MANAJEMEN & BISNIS MODERN
Indawati Lestari Andi Kahar Hariadi
Maniah Nasib
PENERBIT CV. PENA PERSADA
ii
MANAJEMEN & BISNIS MODERN
Penulis:
Indawati Lestari Andi Kahar Hariadi
Maniah Nasib
ISBN : 978-623-315-607-3
Design Cover : Retnani Nur Briliant
Layout : Hasnah Aulia
Penerbit CV. Pena Persada Redaksi :
Jl. Gerilya No. 292 Purwokerto Selatan, Kab. Banyumas Jawa Tengah
Email : [email protected] Website : penapersada.com Phone : (0281) 7771388
Anggota IKAPI All right reserved Cetakan pertama : Oktober 2021
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin
penerbit
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas karunia-Nya maka penulis dapat menyelasaikan buku Manajemen & Bisnis Modern.
Buku ini membahas tentang kepentingan utama yang terkait dalam bisnis dan berbagai konsep yang terkait dengan praktek menajemen serta mahasiswa mampu menjelaskan secara komprehensif mengenai perencanaan kegiatan bisnis, identifikasi badan usaha, aspek lingkungan dalam bisnis, etika bisnis dan berbagai konsep penting yang menjadi peran penting terbentuknya sebuah bisnis modern yang unggul.
Bisnis modern adalah bisnis yang saat ini sedang berkembang dengan realita yang amat komplek. Sekarang ini masyarakat lebih banyak memilih untuk berbisnis dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya. Buku ini adalah sebuah uraian provokatif yang memaksa kita berfikir ulang apakah selama ini manajemen proyek sudah kita lakukan dengan benar. Buku Manajemen & Bisnis Modern terdiri dari 20 bab yang didalamnya berisi mengenai penjelasan kegiatan bisnis dan sasaran pembelajaran. Penulis juga menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, karena itu penulis sangat berterima kasih bila ada kritik dan saran untuk perbaikan pada edisi berikutnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, dan akhirnya kami berharap semoga modul ini bisa bermanfaat. Amin.
Medan, Oktober 2021
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iiii
DAFTAR ISI ...iv
BAB 1 PERENCANAAN KEGIATAN BISNIS MODERN ... 1
A. Ruang Lingup Perencanaan Kegiatan Bisnis ... 1
B. Operasionalisasi Usaha Bisnis ... 5
C. Proposal Business Plan ... 13
BAB 2 IDENTIFIKASI JENIS BADAN USAHA ... 35
A. Perusahaan Perseorangan ... 35
B. Persekutuan ... 36
C. Perusahaan Berbadan Hukum ... 38
BAB 3 ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL ... 48
A. Arti Etika Bisnis ... 49
B. Mengukur Perilaku Etis ... 50
C. Etika Memberikan Perhatian ... 57
D. Praktik Perusahaan Dan Etika Bisnis ... 64
E. Social Responbility ... 69
BAB 4 MERGER DAN AKUISISI BADAN USAHA ... 75
A. Arti Joint Venture ... 75
B. Arti Kartel ... 80
C. Ruang Lingkup Trust ... 82
D. Proses Pembentukan Trust ... 83
E. Konsep Holding Company ... 85
F. Ruang Lingkup Merger Dan Akuisisi ... 89
BAB 5 GLOBALISASI DALAM BISNIS ... 108
A. Ekonomi Global Kontemporer ... 108
B. Ruang Lingkup Bisnis Internasional ... 114
C. Hambatan Perdagangan Internasional ... 118
D. Konvergensi Akuntansi ... 121
BAB 6 STRUKTUR ORGANISASI DALAM BISNIS ... 129
A. Struktur Dan Bagan Organisasi ... 129
B. Penyusunan Struktur Organisasi ... 130
C. Bentuk Dasar Struktur Organisasi ... 137
D. Organisasi Informal ... 141
BAB 7 PERAN MANAJER DALAM BISNIS ... 143
A. Peran Manajer ... 143
B. Proses Manajemen ... 143
C. Tipe-Tipe Manajer ... 145
D. Keterampilan Dasar Manajemen ... 147
E. Manajemen Strategi: Menetapkan Tujuan Dan Memformulasikan Strategi ... 149
F. Perencanaan Kemungkinan (Contingency) Dan Manajemen Krisis ... 152
G. Manajemen Dan Budaya Oganisasi... 152
H. Pengambilan Keputusan ... 152
BAB 8 MANAJEMEN OPERASIONAL DAN PRODUKSI ... 157
A. Ruang Lingkup Operasi ... 157
B. Menciptakan Nilai Di Dalam Operasi ... 158
C. Perbedaan Antara Operasi Perusahaan Jasa Dan Operasi Perusahaan Manufaktur ... 158
D. Proses Operasi ... 160
E. Strategi Bisnis Sebagai Pengendalian Operasi ... 162
F. Rencana Operasi ... 162
G. Penskedulan Operasi ... 167
H. Pengawasan Operasi ... 169
I. Wawasan Automasi Industri... 173
J. Sistem Informasi Manajemen Produksi (SIMP) ... 176
K. Deskripsi Sistem ... 179
L. Metodologi ... 184
M. Tujuan Dan Keuntungan ... 186
N. Topik-Topik Untuk Dikaji Lebih Lanjut ... 187
BAB 9 MANAJEMEN PERILAKU ... 189
BAB 10 KEPEMIMPINAN BISNIS... 209
A. Pemimpin Dan Manajer ... 209
B. Pemimpin Formal Dan Pemimpin Informal ... 211
C. Fokus Seorang Pemimpin ... 211
D. Pemimpin Menurut Sudut Pandang Para Pengikutnya ... 212
E. Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan ... 213
F. Pemimpin Dan Isu-Isu Khusus ... 214
G. Perilaku Pemimpin ... 215
H. Sumber-Sumber Kekuasaan ... 217
vi
BAB 11 PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA ... 226
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia ... 226
B. Merekrut Sumber Daya Manusia ... 230
C. Memilih Sumber Daya Manusia ... 232
D. Orientasi ... 233
E. Pelatihan Dan Pengembangan Tenaga Kerja ... 234
F. Kompensasi Dan Benefit... 236
G. Hubungan Kerja Dan Pembentukan Organisasi Pekerja ... 238
H. Tantangan Dalam Dunia Kerja ... 239
BAB 12 MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGIS ... 241
A. Pemasaran (Marketing ... 241
B. Menciptakan Nilai Tambah ... 243
C. Konsep Pemasaran ... 245
D. Pasar Dan Klasifikasinya ... 246
E. Lingkungan Pemasaran ... 247
F. Strategi Pemasaran: Bauran Pemasaran ... 249
G. Target Pemasaran Dan Segmen Pasar ... 251
H. Perilaku Konsumen ... 253
I. Proses Pembelian Yang Dilakukan Konsumen ... 253
J. Produk ... 255
K. Merek ... 259
L. Kemasan ... 260
BAB 13 MANAJEMEN BAURAN PEMASARAN ... 261
A. Harga ... 261
B. Tujuan Penentuan Harga... 261
C. Penentuan Harga Berbasis Cost ... 263
D. Strategi Harga ... 265
E. Taktik Harga ... 266
F. Distribusi Dan Jaringan ... 267
G. Perantara Pemasar: Pedagang Besar Dan Agen ... 268
H. Perantara Pemasaran: Penjualan Eceran ... 269
I. Distribusi Fisik ... 272
J. Promosi Dan Jenis Promosi ... 273
BAB 14 PENGELOLAAN KEUANGAN ... 276
DALAM BISNIS ... 276
A. Pengertian Manajemen Keuangan ... 276
B. Sifat Dasar Perusahaan... 278
C. Memaksimumkan Nilai Perusahaan ... 279
D. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan ... 279
E. Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 280
F. Nilai Uang Masa Mendatang ... 281
G. Nilai Sekarang (Present Value) ... 283
H. Anuitas ... 285
BAB 15 PENGELOLAAN PAJAK ... 291
A. Arti Penting Pajak ... 291
B. Metode Penyusutan ... 292
C. Dampak Penyusutan Terhadap Perhitungan Laba-Rugi ... 293
BAB 16 PASAR MODAL DAN ... 296
KETIDAKPASTIAN INVESTASI ... 296
A. Sistem Keuangan ... 296
B. Peranan Pemerintah ... 297
C. Lembaga Pasar Keuangan ... 298
D. Penganggaran Modal Dalam Kondisi Kepastian ... 306
E. Langkah Kesembilan : Menghitung Accounting Rate Of Return ... 313
F. Langkah Kesepuluh : Menghitung Payback Periode ... 313
BAB 17 ANALISIS KINERJA KEUANGAN ... 315
A. Ruang Lingkup Kinerja Keuangan ... 315
B. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana(Arus Kas) ... 321
C. Analisis Likuiditas ... 324
D. Peramalan Keuangan ... 324
E. Perencanaan Keuangan ... 328
BAB 18 PENGANTAR BISNIS DALAM MANAJEMEN KAS DAN PIUTANG ... 337
A. Aliran Kas ... 339
B. Keuntungan Memiliki Kas Yang Cukup ... 339
C. Anggaran Kas ... 341
Tabel 18.1. Anggaran Kas Pt. Bandung Indah ... 343
Jumlah ... 343
D. Anggaran Kas Bulanan ... 343
E. Contoh Perusahaan Dagang : Pt Makmur Jaya ... 345
F. Manajemen Piutang ... 347
viii
BAB 19 MANAJEMEN BISNIS PERSEDIAAN ... 358
A. Model Economic Order Quantity (Eoq) ... 359
BAB 20 MANAJEMEN MODAL KERJA ... 375
A. Pengertian Modal Kerja ... 376
B. Perkembangan Modal Kerja ... 381
C. Pentingnya Modal Kerja ... 382
D. Kebijakan Modal Kerja... 383
E. Kebutuhan Modal Kerja ... 389
BAB 1
PERENCANAAN KEGIATAN BISNIS MODERN
SASARAN PEMBELAJARAN :
1. Mengidentifikasi pemegang kepentingan utama yang terkait dalam bisnis.
2. Menjelaskan fungsi-fungsi utama bisnis
3. Menjelaskan bagaimana membuat rencana bisnis 4. Mampu Membuat Bisnis Plann
A. Ruang Lingup Perencanaan Kegiatan Bisnis 1. Pengertian dan Arti Pentingnya
Perencanaan‖ dalam arti yang sederhana sering diberi makna dengan ungkapan seperti ―berpikir sebelum bertindak atau berhitung sebelum melangkah”. Peranan perencanaan ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya pencapaian suatu tujuan. Tanpa ada perencanaan atau perencanaan yang dibuat kurang baik, maka kemungkinan besar tujuan tersebut tidak tercapai atau tercapai tetapi dengan biaya yang sangat mahal.
2. Perencanaan Bisnis
Dalam dunia bisnis perencanaan tidak boleh diabaikan, apalagi untuk pencapaian tujuan dalam dunia bisnis diperlukan pengorbanan yang sangat besar. Apakah itu modal, tenaga, pikiran ataupun pengorbanan-pengorbanan yang lain. Sehingga dalam perencanaan bisnis hendaknya dilakukan secara cermat, akurat serta dapat meyakinkan.
3. Pemilihan Bisnis
Dalam perencanaan bisnis maka pertama-tama yang harus dipikirkan adalah memilih bisnis yang tepat. Sebab bila pilihan terhadap bisnis yang akan diterjuni salah maka dengan sendirinya akan mengganggu jalannya perusahaan.
Bahkan dapat menyebabkan kegagalan perusahaan yang bersangkutan.
2
4. Studi Kelayakan
Agar tidak sampai salah pilih dalam bisnis yang akan diterjuni maka hendaknya diadakan study kelayakan. Bila berdasarkan penelitian atau setidaknya pengamatan kita, suatu bisnis dianggap kurang layak, maka hendaknya bisnis tersebut tidak diterjuni.
5. Pertimbangan Kelayakan Bisnis
Untuk mengetahui layak tidaknya suatu binis perlu mempertimbangkan beberapa faktor antara lain faktor pemasaran, tingkat persaingan, bahan baku, sumberdaya manusia dan sebagainya.
6. Kelayakan Bisnis
Apabila suatu bisnis dianggap layak maka berarti bisnis tersebut dapat dipilih untuk diterjuni. Meskipun bisnis tersebut layak secara umum, bagi pemula bisnis hendaknya ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
7. Pertimbangan Khusus
Pertimbangan khusus tersebut antara lain hendaknya bisnis itu dapat dimulai secara sederhana dengan resiko terkendali. Disamping itu akan lebih baik lagi bila bisnis tersebut dekat dengan hobby atau kesenangan serta keterampilan yang telah dimiliki. Tambahan pertimbangan ini sangat penting terutama bagi pemula bisnis. Dengan pertimbangan tersebut kita kemungkinan dapat mempunyai nilai plus dibanding pesaing. Setidaknya kita mempunyai nilai yang setara dengan pesaing yang lain. Hal ini sangat menunjang keberhasilan dalam bisnis.
8. Mulai Secara Sederhana
Memulai secara sederhana merupakan filosofi perencanaan yang tepat, meskipun kita memungkinkan memulai bisnis langsung secara besar-besaran. Hal ini adalah suatu perencanaan yang tepat dari sisi manajemen.
Apalagi bila yang merintis bisnis tersebut adalah pemula bisnis.
9. Mengapa Dimulai Secara Sederhana
Dengan memulai secara sederhana kita dapat mengembangkan bisnis tersebut secara bertahap tapi mantap.
Sebaliknya bila sampai mengalami kegagalan akan lebih mudah bangkit kembali. Baik itu dari sisi permodalan maupun dari sisi mental.
10. Menuju Keunggulan Produk
Kiat memilih bisnis yang dekat dengan hobby dan kesenangan dapat mendukung ketekunan dan keseriusan dalam penanganan bisnis tersebut. Dengan demikian diharapkan dapat diciptakan produk, pelayanan yang lebih baik dari pesaing-pesaing, setidak-tidaknya setara dengan pesaing-pesaing yang sudah ada.
11. Memulai Kegiatan Bisnis
Apabila telah mampu ditetapkan bisnis yang tepat sesuai dengan diri kita, maka hendaknya direncanakan bagaimana merintis bisnis tersebut. Kita tetapkan skala bisnis yang tepat, yang akan kita terjuni yang cukup sederhana dan sesuai dengan modal yang dapat disediakan. Dalam memulai bisnis tersebut kita harus merencanakan segala sesuatu, misalnya lokasi untuk bisnis, tenaga kerja, kualitas produk/jasa yang kita hasilkan, cara memasarkannya dan sebagainya.
12. Permodalan
Masalah permodalan dalam perintisan bisnis sebaiknya dilakukan dengan modal sendiri atau bila terpaksa berpartner dengan relasi. Hal ini perlu diperhatikan sebab bila perintisan bisnis tersebut dilakukan dengan bunga kredit, maka akan lebih menyulitkan. Apalagi kalau kredit tersebut berbunga tinggi.
13. Keberanian Terjun Berbisnis
Hambatan pertama dalam perintisan bisnis adalah apabila perintisan bisnis tersebut tidak kunjung terwujud tetapi di angan - angan saja. Apabila perintisan tersebut tidak juga terwujud dalam waktu yang lama maka keberanian untuk terjun berbisnis harus ditingkatkan. Untuk
4
mendukung terwujudnya perintisan bisnis tersebut harus segera dimulai, jangan ditunda-tunda. Meskipun itu sekedar perletakan batu pertama. Apabila kita ingin merintis usaha peternakan ayam tetapi tidak juga segera terwujud, maka paksakan pada diri kita untuk membuat beberapa kandang ayam dan beberapa ekor ayam. Hal ini mendorong pengembangan sekala bisnis lebih lanjut.
14. Pemasaran Prioritas Utama
Apabila bisnis telah terwujud segeralah usahakan untuk mem- buat suatu perencanaan bagaimana memasarkan produk/jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. lni memerlukan skala prioritas utama yang harus diperhatikan. Sebab bila pemasaran gagal maka gagallah perintisan bisnis tersebut. Ini semua diperlukan agar dapat lebih konsentrasi.
15. Dukungan Lain Terhadap Pemasaran
Apabila pemasaran mulai kelihatan hasilnya, perhatikan yang lain terutama hal-hal yang dapat menunjang pemasaran. Dengan demikian diharapkan pemasaran akan berkembang dan mantap. Berarti untuk memantapkan dan mengembangkan pemasaran perlu dukungan semua pihak.
16. Titik Balik
Jangan lupa kita harus membuat suatu perhitungan tingkat produksi/penjualan, dimana perusahaan mencapai titik impas. Ini penting sebab sebelum mencapai titik impas (BEP) , perusahaan akan selalu dalam keadaan rugi. Sebab titik impas adalah tingkat penjualan/produksi dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi.
17. Mencapai Titik Balik Secepatnya
Perencanaan harus dilakukan agar dapat memacu pemasaran, sehingga pencapaian titik impas dapat segera terwujud. Perlu diketahui semakin lama titik impas tercapai, kerugian akan semakin membengkak sehingga perusahaan tidak dapat bertahan lagi. Dengan kata lain sebelum mencapai titik impas, keadaan perusahaan belum aman.
18. Mendorong Akselerasi Pemasaran
Untuk dapat memacu pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meningkatkan keaktifan dalam penjualan, mengadakan promosi penjualan serta kegiatan-kegiatan yang lain untuk memperkenalkan produk / jasa. Bila titik impas dapat tercapai, barulah keadaan lebih tenang karena kerugian tidak lagi terjadi.
Sebab titik impas adalah tingkat produksi atau penjualan dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Untuk memacu pemasaran perlu skala prioritas dan konsentrasi. . 19. Pemasaran Di Tingkat Aman
Seyogyanya kita tidak berhenti dalam memacu pemasaran, meskipun titik impas telah tercapai. Sebab biasanya apabila penjualan sedikit menurun, kerugian kembali terjadi. Disamping itu perlu dicatat meskipun tidak lagi mengandung kerugian tetapi telah menumpuk kerugian dengan proses waktu yang ada. Oleh karena itu paculah terus pemasaran sehingga pada tingkat yang cukup aman.
Pengertian aman di sini dalam arti apabila penjualan menurun sedikit maka unit usaha akan tetap bertahan di atas titik impas.
B. Operasionalisasi Usaha Bisnis
1. Pengertian dan Arti Pentingnya Operasional Bisnis Apabila bisnis sudah berdiri maka proses lebih lanjut adalah melaksanakan Operasional Bisnis. Dengan tujuan utama untuk lebih memantapkan dan mengembangkan bisnis tersebut lebih lanjut. Dengan semakin mantapnya dan berkembangnya bisnis tersebut maka diharapkan bisnis tersebut tidak hanya bertahan untuk beberapa bulan atau beberapa tahun semata. Tetapi mampu bertahan bertahun- tahun bahkan bila mungkin dari generasi ke generasi selanjutnya.
Dengan demikian operasional bisnis dapat diartikan secara sederhana sebagai tindakan nyata yang seharusnya dilakukan. Untuk operasional bisnis ini memang perlu sikap proaktif, dan inovatif. Tanpa ketiga sikap tersebut sulit
6
kita melaksanakan operasional yang berhasil. Jadi kalau kita ingin membedakan antara perencanaan bisnis dan operasional bisnis, maka perencanaan bisnis adalah lebih ke arah berpikir sebelum bertindak, sedang operasional bisnis lebih ke arah bertindak atau berbuat.
Dalam operasional bisnis pertama kali yang harus dilakukan adalah memantapkan dan mengembangkan pasar dari bisnis tersebut. Apabila bisnis semakin berkembang dan semakin maju, ada kecenderungan menarik investor lain untuk ikut terjun dalam bisnis tersebut. Hal ini menyebabkan persaingan semakin tajam. Bahkan meskipun perusahaan tersebut pada waktu didirikan belum ada saingannya, proses waktu bila bisnis tersebut berkernbang cukup baik maka pesaing pasti masuk sehingga persaingan akan semakin tajam. Apabila kurang waspada akan kalah bersaing, berarti menyebabkan penjualan semakin menurun.
Untuk lebih dapat mematapkan pemasaran, harus mampu memberikan kepuasan konsumen lebih baik daripada sebelumnya. Upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen harus dilakukan secara terus menerus.
Sama sekali tidak boleh lengah, karena pesaing kita juga akan berusaha meningkatkan kepuasan konsumen terus menerus.
Apabila kepuasan konsumen yang kita berikan kalah dengan kepuasan konsumen yang diberikan pesaing, maka kita akan kalah bersaing. Untuk itu kita tidak hanya sekedar dituntut meningkatkan kepuasan konsumen, namun dapat memberikan nilai tambah yang tidak dimiliki oleh pesaing. Dengan kepuasan plus, diharapkan perusahaan akan dapat memberikan yang terbaik pada konsumen. Apabila tidak, maka akan kalah bersaing.
2. Pentingnya Kualitas Unggul dengan Keunikan
Untuk dapat memantapkan dan mengem-bangkan pemasaran, maka pertama-tama yang harus kita lakukan adalah memantapkan produk/jasa yang dihasilkan.
Memantapkan produk/jasa dalam arti mampu meningkatkan kulitas produk / jasa yang dihasilkan sesuai selera konsumen. Hal ini harus diperhatikan oleh setiap
perusahaan apalagi untuk perusahaan yang produk / jasa yang dihasilkannya , konsumen sangat sensitif terhadap kualitas. Apabila konsumen sangat sensitif terhadap kualitas, maka sedikit menurun kualitasnya, konsumen akan mengeluh bahkan menjerit, yang proses waktu selanjutnya akan meninggalkannya sebagai langganan.
Misalnya untuk produk makanan dan minuman, konsumen begitu sensitif sehingga perlu perhatian utama terhadap kualitas. Hal ini tidaklah berarti terhadap produk/jasa yang konsumen tidak begitu sensitif kita dapat mengabaikan kualitas. KualitaS produk / jasa harus selalu diperhatikan oleh setiap perusahaan, apalagi bila konsumen begitu sensitif terhadap perbedaan kualitas.
3. Mendekati Selera Konsumen
Untuk memantapkan produk / jasa sesuai dengan selera konsumen, maka pertama-tama kita harus tahu bagaimana selera konsumen kita. Untuk itu kita harus mampu meramu formula lebih baik dari pada formula yang dimiliki oleh pesaing kita. Hal ini memerlukan kegiatan penelitian dan uji coba. Begitu pentingnya masalah ini, sehingga ada yang mengatakan apabila ada perusahaan yang mampu membuat formula produk / jasa yang sesuai dengan selera konsumen maka lebih separuh dari sukses pemasaran telah di tangan. Apalagi bias konsumen sangat sensitif terhadap kualitas produk/jasa tersebut. Dengan formula yang tepat berarti kita mempunyai kemungkinan Iebih unggul dalam kualitas produk/ jasa dibandingkan pesaing. Apabila kita telah menemukan formula yang tepat , maka kita harus mempertahankan formula tersebut.
Disamping mempertahankan formula tersebut, juga harus merahasiakan bocornya formula terhadap pesaing.
Penemuan formula yang tepat tidak berarti dapat berpuas diri.
8
4. Mempertahankan Kualitas dan Keunikan
Penemuan formula yang tepat terhadap produk/jasa harus dipertahankan. Untuk mempertahankan formula yang telah ditetapkan ini, tidaklah mudah. Dalam praktek sering ditemukan penurunan kualitas produk/jasa dari suatu perusahaan, sehingga penjualan menjadi menurun.
Dengan kata lain harus dapat dipertahankan kualitas produk / jasa. Untuk dapat mempertahankan kualitas produk/jasa pertama-tama harus dipertahankan proses produksi yang dapat menjaga kualitas. Pembelian bahan baku yang salah juga dapat menyebabkan kualitas produksi menurun. Dengan kata lain kualitas produksi/jasa menurun sehingga tidak sesuai dengan formula yang telah ditetapkan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain ;
a. Kesalahan dalam proses produksi.
b. Kesalahan dalam peralatan/mesin yang kita gunakan,
c. Kesalahan dalam pembelian bahan baku.
d. Kesalahan dalam pembungkusan.
e. Kesalahan dalam pengangkutan dan masih banyak lagi.
Apabila kontrol terhadap kualitas ini dapat dilakukan dengan baik, sesuai dengan formula yang ditetapkan, sedangkan formula yang ditetapkan adalah formula yang tepat, maka kemantapan dan pengembangan pemasaran akan dapat dilakukan lebih lanjut.
5. Strategi Penyaluran
Meskipun kita sudah mampu memproduksi barang/jasa dengan kualitas prima serta mampu rnempertahankan kualitas tersebut tidaklah hal ini memberikan jaminan sepenuhnya lancarnya pemasaran.
Untuk melancarkan pemasaran perlu strategi yang tepat dalam penyaluran barang/jasa. Dalam hal ini kita mengenal penyaluran secara langsung dan penyaluran secara tidak
langsung. Penyaluran secara tidak langsung adalah penyaluran kepada konsumen yang memakai barang / jasa tersebut atau konsumen yang membeli untuk diproduksi lebih lanjut.
Dalam hal ini pada umumnya penyalurannya dengan membentuk organisasi tersendiri yang menggunakan tenaga-tanaga sales yang mana mereka harus dididik untuk dapat melakukan pendekatan dengan calon-calon pembeli.
Sebaliknya kalau pembeli itu adalah konsumen pemakai langsung maka pada umumnya jumlahnya begitu banyak dan tersebar luas. Dalam hal ini dapat menggunakan distributor atau agen. Dalam hal ini harus mampu mencari penyalur yang bonafide serta mampu membina hubungan yang baik dengan penyalur. Cara mana yang dipakai untuk penyalur barang / jasa, tentunya tidak ada rumusan pasti semuanya tergantung situasi dan kondisi, meskipun kecenderungannya adalah demikian. Dengan penetapan saluran distribusi yang tepat diharapkan akan menunjang pemasaran .
6. Promosi Penjualan
Dengan saluran distribusi yang tepat, akan dapat disalurkan produk secara efektif dan efisien kepada pembeli dan calon pembeli. Tetapi inipun belum memberikan jaminan sepenuhnya barang / jasa tersebut pemasarannya akan berjalan lancar. Mengapa ? Sebab pesaing juga menyalurkan barang/jasa seperti kita. Sehingga konsumen dan calon konsumen mempunyai banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila barang/jasa masih baru dibandingkan yang lain, dapat saja mereka itu menjatuhkan pilihan kepada barang/jasa dari pesaing.
Bahkan meskipun barang / jasa sudah cukup lama dapat saja mereka menjatuhkan pilihannya kepada barang/jasa pesaing. Mengapa ? Hal ini mungkin barang/
jasa pesaing lebih dikenal dan lebih dipercaya daripada barang / jasa kita. Untuk itu harus dipikirkan kemungkinan melakukan promosi penjualan. Apalagi barang / jasa sejenis
10
yang dipasarkan tersebut memerlukan sekali promosi penjualan, misalnya untuk produk obat-obatan bebas.
Tanpa promosi yang cukup gencar sulit untuk bersaing.
7. Harga Bersaing
Dalam operasional bisnis, harus dapat ditetapkan harga yang bersaing sesuai dengan kualitas barang / jasa.
Apalagi bila sebagian konsumen sangat sensitif dengan perbedaan harga jual yang ditetapkan. Semakin sensitif konsumen, maka harus dapat ditetapkan harga jual yang lebih rendah dari yang ditetapkan oleh pesaing. Setidak- tidaknya sama atau setara dengan pesaing. Apabila tidak maka akan kalah bersaing harga. Seringkali sulit untuk dapat menetapkan harga yang lebih rendah atau setidaknya setara dengan pesaing. Akan tetapi untuk melakukan hal ini tidaklah mudah, sebab dapat saja perusahaan akan sulit mendapatkan keuntungan yang wajar dan bahkan adakalanya harus rugi. Apabila kerugian tersebut hanya bersifat sementara mungkin masih dapat ditolerir.
Tetapi apabila kerugian tersebut harus diderita dalam jangka panjang kemungkinan sulit perusahaan tersebut dipertahankan. Untuk itu perusahaan mutlak harus melakukan efisiensi dalam segala bidang. Efisiensi ini harus lebih dipertahankan lagi, bila daya beli masyarakat cenderung turun. Meskipun peningka- tan efisiensi ini diperlukan, tetapi bagi perusahaan yang memproduksi barang / jasa yang konsumennya tidak begitu sensitif terhadap perbedaan harga, peningkatan efisien ini tidak sebagaimana tuntutan bagi perusahaan yang konsumen/calon konsumennya sangat sensitif terhadap perbedaan harga.
8. Pembinaan Zelasi
Dalam operasional bisnis peranan relasi begitu penting. Perusahaan tanpa relasi pada hakekatnya adalah perusahaan semu. Relasi dalam hal ini adalah relasi dagang, relasi pemerintah dan relasi konsumen. Untuk menunjang suksesnya perusahaan, maka perusahaan harus mampu
membina hubungan dengan relasi tersebut dengan baik.
Keharmonisan hubungan dengan para relasi tersebut sangat berpengaruh terhadap sukses tidaknya bisnis. Relasi dagang terutama supplier akan memperlancar proses produksi karena pasokan bahan baku dan bahan pembantu yang lancar, berkualitas serta harga bersaing. Relasi dalam arti konsumen ini termasuk kelompok penyalur, juga harus mendapatkan perhatian utama, sebab ini berpengaruh terhadap pemasaran yang menentukan hidup matinya perusahaan.
Sementara itu, relasi dalam arti pemerintahan juga harus diperhatikan apalgi bagi bisnis yang perlu dukungan dari pemerintah. Sebenarnya relasi bisnis tersebut begitu luas sehingga termasuk juga kelompok perbankan serta kelompok lembaga keuangan yang lain. Untuk pembinaan relasi ini diperlukan atensi, serta menanamkan kepercayaan.
Jangan menimbulkan kesan yang merugikan relasi.
Terjadinya konflik dengan relasi harus dihindarkan.
9. Modal Usaha
Bagaimanapun dalam operasional bisnis, masalah permodalan tidak boleh diabaikan. Dalam permodalan ini yang dimaksud adalah jumlah modal yang dapat mendukung operasional dan perkembangan perusahaan. Karena itu perkembangan perusahaan hendaknya disesuaikan dengan jumlah modal yang dapat disediakan. Kalau tidak, maka dengan semakin besarnya perusahaan akan semakin rapuh.
Bagaimana perusahaan menyediakan modal untuk operasiorial dan perkembangan perusahaan, dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Perusahaan dapat menyediakan dana dengan modal sendiri, menggunakan sebagian keuntungan perusahaan, bekerja sama dengan yang lain, melakukan pinjaman dengan perbankan dan masih banyak yang lain. Ini semua dapat dilaksanakan bila hubungan kita baik dan kita dapat membuktikan bahwa kita dapat dipercaya. Selain penyediaan dana, kita harus mampu mengelola dana
12
tersebut seefektif dan seefisien mungkin. Dengan demikian kelancaran perusahaan dapat lebih terjamin. Dapat saja modal yang ada cukup memadai, tetapi karena pengelolaan yang tidak baik, likuiditas perusahaan dapat terganggu.
10. Administrasi
Bagaimanapun juga, dengan semakin besarnya sekala perusahaan diperlukan administrasi yang lebih tertib.
Apakah itu administrasi keuangan, administrasi bahan baku, administrasi personalia harus ditangani lebih baik.
Dengan administrasi yang baik ini kemungkinan penyimpangan dan penyelewengan dapat dihindarkan.
Disamping itu dengan administrasi yang baik ini dapat dipakai sebagai landasan untuk pengambilan keputusan.
Oleh karena itu hendaknya tidak mengabaikan masalah administrasi ini, apalagi administrasi keuangan. Semakin besar perusahaan, administrasi harus ditingkatkan lebih baik. Hal ini penting sebab dapat saja terjadi perusahaan mengalami kerugian tanpa diketahui sebabnya. Semuanya sebaiknya dicatat. Meskipun pemilik sendiri yang mengambil barang harus dicatat.
11. Sumberdaya Manusia
Dalam operasional bisnis sukses tidaknya bisnis tersebut, banyak ditentukan oleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Apalagi dalam persaingan yang semakin tajam, pembinaan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia harus diperhatikan. Kalau perlu diberikan latihan dan pendidikan. Ada beberapa perusahaan yang menganggap kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah sebagai pemborosan. Padahal peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah investasi jangka panjang dimana dapat saja sepintas lintas bagai pemborosan tetapi sebenarnya dalam jangka panjang dan secara total justru sebagai penghematan.
Betapa pentingnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga ada ungkapan yang menyatakan : Persaingan antara perusahaan pada hakekatnya adalah
persaingan antara sumberdaya manusia yang dimiliki. Hal ini berarti bahwa siapa (perusahaan) yang memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dialah yang kemungkinan memenangkan persaingan.
C. Proposal Business Plan 1. Cover Depan
a. Gambar dan Design menarik
Gambar dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.
b. Logo / Lambang Usaha
Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama.
c. Informatif ( nama, alamat, contact no )
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
2. Pendahuluan
a. Sejarah Berdirinya Usaha
Sejarah berdirinya usaha menggambarkan kepada calon investor dasar atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan keutuhan individu yang terlibat didalamnya.
b. Visi & Misi Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang (What to Be? )
Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha (How to Be ?). Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.
14
3. Aspek Pemasaran
a. Gambaran Umum Pasar ( STP )
Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita
Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita.
Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita diantara pesaing usaha yang sejenis.
b. Permintaan
Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti kenaikan x
% per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk
Tahun Perkiraan Permintaan ( dalam Unit )
c. Penawaran
Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar Nama Perusahaan
Pesaing
Kapasitas Produksi / Tahun ( dalam Unit )
Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan ekonomi.
Tahun Perkiraan Penawaran ( dalam Unit )
d. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1 tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran.
Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita dibandingkan dengan penjualan total produk sejenis dalam industri
Tahun Permintaan (A)
Penawaran (B)
Peluang (C = A-B)
Rencana Penjualan
Pangsa Pasar
(E = DX100%
/ C)
e. Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
f. Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya.
Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan pesaing.
g. Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan harga grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga.
16
h. Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara :
i. Advertising (Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio j. Sales Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan ditempat.
k. Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
l. Public Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung. Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.
m. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).
n. People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung.
o. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.
p. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang menarik dan bersih untuk restoran.
Note :
Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing.
Strategi pemasaran yang kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam menarik konsumen.
Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya sehingga perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P.
4. Aspek Organisasi Dan Manajemen a. Aspek Organisasi
Nama Perusahaan / Usaha Nama Pemilik / Pimpinan Alamat kantor dan tempat usaha
Bentuk Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum ) Struktur Organisasi
Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian
Jabatan Uraian Tugas (A)
Jumlah (B)
Gaji / Bulan (C)
Total (BxC) Pimpinan
1. Direksi Staf
1. Bag. Pemasaran 2. Bag. Produksi 3. Bag. Keuangan
Total Gaji / Bulan
b. Perijinan
Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai dengan biaya pengurusannya.
18
Apabila usaha kita tidak berbentuk badan hukum maka perijinan tidak kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai ijin kecamatan / kelurahan ) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha kita berada. Sedangkan bila usaha kita akan berbentuk badan hukum maka perijinan yang diperlukan adalah : ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), TDP ( Tanda Daftar Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dll.
Semua biaya diatas berkisar antara 5-7 jt untuk berbentuk PT (Perseroan Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya oleh NOTARIS.
c. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang diatur berdasarkan periode tertentu ( mingguan atau bulanan ).
d. Inventaris Kantor dan Supply Kantor
Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun.
KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN
( Dalam Mingguan )
1 2 3 4
1. Survey Pasar
2. Menyusun Rencana Usaha 3. Perijinan
4. Survai tempat usaha 5. Survai Mesin / Peralatan 6. Pemasangan Sarana Penunjang 7. Mencari tempat kerja
8. Uji Coba Produksi 9. Operasional
Inventaris / Perangkat Kerja
Merk Jumlah unit
Harga Jumlah harga
Total Inventaris Kantor
Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti ATK Alat Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang )
Jenis Biaya Supply Kantor Total Biaya per Tahun
Total Supply Kantor 5. Aspek Produksi
a. Produk
Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
b. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri- ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
c. Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu:
1) Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan berbicara jarak jauh.
2) Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
3) Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya telepon yang dapat dibawa-bawa (HP).
4) Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang dapat diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang dapat digunakan untuk SMS.
5) Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin dapat diberikan lebih dari
20
sekedar augmented benefit, misalnya HP yang dapat digunakan sebagai lampu senter, kamera, video recorder, video calling, fax, internet, dsb.
d. Kegunaan/Fungsi Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir);
meliputi:
1) Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
2) Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh kon-sumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya adalah baju, telepon seluler, mobil, dsb.
3) Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik dan mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil mewah, jam tangan mewah, dsb.
4) Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau dike-tahui umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi
Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business). Dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1) Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah yang akan diproses lebih lanjut.
2) Barang modal: yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk dijual belikan.
3) Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang membantu operasional perusahaan.
e. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.
f. Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun Rencana produksi (dalam unit)
g. Tanah dan Bangunan
Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor, tempat usaha, pabrik, gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial usaha, maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.
h. Pemasangan Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi.
22
Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.
Jenis Biaya Jumlah Biaya 1. Pemasangan instalasi listrik
2. Pemasangan instalasi air (PAM)
3. Pemasangan instalasi telepon 4. Pemasangan instalasi internet 5. Dan lain-lain
Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :
i. Mesin dan Peralatan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Nama Mesin/Peralatan
Merk Jumlah Unit
Harga Jumlah Harga 1.
2.
3.
Total Pembelian Mesin/Peralatan
j. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Nama Bahan Baku
Merk Jumlah Unit Harga Jumlah Harga 1.
2.
3.
Total Pembelian Bahan Baku
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.
k. Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan kerja.
1) Sistem Harian:
Jenis Kegiatan
Tarif/Upah per hari
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Hari Kerja/Tahun
Jumlah (Rp.) 1.
2.
3.
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Harian
2) Sistem Borongan
Jenis Kegiatan Tarif/Unit Jumlah Produksi/Tahun
Jumlah Harga
Beli 1.
2.
3.
Total Upah
Tenaga Produksi Sistem Borongan:
l. Biaya Umum Usaha/Pabrik
Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan biaya-biaya penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut:
24
Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik Jumlah
Biaya /Tahun 1. Pemeliharaan mesin dan peralatan
2. Suku cadang, bahan bakar, oli, dsb.
3. Rekening listrik, air, telepon.
4. Pemeliharaan bangunan
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun:
6. Aspek Keuangan
a. Strategi Sumber Pendanaan Usaha
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga inter-ediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :
1) Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
2) Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi
3) Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE- 31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M- PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.
Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan
Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebe- umnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat mela-ui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN.
b. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 perfoema laporan keuangan: neraca, rugi- laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:
1) Sumber Pendanaan
Uraian Persentase (%) Jumlah
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal Sendiri 2. Pinjaman Jumlah (1+2)
2) Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1 x 2) a. Tanah
b. Bangunan c. Mesin/Peralatan
26
d. Peralatan Kantor e. Alat angkut f. Infrastruktur g. Biaya pra operasi Jumlah
3) Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1 x 2) a. Bahan Baku
b. Persediaan Bahan c. Produk dalam proses
d. Piutang e. Uang Kas Jumlah
4) Analisa Biaya Tetap
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (3) (3 = 1 x 2)
a. Gaji b. Penyusutan c. Bunga Pinjaman d. Biaya Pemasaran e. Biaya Lainnya Jumlah
5) Analisa Biaya Tidak Tetap
Uraian Banyaknya Harga/Unit Jumlah
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Upah b. Biaya Bahan Jumlah
6) Proyeksi Aliran Kas Usaha
Uraian Tahun
1 2 3 4 5
a. Sumber dana (in flow) b. Penggunaan dana (out flow) c. Arus kas bersih (net flow = a – b) d. Keadaan kas awal
e. Keadaan kas akhir (c + d)
c. Analisa Kelayakan Usaha
Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana yang sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah :
d. Metode Non-Discounted Cash Flow
Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula umum sbb:
Total Investasi
Pay Back Period = --- x 1 tahun
Net Income + Depreciation
Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi.
Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif- alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah:
1) Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.
2) Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
28
+ Σ Σ
e. Metode Discounted Cash Flow
Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu uang (time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan datang.
1) Net Present Value (NPV)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan:
NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n), maka:
C – C NPV = --- ---
(1 + i)n (1 + i)n di mana: i = bunga tiap periode
N = periode (tahun, bulan) - C = modal (capital) C = hasil bersih (proceed)
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb:
a) Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun rugi (impas).
b) Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah tingkat bunga yang dipakai.
c) Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.
Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.
2) Profitability Index (PI)
Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value).
Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut:
PV of Benefit Profitability Index = ---
PV of Capital Cost
Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai berikut:
a) Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak b) Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak c) Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP
3) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil- hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan.
Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri.
Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV yang telah
30
| | |
diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai:
NPV1
IRR = i1 + (i2 – i1) x --- x 100%
(NPV1 – NPV2)
di mana: NPV1 harus di atas 0 (NPV1 > 0) NPV2 harus di bawah 0 (NPV2 < 0)
f. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang- kan kebijaksanaan dari pesaing. Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu.
1) Break Even Point (BEP)
Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:
a) Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.
|
|
|
b) Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
c) Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP = --- x 100%
Hasil Penjualan – Biaya Variabel atau dapat juga dituliskan sebagai:
Biaya Tetap BEP = ---
Biaya Variabel 1 – --- Hasil Penjualan
2) Kontribusi Margin
Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel. Tujuan utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan keuntungan maksimum atau kerugian mini-mum. Yang pertama perlu diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variabel dengan hasil penjualan. Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan berikut:
Biaya Variabel
Rasio kontribusi margin = 1 – --- -
32
| |
Hasil Penjualan
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap + Laba Minimal Penjualan = ---
Biaya Variabel 1 – --- -
Hasil Penjualan
Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut :
a) Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari piahk investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar tebal rencana bisnis tidak lebih dari 50 halaman.
b) Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka.
c) Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telpon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan.
Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan
perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus dituliskan jumlah salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis.
d) Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini.
Ringkasan tersebut dapat berisi produk dan jasa yang dihasilkan, manfaat produk bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun), jumlah dana yang dibutuhkan, serta manfaat yang akan diterima oleh investor.
e) Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.
Rencana usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu bisnis yang akan dijalankan.
34
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan menurut saudara mengapa perencanaan bisnis ini memiliki peran penting dalam pencapaian laba maksimal?
2. Sering kali usaha bisnis yang akan dimulai ini selalu tidak terlepas dari modal? Coba saudara uraiankan bagaimana menghadapi masalah tersebut?
3. Bisnis yang sukses sering kali diawali dari hobi? Jelaskan maksud tersbeut?
4. Bisnis yang akan dipilih tentunya berdasarkan selera konsumen. Jelaskan bagaimana seorang yang akan memulai bisnis mengetahui hal tersebut?
5. Bagaimana seorang yang akan memulai usaha ini menilai usaha yang dipilihnya layak. Jelaskan aspek apa yang harus dipertimbangkan?
BAB 2
IDENTIFIKASI JENIS BADAN USAHA
SASARAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami memilih bisnis model perseorangan 2. Mengidentifikasi model bisnis persekutuan 3. Memahami perusahaan berbadan hukum A. Perusahaan Perseorangan
Adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu orang, dimana pengelola perusahaan memperoleh semua keuntungan perusahaan, tetapi ia juga menanggung semua resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan. Pendirian perusahaan perseorangan tidak diatur dalam KUHD dan tidak memerlukan perjanjian karena hanya didirikan oleh satu orang pengusaha saja. Perusahaan perseorangan dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1. Usaha Perseorangan Berizin
memiliki izin operasional dari departemen teknis.
Misalnya bila perusahaan perseorangan bergerak dalam bidang perdagangan, maka dapat memiliki izin seperti Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
2. Usaha Perseorangan Yang Tidak Memiliki Izin
Misalnya usaha perseorangan yang dilakukan para pedagang kaki lima, toko barang kelontong, dsb.
Kebaikan perusahaan perseorangan:
a. Mudah dibentuk dan dibubarkan b. Bekerja dengan sederhana c. Pengelolaannya sederhana
d. Tidak perlu kebijaksanaan pembagian laba
Kelemahan perusahaan perseorangan a. Tanggung jawab tidak terbatas b. Kemampuan manajemen terbatas
36
c. Sulit mengikuti pesatnya perkembangan perusahaan d. Sumber dana hanya terbatas pada pemilik
e. Resiko kegiatan perusahaan ditanggung sendiri B. Persekutuan
Perusahaan Persekutuan Bukan Badan Hukum ; Yaitu perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang pengusaha secara kerja sama tapi tidak termasuk dalam katagori badan usaha yang berbadan hukum. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Firma dan Persekutuan Komanditer (CV).
1. Firma
Adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang Dengan menggunakan nama bersama atau satu nama digunakan bersama. Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, kalau perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka.
Firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta Pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.
Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu-sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu
yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.
Selain itu, menurut Pasal 26 dan Pasal 31 KUHD Firma juga dapat bubar sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.
a. Kebaikan Firma:
1) Prosedur pendirian relatif mudah
2) Mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar, karena gabungan modal yang dimiliki beberapa orang
3) Keputusan bersama dengan pertimbangan seluruh anggota firma, sehingga keputusan
4) keputusan menjadi lebih baik
b. Kelemahan Firma:
1) Utang-utang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma
2) Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar, maka firma pun bubar
2. Perseroan Komanditer / CV
Adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang (sekutu) yang menyerahkan dan mempercayakan uangnya untuk dipakai dalam Persekutuan. Para anggota persekutuan menyerahkan uangnya sebagai modal perseroan dengan jumlah yang tidak perlu sama sebagai tanda keikutsertaan di dalam persekutuan.
Sekutu pada persero dapat dikelompokkan menjadi : a. Sekutu Komplementer yaitu: sekutu aktif / orang yang
bersedia memimpin pengaturan perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya sesuai pasal 18 KUHD.
b. Sekutu Komanditer yaitu: sekutu pasif / orang yang tidak ikut mengurus persekutuan tapi mempercayakan uangnya dalam persekutuan dan bertanggung jawab hanya terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan