• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI LAMPUNG

NTP Provinsi Lampung Agustus 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 104,73 untuk

Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 95,81 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 103,73 untuk Subsektor

Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 117,69 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt), 109,96 untuk

Subsektor Perikanan Tangkap, dan 94,85 untuk Subsektor Perikanan Budidaya. Sedangkan NTP Provinsi

Lampung tercatat sebesar 105,45.

Pada Agustus 2017, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, antara lain pada komoditas tanaman

pangan seperti: gabah, jagung, dan ketela pohon/ubi kayu. Pada subsektor tanaman perkebunan dan

subsektor peternakan juga mengalami kenaikan harga seperti pada komoditas kopi, kakao, lada, sapi

potong, dan kambing. Sedangkan pada sektor hortikultura dan perikanan tangkap mengalami penurunan

harga antara lain pada komoditas petsai/sawi, terung panjang, ikan mas, dan ikan nila.

Sebagian subsektor mengalami peningkatan NTP pada Agustus 2017, kecuali subsektor hortikultura dan

perikanan tangkap. Secara rinci, subsektor pertanian tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 2,10

persen, subsektor tanaman hortikultura turun sebesar 0,82 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat

naik sebesar 3,16 persen, subsektor peternakan naik sebesar 1,57 persen, subsektor perikanan tangkap

turun sebesar 0,14 persen, dan subsektor perikanan budidaya naik sebesar 0,18 persen. NTP Provinsi

Lampung secara gabungan naik sebesar 1,82 persen.

Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Agustus 2017, ada 28 provinsi mengalami

kenaikan NTP dan 5 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi

Lampung dengan peningkatan sebesar 1,82 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di

Provinsi Papua Barat yang turun sebesar 0,44 persen.

Agustus 2017 daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,33 persen. Deflasi

disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok bahan makanan yang cukup tinggi yaitu sebesar 1,13

persen. Sementara itu beberapa kelompok indeks harga mengalami kenaikan.

No. 04/09/18/Th. XI, 4 September 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

(2)

Nilai tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap

indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya

beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan

barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif

semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Tabel 1. Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Lampung Per Subsektor

Juli

2017 s.d.

Agustus

2017 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan Juli 2017 Agustus 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Padi & Palawija

a. Indeks yang Diterima (It) 131,72 134,02 1,74 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 128,41 127,96 (0,35) c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 102,58 104,73 2,10 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-P) 110,94 112,84 1,71 2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 121,61 120,29 (1,09) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125,89 125,54 (0,28) c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 96,60 95,81 (0,82) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-H) 108,03 106,86 (1,08) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 128,23 132,05 2,98 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127,53 127,30 (0,18) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 100,55 103,73 3,16 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pr) 110,42 113,43 2,73 4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 138,38 140,46 1,50 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 119,44 119,35 (0,07) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 115,86 117,69 1,57 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pt) 123,83 125,58 1,41 5. Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima (It) 134,95 134,50 (0,33) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,55 122,32 (0,19) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 110,12 109,96 (0,14) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pi) 122,07 121,52 (0,45) 6. Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima (It) 117,60 117,53 (0,05) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 124,20 123,92 (0,23) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 94,68 94,85 0,18 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pi) 101,64 101,65 0,02

Gabungan

a. Indeks yang Diterima (It) 130,17 132,24 1,59 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125,68 125,40 (0,22) c. Nilai Tukar Petani (NTPp) 103,57 105,45 1,82 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPp) 112,88 114,56 1,49

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 12 (dua belas) kabupaten di Provinsi

Lampung, pada Agustus

2017 NTP Provinsi Lampung sebesar 105,45 atau mengalami peningkatan

sebesar 1,82 persen dibandingkan dengan Juli 2017 sebesar 103,57. Sementara itu, NTP nasional naik

sebesar 0,94 persen, dari 100,65 pada Juli 2017 menjadi 101,60 pada Agustus 2017.

(3)

1. NTP Subsektor

a. Subsektor Padi & Palawija (NTP-P)

Pada Agustus 2017 NTP-P Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar 2,10 persen karena indeks

harga yang diterima petani naik 1,74 persen terutama disebabkan oleh naiknya harga gabah, jagung, dan

ubi kayu, sedangkan indeks harga yang dibayar petani justru turun sebesar 0,35 persen. Penurunan Ib

disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,45 persen dan naiknya indeks

biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,03 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

NTP-H bulan Agustus 2017 Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 0,82 persen disebabkan

oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,09 persen dan indeks harga yang dibayar

petani sebesar 0,28 persen. Penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,28 persen, akibat dari

turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal

(BPPBM) masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,01 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)

Pada Agustus 2017 NTP-Pr Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar 3,16 persen karena

indeks harga yang diterima petani naik 2,98 persen terutama disebabkan oleh naiknya harga kopi, lada,

dan kakao, sedangkan indeks harga yang dibayar petani justru turun sebesar 0,18 persen. Penurunan Ib

disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,27 persen dan naiknya indeks

biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,24 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt)

Menjelang hari raya idul adha, komoditas sapi potong dan kambing menjadi pemicu kenaikan NTP-Pr

bulan Agustus 2017 sebesar 1,50 persen. Penurunan indeks yang dibayar petani sebesar 0,07 persen,

akibat dari turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga sebesar 0,25 persen dan naiknya indeks biaya

produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,09 persen.

e. Subsektor Perikanan Tangkap

Pada

Agustus 2017, NTP subsektor perikanan tangkap Provinsi Lampung mengalami penurunan

sebesar 0,14 persen disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima sebesar 0,33 persen dan

penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,14 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya

indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,38 persen dan naiknya indeks biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen.

f. Subsektor Perikanan Budidaya

NTP subsektor perikanan budidaya Provinsi Lampung mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen

disebabkan oleh naiknya harga komoditas ikan mas dan ikan nila, sedangkan indeks harga yang dibayar

petani turun sebesar 0,23 persen. Penurunan Ib yang sebesar 0,23 persen disebabkan oleh turunnya

indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM)

masing-masing sebesar 0,33 persen dan 0,07 persen.

(4)

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya

Juli 2017 s.d. Agustus 2017 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase

Juli 2017 Agustus 2017 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 131,72 134,02 1,74

- Padi 133,33 135,44 1,58

- Palawija 130,43 132,88 1,87

b. Indeks Dibayar Petani 128,41 127,96 (0,35)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,01 130,42 (0,45)

- Indeks BPPBM 118,73 118,77 0,03

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 121,61 120,29 (1,09)

- Sayur-sayuran 125,17 122,60 (2,05)

- Buah-buahan 117,46 117,56 0,09

- Tanaman Obat 121,37 121,30 (0,06)

b. Indeks Dibayar Petani 125,89 125,54 (0,28)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,28 129,82 (0,35)

- Indeks BPPBM 112,57 112,57 (0,01)

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 128,23 132,05 2,98

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 128,23 132,05 2,98

b. Indeks Dibayar Petani 127,53 127,30 (0,18)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,39 130,04 (0,27)

- Indeks BPPBM 116,13 116,41 0,24

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 138,38 140,46 1,50

- Ternak Besar 143,26 145,90 1,84

- Ternak Kecil 133,39 135,73 1,76

- Unggas 132,31 133,56 0,94

- Hasil Ternak 122,73 122,42 (0,26)

b. Indeks Dibayar Petani 119,44 119,35 (0,07)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129,82 129,49 (0,25)

- Indeks BPPBM 111,75 111,85 0,09

5. Perikanan Tangkap

a. Indeks Diterima Petani 134,95 134,50 (0,33)

- Penangkapan Perairan Umum 140,79 142,55 1,25

- Penangkapan Laut 134,77 134,24 (0,39)

b. Indeks Dibayar Petani 122,55 122,32 (0,19)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,54 131,04 (0,38

- Indeks BPPBM 110,56 110,69 0,12

6. Perikanan Budidaya

a. Indeks Diterima Petani 117,60 117,53 (0,05)

- Budidaya Air Tawar 130,11 130,00 (0,09)

- Budidaya Laut 100,00 100,00 0,00

- Budidaya Air Payau 123,75 123,75 0,00

b. Indeks Dibayar Petani 124,20 123,92 (0,23)

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,39 129,96 (0,33)

(5)

2. Perbandingan Antar Provinsi

Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Agustus 2017, ada 28 provinsi

mengalami kenaikan NTP dan 5 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di

Provinsi Lampung dengan peningkatan sebesar 1,82 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di

Provinsi Papua Barat yang turun sebesar 0,44 persen. (Tabel 3).

Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi-Provinsi dan Persentase Perubahannya

Agustus 2017 (2012=100)

Provinsi IT IB NTP NTUP

Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb Rasio % Perb

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Aceh 120,27 1,12 127,31 1,10 94,47 0,03 101,79 0,94 Sumatera Utara 128,36 1,36 129,61 0,78 99,04 0,57 106,41 1,26 Sumatera Barat 122,22 1,47 127,00 1,02 96,24 0,44 107,33 1,36 Riau 130,31 0,78 127,88 0,14 101,90 0,64 113,47 0,57 Jambi 126,91 1,53 126,55 0,23 100,28 1,29 107,54 1,31 Sumatera Selatan 118,71 1,26 125,78 (0,20) 94,38 1,47 101,81 1,01 Bengkulu 120,88 1,72 129,15 0,42 93,60 1,30 103,65 1,48 Lampung 132,24 1,59 125,40 (0,22) 105,45 1,82 114,56 1,49 Bangka Belitung 118,42 1,48 122,57 (0,18) 96,61 1,66 105,26 1,47 Kep. Riau 118,06 0,43 121,83 0,25 96,91 0,18 106,88 0,41 DKI Jakarta 118,51 0,00 121,49 (0,23) 97,54 0,23 109,23 0,00 Jawa Barat 138,42 0,90 131,37 0,04 105,37 0,86 115,54 0,84 Jawa Tengah 129,78 0,89 127,82 (0,42) 101,53 1,31 108,21 0,73 DI Yogyakarta 131,67 0,44 128,00 0,48 102,87 (0,05) 112,96 0,04 Jawa Timur 136,78 1,12 129,78 (0,31) 105,40 1,43 114,13 0,99 Banten 128,40 0,83 128,61 0,59 99,83 0,24 105,13 0,48 Bali 129,41 (0,29) 124,50 (0,10) 103,94 (0,19) 110,94 (0,34)

Nusa Tenggara Barat 132,96 0,75 126,62 0,21 105,01 0,54 113,60 0,70 Nusa Tenggara Timur 129,30 0,46 126,36 0,09 102,33 0,36 112,37 0,29 Kalimantan Barat 121,67 1,00 127,01 0,44 95,79 0,56 104,30 0,87 Kalimantan Tengah 122,15 0,87 125,60 0,06 97,25 0,81 104,58 0,69 Kalimantan Selatan 117,91 0,20 122,97 (0,24) 95,89 0,44 103,94 (0,16) Kalimantan Timur 121,84 0,39 126,11 (0,03) 96,61 0,43 107,98 0,36 Sulawesi Utara 118,03 (0,50) 127,93 (0,43) 92,26 (0,07) 103,39 (0,60) Sulawesi Tengah 122,28 1,37 129,79 0,08 94,22 1,29 105,81 1,24 Sulawesi Selatan 129,99 0,73 129,06 0,19 100,72 0,54 111,65 0,53 Sulawesi Tenggara 120,23 0,73 127,93 (0,25) 93,98 0,99 104,56 0,43 Gorontalo 135,29 0,90 128,40 (0,60) 105,37 1,52 121,43 0,90 Sulawesi Barat 131,43 1,40 123,90 (0,18) 106,07 1,58 118,55 1,35 Maluku 130,89 (0,21) 129,39 (0,52) 101,16 0,31 122,49 (0,38) Maluku Utara 128,32 (0,36) 127,39 (0,52) 100,73 0,16 113,08 (0,34) Papua Barat 127,68 (0,44) 127,99 (0,00) 99,76 (0,44) 113,21 (0,58) Papua 120,63 (0,17) 128,11 0,11 94,17 (0,28) 112,78 (0,18) Nasional 130,31 0,92 128,25 (0,02) 101,60 0,94 110,61 0,78

(6)

Seluruh provinsi di wilayah Sumatera mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di

Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,82 persen dan kenaikan terendah terjadi di Provinsi Aceh sebesar 0,03

persen. NTP Provinsi Lampung pada bulan

Agustus

2017 sebesar 105,45 merupakan NTP tertinggi

pertama di Sumatera. Sedangkan NTP terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,60. NTP Provinsi

Lampung yang naik sebesar 1,82 persen menempati peringkat pertama di wilayah Sumatera maupun

nasional. (Tabel 4).

Tabel 4. Perbandingan NTP dan Perubahan NTP Agustus 2017

menurut Provinsi se-Sumatera (2012=100)

Provinsi

NTP

Ranking

Perubahan

NTP (%)

Ranking

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Aceh

94,47

8

0,03

10

Sumatera Utara

99,04

4

0,57

7

Sumatera Barat

96,24

7

0,44

8

Riau

101,90

2

0,64

6

Jambi

100,28

3

1,29

5

Sumatera Selatan

94,38

9

1,47

3

Bengkulu

93,60

10

1,30

4

Lampung

105,45

1

1,82

1

Bangka Belitung

96,61

6

1,66

2

Kep. Riau

96,91

5

0,18

9

3. Indeks Harga Konsumen Perdesaan

Pada Agustus 2017, daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,33 persen

yang disebabkan adanya penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,13 persen.

Peningkatan beberapa indeks harga terjadi dibeberapa kelompok yaitu: kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau naik sebesar 0,14 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,20 persen, kelompok

sandang naik sebesar 0,07 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,35 persen, kelompok pendidikan,

rekreasi, dan olah raga naik sebesar 0,98 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar

0,25 persen.

Keterbandingan inflasi perdesaan di seluruh Indonesia pada Agustus 2017, inflasi perdesaan tertinggi

terjadi di Aceh yaitu sebesar 1,32 persen dan terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar -0,76

persen. Provinsi Lampung dengan deflasi perdesaan sebesar 0,33 persen menempati peringkat ke-23

secara nasional. (Tabel 5).

(7)

Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan

menurut Provinsi Agustus 2017 (2012=100)

Provinsi Makanan Bahan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan

Pendidikan, Transportasi Inflasi Perdesaan Ranking Inflasi Rekreasi Dan & Olahraga Komunikasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Aceh 2,52 0,39 0,26 0,30 0,20 0,08 0,34 1,32 1 Sumatera Utara 2,05 0,10 0,15 0,04 0,03 1,23 0,21 1,01 3 Sumatera Barat 2,36 0,78 0,31 0,37 0,09 (0,23) 0,36 1,30 2 Riau 0,11 0,07 0,15 0,08 0,16 0,09 0,28 0,13 13 Jambi 0,18 0,51 0,05 (0,11) 0,76 (0,01) 0,13 0,23 10 Sumatera Selatan (1,10) 0,02 0,67 0,42 0,13 0,43 0,16 (0,39) 26 Bengkulu 0,33 0,36 0,63 0,11 0,39 1,21 0,38 0,42 7 Lampung (1,13) 0,14 0,20 0,07 0,35 0,98 0,25 (0,33) 23 Bangka Belitung (0,69) 0,29 0,01 0,01 0,00 0,00 0,03 (0,22) 21 Kep. Riau 0,82 (0,05) (0,24) (0,01) 0,00 (0,18) 0,46 0,34 8 DKI Jakarta (0,95) 0,14 0,13 0,58 0,00 0,00 (0,06) (0,35) 24 Jawa Barat (0,36) 0,27 0,49 0,45 0,38 (0,08) 0,30 0,03 16 Jawa Tengah (1,75) 0,03 0,07 0,10 0,14 0,03 0,20 (0,71) 32 DI Yogyakarta 1,21 0,24 (0,28) 0,03 0,11 0,12 0,18 0,51 6 Jawa Timur (1,39) 0,02 0,11 0,07 0,24 0,42 0,15 (0,52) 28 Banten 0,70 0,42 1,71 0,62 1,76 (0,84) 0,15 0,67 4 Bali (1,00) 0,98 0,16 (0,09) 0,29 0,36 0,10 (0,16) 20 Nusa Tenggara Barat 0,07 0,80 0,04 0,10 0,14 0,74 0,16 0,26 9 Nusa Tenggara Timur (0,13) 0,35 0,21 0,05 0,78 0,27 0,04 0,07 14 Kalimantan Barat 0,98 0,11 0,16 0,15 0,28 (0,03) (0,02) 0,51 5 Kalimantan Tengah (0,18) 0,22 0,12 0,04 0,20 0,35 0,23 0,02 17 Kalimantan Selatan (1,32) 0,26 0,10 0,38 0,34 0,15 0,17 (0,44) 27 Kalimantan Timur (0,17) 0,12 (0,18) 0,07 0,05 0,01 0,09 (0,06) 19 Sulawesi Utara (1,23) (0,01) 0,04 0,01 0,25 (0,04) 0,04 (0,58) 29 Sulawesi Tengah (0,04) 0,15 0,15 (0,05) 0,28 (0,04) 0,20 0,06 15 Sulawesi Selatan 0,18 0,07 0,20 0,20 0,12 0,07 0,51 0,19 11 Sulawesi Tenggara (1,13) 0,50 (0,04) 0,10 0,06 0,12 0,17 (0,38) 25 Gorontalo (1,69) 0,45 (0,14) 0,21 0,01 0,30 0,06 (0,76) 33 Sulawesi Barat (0,59) 0,00 0,04 0,05 0,00 0,08 0,16 (0,24) 22 Maluku (1,41) 0,00 0,00 (0,01) 0,51 0,00 0,02 (0,66) 31 Maluku Utara (1,58) 0,64 (0,24) (0,04) 0,35 (0,08) 0,18 (0,64) 30 Papua Barat (0,30) 0,23 (0,10) 0,63 0,15 0,49 0,03 (0,05) 18 Papua (0,07) 0,62 0,26 0,08 (0,10) 0,32 0,13 0,14 12

(8)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG

Jl. Basuki Rahmat No. 54 Teluk Betung Bandar Lampung 35215 Telepon (0721) 482909, 484329; Faksimili (0721) 484329

Email: [email protected]

Website: lampung.bps.go.id

Keterangan lebih lanjut hubungi :

Kepala Bidang Statistik Distribusi

Bambang Widjonarko, SP

Telpon (0721) 482909/484329

Email: [email protected]

Gambar

Tabel 1. Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Lampung Per Subsektor                                   Juli  2017 s.d
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya  Juli 2017 s.d. Agustus 2017 (2012=100)
Tabel 3.  Nilai Tukar Petani Provinsi-Provinsi dan Persentase Perubahannya                               Agustus 2017 (2012=100)
Tabel 4.   Perbandingan NTP dan Perubahan NTP Agustus 2017                                               menurut Provinsi se-Sumatera (2012=100)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kenaikan NTP Juli 2015 disebabkan oleh naiknya NTP Subsektor Hortikultura sebesar 1,28 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,93 persen, NTP Subsektor Perternakan

Kenaikan NTPH ini karena adanya laju indeks harga yang diterima petani (It) relatif lebih cepat yakni naik sebesar 1,04 persen dibandingkan laju indeks harga yang dibayar

Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,57 persen disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,58

Pada Februari 2010 di Provinsi Kepri tercatat indeks harga yang dibayar (Ib) petani mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dibandingkan dengan Januari 2010, atau naik dari

Kenaikan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 1,12 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga yang dibayar petani (Ib)

Kenaikan NTPT disebabkan oleh indeks harga diterima petani (It) mengalami kenaikan indeks sebesar 0,26 persen sedangkan indeks harga dibayar petani (Ib)

Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 3,39 persen, sedangkan turunnya indeks pada subkelompok palawija terutama disebabkan

Penyebab kenaikan indeks yang dibayar petani (ib) adalah naiknya indeks pada subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,95 persen, dan indeks biaya produksi dan