Manajemen Risiko
[G4-14, G4-45, G4-46, G4-47]Risk Management
Pengelolaan risiko merupakan salah satu bentuk penerapan praktik-praktik terbaik tata kelola perusahaan yang baik. Pengelolaan risiko adalah menciptakan budaya sadar risiko di Perusahaan sehingga Manajemen Risiko menjadi bagian integral dalam setiap kegiatan bisnis PT Pertamina Lubricants.
Penerapan Manajemen Risiko di lingkungan PT Pertamina Lubricants dilaksanakan berdasarkan:
t 5SBLUBU.BOBKFNFO3JTJLP5BIVO
t 1FEPNBO 1FOFSBQBO .BOBKFNFO 3JTJLP 15 1FSUBNJOB (Persero) No. A-001/H10200/2011-S0
t ,POUSBL.BOBKFNFOUFSLBJU1FOHFMPMBBO3JTJLP
Pelaksanaan Manajemen Risiko didasarkan pada Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Bagian Keenam Pasal 25 dari ketentuan tersebut mengatur Manajemen Risiko, yang menyatakan:
1. Direksi, dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan, harus mempertimbangkan risiko usaha
2. Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG 3. Pelaksanaan program manajemen risiko dapat
dilakukan, dengan:
a. Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah Direksi; atau
b. Memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko 4. Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen
risiko dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.
Kegiatan Manajemen Risiko dijalankan oleh Fungsi Business Development & Risk Management dan dipimpin oleh seorang manajer.
Risk management is a form of implementation of good corporate governance best practices. Risk management creates a culture of risk awareness in the company so that risk management becomes an integral part in any business activities of PT Pertamina Lubricants.
Risk Management at PT Pertamina Lubricants is implemented based on:
t 3JTL.BOBHFNFOU5SFBUZ
t (VJEFMJOFTGPS3JTL.BOBHFNFOU*NQMFNFOUBUJPOPG15 Pertamina (Persero) No. A-001/H10200/2011-S0 t .BOBHFNFOU$POUSBDUPO3JTL.BOBHFNFOU
Implementation of Risk Management is based on the Regulation of the Minister of SOEs No.Per-01/MBU/2011 on Implementation of Good Corporate Governance (GCG) at State-Owned Enterprises. Part Six of Article 25 of the provisions on Risk Management, which stipulate:
1. Board of Directors, in each decision/action, shall consider the business risks
2. Board of Directors shall establish and implement integrated corporate risk management program, which is part of the GCG program implementation
3. Implementation of a risk management program can be done, by:
a. Forming a separate work unit that is under the Board of Directors; or
b. Assigning existing and relevant work units to carry out the risk management function
4. Board of Directors shall submit a report on risk management profile and mitigation in conjunction with the company’s periodic reports.
The Risk Management activities carried out by the Function Business Development & Risk Management and led by a manager.
STRUKTUR MANAJEMEN RISIKO PERTAMINA LUBRICANTS Risk Management Structure of Pertamina Lubricants Direktur Utama
Gigih Wahyu Hari Irianto Vice President Corporate Development Rustam Firdaus
Analyst Risk Management Adenta Wicaksono Manager Business Dev.
& Risk Management Putu Denik Suastika
PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO
Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan diatur dalam Surat Keputusan No. Kpts-21/C00000/2105-S0 tanggal 22 Mei 2015 tentang Pemberlakuan Pedoman Manajemen Risiko Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang menetapkan:
1. Mengesahkan berlakunya Pedoman Manajemen Risiko No. A-002/H30000/2015-S9 dan mencabut Surat Keputusan Direktur No. Kpts-052/C00000/2011-S0 tentang Pemberlakuan Pedoman Manajemen Risiko
2. Menugaskan VP Enterprise Risk Management sebagai penanggung jawab terhadap Pedoman Manajemen Risiko dan secara berkala mengadakan pemutakhiran/
penyempurnaan dalam rangka continuous improvement yang sesuai dengan perkembangan strategi bisnis Perusahaan.
PROFIL RISIKO DAN PENANGANANNYA
PT Pertamina Lubricants menyadari bahwa kegiatan bisnis yang dijalankan memiliki potensi risiko yang perlu dikelola dengan baik. Perusahaan juga membuat perencanaan mitigasi dan pengelolaan risiko berkaitan dengan masing- masing risiko yang ada.
RISK MANAGEMENT GUIDELINES
Enterprise Risk Management Guidelines are stipulated in Decree of President Director of PT Pertamina (Persero) No.
Kpts-21/C00000/ 2105-S0 dated May 22, 2015 on the Risk Management Application, as follows:
1. Approve the enactment of the Risk Management Guidelines No. A-002/ H30000/2015-S9 and revoke the Decree of the President Director No. Kpts-052/
C00000/2011-S0 on the Application of Risk Management Guidelines
2. Assign VP of Enterprise Risk Management in charge of the Risk Management Guidelines and periodically making updates/improvements for continuous improvement in accordance with the development of the Company’s business strategy.
RISK PROFILE AND MITIGATION
PT Pertamina Lubricants is aware that the business activities conducted have potential risks that need to be managed properly. The company also makes mitigation planning and risk management related to each respective risks.
Jenis Risiko 5ZQFPG3JTL
Penyebab Risiko
$BVTFPG3JTL
Upaya Pengelolaan Risiko Risk Management Risiko tidak
tercapainya target volume penjualan
Risk of not achieving the sales target
1. Persaingan Pasar
2. Ekspektasi konsumen dan adanya kewajiban konsumen menggunakan pelumas tertentu yang direkomendasikan dalam Manual Book dari OEM
3. Ketersediaan Produk 1. Market competition
2. Consumer expectations and their obligation to use a particular lubricant recommended in the Manual Book of OEM
3. Product Availability
a. Promosi & Marketing Activity b. Customer & Market Survey c. Pemutakhiran TKO mekanisme
perubahan permintaan produk pada bulan berjalan
a. Promotions & Marketing Activities b. Customer & Market Survey
c. TKO update mechanism of changes in product demands in the current month Risiko terjadinya
kegagalan suplai bahan baku, kemasan dan bahan pembantu lainnya
1. Terjadinya gangguan di Kilang sehingga kilang tidak dapat mensuplai Base Oil yang merupakan bahan baku utama pelumas
2. Terjadi kontaminasi kargo/offspec (base oil/additive) serta reject material pendukung (botol, drum dll)
3. Gagalnya proses pembebasan akibat pemblokiran untuk seluruh produk yang diimpor oleh Pertamina karena adanya tunggakan di salah satu unit bisnis / fungsi sebagai akibat penggunaan API (Angka Pengenal Impor) PT Pertamina (Persero)
4. Jumlah supplier terbatas
5. Adanya kehilangan muatan akibat pembajakan kargo dan kecelakaan kapal pembawa kargo
a. Perencanaan yang lebih matang dan efektif melalui Rapat Koordinasi b. Menggunakan multi supplier
Memperbaiki sistem dengan membuat permintaan perlakuan khusus atas pembebasan barang impor untuk Unit Bisnis Pelumas (dengan API yang berbeda)
c. Pengadaan kemasan dilakukan melalui beberapa supplier
d. Mengasuransikan produk melalui Fungsi Management Insurance (FR&I)
EVALUASI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM MANAJEMEN RISIKO
Di tahun 2015, pelaksanaan sistem manajemen risiko masih mengacu pada pedoman manajemen risiko yang berlaku di PT Pertamina (Persero). Evaluasi pelaksanaan manajemen risiko dilakukan per tiga bulan oleh tim BORM (Business Operation and Risk) di bawah fungsi SPBD (Strategic Planning and Business Development) yang ada di direktorat pemasaran PT Pertamina Persero. Hasil penilaian berupa angka realisasi KPI pengelolaan risiko.
EVALUATION OF RISK MANAGEMENT SYSTEM EFFECTIVENESS
In 2015, the implementation of risk management system still referred to the applicable risk management guidelines at PT Pertamina (Persero). The quarterly evaluation of risk management implementation was conducted by BORM (Business Operations and Risk) team under the SPBD (Strategic Planning and Business Development) Function in the Marketing Directorate of PT Pertamina Persero. The assessment results were in the form of risk management The risk of failure of
raw materials supply, packaging and other auxiliary materials
1. Disruptions at the Refinery that cause failure to supply Base Oil, which is the main raw material for lubricants
2. Cargo contamination/offspec (base oil/additive) and rejects of the auxiliary materials (bottles, drums, etc.)
3. Failure of acquisition process due to blockage of all products imported by Pertamina because of arrears in one of the business units/functions as a result of using the API (Import Identification Number) of PT Pertamina (Persero)
4. Limited number of suppliers
5. Losses of cargo due to piracy and accidents to the cargo ships.
a. More proper and effective planning through Coordination Meeting b. Use multiple suppliers
Improve the system by making a request for special treatments on the release of imported goods for Lubricants Business Unit (with different APIs)
c. Procurement of packaging is done through multiple suppliers
d. Insure the products through Insurance Management Function (FR & I) Risiko Kenaikan
Biaya Produksi
Risk of Increased Production Cost
1. Realisasi produksi tidak sesuai dengan perencanaan produksi 2. Fluktuasi biaya bahan baku base oil mengikuti harga publikasi
ICIS-LOR Singapore
3. Fluktuasi nilai kurs karena biaya bahan baku utama (LBO &
Aditif) dalam USD
1. Production realization is not in accordance to production planning
2. Fluctuations in Raw Material Costs for Base Oil that follow Singapore ICIS-LOR published prices
3. Exchange rate fluctuations due to the cost of the main raw materials (LBO & Additives) are in USD
a. Efisiensi Biaya Produksi b. Marketing Intelligence c. Market Survey
a. Production Cost Efficiency b. Marketing Intelligence c. Market Survey
Risiko Meningkatnya Inventory Level Risk of Increased Inventory Level
1. Penurunan penjualan
2. Terjadi perubahan permintaan konsumen 1. Sales Decline
2. Changes in consumers demands
Sistem perencanaan dan pemantauan logistik secara periodik
Periodic planning and monitoring system of logistics
Risiko Piutang Overdue/Bad Debt
Risk of Overdue Receivables/Bad Debt
1. Pembayaran melewati due date yang ditetapkan 2. Jaminan pembayaran tidak bisa dicairkan 3. Customer tidak beroperasi lagi/bangkrut
1. Payment past the specified due date 2. Guarantee of payment cannot be disbursed 3. Customers do not operate anymore/bankrupt
a. Meminta jaminan kepada pelanggan/
pembeli (bank garansi, LC, dan lain-lain) b. Menerapkan multipartite contract
dengan mencari lembaga keuangan untuk terlibat dalam pendanaan penjualan non tunai
a. Ask for a guarantee to the customer/
buyer (bank guarantees, LC)
b. Apply multi-partite contract by finding financial institutions to engage in the sale of non-cash financing
Risiko Kebakaran
& Kecelakaan Kerja (HSSE)
Risks of Fire &
Accident (HSSE)
1. Unsafe action 2. Unsafe condition
a. Pelaksanaan audit HSSE
b. Pelaksanaan mandatory training HSSE bagi setiap pekerja
a. HSSE audit
b. Implementation of HSSE Mandatory Training for each employee