• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti Joint Venture

Dalam dokumen Manajemen dan Bisnis Modern (Halaman 83-88)

MERGER DAN AKUISISI BADAN USAHA

A. Arti Joint Venture

BAB 4

76

4. Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kebebasan masing-masing.

5. Di Indonesia, joint venture merupakan kerja sama antara perusahaan domestik dan perusahaan asing, tidak menjadi soal apakah modal pemerintah atau modal swasta

6. Resiko ditanggung bersama antara masing-masing partner melalui perusahaan-perusahaan yang berlainnan.

Menurut undang-undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (UUPMA), perusahaan-perusahaan joint venture harus memiliki bentuk hukum Perseroan Terbatas (PT), terutama sekali akibat ketentuan hukum yang jelas antara pihak-pihak yang membentuk usaha joint venture tersebut.

Kekuatan hukum ini mensyaratkan bahwa adanya pertimbangan kekuatan modal yang jelas antara pihka-pihak yang membentuk usaha joint venture, sedangkan Perseroan Terbatas itu terdiri atas pemilik yang mempunyai saham.

Di Indonesia joint venture dikenal sebagai bentuk kerja sama perusahaan domestik dengan perusahaan-perusahaan asing. Pemerintah mempunyai wewenang untuk mengetahui dan menyetujui perjanjian-perjanjian umum dan khusus antara pihak-pihak yang ber-joint venture.

Dalam manajemen, perusahaan joint venture dipimpin oleh Dewan Direktur yang dipilih oleh para pemegang saham, tidak terlepas dari tujuan utamanya, yaitu meningkatkan keterampilan teknis dan administratif bangsa sendiri untuk kemajuan dan mengurai atau membatasi ketergantungan dari bangsa lain. Oleh karena itu pada saat menandatangani perjanjian joint venture, masalah pendidikan dan latihan Bangsa Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya sudah terlebih dahulu harus ditentukan.

Contoh berikut merupakan usaha bersama dalam bentuk joint venture

Harga Gas Pabrik Pupuk Tersebut Sebesar 1 Dolar 50 Sen Republika, Sabtu 17 Februari 2007

Republika-JAKARTA—Pembangunan pabrik urea joint venture Indonesia-Iran diapstikan segera terealisasi dalam akhir tahun ini. Pemerintah kedua negara bersepakat biaya investasi pembangunan akan ditanggung kedua pihak dengan komposisi kepemilikan sahan 50:50.

Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, menuturkan dalam waktu dekat akan segera disepakati sejumlah agreement terkait dengan pembangunan pabrik pupuk di Iran ini. ―Selanjutnya ada sekitar 4 perjanjian lagi yang akan diselesaikan dalam waktu dekat sehingga pada Juni ini sudah bisa dilakukan langkah-langkah untuk membangun pabrik di Iran,‖ papar Fahmi usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) kerja sama pembangunan pabrik Iran-Indonesia, kemarin (16/2).

Pabrik pupuk ini akan dikelola secara bersama oleh PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) dan NationPetrocmical Company of Iran (NPCI). Pabril pupuk joint venture ini, jelas Fahmi, per tahunnua nantinya akan memproduksi anomia sebanyak 990 ribu ton dan urea sekitar 1,150 juta ton. Pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan 4 hektar (Ha) di kawasan Parseez, Bandar Assaluyeh Iran Selatan.

Fahmi menambahkan, harga jual gas untuk pabrik yang akan dibangun ini disepakati sebesar 1 dolar AS per juta BTU untuk jangka waktu 10 tahun. ―Tapi kan dalam jangka 10 tahun itu ada biaya tambahan seperti pajak yang kemungkinan tidak lebih dari 50 sen dolar. Jadi harga jual gas ke pabrik pupuk RI- IRAN paling tinggi adalah 1 dolar 50 sen,‖ ujarnya.

Untuk pendanaan pembangungnan pabrik pupuk ini, lanjut Fahmi, sekitar 250 juta dolar AS dibebankan ke pihak Indonesia. Sumber pendanaannya sendiri, sambung dia, akan diperoleh dari penyertaan modal pemerintah dan seumber keuangan Pusri.

Dirut Pusri, Dadang Heru Kodri, menambahkan pemerintah kedua negara sepakat akan membuat MOU ketiga khusus membahas soal investasi. ―Soalnya harus dihitung dulu, bagaiman kondisi investasi di sana dan selanjutnya akan kita

78

tetapkan agreement-nya. Iran kan juga punya peraturan sendiri soal investasi,‖ kata Dadang.

Pembangunan pabrik pupuk di Iran merupakan bagian dari skenario pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pupuk urea di dalam negeri. Khususnya untuk sektor pangan yang terus meningkat. Pada 2010, kebutuhan pupuk nasional diperkirakan di atas 11 juta ton, sementara kapasitas produksi normal oleh lima perusahaan hanya sekitar 7,872 ton. Ditengah kebutuhan pupuk yang semakin meningkat saat ini, ujar dia, sejumlah pabrik pupuk justru mengalami masalah pasokan gas sehingga tidak bisa berproduksi maksimal.

Sebelumnya diberitakan produksi tiga jenis pupuk di lima industri pupuk menurun sejak Oktober tahun lalu seiring dengan gangguan operasional yang terjadi di PT Petrokimia Gresik (Petroges) dan Pupuk Iskandar Muda (PIM). Akibatnya, kelima industri tersebut menurunkan tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) untuk menyeimbangkan konsumsi dalam negeri.

Berdasarkan data Departemen Perindustrian, produksi pupuk urea mengalami penurunan berkisar 10 persen hingga 12 persen sejak Oktober sampai Desember tahun lalu.

Sedangkan produksi pupuk ZA turun hingga 10 persen hingga 13 persen pada periode yang sama. Sementara produksi pupuk SP36 anjlok hingga 61 persen pada Nopember 2006.

Secara total, produksi pupuk urea nasional tahun lalu mencapai 5,45 juta ton atau surplus jika dibandingkan konsumsi sebesar 5,37 juta ton. Sementara produksi pupuk ZA pada tahun 2006 mencapai 704 ribu ton, defisit dibandingkan kebutuhan nasional sebanyak 761 ribu ton. Sedangkan produksi pupuk SP36 pada tahun lalu mencapai 660 ribu ton, defisit dibandingkan kebutuhan nasional yakni 736 ribu ton.

Menteri Perindustrian (Menprin), Fahmi Idris, mengungkapkan kebutuhan pupuk urea mencapai 70 persen dari keseluruhan pupuk yang diproduksi di dalam negeri.

―Produksi pupuk urea terendah terjadi pada Februari 2006

yakni 371 ribu ton, sedangkan produksi tertinggi pada Juli tahun lalu mencapai 564 ribu ton,‖ paparnya.

Dirut Pupuk Sriwijaya (Pusri), Dadang Heru Kodri, PIM mengatakan industri pupuk nasional tidak menahan produksi.‖Gangguan hanya terjadi di Petroges akibat ledakan pipa gas di Sidoarjo pada akhir Nopember tahun lalu. Saat ini masih diupayakan perbaikan,‖ paparnya.

Seiring dengan itu, tambah Dadang, PIM masih berupaya memperoleh pasokan gas dengan cara penggalihan (swap) dari Pt Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Di sisi lain, Dadang menjelaskan, kebutuhan pupuk meningkat pada akhir 2006 seiring datangnya musim tanam. Permintaan yang melonjak dan gangguan produksi di Petroges serta PIM membuat produksi urea sedikit menurun di akhir 2006.

―Memang kita harus hati-hati dengan defisit gas untuk industri pupuk,‖katanya.

Karena itu, lanjut Dadang, produsen puupuk berkoordinasi untuk memverifikasi data kebutuhan dan produksi nasional. ―Hari ada rapat antar direktur pemasaran holding di Pusri. Hasilnya besok sudah ada data baik posisi saat ini atau 3 bulan mendatang serta prediksi tahun 2007,‖

ujarnya. Meski produksi pupuk pada akhir 2006 menurun, Dadang meyakini masih terdapat stok limpahan (carry over) dari tahun 2006 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada tahun ini.

Fakta Angka

250 juta dolar As Investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik pupuk di Iran

Republika, Sabtu, 17 Fenruari 2007

80

Dalam dokumen Manajemen dan Bisnis Modern (Halaman 83-88)