• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Hinshi

Secara umum, pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan Hinshi. Menurut Iori, et al. (2000:340) menyatakan bahwa: 「品詞とは文の中での働

きと活用のしかたで分類した語のグループです」yang berarti bahwa hinshi adalah

kelompok bahasa yang dibagi berdasarkan cara penerapan kerja didalam kata.

Dalam klasifikasi kelas kata bahasa Jepang, hinshi dibagi menjadi sepuluh kelompok. Berikut beberapa jenis kata menurut Iori, (2000: 340-349) :

1. Doushi (動詞 / verba)

Dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Doushi dapat membentuk sebuah kata walaupun tanpa bantuan kelas kata lain pada sebuah kalimat, dan dapat menjadi predikat.

2. I-keiyoushi (ィー形容詞 / adjektiva-i)

Menyatakan sifat atau keadaan sesuatu dengan sendirinya menjadi predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk. Setiap kata yang termasuk i-keiyoushi selalu diakhiri dengan i dalam bentuk kamus, dapat menjadi predikat dan dapat menjadi kata keterangan yang menerangkan kata lain dalam sebuah kalimat.

3. Na-keiyoushi (ナー形容詞 / adjektiva-na)

Merupakan kelas kata yang dengan sendirinya dapat membentuk sebuah kata, dapat berubah bentuk dan bentuk perubahannya berakhiran da atau desu. Karena perubahannya mirip dengan doushi sedangkan artinya mirip dengan keiyoushi, sehingga kelas kata ini disebut dengan keiyoudoushi.

4. Meishi (名詞 / nomina)

Adalah kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa dan lain-lain. Tidak mengalami konjugasi dan dapat dilanjutkan dengan kakujoshi. Meishi dapat menjadi subjek, predikat, dan kata keterangan dalam suatu kalimat. 5. Fukushi (副詞 / adverbial)

(2)

Tidak mengalami perubahan bentuk dan dengan sendirinya dapat menjadi keterangan walaupun tanpa mendapat bantuan dari kata-kata lain. Fukushi tidak dapat menjadi subjek, predikat, dan objek.

6. Rentaishi (連体詞 / pronominal)

Merupakan kelas kata yang tidak mengenal konjugasi yang digunakan untuk menerangkan nomina. Oleh karena itu, kelas kata ini tidak dapat dijadikan sebagai subjek atau predikat.

7. Setsuzokushi (接続詞 / konjungsi)

Kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk tapi tidak dapat menjadi subjek, objek, predikat, ataupun kata yang menerangkan kata lain. Setsuzokushi berfungsi menyambungkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya atau menghubungkan bagian kalimat dengan kalimat lain.

8. Kandoushi (感動詞 / interjeksi)

Merupakan kelas kata yang tidak dapat berubah bentuknya, tidak dapat menjadi subjek, keterangan ataupun konjugasi. Namun kelas kata ini dengan sendirinya dapat berdiri sendiri walaupun tanpa bantuan dari kelas kata lainnya.

9. Jodoushi (助動詞 / verba bantu)

Merupakan kelas kata yang dapat berubah bentuknya. Tidak dapat membentuk kata dengan sendirinya, tapi dapat terbentuk kata bila digabungkan dengan kata lain.

10.Joshi (助詞 / partikel)

Adalah kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain setelah serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi.

Dari sepuluh kelas kata tersebut, beberapa diantaranya dapat dibagi lagi kedalam ruang lingkup yang lebih kecil, seperti kelas kata joshi.

(3)

2.2 Teori Joshi

Tomita (1991:68) mendefinisikan bahwa joshi adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri, umumnya mengikuti jiritsugo (kata yang berdiri sendiri) dan menambah arti dari kata tersebut, juga menunjukkan hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain.

Definisi menurut Tsukuro (1978:25), joshi adalah kata yang mengikuti jiritsugo menunjukkan hubungan antara kata dengan kata lain juga digunakan untuk menambah arti khusus pada kata tersebut.

Tadao (1995:1074) juga menguatkan definisi joshi dengan mengemukakan bahwa joshi adalah kata yang tidak mengalami perubahan, tidak dapat berdiri sendiri, mengikuti macam-macam kata, menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata yang lain, serta menambah arti yang beragam.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa joshi adalah kelas kata yang tidak memiliki arti, tidak dapat berdiri sendiri, berfungsi menghubungkan suatu kata dengan kata yang lain sehingga memberi arti pada kata tersebut.

Berdasarkan fungsinya, Masuoka dan Takubo (2000:49-53) membagi joshi menjadi lima macam :

1. Kakujoshi, pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ga (が), no(の), o(を), ni(に), e (へ), to (と), de (で) dan ya (や).

2. Teidaijoshi, pada umumnya dipakai untuk menunjuk pada subjek utama. Pada umumnya, subjek utama dibentuk dari kata benda dan teidaijoshi. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah wa, nara, tte, dan ttara.

3. Toritatejoshi, pada umumnya dipakai di depan ataupun di belakang kakujoshi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah wa, mo, sae, demo, sura, date, made, dake, bakari, nomi, shika, koso, nado, nanka, kurai.

4. Setsuzokujoshi, dipakai setelah yoogen (doushi, ikeiyoushi, nakeiyoushi) atau setelah jodoushi untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ba, to, keredo, keredomo, ga, kara, shi, temo/demo, noni, dan node.

(4)

5. Shuujoshi, umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. Joshi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ka, na, naa, no, dan sa.

2.3 Teori Setsuzokujoshi (接続助詞接続助詞接続助詞接続助詞)

Setsuzokujoshi merupakan salah satu jenis joshi yang berfungsi menghubungkan

antar kata maupun kalimat. Yamaguchi (1996:83) mengemukakan:

「助詞のうち、句の接続機能にすぐれた助詞、その下位分類の名称として接続 助詞と呼ばれる」

Terjemahan: “Setsuzokujoshi adalah salah satu contoh partikel yang mempunyai

fungsi sebagai kata sambung pada kalimat.”

Okutsu (1990:17), dalam bukunya mengenai setsuzokujoshi juga mengemukakan,

接続助詞は文と文を結びつける働きをもつものと一般にされている。そして、 これには2種類あって、文と文を対等に結合するものと、従属的に結合するも のとがある、とされる。

Terjemahan: Pada umumnya, setsuzokujoshi adalah kata yang menghubungkan perbuatan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Setsuzokujoshi terbagi menjadi dua jenis, yaitu setsuzokujoshi yang menghubungkan antara kalimat secara sejajar dan setsuzokujoshi yang menghubungkan antara kalimat yang saling melengkapi.

Pengertian lain mengenai setsuzokujoshi juga dijelaskan lebih lanjut oleh Masuoka dan Takubo (2000:51) yaitu:

1. 語と語、節と節を接続する助詞を、「接続助詞」と呼ぶ。

Terjemahan:

Partikel yang menghubungkan kalimat dan kalimat, kata dengan kata, disebut sebagai setsuzokujoshi.

例:太郎と花子

(5)

2. Setsuzokujoshi dibagi menjadi dua jenis yaitu heiretsusetsuzokujoshi dan juzokusetsuzokujoshi. 接続助詞には、並列的な関係で接続する働きを持つ「並列接続助詞」と、従属 的な関係で接続する働きを持つ「従属接続助詞」がある。このうち、並列接続 助詞には、語と語(具体的には、名詞と名詞)を接続するものと、節と節を接 続するものがある。

Terjemahan: Setsuzokujoshi berfungsi menunjukkan adanya kesinambungan antara kata yang satu dengan kata berikutnya, dan bersifat sejajar, disebut heiretsuzokujoshi, dan setsuzokujoshi yang menghubungkan tindakan yang saling bersubstitusi atau melengkapi, disebut juzokusetsuzokujoshi. Heiretsuzokujoshi menghubungkan kata dengan kata,(nomina dengan nomina),juga kalimat dengan kalimat.

a. 名詞と名詞を接続するもの:「と、や、も、に、か」

Menghubungkan nomina dan nomina: to, ya, mo, ni, ka 例:スポーツの中では、テニスや水泳が好きだ。

Rei : Supottsu no naka deha, Tenisu ya suiei ga suki da.

b. 並列節と主節を接続するもの:「し、が」等。

Menghubungkan induk kalimat dam anak kalimat: shi, ga, dan lainnya.

例: 1.日本には、車も多いし、道路も狭い。

2.この街は、道路は広いが、車も多い。

Rei : 1. Nihon ni ha, kuruma mo ooi shi, douro mo semai. 2. Kono machi ha, douro ha hiroi ga, kuruma mo ooi. Contoh: 1. Di Jepang banyak mobil dan jalanan juga sempit.

2. Kota ini, jalanannya meskipun luas, mobil pun banyak.

3. 従属接続助詞にも、語と語(具体的には、名詞と名詞)を接続するものと、

節と節を接続するものがある。

Terjemahan: Juzokusetsuzokujoshi menghubungkan kata dengan kata, (nomina dengan nomina), juga kalimat dengan kalimat.

(6)

a.名詞と名詞を接続するもの;「の、という」 Menghubungkan nomina dan nomina: no, toiu. 例:日本語の本。

Rei : Nihongo no hon. Contoh: Buku bahasa Jepang.

b. 従属節と主節を接続するもの。

Menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat.

a) 述語の基本形に接続するもの:「と、まで、なり」

Menghubungkan bentuk dasar dari predikat: to, made, nari 例:トンネルを抜けると、そこは一面の菜の花畑だった。 Rei : Tonneru wo nukeru to, soko ha ichimen no hanabata data.

Contoh: Jika melewati terowongan, terdapat kebun penuh dengan sayuran.

b) 述語のタ形に接続するもの:「きり」

Menghubungkan bentuk ta dari predikat: kiri 例:花子は出て行ったきり、戻ってこない。 Rei : Hanako ha dete itta kiri, modotte konai. Contoh: Hanako pergi, tidak pernah kembali.

c) 述語の基本形・タ形に接続するもの:「から、けれども、なら」

Menghubungkan bentuk ta dan bentuk dasar dari predikat: kara, keredomo, nara. 例:ベルを押したけれども、返事がなかった。

Rei : Beru wo oshita keredomo, henji ga nakatta.

(7)

d) 述語の基本形・タ形、連体形に接続するもの:「ので、のに」

Menghubungkan bentuk ta, bentuk dasar dan kata sifat dari predikat: node, noni 例:この国の人は皆親切ので、とても暮しやすい。

Rei : kono kuni no hito ha kaishinsetsu node, totemo kurashi yasui. Contoh: Penduduk Negara ini semuanya ramah, sangat mudah beradaptasi.

e) 述語の連用形に接続するもの:「ながら、つつ」

Menghubungkan bentuk sambung dari predikat: nagara, tsutsu 例:花子はいつも、音楽を聞きながら勉強する。

Rei : Hanako ha itsumo, ongaku wo kikinagara benkyou suru. Contoh: Hanako selalu belajar sambil mendengarkan musik.

f) 述語のテ形に接続するもの:「から」

Menghubungkan bentuk te dari predikat: kara 例:よく考えてから、ご返事します。 Rei : Yoku kangae kara, go henji shimasu.

(8)

2.4 Fungsi ~kedo

Menurut Otani (2003), fungsi ~kedo terbagi menjadi : a. Sebagai kata sambung

Yang menyambungkan klausa bagian depan dan klausa bagian belakang yang mempunyai hubungan sebab akibat.

Contoh :

1. お腹が痛いので、休んでもいいですか。

Terjemahan : Karena perut sakit, bolehkah beristirahat?

2. お腹が痛いけど、頑張ります。

Terjemahan : Walaupun perut sakit, bersemangatlah.

b. ~kedo sebagai subyek

Menunjuk pada subjek pembicaraan. Contoh :

1. 日本で太陽といえば赤色だけど、アメリカでは赤色じゃない。

Di Jepang matahari dilukiskan dengan warna merah, tetapi di Amerika bukan dengan warna merah.

2. 日本で太陽といえば赤色だけと、アメリカでは黄色だ。

Di Jepang matahari dilukiskan dengan warna merah, tetapi di Amerika dilukiskan dengan warna kuning.

3. 日本で太陽といえば赤色だけど、アメリカでは何色なの?

Jika di Jepang matahari dilukiskan dengan warna merah, di Amerika berwarna apa?

c. ~kedo sebagai partikel akhiran

Konjungsi ~kedo sebagai partikel akhiran terbagi lagi menjadi 2, yaitu : 1. ~kedo sebagai modalitas

Berkedudukan akhir kalimat dan tidak mempengaruhi arti pada kalimat tersebut.

ア. あーあ、合格するといいんだけど。

Terjemahan : ah, dan aku berharap dapat lulus.

イ.あのう。。これ貸して欲しいんだけど。

Terjemahan : hmm.. aku ingin meminjam itu sih.

2. Sebagai bentuk penyingkatan dari kalimat yang tidak diungkapkan secara langsung.

(9)

あのう。。これ貸して欲しいんだけど、――― 1. おそらく駄目だろうから無理にはお願いしないよ。 2. もし駄目ならば、その時は諦めるよ。 3.(やっぱり)駄目かな? 4. どうかな? 5. いいかな? 6. いいよね?

Terjemahan : hmm.. dan aku ingin meminjam itu sih,

1. Walaupun sepertinya tidak boleh, aku ingin tetap meminjamnya.

2. Jika tidak boleh, aku tidak akan meminjamnya. 3. Tetap tidak boleh ya?

4. Harus bagaimana? 5. Bolehkah?

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Kualitas bahan bangunan dan desain bangunan menjadi pertimbangan konsumen karena kualitas yang baik akan memberikan ketahanan dan kenyaman dalam rumah, serta desain

Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora Tahun 2016-2021 ini akan menjadi acuan dalam penyusunan

Untuk adonan dengan penambahan -amilase dan glukoamilase 25 U/g tepung masih dihasilkan adonan yang agak kasar sama dengan roti yang terbuat dari pasta ubi jalar ungu

Pemberian alkali (natrium bikarbonat) untuk mengoreksi asidosis metabolik dilakukan terutama pada asisosis metabolik mineral (base excess < - 10 mEq/L), asidosis metabolik

Mesut Özil ve Serdar Taşçı dışında, Alman millî takımında oynayan diğer yabancı kökenli futbolcular, Tunus kökenli Sami Xedira (babası Tunuslu, annesi Alman’dır; 4

Pada elemen kerja pengangkatan tong ke tungku untuk alat handling yang baru memiliki gaya yang lebih kecil dari pada dengan cara lama, hal ini menunjukkan

35 Berdasarkan data serta asumsi yang terpenuhi bahwa BPR/BPRS di Indonesia khususnya BPR dan BPRS di Jawa Timur berada dalam pasar tidak sempurna serta tidak