• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan menangani beberapa urusan wajib yaitu Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Ketahanan Pangan.

Pemberdayaan Masyarakat di Kota Madiun diarahkan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berdaya saing berbasis potensi lokal dan pembardayaan masyarakat dengan sasaran meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Keluarga berencana merupakan program Nasional. Orientasi pembangunan pada penyenggaraan urusan Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS) di Kota Madiun untuk mewujudkan pelayanan dasar masyarakat dengan sasaran meningkatkan kwalitas pencegahan, pemberantasan dan penanganan penyakit melalui peningkatan kualitas penanganan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai sosial dalam kebijakan publik yang kontrotif dan dinamis menuju harmonisasi pembangunan untuk mencapai tujuan mengembangan pengarusutamaan gender dengan sasaran meningkatnya peran serta perempuan dalam pembanguan dan meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan.

Ketahanan Pangan diarahkan untuk mencapai tujuan meningkatkan potensi ekonomi lokal yang mendukung potensi perdagangan dengan meningkatkan ketahanan pangan.

3.1.1. Identifikasi Permasalahan

Dalam membangun Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun yang berbasis kepada penguatan kelembagaan masyarakat, mewujudnya pembangunan yang berwawasan kependudukan, meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan dan mendukung program raskin dan raskinda juga program peningkatan produksi pertanian.

(2)

Tabel 3.1

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun

Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) jumlah partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan, politik, organisasi bisnis dan organisasi masyarakat. Masih rendah

IKK Inventarisasi data pada SKPD sesuai dengan tupoksi. Adanya koordinasi dengan Instansi lintas sektoral.

Jenis Data yang diperlukan tidak selalu tersedia pada SKPD terkait. Jumlah penanganan Korban KDRT terhadap perempuan dan anak Angka sedang SPM 1. Sarana dan prasarana pelayanan 2. Tenaga yang terlatih 3. Pengetahuan dan pembinaan kepada masyarakat 4. Koordinasi antar instansi terkait 1. Cara berfikir masyarakat yang masih tradisional 1. 1.Tidak adanya identifikasi datan secara spesifik terhadap Korban KDRT dan non KDRT Jumlah Unmetneed Angka tinggi SPM 1. Sarana dan prasarana pelayanan 2. Tenaga yang terlatih 3. Pengetahuan dan pembinaan kepada masyarakat 4. Koordinasi antar instansi terkait 1. Masih banyaknya pasangan yang ingin mempunyai anak 1. Kurangnya KIE kepada PUS Jumlah masyarakat yang menggunakan Masih rendah

IKK 1. Sarana dan prasarana Pelayanan 1.Masih banyaknya akseptor yang belum menggunakan 1. Terbatasnya tenaga medis MOP/MOW 2. Masih

(3)

Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) alat kontrasepsi MKJP 2.Tenaga yang terlatih 3.Pengetahuan dan pembinaan kepada masyarakat 4.Koordinasi antar instansi terkait alat kontrasepsi KB MKJP terjadinya kegagalan MOW/MOP

Isu-isu strategis tersebut diatas dianalisis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari faktor-faktor eksternal lainnya seperti diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2

Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

No

Isu Strategis Dinamika

Internasional Dinamika Nasional

Dinamika

Regional / Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) - Pencapaian beberapa indikator MDG’s sampai tahun 2014 masih belum sesuai dengan target nasional Tingkat kemiskinan Jawa Timur tertinggi secara nasional Diharapkan dengan pengendalian jumlah penduduk, masyarakat lebih sejahtera 2 Paham pembangunan berbasis masyarakat yang semakin meluas di negara-negara berkembang Pembangunan belum sepenuhnya melibatkan peran aktif masyarakat secara luas Pembangunan berorientasi pada pro poor, pro growth, pro environtment, pro gender, dan pro job dengan berbasis pada Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

(4)

No

Isu Strategis Dinamika

Internasional Dinamika Nasional

Dinamika

Regional / Lokal Lain-lain people centered

namun belum optimal

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun berperan dalam program Keluarga Berencana dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan dengan Keluarga Berencana dan pemberdayaan masyarakat dapat mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai bagian integral pembangunan Nasional.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih

Visi, Misi, dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih yang berkaitan dengan tugas dan fungsi SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun dijabarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Visi: Terwujudnya Kota Madiun yang Lebih Maju dan Sejahtera

No Misi dan Program KDH danWakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Misi 1 Mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat Jumlah partisipasi perempuan Pola pikir masyarakat yang masih tradisional. Adanya pemahaman masyarakat tentang kesetaraan Gender 2 Misi 2

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa

Pencapaian SPM

Data yang kurang akurat

Tersedianya SDM yang cukup dan data akurat.

3 Misi 4 Meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat Jumlah masyarakat yang menggunakan alat kontrasepsi MKJP Masih rendahnya Kesadaran masyarakat pengguna MKJP. Adanya uang kompensasi dari pemerintah Daerah bagi Aseptor MOP/MOW.

(5)

Berdasarkan tabel diatas, visi dan misi Kepala Daerah Kota Madiun, terutama misi ke 1, yaitu Mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat, misi ke 2 yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dan misi ke 4 Meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun dimana tugas pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun yaitu:

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan.

Dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun yaitu :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan ketahanan pangan ;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan ;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan ;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dari perumusan Visi dan Misi tersebut di atas, maka Program yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun meliputi :

a. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat ; b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak ; c. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan ; d. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak ; e. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan ; f. Program keluarga berencana ;

g. Program pelayanan kontrasepsi ;

h. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri ; i. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KS dengan

(6)

j. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja ;

k. Program kependudukan dan keluarga berencana ; l. Program kesehatan reproduksi remaja (Genre) ;

m. Program pengembangan lembaga ekonomi kecil kelurahan ; n. Program peningkatan keberdayaan masyarakat ;

o. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan ; p. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat ;

q. Program pelayanan administrasi perkantoran ; r. Program pemeliharaan barang milik daerah ;

s. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan ;

t. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi

Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota. Identifikasi faktor tersebut dapat disusun pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan

Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatnya K/L dan pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang ekonomi Terbatasnya lapangan pekerjaan bagi perempuan. Anggapan penghasilan Perempuan tidak boleh melebihi penghasilan laki-laki .

Adanya lembaga yang bisa menjadi wadah untuk partisipasi dalam pembangunan bidang ekonomi.

(7)

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 2 Meningkatnya K/L dan pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender di bidang polsoskum Kurangnya kepercayaan terhadap potensi perempuan. Anggapan Kaum perempuan tidak boleh menjadi pemimpin. Adanya peluang keikutsertaan /partisipasi dalam bidang polseskum(eksek utif,legeslatif dan yudikatif. 3 Meningkatnya K/L dan pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak perempuan Kurangnya pemahaman tentang keadilan gender. Kurangnya pemahaman kaum perempuan terhadap haknya. Adanya undang-undang perlindungan TKW dan undang-undang perlindungan perempuan dan anak. 4 Meningkatnya K/L dan pemda yang menerapkan kebijakan perlindungan hak anak Kurangnya pemahaman hak anak oleh orang tua.

Banyak orang tua menganggap anak sebagai aset. Adanya penyediaan vasilitasi pemenuhan hak anak dibidang pendidikan, kesehatan dan kemasyarakatan 5 Meningkatnya K/L dan pemda yang menerapkan kebijakan tumbuh kembang anak Kuranya penyediaan sekolah untuk anak yang berkebutuan khusus.

Pemaksaan kehendak orang tua terhadap anak Adanya lembaga pemerintah dan non pemerintah yang menangani tumbuh kembang anak. 6 Meningkatnya kualitas pelayanan Belum adanya mekanisme

Kurangnya data dukung pelaporan dari lintas sektor.

Adanya petunjuk sistem pelaporan dengan

(8)

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) administrasi di lingkungan Kementerian PP dan PA menggunakan sistem aplikasi. 7 Ketersediaan energi per kapita dipertahankan minimal 2.200 kilokalori/hari dan penyediaan protein per kapita minimal 57 gram/hari; Jumlah lahan pertanian yang semakin kurang dan tidak seimbang dengan jumlah penduduk

 Alih fungsi lahan antara lain untuk sarana dan prasarana transportasi dan perdagangan

- Akses dan distribusi pangan lancar. - Pasokan bahan pangan dan wilayah sekitar lancar. 8 Jumlah penduduk rawan pangan berkurang minimal 1% setiap tahun; Masih rendahnya kesadaran keposyandu Pengetahuan Masyarakat tentang penying dan manfaat datang ke posyandu kurang

Adanya pelatihan pengetahuan dan bantuan alat yang mendukung pola makan B2SA 9 Jumlah konsumsi pangan per kapita untuk memenuhi kecukupan energi minimal 2.000 kilokalori/hari dan protein minimal sebesar 52 gram/hari; Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan  Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kualitas dan kuantitas konsumsi pangan Adanya kegiatan sosialisasi pola makan B2SA di masyarakat yang melibatkan PKK 10 Konsumsi beras per tahun menurun Masih rendahnya kesadaran masyarakat menerapkan pada Masih rendahnya pengetahuan masyarakat menerapkan pola Adanya program diversifikasi konsumsi pangan untuk

(9)

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) sebesar 1,5% per tahun yang diimbangi dengan kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani, buah-buahan dan sayuran, sehingga terjadi peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang diindikasikan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2014 sebesar 93,3; konsumsi pangan B2SA

konsumsi pangan B2SA (Beragam, Bergiizi Seimbang dan Aman)

mensosialisasikan dan menggiatkan pola konsumsi pangan B2SA di masyarakat melalui PKK dan di lingkungan sekolah 11 Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan yang terjangkau Ketergantungan bahan pangan dari pasokan luar daerah

Kenaikan ongkos angkut dan faktor cuaca. Sarana dan prasarana akses dan distribusi pangan cukup memadai

(10)

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) oleh masyarakat; 12 Tersedianya cadangan pangan pemerintah provinsi di 17 provinsi dan cadangan pangan pemerintah kabupaten/kot a di 100 kabupaten/kot a, serta berkembangny a 2.600 lumbung pangan masyarakat di 2.000 desa. Masih rendahnya kesadaran masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan sebagai lumbung pangan keluarga. Masih rendahnya pengetahuan

masyarakat dalam hal pemanfaatan lahan pekarangan untuk sumber pangan keluarga. Adanya program diversifikasi pangan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan 13 Meningkatnya pengawasan keamanan pangan segar melalui peran dan partisipasi masyarakat; Masih rendahnya pengetahuan produksi pangan sayur dalam hal praktek

penanganan pangan yang aman

Belum optimalnya kontrol keamanan pangan segar karena keterbatasan personil Adanya program diversifikasi pangan melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan sosialisasi pola konsumsi pangan B2SA menjadikan masyarakat memiliki pengetahuan mengenai

(11)

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota Sebagai Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) keamanan pangan. 14 Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan. Belum optimalnya peran dewan pertahanan pangan dalam hal perumusan kebijakan ketahanan pangan Belum optimalnya koordinasi antar SKPD dan instansi terkait

Terdapat program dan kegiatan yang mendukung terciptanya ketahanan pangan pada SKPD dan instansi terkait.

Permasalahan Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun berdasarkan Sasaran Renstra K/L adalah pada tabel 3.4 kolom 3.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS akan ditelaah dan diuraikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No

Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan

Fungsi SKPD Permasalahan Pelayanan SKPD Faktor Penghambat Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) 1 - - - -

(12)

Permasalahan Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun berdasarkan telaahan rencana tata ruang wilayah adalah tidak ada karena data tidak tersedia.

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari:

1. gambaran pelayanan SKPD;

2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;

3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota; 4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan

5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD

sehingga dapat ditentukan isu-isu strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun adalah sebagai berikut:

I. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu :

- Masih rendahnya partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan, politik, organisasi bisnis dan organisasi masyarakat.

- Masih adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak.

- Belum Optimal penanganan pengaduan/laporan kekeran terhadap perempuan dan anak.

II. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yaitu :

- Masih rendahnya MOP dan masih banyaknya unmet need.

- Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

- Adanya kecenderungan peningkatan perkawinan pertama wanita usia muda. - Berkurangnya tenaga lini lapangan

- Masih rendahnya jumlah Keluarga Sejahtera yang mempunyai usia sebagai upaya peningkatan pendapatan keluarga.

- Belum tersedianya data keluarga yang benarlengkap dan akurat. - Masih rendahnya jumlah kader KB yang berkualitas.

- Belum Optimalnya pembangunan yang berwawasan kependudukan.

- Masih terbatasnya pengetahuan remaja dan siswa sekolah terhadap program KB dan KS.

(13)

- Belum optimalnya pembinaan Balita, Remaja, Dewasa dan Lansia dalam upaya peningkatan KS.

- Pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi selama ini masih tergantung provinsi.

III. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusahan Ketahanan Pangan yaitu:

- Beralihnya fungsinya lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman. - Masih tingginya angka konsumsi beras per kapita.

- Cadangan pangan Pemerintah Kota Madiun yang masih rendah. - Pola Pangan Harapan (PPH) masih rendah.

IV. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusan Pemberdayaan Masyarakat yaitu: - Masih kurangnya kapasitas sumber daya aparatur.

- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang lembaga Pengembangan ekonomi Kecil Kelurahan.

- Kuranya pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan serta pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Referensi

Dokumen terkait

Capaian penerimaan Pajak Daerah tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,43 persen dengan total 16,43 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya, dimana pada Triwulan I

Menguji dan menganalisis pengaruh bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi penjuaalan, personal selling dan publisitas secara parsial terhadap kepuasan

Secara fisik tampak pula bahwa populasi Alor menunjukkan kesamaan dengan populasi dari Papua .1 Penelitian lain 6,7 yang men- dasarkan pada analisis komposisi percampuran

58 LEUWILIANG CIBEBER II kampung Cibeber Opat RW 1 NON PROGRAM - Rehabilitasi Jalan Lingkungan DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH. 59 LEUWILIANG CIBEBER II kampung

Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian seni, pengertian desain, dan keterkaitan antara seni dan desain dilihat

Sehati tersebut penulis mendapatkan ide untuk membuat sebuah program perancangan sistem pendukung keputusan berbasis website menggunakan metode perhitungan SAW (Simple

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa konsep dakwah merupakan cerminan dari unsur-unsur dakwah, sehingga gagasan dan pelaksanaan dakwah tidak terlepas dari suatu

Beban emergency pada prioritas dua terdiri dari 9 unit komputer yang terdapat pada 5 unit di jurusan teknik elektro dan 4 unit di jurusan teknik mesin.. 4.2.3