• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatausahaan Aset tetap seluruhnya senilai Rp351.333.609.593,56 tidak memadai

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

4. Penatausahaan Aset tetap seluruhnya senilai Rp351.333.609.593,56 tidak memadai

Walikota Bima dan Kepala Dinas Kesehatan menyatakan bahwa;

a. Adanya Perbedaan jumlah item obat yang dilaporkan per 31 Desember 2007 (238 item) di buku stok induk sampai dengan 31 Desember 2007 (239 item), dan hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 8 september 2008 (245 item) disebabkan karena adanya 7 (tujuh item stok) dari ASKES dan buffer provinsi yang belum dimasukkan dalam laporan per 31 desember 2007, sementara item stok dari ASKES diterima di Instalasi Farmasi Kota Bima tanggal 5 dan 18 Februari 2008. Untuk item stok tersebut akan kami masukkan dan perbaiki dalam periode pelaporan selanjutnya.

b. Kami menyadari bahwa memang terjadi kelalaian dalam di dalam pencatatan dan penginventarisasian barang secara menyeluruh yang disebabkan oleh adanya keterbatasan tenaga pada unit IFK Dinas Kesehatan Kota Bima. Untuk masa-masa yang akan datang, pencatatan dan penginventarisasian obat akan dilakukan secara cermat, teliti dan mengikuti prosedur yang berlaku.

BPK RI menyarankan kepada Walikota Bima agar memberi sanksi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima dan Pengelola Instalasi Farmasi Kota Bima yang tidak melakukan pencatatan dan penginventarisasian persediaan obat-obatan dan untuk selanjutnya memerintahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima selaku Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang (dhi. persediaan obat) agar mendesain prosedur inventarisasi dan penilaian persediaan tahunan, melaksanakan pencatatan secara menyeluruh atas persediaan barang yang dikelolanya, dan menyusun Laporan persediaan guna penyusunan Neraca Pemerintah Kota Bima atas dasar stock

opname.

4. Penatausahaan Aset tetap seluruhnya senilai Rp351.333.609.593,56 tidak memadai

Pemeriksaan atas Neraca Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007 diketahui bahwa saldo aset tetap milik Pemerintah Kota Bima seluruhnya senilai Rp351.333.609.593,56 yang terdiri dari aset tanah; gedung dan bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan; dikurangi akumulasi penyusutan atas nilai aset tetap tersebut.

Pemeriksaan pada Penjelasan atas pos-pos Laporan Keuangan dalam Catatan atas Laporan Keuangan diketahui bahwa Pemerintah Kota Bima telah melakukan koreksi atas nilai awal aset tetap yang tercatat dalam Neraca Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007 yang merupakan saldo akhir aset tetap pada Neraca per 31 Desember 2006, dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis Aset Saldo per 31 Desember 2006

Saldo Awal

setelah koreksi Selisih (koreksi)

1 Tanah 54.244.986.603,00 48.785.486.603,00 5.459.500.000,00

2 Gedung dan Bangunan 128.404.442.205,13 128.807.850.213,69 (403.408.008,56)

3 Peralatan dan Mesin 57.425.432.482,01 56.246.719.457,01 1.178.713.025,00

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 66.998.101.199,94 65.586.152.327,94 1.411.948.872,00

5 Aset tetap lainnya 4.678.556.347,69 4.678.556.347,69 0

6 Konstruksi dalam pengerjaan 8.951.707.782,17 8.951.707.782,17 0

7 Akumulasi Penyusutan 30.226.364.101,47 28.123.538.747,08 2.102.825.354,56

Hasil konfirmasi dengan Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Bima diketahui bahwa Kepala Bagian Umum tidak dapat memberikan penjelasan dan perhitungan serta dokumentasi pendukung atas selisih akibat koreksi terhadap saldo awal aset tetap Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007. Konfirmasi lebih lanjut dengan Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) diketahui bahwa Kepala Sub Bidang Akuntansi dan Pelaporan BPKD juga tidak dapat memberikan penjelasan dan perhitungan serta dokumentasi pendukung atas nilai aset yang tercatat dalam Neraca per 31 Desember 2007 maupun nilai selisih akibat koreksi terhadap saldo awal aset tetap Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007.

Berdasarkan penjelasan Kepala Bagian Umum diketahui nilai aset tetap yang tercatat dalam Neraca Daerah dicatat berdasarkan nilai yang tercatat dalam Laporan Hasil Inventarisasi Barang milik Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007. Laporan tersebut merupakan hasil inventarisasi yang dilaksanakan bulan April 2008 oleh pemerintah Kota Bima dengan penanggungjawab Sekretaris Daerah dengan asistensi oleh BPKP Perwakilan Provinsi Bali. Hasil pemeriksaan terhadap laporan tersebut diketahui bahwa dalam laporan tersebut tidak mencantumkan nilai aset Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) serta nilai akumulasi penyusutan atas aset tetap.

Dalam laporan hasil inventarisasi, aset tetap milik Pemerintah Kota Bima dikelompokkan berdasarkan Unit Pengelola Barang (UPB) yang seluruhnya berjumlah 175 Unit. Tidak terdapat rekapitulasi/ pengelompokkan aset berdasarkan jenis/kelompok penggolongannya yaitu tanah; gedung dan bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; dan aset tetap lainnya. Dari hasil konfirmasi, diketahui Kepala Bagian Umum tidak pernah membuat laporan lainnya terkait pengelolaan barang milik daerah selain laporan hasil inventarisasi diantaranya Laporan Barang Milik Daerah. Kepala Bagian Umum menjelaskan, Pengguna Barang atau Kuasa Pengguna Barang tidak pernah memberikan Laporan Barang semesteran dan tahunan atas aset yang dikelola masing pengguna barang atau kuasa pengguna barang.

Pemeriksaan lebih lanjut atas laporan hasil inventarisasi diketahui dalam laporan tersebut juga mencatat nilai aset atas barang hasil pengadaan dari dana APBN, APBD Provinsi maupun hibah. Hak kepemilikan atas barang-barang tersebut belum diserahterimakan kepada Pemerintah Kota Bima. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya Berita Acara Serah Terima atas aset-aset tersebut.

Laporan hasil inventarisasi tersebut juga mencantumkan aset yang merupakan aset eks Pemerintah Kabupaten Bima. Konfirmasi dengan Kepala Bagian Umum terhadap keberadaan Berita Acara Serah Terima Barang dari Pemerintah Kabupaten Bima kepada Pemerintah Kota Bima diperoleh penjelasan bahwa yang bersangkutan hanya mengetahui dan menyimpan satu buah Berita Acara Serah Terima Barang tersebut. Dalam Berita Acara Serah Terima tersebut disebutkan barang-barang yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Bima berupa hanya tanah

beserta bangunan atas 12 lokasi aset. Nilai dari dua belas lokasi aset tersebut tidak disebutkan dalam Berita Acara tersebut, disamping itu terdapat dua aset yang tidak dicantumkan luasnya yaitu Terminal Akab Dara dan Retribusi Pelabuhan Bima. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut juga tanpa dilampiri dengan bukti kepemilikan atas dua belas aset yang diserahkan. Dari dua belas aset tetap yang diserahkan tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan secara uji petik atas Laporan hasil inventarisasi diketahui bahwa terdapat dua aset yang tidak dicatat dalam laporan hasil inventarisasi yaitu aset tanah beserta bangunannya atas lokasi Terminal Akab Dara dan Retribusi Pelabuhan Bima. Kepala Bagian Umum tidak dapat memberikan penjelasan aset tetap eks Pemerintah Kabupaten Bima mana saja yang sudah atau yang belum dicatat dalam laporan hasil inventarisasi.

Berita Acara Serah Terima Barang atas aset eks Pemerintah Kabupaten Bima lainnya yang telah dicatat dalam laporan hasil inventarisasi, baik itu aset tetap berupa tanah; gedung dan bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; dan aset tetap lainnya, menurut penjelasan Kepala Bagian Umum tidak dimiliki oleh Kepala Bagian Umum. Kepala Bagian Umum juga tidak dapat memberikan penjelasan aset tetap eks Pemerintah Kabupaten Bima selain dua belas aset tetap diatas yang sudah atau yang belum diserahterimakan kepada Pemerintah Kota Bima. Bukti kepemilikan atas aset-aset eks Pemerintah Kabupaten Bima juga tidak ada satupun yang disimpan oleh Kepala Bagian Umum. Penjelasan dari Kepala Bagian Umum diketahui bahwa Pemerintah Kota Bima telah berupaya untuk menagih bukti kepemilikan atas 12 aset tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Bima namun sampai saat pemeriksaan bukti kepemilikan juga belum diterima dari Pemerintah Kabupaten Bima.

Pokok-pokok pengelolaan barang milik daerah telah diatur oleh Pemerintah Kota Bima dalam Peraturan Daerah. Namun Peraturan Daerah tersebut belum mengatur SKPD yang bertanggungjawab terhadap tugas pengelolaan barang milik daerah. Walikota Bima juga telah membuat peraturan yang mengatur tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah (Setda) khususnya Bagian Umum, namun dalam peraturan tersebut tugas Bagian Umum yang berkaitan dengan aset yang telah diatur antara lain hanya inventarisasi, menyiapkan bahan kebijakan pembelian dan pelelangan, penyusunan kebijaksanaan dibidang pemeliharaan dan perawatan barang bergerak, barang tidak bergerak dan pengelolaan aset. Peraturan Walikota lainnya yang mengatur tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi BPKAD hanya menyebutkan bhawa BPKAD adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota di bidang pengelolaan keuangan dan asset daerah namun tidak dilengkapi tugas pokok di bidang pengelolaan aset.

Konfirmasi dengan pejabat BPKD disebutkan bahwa pengelolaan aset bukan menjadi tanggungjawab BPKD. Konfirmasi dengan Kepala Bagian Umum diketahui bahwa Kepala Bagian Umum tidak pernah membuat laporan lainnya terkait pengelolaan barang milik daerah selain Laporan Hasil Inventarisasi Barang Milik Daerah (BMD) Pemerintah Kota Bima per 31 Desember 2007. Laporan tersebut merupakan hasil inventarisasi yang dilaksanakan bulan April 2008 oleh pemerintah Kota Bima dengan penanggungjawab Sekretaris Daerah dengan asistensi selama 15 hari oleh tim BPKP Perwakilan Provinsi Bali yang terdiri lima orang Fasilitator dan satu orang Pengendali Mutu sesuai Surat Tugas No.ST 623/PW22/3/2008. Kepala Bagian Umum menjelaskan Laporan Barang Milik Daerah tidak dapat dibuat dikarenakan Pengguna Barang atau Kuasa Pengguna Barang tidak pernah memberikan Laporan Barang semesteran dan tahunan atas aset yang dikelola masing pengguna barang atau kuasa pengguna barang.

Pada Laporan Inventarisasi BMD tersebut disajikan barang milik daerah dengan pengklasifikasian berdasarkan 175 Unit Pengelola Barang (UPB) namun tidak dilengkapi

Pada Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa terdapat BMD sebanyak 334 satuan senilai Rp1.057.686.371,00 yang digunakan oleh pihak ketiga dengan rekapitulasi yang tidak dilengkapi perincian lebih lanjut sebagai berikut:

No Kelompok Barang Jumlah Nilai (Rp)

1 Alat Angkutan (Roda 2 dan 4) 26 749.008.956,00

2 Alat Kantor dan Rumah Tangga 293 301.098.435,00

3 Alat Studio/ Komunikasi 15 7.578.980,00

Jumlah 334 1.057.686.371,00

Pihak ketiga yang menguasai adalah Sekretariat KPU dan Panwaslu Kota Bima, KONI, KNPI, Koperasi Kasabua Ade, MUI, Pengadilan Negeri Bima, Polres, Polisi Militer, Kodim, Bazis, PHBI, HMI, Veteran dan Kwarcab Pramuka. Disebutkan pada Laporan tersebut bahwa pengawasan dan pengendalian BMD menjadi tanggungjawab Bagian Umum namun Bagian Umum tidak memiliki data pendukung tentang status, bukti kepemilikan, bukti pinjam pakai bahkan tidak ada rincian atas aset apa saja yang dikuasai/digunakan pihak ketiga tersebut.

Pada Laporan tersebut juga menyebutkan tentang BMD dalam kondisi rusak berat sebanyak 9.319,65 sebesar Rp3.702.104.103,63 namun terdapat kejanggalan pada rekapitulasi yang mendukung pernyataan tersebut bahwa jumlah BMD yang rusak sebanyak 9326,25 namun belum termasuk Alat Angkutan sebesar Rp240.100.000,00 yang tidak disajikan satuannya. Pejabat BPKD dan Bagian Umum juga tidak bisa menjelaskan tentang Jalan dan Jembatan yang rusak dengan satuan 24,5 dan Bangunan Air/Irigasi yang rusak dengan satuan 186,75 , apakah satuan tersebut per item atau per kilometer.

Berdasarkan cek fisik tanggal 11 September 2008 oleh BPK atas Penyimpanan Seluruh Bukti Kepemilikan Kendaraan pada Bagian umum diketahui bahwa ditemukan BPKB atas kendaraan roda 4/lebih sebanyak 61 buah dan BPKB atas kendaraan roda dua sebanyak 214 buah. Hambatan pada saat cek fisik adalah tidak ada data pembanding, catatan tentang BPKB yang disimpan oleh Bagian Umum serta tidak ada data serah terima kendaraan dari Pemerintah Kota kepada pengguna sehingga tidak diketahui jumlah BPKB yang seharusnya ada pada Bagian Umum dan tidak diketahui secara rinci pemegang kendaraan dinas milik Pemerintah Kota Bima tersebut.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima Dalam Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Pasal 13 ayat:

(1) huruf B, menyebutkan bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan di Kota Bima, Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang terkait, Gubernur Nusa Tenggara Barat, dan Bupati Bima sesuai dengan kewenangannya menginventarisasi dan mengatur penyerahan kepada Pemerintah Kota Bima sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang meliputi barang milik/kekayaan negara/daerah yang berupa tanah, bangunan, barang bergerak dan barang tidak bergerak yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Bima yang berada di Kota Bima;

(2) Pelaksanaan penyerahan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diselesaikan paling lambat dalam waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak peresmian Kota dan pelantikan Pejabat Walikota Bima.

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara:

mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasannya dengan sebaik-baiknya;

2) Pasal 49 menyatakan bahwa Barang milik Negara/daerah yang berupa tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah harus bersertifikat atas nama pemerintah RI/Pemerintah daerah yang bersangkutan.

c. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pada PSAP No. 07 mengenai Aset Tetap yaitu :

1) Paragraf 20 : Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah;

2) Paragraf 22 : Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah pada pasal 33 ayat (1): Barang milik negara/daerah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e menyebutkan bahwa Kepala SKPKD selaku PPKD (dhi Kepala BPKD Kota Bima) mempunyai tugas menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam :

1) Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah.

2) Pasal 19 ayat (2) menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat menerima barang dari pihak ketiga.

3) Pasal 19 ayat (3) menyebutkan bahwa penyerahan dari pihak ketiga tersebut dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan disertai dengan dokumen kepemilikan/penguasaan yang sah.

4) Pasal 19 ayat (4) menyebutkan bahwa Pengelola atau pejabat yang ditunjuk mencatat, memantau, dan aktif melakukan penagihan kewajiban pihak ketiga atas penyerahan barang kepada Pemerintah Daerah.

5) Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa pengguna/kuasa pengguna menyusun laporan barang semesteran dan tahunan.

6) Pasal 28 ayat (3) menyebutkan bahwa pembantu pengelola menghimpun laporan dari pengguna/kuasa pengguna menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD).

7) Pasal 29 ayat (1) menyebutkan bahwa Laporan Barang Milik Daerah digunakan sebagai bahan untuk menyusun Neraca Pemerintah Daerah.

8) Pasal 45 ayat (1) menyatakan bahwa Pengelola, pengguna dan/atau kuasa pengguna wajib melakukan pengamanan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya.

9) Pasal 45 ayat (2) menyatakan bahwa Pengamanan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a) pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan;

c) pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan dilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tanda batas, selain tanah dan bangunan dilakukan dengan cara penyimpanan dan pemeliharaan; dan

d) pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan. g. Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pengeloaan Keuangan Daerah pada

Pasal 120 Ayat (1) Pengelolaan Barang Daerah meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang mencakup perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan dan pengamanan; ayat (2) Pengelolaan Barang Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kondisi di atas mengakibatkan saldo aset tetap di Neraca per 31 Desember 2007 sebesar Rp351.333.609.593,56 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal di atas disebabkan oleh:

a. Sekretaris Daerah selaku Pengelola Barang milik Daerah yang tidak melaksanakan tugasnya untuk secara aktif melakukan penagihan kepada Pemerintah Kabupaten Bima atas aset-aset yang belum diserahkan.

b. Kepala Bagian Umum selaku pembantu pengelola barang daerah yang tidak melaksanakan tugasnya untuk mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing SKPD.

c. Kepala BPKD selaku Kepala SKPKD dan PPKD yang tidak optimal dalam melaksanakan tugasnya dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah Kota Bima.

Walikota Bima mengakui bahwa aset tetap milik Pemerintah Kota Bima terutama aset yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Bima belum dilengkapi dengan bukti-bukti kepemilikan. Kedepannya perlu dilakukan upaya sungguh-sungguh pengurusan bukti kepemilikan aset.

BPK RI menyarankan kepada Walikota Bima agar:

a. Memberikan sanksi kepada Sekretaris Daerah yang tidak secara aktif melakukan penagihan kepada Pemerintah Kabupaten Bima atas aset-aset yang belum diserahkan dan selanjutnya memerintahkan Sekretaris Daerah untuk melaksanakan tugasnya tersebut.

b. Memberikan sanksi kepada Kepala Bagian Umum yang tidak melaksanakan tugas untuk mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing SKPD dan selanjutnya memerintahkan Kepala Bagian Umum untuk melaksanakan tugasnya tersebut.

c. Memberikan sanksi kepada Kepala BPKD yang tidak optimal dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah Kota Bima dan selanjutnya memerintahkan kepada Kepala BPKD untuk melaksanakan tugasnya tersebut.

5. Bank-bank Penyimpan Dana Kas Daerah Memotong/Memungut Pajak Penghasilan Pasal