BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Mengingat kebutuhan suatu negara dari tahun ketahun semakin
meningkat, pembelajaran mengenai ilmu Hubungan Internasional menjadi
penting adanya sebagai kunci negara dalam melakukan interaksi dengan
negara-negara lain dalam dunia internasional. Hubungan-hubungan itu dapat
berupa kerjasama dalam hal ekonomi, politik, dan keamanan. Kerjasama
antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi dalam hal ekonomi salah satunya
ialah penempatan tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi. Penempatan tenaga
kerja Indonesia ke Arab Saudi tidak dapat dipungkiri menambah devisa
negara dan tidak jarang tenaga kerja Indonesia di luar negeri mendapat
julukan sebagai “Pahlawan Devisa”.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.508 pulau, oleh karena itu Indonesia disebut juga sebagai Nusantara
(Kepulauan Antara). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah
sebanyak 237 641 326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di
daerah perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah
perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen). Berdasarkan hasil Sensus
169,0 juta jiwa, terdiri dari 84,3 juta orang laki-laki dan 84,7 juta orang
perempuan.
Dari jumlah tersebut, jumlah angkatan kerja, yakni penduduk 15 tahun ke
atas yang aktif secara ekonomi yaitu mereka yang bekerja , mencari pekerjaan
atau mempersiapkan usaha sebesar 107,7 juta jiwa, yang terdiri dari 68,2 juta
orang laki-laki dan 39,5 juta orang perempuan. Dilihat berdasarkan daerah tempat
tinggal, jumlah angkatan kerja yang tinggal di perkotaan sebesar 50,7 juta orang
dan yang tinggal di pedesaan sebesar 57,0 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja
tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 104,9 juta jiwa dan yang
mencari kerja sebesar 2,8 juta jiwa.1
Besarnya angkatan kerja yang terdapat di Indonesia menyebabkan banyak
orang khususnya mereka yang tinggal di daerah pedesaan, memilih untuk bekerja
ke luar negeri. Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri tersebut lebih
banyak mengisi pekerjaan di sektor-sektor informal seperti; pembantu rumah
tangga, buruh pabrik ataupun buruh bangunan. Arab saudi menjadi salah satu
negara tujuan bagi TKI mencari pekerjaan karena Indonesia dan Arab Saudi yang
memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu, Arab Saudi juga
merupakan negara penghasil minyak terbesar di dunia yang menjadikan negara ini
sebagai salah satu negara terkaya di kawasan Timur Tengah menjadikan negara
ini sebagai negara tujuan bagi para TKI. TKI tersebut pun lebih di dominasi oleh
1
kaum perempuan yang bekerja di bidang informal sebagai pembantu rumah
tangga (PRT).
Dalam hal ini seorang pekerja yang bekerja di bidang informal maksudnya
adalah seseorang yang bekerja di sebuah tempat dimana di dalam pekerjaan
tersebut tidak terdapat perlindungan negara atau dapat dikatakan jenis pekerjaan
tersebut tidak di kenakan pajak dan tidak berpenghasilan tetap. Meskipun banyak
TKI yang bekerja di sektor informal tetapi ada banyak juga warga negara
Indonesia yang bekerja dalam bidang formal di luar negeri. Seseorang yang
bekerja di bidang formal adalah seseorang yang bekerja dalam kegiatan atau
usaha yang bentuknya terorganisasi, cara kerjanya teratur dan pembiayaannya
dari sumber resmi, menggunakan buruh dengan tingkat upah tertentu.2
1. Ruyati yang berasal dari Kota Bekasi Jawa Barat menjadi TKW
legal sejak tahun 2008, di jatuhi hukuman mati pada 17 Juni 2011
karena dituduh membunuh majikan perempuannya pada tahun 2009 di
Mekkah, Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi pun tidak memberi Para TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri
tidak jarang mendapat perlakuan kasar dari majikan tempat mereka bekerja,
beberapa catatan kasus perlakuan kasar yang menimpa TKI antara lain:
2
pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia saat pemerintah Arab Saudi
melakukan eksekusi.
2. Sumiati TKI yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, merupakan TKI legal
yang baru menjadi TKI di Arab Saudi melalui jalur resmi selama
empat bulan mengalami penyiksaan oleh majikannya pada 18
November 2010. Hukuman terhadap majikan dilakukan sepuluh hari
setelah kasus dan terungkap ke publik, meskipun pada akhirnya sang
majikan yang merupakan tersangka dibebaskan dengan alasan bukti yang
tidak kuat.
3. Darsem, TKI legal dari Subang, dituduh membunuh majikan pada tahun
2007 dan dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Arab Saudi. Pada
tahun 2011, Darsem mendapat keputusan pemaafan dengan syarat
harus membayar kompensasi senilai dua juta riyal atau sekitar Rp 4,7
miliar.3
Terjadinya banyak kasus penganiayaan dan penyiksaan TKI yang berada
di luar negeri disebabkan oleh banyak faktor. Tidak dapat dipungkiri faktor-faktor
tersebut tak jarang bermula dari ketidakprofesionalan pihak-pihak yang
menangani penyaluran tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dimana kita ketahui
bahwa selama ini penyaluran TKI dilakukan oleh agen-agen atau calo pengiriman
TKI ke luar negeri.
3
Negara dan Tenaga Kerja Wanita di Arab Saudi (Studi Kasus Hukuman Pancung beberapa TKW
Indonesia di Arab Saudi Dalam Upaya Perlindungan Hukum) oleh Febriyanto Syam
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut terjadi salah
satunya ialah kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa adalah salah faktor
yang paling penting untuk menjadi seorang tenaga kerja di luar negeri. Para
tenaga kerja yang dikirim umumnya memiliki pemahamam berbahasa yang
minim, oleh karana itu ini menjadi penghambat dalam berkomunikasi dengan
majikannya. Oleh sebab itu hal terpenting yang harus dipenuhi oleh seorang
tenaga kerja adalah persoalan bahasa sebagai alat komunikasi.
Selain kemampuan berbahasa, kemampuan membaca dan memahami
budaya suatu daerah atau negara yang bersangkutan merupakan modal penting
untuk seseorang dapat hidup di daerah yang bersangkutan. Kesalahan dalam
memahami kebudayaan bukan hanya menghambat komunikasi,namun lebih parah
dapat mengancam keselamatan dirinya. Penyiksaan TKI di luar negeri salah satu
disebabkan oleh ketidaktahuan para tenaga kerja terhadap budaya adat istiadat
suatu daerah atau negara. Pemahaman perlu ditanamkan pada para pekerja yang
akan diberangkatkan selain bahasa. Dengan menguasai kedua hal tersebut akan
dapat memudahkan seseorang berkomunikasi dan berintraksi dengan masyarakat
setempat sehingga mempermudah beradaptasi di daerah tersebut.
Selain kemampuan berbahasa dan membaca situasi daya intelektual dan
wawasan yang dimiliki oleh seseorang juga menjadi faktor yang sangat penting
untuk dimiliki karena hal ini dapat memberikan penilaian bagaimana orang lain
akan bersikap terhadap kita. Tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang kerap
kerja yang non terdidik dan biasanya dari kalangan pekerja rumah tangga yang
kebanyakan kaum wanita. Pespektif negara-negara maju memandang Indonesia
adalah sebuah negara besar yang masih miskin dan dilanda persoalan dalam
negeri yang tak kunjung putus.
Dari beberapa kasus penganiayaan TKI itu tersebut dapat kita lihat kualitas
TKI kita memiliki kualitas yang rendah,ini menunjukan kesejahteraan di negara
kita tercinta ini masih rendah yang menyebabkan warga negaranya harus pergi
jauh-jauh ke negara orang lain untuk mencari nafkah. Selain itu karena pendidikan
para TKI masih sangat rendah sehingga kemampuan intelektualnya sangat
kurang, ini dapat mengakibatkan TKI kita hanya dijadikan sebagai pembantu
rumah tangga yang dapat di gaji semaunya dan tidak pernah di anggap sebagai
pekerja yang profesional. Dari sisi lain kemudian kita bisa melihat bahwa adanya
tumpang tindih dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang
berasal dari internal Pemerintah Negara Republik Indonesia dimana masih ada
ketidak jelasan struktur dalam pengelolaan yakni adanya dualisme yang
kemudian terjadi dalam tubuh sistem, sehingga saling tarik menarik
kepentingan ini yang menimbulkan banyak terjadi kekeliruan.
Dari kasus-kasus yang kemudian terjadi ini sedikit banyaknya berdampak
pada psikologis masyarakat Indonesia sendiri, mengingat bahwa
sebelumnya banyak yang menyatakan bahwa para TKI kita merupakan salah
satu sumber devisa yang hingga kini menunjang perekonomian yang kemudian
pemerintah Indonesia dan Arab Saudi pun menjadi renggang akibat
terjadinya kasus-kasus perlakuan kasar yang diterima oleh para tenaga
kerja Indonesia Di Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi melalui Komite Rekrutmen nasional pada
Dewan Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi memutuskan untuk
menghentikan rekrutmen TKI ke Arab Saudi karena pemerintah Indonesia
dianggap telah gagal memenuhi syarat pengiriman TKI ke Arab Saudi
dan meminta Indonesia untuk menarik seluruh TKI dari Arab Saudi.
Keputusan tersebut muncul setelah penilaian buruk terhadap
pemerintahan Arab Saudi berdasarkan pemberitaan media massa di
Indonesia yang mempermasalahkan berbagai pelanggaran dan penyiksaan
yang dialami TKI informal asal indonesia oleh para majikannya di Arab
Saudi.
Langkah yang diambil pemerintah Indonesia melalui rapat dan
pertimbangan dalam menyikapi putusan pemerintah Arab Saudi adalah
dengan memperketat proses rekrutmen TKI agar memenuhi standar
perekrutan TKI dan tidak menyetujui permintaan Arab Saudi untuk
menarik seluruh TKI yang sedang bekerja disana. Pemerintah Indonesia
juga memberlakukan moratorium yang berisi pemberhentian TKI sektor
informal ke Arab Saudi pada Agustus 2011.Dalam rapat kabinet terbatas
terkait penanganan kasus TKI yang dipimpin oleh Presiden Indonesia,
permasalahan TKI di Arab Saudi oleh pemerintah Indonesia terlambat.
Identifikasi kasus yang terlambat juga akan menyebabkan keterlambatan
pemerintah Indonesia dalam merespon, melakukan tindakan dengan
merumuskan kebijakan untuk menangani penempatan perlindungan
serta pembenahan sumber daya manusia bagi TKI yang akan
berangkat ke luar negeri khususnya di Arab Saudi.4
Aspek perlindungan terhadap penempatan tenaga kerja di luar negeri
sangat terkait pada sistem pengelolaan dan pengaturan yang dilakukan berbagai
pihak yang terlibat pada pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri. Untuk
langkah penempatan tenaga kerja di luar negeri, Indonesia telah menetapkan
mekanisme melalui tiga fase tanggung jawab penempatan yakni fase pra
penempatan, selama penempatan dan purna penempatan. Pengaturan tentang
penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah Undang-undang No. 39
Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di
Luar Negeri. Pada konsideran menimbang huruf c, d dan e, disebutkan bahwa
tenaga kerja Indonesia di luar negeri sering dijadikan obyek perdagangan
manusia, termasuk perbudakan dan kerja paksa, korban kekerasan, kesewenang
wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia serta perlakuan lain yang
melanggar hak asasi manusia.
5
4
Rakasima, Mahmud Fadli, Dkk . 5 Tahun BNP2TKI “Mengabdi Dengan Cinta”. BNP2TKI 2011., hal 260-264
5
Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri diawali dan terintegrasi
dalam setiap proses penempatan TKI, sejak proses rekrutmen, selama bekerja dan
hingga pulang ke tanah air. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 77 UU Nomor
39 Tahun 2004 bahwa setiap calon TKI mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perlindungan
tersebut seperti tertuang dalam ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan,
masa penempatan, sampai dengan masa setelah penempatan.6
Pada fase pra penempatan tenaga kerja di Arab Saudi, sering dimanfaatkan
calo tenaga kerja untuk maksud menguntungkan diri calo sendiri, yang sering
Indonesia sebagai negara pengirim tenaga kerja sering tidak berdaya
menyelesaikan permasalahan perlindungan TKI, kasus-kasus kekerasan terhadap
TKI hanya sekedar tampil di media kemudian menghilang seiring pemberitaannya
berlalu. Padahal secara yuridis, pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan
konvensi ILO (International Labour Organitation) agar bisa melahirkan sistem
hukum mengikat yang juga melindungi migrant worker, termasuk TKI. Selama ini
kita mengetahui bahwa tidak jarang TKI dijadikan objek trafficking in person,
termasuk perbudakan korban kekerasan dan segala perlakuan yang melanggar
HAM. Sesuai amanat konstitusional (UUD 1945 dan UU No. 39 tahun 2004)
Pemerintah wajib melindungi HAM para TKI. TKI formal maupun ilegal, harus
dilindungi berdasarkan prinsip persamaan hak, keadilan sosial dan kesetaraan
gender.
6
mengakibatkan calon tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri menjadi
korban dengan janji berbagai kemudahan untuk dapat bekerja diluar negeri,
termasuk yang melanggar prosedur serta ketentuan pemerintah, akhirnya sering
memunculkan kasus tenaga kerja Indonesia ilegal. Pada fase selama penempatan
sangat sering persoalan tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri,
mengakibatkan permasalahan yang cukup memprihatinkan berbagai pihak. Hal ini
menunjukan bahwa apabila penyelesaian tenaga kerja diserahkan pada posisi
tawar-menawar (bargaining position) maka pihak tenaga kerja akan berada pada
posisi yang lemah.
Salah satu contoh kasus dimana lemahnya posisi TKI ialah kasus
kematian yang tidak wajar sampai pada kasus penganiayaan, berbagai pelecehan
tenaga kerja sampai mengakibatkan adanya rencana pihak Indonesia untuk
menghentikan pengiriman tenaga kerja keluar Arab Saudi oleh karena dirasakan
bahwa pengiriman tenaga kerja keluar negeri akan menemui berbagai macam
kendala. Pada permasalahan purna penempatan dalam mekanisme pemulangan
sering terjadi bahwa di sana-sini tenaga kerja yang baru pulang dari luar negeri
berhadapan dengan berbagai masalah keamanan dan kenyamanan di perjalanan
sampai tujuan, yang sering di tandai dengan terjadinya pemerasan terhadap hasil
jerih payah yang di peroleh para TKI dari Arab Saudi.7
Berdasarkan fakta bahwa TKI merupakan aset nasional yang
mendatangkan devisa negara, maka upaya pemerintah untuk melindungi TKI
7
harus semakin meningkat. Upaya perlindungan tidak hanya melalui proses
penempatan dan perlindungan yang baik tetapi juga harus diimbangi dengan
pengembangan sumber daya manusia yang baik. Dalam hal inilah perhatian
pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang di perbuat sangat diperlukan karena
penempatan dan perlindungan diperbaiki tanpa peningkatan kualitas pekerja
Indonesia akan menjadi hal yang sia- sia. Perlindungan yang paling tepat ialah
melalui diri seorang TKI tersebut melalui pelatihan-pelatihan dan pembekalan
yang tepat sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Rendahnya kualitas Tenaga
Kerja Indonesia paling dominan menjadi latar belakang terjadinya kasus selain
aspek informasi, regulasi kebijakan pemerintah, profesionalisme, kelembagaan,
dan penegakan hukum.
Pemerintaha Indonesia sesungguhnya telah melakukan Upaya sertifikasi
kompetensi Tenaga Kerja Indonesia dan telah dimulai pada Tahun 2000. Namun
hanya dilakukan oleh institusi tertentu untuk kepentingan tertentu, sehingga yang
terjadi tenaga kerja yang telah disertifikasi kompetensinya tidak memiliki standart
yang tepat atau sertifikasinya tidak mendapatkan pengakuan dari pihak pengguna.
Dengan demikian dalam rangka menghadapi iklim ekonomi di era globalisasi
harus dapat pemerintah seharusnya menciptakan Competitive Advantage atau
keunggulan daya saing melalui peningkatan kualitas dan produktivitas produk jasa
yang upayanya adalah dengan sistem standarisasi dan sertifikasi bagi tenaga kerja
Indonesia sebagai upaya perlindungan TKI baik yang bekerja di bidang informal
Penelitian ini fokus pada usaha pemerintah untuk memperbaiki kualitas
TKI yang akan dikirimkan keluar negeri. Dengan menggunakan konsep
Manajemen Sumber Daya Manusia, sumber daya manusia merupakan kunci
utama dalam terciptanya hubungan luar negeri yang menguntungkan. Banyak hal
yang menjadi penyebab keterlambatan pemerintah dalam menangani masalah
penempatan dan perlindungan TKI di Arab Saudi salah satunya karena
ketidaksiapan pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja yang profesional.
Penyebab lainnya juga, karena belum adanya hubungan bilateral khusus antara
Indonesia dengan Arab Saudi melalui Memorandum of Understanding (MoU)
yang berisi tentang perlindungan TKI di Arab Saudi.
1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di dalam latar
belakang maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,
“Bagaimana Sikap yang Diambil Oleh Pemerintah Indonesia Dalam Memperbaiki Kualitas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yang Akan Dikirim Ke Luar Negeri Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ? ”.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Begitu banyaknya persoalan yang terjadi mengenai TKI, agar penelitian
pembatasan permasalahan. Adapun masalah yang ingin diteliti dalam
penelitian ini adalah:
1. Sejarah Ketenagakerjaan Indonesia di Arab Saudi
2. Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam memperbaiki
kualitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri di masa
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah ketenagakerjaan Indonesia di Arab Saudi
2. Kebijkan mengetahui upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam
memperbaiki kualitas TKI.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang
bermanfaat kepada semua pihak yang secara umum, yaitu:
1. Bagi penulis, penelitian dapat mengasah kemampuan berpikir dalam
membuat suatu karya tulis ilmiah
2. Penelitan ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari
penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh peneliti lain.
3. Bagi pemerintah Indonesia khususnya kementrian yang terkait dengan
Kementrian Luar Negeri agar lebih fokus dalam memperbaiki kualitas
TKI.
1.4 Kerangka Teori
1.4.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut kata
yang membentuknya, maka ada dua konsep yang perlu diperhatikan yakni,
konsep management dan konsep Sumber Daya Manusia. Asal kata
management dari kata latin yaitu manus yang berarti tangan, kemudian
menjadi kata managgiare yang artinya menangani. G.R Terry mendefenisikan
manajemen sebagai berikut;
“Management is the accomplishing of predetermined,objective
through the effort of other people”. Manajemen adalah
melakukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui/bersama orang lain.
Jika melihat defenisi yang diberikan oleh G.R Terry di atas, maka
konsep kunci memahami manajemen adalah bekerja melalui orang lain.
Pengertian bekerja melalui orang lain bukan berarti satu pihak bersikap pasif
dan yang lainnya bersikap aktif tetapi dalam arti funsional: pekerjaan itu baru
bisa berlangsung apabila ada kerja sama untuk mengerahkan dan mengelola
berbagai sumber daya yang ada dalam organisasi dalam rangka mendukung
Sumber daya organisasi yang dimaksud pada garis besarnya dapat
dikategorikan kedalam dua kelompok yaitu: Sumber Daya Manusia (human
resources), dan Sumber Daya Non Manusia (non human resources). Kedua
sumber daya tersebut sama pentingnya sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Akan tetapi manusia adalah sumber daya yang paling dominan
karena ialah sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan,
kebutuhan, pengetahuan, dan keterampilan, motivasi, karya, dan sebagainya.
Maksudnya ialah meskipun sebuah organisasi/negara memiliki modal kuat
dan teknologi yang canggih, tetapi ketika sumber daya manusia tidak
ditempatkan pada posisi yang tepat hal tersebut akan menjadi sia-sia.8
Setelah pemaparan mengenai manajemen diatas maka untuk memahami
manajemen sumber daya manusia yang tidak terlepas dari konsep
manajemen. Manajemen sumber daya manusia adalah proses merencanakan,
mengorganisir, atau mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan
pengadaan, pengembangan, kompensasi, penyatuan, perawatan/pemeliharaan,
dan pemisahan sumber daya manusia kepada tujuan-tujuan akhir individu
organisasi masyarakat yang telah dicapai.9
Adapun ruang lingkup yang menjadi bahasan dalam MSDM menurut
Bernadin&Russel meliputi : rancangan organisasi, manajemen kinerja,
8
Surhayanto Hadriyanus dan Hadna Agus, Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta:Media Wacana,2005 hal 11-13.
9
staffing, pengembangan pegawai dan organisasi, sistem reward,
tunjangan-tunjangan dan pematuhan, komunikasi dan relasi publik.10
RANCANGAN ORGANISASI
Untuk dapat
memahami lebih jelas mengenai ruang lingkup Manjaemen Sumber Daya
Manusia berikut tabel pembelajarannya :
MANAJEMEN KINERJA
• Perencanaan sumberdaya manusia
• Analisis pegawai
• Rancangan pegawai
• Tim kerja (sistem sosio teknik)
• Sistem informasi
• Penilaian
manajemen/MBO
• Program peningkatan
produktivitas
• Penilaian kerja
STAFFING PENGEMBANGAN
PEGAWAI DAN
ORGANISASI
• Rekrut/interview/mempekerjakan
• Affirmative action
• Promosi/pemindahan/separasi
• Pelayanan-pelayanan outplacement
• Pengangkatan/orientasi
• Metode-metode seleksi pegawai
• Pengembangan pengawasan manajemen • Perencanaan/pengemb angan karier • Program-program pembinaan/asistensi 10
• Pelatihan
keterampilan non
manajemen
• Program-program
persiapan pensiun
• Penelitian-penelitian
terhadap sikap
SISTEM REWARD,
TUNJANGAN-TUNJANGAN DAN PEMATUHAN
KOMUNIKASI DAN
RELASI PUBLIK
• Program-program keamanan
• Pelayanan kesehatan/medis
• Prosedur-prosedur
pengaduan/disiplin
• Administrasi tunjangan asuransi
• Rencana-rencana pembagian
laba/pensiun
• Hubungan-hubungan kerja
• Sistem
informasi/laporan/cata
tan SDM
• Komunikasi/publikasi
Pegawai
• Sistem penyaranan
• Penelitian SDM
Sumber : Bernardin dan Russel, 1993 dikutip dari buku Ambar dan
Rosidah,Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep,Teori dan
Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,Yogyakarta:Graha
Secara singkat dapat di katakan bahwa managemen sumber daya
manusia sangat erat kaitannya dengan motto “The right people on the right place”
untuk menerapkan motto tersebut pertama harus diketahui adalah unsur
“PLACE-nya” sebab suatu organisasi adalah wadah tempat manusia (people) bekerja.
Tempat kerja ini seringkali secara lebih spesifik di sebut sebagai jabatan,
seringkali timbul kesalah pahaman tentang pengertian jabatan ini, jabatan
kadang-kadang diartikan sebagai posisi atau pekerjaan, tanpa adanya penjelasan yang
lebih jauh. Untuk memperoleh keseragaman mengenai istilah jabatan ini,
Departemen Tenaga Kerja memberikan penjelasan mengenai arti dari beberapa
istilah yang berkaitan dengan jabatan, sebagai berikut :
a. Unsur ialah komponen yang paling kecil dari pekerjaan. Misalnya
memutar, menggosok, menarik, menekan, dan sebagainya.
b. Tugas ialah sekumpulan dari beberapa unsur pekerjaan. Tugas merupakan
kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang
diperlukan dalam pelaksanaan kerja.
c. Posisi ialah sekumpulan tugas yang diberikan kepada sseorang pegawai
atau pekerja yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada seorang pegawai atau pekerja. Jumlah kedudukan
dalan suatu organisasi atau instansi dalah jumlah pegawai atau
pekerjaannya.
d. Pekerja ialah sekumpulan posisi yang dimiliki persamaan kewajiban atau
dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di
berbagai tempat.
e. Jabatan (job) ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang
sama kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga
sama meskipun tersebar di berbagai tempat.11
Melihat dari uraian diatas bahwa spesifikasi pekerjaan maupun
tugas menjadi dasar yang penting dalam manajemen sumber daya manusia.
Spesifikasi pekerjaan diadakan untuk memudahkan penugasan, pengawasan
maupun pelatihan yang akan diberikan kepada pekerja dalam hal ini peneliti
meneliti tentang TKI. Spesifikasi pekerjaan yang tersedia untuk para TKI akan
memudahkan pemerintah maupun pihak swasta pengirim jasa tenaga kerja
maupun calon TKI sendiri untuk dapat mempersiapkan tenaga-tenaga pekerja
yang handal dan ahli di bidangnya masing-masing. Dengan demikian pekerja
Indonesia yang bekerja di luar negeri dapat lebih dihargai dan mengangkat
martabat bangsa Indonesia sendiri.
1.4.2 Teori X dan Y
Teori X dan teori Y ini diungkapkan oleh Prof.Dr.Douglas McGregor,
guru besar pada Alfred P.Sloan School of Industrial Administration,
Massachussets Institute of Technology. Teori X dan Teori Y ini dibahas
dalam buku yang berjudul “The Human side of Enterprise” yang
menggambarkan cara-cara organisasi perusahaan AS beroperasi. Model teori
McGregor tersebut bertitik pangkal pada asumsi atau anggapan yang
membedakan sifat hakiki manusia menjadi dua kelompok besar yakni
kelompok X dan kelompok Y.12
1. Malas untuk melakukan pekerjaan dan selalu menghindarkan diri,
sehingga mereka harus dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan. Mc Gregor mengungkapkan teori X dan Y
yang berkaitan dengan motivasi.
Teori X mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu:
2. Cenderung tidak menyukai pekerjaan, sehingga diperlukan sedikit
ancaman atau paksaan agar mereka mau melaksanakan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya. Bentuk motivasi yang harus dilakukan
adalah pemaksaan atau pengendalian yang ketat.
3. Lebih suka diarahkan, dituntun, dan dibimbing dalam melakukan
pekerjaan.13
Pemimpin yang ingin menggunakan teori x dalam pengembangan
sumber daya manusia yang di pimpinnya harus membuat aturan yang tegas,
arahan dan ultimatum yang tepat dengan pemberian imbalan dan hukuman
bagi para karyawan yang tidak mematuhi dan menjalankan tugas dengan
benar. Sebaliknya jika karyawan dapat menjalankan tugas sesuai dengan
12
Prawirosentono Suyadi,Model Is,e (Model Pendekatan Atas Sumber Daya Manusia Indonesia,
Jakarta: PT. Bumi Aksara,1994 hal 11
13
target, dia akan menerima imblan/hadiah yang sesuai dengan prestasi kerja
yang dicapainya.14
1. Tidak sungguh-sungguh menolak pekerjaan. Mereka akan bekerja
dengan baik asalkan diberi motivasi yang sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada.
Berlawanan dengan teori X, teori Y yang diungkapkan juga oleh
McGregor mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu;
2. Mampu melatih dirinya dan meningkatkan kemampuannya asalkan
diberikan banyak kesempatan. Mereka mampu mengendalikan diri
sendiri dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan.
3. Kemalasan dan penolakan akan tanggung jawab bukan merupakan
sifat dasar dan pembawaan manusia. Hal tersebutlebih banyak
disebabkan oleh situasi sesaat saja.
4. Mempunyai kemampuan tinggi berkreasi dan mampu menghasilkan
pekerjaan besar. Namun yang mampu digali hanya sebagian kecil
dari potensi dirinya.
Teori Y memandang bahwa manusia memiliki potensi yang positif
berlawanan dengan teori X. Teori ini dilatarbelakangi oleh sikap hidup
manusia AS, antara lain bahwa orang Amerika Serikat mempunyai sikap
bangga dan terbuka tentang hampir semua keputusan dalam hidup pribadi
14
masing-masing individu yang diambil berdasarkan prinsip kepentingan
pribadi. Namun berkat pencerahan (enlightment) diri membuat mereka saling
membantu, dan siap mengorbankan waktu maupun harta miliknya demi
kesejahteraan negara.
Menurut teori Y ini untuk memotivasi pegawai hendaknya dilakukan
dengan cara peningkatan partisipasi pegawai, kerja sama dan keterkaitan pada
keputusan. Tegasnya dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya
sasaran. Mc. Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai organisasi
bila menggantikan pengawasan dan pengarahan dengan integrasi dan kerja
sama serta pegawai ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Jenis
motivasi yang diterapkan adalah motivasi positif, sedang tipe
kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipasif.
Sikap hidup tersebut berkaitan erat dengan masa lalu bangsa Amerika
Serikat semasa dijajah oleh Inggris. Secara ekonomi bangsa Amerika Serikat
ditekan oleh kerajaan Inggris. Mereka tidak oleh memproduksi sendiri produk
manufaktur sendiri mereka harus membelinya dari Inggris saja dan
perdagangan hanya boleh dilakukan dengan Inggris dan tidak dengan negara
lain. Saat itu penjajah Inggris menyerap hampir seluruh sumber daya
Amerika Serikat. Setelah Amerika Serikat merdeka ekonominya diubah dari
merkantilisme menjadi ekonomi nasional yang liberal, dimana ekonomi
nasional di kerahkan untuk kesejahteraan rakyat.15
15
Keterkaitan teori ini dengan penelitian yang saya lakukan mengenai
perbaikan tenaga kerja Indonesia ialah motivasi seperti apa maupun
rancangan seperti apa yang di lakukan pemerintah dalam memperbaiki
kualitas tenaga kerjanya untuk dapat bersaing di tingkat Internasional yang
pada akhirnya tidak hanya menguntungkan si calon tenaga kerja secara
finansial tetapi membawa nama baik Indonesia sebagai bangsa dengan
sumber daya manusia yang profesional.
Motivasi yang dimaksud disini adalah dapat berupa fasilitas bagi warga
negara Indonesia yang ingin bekerja keluar negeri seperti pelatihan maupun
informasi-informasi yang tepat mengenai jenis pekerjaan yang sedang
membutuhkan tenaga kerja dan jenis pekerja dengan keahlian tertentu seperti
apa yang dibutuhkan agar pekerja di dalam negeri dapat mempersiapkan diri
dengan keahlian-keahlian yang dibutuhkan. Motivasi juga dapat berupa
kemudahan dalam mengurus administrasi bagi sang calon tenaga kerja agar
merasa aman dan nyaman saat bekerja di negara sang calon tenaga kerja
kehendaki.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif biasanya di pakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu
fakta atau mendeskripsikan statatistik, untuk menunjukan antarvariabel, dan ada
mendeskripsikan banyak hal.16 Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya.17 Penelitian kualitatif menggunakan observasi
terstruktur, tidak terstruktur, dan interaksi komunikatif terutama indepth
interview.18
Sebagaimana tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
penjelasan secara mendalam atas masalah penelitian, maka metode
yang digunakan adalah pedekatan kualitatif. Hal ini disebabkan metode
kualitatif memberi kesempatan ekspresi dan penjelasan lebih besar.
Penelitian kualitatif cenderung fokus pada usaha untuk mengeksplorasi
sedetail mungkin sejumlah contoh atau peristiwa yang dipandang
menarik dan mencerahkan, dengan tujuan untuk mendapatkan Penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat
apakah konsep Manajemen Sumber Daya Manusia dalam teori X dan Y yang
digunakan oleh Mc Gregor dalam pembangunan sumber daya manusia juga
berlaku dalam kebijakan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia
yang berdaya saing di dunia Internasional.
1.5.1 Jenis Penelitian
16
Bungin Burhan,Analisis Data Kualitatif,Pemahaman Filosofis dan Meteodologi Kearah Penguasaan Modal Aplikasi,Jakarta:PT.Raja Grafindo,2003.
17
Anselm Strauss,Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2003 hal 4
18
pemahaman yang mendalam, bukan luas.19 Penelitan kualitaif
dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.20
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan data
sekunder yang merupakan data primer, dimana data yang di peroleh
atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti
sebagai tangan kedua). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.
Penelitian ini akan menjelaskan secara eksploratif mengenai
kebijakan-kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam
memperbaiki kualitas tenaga kerjanya melalui motivasi-motivasi atau
kemudahan-kemudahan yang di tawarkan oleh pemerintah kepada calon
tenaga kerja agar sang calon tenaga kerja dapat bekerja dengan aman
dan nyaman di negara tempat tenaga kerja tersebut bekerja. Hal ini
dilakukan agar kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti
sebelumnya tidak terulang kembali.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
21
Dalam kaitannya dengan penelitian ini , data sekunder nantinya
akan diperoleh dari literatur buku, jurnal, atau internet maupun
penelitian-penelitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya.
19
Lisa Harrison,Metodologi Penelitian Politik,Jakarta: Kencana,2009 hal 86 20
Anselm Strauss ibid hal 4 21
1.5.3 Teknik Analisa Data
Dalam sebuah penelitian diperlukan analisa data untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam penelitian teknik analisa
yang digunakan ialah teknik analisa kualitatif, dimana penelitian yang
menggunakan teknik analisa ini menganalisa sebuah masalah sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu fenomena yang sedang
diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat jenis
motivasi seperti apa yang di keluarkan oleh pemerintah melalui
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentang pembangunan sumber
daya manusia Indonesia dalam upanyanya terhadap peningkatan
kualitas TKI demi perbaikan kesejahteraan bangsa.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mendapat suatu gambaran, penjelasan yang jelas dan lebih
terperinci serta untuk mempermudah isi, maka penelitian ini dibagi kedalam
4(empat) bab, yakni:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai latar
belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian,
BAB II : SEJARAH KETENAGAKERJAAN INDONESIA DI ARAB SAUDI
Bab ini akan menceritakan hubungan luar negeri Indonesia- Arab
Saudi, gambaran umum ketenagakerjaan Indonesia, sejarah tenaga
kerja Indonesia di luar negeri,latar belakang keberadaan TKI di
Arab Saudi serta ketenagakerjan di Arab Saudi.
BAB III : ANALISA KEBIJAKAN INDONESIA KUALITAS TENAGA KERJA INDONESIA PADA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Bab ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas
TKI pada masa pemerintahan Preside Susilo Bambang Yudhoyono
yang akan diberangkatkan ke luar negeri termasuk ke Arab Saudi.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang
diperoleh dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumya serta