CATATAN
3.10. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
3. BAYI MUDA 3.9.3. Terapi oksigen
Beri terapi oksigen pada bayi muda dengan keadaan berikut:
Sianosis sentral Merintih saat bernapas
Kesulitan minum karena distres pernapasan
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat
Mengangguk-anggukkan kepala (gerakan menganggukkan kepala yang sinkron dengan pernapasan menunjukkan distres pernapasan berat).
Jika tersedia pulse oximeter, alat ini harus digunakan untuk memandu terapi oksigen. Oksigen harus diberikan jika saturasi oksigen di bawah 90%, aliran oksigen harus diatur agar saturasi berkisar 92-95%. Oksigen dapat dihen- tikan ketika anak dapat mempertahankan saturasi di atas 90% pada udara ruangan.
Pemberian oksigen dengan kecepatan aliran 0.5 L/menit melalui nasal prong merupakan metode yang lebih disukai di kelompok umur ini. Jika lendir kental dari tenggorokan mengganggu dan bayi sangat lemah untuk dapat membersihkannya, lakukan pengisapan lendir secara berkala. Oksigen harus dihentikan jika kondisi umum bayi membaik dan tanda-tanda tersebut di atas telah hilang.
3.9.4. Demam tinggi
Jangan menggunakan obat antipiretik misalnya parasetamol untuk mengontrol demam pada bayi muda. Atur suhu lingkungan. Jika perlu, buka baju bayi tersebut.
64
3. BAYI MUDA
Pemberian Minum
Mulailah memberikan ASI dalam 1 jam sesudah kelahiran. Kebanyakan bayi mampu mengisap. Bayi yang dapat mengisap harus diberi ASI. Bayi yang tidak bisa menyusu harus diberi ASI perah dengan cangkir dan sendok. Ketika bayi mengisap dari puting dengan baik dan berat badan bertambah, kurangi pemberian minum melalui sendok dan cangkir.
Periksalah bayi sekurangnya dua kali sehari untuk menilai kemampuan minum, asupan cairan, adanya suatu TANDA BAHAYA (halaman 57) atau tanda-tanda adanya infeksi bakteri berat (halaman 58). Jika terdapat salah satu tanda ini, lakukan pemantauan ketat di tempat perawatan bayi baru lahir seperti yang dilakukan pada Berat Bayi Lahir Sangat Rendah (BBLSR) pada 3.10.2.
Risiko merawat anak di rumah sakit (misalnya mendapat infeksi nosokomial), harus seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari perawatan yang lebih baik.
3.10.2. Bayi dengan berat lahir di bawah 1750 gram
Bayi-bayi ini berisiko untuk hipotermia, apnu, hipoksemia, sepsis, intoleransi minum dan enterokolitis nekrotikan. Semakin kecil bayi semakin tinggi risiko.
Semua Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) harus dikirim ke Perawatan Khusus atau Unit Neonatal.
Tatalaksana
Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika terdapat salah satu tanda hipoksemia.
Suhu
• Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau beri pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidicrib jika staf telah berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada penghangat bertenaga listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk bermanfaat untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36.5 – 37.50 C dengan kaki tetap hangat dan berwarna kemerahan.
Cairan dan pemberian minum
• Jika mungkin berikan cairan IV 60 mL/kg/hari selama hari pertama kehidupan.
Sebaiknya gunakan paediatric (100 mL) intravenous burette: dengan BAYI BERAT LAHIR DI BAWAH 1750 gRAM
3. BAYI MUDA 60 tetes = 1 mL sehingga, 1 tetes per menit = 1 mL per jam. Jika bayi sehat dan aktif, beri 2-4 mL ASI perah setiap 2 jam melalui pipa lambung, tergantung berat badan bayi (lihat halaman 62).
• Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar panas atau terapi sinar memerlukan lebih banyak cairan dibandingkan dengan volume biasa (lihat halaman 62). Lakukan perawatan hati-hati agar pemberian cairan IV dapat akurat karena kelebihan cairan dapat berakibat fatal.
• Jika mungkin, periksa glukosa darah setiap 6 jam hingga pemberian minum enteral dimulai, terutama jika bayi mengalami apnu, letargi atau kejang.
Bayi mungkin memerlukan larutan glukosa 10%.
• Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya pada hari ke-2, pada bayi yang lebih matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian minum dimulai jika perut tidak distensi dan lembut, terdapat bising usus, telah keluar mekonium dan tidak terdapat apnu.
• Gunakan tabel minum.
• Hitung jumlah minum dan waktu pemberiannya.
• Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan perhari.
• Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa lambung.
Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir dan sendok atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-4 mL dapat diterima tanpa muntah, distensi perut atau retensi lambung lebih dari setengah yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-2 mL per minum setiap hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat tanda-tanda toleransi yang buruk. Jika target pemberian minum dapat dicapai dalam 5-7 hari per- tama, tetesan IV dapat dilepas untuk menghindari infeksi.
• Minum dapat ditingkatkan selama 2 minggu pertama kehidupan hingga 150-180 mL/kg/hari (minum 19-23 mL setiap 3 jam untuk bayi 1 kg dan 28-34 mL untuk bayi 1.5 kg). Setelah bayi tumbuh, hitung kembali volume minum berdasarkan berat badan terakhir.
Antibiotika dan Sepsis
• Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi yang dilahirkan di luar rumah sakit atau dilahirkan dari ibu yang tidak sehat, pecah ketuban >18 jam, bayi kecil (mendekati 1 kg).
• Jika terdapat salah satu TANDA BAHAYA (halaman 57) atau tanda lain infeksi bakteri berat (halaman 58) mulailah pemberian antibiotik.
BAYI BERAT LAHIR DI BAWAH 1750 gRAM
66
3. BAYI MUDA
Apnu
• Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila perlu rangsang pernapasan bayi dengan mengusap dada atau punggung. Jika gagal, lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup.
• Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan atau sampai membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
• Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat kafein adalah 20 mg/
kg oral atau IV (berikan secara lambat selama 30 menit). Dosis rumatan sesuai anjuran (lihat halaman 79).
• Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal aminofilin 10 mg/kg secara oral atau IV selama 15-30 menit (halaman 76). Dosis rumatan sesuai anjuran.
• Jika monitor apnu tersedia, maka alat ini harus digunakan.
Pemulangan dan pemantauan BBLR BBLR dapat dipulangkan apabila :
• Tidak terdapat TANDA BAHAYA atau tanda infeksi berat.
• Berat badan bertambah hanya dengan ASI.
• Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-370C) dengan pakaian terbuka.
• Ibu yakin dan mampu merawatnya.
BBLR harus diberi semua vaksin yang dijadwalkan pada saat lahir dan jika ada dosis kedua pada saat akan dipulangkan.
Konseling pada saat BBLR pulang
Lakukan konseling pada orang tua sebelum bayi pulang mengenai :
• pemberian ASI eksklusif
• menjaga bayi tetap hangat
• tanda bahaya untuk mencari pertolongan
Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap minggu hingga berat badan bayi mencapai 2.5 kg.
BAYI BERAT LAHIR DI BAWAH 1750 gRAM
3. BAYI MUDA