• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh laporan keuangan daerah (Kota Bima).pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh laporan keuangan daerah (Kota Bima).pdf"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

ATAS

LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KOTA BIMA

TAHUN ANGGARAN 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI

PERWAKILAN BPK RI DI MATARAM

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI i

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 1

LAPORAN KEUANGAN POKOK 3

1. Neraca 3

2. Laporan Realisasi Anggaran 5

3. Laporan Arus Kas 7

4. Catatan Atas Laporan Keuangan 9

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN 46

(3)

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kepada para pengguna laporan keuangan,

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas memeriksa Neraca Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Bima. Tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.

Hasil pemeriksaan BPK RI menunjukkan terdapat kelemahan pengendalian intern yang mendasar dalam pengelolaan keuangan dan barang daerah yang mempengaruhi kewajaran penyajian Neraca per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Laporan Arus Kas (LAK) Pemerintah Kota Bima, berupa perbedaan angka akun-akun yang disajikan pada Neraca per 31 Desember 2007 yang disampaikan kepada BPK RI dengan angka akun-akun pada Neraca hasil Sistem Aplikasi Pembukuan SKPKD, perbedaan angka pendapatan yang disajikan pada LRA dengan angka pendapatan hasil rekapitulasi Bidang Pendapatan BPKD Pemerintah Kota Bima, dan perbedaan angka belanja yang disajikan pada LRA dengan angka belanja hasil pengesahan SPJ Fungsional dan dari Buku Kas Umum (BKU) Bendahara Pengeluaran SKPD. Pemerintah Kota Bima tidak dapat menjelaskan perbedaan angka dimaksud dan tidak memiliki bukti dan catatan yang mendukung penyajian nilai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas pada Neraca, Pendapatan dan Belanja pada LRA, dan Aktivitas Non Anggaran pada LAK yang dapat digunakan untuk menelusuri perbedaan angka dan menguji kewajaran nilai akun-akun dimaksud. Selain itu, terdapat perbedaan antara nilai SiLPA pada LRA sebesar Rp66.298.189.570,43, SiLPA pada Ekuitas Dana Lancar di Neraca sebesar Rp70.527.622.160,43, saldo akhir Kas Daerah pada LAK sebesar Rp66.340.746.478,43, dan saldo akhir Kas Daerah pada Neraca per 31 Desember 2007 sebesar Rp70.528.518.626,43, serta terdapat pengeluaran-pengeluaran Kas Daerah yang tidak dianggarkan dalam APBD oleh pejabat Pemerintah Kota Bima baik yang berwenang dan yang tidak berwenang, yang juga tidak dapat dijelaskan oleh Pemerintah Kota Bima. Bukti-bukti dan catatan pendukung yang terdapat pada Pemerintah Kota Bima tidak memungkinkan digunakan untuk menelusuri perbedaan dan menguji kewajaran nilai akun-akun tersebut dan BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan lain untuk menguji

(4)

PERWAKILAN BPK RI DI MATARAM 2 kewajaran akun-akun tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan BPK RI tidak dapat meyakini kewajaran akun-akun Aset, Kewajiban, dan Ekuitas pada Neraca, Pendapatan dan Belanja pada LRA, dan Aktivitas Non Anggaran pada LAK.

Karena pembatasan lingkup pemeriksaan sebagaimana disebutkan pada paragraf sebelumnya, BPK RI tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan, lingkup pemeriksaan BPK RI tidak cukup untuk memungkinkan BPK RI menyatakan pendapat, dan BPK RI tidak menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bima.

Laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan sistem pengendalian intern kami sajikan dalam buku tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

Mataram, 20 September 2008

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIKINDONESIA Perwakilan BPK RI di Mataram Penanggung Jawab Pemeriksaan,

B. Suharyanto, S.E., MSi., Ak.

Akuntan, Register Negara No. D-21.299

(5)

(dalam rupiah)

NO URAIAN 2007 2006

1 2

3 Kas di Kas Daerah 52.270.947.804,43 24.072.312.952,37

4 Kas di Bendahara Pengeluaran 15.407.570.822,00 750.334.733,00

5 Deposito 2.850.000.000,00 2.850.000.000,00

6 Belanja dibayar dimuka 779.755.031,83 779.755.031,83

7 Piutang Pajak 43.479.557,00 43.479.557,00

8 Piutang Retribusi 152.297.750,00 152.297.750,00

9 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 3.493.245.595,16 3.821.325.664,16

10 Piutang Lain-lain 1.953.412.024,00

11 Persediaan 825.445.630,00 790.100.730,00

12 77.776.154.214,42 33.259.606.418,36

13

14 Investasi Non Permanen

15 Dana Bergulir 2.533.456.299,00 -

16 2.533.456.299,00 - 17 Investasi Permanen

ASET

ASET LANCAR

INVESTASI JANGKA PANJANG

Jumlah Investasi Nonpermanen (15)

PEMERINTAH KOTA BIMA NERACA

Per 31 Desember 2007 dan 2006

Jumlah Aset Lancar (3 s/d 11)

17 Investasi Permanen

18 Penyertaan Modal Pemerintah Kota Bima 2.511.565.350,75 2.450.322.088,00

19 Dana Bergulir - 2.427.257.868,00

20 2.511.565.350,75 4.877.579.956,00

21 5.045.021.649,75 4.877.579.956,00

22

23 Tanah 58.305.831.353,00 54.244.986.603,00

24 Gedung dan Bangunan 152.115.447.722,69 128.404.442.205,13

25 Peralatan dan Mesin 70.313.988.950,51 57.425.432.482,01

26 Jalan, Irigasi dan Jaringan 95.240.215.263,94 66.998.101.199,94

27 Aset Tetap Lainnya 7.555.042.407,69 4.678.556.347,69

28 Konstruksi Dalam Pengerjaan 13.632.036.400,00 8.951.707.782,17

29 Akumulasi Penyusutan (45.828.952.504,27) (30.226.364.101,47) 30 351.333.609.593,56 290.476.862.518,47 31 32 Aset Lainnya 3.749.561.130,63 3.702.104.103,63 33 3.749.561.130,63 3.702.104.103,63 34 437.904.346.588,36 332.316.152.996,46 ASET LAINNYA

Jumlah Aset Lainnya (32) Jumlah Aset Tetap (23 s/d 29)

JUMLAH ASET (12+21+30+33) Jumlah Investasi Permanen (18 s/d 19) Jumlah Investasi Jangka Panjang (16 + 20) ASET TETAP

(6)

NO URAIAN 2007 2006

35 KEWAJIBAN

36 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

37 Utang PFK 896.466,00

38 Bagian Lancar Utang Jk. Panjang 11.518.408.000,00 12.211.305.000,00 39 Utang Jangka Pendek Lainnya 30.014.174.642,00 15.747.578.342,80 40 41.533.479.108,00 27.958.883.342,80 41 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

42 Utang Jangka Panjang Lainnya - 11.854.377.500,00 43 - 11.854.377.500,00 44 41.533.479.108,00 39.813.260.842,80 45 EKUITAS DANA

46 EKUITAS DANA LANCAR

47 SILPA 70.527.622.160,43 27.672.647.685,37

48 Pendapatan Yang ditangguhkan - -49 Cadangan Piutang 6.422.189.957,99 4.796.858.002,99 50 Cadangan Persediaan 825.445.630,00 790.100.730,00 51 Dana Yang hrs disediakan utk pembayaran Hutang Jk Pendek (41.532.582.642,00) (39.813.260.842,80) 52 36.242.675.106,42 (6.553.654.424,44) 53 EKUITAS DANA INVESTASI

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (37 s/d 39)

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (42) JUMLAH KEWAJIBAN (40 + 43)

Jumlah Ekuitas Dana Lancar (47 s/d 51) 53 EKUITAS DANA INVESTASI

54 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 5.045.021.649,75 4.877.579.956,00 55 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 351.333.609.593,56 290.476.862.518,47 56 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 3.749.561.130,63 3.702.104.103,63 57 Dana Yang hrs disediakan utk pbyrn Hutang Jk Panjang - -58 360.128.192.373,94 299.056.546.578,10 59 396.370.867.480,36 292.502.892.153,66

437.904.346.588,36

332.316.152.996,46

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (44 + 59) Jumlah Ekuitas Dana Investasi (54 s/d 57)

JUMLAH EKUITAS DANA (52 + 58)

H.M. Nur A. Latif Raba, 20 September 2008

(7)

(dalam rupiah)

1 2

3 Pendapatan Pajak daerah 2.305.236.500,00 1.759.604.837,00 76,33 4 Pendapatan Retribusi Daerah 2.588.217.200,00 1.550.054.932,00 59,89 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah

Yang Dipisahkan 143.200.000,00 133.524.789,00 93,24 6 Lain-Lain PAD Yang Sah 2.636.839.800,00 1.471.450.098,06 55,80 7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d6) 7.673.493.500,00 4.914.634.656,06 64,05

8 9

10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA

PERIMBANGAN

11 Dana Bagi Hasil Pajak 20.922.053.541,00 17.397.539.673,00 83,15 12 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 7.237.777.190,00 7.794.790.359,00 107,70 13 Dana Alokasi Umum 204.865.000.000,00 204.865.000.000,00 100,00 14 Dana Alokasi Khusus 32.658.000.000,00 32.658.000.000,00 100,00 15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana

Perimbangan (11 s/d 14) 265.682.830.731,00 262.715.330.032,00 98,88

16

17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT

LAINNYA

18 Dana Otonomi Khusus - - - 19 Dana Penyesuaian - 1.615.408.600,00 -

Anggaran Realisasi PENDAPATAN ASLI DAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

PEMERINTAH KOTA BIMA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2007

NO URAIAN (%)

PENDAPATAN

20 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah

Pusat Lainnya (18 s/d 19) - 1.615.408.600,00 -

21

22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI

23 Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 9.761.669.536,27 5.440.208.805,00 55,73 24 Bantuan Keuangan dari Provinsi 1.315.460.300,00 1.011.310.300,00 76,88 25 Dana Bagi Hasil dari Prov. NTB 2.357.630.587,52 - - 26 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah

Provinsi NTB (23 s/d 25) 13.434.760.423,79 6.451.519.105,00 48,02

27 Total Pendapatan Transfer (15+20+26) 279.117.591.154,79 270.782.257.737,00 97,01

28 29

30 Pendapatan Hibah 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 100,00 31

Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (30) 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 100,00

32 JUMLAH PENDAPATAN (7+27+31) 290.791.084.654,79 279.696.892.393,06 96,18 33 34 35 36 Belanja Pegawai 137.145.396.048,21 130.493.867.916,00 95,15 37 Belanja Barang 41.482.416.702,00 34.627.627.971,00 83,48 38 Bunga - - - 39 Subsidi - - - 40 Hibah 300.000.000,00 - - 41 Bantuan Sosial 14.630.702.000,00 17.017.964.550,00 116,32 42 Bagi Hasil Pajak Kepada Pemerintah Desa 1.300.000.000,00 1.719.895.500,00 132,30 43 Jumlah Belanja Operasi (36 s/d 42) 194.858.514.750,21 183.859.355.937,00 94,36

44 45

46 Belanja Tanah 6.075.285.000,00 4.066.474.893,00 66,93

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

BELANJA

BELANJA OPERASI

(8)

Anggaran Realisasi

NO URAIAN (%)

53 54

55 Belanja Tak Terduga 4.500.000.000,00 145.367.000,00 3,23 56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55) 4.500.000.000,00 145.367.000,00 3,23

57 JUMLAH BELANJA (43+52+57) 276.001.922.577,21 216.980.261.039,00 78,62

58 59 60

61 Jumlah Transfer/Bagi Hasil ke Desa - - -

62 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57+61) 276.001.922.577,21 216.980.261.039,00 78,62 63 SURPLUS / (DEFISIT) (32-62) 14.789.162.077,58 62.716.631.354,06 424,07 64 65 66 67 Penggunaan SiLPA 7.513.199.345,00 27.672.647.685,37 368,32 68 Pencairan Deposito - - - 81 Jumlah Penerimaan (67 s/d 68) 7.513.199.345,00 27.672.647.685,37 368,32 82 83

84 Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 23.000.000.000,00 24.091.089.469,00 104,74 85 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - - - 86 Pembentukan Deposito - - - 87 Jumlah Pengeluaran (84s/d 86) 23.000.000.000,00 24.091.089.469,00 104,74

88 PEMBIAYAAN NETTO (81-87) (15.486.800.655,00) 3.581.558.216,37 (23,13)

89

90 (697.638.577,42) 66.298.189.570,43 (9.503,23) Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

TRANSFER

TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN BELANJA TAK TERDUGA

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (63+88) PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

H. M. Nur A. Latif

Raba, 20 September 2008

(9)

No. Uraian 2007 2006

1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

2 Arus Masuk Kas

3 Pendapatan Pajak Daerah 1.759.604.837,00 1.853.444.451,00

4 Pendapatan Retribusi Daerah 1.550.054.932,00 1.289.541.905,00

5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 133.524.789,00 25.228.084,00

6 Lain-lain PAD yang sah 1.471.450.098,06 1.802.098.400,95

7 Dana Bagi Hasil Pajak 17.397.539.673,00 9.115.734.796,05

8 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 7.794.790.359,00 12.477.485.228,00

9 Dana Alokasi Umum 204.865.000.000,00 183.581.000.000,00

10 Dana Alokasi Khusus 32.658.000.000,00 29.257.679.060,00

11 Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi NTB 5.440.208.805,00 4.850.628.162,00

12 Pendapatan Hibah 4.000.000.000,00 0,00

13 Pendapatan Lainnya 2.626.718.900,00 4.112.339.177,00

14 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 13) 279.696.892.393,06 248.365.179.264,00

15 Arus Keluar Kas

16 Belanja Pegawai 130.493.867.916,00 87.149.618.707,70

13 Belanja Barang 34.627.627.971,00 69.083.497.888,00

14 Subsidi 0,00 0,00

15 Hibah 0,00 0,00

16 Bantuan Sosial 17.017.964.550,00 12.368.046.528,00

17 Belanja Tak Terduga 145.367.000,00 1.538.276.650,00

18 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota 1.719.895.500,00 497.485.000,00

19 Jumlah Arus Keluar Kas (16 s/d 18) 184.004.722.937,00 170.636.924.773,70

(dalam rupiah)

PEMERINTAH KOTA BIMA LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2007 dan 2006

20 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (14 - 19) 95.692.169.456,06 77.728.254.490,30

21 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan

22 Arus Masuk Kas

23 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 0,00

24 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 0,00 0,00

25 Jumlah Arus Masuk Kas (23 s/d 24) 0,00 0,00

26 Arus Keluar Kas

27 Belanja Tanah 4.066.474.893,00 6.214.520.960,00

28 Belanja Peralatan dan Mesin 10.003.211.292,00 13.039.033.249,00

29 Belanja Gedung dan Bangunan 10.582.870.494,00 32.049.666.318,00

30 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 7.836.506.223,00 6.418.020.963,00

31 Belanja Aset Tetap Lainnya 486.475.200,00 322.315.000,00

32 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00

33 Jumlah Arus Keluar Kas (27 s/d 32) 32.975.538.102,00 58.043.556.490,00

(10)

No. Uraian 2007 2006

35Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

36Arus Masuk Kas

37 Pencairan Deposito 0,00 14.000.000.000,00

38Jumlah Arus Masuk Kas (37) 0,00 14.000.000.000,00

39Arus Keluar Kas

40 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya 24.091.089.469,00 8.320.295.277,00

41 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.350.000.000,00

42 Pembentukan Deposito 12.500.000.000,00

42Jumlah Arus Keluar Kas (40 s/d 42) 24.091.089.469,00 22.170.295.277,00

43Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (38 - 42) (24.091.089.469,00) (8.170.295.277,00)

44Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran

45Arus Masuk Kas

46 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 13.365.951.748,91 10.143.110.690,00 47Jumlah Arus Masuk Kas (46) 13.365.951.748,91 10.143.110.690,00

48Arus Keluar Kas

49 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 13.323.394.840,91 10.164.522.985,00

Koreksi Kesalahan Tahun Lalu 0,00

50Jumlah Arus Keluar Kas (49) 13.323.394.840,91 10.164.522.985,00

51Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran (47 - 50) 42.556.908,00 (21.412.295,00)

52Kenaikan/Penurunan Kas 38.668.098.793,06 11.492.990.428,30

53Saldo Awal Kas 27.672.647.685,37 15.679.657.257,07

54Saldo Akhir Kas 66.340.746.478,43 27.172.647.685,37

Saldo Akhir di Rekening Kas Daerah (Bank) - 6.745.982.420,60

55Saldo Akhir Kas di luar BUD - 16.558.813.607,00

56Saldo Akhir Kas di BUD - 767.516.924,77

57Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran - 750.334.733,00

58Deposito - 2.850.000.000,00

60Saldo Akhir Kas (54+55+56+57+58+59)( ) - 27.672.647.685,37 ,

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Raba, 20 September 2008

Walikota Bima

(11)

MAJA LABO DAHU

PEMERINTAH KOTA BIMA

__________________________________________________________________________________ CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

I. KEBIJAKAN AKUNTANSI

1. Entitas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada Entitas Pelaporan.

Pemerintah Kota Bima selaku entitas pelaporan terdiri dari 28 (dua puluh delapan) entitas akuntansi yang meliputi 27 (dua puluh tujuh) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan 1 (satu) Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)/PPKD yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Bima yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Sehingga pelaporan keuangan Pemerintah Kota Bima merupakan konsolidasian dari laporan keuangan entitas-entitas akuntansi tersebut di atas.

2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Kota Bima tahun 2007 adalah sebagai berikut:

Basis Kas (cash basis) untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas

Pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

Basis Akrual (accrual basis) untuk penyusunan Neraca

Aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis dan dalam mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversikan terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintah

Secara rinci, kebijakan akuntansi yang diterapkan terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan tahun 2007 adalah sebagai berikut :

A. NERACA

(12)

menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi.

a) Kas di Kas Daerah

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas pemerintah Kota Bima yang berada di rekening Kas Daerah pada Bank. Kas Daerah dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

b) Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggung jawab/ dikelola oleh Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD) yang belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas. Kas di Bendahara Pengeluaran dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

c) Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan dari bendahara penerimaan yang bersangkutan. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib pajak/retribusi yang belum disetorkan ke kas daerah. Kas di Bendahara Penerimaan dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

d) Belanja dibayar di muka

Belanja dibayar di muka merupakan penurunan aktiva yang digunakan untuk uang muka pembelian barang atau jasa dan belanja yang maksud penggunaannya akan dipertanggungjawabkan kemudian.

e) Piutang Pajak

Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah yang dicatat berdasarkan surat ketetapan pajak yang pembayarannya belum diterima. Piutang pajak dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak-pajak yang belum dilunasi.

f) Piutang Retribusi

Piutang Retribusi merupakan piutang yang diakui atas jumlah yang belum terbayar sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi berdasarkan bukti penetapan retribusi. Perkiraan piutang retribusi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi.

g) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka pendek yang disebabkan karena adanya tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.

h) Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima

(13)

dalam waktu satu tahun. Dokumen sumber TGR adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan Mejelis Pembebanan TP/TGR. Dalam hal Surat Keputusan tersebut terlambat atau tidak diterbitkan, dokumen sumber untuk Piutang TGR diperoleh dari hasil pemeriksaan APFP.

i) Piutang Lainnya

Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang Pajak. Piutang Lainnya dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.

j) Persediaan

Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang

diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. Saldo persediaan adalah jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal neraca. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

2) Investasi Permanen

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Bentuk investasi permanen antara lain Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Permanen Lainnya.

a) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah menggambarkan jumlah yang dibayar oleh Pemerintah Kota Bima untuk penyertaan modal dalam perusahaan negara/daerah. Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar harga perolehan.

b) Investasi Permanen Lainnya – Dana Bergulir

Investasi permanen lainnya adalah investasi permanen yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori Penyertaan Modal Pemerintah. Investasi Dana Bergulir merupakan dana yang dipinjamkan kepada kelompok masyarakat untuk ditarik kemKota Bima setelah jangka waktu tertentu dan kemudian disalurkan kemKota Bima. Investasi permanen lainnya dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehnya. Investasi

Dana Bergulir dinilai sebesar jumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net

Realizable Value).

3) Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perkiraan aset tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan dan Akumulasi Penyusutan.

Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi aset agar tetap dapat digunakan tidak dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan, sedangkan biaya rehabilitasi yang menambah umur dan manfaat dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan.

(14)

pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Biaya ini meliputi harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara memadai, maka tanah dicatat dengan estimasi harga perolehan.

b) Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, komunikasi dan pemancar; alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; komputer; alat eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan dan pemurnian; alat bantu eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Peralatan dan mesin dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan. Peralatan dan mesin dicatat dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai peralatan dan mesin dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan oleh instansi teknis terkait. Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.

c) Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan Bangunan di neraca meliputi antara lain bangunan gedung; monumen; bangunan menara; dan rambu-rambu. Gedung dan bangunan dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi peralihan hak kepemilikan. Gedung dan bangunan dicatat dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai gedung dan bangunan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi dan jaringan di neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan jaringan. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Jalan, Irigasi, Jaringan dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis/perolehan, yaitu harga perolehan. Harga perolehan jalan, irigasi, jaringan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang

(15)

nilai historisnya, maka nilai Jalan, Irigasi, Jaringan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

e) Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi perpustakaan/buku dan barang bercorak seni/budaya/olah raga. Aset tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan. Aset tetap lainnya dicatat dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan aset tetap lainnya yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (Tnaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Bila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai aset tetap lainnya dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

f) Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya. Konstruksi dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.

g) Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan menggambarkan akumulasi jumlah penurunan nilai

ekonomis aset tetap pada tanggal laporan keuangan. Dengan demikian penyusutan tidak dimaksudkan untuk mengukur besarnya biaya yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan ataupun keuntungan.

Aktiva tetap kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus dari nilai perolehan setelah dikurangi nilai residu. Nilai residu untuk aktiva tetap gedung, bangunan dan kendaraan adalah sebesar 20 % dari nilai perolehan, sedangkan aktiva tetap lainnya sebesar 10 % dari nilai perolehan. Persentase penyusuan dihitung sesuai dengan masa manfaat sebagai berikut:

Nama aktiva tetap Masa manfaat

(Tahun)

Penyusutan (%)

Peralatan dan Mesin 8 – 15 6,67 – 12,50

Gedung dan Bangunan 25 4

Jalan, irigasi, dan jaringan 10 – 20 5 – 10

Aset tetap lainnya 5 20

4)

Aset Lainnya

Aset lainnya adalah aset pemerintah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran dan Aset Lain-lain.

a) Tagihan Penjualan Angsuran

Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. Contoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan

(16)

daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

b) Aset Lain-lain

Aset Lain-lain adalah aset-aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi dan Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah. Aset Lain-lain dicatat dengan nilai nominal dari aset yang bersangkutan. Untuk aset tetap yang diklasifikasikan ke dalam Aset Lain-lain, dicantumkan sebesar nilai perolehannya.

5)

Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kemKota Bima atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Utang Bunga, Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

a) Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK merupakan utang yang timbul akibat pemerintah belum menyetor kepada pihak lain atas pungutan/potongan PFK dari Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau dokumen lain yang dipersamakan. Pungutan/potongan PFK dapat berupa potongan/pungutan Iuran Taspen, Bapertarum, Askes, juga termasuk pajak-pajak pusat. Perkiraan ini dicatat sejumlah yang sama dengan jumlah yang dipungut/dipotong berdasarkan nilai nominal.

b) Utang Bunga

Hutang bunga merupakan bunga yang telah jatuh tempo atau menjadi kewajiban Pemerintah Kota Bima sebagai akibat dari adanya hutang pokok. Perkiraan ini dicatat sebesar nilai nominal. Hutang bunga dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal transaksi.

c) Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat

Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat merupakan bagian dari utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Pada umumnya akun ini berkaitan dengan utang yang berasal dari pinjaman jangka panjang. Akun ini diakui pada saat melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang pada setiap akhir periode akuntansi. Nilai yang dicantumkan di neraca untuk bagian lancar utang jangka panjang adalah sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal transaksi.

d) Hutang Jangka Pendek Lainnya

Hutang jangka pendek lainnya, yang tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu hutang jangka pendek diatas, adalah kewajiban yang harus dilunasi oleh Pemerintah Kota Bima dan penambahan aset yang diperoleh dari penerimaan hak yang belum saatnya diterima dan akan dipertanggungjawabkan kemudian. Hutang jangka pendek lainnya dibukukan sebesar nilai nominal.

6) Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kemKota Bima atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah

(17)

Kewajiban jangka panjang digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset daerah yang dapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran kemKota Bima pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat.

a) Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat

Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat merupakan utang jangka panjang yang diharapkan akan dibayar oleh Pemerintah Kota Bima terkait dengan pinjaman yang telah diambil dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal neraca dengan

memperhitungkan bunga masa tenggang sebagai penambah pokok pinjaman.Nilai

yang dicantumkan dalam neraca untuk utang dalam negeri - pemerintah pusat adalah sebesar jumlah yang belum dibayar pemerintah Kota Bima yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal neraca.

Utang dalam negeri - pemerintah pusat dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada tanggal transaksi.

7) Ekuitas Dana

Ekuitas Dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.

a) Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari :

(1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/SiLPA;

(2) Pendapatan yang Ditangguhkan;

(3) Cadangan Piutang;

(4) Cadangan Persediaan dan;

(5) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

b) Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini terdiri dari:

(1) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, yang merupakan akun lawan

dari Investasi Jangka Panjang;

(2) Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari Aset

Tetap;

(3) Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset

Lainnya;

(4) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang, yang

merupakan akun lawan dari seluruh Utang Jangka Panjang.

c) Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Akun ini merupakan akun lawan dari Dana Cadangan. Saldo perkiraan ini disajikan sebesar dana yang diinvestasikan dalam dana cadangan.

(18)

Kas Daerah. Pencatatan pendapatan berdasarkan azas bruto yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah neto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan diklasifikasikan menurut sumbernya antara lain : Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. PengemKota Bimaan atau koreksi atas pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan maupun periode sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.

2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban daerah. Belanja diakui atas dasar kas, yaitu pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah. Belanja diklasifikasikan sesuai SAP yaitu belanja operasi, belanja tak terduga dan belanja bagi hasil-transfer. Belanja Operasi diklasifikasikan atas belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.

3) Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah yang memerlukan pembayaran kembali dari pemerintah daerah dan penerimaan kembali dari pemerintah daerah. Pembiayaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran sumber-sumber dana yang diperoleh untuk menutup defisit anggaran atau pengunaan dana yang dilakukan apabila terjadi surplus anggaran.

C. LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama tahun anggaran 2007 yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-keuangan, pembiayaan dan non-anggaran. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama tahun anggaran 2007 dan saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2007.

Metode penyusunan Laporan Arus Kas adalah Metode Langsung yaitu dilakukan dengan cara menyajikan kelompok-kelompok penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi secara lengkap, dilanjutkan dengan kegiatan aktivitas investasi aset non-keuangan, dan pembiayaan serta non anggaran.

Susunan dan isi Laporan Arus Kas terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu :

1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Arus masuk kas terdiri dari : rincian Pendapatan Asli Daerah, rincian Pendapatan Transfer, rincian Lain-lain Pendapatan yang Sah. Sedangkan Arus Keluar terdiri dari rincian Belanja Operasi, Belanja Tak Terduga dan Belanja Bagi Hasil-transfer.

2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset non-Keuangan

Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.

(19)

Sedangkan Arus keluar kas dari aktivitas investasi adalah belanja pembelian aset tetap dan aset lainnya.

3) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan

Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang.

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah baik penerimaan maupun pengeluaran yang dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan dapat berasal dari pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah, Pencairan Dana Cadangan, hasil divestasi dan sisa lebih perhitungan anggaran. Sedangkan pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk penyertaan modal, pembayaran kemKota Bima pokok pinjaman dan pembiayaan lain berupa Pembentukan Dana Cadangan.

4) Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran

Arus kas dari aktivitas non anggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas non-anggaran antara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.

II. PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1. Pendapatan Daerah

Jumlah Pendapatan dalam Tahun Anggaran 2007 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp290.791.084.654,79 terealisasi sebesar Rp279.696.892.393,06 atau 96,18%.

Rincian atas jumlah pendapatan dengan anggarannya adalah sebagai berikut:

Jumlah Bobot

(%)

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.673.493.500,00 4.914.634.656,06 64,05

2 PENDAPATAN TRANSFER 279.117.591.154,79 270.782.257.737,00 97,01

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 100,00

Jumlah 290.791.084.654,79 279.696.892.393,06 96,18

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan

Realisasi

(20)

dengan anggarannya sebagai berikut:

Realisasi Rp

1 Pajak Daerah 2.305.236.500,00 1.759.604.837,00 76,33

2 Retribusi Daerah 2.588.217.200,00 1.550.054.932,00 59,89

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

143.200.000,00 133.524.789,00 93,24

4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

2.636.839.800,00 1.471.450.098,06 55,80

Jumlah 7.673.493.500,00 4.914.634.656,06 64,05

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

Gambaran angka realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara terperinci adalah sebagai berikut :

(1) Pajak Daerah

Pajak Daerah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp2.305.236.500,00realisasi penerimaan sebesar Rp1.759.604.837 atau 76,33%.

Rincian atas pendapatan Pajak Daerah dengan anggarannya sebagai berikut:

Realisasi Rp 1 Pajak Hotel 66.601.200,00 48.691.500,00 73,11 2 Pajak Restoran 273.051.600,00 152.590.559,00 55,88 3 Pajak Hiburan 14.400.000,00 11.148.750,00 77,42 4 Pajak Reklame 93.971.200,00 74.277.500,00 79,04 5 Pajak Penerangan jalan 1.380.000.000,00 1.330.528.262,00 96,42 6 Pajak PP Bahan Galian Golongan

C 477.212.500,00 142.368.266,00

29,83 Jumlah 2.305.236.500,00 1.759.604.837,00 76,33

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

(2) Retribusi Daerah

Retribusi Daerah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp2.588.217.200,00 realisasi penerimaan sebesar Rp1.550.054.932,00 atau

59,89%. Rincian atas pendapatan Retribusi Daerah dengan anggarannya sebagai

berikut:

Realisasi Rp

1 Retribusi Jasa Umum 1.600.531.500,00 780.909.085,00 48,79 2 Retribusi Jasa Usaha 685.786.500,00 503.937.243,00 73,48 3 Retribusi Perizinan tertentu 301.899.200,00 265.208.604,00 87,85

Jumlah 2.588.217.200,00 1.550.054.932,00 59,89

%

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan

(3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp143.200.000,00 realisasi penerimaan

sebesar Rp133.524.789atau 93,24%. Rincian atas pendapatan Hasil Pengelolaan

(21)

Realisasi Rp 1 Bagian Laba atas penyertaan modal pada

Koperasi 53.200.000,00 20.878.235,00

39,24 2 Bagian Laba atas penyertaan modal pada

PT. BPD NTB 90.000.000,00 112.646.554,00

125,16

Jumlah 143.200.000,00 133.524.789,00 93,24

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

(4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp2.636.839.800,00, realisasi penerimaan sebesar

Rp1.470.450.098,06 atau 55,80%. Rincian atas pendapatan Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah Yang Sah sebagai berikut:

Realisasi Rp

1 Jasa Giro 720.000.000,00 814.324.699,23 113,10

2 Komisi, potongan dan keuntungan selisih kurs

1.393.264.800,00 500.163.040,00 35,90 3 Pendapatan Denda atas Keterlambatan

Pelaksanaan Pekerjaan

0,00 14.748.400,00 ~ 4 Pendapatan dari Pengembalian 523.575.000,00 96.400.000,00 18,41 5 Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum 0,00 45.813.958,83 ~

Jumlah 2.636.839.800,00 1.471.450.098,06 55,80

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

b) Pendapatan Transfer

Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp279.117.591.154,79 terealisasi sebesar Rp270.782.257.737,00 atau 97,01%. Rincian atas Pendapatan Transfer tersebut sebagai berikut:

Rp %

1 Transfer Pemerintah Pusat -Dana Perimbangan

265.682.830.731,00 262.715.330.032,00 98,88 2 Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 0,00 1.615.408.600,00 ~ 3 Transfer Pemprov NTB 13.434.760.423,79 6.451.519.105,00 48,02

279.117.591.154,79 270.782.257.737,00 97,01

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan

Realisasi

Jumlah

Gambaran angka realisasi Pendapatan Transfer secara terperinci adalah sebagai

berikut :

(1) Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan

Dana Perimbangan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp265.682.830.731,00 realisasi penerimaan sebesar Rp262.715.330.032,00 atau

98,88%.Rincian penerimaan Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan dapat

(22)

1 Dana Bagi Hasil Pajak 20.922.053.541,00 17.397.539.673,00 83,15 2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 7.237.777.190,00 7.794.790.359,00 107,70 3 Dana Alokasi Umum 204.865.000.000,00 204.865.000.000,00 100,00 4 Dana Alokasi Khusus 32.658.000.000,00 32.658.000.000,00 100,00 265.682.830.731,00 262.715.330.032,00 98,88

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan Realisasi %

Jumlah

(1.1) Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil Pajak dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp20.922.053.541,00, realisasi penerimaan sebesar Rp17.397.539.673,00 atau 74,89%. Rincian penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak sebagai berikut:

1 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan

16.727.415.166,00 13.150.232.444,00 78,61 2 Bagi Hasil dari Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan Bangunan

2.386.780.315,00 2.329.620.461,00 97,61

3 Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak orang Pribadi dalam negeri

1.807.858.060,00 1.917.686.768,00 106,08 20.922.053.541,00 17.397.539.673,00 83,15 Realisasi % Jumlah No Uraian Anggaran setelah Perubahan

(1.2) Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

Dana Bagi Hasil Pajak dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp7.237.777.190,00 realisasi penerimaan sebesar Rp7.794.790.359,00 atau 107,70%. Rincian penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak sebagai berikut:

1 Bagi Hasil Sumber Daya Hutan 15.398.536,00 39.087.410,00 253,84

2 Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan (Royalti)

6.767.833.200,00 7.227.378.788,00 106,79

3 Bagi Hasil dari Hasil Perikanan 454.545.454,00 528.324.161,00 116,23

7.237.777.190,00 7.794.790.359,00 107,70 Realisasi % Jumlah No Uraian Anggaran setelah Perubahan

(1.3) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp204.865.000.000,00, realisasi penerimaan sebesar Rp.

204.865.000.000,00 atau 100,00%.

(1.4) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp32.658.000.000,00, realisasi penerimaan sebesar Rp32.658.000.000,00

atau 100,00%.

(23)

(2) Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya

Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya yang merupakan Dana Penyesuaian bidang Pendidikan dengan realisasi sebesar Rp1.615.408.600,00.

(3) Transfer Pemerintah Provinsi NTB

Transfer Pemerintah Provinsi NTB dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp13.434.760.423,79,00, realisasi penerimaan sebesar Rp6.451.519.105,00 atau 48,02% terdiri dari:

1 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

9.761.669.536,27

5.440.208.805,00 55,73

2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten

2.357.630.587,52

-

-3 Bantuan Keuangan Dari Provinsi 1.315.460.300,00 1.011.310.300,00 76,88

13.434.760.423,79 6.451.519.105,00 48,02 No Uraian Anggaran setelah Perubahan Jumlah Realisasi %

(3.1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

Dana Bagi Hasil Pajak dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.9.761.669.536,27,00 realisasi penerimaan sebesar Rp.5.440.208.805,00 atau 55,73%. Rincian penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi sebagai berikut:

1 Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

2.463.186.000,00 1.094.761.164,00 44,44 2 Bagi Hasil Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBNKB)

1.900.821.400,00 1.143.116.429,00 60,14 3 Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor (PBBKB)

5.395.662.136,27 3.164.447.664,00 58,65

4 Bagi Hasil Pajak Air Bawah Tanah 2.000.000,00 37.883.548,00 1.894,18 9.761.669.536,27 5.440.208.805,00 55,73 No Uraian Anggaran setelah Perubahan Jumlah Realisasi %

(3.2) Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten

Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp2.357.630.587,52 tidak ada realisasi.

(3.3) Bantuan Keuangan dari Provinsi

Bantuan Keuangan dari Provinsi dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp1.315.460.300,00, dengan realisasi penerimaan sebesar

(24)

100,00%. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah seluruhnya berupa Hibah dari Pemerintah Pusat.

2. Belanja Daerah

Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran satuan kerja.

Belanja daerah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp276.001.922.577,21,

realisasinya sebesar Rp216.980.261.039,00atau 78,62%.

Rincian atas jumlah belanja dengan anggarannya adalah sebagai berikut: Realisasi

Jumlah

1 BELANJA OPERASI 194.858.514.750,21 183.859.355.937,00 94,36

2 BELANJA MODAL 76.643.407.827,00 32.975.538.102,00 43,02

3 BELANJA TAK TERDUGA 4.500.000.000,00 145.367.000,00 3,23

Jumlah 276.001.922.577,21 216.980.261.039,00 78,62

%

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan

Jumlah belanja daerah di atas, secara rinci menurut jenisnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Belanja Operasi

Target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.194.858.514.750,21 terealisasi sebesar Rp.183.859.355.937,00 atau 94,36%. Rincian atas jumlah Belanja Operasi dengan anggarannya sebagai berikut :

Realisasi Jumlah

1 BELANJA PEGAWAI 137.145.396.048,21 130.493.867.916,00 95,15 2 BELANJA BARANG DAN JASA 41.482.416.702,00 34.627.627.971,00 83,48 3 BELANJA HIBAH 300.000.000,00 - -4 BELANJA BANTUAN SOSIAL 14.630.702.000,00 17.017.964.550,00 116,32

5 BELANJA BANTUAN

KEUANGAN KEPADA

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

DAN PEMERINTAHAN DESA 1.300.000.000,00 1.719.895.500,00

132,30

194.858.514.750,21 183.859.355.937,00 94,36 Jumlah

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

Belanja Operasi secara terperinci adalah sebagai berikut :

(1) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp137.145.396.048,21 realisasi pengeluaran sebesar Rp130.493.867.916,00 atau

(25)

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

I Belanja Tidak Langsung Jumlah Bobot (%)

1 Gaji dan Tunjangan 109.964.343.879,21 109.022.211.933,00 83,55 99,14

2 Tambahan Penghasilan PNS 4.677.180.000,00 2.768.120.000,00 2,12 59,18

3

Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan anggota DPRD

seta KDH/WKDH 1.690.080.000,00 1.320.330.200,00 1,01 78,12

4

Biaya Pemungutan Pajak

Daerah 457.500.000,00 321.456.263,00 0,25 70,26

Jumlah Belanja Tidak

Langsung 116.789.103.879,21 113.432.118.396,00 86,93 97,13 II Belanja Langsung 1 Honorarium PNS 4.798.177.829 4.505.716.830,00 3,45 93,90 2 Honorarium Non PNS 8.170.319.260,00 6.025.985.350 4,62 73,75 3 Uang Lembur 3.021.050.000,00 2.340.598.000 1,79 77,48 4

Belanja Kursus, Pelatihan, sosialisasi, dan bimbingan

teknis PNS 3.402.285.000,00 3.345.171.800 2,56 98,32

5 Belanja Beasiswa 964.460.080,00 844.277.540 0,65 87,54

Jumlah Belanja Langsung 20.356.292.169,00 17.061.749.520,00 13,07 83,82

Jumlah 137.145.396.048,21 130.493.867.916,00 100,00 95,15

Realisasi

(2) Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang dan Jasa dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp41.482.416.702,00, realisasi pengeluaran sebesar Rp34.627.627.971,00 atau

(26)

Realisasi Jumlah

1Belanja Bahan Pakai Habis 2.593.924.396,00 1.907.030.770,00 73,52 2Belanja Bahan/Material 3.260.263.538,00 2.002.206.900,00 61,41 3Belanja Jasa Kantor 6.914.481.518,00 4.993.526.285,00 72,22 4Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 2.416.372.400,00 2.381.240.757,00 98,55 5Belanja Cetak dan Penggandaan 3.091.674.900,00 2.906.112.977,00 94,00 6Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 810.729.650,00 824.081.812,00 101,65 7Belanja Sewa Sarana Mobilitas 106.110.000,00 67.410.000,00 63,53 8Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 179.023.100,00 180.618.200,00 100,89 9Belanja Makanan dan Minuman 6.271.801.600,00 5.600.058.920,00 89,29 10Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 507.222.000,00 416.461.000,00 82,11 11Belanja Pakaian Kerja 107.763.000,00 107.691.500,00 99,93 12Belanja Pakaian khusus dan hari-hari tertentu 159.000.000,00 153.633.000,00 96,62 13Belanja Perjalanan Dinas 14.881.050.600,00 13.080.622.850,00 87,90 14Belanja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 183.000.000,00 5.633.000,00 3,08 15Belanja Pemeliharaan Peralatan Kantor - 1.300.000,00 ~

41.482.416.702,00 34.627.627.971,00 83,48 No Uraian % Jumlah Anggaran setelah Perubahan (3) Belanja Hibah

Belanja Hibah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp300.000.000,00 tapi tidak terealisasi.

(4) Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp14.630.702.000,00, realisasi pengeluaran sebesar Rp17.017.964.550,00 atau 116,32%, dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Jumlah

1 Belanja Bantuan Sosial Organisasi 14.143.202.000,00 16.544.964.550,00 116,98 2 Belanja Bantuan Partai Politik 487.500.000,00 473.000.000,00 97,03 14.630.702.000,00 17.017.964.550,00 116,32

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan %

Jumlah

(5) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp1.300.000.000,00, realisasi pengeluaran sebesar Rp1.719.895.500,00 atau 132,30%, dengan rincian sebagai berikut:

(27)

Realisasi Rp 1 Belanja Bantuan Keuangan kepada

kabupaten/Kota 300.000.000,00 892.395.500,00

297,47

2 Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa 1.000.000.000,00 827.500.000,00 82,75 1.300.000.000,00 1.719.895.500,00 132,30

%

Jumlah

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan

b) Belanja Modal

Belanja Modal dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp76.643.407.827,00, realisasi pengeluaran sebesar Rp32.975.538.102,00 atau

43,02%.

Rincian belanja modal dengan anggarannya sebagai berikut:

Realisasi Jumlah

1 Belanja Tanah 6.075.285.000,00 4.066.474.893,00 66,93

2 Belanja Peralatan dan Mesin 13.861.513.957,00 10.003.211.292,00 72,17

3 Belanja Gedung 31.084.828.870,00 10.582.870.494,00 34,05

4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 25.238.480.000,00 7.836.506.223,00 31,05

5 Belanja Aset Tetap Lainnya 383.300.000,00 486.475.200,00 126,92

76.643.407.827,00 32.975.538.102,00 43,02 Anggaran setelah Perubahan % Jumlah No Uraian

Belanja Modal secara terperinci adalah sebagai berikut:

(1) Belanja Tanah

Belanja Tanah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp6.075.285.000,00 realisasi pengeluaran sebesar Rp4.066.474.893,00 atau 66,93%.

(2) Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Peralatan dan Mesin dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp13.861.513.957,00 realisasi pengeluaran sebesar Rp10.003.211.292,00 atau

(28)

Realisasi Jumlah 1 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan

Darat Bermotor

3.951.169.600,00

2.558.067.500,00 64,74 2 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan

Darat Tidak Bermotor

80.000.000,00

79.950.000,00 99,94 3 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan

di atas Air Bermotor

430.000.000,00

323.955.000,00 75,34 4 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan

di atas Air Tidak Bermotor

12.500.000,00

- -5 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Bengkel 435.600.000,00 239.193.675,00 54,91 6 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat

Pengolahan Pertanian dan Peternakan

146.000.000,00

- -7 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor 403.190.220,00 241.147.912,00 59,81 8 Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan 689.213.720,00 469.089.191,00 68,06 9 Belanja Modal Pengadaan Komputer 2.192.315.030,00 1.855.339.514,00 84,63 10 Belanja Modal Pengadaan mebeulair 863.164.000,00 712.811.000,00 82,58 11 Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur 48.781.900,00 20.537.600,00 42,10 12 Belanja Modal Pengadaan Penghias Ruangan

Rumah Tangga

212.809.000,00

151.466.000,00 71,17 13 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Studio 111.231.900,00 88.165.800,00 79,26 14 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 122.251.500,00 116.961.500,00 95,67 15 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Ukur 438.760.800,00 13.500.000,00 3,08 16 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 2.057.964.252,00 1.584.792.000,00 77,01 17 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat 1.455.562.035,00 1.446.420.600,00 99,37 18 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat

Pengolahan Perikanan 211.000.000,00 101.814.000,00 48,25 13.861.513.957,00 10.003.211.292,00 72,17 % Anggaran setelah Perubahan Jumlah No Uraian

(3) Belanja Gedung dan Bangunan

Belanja Gedung dan Bangunan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp31.084.828.870,00 realisasi pengeluaran sebesar Rp10.582.870.494,00 atau 34,05%.

(4) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp25.238.480.000,00 realisasi pengeluaran sebesar Rp7.836.506.223,00 atau 31,05%, dengan rincian sebagai berikut:

(29)

Realisasi

Jumlah 1

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan

16.083.000.000,00

5.810.579.247,00 36,13 2 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi

Jembatan

565.000.000,00

220.104.380,00 38,96 3 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi

Jaringan Air

8.492.320.000,00

1.713.607.786,00 20,18 4 Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik

dan Telepon 98.160.000,00 92.214.810,00 93,94 25.238.480.000,00 7.836.506.223,00 31,05 No Uraian Jumlah Anggaran setelah Perubahan %

(5) Belanja Aset Tetap Lainnya

Belanja Aset Tetap Lainnya dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp.383.300.000,00 realisasi pengeluaran sebesar Rp.486.475.200,00 atau

126,92%, dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Jumlah 1 Belanja Modal Pengadaan

Buku/Kepustakaan

286.900.000,00

164.618.000,00 57,38 2 Belanja Modal Pengadaan

Hewan/Ternak dan Tanaman

96.400.000,00

321.857.200,00 333,88

383.300.000,00 486.475.200,00 126,92 %

Jumlah

No Uraian Anggaran setelah

Perubahan

c) Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.4.500.000.000,00 , realisasi pengeluaran sebesar Rp.145.367.000,00 atau 3,23%.

3. PEMBIAYAAN

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan Pemerintah Kota Bima baik

penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali oleh Pemerintah Kota Bima, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

a) Penerimaan Pembiayaan

Jumlah penerimaan pembiayaan dalam Tahun Anggaran 2007 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.7.513.199.345,00 terealisasi sebesar Rp.27.672.647.685,37 atau 361,67%. Realisasi tersebut merupakan realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya.

b) Pengeluaran Pembiayaan

Jumlah pengeluaran pembiayaan dalam Tahun Anggaran 2007 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.23.000.000.000,00, terealisasi sebesar Rp.24.091.089.469,00 atau 104,74%. Realisasi tersebut merupakan pembayaran utang jatuh tempo kepada pihak ketiga.

(30)

B. NERACA 1. ASET

a) ASET LANCAR (1) Kas di Kas Daerah

Uraian Per 31 Des 2007 Per 31 Des 2006

Kas di Kas Daerah 52.270.947.804,43 24.072.312.952,37

Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2007 dan 2006 pada rekening bank masing-masing sebesar Rp52.270.947.804,43 dan Rp24.072.312.952,37 dengan rincian sebagai berikut:

(a) Kas di Bank:

Uraian Per 31 Des 2007 Per 31 Des 2006

Kas di Bank 30.128.844.225,43 6.753.205.916,60

Kas di Kas Daerah per 31 Desember 2007 dan 2006 pada rekening bank masing-masing sebesar Rp30.128.844.225,43 dan Rp6.753.205.916,60 dengan rincian sebagai berikut:

Kas Daerah di Bank : TA 2007 TA 2006

PT BANK NTB Kantor Cabang Bima

- PAD

No. Rekening 21.00002.00-9 205.482.687,70 250.608.108,00

- Dana Perimbangan Provinsi

No. Rekening 21.02066.00-7 797.177.475,61 3.021.358.341,40

- Dana Perimbangan Pusat

No. Rekening 21.02080.00-9 8.184.591.963,00 4.859.925,00

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

No. Rekening 21.02102.00-6 421.451,40 651.920,40 No. Rekening 21.02023.03-1 9.477.154,00 9.041.638,00

- Dana Alokasi Umum (Gaji)

No. Rekening 21.02066.01-0 1.653.796.988,17 4.830.729,00

- Bagi Hasil Pajak Pusat

No Rekening 21.00015.02-0 6.205.039,00 684.435.830,00

- Dana Ad Hoc

No Rekening 21.00018.02-3 3.803.022.171,00 2.579.264,00

- DAK Reboisasi

(31)

No. Rekening 21.00048.02-3 57.660.083,92 -

- Bend BPKD Kota Bima-Burhan Ismail

No. Rekening 21.00025.02-6 283.480.561,83 -

Sub Jumlah 15.455.998.500,63 4.416.387.475,80

PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Bima

- PBB

No. Rek.53757219 3.035.152.587,00 2.229.882.364,00

- BPHTB

No. Rek. 53756431 99.212.413,00 7.263.465,00

- Kantor Pemerintah Kota Bima

No. Rek. 53757435 883.214.926,00 6.593.237,00

- Kantor Pemerintah Kota Bima

No. Rek. 53757446 20.666.862,00 20.738.926,00

- DAU

No. Rek. 0120647304 1.627.407.872,00 -

- Kantor Pemerintah Kota Bima

No. Rek. 0120647870 2.769.734,00 -

- DAK Lingkungan Hidup

No.Rek. 0136316283 90,00 -

- DAK Prasarana Pemerintah

No.Rek. 0136317640 683.900.000,00 -

- DAK Perikanan Kelautan

No.Rek. 0136317866 140,00 - - DAK Pertanian No.Rek. 0136318065 823,00 - - DAK Kesehatan No.Rek. 0136317334 463,00 - - DAK Infrastruktur No.Rek.0136317196 362,00 -

(32)

Sub Jumlah 6.353.221.907,00 2.271.701.488,00

PT BRI (Persero) Kantor Cabang Raba Bima

- Dana Alokasi Umum (DAU)

No. Rek. 00000079-01-000262-30-4 5.117.248.183,80 64.635.029,80

- DAK Infrastruktur

No.Rek. 00000079-01-000362-30-8 3.055.714.961,00 -

- Bencana Alam qq Walikota Bima

No.Rek. 00000079-01-000370-30-1 109.923,00 -

- Dana Bantuan Kegiatan Sosial Kemasy.

No.Rek. 00000079-01-000373-30-9 45.792.676,00 -

- Rekening Tabungan

No. Rek.12061952-5 100.758.074,00 77.446.060,00

Sub Jumlah 8.319.623.817,80 65.116.952,80

Jumlah Kas Daerah di Bank 30.128.844.225,43 6.753.205.916,60

(b) Kas di Luar BUD

Uraian Per 31 Des 2007 Per 31 Des 2006

Kas di Luar BUD 19.613.813.607,00 16.558.813.607,00

Kas di Luar BUD per 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp19.613.813.607,00 dan Rp16.558.813.607,00 dengan rincian Kas di Luar BUD per 31 Desember 2007 sebagai berikut:

Saldo sebesar Rp16.558.813.607,00 merupakan pengeluaran TA 2006 yang belum dipertanggungjawabkan.

Tanggal Uraian NO. Cek Jumlah (Rp)

Mutasi Tambah 16.558.813.607,00 15/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 01624973 200.000.000,00 19/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 01624974 50.000.000,00 19/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 Cash 1.644.000.000,00 21/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 Cash 1.500.000.000,00 22/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 OGI S 2.800.000.000,00

Jumlah Mutasi Tambah 22.752.813.607,00 Mutasi Kurang

12/02/2007

Pencairan atas SP2D-UP pada

Dinas Kesehatan 139.000.000,00

14/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 Ca Cash deposit 600.000.000,00

14/02/2007 DAUBRI00000079-01-000262-30-4 Ca Cash deposit 2.400.000.000,00

Jumlah Mutasi Kurang 3.139.000.000,00

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar melalui strategi pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Dasar

Kesetaraan Mata Kuliah Kurikulum 2009 Program Studi Sistem Informasi/S1 Keterangan :. W = Wajib

Board governance dalam penelitian ini diukur melalui karakteristik board of directors ( board characteristics ) yaitu ukuran Dewan Komisaris, proporsi komisaris

Selain protein tersebut, pada microtube juga terdapat gel, dimana gel ini berfungsi sebagai filter atau saringan, apabila terjadi aglutinasi antara

Kegiatan Sekolah Minggu gereja kita akan dimulai Minggu, 24 Januari 2016 pukul 09.30WIB dengan mengikuti kebaktian syukuran Awal Tahun 2016 bersama orangtua..

Pengujian dila- kukan dengan cara standar, yaitu pada alat pengukur repelensi (daya tolak) yang terdiri dari dua buah ruangan yang masing-masing berukuran 40 cm

AS merupakan salah seorang korban aliran Komar. Ia sebelumnya bekerja di pesantren Az-Zaitun sebagai guru honorer bahasa Inggris. Pekerjaan ini telah dijalaninya selama 5

Pengumpulan data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan melalui pengamatan (observasi) dan tes hasil belajar. Data yang dikumpulkan dari setiap kegiatan yang