• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi dan aplikasi spektrofotometri derivatif untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi dan aplikasi spektrofotometri derivatif untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berbagai sediaan obat yang terdapat di pasaran mengkombinasikan dua atau lebih zat aktif dalam satu sediaan, salah satunya adalah obat analgesik. Analgesik merupakan obat yang meredakan rasa nyeri tanpa mengakibatkan kehilangan kesadaran. Kombinasi analgesik yang banyak ditemukan adalah parasetamol dengan kofein dan NonSteroidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAIDs). Penambahan kofein bertujuan untuk meningkatkan efikasi dari analgesik (Derry, et al., 2012), sedangkan penambahan ibuprofen telah terbukti memiliki efek sinergis dengan parasetamol (Ong, et al., 2010; Tanner, et al., 2010). Sediaan kombinasi yang mengandung parasetamol, ibuprofen dan kofein terdapat dalam bentuk tablet (Kasim dan Yulia, 2011).

(2)

murah (Khoshayand, et al., 2010). Namun, analisis kuantitatif secara simultan untuk sediaan farmasi yang mengandung banyak zat aktif sulit dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri yang classic, dikarenakan adanya spektrum yang saling tumpang tindih (Hajian dan Afshari, 2012).

Spektrofotometri derivatif merupakan salah satu teknik spektrofotometri modern tingkat lanjut, karena metode ini dapat digunakan untuk penetapan kadar sediaan obat dalam bentuk kombinasi pada derivat pertama, kedua atau derivat yang lebih tinggi. Penurunan (derivatisation) dapat menyebabkan pemisahan dari spektrum yang tidak dapat dipisahkan dan dapat mengurangi gangguan (background) pada spektrum sehingga dapat memberikan informasi baik kualitatif maupun kuantitatif dari spektrum bahan penyusun yang saling overlapping dengan mengabaikan proses pemisahan atau pemurnian zat yang bertingkat-tingkat (An dan Hoang, 2009).

Para peneliti telah melakukan penelitian dengan menggunakan spektrofotometri derivatif untuk menetapkan kadar dari binary maupun ternary mixtures, yaitu dengan metode zero-crossing dan metode ratio

(3)

mengkombinasikan metode zero-crossing dengan metode ratio spectra. Metode ini umumnya lebih sering digunakan pada penetapan kadar ternary mixtures dan biasanya menghasilkan sensitifitas dan akurasi yang lebih baik (Ojeda dan Rojas, 2013).

Ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein telah ditetapkan

kadarnya dengan menggunakan spektrofotometri metode analisis multikomponen dan kombinasi derivatif double divisor-ratio spectra dengan H-Point Standard Addition Method dalam metanol dan Briton-Robinson pH 11-etanol (Hajian dan

Afshari, 2012; Kumar et al., 2012). Dapar fosfat pH 7,2 juga telah digunakan sebagai pelarut untuk menganalisis kombinasi parasetamol dan ibuprofen (Hoang, et al., 2014; Yasmeen, et al., 2013).

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan metode spektrofotometri derivatif zero-crossing dan ratio spectra zero-crossing untuk penetapan kadar ternary mixtures dari parasetamol, ibuprofen

dan kofein tanpa adanya tahap pemisahan pada sediaan tablet.

1.2Kerangka Pemikiran Penelitian

(4)

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran penelitian

1.3Perumusan Masalah

a. Apakah dapar fosfat pH 7,2 merupakan jenis pelarut terbaik jika dibandingkan dengan metanol ataupun campuran dapar fosfat pH 7,2 dan metanol pada perbandingan (90:10; 70:30; 50:50; 30:70; 90:10) untuk menetapkan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein?

λ analisis yang digunakan Derivat dan ∆λ yang digunakan Metode Ratio Spectra

(5)

b. Apakah metode spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing dapat menetapkan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein?

c. Apakah metode hasil pengembangan dari spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing yang

dilakukan dapat diaplikasikan untuk menetapkan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet?

d. Apakah metode hasil pengembangan dari spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing yang

dilakukan memenuhi syarat validasi metode?

1.4 Hipotesis

a. Dapar fosfat pH 7,2 merupakan pelarut terbaik jika dibandingkan dengan metanol maupun campuran dapar fosfat pH 7,2 dan metanol dengan perbandingan (90:10; 70:30; 50:50; 30:70; 90:10) untuk menetapkan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein

b. Metode spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing dapat menetapkan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein.

(6)

d. Metode hasil pengembangan dari spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing yang dilakukan memenuhi syarat validasi metode

1.5 Tujuan Penelitian

a. Untuk menentukan pelarut terbaik yang digunakan pada penetapan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein

b. Untuk mengaplikasikan metode spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing pada penetapan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein.

c. Untuk mengaplikasikan metode spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing pada penetapan kadar ternary mixtures parasetamol, ibuprofen dan kofein pada sediaan tablet.

d. Untuk memastikan hasil pengembangan metode spektrofotometri derivatif zero-crossing dan spektrofotometri derivatif ratio spectra zero-crossing telah

memenuhi syarat validasi metode

1.6Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Bapak/ Ibu orang tua/ wali mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang kami hormati, dalam rangka upaya meningkatkan mutu layanan kami terhadap seluruh stakeholder,

Hingga saat ini banyak pertanyaan yang muncul, baik dari diri saya sendiri maupun dari orang lain semisal “Apakah puas Divisi Migas hanya melakukan jual beli bahan peledak saja?”,

[r]

Dari hasil perhitungan incidence rates didapat bahwa terdapat 4 kasus waktu kerja yang hilang karena injuries per 200.000 manhours, 5 korban kecelakaan yang terjadi per 100

3) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi Metamorfosis Tidak Sempurna yang akan dipelajari. 4) Dengan menggunakan media pembelajaran, guru mempresentasikan

Pemilihan bahasa pemrograman menggunakan Python berdasarkan alasan bahwa bahasa pemrograman ini mirip dengan bahasa keseharian sehingga mudah dipelajari dan dipahami bagi mereka

Untuk mengorganisasi sebuah situs yang menyajikan banyak informasi, maka dibutuhkan sebuah aplikasi database, agar pengunjung situs dapat dengan mudah mencari informasi yang

Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika terutama dalam menentukan KPK dan FPB pada siswa kelas IV SDN Pasrujambe 06