• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penelitian Pengaruh Ibadah Haji

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Penelitian Pengaruh Ibadah Haji"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Penelitian Pengaruh Ibadah Haji dan Umrah Dalam Budaya Masyarakat Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah globalisasi dan dinamika lokal

Disusun Oleh :

Fiyan Febryantara 155120400111014

Sanie Triphanie Sobeukum 155120400111036

Muhammad Lukman F 155120400111039

Anggie Ernanda Kholis 155120400111042

Rosti Mei Juhana 155120401111053

Megawati Asteo 155120401111058

Dosen Pengampu

Muhaimin Zulhair A, S.IP., MA

Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Brawijaya Malang

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ibadah Haji dan Umrah Dalam Budaya Masyarakat Indonesia”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Hubungan Internasional.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya laporan penelitian ini.

Semoga laporan penelitian ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...3

BAB I...4

1.1. Latar Belakang...4

1.2. Rumusan Masalah...9

1.3. Tujuan Penulisan...9

1.4. Manfaat Penelitian...9

BAB II...11

Konseptualisasi...11

2.1...11

Definisi Konseptual: The 5 Scapes Of Appadurai...11

BAB III...17

Metode Penelitian...17

3.1. Jenis Penelitian...17

3.2. Ruang Lingkup Penelitian...17

3.3. Teknik Pengumpulan Data...17

BAB IV...19

Gambaran Umum Objek Penelitian...19

BAB V...20

Pembahasan dan Analisa Temuan (Findings)...20

5.1 Hasil Wawancara dengan BMA Alatas Wisata...20

5.2 Hasil Kuisioner...22

BAB VI...25

Penutup...25

5.1 Kesimpulan...25

5.2. Saran...26

(4)

BAB I

melaksanakan ibadah ini. Dengan berkembangnya zaman, khususnya di tengah arus globalisasi jarak tidak lagi menjadi masalah. Kemudahan-kemudahan untuk terhubung dengan tempat yang jauh membuat ibadah di tanah suci semakin diminati oleh masyarakat. Dengan segala perkembangan dan kemudahan yang tercipta, saat ini ibadah ke tanah suci telah memiliki pasarnya sendiri di tengah-tengah masyarakat.

Pasar yang semakin berkembang ini tidak hanya menawarkan untuk memfasilitasi ibadah di tanah suci, namun juga wisata-wisata religi yang semakin menarik minat masyarakat. Menariknya, pasar ini tidak mengenal agama tertentu. Semua agama memiliki pasarnya sendiri dalam wisata religi. Agama Kristen memiliki pasar wisata religi ke Yerusalem, agama Katolik memiliki pasar wisata religi ke Vatikan, agama Hindu memiliki pasar wisata di India, dan agama Islam memiliki pasar wisata di Mekkah.

1.1.1. Haji dan Umrah

Umrah dan Haji merupakan ibadah dalam syariat Islam yang keduanya merupakan ibadah wajib, walaupun ada yang mengatakan bahwa umrah adalah ibadah sunnah. Kewajiban ini mengikat bagi setiap muslim yang mampu dan dilaksanakan sekali dalam seumur hidup. Ibadah haji sendiri adalah penyempurna keislaman seseorang.

Kedatangan jamaah haji atau umrah bagi pemerintah Arab Saudi adalah sebuah nilai ekonomi yang menjanjikan. Ibadah haji dan umrah masuk kategori wisata yang menyumbang 3.5% APBD Arab Saudi yaitu senilai 22 miliar US$.1

(5)

https://tirto.id/usaha-arab-saudi-menyedot-riyal-dari-umrah-Memang tidak sebesar pendapatan dari hasil penjualan minyak yang mencapai 40%, namun kemerosotan harga minyak dunia membuat Arab Saudi defisit anggaran sebesar 100 miliar US$ pada 2015.2 Untuk membuat sektor pariwisata agar mampu mendongkrak perekonomian negaranya, pemerintah Arab Saudi kemudian melakukan langkah - langkah yang diharapkan mampu menarik lebih banyak turis untuk beribadah haji dan umrah atau berwisata reliji.3 Salah satunya dengan renovasi sejumlah situs sejarah dengan menghabiskan dana 13 juta US$.4

Selain merupakan ladang bisnis bagi pemerintah Arab Saudi, ibadah haji dan umrah juga merupakan ladang bisnis bagi pengusaha agen travel atau biro perjalanan haji dan umrah di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik sesuai dengan sensus 10 tahunan, pada 2010 tercatat bahwa 87% penduduk Indonesia beragama muslim.5 Walaupun jumlahnya terus berkurang dari tahun ke tahun, namun jumlah 200 juta jiwa bukan hal yang dapat diremehkan bagi penyedia layanan travel haji dan umrah.

Pada zaman dulu untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah, perjalanan menuju tanah suci harus menggunakan jalur laut. Penggunaan kapal untuk melakukan Ibadah Haji memakan waktu antara 2 hingga 6 bulan.6. Dengan kemudahan akses menuju tanah suci yang kini dapat ditempuh dengan pesawat terbang, kemudian membuat peminat ibadah haji dan umrah semakin meingkat.

dan-haji-bKL8

2 Akhmad Muawal Hasan, "Usaha Arab Saudi Menyedot Riyal dari Umrah dan Haji", Tirto.id, 14 September 2016, diakses pada 25 Mei 2017, https://tirto.id/usaha-arab-saudi-menyedot-riyal-dari-umrah-dan-haji-bKL8

3 Akhmad Muawal Hasan, "Usaha Arab Saudi Menyedot Riyal dari Umrah dan Haji", Tirto.id, 14 September 2016, diakses pada 25 Mei 2017, https://tirto.id/usaha-arab-saudi-menyedot-riyal-dari-umrah-dan-haji-bKL8

4 Akhmad Muawal Hasan, "Usaha Arab Saudi Menyedot Riyal dari Umrah dan Haji", Tirto.id, 14 September 2016, diakses pada 25 Mei 2017, https://tirto.id/usaha-arab-saudi-menyedot-riyal-dari-umrah-dan-haji-bKL8

5 Badan Pusat Statistik, "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut berdasarkan sensus penduduk 2010"."

6Sejarah Perjalanan Haji Indonesia sejak abad-16. Diakses 27 Mei 2017.

(6)

1.1.2. Budaya Haji di Indonesia

Pada tahun 2013 Pemerintah Arab Saudi mengurangi kuota jamaah haji Indonesia sebesar 20% akibat dari perenovasian Masjidil Haram.7 Akibatnya kuota haji Indonesia pada tahun 2014, 2015, dan 2016 turun menjadi 168.800 jamaah.8 Namun pada tahun 2017 kuota haji Indonesia menjadi normal kembali yaitu 211.100 jamaah.9 Penambahan kuota haji tersebut berawal dari pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Deputi Kerajaan Arab Saudi di Guangzhou pada September 2016 yang kemudian dilanjutkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.10

Dengan peminat ibadah haji yang tinggi rata - rata nasional daftar tunggu haji dapat mencapai 17 tahun, bahkan di Kabupaten Sidenreng Rapang, Sulawesi Selatan daftar tunggunya mencapai 41 tahun.11

Untuk menjalankan ibadah haji seseorang membutuhkan biaya sebesar Rp. 31.000.000 hingga Rp.39.000.000.12 Biaya tersebut adalah haji biasa dengan daftar tunggu yang lama. Sedangkan untuk Haji Plus tanpa daftar tunggu, estimasi biayanya adalah lebih dari Rp.150.000.000.13 Kemudian untuk ibadah umrah jumlah biaya yang harus dikeluarkan adalah mulai dari Rp.18.000.000. Tentu biaya tersebut tidak dapat dijangkau oleh semua muslim di Indonesia.

7 Kementrian Agama Republik Indonesia, "Kuota Haji Indonesia tahun 2017 Bertambah 52.200",

Kemenagri. 11 Januari 2017, diakses pada 20 Mei 2017, https://www.kemenag.go.id/berita/443667/kuota-haji-indonesia-tahun-2017-bertambah-52-200

8 Kementrian Agama Republik Indonesia, "Kuota Haji Indonesia tahun 2017 Bertambah 52.200",

Kemenagri. 11 Januari 2017, diakses pada 20 Mei 2017, https://www.kemenag.go.id/berita/443667/kuota-haji-indonesia-tahun-2017-bertambah-52-200

9 Rakhmatulloh, "Kuota Haji Indonesia Tahun 2017 Sebanyak 221 Ribu", Sindonews, 11 Januari 2017, diakses pada 20 Mei 2017, https://nasional.sindonews.com/read/1170091/15/kuota-haji-indonesia-tahun-2017-sebanyak-221-ribu-orang-1484134809

10 Rakhmatulloh, "Kuota Haji Indonesia Tahun 2017 Sebanyak 221 Ribu", Sindonews, 11 Januari 2017, diakses pada 20 Mei 2017, https://nasional.sindonews.com/read/1170091/15/kuota-haji-indonesia-tahun-2017-sebanyak-221-ribu-orang-1484134809

11 Nabilla Tashandra, "Lamanya Daftar Tunggu Haji dan Usulan Mengurangi Jumlah Jemaah Lansia",

Kompas, 17 Januari 2017, diakses pada 25 Mei 2017,

http://nasional.kompas.com/read/2017/01/17/10112241/lamanya.daftar.tunggu.haji.dan.usulan.mengurang i.jumlah.jemaah.lansia

12 Danang Firmanto, "Ini Daftar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2016, Tempo.co, 25 Mei 2016, diakses pada 28 Mei 2017, https://m.tempo.co/read/news/2016/05/25/173773871/ini-daftar-biaya-penyelenggaraan-ibadah-haji-2016

(7)

Sehingga biasanya seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji atau umrah memiliki status sosial yang berbeda dari orang yang belum melaksanakannya. Di lingkungannya, mereka sering dipanggil pak haji atau bu hajjah atau abah, atau juga umi.

Di Indonesia pada umumnya seseorang yang telah melaksanakan ibadah Haji akan menambahkan gelar Haji atau Hajah pada namanya. Bahkan ada sebagian orang yang dengan sengaja menambahkan gelar Haji di depan namanya untuk penulisan dalam dokumen atau surat-surat penting dengan berbagai alasan, diantaranya ada yang mengatakan itu merupakan Syiar, supaya orang tertarik untuk segera mengikuti menunaikan ibadah haji.14 Ada pula yang beralasan bahwa ibadah Haji memerlukan biaya besar sehingga akan rugi jika tidak memakai gelar haji, karena jaman dulu masih sedikit orang yang mampu menunaikan ibadah haji. Gelar haji sendiri muncul pada 645 Hijriah, beberapa abad setelah wafatnya Rasulullah SAW.

Di Indonesia gelar haji baru muncul pada Kerajaan Islam Nusantara.15 Menurut sejarah, pemeluk agama Islam yang pertama kali adalah penguasa Kerajaan Galuh (1357-1371) yang bernama Bratalegawa.16 Bratalegawa masuk Islam dan melaksanakan ibadah haji saat berdagang ke Gujarat dan menikah dengan seorang muslimah bernama Farhana binti Muhammad. Sebagai orang pertama yang menunaikan ibadah haji, Bratalegawa kemudian dikenal dengan sebutan Haji Purwa.17 Kemudian pada saat masa Pemerintahan Hindia Belanda, pihak Pemerintah Belanda membatasi gerak - gerik orang - orang yang memiliki gelar haji. Hal itu disebabkan karena pada saat itu mayoritas orang yang pulang dari haji adalah orang - orang yang akan melakukan perubahan besar.18 Contohnya adalah Muhammad Darwis atau yang dikenal dengan Kyai Haji

14 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/ 15 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/ 16 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/ 17 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

(8)

Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah selepas melaksanakan ibadah haji.19 Begitu pula dengan KH. Hasyim Asyari yang mendirikan Nahdlatul Ulama, Smanhudi yang mendirikan Sarekat Dagang Islam, serta Cokroaminoto yang mendirikan Sarekat Islam.20 Oleh karena itu pemerintah Belanda mengharuskan kepada orang - orang yang telah pergi haji untuk menambahkan gelar haji pada namanya agar gerak - geriknya mudah diawasi.

1.1.3. Budaya Umrah di Indonesia

Daftar tunggu pemberangkatan jamaah haji Indonesia yang sangat lama kemudian membuat peminat ibadah umrah semakin banyak. Pada tahun 2016 Kementrian Agama Republik Indonesia mengeluarkan visa umrah sebanyak 6.393.464. Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Mesir dengan 1.303.067 visa dan Pakistan dengan 99.337 visa.21 Dengan jumlah ini maka penyedia layanan jasa untuk umrah semakin menjamur di Indonesia. Terdapat 690 agen travel perjalanan haji maupun umrah yang resmi berdasarkan data dari Kementrian Agama Republik Indonesia. Namun banyak pula agen perjalanan yang belum memiliki ijin resmi, yang kemudian menimbulkan masalah baru seperti kasus penipuan. Pada tahun 2016, 8 agen perjalanan haji terlibat dalam pemberangkatan 17 I ke Filipina untuk menunaikan ibadah haji dengan memakai paspor palsu dari Filipina. Kementrian Agama Republik Indonesia memastikan bahwa ke-8 agen yang terdiri dari perusahaan dan kelompok bimbingan ibadah haji adalah agen - agen ilegal.22 Walaupun begitu ada pula travel yang telah memiliki ijin resmi namun dalam kegiatannya ditemukan masalah mengenai pemberangkatan ibadah haji atau umrah. Calon jamaah umrah yang berangkat

18 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/ 19 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/ 20 Anwar Hasan, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017,

http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/ 21 Faisal Assegaf, "Jumlah Jamaah Umrah di Indonesia Tahun Ini Terbanyak Ketiga", Albalad.co, 26 Juni 2016, diakses pada 28 Mei 207, http://albalad.co/kabar/2016A6148/jumlah-jamaah-umrah-indonesia-tahun-ini-terbanyak-ketiga/

(9)

melalui agen First Travel memadati kantor agen tersebut karena jadwal umrahnya tertunda 2 kali tanpa ada.23 Padahal First Travel adalah agen yang memiliki ijin resmi dan di tahun – tahun sebelumnya tidak memiliki masalah pada pemberangkatan ibadah umrah.24

Jika pada zaman kolonial orang bergelar haji identik dengan orang – orang terpelajar maka di zaman sekarang orang – orang bergelar haji merupakan orang – orang dengan status sosial yang patut diperhitungkan. Karena biaya haji yang tinggi sehingga orang yang memiliki gelar haji biasanya adalah orang – orang dengan tingkat sosial menengah keatas. Kemudian orang – orang yang telah melaksanakan ibadah haji ataupun umrah memiliki perubahan penampilan dan perilaku. Dengan kondisi sosial yang seperti ini kemudian banyak muncul agen penyedia layanan perjalanan haji dan umrah yang menawarkan paket perjalanan dengan biaya ‘miring’. Dengan jumlah agen yang banyak, harga paket perjalanan menjadi lebih murah sehingga peminat perjalanan wisata reliji ini semakin meningkat. Di Indonesia, kini ibadah haji ataupun umrah bukan lagi sebagai pemenuhan kebutuhan rohani saja, namun juga untuk mengikuti trend ‘kekinian’. Selain itu jamaahnya bukan dari orang dewasa saja, namun remaja dan anak – anak juga banyak dijumpai melakukan ibadah haji atau umrah bersama orangtuanya. Akibatnya dengan niatan yang tidak sepenuhnya digunakan untuk melaksanakan ibadah banyak terjadi aksi selfie di depan ka’bah yang justru mengganggu jamaan lain. Banyak para ulama dan jamaah lain yang kecewa dan mengecam perilaku selfie berlebihan dari para jamaah haji maupun umrah. Hingga Pemerintah Saudi akhirnya turun tangan dengan mengeluarkan larangan kepada seluruh jemaat yang melaksanakan ibadah haji untuk melakukan selfie di depan ka'bah. Budaya selfie di depan ka’bah adalah hal baru yang juga timbul akibat inovasi di bidang teknologi dan sosial media. Hal-hal inilah yang kemudian ingin penulis jelaskan pada penelitian ini.

23 Parastiti Kharisma Putri, "Calon Jemaah Umrah Kembali Datangi Kantor First Travel", Detik News, 22 Mei 2017, diakses pada 28 Mei 2017, https://news.detik.com/berita/d-3508017/calon-jemaah-umrah-kembali-datangi-kantor-first-travel

(10)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah

a) Bagaimana pengaruh ibadah haji dan umrah dalam budaya masyarakat Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari penelitian ini adalah

a) Untuk mengetahui pengaruh ibadah haji dan umrah dalam budaya masyarakat Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dari segi akademik dan praktis.

1.4.1. Manfaat Akademis

a. Sebagai bahan kajian dalam membangun pemikiran pengembangan ilmu Hubungan Internasional khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

b. Memberikan sumber informasi bagi peneliti berikutnya yang berminat pada penelitian dengan materi yang sejenis.

c. Sebagai bekal wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan belajar menganalisis permasalahan yang ada.

1.4.2. Manfaat Praktis

(11)

BAB II

Konseptualisasi

2.1

Definisi Konseptual: The 5 Scapes Of Appadurai

Dalam menganalisis hubungan Pengaruh budaya Haji dan Umrah di Indonesia dengan Mata Kuliah Globalisasi dan Dinamika Lokal maka kami menggunakan konsep globalisasi dari Arjun Appadurai. Dalam konsep tersebut globalisasi melahirkan suatu tatanan ruang global yang memunculkan ruang yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan tetap berkesinambungan. Arjun Appadurai menjelaskan bahwa globalisasi dalam prosesnya bergerak melalui lima scape, yakni terdiri dari ethnoscape,

mediascape, technoscape, financescape, dan ideoscape.25

Yang pertama ialah ethoscape yaitu sebuah dimensi pergerakan demografi manusia atau perpindahan yang dilakukan manusia, seperti contohnya adalah imigran, turis, pengungsi dan lain sebagainya. Dengan adanya perpindahan individu ataupun kelompok dari satu tempat ke tempat lainnya membuat terjadinya pertukaran, akulturasi kebudayaan atau bahkan melahirkan budaya baru, dan perpindahan yang dilakukan manusia tersebut dapat menyebarkan globalisasi sehingga orang-orang yang tinggal di tempat yang mereka datangi tersebut pun akan mulai terkena pengaruh globalisasi.

Kedua ialah mediascape yaitu sebuah ruang penyebaran globalisasi melalui media massa, yang mana mediascape merujuk pada distribusi kemampuan elektronik untuk memproduksi dan menyebarkan informasi melalui media-media yang ada seperti surat kabar, majalah, internet, stasiun televisi. Pada saat ini setiap manusia dapat mendapatkan dan melihat informasi dari belahan dunia lain dengan cepat mengenai adanya globalisasi. Di dalam mediascape, media dimiliki oleh individu atau kelompok berkepentingan ataupun pihak lainnya. Dengan adanya kepemilikan media juga mereka dapat membentuk frame atau pandangan publik sesuai dengan kepentingan pemilik melalui media yang mereka kuasai,

(12)

Ketiga adalah technoscape yaitu penyebaran globalisasi terjadi karena adanya kemajuan–kemajuan teknologi yang mendukung proses penyebaran informasi. Dimana kita bisa mendapatkan informasi dari tempat lain dengan mudah dan cepat. Dengan adanya perkembangan teknologi, membuat adanya ketergantungan antar negara, dan juga membuat teknologi tersebut melewati batas negara dan membuat pergerakan globalisasi semakin pesat.

Keempat adalah financescape yaitu ruang perkembangan globalisasi melalui arus keuangan yang melintasi batas-batas wilayah negara. Ekonomi global dapat memudahkan dan mempercepat adanya perpindahan uang melalui adanya transfer modal, investasi atau perpindahan modal lainnya dari suatu negara ke negara lainnya. Adanya financescape membuat perpindahan uang maupun modal menjadi lebih cepat.

Kelima yaitu Ideoscape ruang pergerakan mengenai ideologi politik yang berkembang pesat dengan adanya Globalisasi, yang mana bentuk dari ideoscape sendiri yakni seperti perkembangan pemikiran atau pandangan ideologis terhadap suatu hal. Ideoscape juga menjelaskan mengenai hubungan antara perkembangan ideologi dengan pergerakan politik yang ada di negara-negara. Dan bagaimana suatu pandangan maupun pemikiran umum terbentuk melalui adanya nilai – nilai yang berkembang. Dapat kita lihat contoh dari adanya Ideoscape yaitu perkembangan dan penyebaran Ideologi Liberal dan nilai – nilai kebebasan individunya yang banyak dianut oleh banyak negara saat ini maupun nilai – nilai dari Ideologi Sosialis tentang keadilan sosial manusia yang terus berkembang di kalangan akademisi maupun masyarakat kelas bawah dengan melihat keadaan ekonomi dunia yang semakin buruk di banyak negara. Penyebaran itu pun tak terlepas dari pesatnya perkembangan Globalisasi26.

2.1.1 Technoscape

Dalam penelitian mengenai Pengaruh Budaya Haji dan Umrah di Indonesia, penulis menjelaskan menggunakan konsep Technoscape dari Arjun Appadurai. Dalam hal ini banyaknya Biro Perjalanan Haji dan Umroh juga tidak terlepas dari adanya kemajuan teknologi. Khusunya kemajuan teknologi di bidang Transportasi. Kemajuan Teknologi dalam bidang Transportasi memudahkan masyarakat untuk melakukan

(13)

Ibadah Haji maupun Umrah. Dalam perkembanganya kemajuan dalam hal Transportasi udara banyak memudahkan mobilisasi masyarakat yang hendak melakukan perjalanan dari Indonesia menuju Arab Saudi dengan cepat dan nyaman.

Jika kita melihat sebelum adanya Jika kita melihat sebelum adanya kemajuan di bidang Transportasi udara, Jamaah Haji yang berasal dari Indonesia melakukan

perjalanan menuju Arab Saudi melaui jalur laut dan jalur darat, pada umumnya, masyarakat Indonesia pada zaman dahulu cenderung menggunakan jalur laut.

Keberangkatan Jamaah Haji dari Indonesia dimulai sekitar abad ke-16. Pada zaman itu penggunaan kapal untuk melakukan Ibadah Haji memakan waktu antara 2 hingga 6 bulan.27

Selain lebih lamanya waktu perjalanan daripada waktu Ibadah, penggunaan kapal juga membutuhkan perbekalan yang cukup untuk bertahan hidup selama

perjalanan yang melalui jalur laut hal ini dikarenakan perjalanan melalui jalur laut juga memakan banyaknya tenaga, banyak dari calon Jamaah Haji yang meninggal dalam perjalanan akibat kekurangan sumber energi dan faktor usia calon Jamaah yang sudah lanjut usia.28

Adanya kemajuan teknologi dalam bidang transportasi udara dinilai sangat memudahkan masyarakat yang hendak melakukan Ibadah Haji dan Umrah. Selain dari kemajuannya hal ini juga lebih efesien dan lebih mempersingkat waktu serta tenaga.

2.1.2. Ideoscape

Pengaruh Budaya Haji dan Umroh di Indonesia juga bisa kita analisis

menggunakan konsep Ideoscape. Hal ini dikarenakan banyak responden yang menilai bahwasanya Haji maupun Umroh pada saat ini tidak hanya untuk kebutuhan Rohani, namun karena mengikuti trend serta guna menaikan status sosial.

Jika kita lihat melalui konsep Ideoscape, memang masyarakat secara umum memandang orang yang telah melakukan perjalanan Ibadah Haji maupun Umroh 27Sejarah Perjalanan Haji Indonesia sejak abad-16. Diakses 27 Mei 2017.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/09/12/sejarah-perjalanan-haji-indonesia-sejak-abad-16

(14)

memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Agama serta jauh jarak dan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan Ibadah Haji dan Umroh yang membuat banyak orang menilai bahwa status orang yang telah melakukan Ibadah Haji dan Umroh lebih tinggi baik secara religi, sosial maupun ekonomi.

Pemahaman seperti diatas jika kita lihat terbentuk melalui nilai – nilai yang berkembang pada lapisan masyarakat pada umumnya. Nilai – nilai diatas terbentuk melalui konstruksi yang berkembang dari waktu ke waktu, jika kita menilik sejarah Haji dan Umroh di Indonesia, kesulitan dan lamanya waktu yang di butuhkan untuk

melakukan Ibadah Haji dan Umroh membuat hanya orang – orang yang berniat sungguh – sungguh untuk melakukannya yang dapat melaksanakan Ibadah Haji dan Umroh, sehingga pemahaman seperti ini yang berkembang terus menerus membuat Masyarakat pada umumnya menilai orang yang sudah melakukan Ibadah Haji dan Umroh memiliki status yang lebih tinggi.29

Namun pada perkembangannya Ibadah Haji dan Umroh banyak disalah gunakan hanya untuk menaikan status sosial dan untuk tujuan Pribadi, pada saat ini kita sering melihat banyak dari Jamaah Haji dan Umroh yang lebih mementingkan untuk

mempublikasi keberadaan mereka di Tanah Suci, dalam sudut pandang Agama Islam Hal ini merupakan bentuk dari Riya’ yaitu menyombongkan sesuatu bentuk kelebihan yang mereka miliki yang belum tentu mampu dilakukan orang lainnya, dan seringkali lebih menyibukan diri dengan kegiatan foto – memfoto daripada kegiatan

beribadahnya.30

Ketika kita membahas Ideoscape maka tentunya tidak terlepas tentang sudut pandang politis, dalam sudut pandang politik Haji dan Umroh tentunya menjadi alat guna meningkatkan political branding status sosial seseorang untuk kepentingan pribadinya. Hal ini kerap kali disalahgunakan untuk mencalonkan diri dalam pesta demokrasi seperti Pemilihan Kepala Daerah, ini dikarenakan kemudahan yang dibarikan untuk melakukan Ibadah Haji dan Umroh dan pemahaman masyarakat pada umumnya

29 Pusat Pengkajian Islam dan Pengabdian Masyarakat, 1986, Studia Islamika, Jakarta, IAIN Syarif Hidayatullah, hal 62

(15)

yang beranggapan orang yang melaksanakan Haji dan Umroh memiliki kepribadian yang lebih baik.31

2.2 Operasional Konsep

Peneliti menggunakan konsep Technoscape dan Ideoscape milik Arjun Appadurai dalam memandang Budaya Haji dan Umroh di Indonesia dalam dinamika globalisasi lokal. Melalui konsep tersebut, dapat dilihat apa sajakah yang menjadi faktor pendorong dari pesatnya pertumbuhan biro perjalanan Haji dan Umroh serta peningkatan jumlah peminat Ibadah Haji dan Umroh. Selain itu dapat juga dilihat pengaruh pelaksanaan haji dan umrah dalam budaya masyarakat Indonesia.

Konsep Variabel Indikator

Ideoscape Pengaruh ibadah haji dan

umrah terhadap status

Tabel 1. Konsep Technoscape dan Ideoscape yang diaplikasikan dalam penelitian.

(16)

2.3 Hipotesis

(17)

BAB III

Metode Penelitian

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, ucapan lisan dan perilaku yang diamati.32 Data yang diperoleh tidak berupa angka melainkan kalimat mengenai gambaran umum objek penelitian.33 Dalam penelitian ini Penulis mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana budaya haji dan umrah yang ada di masyarakat Indonesia, sesuai dengan keadaan sebenarnya yang terjadi melalui peristiwa yang telah kami amati.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian guna menghindari pembahasan yang terlalu luas dan mempermudah Penulis dalam menyusun laporan penelitian. Penulis hanya akan meneliti budaya haji dan umrah masyarakat Indonesia. Dimana dalam fokus penelitian tersebut berkaitan dengan hadirnya globalisasi yang mempengaruhi budaya masyarakat indonesia mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Dengan adanya globalisasi penulis menganggap hal tersebut dapat mempengaruhi budaya haji dan umrah pada masyarakat Indonesia.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumulan data ini, Penulis mencoba mengumpulkan data sebanyak-banyaknya lalu memilih data yang telah terkumpul sesuai dengan fokus penelitian agar memudahkan Penulis dalam mengkategorikan data-data yang telah terkumpul. Terdapat dua teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan narasumber yang terkait dalam bidang tersebut yaitu agen Haji dan Umrah BMA grup serta melalui penyebaran kuisioner secara online. Sedangkan data primer diperoleh dari

32 Bodgan, Robert & Steven J. Taylor. 1993. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

(18)
(19)

BAB IV

Gambaran Umum Objek Penelitian

BMA ( Berkah Maghfiroh Amanah ) Rihlah Alatas Wisata merupakan Biro

perjalanan Haji dan Umrah yang berada di daerah Tlogomas, Malang, Jawa Timur. Biro

Perjalanan milik BMA Group ini sudah berdiri sejak tahun 2011. PT.BMA ( Berkah

Maghfiroh Amanah ) Rihlah Alatas Wisata menjalin kerjasama dengan beberapa

maskapai dan juga travel agent yang ada di Saudi Arabia dalam melayani bisnisnya di

bidang pelayanan wisata reliji haji dan umrah. PT. BMA Rihlah Alatas Wisata

merupakan bidang usaha pelayanan wisata reliji yang telah memiliki ijin resmi dari

Kementrian Agama Republik Indonesia. PT. BMA Rihlah Alatas Wisata merupakan

badan usaha dibawah PT. Goenawan Erawisata dengan SK Haji No. 139 tahun 2005 dan

SK Umrah D/653 tahun 2014.

Strategi marketing yang dilakukan oleh BMA Rihlah Alatas Wisata terdiri dari

beberapa strategi. Yang pertama adalah melalui pemasaran di pengajian – pengajian.

Strategi marketing yang kedua adalah penyebaran brosus melalui perantara jamaah yang

sudah pernah melakukan ibadah haji atau umrah melalui pelayanan BMA Rihlah Alatas

Wisata. Strategi marketing yang ketiga adalah dengan promo. Untuk menyiasati

persaingan bisnis yang kian ketat BMA Rihlah Alatas Wisata memiliki promo – promo

menarik salah satunya dalah ibadah umrah rombongan dengan kuota tertentu yang harus

dipenuhi agar biaya umrah dapat dipermurah. Juga promo lain seperti promo umrah

dengan biaya 21 juta rupiah selama 9 hari, jika mendafatar di bulan atau waktu yang

(20)

BAB V

Pembahasan dan Analisa Temuan (

Findings

)

5.1 Hasil Wawancara dengan BMA Alatas Wisata

Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis ke Berkah Maghfiroh Amanah (BMA) Rihlah Alatas Wisata dengan narasumber Bapak Ahmad selaku manager agen wisata ini, penulis menemukan beberapa penemuan. Berikut ini adalah penemuan-penemuan dalam penelitian yang didapat penulis dari wawancara dengan nasarasumber BMA Rihlah Alatas Wisata:

Seseorang cenderung untuk merubah tindakan dan perilakunya sekembalinya dari umrah, khususnya dalam hal berpakaian. Kebanyakan masyarakat merubah gaya berpakainnya menjadi lebih tertutup dan terlihat lebih agamis setelah pergi umrah. Penulis melihat kecenderungan merubah gaya berpakaian ini sebagai tindakan untuk menunjukkan status sosial mereka. Nyatanya, masyarakat memang mengaggap orang yang sudah pernah beribadah umrah memiliki tingkatan sosial yang lebih tinggi. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang memiliki pengetahuan agama yang lebih dari masyarakat yang belum pernah beribadah umrah sehingga mereka lebih dihormati di lingkungan masyarakat. Karena itu, masyarakat yang kembali dari ibadah umrah biasanya cenderung untuk merubah cara berpakainnya untuk mencerminkan status sosialnya dan pemahaman agamanya.

(21)

diterima dari narasumber, kebanyakan remaja-remaja ini berangkat bersama-sama dengan keluarganya dan sedikit sekali yang pergi sendiri tanpa keluarganya. Menurut penulis, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya keberangkatan remaja-remaja ini tidak benar-benar merupakan inisiatif mereka sendiri. Keberangkatan remaja-remaja ini bersama dengan keluarganya ini sebenarnya juga memiliki tujuan untuk mendapatkan paket keberangkatan yang lebih murah. Biaya perseorangan untuk berangkat ibadah umroh adalah sekitar Rp 20.000.000,00 namun agen-agen haji biasanya menawarkan promo potongan harga bagi jemaah-jemaah yang berangkat dengan rombongan. Hal ini merupakan salah satu strategi pemasaran agen untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Bila jemaah haji berangkat dalam paket rombongan, harga perseorangan bisa turun hingga sekitar Rp17.000.000,00. Untuk itu, biasanya masyarat mengajak sebanyak mungkin keluarga dan orang-orang terdekatnya untuk berangkat umrah bersama-sama, dan banyak juga akhirnya remaja-remaja yang diajak oleh keluarganya.

(22)

cenderung untuk menceritakannya kepada orang-orang di sekitarnya dan menarik orang lain untuk ingin juga merasakannya.

5.2 Hasil Kuisioner

Untuk menyeimbangkan hasil penemuan dari agen travel haji yang penulis dapatkan dari wawancara dengan BMA Alatas Wisata, penulis berusaha mencari informasi lain dari pandangan masyarakat dengan cara menyebarkan kuisioner. Mempertimbangkan efektifitas waktu, tenaga, dan jangkauan, penulis menyebarkan kuisioner ini secara online. Berikut ini adalah hasil kuisioner yang disebarkan:

a)

Dari sejumlah masyarakat yang mengisi kuisioner yang disebarkan, 72,7% di antaranya setuju bahwa setelah melaksanakan ibadah haji, status sosial seseorang dapat meningkat.

(23)

Namun dalam pertanyaan selanjutnya 89,4% persen masyarakat menjawab bahwa alasan utama seseorang menaikkan ibadah umrah adalah karena kebutuhan rohani. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memang menyadari bahwa ibadah umrah memang dapat meningkatkan status sosial, namun motivasi utama orang-orang di sekitar mereka adalah karena kebutuhan rohani.

c)

(24)

d)

(25)

BAB VI

Penutup

5.1 Kesimpulan

Budaya haji di Indonesia memiliki banyak motif seperti untuk alasan rohani, mengikuti orang tua atau trend yang ada. Seperti yang ada di budaya untuk berhaji di kalangan remaja di Malang Raya, kebanyakan atas mereka melaksanakan haji atau umroh benar – benar sebagai ibadah atau penyejukan atas rohani mereka. Dan ada pula yang pergi haji atau umroh diajak atau untuk mendampingi orang tua mereka.

Haji dan umroh ini juga mempengaruhi sosial yang ada di masyarakat. Bagi mereka yang yang berangkat haji ataupun umroh akan mendapatkan status sosial yang lebih tinggi di mata orang sekitarnya. Mereka akan lebih dipandang sebagai orang yang lebih paham atas agama. Hal ini juga didukung pada orang – orang yang baru pulang dari haji atau umrohnya mereka jadi lebih berdakwah dan juga penampilan mereka menjadi berubah.

Sebagai salah satu penyedia sarana atas keberangkatan dan pelaksanaan haji atau umroh di Kota Malang, mereka melakukan publikasikan lewat media – media yang ada seperti televise atau banner – banner yang dipasang disekitaran Kota Malang. Dan juga agar lebih mengena mereka masuk ke dalam masyarakat seperti mendatangi pengajian – pengajian maupun dengan pembicaraan dari mulut ke mulut.

(26)

5.2. Saran

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdul Kholiq, 2015, Dinamika dan Perspektif haji Indonesia, Jakarta, Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Appadurai, A, 2005, Modernity at Large:Cultural Dimension of Globalization, USA:University of Minnesota Press.

Bodgan, Robert & Steven J. Taylor. 1993. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial : Format-format Kualitatif dan Kuantitatif. Rajawali Pers. Hal. 124.

Firmanzah, 2007, Marketing Politik: Antara Pemahaman dan Realitas, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Pusat Pengkajian Islam dan Pengabdian Masyarakat, 1986, Studia Islamika, Jakarta, IAIN Syarif Hidayatullah.

Websites

Assegaf, Faisal, "Jumlah Jamaah Umrah di Indonesia Tahun Ini Terbanyak Ketiga", Albalad.co, 26 Juni 2016, diakses pada 28 Mei 207,

http://albalad.co/kabar/2016A6148/jumlah-jamaah-umrah-indonesia-tahun-ini-terbanyak-ketiga/

Badan Pusat Statistik, "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut berdasarkan sensus penduduk 2010."

Firmanto, Danang, "Ini Daftar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2016, Tempo.co, 25 Mei 2016, diakses pada 28 Mei 2017,

(28)

Hasan, Akhmad Muawal, "Usaha Arab Saudi Menyedot Riyal dari Umrah dan Haji", Tirto.id, 14 September 2016, diakses pada 25 Mei 2017, https://tirto.id/usaha-arab-saudi-menyedot-riyal-dari-umrah-dan-haji-bKL8

Hasan, Anwar, "Asal Usul Gelar Haji di Indonesia (Menurut Berbagai Versi)", Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kerinci, 12 Mei 2013, diakses pada 25 Mei 2017, http://kerinci.kemenag.go.id/2013/05/12/asal-usul-gelar-haji-di-indonesia-menurut-berbagai-versi/

Kementrian Agama Republik Indonesia, "Kuota Haji Indonesia tahun 2017 Bertambah 52.200", Kemenagri. 11 Januari 2017, diakses pada 20 Mei 2017,

https://www.kemenag.go.id/berita/443667/kuota-haji-indonesia-tahun-2017-bertambah-52-200

Khazzanah Haji Umroh, "Biaya Paket Haji ONH Plus Tahun 2017 Izin Resmi Kemenag RI", 11 Oktober 2016, diakses pada 28 Mei 2017,

http://www.khazzanahhajiumroh.com/2016/10/biaya-paket-haji-onh-plus-tahun-2017.html

Putri, Parastiti Kharisma, "Calon Jemaah Umrah Kembali Datangi Kantor First Travel", Detik News, 22 Mei 2017, diakses pada 28 Mei 2017,

https://news.detik.com/berita/d-3508017/calon-jemaah-umrah-kembali-datangi-kantor-first-travel

Rakhmatulloh, "Kuota Haji Indonesia Tahun 2017 Sebanyak 221 Ribu", Sindonews, 11 Januari 2017, diakses pada 20 Mei 2017,

https://nasional.sindonews.com/read/1170091/15/kuota-haji-indonesia-tahun-2017-sebanyak-221-ribu-orang-1484134809

Sejarah Naik Haji. Diakses 27 Mei 2017. https://umroh.travel/sejarah-naik-haji/

Sejarah Perjalanan Haji Indonesia sejak abad-16. Diakses 27 Mei 2017.

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/09/12/sejarah-perjalanan-haji-indonesia-sejak-abad-16

Tashandra, Nabilla, "Lamanya Daftar Tunggu Haji dan Usulan Mengurangi Jumlah Jemaah Lansia", Kompas, 17 Januari 2017, diakses pada 25 Mei 2017,

(29)

Wahyuni, Natasia Christy, "Jamaah Berpaspor Filipina, 8 Agen Haji Ilegal Terlibat", Beritasatu, 23 Agustus 206, diakses pada 28 Mei 2017,

http://www.beritasatu.com/timur-tengah/381334-jemaah-berpaspor-filipina-8-agen-haji-ilegal-terlibat.html

Gambar

Tabel 1. Konsep Technoscape dan Ideoscape yang diaplikasikan dalam penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Angka 26,8% disini artinya setiap perubahan return saham sebesar 26,8% dipengaruhi oleh perubahan variabel Inflasi, Nilai Tukar Dolar, Return On Asset (ROA), Debt to

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-29/PJ/2007 tanggal 26 Januari 2007 sebagaimana diubah terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor

Persamaan penelitian Akhtar, Ali dan Sadaqat dengan penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan profitabilitas Bank, sedangkan

Setelah membaca teks, diskusi, dan simulasi, siswa mampu mempraktikkan permainan Tradisional engklek dengan kombinasi gerak dasar atletik jalan, lari, dan lompat dengan teknik

Berdasarkan data yang diperoleh dari keseluruhan aspek penilaian oleh dosen ahli materi, ahli evaluasi, guru biologi SMA dan teman sejawat yang berjumlah lima (5)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan penyelesaian Jenjang Strata-1 di Universitas

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh