PEMBERIAN TIPE DAN JENIS KARBOHIDRAT RANSUM TERHADAP
MODIFIKASI PEMBENTUKAN LEMAK ABDOMEN BROILER
DIETARY CARBOHYDRATE TYPE AND MODIFIES ABDOMINAL FAT DEPOSITION IN BROILER
Suhendra P., E.J. Tandi, L. Muslimin dan L. Agustina
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Suatu penelitian telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh tipe-tipe karbohidrat ransum, yang berbeda terhadap pembentukan lemak abdomen broiler. Dua tipe karbohidrat ransum (pati sebagai karbohidrat siap pakai dan polisakarida bukan pati sebagai karbohidrat serat kasar), yang terdiri dari lima jenis tepung karbohidrat telah digunakan sebagai perlakuan, masing-masing yaitu tepung Tapioca, tepung Gaplek, tepung Sagu, dan tepung Euchema cottonii, tepung Gracillaria verucosa. Sebanyak 96 ekor anak ayam. strain SUR 707 dipelihara selama 42 hari dalam 30 petak kandang terpisah. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap, data diolah dengan program komputer SPSS-versi 12, khususnya analisis ragam satu arah yang dilanjutkan dengan Uji Duncan, dan Uji T-student untuk 2 variabel bebas. Hasil penelitian memperlihatkan nilai energi karbohidrat tergantung pada komposisi ransumnya, komposisi pati maupun komposisi polisakarida bukan pati. Karbohidrat-karbohidrat pati mempunyai modifikasi pembentukan lemak abdomen yang lebih besar dibandingkan polisakarida bukan pati.
Kata kunci: Tipe-tipe dan jenis-jenis karbohidrat, lemak abdomen
ABSTRACT
An experiment was conducted to study the effect of different dietary carbohydrate types on abdominal fat deposition in broilers. Diets with two types of carbohydrates (starch as readily available carbohydrate and non-starch polysaccharide as crude fibre) at five kinds of carbohydrate meals were administered to treatments consisted Tapioca meal, Tapioca-chips meal, Sago meal, and Euchema cottonii meal, Gracillaria verucosa meal, respectively. Ninety six SUR 707 unsex 1-d old chicks, were raised until 42 days of age in 30 separated cages. Completely randomized design was used in the experiment. Data was analyzed by computer program SPSS for Windows version 12, especially for oneway anova and continued to Duncan test, and T-student comparison of two indepedent variables. The results showed that the energetic value of carbohydrates depend on the composition of the diet and the composition of the starch or non-starch, polysaccharides. carbohydrates from starch had higher modification abdominal fat than non-starch polysaccharides.
Keywords: Carbohydrate types and kinds, abdominal fat.
PENDAHULUAN
Kemajuan dalam produksi daging dan konsumsinya telah membuat perubahan-perubahan dalam permintaan tipe ayam potong (broiler). Pada awalnya
Meningkatnya kesadaran konsumen ter-hadap kualitas karkas dan meningkatnya permintaan, terhadap bagian-bagian ayam serta proses produk lanjutan, memerlukan pengetahuan khusus tentang sifat-sifat broiler selain daripada hanya terhadap kemampuan kenaikan berat badan yang cepat. Menurut hasil penelitian Leenstra (1987) bagi penjual ayam dalam bentuk karkas, perhitungan terhadap persentase karkas adalah lebih penting dibandingkan dengan berat karkasnya. Hal itu disebab-kan oleh karena adanya lemak yang dibuang pada waktu membersihkan kar-kas. Lebih lanjut dinyatakan bahwa lemak tersebut, khususnya terbanyak berada di bagian abdomen dan sangat tidak disukai oleh konsumen, karena selain dapat meng-ganggu kesehatan, juga memberi imajinasi bahwa yang disebut daging sudah harus terbebas dari lemak.
Astrup (2004) menulis artikel agar kon-sumen mewaspadai karbohidrat karena dapat menyebabkan obesitas (kegemukan) yang ditandai dengan banyaknya penim-bunan lemak. Selanjutnya dijelaskan, bahwa dugaan selama ini terhadap ko-lesterol sebagai penyebab kematian adalah anggapan yang keliru, karena pemicu sebenamya adalah karbohidrat.
Menurut Soewardi (1974), telah lama diketahui bahwa ternak ruminansia mem-punyai kemampuan dalam mencerna karbohidrat tipe serat kasar (NSP) semen-tara karbohidrat tipe siap pakai (RAC) dapat digunakan sebagai sumber energi untuk mikroorganisme rumen dalam me-manfaatkan non protein nitrogen menjadi protein.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi pembentukan lemak abdomen pada broiler melalui pemberian tipe-tipe karbohidrat sesuai jenisnya pada ransum.
MATERI DAN METODE
Sebanyak 96 ekor anak broiler jantan-betina (doc) strain SUR 707 diletakkan secara acak ke dalam 30 petak kandang terpisah, dan diberi perlakuan iso-calorie yaitu RAC terdiri dari R1 = diberi 9% tepung Tapioka, R2 = diberi 9% tepung Gaplek, R3 diberi 9% tepung Sagu, dan NSP terdiri dari N, = diberi 4,5% diberi tepung Euchema cottonii, dan N2 = diberi 4,5% tepung Gracillaria verucosa. Semua petak kandang terbuat dari besi dengan dinding dan lantai dari kawat ram.
Penelitian berlangsung selama 42 hari pada musim pancaroba, yaitu peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (bulan Maret – April 2007). Ransom dan air minum diberikan secara ad libitum setiap hari, pencegahan penyakit meng-gunakan antisep; 2X vaksinasi ND (strain HBI dan strain Lasota) dengan disertai pemberian Vita-Stress pada setiap kali vaksinasi.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 6 ulangan, masing-masing ulangan ditem-pati oleh 3 ekor broiler. Pembentukan lemak dianalisis melalui berat lemak abdomen, yang dihitung persentasenya terhadap berat karkas, dalam rumus (Waskito, 1983):
Sedangkan untuk menganalisis modifikasi pembentukan lemak abdomen tersebut dilakukan analisis energi ransum dan analisis energi lemak abdomen dengan
% 100 x ransum Energi
x ransum Konsumsi
lemak Energi lemak x Berat
lemak n pembentuka energi
Efisiensi =
Semua data hasil perhitungan diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows Version 12 sesuai Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Selanjutnya, untuk membanding-kan hasil modifikasi pem-bentumembanding-kan lemak abdomen perlakuan tipe RAC dan per-lakuan tipe NSP dilakukan Uji t-student
untuk 2 variabel bebas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian memperlihatkan rata-rata berat lemak abdomen, berat karkas, dan persentase karkas dari masing-masing perlakuan sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-rata berat lemak, berat karkas, dan persentase lemak menurut jenis karbohidrat
Jenis karbohidrat pati siap pakai (RAC)
Parameter Kontrol RI R2 R3 Rataan SEM
Berat lemak (g) 30,00- 36,67a 30,17- 30,00- 32,28 2,20 Berat karkas (g) 1045,0- 1082,5- b 933,3` 1063,3- b 1026,37 0,05 Persentase lemak 2,87 3,39 3,23 2,82 3,15 0,17
Jenis polisakarida bukan pati (NSP)
Parameter Kontrol NI N2 Rataan SEM
Berat lemak (g) 26,17- 14,17- 24,67- 19,42 5,25 Berat karkas (g) 1023,3- 981,7' 1028,3- 1005,01 0,02
Persentase lemak 2,56 1,44 2,40 19,32 0,48
Keterangan : Angka dalam baris yang sama dengan superskrip huruf yang berbeda berarti berbeda nyata (P < 0,05).
Hasil uji F analisis keragaman pada Tabel 1 untuk berat lemak perlakuan RAC, tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata di antara semua perlakuan. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa yang paling rendah adalah kontrol = R0 dan tertinggi adalah tepung tapioka = R1. Hasil ini mem-perlihatkan bahwa RAC yang berasal dari ubi kayu cenderung membentuk banyak lemak. Sebaliknya dengan berat karkas, bahan ubi kayu cenderung menghasilkan karkas yang lebih rendah dibanding tepung Sagu. Hal tersebut disebabkan karena tepung sagu mempunyai kadar protein dan metionin lebih tinggi di-bandingkan ubi kayu yang penting bagi
perkembangan otot (Purnawarman, 2000).
Dengan demikian, tinggi rendahnya berat lemak abdomen yang dihasilkan menjadi sejalan dengan tinggi rendahnya berat karkas. Sebagaimana yang dinyatakan Leenstra (1987), berat karkas tidak se-penuhnya menentukan kuantitas produk karena banyak lemak abdomen juga turut mempengaruhinya. Mendes (2004)
me-nyatakan bahwa level energi ransum juga menentukan banyaknya lemak abdomen. Dengan pemberian ransum iso calorie dalam penelitian ini, membuktikan bahwa hasil perbedaan lemak abdomen se-penuhnya disebabkan oleh tipe dan jenis karbohidrat.
Tabel 2. Pembandingan rata-rata berat lemak abdomen, berat karkas, persentase lemak abdomen, dan efisiensi energi pembentuk lemak abdomen, antara RAC dan NSP.
P E R L A K U A N
Berat Lemak Berat karkas Persentase lemak Ef. Pembntk.lemak Ulangan
RAC NSP RAC NSP RAC NSP RAC NSP
1 15 5 1.100 790 1,36 0,63 0,009 0,003
2 15 15 1.020 1.070 1,47 1,40 0,009 0,008
3 75 15 1.015 950 7,39 1,58 0,044 0,008
4 35 10 1.230 1.100 2,85 0,91 0,033 0,006
5 40 25 1.160 1.000 3,45 2,50 0,041 0,014
6 40 15 970 980 4,12 1,53 0,040 0,008
7 30 35 910 1.100 3,30 3,18 0,018 0,020
8 20 5 920 1.100 2,17 0,46 0,012 0,003
9 35 45 980 1.180 3,57 3,81 0,021 0,026
10 26 28 770 910 3,38 3,08 0,016 0,016
11 40 30 1.060 1.080 3,77 2,78 0,023 0,018
12 30 5 960 800 3,13 0,63 0,019 0,003
13 30 - 1.200 - 2,50 - 0,017 -
14 5 - 990 - 0,51 - 0,003 -
15 25 - 890 - 2,81 - 0,014 -
16 40 - 1.160 - 3,45 - 0,022 -
17 40 - 1.100 - 3,64 - 0,023 -
18 40 - 1.040 - 3,85 - 0,023 -
Jumlah 580 233 18.475 12.060 56,72 22,49 0,387 0,133 Rataan 32,28 19,42 1.026,39 1.005,0 3,15 1,87 0,022 0,011
SEM 3,522 3,778 28,00 35,73 0,34 0,33 0,003 0,002
Distrib.F 0,021 0,700 0,035 0,861
Keterangan : Hasil uji t-student berdasarkan distribusi F untuk P = 0,01.
Hasil pembandingan rata-rata berat lemak, berat karkas, dan persentase lemak antara tipe karbohidrat, terlihat pada Tabel 2. Uji t-student pada berat lemak abdomen, persentase lemak abdomen, dan efisiensi energi dalam modifikasi pembentukan lemak abdomen memperlihatkan adanya perbedaan yang sangat nyata antara tipe
karbohidrat RAC dengan tipe karbohidrat NSP. Hanya pembandingan berat karkas perlakuan tipe RAC dengan perlakuan tipe NSP yang tidak memperlihatkan perbe-daan nyata.
abdomen dan persentase lemak abdomen yang rendah. Sehubungan dengan efisiensi energi dalam pembentukan lemak abdo-mennya yang sangat tidak efisien, maka energi tersebut kemungkinan lebih efisien menjurus pada pembentukan karkas. Jadi jelas bahwa komposisi ransum dan komposisi karbohidrat sangat mempe-ngaruhi pembentukan lemak abdomen. Hasil ini sejalan dengan pendapat Harborne (1987 dalam Hartati dan Titik, 2003) yang menyatakan bahwa kadar pati dan serat kasar bahan meng-hasilkan nilai energi yang berbeda.
KESIMPULAN
1. Tipe dan jenis karbohidrat sangat menentukan pembentukan lemak ab-domen, yang pada akhirnya akan mempengaruhi berat karkas.
2. Karbohidrat-karbohidrat dalam bentuk pati mempunyai modifikasi pemben-tukan lemak abdomen yang lebih besar dibandingkan polisakarida bukan pati. 3. Tepung ubi kayu cenderung meng-hasilkan lemak abdomen yang lebih banyak dibandingkan tepung sagu. 4. NSP berupa rumput laut (Euchema
cottonii dan Gracillaria verucosa) cenderung menghasilkan lemak abdo-men yang rendah dibandingkan tepung yang berasal dari RAC.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi. Depkes RI, Penerbit Bhratara. Djakarta.
Astrup, A. 2004. Benefits of a high protein diet. Meat Processing Global. July/August. p: 34-36. [Diakses dari situs http://www.meatnews.com]
Hartati, N.S., dan Titik, K.P. 2003. Analisis kadar pati dan serat kasar tepung beberapa kultivar talas (Colocasia esculents L. Schott).
Jurnal Natur Indonesia. 6(1): 29 – 33.
Leenstra, F.R. 1987. Fat Deposition in a Broiler Sire Strain. Wageningen Dis-sertation. No. 1142. Netherlands.
Mendes, A., A.Oliveira, E.G. de Garcia, R.G. Moreira, J.Garcia, M. Almeida. Effect of dietary energy on performance, carcass yield and abdominal fat of broiler chickens. Revista Brasileira de zootecnia. Vol.33 (supplement 3): 2300 – 2307.
Purnawarman, T. 2000. Manajemen produksi dan permasalahannya. Makalah disampaikan pada seminar Teknik Peternakan Ayam Petelur. Meeting Nasional Divisi veteriner. PT. Sumber Firma Bandung, tgl 16 – 22 April 2000.
Rasyaf, M. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sibald, I.R. 1979. A new technique for estimating the ME content of feeds For poultry. In Standardization of Analytical Methodology for Feeds. Proceedings of a workshop held in Ottawa, Canada.
Soewardi, B. 1974. Gizi Ruminansia (bagian 1). Departemen Ilmu Makanan Temak. Fakultas Peter-nakan IPB. Bogor.