Lampiran 2. Gambar daun poguntano (Picria Fel-terrae Lour.)
a
b Keterangan:
a. Gambar daun poguntano poguntano
Lampiran 3. Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Serbuk Simplisia Daun
Poguntano
Keterangan : Perbesaran 10 x 40
a. Trikoma b. Sel epidermis
c. Kristal kalsium oksalat bentuk prisma d. Stomata tipe diasitik
e. Stomata tipe anomositik
f. Berkas pembuluh angkut bentuk spiral g. Sel tetangga
a b
d
g e
c
Lampiran 4. Bagan skrining fitokimia, karakterisasi simplisia dan ekstrak
Dicuci Ditiriskan
Dikeringkan (diangin-anginkan)
Dihaluskan Daun poguntano
S i m p l i s i a
Serbuk Simplisia
Skrining Fitokimia
Pembuatan Ekstrak Karakterisasi
Simplisia
-Alkaloid -Flavonoid -Saponin -Tanin -Glikosida -Antrakuinon
-Steroid/Triterpenoid
-Pemeriksaan mikroskopik -Pemeriksaan makroskopik -Penetapan kadar air
-Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol -Penetapan kadar sari yang larut dalam air -Penetapan kadar abu total
-Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Lampiran 5. Bagan ekstraksi serbuk simplisia secara maserasi bertingkat
di maserasi dengan n-heksana
di maserasi dengan etilasetat dipekatkan
di maserasi dengan etanol dipekatkan di skrining
dipekatkan
di skrining
di skrining
Serbuk simplisia
Ampas Maserat
Ampas Maserat Ekstrak kering n-heksana*
Ampas Maserat
Ekstrak kering etilasetat* Hasil
Ekstrak kental etanol*
Hasil
Keterangan : * = Uji Sitotoksik
Lampiran 6. Perhitungan kadar air simplisia daun poguntano (Picria Fel-terrae Lour.)
Lampiran 7. Perhitungan kadar sari larut air simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 8. Perhitungan kadar sari larut etanol simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 9. Perhitungan kadar abu total simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 10. Perhitungan kadar abu tidak larut asam simplisia daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 11. Perhitungan kadar air ekstrak n-heksana daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 12. Perhitungan kadar sari larut air ekstrak n-heksana daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 13. Perhitungan kadar sari larut etanol ekstrak n-heksana daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 14. Perhitungan kadar abu total ekstrak n-heksana daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 15. Perhitungan kadar abu tidak larut asam ekstrak n-heksana daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
% Kadar abu tidak larut dalam asam = x100%
% Rata-rata kadar abu tidak larut dalam asam =
Lampiran 16. Perhitungan kadar air ekstrak etilasetat daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 17. Perhitungan kadar sari larut air ekstrak etilasetat daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 18. Perhitungan kadar sari larut etanol ekstrak etilasetat daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
% Kadar sari larut dalam etanol = x100%
Lampiran 19. Perhitungan kadar abu total ekstrak etilasetat daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 20. Perhitungan kadar abu tidak larut asam ekstrak etilasetat daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
% Kadar abu tidak larut dalam asam = x100%
% Rata-rata kadar abu tidak larut dalam asam =
Lampiran 21. Perhitungan kadar air ekstrak etanol daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 22. Perhitungan kadar sari larut air ekstrak etanol daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 23. Perhitungan kadar sari larut etanol ekstrak etanol daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 24. Perhitungan kadar abu total ekstrak etanol daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 25. Perhitungan kadar abu tidak larut asam ekstrak etanol daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)
Lampiran 26. Perhitungan persen sel hidup sel MCF-7
a. Kontrol sel dan kontrol media Absorbansi
kontrol sel
Rata-rata absorbansi kontrol sel
Absorbansi kontrol media
Rata-rata absorbansi kontrol media
Absorbansi kontrol sel dikurangi kontrol media 1.232
b. Ekstrak n-heksana daun poguntano Kadar
d. Ekstrak etanol daun poguntano
e. Doxorubicin Absorbansi
kontrol sel
Rata-rata absorbansi kontrol sel
Absorbansi kontrol media
Rata-rata absorbansi kontrol media
Lampiran 27. Perhitungan persen sel hidup sel T47D
a. Kontrol sel dan kontrol media Absorbansi
kontrol sel
Rata-rata absorbansi kontrol sel
Absorbansi kontrol media
Rata-rata absorbansi kontrol media
Absorbansi kontrol sel dikurangi kontrol media 1.059
b. Ekstrak n-heksana daun poguntano Kadar
(µg/ml) Absorbansi Absorbansi rata-rata
% sel hidup
d. Ekstrak etanol daun poguntano Kadar
(µg/ml) Absorbansi % sel hidup
Lampiran 28. Perhitungan persen sel hidup sel Vero
a. Kontrol sel dan kontrol media Absorbansi
kontrol sel
Rata-rata absorbansi kontrol sel
Absorbansi kontrol media
Rata-rata absorbansi kontrol media
Absorbansi kontrol sel dikurangi kontrol media 0.479
0.502
0.071
0.065 0.437
0.498 0.063
0.528 0.06
b. Ekstrak n-heksana daun poguntano Kadar
(µg/ml) Absorbansi Absorbansi rata-rata
% sel hidup rata-rata
31.25 0.487 0.51 0.482 0.493 98.017
62.5 0.486 0.498 0.498 0.494 98.246
125.0 0.475 0.449 0.478 0.467 92.143
250.0 0.108 0.096 0.122 0.109 10.069
Lampiran 29. Bagan pembuatan media DMEM
Dimasukkan kedalam erlenmeyer Ditambahkan 800 ml aquabidest steril
Dihomogenkan dengan menggunakan stirer magnet Diatur pH 7,2 – 7,4 (HCl 1N atau NaOH 1N) Ditambahkan aquabidest steril samapai 1 l
Dilakukan sterilisasi dengan penyaringan Ditampung dalam botol steril
Diberi identitas pada botol media Disimpan pada suhu 2 – 80 C
DMEM Sachet 2 g Hepes 2 g NaHCO3
Lampiran 30. Bagan pembuatan media kultur lengkap (MK) DMEM
Dicampur
Diberi identitas pada botol MK Disimpan pada suhu 2 – 80C
Fetal Bovine Serum (FBS)
(10%)
Penisilin- Streptomisin
(2%)
Fungizone (amphotericin
B) (0,5%)
DMEM ad 100%
Lampiran 31. Bagan penumbuhan sel
Diambil diambil dari freezer Diambil beberapa tetes
Dimasukkan kedalam konikel yg berisi DMEM Disentrifuge 6000 rpm selama 5 menit
Dibuang supernatan
Ditambahkan 4 ml MK DMEM Di resuspensi hingga homogen
Dimasukkan ke dalam flask
Ditambahkan 5 ml MK kedalam setiap flask Dihomogenkan
Diamati kondisi sel dengan mikroskop inverted Diberi identitas pada flask
Disimpan dalam inkubator CO2 Sel dalam freezer
Sel
Konikel
Lampiran 32. Bagan panen sel
Dipersiapkan dan dikondisikan
Diamati apakah sel telah konfluen 80% Dibuang MK dari flask dengan mikropipet
Dicuci sel 2x dengan PBS
Ditambahkan 400 µl trypsine-EDTA 0,25% Diinkubasi dalam inkubator CO2 selama 5 menit Ditambahkan 4 ml MK
Di resuspensi dengan mikropipet
Diamati sel dibawah mikroskop inverted
Di resuspensi kembali jika masih ada sel yang menggerombol Ditransfer sel kedalam tabung konikel
Sel, alat, dan bahan
Lampiran 33. Bagan penghitungan sel
Diambil 10µl panenan sel
Dipipetkan kedalam hemositometer Dihitung jumlah sel dibawah mikroskop
Kultur Sel
Lampiran 34. Bagan pembuatan larutan uji
Ditimbang sebanyak 50 mg Dimasukkan kedalam polytube Dilarutkan dalam 1.000 µl DMSO Di vortex
Dibuat pengenceran sampai diperoleh konsentrasi 500 µg/ml, 250 µg/ml, 125 µg/ml, 62,5 µg/ml, dan 31,25 µg/ml Ekstrak n
-heksan
Ekstrak Etilasetat
Ekstrak Etanol
Lampiran 35. Bagan pengujian sitotoksik
Ditanam pada microplate 96 sumuran dengan kepadatan 1 x 104
Diinkubasi selama 24 jam Dibuang medium
Ditambahkan medium baru Ditambahkan larutan uji Diinkubasi selama 24 jam
Dibuang media dan larutan uji setelah 24 jam Dicuci dengan PBS
Ditambahkan 100 µl MK dan 10 µl MTT (5 mg/ml) Diinkubasi selama 4-6 jam
Ditambahkan SDS (sebagai stopper) Dibungkus dengan aluminium foil Dibiarkan selama 1 malam
Dibaca serapan dengan ELISA reader pada λ 595 nm
Dihitung % sel hidup
Dihitung IC50 dengan analisa probit menggunakan SPSS 17
Sel
Absorbansi
Lampiran 36. Sel MCF-7 dan T47D di bawah mikroskop
Keterangan: a. Sel MCF-7 sebelum diberi larutan uji (perbesaran 10 x 10) b. Sel MCF-7 setelah diberi larutan uji (sel mengalami perubahan bentuk morfologi) (perbesaran 10 x 10)
Keterangan: a. Sel T47D sebelum diberi larutan uji (perbesaran 10 x 10) b. Sel T47D setelah diberi larutan uji (sel mengalami perubahan bentuk morfologi) (perbesaran 10 x 10)
Lampiran 37. Sel Vero di bawah mikroskop
Keterangan: a. Sel Vero sebelum diberi larutan uji (perbesaran 10 x 10) b. Sel Vero setelah diberi larutan uji (sel mengalami perubahan bentuk morfologi) (perbesaran 10 x 10)
Lampiran 38. Microplate -96 sumuran dan kristal formazan
Keterangan: microplate-96 sumuran yang berisi sel dan larutan uji Keterangan: a. Kristal Formazan (perbesaran 10 x 10)
ekstrak n-heksana
Kontrol media Kontrol
sel 500 µg/ml 250 µg/ml 125 µg/ml 62,5 µg/ml
31,25 µg/ml
a ekstrak
etilasetat
Lampiran 39. Hasil penentuan IC50 sel MCF7 dengan analisa probit SPSS 17
a. Ekstrak n-heksana daun poguntano
Confidence Limits
Probabil ity
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
.940 676.721 279.454 63026.633 2.830 2.446 4.800 .950 748.090 298.696 88904.222 2.874 2.475 4.949 .960 841.613 322.684 133313.51
4
2.925 2.509 5.125 .970 972.760 354.395 219643.65
1
2.988 2.549 5.342 .980 1179.26
4
400.736 427288.05 6
3.072 2.603 5.631 .990 1597.28
9
484.898 1223353.1 97
3.203 2.686 6.088 a. A heterogeneity factor is used.
b. Logarithm base = 10.
b. Ekstrak etilasetat daun poguntano
Confidence Limits
Probabilit y
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
95% Confidence Limits for log (konsentrasi ekstrak)a Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
.500 119.990 104.487 137.684 2.079 2.019 2.139 .980 1100.57
8
797.787 1692.410 3.042 2.902 3.229 .990 1476.97
2
1032.146 2390.336 3.169 3.014 3.378 a. Logarithm base = 10.
c. Ekstrak etanol daun poguntano
Confidence Limits
Probabili ty
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
95% Confidence Limits for log (konsentrasi ekstrak)b Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
.090 55.041 18.081 90.782 1.741 1.257 1.958 .990 6096.662 1882.339 135127.39
3
3.785 3.275 5.131
a. A heterogeneity factor is used. b. Logarithm base = 10.
d. Doxorubicin
Confidence Limits
Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
Lower
.020 6115.25 0
. . 3.786 . .
.030 4827.11 5
. . 3.684 . .
.040 4040.27 1
. . 3.606 . .
.050 3495.83 9
. . 3.544 . .
.060 3090.64 1
. . 3.490 . .
.070 2774.19 5
. . 3.443 . .
.080 2518.45 0
. . 3.401 . .
.090 2306.38 9
. . 3.363 . .
.100 2127.00 6
. . 3.328 . .
.150 1521.18 2
. . 3.182 . .
.900 63.888 . . 1.805 . .
a. A heterogeneity factor is used. b. Logarithm base = 10.
Lampiran 40. Hasil penentuan IC50 sel T47D dengan analisa probit SPSS 17
a. Ekstrak n-heksan daun poguntano
Confidence Limits
Probab ility
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
95% Confidence Limits for log(konsentrasi ekstrak)a Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
Lower
.010 125061.18 7
14273.985 2.918E7 5.097 4.155 7.465 .020 64746.770 8999.177 9161910.65
1
4.811 3.954 6.962
.030 42640.364 6714.397 4394429.53 9
4.630 3.827 6.643
.040 31143.173 5386.029 2528845.22 1
4.493 3.731 6.403
.050 24119.303 4501.454 1613455.49 1
4.382 3.653 6.208
.200 3466.784 1148.188 53518.436 3.540 3.060 4.729
b. Ekstrak etilasetat daun poguntano
Confidence Limits
Proba bility
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
95% Confidence Limits for log(konsentrasi ekstrak)b Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
.040 1115.009 492.491 9792.180 3.047 2.692 3.991
Confidence Limits
Probab ility
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
95% Confidence Limits for log(konsentrasi ekstrak)b Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
.960 82.875 17.986 136.018 1.918 1.255 2.134 .970 75.200 14.438 126.776 1.876 1.160 2.103 .980 66.087 10.762 115.662 1.820 1.032 2.063
.990 53.912 6.751 100.398 1.732 .829 2.002
Lampiran 41. Combination Index
I= (D)1/(Dx)1 + (D)2/(Dx)2 I = CI
Dx = konsentrasi dari satu senyawa tunggal (IC50)
(D)1 dan (D)2 = besarnya konsentrasi kedua senyawa untuk memberikan efek yang sama absorbansi tunggal
ug/ml ENDP uM Doxorubicin tunggal
15.0 0.731 0.825 0.783 25.0 0.836 0.749 0.982 kontrol sel
30.0 0.681 0.781 0.74 50.0 0.767 0.799 0.819 1.189 1.025 1.012 1.075333
45.0 0.663 0.728 0.708 100.0 0.694 0.728 0.723 kontrol media
60.0 0.559 0.588 0.592 200.0 0.625 0.702 0.617 0.14 0.15 0.159 0.150
cell viability tunggal
ug/ml ENDP rata-rata uM Doxorubicin tunggal rata-rata
absorbansi kombinasi
doxo 25
doxo
50 doxo100 doxo 200
ENDP 15.0 0.918 0.88 0.885 0.769 0.856 0.857 0.726 0.807 0.826 0.706 0.733 0.744 ug/ml 30.0 0.834 0.855 0.857 0.765 0.824 0.826 0.757 0.728 0.779 0.701 0.754 0.665 45.0 0.807 0.759 0.739 0.803 0.788 0.767 0.75 0.723 0.738 0.632 0.632 0.662 60.0 0.708 0.735 0.747 0.739 0.772 0.757 0.69 0.652 0.715 0.443 0.473 0.443
cell viability kombinasi
dox 25 dox 50 dox 100 dox 200
ENDP 15.0 83.00 78.90 79.44 66.91 76.31 76.41 62.26 71.01 73.06 60.10 63.02 64.21 ug/ml 30.0 73.93 76.20 76.41 66.47 72.85 73.06 65.61 62.48 67.99 59.56 65.29 55.67 45.0 71.01 65.83 63.67 70.58 68.96 66.69 64.85 61.94 63.56 52.11 52.11 55.35 60.0 60.32 63.23 64.53 63.67 67.23 65.61 58.37 54.27 61.07 31.69 34.93 31.69
EADP
y = -0.1682x +
81.93 Doxorubicin y = -0.1524x + 101.99
R² = 0.8752 R² = 0.9393
IC 50 = 120 µg/ml IC50 = 369 nM
Doxo
ENDP 0 25 50 100 200
0 100 76.27 69.72 61.07 53.84
15.0 68.06 80.45 73.21 68.78 62.44
30.0 63.13 75.51 70.80 65.36 60.17
60.0 46.45 62.69 65.50 57.90 32.77 doxo tunggal y = -0.1524x + 101.99
25 50 100 200
15.0 141.361 188.855 217.918 259.505 30.0 173.733 204.686 240.365 274.391 45.0 230.678 218.155 252.889 320.230 60.0 257.851 239.420 289.277 454.205
ENDP y = -0.1682x + 81.93
25 50 100 200
15.0 8.820 51.852 78.185 115.865
30.0 38.150 66.196 98.524 129.353 45.0 89.746 78.399 109.871 170.886 60.0 114.367 97.667 142.841 292.276
CI
Doxo
ENDP 25 50 100 200
15.0 1.88 0.55 0.65 0.90
30.0 0.93 0.70 0.72 0.96
45.0 0.61 0.80 0.81 0.89
Lampiran 42. Hasil penentuan IC50 sel vero dengan analisa probit SPSS 17
Confidence Limits
Probab ility
95% Confidence Limits for konsentrasi ekstrak
95% Confidence Limits for log(konsentrasi ekstrak)b Estimate
Lower Bound
Upper
Bound Estimate
.940 82.795 . . 1.918 . .
.950 79.225 . . 1.899 . .
.960 75.227 . . 1.876 . .
.970 70.586 . . 1.849 . .
.980 64.858 . . 1.812 . .
.990 56.759 . . 1.754 . .
a. A heterogeneity factor is used. b. Logarithm base = 10.
Lampiran 43. Mikroskop inverted, elisa reader dan inkubator CO2
Keterangan : Elisa reader
Keterangan : Inkubator CO2