1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah
Indonesia bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah
daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana
dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber
daya yang optimal diharapkan mampu mendudukung pertumbuhan ekonomi nasional dan
pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan
kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Perkembangan pembangunan di daerah tergambarkan dari berkembangnya sistem
permukiman yang membentuk hirarkhi perkotaan, yang menunjukan tingkat kemajuan dan
perkembangan kota serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan. Secara faktual,
pertumbuhan dan perkembangan permukiman secara fisik, sosial, maupun ekonomi dari
tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, salah satu faktor utama
pendorong perkembangan permukiman yang terjadi adalah adanya peningkatan jumlah
penduduk serta pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya. Secara fisik pertumbuhan ini
ditandai dengan berkembangnya kawasan-kawasan perumahan dan permukiman yang
tersebar di berbagai tempat, baik di perkotaan maupun perdesaan, secara terencana
maupun tak terencana di berbagai tempat.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa
Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya,
sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang
Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi
P
P
E
E
N
N
D
D
A
A
H
H
U
U
L
L
U
U
A
A
N
N
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah
Indonesia bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah
daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana
dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber
daya yang optimal diharapkan mampu mendudukung pertumbuhan ekonomi nasional dan
pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan
kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Perkembangan pembangunan di daerah tergambarkan dari berkembangnya sistem
permukiman yang membentuk hirarkhi perkotaan, yang menunjukan tingkat kemajuan dan
perkembangan kota serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan. Secara faktual,
pertumbuhan dan perkembangan permukiman secara fisik, sosial, maupun ekonomi dari
tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, salah satu faktor utama
pendorong perkembangan permukiman yang terjadi adalah adanya peningkatan jumlah
penduduk serta pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya. Secara fisik pertumbuhan ini
ditandai dengan berkembangnya kawasan-kawasan perumahan dan permukiman yang
tersebar di berbagai tempat, baik di perkotaan maupun perdesaan, secara terencana
maupun tak terencana di berbagai tempat.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa
Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya,
sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang
Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi
P
P
E
E
N
N
D
D
A
A
H
H
U
U
L
L
U
U
A
A
N
N
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah
Indonesia bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah
daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana
dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber
daya yang optimal diharapkan mampu mendudukung pertumbuhan ekonomi nasional dan
pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan
kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Perkembangan pembangunan di daerah tergambarkan dari berkembangnya sistem
permukiman yang membentuk hirarkhi perkotaan, yang menunjukan tingkat kemajuan dan
perkembangan kota serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan. Secara faktual,
pertumbuhan dan perkembangan permukiman secara fisik, sosial, maupun ekonomi dari
tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, salah satu faktor utama
pendorong perkembangan permukiman yang terjadi adalah adanya peningkatan jumlah
penduduk serta pertumbuhan ekonomi dan sektor lainnya. Secara fisik pertumbuhan ini
ditandai dengan berkembangnya kawasan-kawasan perumahan dan permukiman yang
tersebar di berbagai tempat, baik di perkotaan maupun perdesaan, secara terencana
maupun tak terencana di berbagai tempat.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa
Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya,
sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang
Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi
P
yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik
kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif,
diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Kondisi tersebut menimbulkan konsekuensi yang berat terhadap tingginya beban
yang harus ditanggung Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan sarana dan prasarana
permukiman. Karena perkembangan ataupun pertumbuhan permukiman yang tinggi tanpa
diimbangi dengan upaya penyedaiaan sarana dan prasarana yang memadai, akan
menimbulkan berbagai permasalahan dikemudian hari, antara lain terjadinya penurunan
kualitas permukiman dan kualitas hidup warganya, terbentuknya permukiman kumuh serta
semakin melebarnya kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan yang bahkan
menyebabkan tersedotnya sumberdaya dan pertumbuhan perdesaan secara besar-besaran
keperkotaan tanpa diimbangi dengan penetesan pertumbuhan dari perkotaan ke
perdesaan. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari Pemerintah Kabupaten untuk
menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman yang layak huni dalam
lingkungan yang sehat, memadai dan nyaman bagi warganya.
Sangat disadari bahwa tidaklah mudah bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu
dalam memenuhi kebutuhan tersebut, karena diperlukan ketersediaan dan kesiapan
sumberdaya yang besar, yaitu:
Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar
Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang
Memerlukan pemantapan program dan penganggarannya; dan
Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran,
dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumber daya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diawali dengan perencanaan program
infrastruktur secara terpadu yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan
lingkungan melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan
infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial
dan lingkungan. RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan
dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pengembangan permukiman,
prasarana, dan sarana Pekerjaan Umum/Cipta Karya. Prinsip Keterpaduan yang digunakan yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik
kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif,
diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Kondisi tersebut menimbulkan konsekuensi yang berat terhadap tingginya beban
yang harus ditanggung Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan sarana dan prasarana
permukiman. Karena perkembangan ataupun pertumbuhan permukiman yang tinggi tanpa
diimbangi dengan upaya penyedaiaan sarana dan prasarana yang memadai, akan
menimbulkan berbagai permasalahan dikemudian hari, antara lain terjadinya penurunan
kualitas permukiman dan kualitas hidup warganya, terbentuknya permukiman kumuh serta
semakin melebarnya kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan yang bahkan
menyebabkan tersedotnya sumberdaya dan pertumbuhan perdesaan secara besar-besaran
keperkotaan tanpa diimbangi dengan penetesan pertumbuhan dari perkotaan ke
perdesaan. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari Pemerintah Kabupaten untuk
menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman yang layak huni dalam
lingkungan yang sehat, memadai dan nyaman bagi warganya.
Sangat disadari bahwa tidaklah mudah bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu
dalam memenuhi kebutuhan tersebut, karena diperlukan ketersediaan dan kesiapan
sumberdaya yang besar, yaitu:
Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar
Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang
Memerlukan pemantapan program dan penganggarannya; dan
Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran,
dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumber daya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diawali dengan perencanaan program
infrastruktur secara terpadu yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan
lingkungan melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan
infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial
dan lingkungan. RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan
dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pengembangan permukiman,
prasarana, dan sarana Pekerjaan Umum/Cipta Karya. Prinsip Keterpaduan yang digunakan yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik
kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif,
diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Kondisi tersebut menimbulkan konsekuensi yang berat terhadap tingginya beban
yang harus ditanggung Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan sarana dan prasarana
permukiman. Karena perkembangan ataupun pertumbuhan permukiman yang tinggi tanpa
diimbangi dengan upaya penyedaiaan sarana dan prasarana yang memadai, akan
menimbulkan berbagai permasalahan dikemudian hari, antara lain terjadinya penurunan
kualitas permukiman dan kualitas hidup warganya, terbentuknya permukiman kumuh serta
semakin melebarnya kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan yang bahkan
menyebabkan tersedotnya sumberdaya dan pertumbuhan perdesaan secara besar-besaran
keperkotaan tanpa diimbangi dengan penetesan pertumbuhan dari perkotaan ke
perdesaan. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari Pemerintah Kabupaten untuk
menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman yang layak huni dalam
lingkungan yang sehat, memadai dan nyaman bagi warganya.
Sangat disadari bahwa tidaklah mudah bagi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu
dalam memenuhi kebutuhan tersebut, karena diperlukan ketersediaan dan kesiapan
sumberdaya yang besar, yaitu:
Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar
Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang
Memerlukan pemantapan program dan penganggarannya; dan
Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran,
dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumber daya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diawali dengan perencanaan program
infrastruktur secara terpadu yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan
lingkungan melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan
infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial
dan lingkungan. RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan
dan cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pengembangan permukiman,
dalam penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan akan
memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk
pengalokasian sumber daya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasana antara
instansi Pusat dan Daerah dan antara program dan pelaksanaan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) ini
pada dasarnya merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3) mengenai penyusunan
sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di daerah secara terpadu.
RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun melalui proses partisipatif yang
mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah
pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.
Selain itu, RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan
kemampuan pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan
memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor, kelayakan spasial dan
lingkungan. Dengan adanya RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan dapat
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan, dan
peningkatan kualitas pelayanan.
1.2. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPIJM
RPIJM bidang Cipta Karya diperlukan untuk beberapa tujuan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di daerah. RPIJM juga berfungsi
untuk mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan
pembangunan infrastruktur terpadu dan sebagai dokumen kelayakan kerjasama program
dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat,
Propinsi, dan Kab/kota. Dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana
tata ruang serta kebijakan prioritas dan sasaran strategis bidang Cipta Karya (rencana
Wilayah Pengembangan Strategis/WPS). RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan
mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari dalam penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan akan
memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk
pengalokasian sumber daya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasana antara
instansi Pusat dan Daerah dan antara program dan pelaksanaan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) ini
pada dasarnya merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3) mengenai penyusunan
sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di daerah secara terpadu.
RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun melalui proses partisipatif yang
mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah
pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.
Selain itu, RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan
kemampuan pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan
memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor, kelayakan spasial dan
lingkungan. Dengan adanya RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan dapat
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan, dan
peningkatan kualitas pelayanan.
1.2. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPIJM
RPIJM bidang Cipta Karya diperlukan untuk beberapa tujuan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di daerah. RPIJM juga berfungsi
untuk mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan
pembangunan infrastruktur terpadu dan sebagai dokumen kelayakan kerjasama program
dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat,
Propinsi, dan Kab/kota. Dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana
tata ruang serta kebijakan prioritas dan sasaran strategis bidang Cipta Karya (rencana
Wilayah Pengembangan Strategis/WPS). RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan
mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari dalam penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan akan
memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk
pengalokasian sumber daya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasana antara
instansi Pusat dan Daerah dan antara program dan pelaksanaan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) ini
pada dasarnya merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3) mengenai penyusunan
sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di daerah secara terpadu.
RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun melalui proses partisipatif yang
mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah
pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.
Selain itu, RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan
kemampuan pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan
memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor, kelayakan spasial dan
lingkungan. Dengan adanya RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan dapat
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan, dan
peningkatan kualitas pelayanan.
1.2. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPIJM
RPIJM bidang Cipta Karya diperlukan untuk beberapa tujuan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di daerah. RPIJM juga berfungsi
untuk mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan
pembangunan infrastruktur terpadu dan sebagai dokumen kelayakan kerjasama program
dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat,
Propinsi, dan Kab/kota. Dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana
tata ruang serta kebijakan prioritas dan sasaran strategis bidang Cipta Karya (rencana
Wilayah Pengembangan Strategis/WPS). RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan
tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai
dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan
dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan
kebutuhan dan kapasitas Daerah. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 kedudukan
RPIJM dan perencnaan pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar : 1.1.
Kedudukan RPIJM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar : 1.2.
Kedudukan RPIJM Dalam Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai
dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan
dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan
kebutuhan dan kapasitas Daerah. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 kedudukan
RPIJM dan perencnaan pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar : 1.1.
Kedudukan RPIJM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar : 1.2.
Kedudukan RPIJM Dalam Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai
dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan
dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan
kebutuhan dan kapasitas Daerah. Untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 kedudukan
RPIJM dan perencnaan pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar : 1.1.
Kedudukan RPIJM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar : 1.2.
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada
rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana
sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
1.3. KETERKAITAN RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana
dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun,
yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan
dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus
untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat
pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya
dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang
Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.
Gambar : 1.3.
Acuan RPIJM Bidang Cipta Karya
Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Pada Gambar
1.3 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus
untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada
rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana
sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
1.3. KETERKAITAN RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana
dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun,
yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan
dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus
untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat
pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya
dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang
Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.
Gambar : 1.3.
Acuan RPIJM Bidang Cipta Karya
Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Pada Gambar
1.3 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus
untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada
rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana
sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
1.3. KETERKAITAN RPIJM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana
dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun,
yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan
dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus
untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat
pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya
dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang
Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.
Gambar : 1.3.
Acuan RPIJM Bidang Cipta Karya
Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Pada Gambar
1.3 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus
RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi
rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman
berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk
selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan
infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan
rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK
berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIM
Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan
pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan
daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya
dibagi dalam rencana tahunan.
1.4. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN
1.4.1. MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk untuk mewujudkan perencanaan infrastruktur
yang lebih luas dan terpadu serta diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi,
sosial dam lingkungan kawasan/kota yang direncanakan, yaitu melalui penyusunan RPIJM
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017-2021.
1.4.2. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Penyusunan RPIJM Kabupaten Tanah Bumbu ini adalah:
1. RPIJM disusun dalam rangka sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan
2. RPIJM disusun sebagai turunan/penjabaran dari RTRW
3. RPIJM disusun dalam rangka mempertajam penentuan prioritas pembangunan
berdampingan dengan penataan ruang.
RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi
rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman
berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk
selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan
infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan
rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK
berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIM
Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan
pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan
daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya
dibagi dalam rencana tahunan.
1.4. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN
1.4.1. MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk untuk mewujudkan perencanaan infrastruktur
yang lebih luas dan terpadu serta diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi,
sosial dam lingkungan kawasan/kota yang direncanakan, yaitu melalui penyusunan RPIJM
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017-2021.
1.4.2. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Penyusunan RPIJM Kabupaten Tanah Bumbu ini adalah:
1. RPIJM disusun dalam rangka sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan
2. RPIJM disusun sebagai turunan/penjabaran dari RTRW
3. RPIJM disusun dalam rangka mempertajam penentuan prioritas pembangunan
berdampingan dengan penataan ruang.
RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi
rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman
berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk
selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan
infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan
rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK
berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPIM
Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan
pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan
daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya
dibagi dalam rencana tahunan.
1.4. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN
1.4.1. MAKSUD
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk untuk mewujudkan perencanaan infrastruktur
yang lebih luas dan terpadu serta diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi,
sosial dam lingkungan kawasan/kota yang direncanakan, yaitu melalui penyusunan RPIJM
Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017-2021.
1.4.2. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Penyusunan RPIJM Kabupaten Tanah Bumbu ini adalah:
1. RPIJM disusun dalam rangka sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan
2. RPIJM disusun sebagai turunan/penjabaran dari RTRW
3. RPIJM disusun dalam rangka mempertajam penentuan prioritas pembangunan
4. RPIJM disusun untuk menjadi arahan bagi pembangunan
5. RPIJM disusun dengan pendekatan “Partisipatif melibatkan Pemangku kepentingan”
dan “Perencanaan Strategis”
6. RPIJM disusun untuk mewujudkan kesepakatan bersama dan inisiasi pelaksanaan
RPIJM yang mengikat di Kabupaten Tanah Bumbu, baik dalam pembangunan
infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi maupun dalam penganggaran
publik tahunan di semua tingkatan.
1.4.3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RPIJM Kabupaten Tanah Bumbu ini
adalah:
a. Terwujudnya penjabaran arah program pembangunan yang telah tertuang dalam RTRW
sebagai acuan dalam pembangunan perkotaan
b. Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi pembangunan
c. Terwujudnya kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, regional
dan nasional yang berdaya saing global
d. Tersedianya dokumen RPIJM yang telah disepakati secara formal dari semua
stakeholder terkait pembangunan infrastruktur.
1.5. PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM
Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana
investasi yang disusun
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem
pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan
kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh,
pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber
pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari
APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).
Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam
bentuk barang dan jasa.
4. RPIJM disusun untuk menjadi arahan bagi pembangunan
5. RPIJM disusun dengan pendekatan “Partisipatif melibatkan Pemangku kepentingan”
dan “Perencanaan Strategis”
6. RPIJM disusun untuk mewujudkan kesepakatan bersama dan inisiasi pelaksanaan
RPIJM yang mengikat di Kabupaten Tanah Bumbu, baik dalam pembangunan
infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi maupun dalam penganggaran
publik tahunan di semua tingkatan.
1.4.3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RPIJM Kabupaten Tanah Bumbu ini
adalah:
a. Terwujudnya penjabaran arah program pembangunan yang telah tertuang dalam RTRW
sebagai acuan dalam pembangunan perkotaan
b. Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi pembangunan
c. Terwujudnya kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, regional
dan nasional yang berdaya saing global
d. Tersedianya dokumen RPIJM yang telah disepakati secara formal dari semua
stakeholder terkait pembangunan infrastruktur.
1.5. PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM
Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana
investasi yang disusun
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem
pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan
kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh,
pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber
pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari
APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).
Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam
bentuk barang dan jasa.
4. RPIJM disusun untuk menjadi arahan bagi pembangunan
5. RPIJM disusun dengan pendekatan “Partisipatif melibatkan Pemangku kepentingan”
dan “Perencanaan Strategis”
6. RPIJM disusun untuk mewujudkan kesepakatan bersama dan inisiasi pelaksanaan
RPIJM yang mengikat di Kabupaten Tanah Bumbu, baik dalam pembangunan
infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi maupun dalam penganggaran
publik tahunan di semua tingkatan.
1.4.3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan RPIJM Kabupaten Tanah Bumbu ini
adalah:
a. Terwujudnya penjabaran arah program pembangunan yang telah tertuang dalam RTRW
sebagai acuan dalam pembangunan perkotaan
b. Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi pembangunan
c. Terwujudnya kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, regional
dan nasional yang berdaya saing global
d. Tersedianya dokumen RPIJM yang telah disepakati secara formal dari semua
stakeholder terkait pembangunan infrastruktur.
1.5. PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM
Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana
investasi yang disusun
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem
pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan
kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh,
pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber
pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari
APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).
Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku
pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya maupun pada saat
pelaksanaan program
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota
dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud,
sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM Bidang Cipta Karya
bersifat dinamis dan dapat dikaji Pedoman Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya (review)
setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai
dengan kebutuhan daerah.
1.6. MUATAN DOKUMEN RPIJM
1.6.1. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN
Lingkup wilayah penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten
Tanah Bumbu meliputi seluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yang terletak di antara 2°
52’ - 3° 47’ Lintang Selatan dan 115° 15’ - 116° 04’ Bujur Timur. Secara administrasi
Kabupaten Tanah Bumbu berbatasan dengan:
sebelah utara : Kabupaten Kotabaru
Sebelah timur : Kabupaten Tanah Laut
Sebelah selatan : Laut Jawa
Sebelah barat : Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut.
Mengenai administrasi Kabupaten Tanah Bumbu, secara tematik letak wilayah dapat
dilihat pada peta di topik pembahasan berikutnya.
1.6.2. MUATAN MATERI PERENCANAAN
Materi penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya mencakup beberapa substansi
sebagai berikut:
a). Isu dan Kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan
b). Kerangka Logis (Logical Framework) penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya dan
sasaran/keluaran yang perlu dicapai
c). Rencana pembangunan perkotaan
d). Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/anggaran sebagai ringkasan
memorandum program).
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku
pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya maupun pada saat
pelaksanaan program
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota
dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud,
sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM Bidang Cipta Karya
bersifat dinamis dan dapat dikaji Pedoman Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya (review)
setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai
dengan kebutuhan daerah.
1.6. MUATAN DOKUMEN RPIJM
1.6.1. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN
Lingkup wilayah penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten
Tanah Bumbu meliputi seluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yang terletak di antara 2°
52’ - 3° 47’ Lintang Selatan dan 115° 15’ - 116° 04’ Bujur Timur. Secara administrasi
Kabupaten Tanah Bumbu berbatasan dengan:
sebelah utara : Kabupaten Kotabaru
Sebelah timur : Kabupaten Tanah Laut
Sebelah selatan : Laut Jawa
Sebelah barat : Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut.
Mengenai administrasi Kabupaten Tanah Bumbu, secara tematik letak wilayah dapat
dilihat pada peta di topik pembahasan berikutnya.
1.6.2. MUATAN MATERI PERENCANAAN
Materi penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya mencakup beberapa substansi
sebagai berikut:
a). Isu dan Kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan
b). Kerangka Logis (Logical Framework) penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya dan
sasaran/keluaran yang perlu dicapai
c). Rencana pembangunan perkotaan
d). Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/anggaran sebagai ringkasan
memorandum program).
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku
pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya maupun pada saat
pelaksanaan program
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota
dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud,
sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPIJM Bidang Cipta Karya
bersifat dinamis dan dapat dikaji Pedoman Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya (review)
setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai
dengan kebutuhan daerah.
1.6. MUATAN DOKUMEN RPIJM
1.6.1. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN
Lingkup wilayah penyusunan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten
Tanah Bumbu meliputi seluruh wilayah Kabupaten Tanah Bumbu yang terletak di antara 2°
52’ - 3° 47’ Lintang Selatan dan 115° 15’ - 116° 04’ Bujur Timur. Secara administrasi
Kabupaten Tanah Bumbu berbatasan dengan:
sebelah utara : Kabupaten Kotabaru
Sebelah timur : Kabupaten Tanah Laut
Sebelah selatan : Laut Jawa
Sebelah barat : Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut.
Mengenai administrasi Kabupaten Tanah Bumbu, secara tematik letak wilayah dapat
dilihat pada peta di topik pembahasan berikutnya.
1.6.2. MUATAN MATERI PERENCANAAN
Materi penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya mencakup beberapa substansi
sebagai berikut:
a). Isu dan Kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan
b). Kerangka Logis (Logical Framework) penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya dan
sasaran/keluaran yang perlu dicapai
c). Rencana pembangunan perkotaan
d). Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/anggaran sebagai ringkasan
e). Program Investasi Jangka Menengah Infrastruktur, mencakup:
1. Pembangunan perumahan dan permukiman
2. Penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan drainase)
3. Penyediaan dan pengelolaan air minum, dan
4. Penataan bangunan dan lingkungan.
f). Aspek Safeguard Sosial dan Lingkungan
g). Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan
h). Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah
i). Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah
j). Lampiran Penunjang.
Program pembangunan yang menjadi lingkup tugas keciptakaryaan dalam
penyusunan RPIJM ini meliputi:
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan, untuk mendukung: 1. Pengembangan kawasan agropolitan
2. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) dan Desa
Pusat Pertumbuhan (DPP)
3. Penyediaan infrastruktur bagi desa tertinggal dan terpencil.
Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan, melalui:
1. Penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP), penataan dan perbaikan
lingkungan permukiman (NUSSP)
2. Peremajaan kawasaan kumuh/nelayan.
Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, melalui:
1. Penyediaan infrastruktur permukiman (air bersih, sanitasi, drainase dan jalan
lingkungan) untuk pengembangan kawasan perumahan RSH bagi
PNS/TNI-POLRI/pekerja
2. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)
3. Penyediaan infrastruktur permukiman di daerah terpencil/pulau kecil/kawasan
perbatasan.
e). Program Investasi Jangka Menengah Infrastruktur, mencakup:
1. Pembangunan perumahan dan permukiman
2. Penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan drainase)
3. Penyediaan dan pengelolaan air minum, dan
4. Penataan bangunan dan lingkungan.
f). Aspek Safeguard Sosial dan Lingkungan
g). Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan
h). Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah
i). Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah
j). Lampiran Penunjang.
Program pembangunan yang menjadi lingkup tugas keciptakaryaan dalam
penyusunan RPIJM ini meliputi:
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan, untuk mendukung: 1. Pengembangan kawasan agropolitan
2. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) dan Desa
Pusat Pertumbuhan (DPP)
3. Penyediaan infrastruktur bagi desa tertinggal dan terpencil.
Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan, melalui:
1. Penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP), penataan dan perbaikan
lingkungan permukiman (NUSSP)
2. Peremajaan kawasaan kumuh/nelayan.
Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, melalui:
1. Penyediaan infrastruktur permukiman (air bersih, sanitasi, drainase dan jalan
lingkungan) untuk pengembangan kawasan perumahan RSH bagi
PNS/TNI-POLRI/pekerja
2. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)
3. Penyediaan infrastruktur permukiman di daerah terpencil/pulau kecil/kawasan
perbatasan.
e). Program Investasi Jangka Menengah Infrastruktur, mencakup:
1. Pembangunan perumahan dan permukiman
2. Penyehatan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan
persampahan, penanganan drainase)
3. Penyediaan dan pengelolaan air minum, dan
4. Penataan bangunan dan lingkungan.
f). Aspek Safeguard Sosial dan Lingkungan
g). Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan
h). Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah
i). Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah
j). Lampiran Penunjang.
Program pembangunan yang menjadi lingkup tugas keciptakaryaan dalam
penyusunan RPIJM ini meliputi:
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan, untuk mendukung: 1. Pengembangan kawasan agropolitan
2. Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) dan Desa
Pusat Pertumbuhan (DPP)
3. Penyediaan infrastruktur bagi desa tertinggal dan terpencil.
Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan, melalui:
1. Penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP), penataan dan perbaikan
lingkungan permukiman (NUSSP)
2. Peremajaan kawasaan kumuh/nelayan.
Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, melalui:
1. Penyediaan infrastruktur permukiman (air bersih, sanitasi, drainase dan jalan
lingkungan) untuk pengembangan kawasan perumahan RSH bagi
PNS/TNI-POLRI/pekerja
2. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)
3. Penyediaan infrastruktur permukiman di daerah terpencil/pulau kecil/kawasan
Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kota, meliputi: 1. Sistem Penyediaan (prasarana dan sarana) Air Minum
2. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat dan sistem SANIMAS
3. Pengelolaan Persampahan dan Drainase
4. Penataan Revitalisasi kawasan/lingkungan/bersejarah di perkotaan.
Pengembangan Kawasan Permukiman, termasuk penyediaan infrastruktur pendukungnya baik melalui Peremajaan Kawasan di dalam Kota, maupun untuk
pengembangan/perluasan permukiman kota dan kawasan ekonomi perbatasan; dan
Pembinaan teknis bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan gedung.
1.7. DATA PEKERJAAN
a. Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, PPK
Perencanaan dan Pengendalian
b. Nama Pekerjaan : Bantek Pendampingan Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta
Karya Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan
c. Lokasi : Kabupaten Tanah Bumbu
d. Sumber Pembiayaan : Dipa Petikan No. Dipa. 033.05.1.505899/2016. Tanggal 07
Desember 2015
e. Konsultan : PT. Kinarya Alam Raya
f. Alamat : Jl. Nuri I No. 7 Rt. 10 Perumahan Bumi Lingkar Basirih,
Kelurahan Basirih Selatan, Kota Banjarmasin.
g. Biaya Perencanaan : Rp. 497.640.000,00 (Terbilang: Empat Ratus Sembilan Puluh
Tujuh Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).
1.8. MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3
(tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, langkah
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kota, meliputi: 1. Sistem Penyediaan (prasarana dan sarana) Air Minum
2. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat dan sistem SANIMAS
3. Pengelolaan Persampahan dan Drainase
4. Penataan Revitalisasi kawasan/lingkungan/bersejarah di perkotaan.
Pengembangan Kawasan Permukiman, termasuk penyediaan infrastruktur pendukungnya baik melalui Peremajaan Kawasan di dalam Kota, maupun untuk
pengembangan/perluasan permukiman kota dan kawasan ekonomi perbatasan; dan
Pembinaan teknis bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan gedung.
1.7. DATA PEKERJAAN
a. Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, PPK
Perencanaan dan Pengendalian
b. Nama Pekerjaan : Bantek Pendampingan Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta
Karya Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan
c. Lokasi : Kabupaten Tanah Bumbu
d. Sumber Pembiayaan : Dipa Petikan No. Dipa. 033.05.1.505899/2016. Tanggal 07
Desember 2015
e. Konsultan : PT. Kinarya Alam Raya
f. Alamat : Jl. Nuri I No. 7 Rt. 10 Perumahan Bumi Lingkar Basirih,
Kelurahan Basirih Selatan, Kota Banjarmasin.
g. Biaya Perencanaan : Rp. 497.640.000,00 (Terbilang: Empat Ratus Sembilan Puluh
Tujuh Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).
1.8. MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3
(tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, langkah
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kota, meliputi: 1. Sistem Penyediaan (prasarana dan sarana) Air Minum
2. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat dan sistem SANIMAS
3. Pengelolaan Persampahan dan Drainase
4. Penataan Revitalisasi kawasan/lingkungan/bersejarah di perkotaan.
Pengembangan Kawasan Permukiman, termasuk penyediaan infrastruktur pendukungnya baik melalui Peremajaan Kawasan di dalam Kota, maupun untuk
pengembangan/perluasan permukiman kota dan kawasan ekonomi perbatasan; dan
Pembinaan teknis bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan gedung.
1.7. DATA PEKERJAAN
a. Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, PPK
Perencanaan dan Pengendalian
b. Nama Pekerjaan : Bantek Pendampingan Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta
Karya Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan
c. Lokasi : Kabupaten Tanah Bumbu
d. Sumber Pembiayaan : Dipa Petikan No. Dipa. 033.05.1.505899/2016. Tanggal 07
Desember 2015
e. Konsultan : PT. Kinarya Alam Raya
f. Alamat : Jl. Nuri I No. 7 Rt. 10 Perumahan Bumi Lingkar Basirih,
Kelurahan Basirih Selatan, Kota Banjarmasin.
g. Biaya Perencanaan : Rp. 497.640.000,00 (Terbilang: Empat Ratus Sembilan Puluh
Tujuh Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah).
1.8. MEKANISME PENYUSUNAN RPIJM
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3
(tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, langkah
1.8.1. HUBUNGAN KERJA PENYUSUNAN RPIJM
Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah
pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah
provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun
dari dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya. Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta
Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPIJM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari
pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman,
Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum,
Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota,
dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk
dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.
Gambar 1.3 memaparkan keterkaitan organisasi penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.
Gambar. 1.4.
Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
1.8.1. HUBUNGAN KERJA PENYUSUNAN RPIJM
Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah
pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah
provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun
dari dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya. Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta
Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPIJM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari
pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman,
Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum,
Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota,
dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk
dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.
Gambar 1.3 memaparkan keterkaitan organisasi penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.
Gambar. 1.4.
Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
1.8.1. HUBUNGAN KERJA PENYUSUNAN RPIJM
Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah
pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah
provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun
dari dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya. Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta
Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPIJM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari
pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman,
Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum,
Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM. Satgas
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota,
dibentuk satgas RPIJM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk
dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.
Gambar 1.3 memaparkan keterkaitan organisasi penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.
Gambar. 1.4.
Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya,
diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien
dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.8.2. LANGKAH PENYUSUNAN RPIJM
Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen
perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral,
maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPIJM
Bidang Cipta Karya.
Gambar. 1.5.
langkah-langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya,
diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien
dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.8.2. LANGKAH PENYUSUNAN RPIJM
Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen
perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral,
maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPIJM
Bidang Cipta Karya.
Gambar. 1.5.
langkah-langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya,
diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien
dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.8.2. LANGKAH PENYUSUNAN RPIJM
Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen
perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral,
maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPIJM
Bidang Cipta Karya.
Gambar. 1.5.