GLOBALISASI DALAM BISNIS
D. Konvergensi Akuntansi
negara tentu legal di negara lainnya. Sebagai contoh, beberapa negara di Amerika Selatan melegalkan tindakan penyuapan terhadap bisnis dan pejabat-pejabat pememrintah, sedangkan di Indonesia tindakan ini tidak dilegalkan. Adanya carters memberikan kekuatan yang sangat besar kepada beberapa negara, seperti halnya negar- negara yang termasuk sebagai anggota Organizational of Petroleum Exporting Countries (OPEC). Carters adalah asosiasi/perkumpulan para produsen yang mengontrol penawaran dan harga. Hukum di Amerika Serikat melarang praktik-prakti penyuapan dan carters.
Banyak negara (tidak semuanya) melarang dumping, yaitu menjual produk ke liar negeri dengan harga yang lebih rendah dari biaya produksi di dalam negeri. Sebagai contoh, hukun antidumping di Amerika Serikat memberikan gambaran jika dumping dipraktikkan di sana maka:
a. Banyak produk akan hargai lebih rendah dari pada harga normal (fair value)
b. Menimbulkan kerugian bagi industri dalam negeri (industri domestik)
122
tersbeut. Dan, untuk itulah konvergensi akuntansi dilaksanakan.
1. Dorongan Terhadap Konvergensi Akuntansi
Pada awalnya, dilaknakan konvergensi akuntansi dipelopori oleh badan-badan politik dan organisasi-organisasi akuntansi profesional. Setelah itu, dorongan konvergensi berasal dari penyususan dan kelompok-kelompok pengguna laporan keuangan. Mereka itu adalah perusahaan multinasional yang menyusun laporan keuangan, regulator yang memonitor pasar modal, industri sekuritas (termasuk bursa efek) yang menganggap dirinya secara sinifikan terkena dampak dari perbedaan akuntansi atar negara, dan negara-negara berkembang yang sering kehilangan sumber untuk mengembangkan standar akuntansinya sendiri.
Kecepatan globalisasi bisnis dan pasar modal yang meingkat pada tahun 1980-an telah menggeser sentimen diantara para pemakai laporan keuangan ke arah upaya yang terorganisasi yang bertujuan ubutj mengurang diversitas akuntansi, sehingga meningkatkan komprabilitas akuntansi. Ketika modal, produk dan pasar tenaga kerja menjadi semakin mengglobal, kebanyakan perusahaan besar menjadi sadar akan perlunya diversitas geografis (baik dalam masukan maupun keluaran) agar mampu bersaing secara efektif menghadapi pemain-pemain utama dalam industri mereka. Semakin meningkatnya penjualan dan investasi lintas batas oleh perusahaan multinasional menunjukkan bahwa mereka merupakan persentase besar dalam perdagangan global.
Banyak dari investasi baru tersebut terjadi di negara-negara berkembang, ini mengakibatkan perusahaan multinasional mengorbankan lebih banyak sumber untuk menyusun laporan keuangan di negara domisilnya dan di negara di mana sebagian investasinya berada. Perbedaan dalam pelaporan keuangan juga memengaruhi upaya perusahaan multinasional dalam mengalirkan investasinya. Dan ini mengarahkan para penyusun laporan keuangan untuk
mendorong upaya konvergensi. Perusahaan multinasional juga memperoleh benefit tambahan dari konvergensi seperti misalnya penghematan biaya penyusunan laporan keuangan konsilidasian, kemudahan dalam memonitor anak cabang di luar negeri, laporan akuntansi manajerial yang lebih berarti dan metode evaluasi kinerja yang lebih relevan.
Salah satu akibat dari meningkatnya listing lintas negara adalah bahwa para regulator di banyak negara menghadapi biaya yang lebih tinggi karena mereka harus memonitor ketaatan perusahaan-perusahaan asing yang listing di yurisdiksi mereka. Keharusan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi di negara monitor telah menimbulkan perdebatan besar. Para kritikus menyatakan bahwa tingginya biaya pelaporan keuangan dan ketaatan regulatori yang lain yang dikenakan kepada perusahaan-perusahaan asing menyebabkan mereka pergi.
Jadi regulator juga diuntungkan oleh konvergensi dalam bentuk penurunan biaya monitoring meskipun juga harus mengizinkan investor domestik untuk berinvestasi di perusahaan asing tanpa biaya transaksi yang tinggi.
Aspek lain dari listing lintas negara yang dramatis adalah banyaknya bursa efek yang mengincar perusahaan asing untuk meningkatkan listing dan volume transaksi sekuritas pada pasar mereka. Oleh karena itu, terdapat konstituen atau pihak-pihak yang signifikan di negara-negara tersebut yang mendukung proses listing agar bursa efk mereka menjadi lebih atraktif bagi perusahaan asing. Karena terdapat bukti yang menyatakan bahwa perbedaan akuntansi mempunyai akibat bertambahnya biaya bagi perusahaan yang berupaya untuk listing di luar negeri, maka tidak mengherankan bahwa bursa efk dan partisipan industri sekuritas lainnya memberikan dukungan kuat dalam mereduksi perbedaan persyaratan (standar akuntansi) pelaporan keuangan secara global.
124
Dengan jatuhnya sistem komunis di Eropa Timur dan bekas Unisoviet, sejumlah negara berupaya untuk berpindah ke kebijakan ekonomi berorientasi pasar. Untuk menarik modal asing, mereka sering mengimplementasikan standar akuntansi yang dapat menumbuhkan keyakinan bagi investor asing. Sedikit dari negara-negara ini yang mempunyai waktu atau sumber ekonomi yang cukup untuk merancang standar akuntansi dari nol. Standar akuntansi interperusahaan (internatioal accounting standards, (IAS) memberikan pilihan dengan biaya rendah bagi negara- negara berkembang yang tidak mempunyai sumber untuk menyusun rangkaian (set) standar akuntansi domestik yang ekstensif dari awal. Mengingat keinginan negara-negara ini untuk mengembangkan ekonomi mereka, mengadopsi IAS merupakan pilihan yang menghemat waktu. Lagi pula, mengadopsi satu set (rangkaian) IAS oleh negara berkembang akan menghemat biaya rekonsiliasi terhadap PABU penyandang dana dari luar negeri. Persepsi maupun realitias konsekuensi ekonomi bagi berbagai kelompok yang telah diuraikan tersebut telah mengakibatkan timbulnya tekanan yang signifikan bagi para penyusun standar dan komisi sekuritas di seluruh dunia untuk mempercepat proses penyusunan pengungkapan (disklosur) dan standar akuntansi konvergensian.
2. International Accounting Standards Board (IASB)
Menurut Saudagaran (2001), skenario untuk melaksanakan harmonisasi/konvergensi global akuntansi nampaknya adopsi standar-standar yang diterbitkan oleh IASC (yang sekarang bernama IASB). Tetapi, karena badan tersebut tidak mempunyai otoritas, maka standar-standar tersebut harus disetuju oleh International Organizational of Securities Commission (IOSCO), yaitu suatu oragasasi internasional yang beranggotakan regulator-regulator pasar modal.
IASC didirikan tahun 1973 oleh organisasi-organisasi akuntansi profesional di sembilan negara, dan merupakan
badan penyusun standar sektor swasta yang independen.
Pada tahun 2001, accounting Standards Board (IASB) dan bertujuan untuk:
a. Menyusun satu set tunggal standar-standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan dapat dilaksanakan yang menuntut agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan yang lain berkualitas tinggi, transparan dan komparabel sehingga dapat membantu para partisipan pasar modal dunia serta para pemakai lain dalam pengambilankeputusan ekonomi,
b. Mendorong penggunaan dan aplikasi secara cermat standar tersebut.
c. Memenuhi tujuan-tujuan yang terkait butir (1) dan (2), dan setepat mungkin memperhatikan kebutuhan entitas- entitas kecil dan menengah serta ekonomi yang baru muncul,
d. Melaksanakan konvergensi standar-standar akuntansi nasional, serta standar-standar pelaporan keuangan internasional.
IASB mewakili organisasi-organisasi akuntandi yang ada pada kurang-lebih 100 negara. Badan ini mendapat dukungan yang amat luas, yang menunjukkan besarnya kebutuhan akan konvergensi akuntansi. Pada awalnya, yaitu selama dasawarsa pertama dan masih bernama IASC, badan ini menyusun standar-standar dengan mengodifikasi parktik-praktik naIASB mewakili organisasi-organisasi akuntandi yang ada pada kurang-lebih 100 negara. Badan ini mendapat dukungan yang amat luas, yang menunjukkan besarnya kebutuhan akan konvergensi akuntansi. Pada awalnya, yaitu selama dasawarsa pertama dan masih bernama IASC, badan ini menyusun standar-standar dengan mengodifikasi parktik-praktik nasional yang serupa dan membuang prktik-praktik yang tidak lazim. Standar-
126
standar yang disusun ini lebih deskriptif dari pada perspektif.
Pada dasawarsa kedua, IASC mulai membahas isu-isu yang lebih sulit dan merespon keluhan-keluhan yang menyatakan bahwa standar-standar IASC menyajikan terlalu banyak alternatif perlakuan akuntasi serta tidak cukup ketat. Pada bula Juli 1995, Komite Teknik IOSCO menyetujui rencana kerja IASC untuk memproduksi satu set standar yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Ini diselesaikan dengan dsetujuinya SAI 39 pada bulan Desember 1998, dan pada tahun 2000 IOSCO mengesahkan standar-standar IASC untuk listing dan penawaran lintas negara.
Pada awalnya, IASC menyusun standar-standar berbasis aturan dan standar-standar yang diterbitkan IASC ini disebut standar akuntansi internasional (international accounting standards, IAS), yang berbasis pada aturan.
Setelah struktur baru dan bernama IASB, standar-standar yang disusun didasarkan atas prinsip dan disebut standar pelaporan keuangan internasional (international financial reporting standards, IFRS). Sebelum direstrukturisasi, IASC telah menerbitkan 41 IAS; dan samapai 30 Januari 2007, IASB telah menerbitkan 8 IFRS.
3. International Organizational of Securities Commission (IOSCO) IOSCO beranggotakan para regulator sekuritas yang berasal dari lebih 100 negara. Tujuan para anggota orannisasi ini adalah:
a. Bekerja sama untuk mempromosikan standar-standar regulasi yang tinggi untuk memelihara pasar yang sehat, efisien dan adil.
b. Bertukar informasi atas pengalaman mereka masing- masing untuk meningkatkan pengembangan pasar modal domestik.
c. Mempersatukan upaya mereka untuk menetapkan standar dan melakukan pengawasan yang efektif terhadap transaksi-tansaksi sekuritas internasional, dan;
d. Saling memberikan bantuan meningkatkan integritas pasar malalui aplikasi standar-standar secara ketat dan penindakan yang efektif terhadap pelanggaran.
Para anggota IOSCO secara bersama-sama bertanggung jawab dalam regulasi lebih dari 90% pasar sekuritas global. Ketka pasar keuangan menjadi semakin mengglobal, IOSCO semakin berkepentingan dengan terselengaranya kereja sama lintas negara anatar regulator sekuritas. Untuk itu IOSCO telah banyak melakukan pekerjaan yang berkenaan dengan standar akuntansi dan disklosur internasional untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh modal secara efisien di pasar sekuritas global. Pada tahun 1998, IOSCO menerbitkan satu set standar disklosur nonkeuangan yang akan memampukan perusahaan untuk menggunakan sebuah prospektus tunggal untuk menawarkan atau mendaftarkan saham pada pasar modal utama di manapun.
Standar-standar ini semakin banyak diadopsi oleh para regulator sekuritas di seluruh dunia.
Sebuah komite teknis IOSCO berfokus pada akuntansi dan disklosur internasional, dengan tujuan untuk memfasilitasi proses di mana para penerbit saham kelas dunia dapat memperoleh modal dari semua pasar modal dengan cara yang paling efktif dan efisien. IOSCO bekerja sama dengan IASB dengan memberikan masukan mengenai proyak-proyek IASB. IASB telah menghasilkan IFRS untuk penawaran sekuritas lintas negara. Pada tahun 198, diselesaikan sebuah studi yang menyajikan rekomendasi- rekomendari untuk memfasilitasi penawaran ekuitas internasional. Studi ini merekomendasi agar para regulator didorong, jika konsisten dengan standar madat legal mereka juga akan konsisten dengan tujuan untuk memproteksi investor, untuk memfasilitasi penggunaan dokumen- dokumen disklosur tunggal.
128
SOAL LATIHAN
1. Tuliskan apa saja yang harus diketahui oleh seorang pelaku usaha untuk dapat melakukan perdangan internasional?
2. Tulis dan jelaskan maksud dari neraca perdagangan dan neraca pembayaran?
3. Setiap Negara yang akan melakukan perdangan internasional akan memiliki keunggula kompetitif dibandingan dengan Negara lain. Jelas maksud serta bagaimana Negara dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif?
4. Hambatan apa saja yang akan dihadapi dalam perdangan internasional?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konvergensi akuntansi?