan analisis lingkungan eksternal

Setelah perusahaan mengetahui faktor-faktor internal (kekuatan-kelemahan) apa saja yang dihadapi perusahaan tersebut, perusahaan harus beralih ke lingkungan eksternal. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin membawa dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja dan yang tidak berhubungan langsung (lingkungan sosial). Dengan adanya analisis pesaing, perusahaan dapat memperkirakan tingkat persaingan dan memberikan para manajer pandangan yang lebih realistis mengenai pasar dan posisinya.12

c. Mengembangkan visi dan misi yang jelas

Visi adalah mimpi atau harapan yang ingin diwujudkan perusahaan di masa depan. Visi memberikan gambaran jelas mengenai kemana arah organisasi akan melangkah. Tanpa visi, perusahaan tidak memiliki pegangan ataupun panduan mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini akan berdampak pada munculnya kerja-kerja organisasi yang tidak berfokus pada tujuan. Oleh karena itu, perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami, dapat memberikan spirit dan berdimensi jangka panjang.

d. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan

Sebelum menyusun strategi yang komprehensif, pemilik perusahaan terlebih dahulu harus menetapkan sasaran dan tujuan

12

(33)

perusahaan serta memberikan target yang harus dicapai dan menyediakan dasar untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah target-target kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang diukur) yang lebih spesifik yang menunjukkan hal-hal seperti tingkat keuntungan, produktivitas, pertumbuhan dan aspek-aspek kunci lain dari perusahaan.

e. Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang tepat

Strategi adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan. Sampai pada proses perumusan strategi ini, pengelola perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang tindakan terbaik. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur.13

f. Menentukan pengendalian

Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat direalisasi dengan baik. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan saat perusahaan mengimplementasikan

13

(34)

strategi dapat berbeda dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan saat strategi dirumuskan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme pengendalian strategi yang baik agar perbedaan asumsi dan kenyataan dapat diatasi menurut hasil kerja yang diperoleh.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perumusan strategi itu merupakan tahapan yang penting sebelum kita menentukan strategi yang akan kita gunakan untuk melakukan suatu pekerjaan.

3. Implementasi Strategi

Tahapan penting setelah perumusan strategi selesai adalah implementasi strategi. Tahapan ini merupakan tahapan yang kritis karena banyak organisasi mampu menyusun perumusan strategi yang baik namun tidak mampu mengimplementasikannya dengan baik. Implementasi adalah proses ketika rencana direalisasi. Implementasi membutuhkan keterampilan manajerial yang berbeda dengan proses perumusan strategi.14 Dalam implementasi strategi, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan perusahaan, yaitu:

a. Penetapan tujuan tahunan

Sasaran dan tujuan perusahaan yang telah dirumuskan dalam proses perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan lima tahunan yang harus diturunkan dalam tujuan tahunan. Perusahaan perlu menetapkan tujaun tahunan yang mendukung pencapaian sasaran dan tujuan lima tahunan.

14

(35)

b. Perumusan kebijakan

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan perlu merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung. Kebijakan adalah seperangkat keputusan manajerial berupa aturan-aturan yang dibuat untuk mendukung pencapaian tujaun perusahaan.

c. Memotivasi pekerja

Implementasi strategi adalah proses aksi yang membutuhkan dukungan dari semua staf dan karyawan. Proses motivasi diperlukan agar karyawan mendukung secara penuh strategi yang akan dan sedang dijalankan perusahaan.

d. Alokasi sumber daya

Sumber daya yang perlu dialokasikan kembali untuk pencapaian tujuan-tujuan strategi yang baru adalah keuangan, teknologi dan sumber daya manusianya. Perubahan strategi sangat mungkin membutuhkan perubahan alokasi sumber daya karena adanya perubahan prioritas-prioritas dalam aktivitas yang akan dilaksanakan.

4. Evaluasi strategi

(36)

Dalam proses evaluasi strategi ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan, yaitu:15

a. Meninjau kembali permasalahan eksternal dan internal yang terjadi saat ini, apakah terjadi perubahan-perubahan pada saar strategi dirumuskan.

b. Adanya pengukuran kemampuan atau kinerja perusahaan dengan memastikan kembali, apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

c. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk perkembangan perusahaan. d. Membantu untuk mengembangkan model di masa medatang.16

C. Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau dalam haji dan umroh disebut dengan jamaah. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani jamaah. Artinya karyawan berhadapan langsung dengan jamaah. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua jenis produk yang ditawarkan memerlukan pelayanan dari karyawan perusahaan. Hanya saja pelayanan yang diberikan terkadang berbentuk langsung dan tidak langsung.

15

Musa Hubeis dan Mukhamad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 28.

16

(37)

Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah ditetapkan. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.17

Selain pengertian di atas, pengertian tentang pelayanan para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Di antara para ahli yang mengemukakan pendapat tentang pelayanan yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Philip Kottler, “Pelayanan dapat diartikan suatu aktivitas yang bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan yang keinginan yang pada dasarnya bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan apapun kepada yang menerimanya.”18

b. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung diterima, atau dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang

17

Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, Cet ke-2, h.646.

18

(38)

dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat kepuasan.19

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah sebuah tindakan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan kepuasan dan mencapai maksud yang diinginkan.

2. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik

Dalam praktiknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pelayanan yang baik, yaitu:

Pertama, adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia (karyawan) yang melayani pelanggan/jamaah harus memiliki kemampuan melayani secara tepat dan cepat. Di samping itu, karyawan harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah dan bertanggung jawab penuh terhadap pelanggan atau jamaahnya.

Kedua, pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh faktor tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini. Pada akhirnya, sarana dan prasarana yang dimiliki juga harus dioperasikan

19

(39)

oleh manusia yang berkualitas pula. Jadi dapat diakatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lainnya.20

3. Dasar-dasar Pelayanan

Pada dasarnya pelayanan terhadap pelanggan tergantung dari latar belakang karyawan tersebut, baik suku bangsa, pendidikan, pengalaman, budaya atau adat istiadat. Namun, agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap karyawan perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar pelayanan. Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan standar tertentu seperti yang diinginkan perusahaan. Tanpa standar tertentu, maka akan sulit untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas.

Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti oleh karyawan dalam menghadapi jamaah:

a. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih.

Berpakaian dan berpenampilan yang rapi dan bersih artinya karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan kombinasi yang menarik. Karyawan juga harus berpakaian rapi, bersih, tidak kumal, misalnya baju lengan panjang tidak boleh digulung. Pakaian yang dikenakan harus memberikan kesan yang benar-benar memikat konsumen. Gunakan pakaian seragam jika karyawan diberikan pakaina seragam sesuai waktu yang telah ditetapkan.

20

(40)

b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum.

Dalam melayani jamaah, karyawan tidak boleh ragu-ragu akan tetapi harus memiliki keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Karyawan juga dapat bersikap akrab dengan pelanggan/jamaah, seolah-olah sudah kenal lama.

c. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah kenal.

Pada saat pelanggan/jamaah datang karyawan harus segera menyapa lebih dulu dan kalau sudah bertemu sebelumnya, usahakan menyapa dengan menyebutkan namanya. Namun jika belum kenal dapat menyapa dengan sebutan Bapak/Ibu, dan menanyakan apa yang dapat kami bantu.

d. Tenang, sopan, hormat serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan.

Usahakan pada saat melayani pelanggan/jamaah, karyawan dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru, sopan santun dalam bersikap. Kemudian tunjukan sikap menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaligus berusaha memahami keinginan pelanggannya. Usahakan jangan menyuruh pelanggan/jamaah mengulang kembali pertanyaan atau keinginannya, karena terkesan tidak serius mendengarkan pembicaraannya.21

21

(41)

e. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.

Artinya dalam berkomunikasi gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau jika menggunakan bahasa lain seperti bahasa asing atau bahaa daerah gunakan secara benar pula. Hal ini dilakukan jika pelanggan/jamaah memang tidak mengerti Bahasa Indonesia. Suara yang digunakan harus jelas dalam arti mudah dipahami dan jangan menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami.

f. Bergairah dalam melayani dan tunjukan kemampuannya.

Artinya dalam melayani pelanggan/jamaah jangan terlihat loyo, lesu atau kurang bersemangat. Tunjukan pelayanan yang prima seolah-olah memang anda sangat tertarik dengan keinginan dan kemauan pelanggan.

g. Jangan menyela atau memotong pembicaraan.

Artinya pada saat pelanggan/jamaah sedang berbicara usahakan jangan memotong/menyela pembicaraan. Kemudian hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran yang dapat menyinggung perasaan pelanggan atau jamaah.

h. Mampu meyakinkan pelanggan/jamaah serta memberikan kepuasan.

(42)

i. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan.

Dalam praktiknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu atau tidak sanggup kita lakukan sendiri. Dalam hal ini jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah bantuan. Artinya, jika ada pertanyaan atau permasalahan yang tidak sanggup dijawab atau diselesaikan oleh karyawan yang bertugas, maka harus meminta bantuan kepada karyawan lainnya yang mampu menangani permasalahan tersebut.

j. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani. Artinya jika pada saat tertentu karyawan sibuk dan tidak dapat melayani salah satu pelanggan/jamaahnya, maka sebaiknya beritahukan kapan akan dilayani dengan simpatik.22

4. Pengertian Strategi Pelayanan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pengertian strategi menurut salah satu ahli yaitu Stainer dan Minner, adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tentu untuk memncapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.

Dengan demikian, strategi pelayanan dapat diartikan dengan proses rencana yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya atau

22

(43)

jamaah yang bertujuan untuk memberikan bantuan utama dalam kebaikan yang bermanfaat dan saling menghasilkan satu sama lain serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan/jamaah sesuai dengan yang diinginkan agar dapat memberikan kepuasan.

D. Usia Lanjut

1. Pengertian Usia Lanjut

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut WHO (1989), dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis, sosial dan ekonomi, dan dikatakan usia lanjut dimulai paling tidak saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa (Depkes RI, 1999).23 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia (lansia) adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun

23

(44)

ke atas.24 Lebih rinci batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi, ekonomi, sosial dan usia atau batasan usia, yaitu:

a. Aspek Biologi

Penduduk lansia ditinjau dari aspek biologi adalah penduduk yang telah menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan seiring meningkatnya usia, sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan serta sistem organ.

b. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi menjelaskan bahwa penduduk lansia dipandang sebagai beban daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Warga tua dianggap sebagai warga yang tidak produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih muda. Bagi penduduk lansia yang masih memasuki lapangan pekerjaan, produktivitasnya sudah menurun dan pendapatannya lebih rendah dibandingkan pekerja usia produktif. Akan tetapi, tidak semua penduduk yang termasuk dalam kelompok umur lansia ini tidak memiliki kualitas dan produktivitas rendah.

c. Aspek Sosial

24

(45)

Dari sudut pandang sosial, penduduk lansia merupakan kelompok sosial tersendiri. Di negara Barat, penduduk lansia menduduki strata sosial dibawah kaum muda. Di masyarakat tradisional di Asia seperti Indonesia, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat yang usianya lebih muda.

d. Aspek Umur

Dari ketiga aspek di atas, pendekatan umur atau usia adalah yang paling memungkinkan untuk mendefinisikan penduduk usia lanjut.

2. Pengelompokkan Usia Lanjut

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia lanjut, Departemen Kesehatan membuat pengelompokan seperti dibawah ini:

a. Kelompok Pertengahan Umur

Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54 tahun).

b. Kelompok Usia Lanjut Dini

Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun).

c. Kelompok Usia Lanjut

(46)

Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, menderita penyakit berat atau cacat.25

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi:

a) Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun.

Usia Lanjut memiliki kebutuhan sebagaimana manusia pada umumnya yaitu kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Dalam pemenuhan kebutuhannya, lanjut usia menggunakan kemampuan diri sendiri atau dengan bantuan dan dukungan keluarga atau limgkungan lainnya. Dikutip dari Ayu Diah bahwa kebutuhan dasar manusia seperti yang dikemukakan oleh Maslow terdiri dari kebutuhan yang bersifat fisik, kebutuhan sosial, keamanan,

25

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 281

26

(47)

penghargaan dan aktualisasi diri. Dan kebutuhan lanjut usia di antaranya adalah:

a. Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh manusia untuk dapat memperkuat daya tahan fisik seseorang sehingga dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ini mencakup: kebutuhan pelayanan kesehatan, makanan yang bergizi, seksual atau intimasi, pakaian dan tempat tinggal.

b. Kebutuhan psikologis, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikis (emosi, perasaan) antara lain berupa : kasih sayang, menyayangi, mendapat tanggapan dari orang lain, perasaan tentram, merasa berguna dan memiliki jati diri serta status yang jelas.

c. Kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan relasi dan interaksi dengan sesama manusia antara lain berupa : berinteraksi dengan keluarga lansia, melakukan aktivitas dengan teman sebaya, melakukan aktivitas dengan masyarakat di lingkungannya, menjadi anggota suatu organisasi, melakukan aktivitas di bidang ekonomi, melakukan aktivitas di bidang pendidikan, kebutuhan rekreasi dan kebutuhan informasi.

(48)

Spiritual sebagai konsep juga mengandung dua dimensi yaitu dimensi vertikal sebagai bentuk hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan lingkungan.

Kebutuhan ini antara lain berupa: melaksanakan ibadah, memperdalam keimanan, melaksanakan kegiatan kerohanian, menerima keadaan dirinya, menerima hakikat hidup dan puas akan kehidupannya dan optimis terhadap masa depan.

4. Kewajiban dan Hak Usia Lanjut

Usia Lanjut merupakan warga negara yang memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya. Disebutkan dalam undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.27

Dan juga disebutkan dalam undang-undang tersebut sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi:28

a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual b. Pelayanan kesehatan

(49)

d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan

e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum

f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum g. Perlindungan sosial

h. Bantuan sosial

Selain hak usia lanjut juga memiliki kewajiban yang telah disebutkan dalam undang-undang nomor 13 tahun 1998 dimana lanjut usia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan peran dan fungsinya, lanjut usia berkewajiban untuk:

a) Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya.

(50)

36

GAMBARAN UMUM MIHRAB QOLBI TRAVEL JAKARTA SELATAN

A. Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel

Mihrab Qolbi Travel didirikan pada tahun 1432 M / tahun 2011 di Jakarta. Saat itu Mihrab Qolbi berada di bawah pimpinan seorang pengusaha Muslim yang bernama H. Kosasih Wikanta. Pada awal mulanya MQ Travel lebih dikenal dengan Manajemen Qolbu yang berada di bawah pimpinan seorang Ustadz yang terkenal. Namun seiring berjalannya waktu MQ Travel mencoba untuk melanjutkan bisnisnya dengan warna bendera yang berbeda, tetapi tetap menjaga kualitas pelayanannya.

Mihrab Qolbi Travel ingin berkontribusi sebagai penyelenggara travel haji dan umrah. Bukan saja hanya ingin sebagai media travel, tetapi sangat ingin menjadi jembatan penghubung bagi tamu-tamu Allah menuju Baitullah untuk melaksanakan umrah dan haji. Mihrab Qolbi Travel lebih mengedepankan perihal ilmu manasiknya, penghayatan pelaksanaan ibadahnya, setelah itu mempertimbangkan sisi bisnisnya. Karena Indonesia paling banyak mengirimkan jamaah umran dan haji setiap tahunnya, maka Mihrab Qolbi Travel terpanggil untuk dapat membantu tamu-tamu Allah yang ingin menunaikan ibadah umrah maupun haji.

(51)

ayah, karyawan dan sebagainya akan menjalani pola hidupnya berdasarkan cara Allah. Seorang perempuan yang akan menjadi istri, ibu, anggota masyarakat dan lain sebagainya, maka dia akan berpola dalam hidupnya sebagaimana ridho Allah. Maksudnya ialah ketika seseorang baik laki-laki ataupun perempuan yang sudah menginjakkan kakinya di Tanah Suci, maka diharapkan dapat menjalankan hidupnnya jauh lebih baik lagi. Karena orang yang berangkat ke Tanah Suci itu adalah karena diundang oleh Allah, akan digugurkan segala dosa-dosanya, bersujud di pusat kiblat, bertemunya dengan ruhnya Rasulullah di Masjid Nabawi. Maka paling tidak dalam perjalanan ibadah tersebut kita harus meniatkan diri karena Allah SWT.

Dari kontribusi tersebutlah Mihrab Qolbi Travel membuat tema

“Perjalana Suci Menuju Perubahan Hati”. Dengan kekuatan latar belakang

menyelenggarakan travel inilah membuat unsur-unsur perubahan hati ini dibuat. Walaupun pada dasarnya perubahan hati sendiri merupakan usaha maksimal dari jamaah itu sendiri dan hak Allah dalam memberikan hidayah-Nya. Mihrab Qolbi sebagai travel hanya menyiapkan sarana.

(52)

mabrur/mabruroh.29 Dengan latar belakang kekuatan tersebut, maka Mihrab Qolbi Travel dibentuk untuk membantu tamu-tamu Allah yang ingin melaksanakan perjalanan ibadah haji maupun umrah ke Tanah Suci Mekkah Al-Mukarramah. Dan itulah yang menjadi latar belakang berdirinya Mihrab Qolbi Travel.

B. Visi dan Misi

Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun visi dan misi pada Mihrab Qolbi Travel ialah:

Visi:

Menjadikan Umroh dan Haji sebagai media perbaikan diri pada Allah Azza wa Jalla, menuju pribadi taat dan bermanfaat.

Misi:

- Mengantarkan perubahan untuk perbaikan qolbu jamaah - Menyelenggarakan manasik berkarakter ilmu dan

penghayatan sebagai dasar menuju perubahan

- Melakukan pendampingan ibadah dengan ilmu dan amal dalam kebersamaan.

Berdasarkan visi yang dimiliki oleh Mihrab Qolbi Travel yaitu menjadikan umrah dan haji sebagai media perbaikan diri pada Allah menuju pribadi taat dan bermanfaat, membuat Mihrab Qolbi selalu berusaha untuk memberikan ilmu serta penghayatan kepada jamaahnya

29

(53)

agar dapat menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk mencapai visi tersebut tentu diperlukan misi atau langkah-langkah yang harus dilakukan pada pelayanan di Mihrab Qolbi Travel agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

C. Struktur Mihrab Qolbi Travel

Setiap lembaga, baik lembaga formal maupun lembaga non formal selalu mempunyai susunan kepengurusan. Adanya susunan kepengurusan tersebut memang mempunyai tujuan yaitu agar setiap anggota yang ikut bergabung dan mempunyai jabatn di susunan kepengurusan memahami tentang tanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Berikut ini adalah susunan kepengurusan Mihrab Qolbi Travel:

1. Komisaris : H. Syafrullah Hasan Ismail 2. Direktur Utama : Hj. Ningrum Maurice 3. Sekretaris : Yana Soetardjo

4. General Manager dan Manajer Keuangan : H. Gun Gun Wiguna

5. Manajer Operasional Haji, Umrah dan Divisi Visa : H. Maman Abdurrahman

6. Manajer Pemasaran: Tedi Muhammad Setiadi

(54)

Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel

Gambar 3.1: Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel

D. Program-program Mihrab Qolbi Travel

Mihrab Qolbi Travel memiliki program yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana. Adapun perogram yang sudah terlaksana adalah sebagai berikut:

1. Majelis Taklim (Bimbingan Pasca Haji)

Majelis Taklim atau bimbingan pasca haji ini dibuat untuk menjalin tali silaturahmi antar jamaah dan Mihrab Qolbi Travel agar terus

H. Syafrullah Hasan Ismail

(Komisaris)

Tedi M.S

( Manajer Pemasaran)

H. Gun Gun Wiguna

(General Manager & Manajer Keuangan)

Hj. Ningrum Maurice

( Direktur Utama)

H. Maman Abdurrahman

(Manajer Operasional Haji, Umrah & Divisi Visa)

Yana Soetardjo

(55)

berjalan dengan baik. Terdapat lima majelis taklim atau yang biasa disebut dengan pengajian yaitu:

a. Pengajian Bulanan

b. Pengajian Muslimah Risalatunissa c. Pengajian Reboan Mihrab Qolbi d. Pengajin Bulanan

e. Pengajian Reuni Alumni Haji atau Umrah 2. Tikecting dan Provider Visa

Tiketing dan provider visa hanya berlangsung kurang lebih selama 3 tahun tahun 2013 sampai tahun 2015.

3. Program haji dengan ilmu dan penghayatan  Haji Khusus Reguler:

Pelaksanaan ibadah haji dengan visa haji reguler (menunggu kuota haji sesuai ketersediaan Kementerian Agama RI)

 Haji Khusus Furodah

Pelaksanaan ibadah haji dengan visa haji furodah (melaksanakan haji pada tahun berjalan dengan visa pribadi sesuai ketersediaan undangan pemerintah Saudi melalui Muassasah)

Program yang belum terlaksana yaitu: a. Tabungan Umrah

(56)

para calon jamaah dalam hal pembayaran ibadah umrah. Tabungan umrah ini bekerja sama dengan BSM.

b. Membuat Aplikasi Pendaftaran secara Online

Seiring berjalannya waktu, perubahan pola hidup manusia pun dirasa semakin modern. Karena perubahan zaman tersebut, maka Mihrab Qolbi Travel pun ingin membuat program yang kebanyakan para pengusaha travel sudah mempunyai aplikasi tersebut, yaitu aplikasi pendaftaran secara online. Aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan calon jamaah yang ingin mendaftar, tetapi tidak ada waktu luang untuk datang ke Mihrab Qolbi Travel.

E. Harapan dan Spirit dari Mihrab Qolbi Travel

Mihrab Qolbi Travel memiliki harapan dan spirit yang dibuat untuk lebih mengedepankan semagat baik bagi Mihrab Qolbi sendiri maupun bagi jamaah. Adapun harapan dan spirit dari Mihrab Qolbi Travel sebagai berikut:

1. Berakhlak ahsan (baik) 2. Keluarga menjadi harmoni 3. Karier menjadi sukses barokah

4. Dermawan (sebagai pelita perubahan masalah sosial Islam)

Selain itu, Mihrab Qolbi Travel juga memiliki kelebihan yang lain yaitu:

(57)

c. More Profit in Zakat (lebih mengedepankan zakat)

d. More Benefit to Dhuafa (lebih banyak memberi manfaat ke kaum dhuafa)

e. More Success in Business (lebih sukses dalam usahanya) f. And More Tawadhu in Life (dan lebih tawadhu dalam hidup)

F. Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi Travel

Pelayanan unggulan yang dimiliki oleh Mihrab Qolbi Travel yaitu: 1. Pendampingan: 1 bus 1 pendamping dari tanah air dan selama di tanah

suci.

2. Manasik haji dan umrah 3. Keberangkatan di Lounge 4. Program di Tanah Suci:

- Evaluasi ibadah haji maupun umrah

Evaluasi ini dilakukan ketika kegiatan dalam sehari selesai dilakukan melalui tanya jawab secara langsung kepada jamaah.

- Tausiyah setiap hari

(58)

G. Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel

Sebagai lembaga penyelenggara ibadah Haji dan Umroh yang taat dan patuh kepada peraturan pemerintah, Mihab Qolbi Travel senantiasa melengkapi aspek legalitas dan perizinan untuk keberlangsungan kegiatannya.

Aspek legal dan perizinan Mihrab Qolbi Travel terdiri dari dua belas perizinan yaitu sebagai berikut:

1. Akta Pendirian PT. Manajemen Qolbu Travel

2. Akta Perubahan Nama Perusahaan PT Manajemen Qolbu Travel menjadi PT. Manajemen Mihrab Qolbi Travel

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi

4. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi

5. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi

6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi

7. Surat Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi

8. Surat Izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi

(59)

11.Sertifikat Keanggotaan ASITA 12.Sertifikat Keanggotaan IATA

*(Untuk nomor perizinan, Gambar Terlampir, lihat lampiran)

H. Program Usia Lanjut di Mihrab Qolbi Travel

Untuk program usia lanjut di Mihrab Qolbi Travel yaitu sebagai berikut: 1. Untuk soal haji, Mihrab Qolbi Travel berpedoman kepada peraturan

pemerintah

Yang terdapat dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 15 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji khusus dan PMA No. 14 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji reguler.

2. Untuk usia lanjut yang memang memerlukan perhatian khusus, Mihrab Qolbi selalu berusaha agar dapat mengetahui secara detail keperluan-keperluan jamaah haji usia lanjut. Mulai dari kesehatannya, keperluan-keperluan sehari-hari serta pendampingannya.

3. Pendamping bagi jamaah haji yang berusia lanjut memang sangat diperlukan. Namun, ketika jamaah haji kesulitan dalam soal biaya untuk mencari pendamping, maka Mihrab Qolbi Travel akan memberikan solusi terbaik dalam memberikan pendamping. Jadi, itulah beberapa program usia lanjut di Mihrab Qolbi Travel.

(60)

Profil Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1435 H / 2014 M

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 18

Perempuan 19

Total 37

Tabel 3.2: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2014

Profil Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1436 H / 2015 M

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 24

Perempuan 28

Total 52

Tabel 3.3: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2015

Profil Jamaah Haji Mihrab Qolbi Travel Tahun 1437 H / 2016 M

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 30

Perempuan 29

Total 59

Tabel 3.4: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2016

I. Lokasi, Nomor Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel

Alamat kantor Mihrab Qolbi Travel yang berada di Jakarta terletak di Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12810. Nomor telepon dan nomor fax kantor Mihrab Qolbi di Jakarta yaitu: Telp. +62 21 83795216, Fax. +62 21 8302434. E-mail: info@mihrabqolbi.com.

Alamat Mihrab Qolbi yang berada di Bandung terletak di Jl. Gegerkalong Hilir No. 143, Sukasari, Bandung – Indonesia 40135, Telp. +62 22 2012004, Fax. +62 22 2005495, E-mail:

(61)

47

STRATEGI PELAYANAN CALON JAMAAH HAJI USIA LANJUT

PADA MIHRAB QOLBI TRAVEL DI JAKARTA SELATAN

Strategi pelayanan calon jamaah haji usia lanjut pada Mihrab Qolbi Travel di Jakarta Selatan akan tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapan travel jika terdapat strategi yang tepat. Dalam melayani jamaah haji khususnya jamaah haji usia lanjut, tentunya harus memiliki strategi-strategi yang dapat membantu calon jamaah haji usia lanjut dalam melaksanakan ibadah haji. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, bahwa strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.

Misi untuk Ibadah Haji yang dibuat oleh Mihrab Qolbi Travel adalah menjalankan ibadah rukun Islam ke-5 sebagai wujud ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, dengan memperbaiki:

1. Kebiasaan ibadah „hati‟, dan membangun karakter Mabrur Haji.

2. Harmoni keluarga dengan mengenali diri, pasangan, keturunan, orang tua, pekerjaan dan kepemilikan.

(62)

perjalanan ke Tanah Suci dan memberikan pelayanan yang tulus demi tercapainya misi yang diharapkan oleh travel. Sesuai dengan misi yang terdapat pada Mihrab Qolbi Travel, maka strategi yang diberikan untuk calon jamaah haji usia lanjut adalah sebagai berikut:

A. Strategi Mihrab Qolbi Travel dalam Memberikan Pelayanan kepada

Calon Jamaah Haji Usia Lanjut

1. Dalam soal manasik haji, calon jamaah haji dikarantina selama 3

hari

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima, di mana setiap umat Muslim di muka bumi ini pasti memiliki keinginan untuk dapat melaksanakan ibadah haji, mengunjungi rumah Allah (Baitullah). Tetapi tidak semua umat Muslim yang ingin pergi ke Tanah Suci Mekkah sudah memiliki pengalaman ataupun pengetahuan mengenai tata cara melaksanakan ibadah haji yang baik dan benar. Untuk itu, sebelum melakukan perjalanan ibadah haji ke Baitullah, maka diperlukan bimbingan yang biasa disebut dengan istilah manasik haji. Manasik haji yang dilakukan oleh Mihrab Qolbi Travel diterapkan dengan mengkarantina calon jamaah haji selama 3 hari.

(63)

materi yang akan diberikan selama 3 hari tersebut. Adapun materinya yaitu:

a. Materi tentang Perjalanan Haji b. Materi tentang Fiqh Ibadah I

c. Materi tentang Fiqh Ibadah II (Fiqh Wanita) d. Materi tentang Manasik Umroh

e. Materi tentang Manasik Haji f. Praktek Manasik Umroh g. Praktek Manasik Haji

h. Materi tentang Dialog Umrah dan Haji i. Materi tentang Mengelola Sehat untuk Taat j. Materi tentang Mabrur Selamanya.

Selama pemberian materi berlangsung, Mihrab Qolbi Travel akan berusaha memberikan strategi yang mudah dipahami bagi calon jamaah haji, baik bagi yang sudah memiliki pengalaman ataupun yang belum memiliki pengalaman, terutama bagi calon jamaah haji usia lanjut.

2. Mengenal karakter jamaah haji (kebiasaan)

(64)

hal, misalnya selalu mengingatkan jamaah ketika masuk waktu sholat, puasa senin-kamis dan lain sebagainya.

Mihrab Qolbi Travel juga selalu menerapkan hal-hal tersebut kepada jamaah haji usia lanjut. Mengenal karakter seseorang sangat penting untuk mengetahui bagaimana sikap yang harus kita lakukan ketika menghadapi orang tersebut. Dalam hal ini, seorang karyawan travel ataupun pembimbing jamaah harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana karakter dari jamaah haji usia lanjut sebelum memberikan pelayanan. Setelah mengetahui karakternya, maka bisa dengan mudah menghadapi jamaah usia lanjut dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga jamaah haji merasa puas.

Strategi yang dilakukan selanjutnya adalah mengenal karakter jamaah haji. Setelah dilakukan manasik haji selama 3 hari, maka pihak travel dapat mengenal karakter ataupun kebiasaan dari calon jamaah haji tersebut. Mihrab Qolbi Travel harus mengenal karakter calon jamaah hajinya, terutama bagi calon jamaah haji yang berusia lanjut. Misalnya, kebiasaan apa yang dimiliki oleh calon jamaah haji. Karena untuk memperlakukan orang yang berusia lanjut tidak sama dengan kita memperlakukan orang yang masih muda.

Gambar

Tabel 3.4: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2016 ............................  46
Gambar 3.1: Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel
Tabel 3.2: Data Jamaah Haji MQ Travel Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Bidang: Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM bidang ini minimal 600

Booklet “Keanekaragaman Hayati di Kawasan Mangunharjo” yang telah dikembangkan memperoleh kriteria sangat layak digunakan sebagai suplemen sumber belajar biologi

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah penelitian ini meneliti bagaimana penerapan nilai-nilai di dalam budaya organisasi untuk membentuk

Dengan memanfaatkan Simple Network Management Protocol (SNMP) dapat dihasilkan suatu mekanisme untuk mendapatkan informasi tentang lalu lintas (traffic) data sebuah

(2) Pendistribusian Minuman Beralkohol hanya dapat dilakukan Produsen atau Importir Terdaftar Minuman Beralkohol, distributor dan sub distributor kepada distributor, sub

Maka dari itu perhitungan sisa umur transformator dalam studi ini hanya dapat diperkirakan berdasarkan data temperatur hospot minyak transformator daya yang diakibatkan

Dari kecil kita harus mulai menerima kenyataan bahwa dunia ini sudah jatuh dalam dosa sehingga kita makin menyadari bahwa kita membutuhkan Juruselamat, yaitu Tuhan Yesus, yang

badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat adalah pengertian Farmasi Industri berdasarkanb. Surat Keputusan