• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Perusahaan Multifinance Telah Go-Public

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Perusahaan Multifinance Telah Go-Public"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan Multifinance atau Perusahaan Pembiayaan atau Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha dalam kelompok Lembaga Jasa Keuangan – Non Bank (LJK – Non Bank) yang didirikan untuk melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai lembaga pembiayaan. (http://www.bess.co.id, diakses pada 12 september 2014)

Selain itu, menurut pengertian oleh Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Sedangkan, pengertian dari Perusahaan Pembiayaan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dalam pasal 1 huruf (b) dikatakan bahwa Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan.

Saat ini perusahaan-perusahaan pembiayaan atau multifinance bergabung membangun satu asosiasi guna menampung aspirasi seluruh anggota. Pada tanggal 20 Juli 2000 telah diambil keputusan untuk mengubah ALI (Asosiasi Leasing Indonesia) menjadi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Dari 202 perusahaan multifinance, masih 14 perusahaan yang telah go-public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun daftar perusahaan multifinance terlihat pada tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1

Perusahaan Multifinance Telah Go-Public

Nama Perusahaan IPO

Buana Finance 07 Mei 1990

BFI Finance Indonesia 16 Mei 1990

Clifan Finance Indonesia 02 Oktober 1990

(2)

Sumber: Biro Riset

Infobank, 2014

1.2 Latar Belakang

Penelitian

Persaingan usaha di

Indonesia sangat tinggi, hal ini dikarenakan kemudahan arus investasi dan tingginya perekonomian di Indonesia.Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi ladang bagi para investor untuk menanamkan modal, menyebabkan banyaknya perusahaan baru muncul dan meningkatkan persaingan. (http://finance.detik.com/, diakses pada tanggal 11 September 2014).

Perekonomian Indonesia yang meningkat terbukti dari kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 yang cukup baik, padahal saat itu perekonomian Indonesia sedang melemah dan tidak stabil. Dalam delapan tahun terakhir (2005-2012), perekonomian Indonesia dapat tumbuh dengan stabil dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 6,0% per tahun. Perekonomian dapat tetap tumbuh dikarenakan kuatnya permintaan domestik. Kuatnya permintaan domestik ditopang oleh dua kekuatan struktural. Pertama, struktur demografi yang menguntungkan karena kelompok masyarakat berpenghasilan menengah berada dalam fase sedang tumbuh. Kedua, kegiatan konsumsi dan investasi dimungkinkan terus tumbuh karena lingkungan ekonomi makro dan sistem keuangan yang dapat dipertahankan kondusif. Kestabilan ekonomi makro tidak terlepas dari dukungan kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan sektor keuangan yang tetap dijalankan secara konsisten. (www.bi.go.id, diakses pada tanggal 15 November 2014)

Hal ini juga dikatakan pada laporan tahunan perusahaan pembiayaan tahun 2011 sektor keuangan yang konsisten membawa penguatan baik dalam perbankan maupun industri keuangan non bank. Penilaian terhadap peranan industri keuangan non bank sebagai alternatif sumber pendanaan selain bank semakin penting dalam mempengaruhi kestabilan perkembangan

Trust Finance Indonesia 28 November 2002 Adira Dinamika Multifinance 31 Maret 2004 Wahana Ottomira Multiartha 13 Desember 2004

Mandala Multifinance 06 September 2005

Verena Multifinance 25 Juni 2008

Batavia Prosperindo Finance 01 Juni 2009 Radana Bhaskara Finance (HD Finance) 10 Mei 2011

Tifa Finance 08 Juli 2011

Indomobil Multi Jasa 10 Desember 2013

(3)

perekonomian di Indonesia. (Laporan Tahunan Perusahaan Pembiayaan 2011, diakses pada 15 November 2014)

Peluang pertumbuhan industri multifinance (pembiayaan) meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan per kapita masyarakat dan pangsa pasar kendaraan bermotor di Indonesia yang cukup besar. Pertumbuhan perusahaan multifinance disebabkan kemampuan Indonesia bertahan di tengah badai krisis Amerika dan Eropa pada tahun 2012. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang berada pada usia produktif (20 tahun – 50 tahun) sangat besar, dan membutuhkan sarana yang bisa menunjang mobilitas keseharian mendorong demand pembiayaan cukup besar, kurangnya infrastuktur angkutan massal juga mengakibatkan masyarakat lebih memilih membeli motor dan mobil daripada angkutan umum dan mendorong pertumbuhan industri multifinance mencapai Rp 330 triliun sampai Rp 350 triliun. (www.lintasarta.net, diakses pada 7 oktober 2014)

Lembaga pembiayaan atau yang biasa disebut perusahaan pembiayaan atau multifinance adalah salah satu lembaga keuangan non-bank. Lembaga pembiayaan merupakan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembiayaan secara angsuran. Dimana yang termasuk dalam bidang usaha dari lembaga pembiayaan adalah :

a. Sewa guna usaha (leasing), b. Anjak piutang

c. Pembiayaan konsumen

d. Kartu kredit (http://enterpriseasiamagazine.com/, diakses pada 11 september 2014) Industri jasa pembiayaan pada tahun 2011 dalam hal posisi keuangan, menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini dilihat dari jumlah aset, dan pengelolaan kewajiban, dan peningkatan permodalan yang dimiliki oleh industri jasa pembiayaan dibandingkan dengan tahun 2010 dan tahun-tahun sebelumnya. Terlihat dari peningkatan jumlah asset, kewajiban, dan ekuitas industri multifinance yang terlihat pada gambar 1.1 berikut ini:

(4)

Gambar 1.1

Grafik Keadaan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Perusahaan Multifinance 2007-2011 (Dalam Triliun)

Sumber : Laporan Tahunan Industri Perusahaan Pembiayaan, 2011

Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa pada tahun 2011, aset industri jasa pembiayaan telah tumbuh sebesar 26,53% dibandingkan tahun 2010. Sementara itu, dalam lima tahun terakhir, total aset industri jasa Pembiayaan meningkat sangat pesat dari Rp127,3 triliun di tahun 2007 menjadi sebesar Rp291,4 triliun di tahun 2011 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 22,86% per tahun. Walau demikian, angka pertumbuhan di tahun 2011 menurun dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 32,36%, tetapi masih lebih tinggi daripada rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun. Dari segi permodalan dalam lima tahun terakhir, modal sendiri industri pembiayaan meningkat dari Rp24,5 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp56,1 triliun dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 23,14% pertahun.

Permodalan meningkat menunjukkan adanya peningkatan kegiatan investasi dalam perusahaan. Pertimbangan terhadap kinerja keuangan dan arus kas menjadi faktor yang penting sebelum melakukan kegiatan investasi. Untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan dibutuhkan tambahan modal, dimana modal didapat dari dana sendiri maupun pelaku enonomi lainnya seperti investor. Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan dinilai dari perbandingan rasio-rasio keuangan dalam perusahaan tersebut. (Megarini, 2003:3).

Tabel 1.2

Kinerja Keuangan Perusahaan Pembiayaan

Keterangan Desember 2012 (Rp Juta) Desember 2013 (Rp Juta) Pertumbuhan (%) Aset 331.802.621 387.290.447 16.72 Pembiayaan 296.333.969 340.726.353 14.98 Kewajiban 263.661.590 307.600.372 16.66

(5)

Keterangan Desember 2012 (Rp Juta) Desember 2013 (Rp Juta) Pertumbuhan (%) Modal Disetor 27.392.674 29.868.480 9.04 Modal Sendiri 67.303.253 78.498.177 16.63 Laba (Rugi) Bersih 11.358.994 13.453.769 18.44

Sumber : Biro Riset Infobank, 2014 Keterangan :

Kinerja keuangan 2012 dari 170 perusahaan, 2013 dari 169 perusahaan.

Melalui tabel 1.2 terlihat bahwa terjadi pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan pembiayaan dari desember 2012 ke desember 2013. Terdapat pertumbuhan aset sebesar 16.72%, dimana tahun 2012 aset perusahaan pembiayaan sebesar Rp 331.802.621 dan meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp 387.290.447, kemudian dari sisi pembiayaan terdapat pertumbuhan sebesar 14.98%, kewajiban meningkat sebesar 16.66%, modal yang disetor tumbuh sebesar 9.04 % dari desember 2012 ke desember 2013, pertumbuhan modal sendiri sebesar 16.63 dan pertumbuhan laba sebesar 18.44 %.

Cash flow atau aliran kas merupakan bagian penting dalam laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya karena mengandung unsur-unsur dari laporan laba rugi (arus kas operasional) dan laporan neraca (arus kas keuangan). (Ross et al., 2000; dalam Ariani, 2009: 3).

Dalam penelitian oleh Daniati dan Suhairi (2006:15) terlihat bahwa cash flow dari aktivitas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dalam return saham, selain itu cash flow dari aktivitas operasi juga berdampak terhadap return saham walaupun tidak signifikan.

Hal ini didukung oleh Trisnawati dan Wahidahwati (2013:78) bahwa untuk analisis investasi, para investor seringkali menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi laba akuntansi. Data arus kas ini sering digunakan investor untuk menganalisa investasi, arus kas merupakan ukuran yang tepat untuk menentukan harga saham.

Frekuensi perdagangan saham menunjukkan berapa kali terjadinya transaksi jual beli pada saham yang bersangkutan pada waktu tertentu. Dalam aktivitas bursa efek ataupun pasar modal,

(6)

aktivitas frekuensi perdagangan saham merupakan salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar terhadap sebuah informasi yang masuk di pasar modal. (Silviyani et al., 2014:10).

Frekuensi perdagangan saham perusahaan multifinance menunjukkan bagaimana reaksi pelaku saham terhadap informasi saham di perusahaan.

Gambar 1.2

Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Multifinance Tahun 2009-2013

Sumber : Bursa Efek Indonesia, diolah penulis.

Gambar 1.2 menunjukkan grafik frekuensi perdagangan saham perusahaan multifinance di Bursa Efek Indonesia. Terlihat setiap tahun minat investor terhadap informasi saham perusahaan multifinance semakin besar. Hal ini berarti jumlah transaksi jual beli saham perusahaan multifinance semakin banyak. Pada tahun 2009 total frekuensi perdagangan saham 115.226 dengan perusahaan terdaftar sebanyak 12 perusahaan. Pada tahun 2010 total frekuensi perdagangan saham sebesar 222.238 dengan perusahaan terdaftar sebanyak 11 perusahaan. Pada tahun 2011 total frekuensi perdagangan saham 225.696 dengan 13 perusahaan terdaftar. Pada tahun 2012 total frekuensi perdagangan saham 250.590 dengan 13 perusahaan multifinance terdaftar. Pada tahun 2013 total frekuensi perdagangan saham 246.448 dengan 13 perusahaan multifinance yang terdaftar, dari frekuensi perdagangan terlihat bahwa saham perusahaan multifinance cukup diminati investor, karena terjadinya peningkatan frekuensi perdagangan saham.

Pada gambar 1.2 terlihat terjadi penurunan frekuensi perdagangan pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan adanya penurunan pertumbuhan pembiayaan konsumen industri yang hanya 16.4 % atau sekitar Rp 27.03 triliun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai Rp 34.78 triliun. Beberapa

115226 222238 225696 250590 246448 2009 2010 2011 2012 2013 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 To tal F re ku e n si Tahun

(7)

faktor penyebab penurunan frekuensi perdagangan saham perusahaan multifinance adalah adanya peraturan menteri keuangan no.43/PMK 010/2012 tentang perubahan uang muka (down payment) pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor. Dalam peraturan tersebut, ada batas minimal uang muka dimana untuk kendaraan beroda dua uang dan beroda empat yang ditujukan untuk kegiatan produktif muka 20% dari harga jual, dan untuk kendaraan beroda empat tujuan non produktif uang muka sebesar 25%. Peraturan ini menurunkan minat konsumen untuk mengajukan kredit kendaraan bermotor, karena sebelumnya dengan uang muka Rp 500 ribu konsumen dapat memiliki kendaraan beroda dua. (www.mdifunds.com, diakses pada 7 oktober 2014).

Selain faktor diatas penurunan pertumbuhan perusahaan pembiayaan disebabkan adanya regulasi yang dikeluarkan yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) berkaitan dengan fidusia. PMK No. 130/2012 yang berlaku pada 7 oktober 2012 mewajibkan perusahaan pembiayaan untuk mendaftarkan jaminan fidusia bagi pembiayaan mereka. Artinya, uang muka yang harus dibayarkan konsumen akan makin besar lantaran ditambah dengan kewajiban jaminan fidusia tersebut. (http://enterpriseasiamagazine.com, diakses 11 September 2014), dan lesunya harga komoditas seperti batu barat dan karet akibat menurunnya permintaan ekspor dari China maupun India. (www.finansial.bisnis.com, diakses pada 7 Oktober 2014).

Pada Juli 2013, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin menjadi 6.5%. Tujuan untuk menjaga nilai tukar rupiah dan mengantisipasi kenaikan inflasi. Kebijakan ini berdampak pada perusahaan-perusahaan pembiayaan. Kucuran pembiayaan, misalnya untuk kendaraan bermotor menurun seiring dengan kenaikan suku bunga. (www.swa.co.id, diakses pada tanggal 7 oktober 2014), yang juga mengakibatkan penurunan frekuensi perdagangan saham pada tahun 2013.

Pertumbuhan industri multifinance mendapat tantangan dari regulasi dan tingkat suku bunga yang akan akan mempersempit ruang gerak industri multifinance, untuk tetap bersaing di pasar perusahaan multifinance harus meningkatkan kinerja operasional perusahaan dengan memanfaatkan kondisi ekonomi, tingkat konsumsi masyarakat dan meningkatnya industri otomotif (www.tribunnews.com, diakses 11 september 2014).

Perubahan harga saham perusahaan multifinance dapat ditunjukkan oleh gambar 1.3 berikut ini.

(8)

Gambar 1.3

Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Multifinance 2009-2013 Sumber : Yahoo Finance, data diolah.

Pada gambar 1.3 terlihat rata-rata harga saham perusahaan multifinance dari tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 rata-rata harga saham perusahaan multifinance Rp. 1042.76 dan meningkat sebesar Rp 881.45 pada 2010. Kemudian pada tahun 2011 terjadi penurunan harga saham menjadi Rp 1885.75. Lalu pada tahun 2012 masih mengalami penurunan menjadi Rp 1333.41, dan pada tahun 2013 juga masih terjadi penurunan menjadi Rp 1227.46. Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 terlihat saat rata-rata harga saham multifinance turun banyak investor yang membeli saham perusahaan multifinance tersebut. Hal ini menunjukkan investor memiliki minat terhadap saham perusahaan multifinance.

Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perushaan merupakan kunci untuk mengetahui sebuah fundamental dari sebuah emiten yang akan dibeli. Sebelum memulai berinvestasi di pasar modal, sebaiknya membaca laporan keuangan emiten yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Keuntungan akan didapat jika mengerti bagaimana fundamental perusahaan yang akan dikoleksi sebagai portofolio dari investasi. Hal yang diperhatikan dalam laporan keuangan emiten adalah neraca, laporan laba rugi, dan cash flow perusahaan. (www.economy.okezone.com, diakses pada 15 oktober 2014).

Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan sangat penting untuk melihat apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Kinerja keuangan diukur dari laporan keuangan dengan cara perhitungan rasio keuangan. (Zuliarni, 2012:37) 1042.768 1924.225 1885.75 1333.416667 1227.461538 0 500 1000 1500 2000 2500 2009 2010 2011 2012 2013 R ata -r ata H ar ga S ah am Tahun

(9)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Deitiana (2011:65) pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan, dividen terhadap harga saham di LQ 45 dengan menggunakan rasio keuangan profitabilitas dan likuiditas (current ratio) memiliki hasil bahwa rasio profitabilitas (Return On Investment, Return On Equity) berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan likuiditas(current ratio), pertumbuhan penjualan dan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kemudian menurut Mahendra et al. (2012:136) dalam penelitian pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas , dan kebijakan dividen. Rasio likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, rasio leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan rasio profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak mampu memoderasi rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Hal ini didukung dengan penelitian oleh Mais(Martani et al., 2009:46) pengaruh dari rasio keuangan seperti Net Profit Margin (NPM), Return On Assets(ROA), Return On Equity(ROE), Debt Equity Ratio(DER), Earning Per Share(EPS) pada harga saham perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index pada 2004 memiliki pengaruh positif kecuali Debt Equity Ratio. Lebih lanjut, Stella (2009:105) pada penelitian berjudul Pengaruh Price to Earning Ratio(PER), Debt to Equty Ratio(DER), Return On Asset(ROA) dan Price to Book Value(PBV) terhadap harga pasar saham mengatakan bahwa Price Earning Ratio(PER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga pasar saham, Debt Equity Ratio(DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga pasar saham, Return On Assets(ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar saham, dan Price Book Value(PBV) berpengaruh negatif signifikan terhadap harga pasar saham.

Pada penelitian Martani et al. (2009:51) dikatakan bahwa rasio keuangan, ukuran perusahaan dan cash flow dari aktivitas operasional berpengaruh pada market adjusted return dan abnormal return.

Selain itu, penelitian oleh Hidayat (2011:54) mengenai pengaruh arus kas dan laba terhadap harga saham pada industri telekomunikasi periode 2005-2009 adalah bahwa arus kas dan laba secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai R-square sebesar 77,5% dan variabel arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan signifikan sebesar (0.0000). Sedangkan menurut penelitian Andini & Wirawati

(10)

(2014:118) Pengaruh cash flow pada kinerja keuangan dan implikasi terhadap nilai perusahaan manufaktur dengan kinerja keuangan sebagai variabel mediasi. Hasilnya bahwa cash flow berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, dan cash flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan pengaruh cash flow terhadap nilai perusahaan tidak dimediasi oleh kinerja keuangan.

Dalam Penelitian ini peneliti membatasi hanya meneliti rasio return on equity, price earning ratio, return on investment dan earning per share (Setiawan & Kusrini (2010:74), Current ratio (Megarini, 2003:50), Total Assets Turnover (Dimitropoulos & Asteriou, 2008: 257), Debt Equity Ratio (Stella, 2009:105) karena merupakan rasio yang penting dalam menganalisis harga saham, sejalan dengan Tandelilin (2010:324) yang mengatakan selain rasio diatas nilai saham dapat diukur dengan pendekatan arus kas.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada harga saham perusahaan multifinance, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul:

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT EQUITY RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, RETURN ON INVESTMENT, RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, PRICE EARNING RATIO, DAN CASH FLOW OPERATION TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MULTIFINANCE YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2013

(11)

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di latar belakang masalah, perumusan masalah dari penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut :

a. Apakah Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share , Price Earning Ratio dan Cash flow operation secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

b. Apakah Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

c. Apakah Debt Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

d. Apakah Total assets turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

e. Apakah Return On Investment secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

f. Apakah Return On Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

g. Apakah Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

h. Apakah Price Earning Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

i. Apakah Cash flow operation secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

(12)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pertanyaan penelitian diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share , Price Earning Ratio dan Cash flow operation secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

b. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

c. Untuk mengetahui pengaruh Debt Equity Ratio secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

d. Untuk mengetahui pengaruh Total assets turnover secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

e. Untuk mengetahui pengaruh Return On Investment secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

f. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

g. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

h. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

i. Untuk mengetahui pengaruh Cash flow operation secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan multifinance yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

(13)

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna : a. Kegunaan Teoritis

Secara ilmiah, penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap ilmu manajemen keuangan khususnya yang berkaitan mengenai Pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share , Price Earning Ratio dan Cash flow operation terhadap harga saham . Selain itu juga sebagai tambahan referensi dan wawasan kepada peneliti lain yang tertarik mengkaji lebih dalam lagi tentang Pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Earning Per Share , Price Earning Ratio dan Cash flow operation terhadap harga saham.

b. Kegunaan Praktis

Bagi investor dapat memberikan informasi mengenai cara hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perusahaan saat ingin melakukan investasi terkait dengan laporan keuangan perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek yang akan di teliti, latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini akan memberikan gambaran umum arah penelitian yang akan memandu pembaca dalam memahami permasalahan yang sesungguhnya dibahas dalam penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian

Bab ini memaparkan konsep dan teori yang melandasi seluruh permasalahan yang dibahas dalam penelitian, terutama teori mengenai rasio keuangan, cash flow, nilai saham, dan teori pendukung lainnya untuk memudahkan analisis data, selain itu bab ini berisi tentang kerangka pemikiran mengenai penelitian, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian.

(14)

Bab ini berisikan Jenis Penelitian, Variabel Operasional, Tahapan Penelitian, Populasi dan Sampel, Pengumpulan Data, dan kemudian teknik analisis data

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisikan deskripsi setiap variabel yang diteliti, analisis statistik yang digunakan dalam pengolahan data, dan pengujian hipotesis untuk analisis pengaruh variabel yang diteliti Bab V Kesimpulan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan dan saran kepada perusahaan, investor, dan akademisi terkait analisi fundamental perusahaan multifinance.

Referensi

Dokumen terkait

Penghijauan adalah salah satu program yang diupayakan untuk menciptakan lingkungan sehat yang ada di Kelurahan Mojo. Penanggung jawab : Suci

Pada item pertanyaan nomor 1 yaitu tenaga kesehatan memberikan informasi tentang pemanfaatan ruang menyusui sehingga dapat memepengaruhi sikap responden lebih besar

1 Harapan saya, pihak CU Merdeka unit Penceren dalam. menangani nasabah memberikan kemudahan

› Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada perkiraan beban tanggung jawab , dari yang paling besar ke yang paling kecil. › Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan

Bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Tujuan dari pembentukan peraturan perundang-undangan

Kepribadian   Organisasi dinamik sistem psikofisik pada individu yang Organisasi dinamik sistem psikofisik pada individu yang memberikan corak yang khas dalam

YAYASAN PIMPINAN HARIAN KEPALA BAGIAN KEUANGAN KEPALA BAGIAN PERSONALIA KEPALA BAGIAN PRODUKSI KEPALA BAGIAN PEMASARAN STAFF SUPERVISOR UNIT PRODUKSI STAFF STAFF