CATATAN
3.12. Masalah-masalah Umum Bayi Baru Lahir Lainnya
3.12.1. Ikterus
Lebih dari 50% bayi baru lahir normal dan 80% bayi kurang bulan mengalami ikterus. Ikterus dibagi menjadi Ikterus abnormal dan normal:
Ikterus abnormal (non fisiologis)
• Ikterus dimulai pada hari pertama kehidupan
• Ikterus berlangsung tidak lebih dari 14 hari pada bayi cukup bulan, 21 hari pada bayi kurang bulan
• Ikterus disertai demam
• Ikterus berat: telapak tangan dan kaki bayi kuning.
Ikterus Normal (fisiologis)
• Kulit dan mata kuning tetapi bukan seperti tersebut di atas.
Ikterus abnormal dapat disebabkan oleh :
• Infeksi bakteri berat
• Penyakit hemolitik yang disebabkan oleh ketidakcocokan golongan darah atau defisiensi G6PD
• Sifilis kongenital atau infeksi intrauterin lainnya
• Penyakit hati misalnya hepatitis atau atresia bilier
• Hipotiroidisme.
Pemeriksaan ikterus abnormal
Jika mungkin, konfirmasi kesan kuning dengan pemeriksaan bilirubin.
Pemeriksaan lain tergantung dugaan diagnosis dan pemeriksaan apa saja yang tersedia, meliputi:
• Hemoglobin atau hematokrit.
• Hitung darah lengkap untuk mencari tanda infeksi bakteri berat (hitung neutrofil tinggi atau rendah dengan batang > 20%) dan tanda hemolisis.
Tatalaksana Terapi sinar jika:
• Ikterus pada hari ke-1
• Ikterus berat, meliputi telapak tangan dan telapak kaki IKTERUS
3. BAYI MUDA
• Ikterus pada bayi kurang bulan
• Ikterus yang disebabkan oleh hemolisis.
Lanjutkan terapi sinar hingga kadar bilirubin serum di bawah nilai ambang atau sampai bayi terlihat baik dengan telapak tangan dan kaki tidak kuning.
Jika kadar bilirubin sangat meningkat (lihat Tabel berikut) dan dapat dilakukan transfusi tukar dengan aman, pertimbangkan untuk melakukan hal tersebut.
Tabel 6 : Pengobatan ikterus yang didasarkan pada kadar bilirubin serum Terapi sinar Tranfusi tukar a Bayi cukup bulan Bayi kurang bulan Bayi cukup bulan Bayi kurang bulan
sehat atau terdapat sehat atau terdapat
faktor risiko b faktor risiko
mg/dL mol/L mg/dL mol/L mg/dL mol/L mg/dL mol/L Hari ke-1 ikterus yang dapat dilihat c 15 260 13 220
Hari ke-2 15 260 13 220 25 425 15 260
Hari ke-3 18 310 16 270 30 510 20 240
Hari ke-4 dst 20 340 17 290 30 510 20 340
a Transfusi tukar tidak dijelaskan dalam buku saku ini. Tingkat bilirubin dicantumkan disini, seandainya transfusi tukar memungkinkan atau rujuk bayi dengan cepat dan aman ke rumah sakit yang mampu melakukan transfusi tukar.
b Faktor risiko mencakup bayi kecil (< 2.5 kg pada saat lahir atau dilahirkan sebelum 37 minggu kehamilan), hemolisis dan sepsis.
c Ikterus yang terlihat di bagian mana pun dari tubuh pada hari pertama.
Antibiotik
Jika diduga terdapat infeksi atau sifilis (halaman 74) obati untuk infeksi bakteri berat (halaman 58)
Antimalaria
Jika terdapat demam dan bayi berasal dari daerah endemis malaria, periksa apus darah untuk mencari parasit malaria dan berikan antimalaria jika positif.
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI.
IKTERUS
70
3. BAYI MUDA
3.12.2. Konjungtivitis
Mata lengket dan konjungtivitis ringan Perlakukan sebagai pasien rawat jalan.
Tunjukkan kepada ibu cara mencuci mata dengan air atau ASI dan cara memberi salep mata. Ibu harus mencuci tangan sebelum dan sesudah- Katakan kepada ibu untuk mencuci mata bayi dan memakai salep mata 4 kali nya.
sehari selama 5 hari.
Beri ibu satu tube salep mata tetrasiklin ATAU salep mata kloramfenikol.
Evaluasi setelah 48 jam pengobatan.
Konjungtivitis berat (bernanah banyak dan/atau kelopak mata bengkak) sering disebabkan oleh infeksi gonokokus. Rawat bayi di rumah sakit karena terda- pat risiko kebutaan dan perlu evaluasi dua kali sehari.
Cucilah mata untuk membersihkan nanah sebanyak mungkin.
Berikan dosis tunggal sefotaksim 100 mg/kgBB, IV atau IM JUGA gunakan seperti telah diuraikan diatas :
Salep mata tetrasiklin ATAU kloramfenikol
Obati ibu dan pasangannya untuk penyakit kelaminnya: amoksisilin, spektinomisin atau siprofloksasin (untuk gonorhoea) dan tetrasiklin (untuk khlamidia) tergantung pada pola resistensi.
3.12.3. Tetanus
Tanda klinik : lihat halaman 27 Tatalaksana
Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan.
Berikan diazepam 10 mg/kgBB/hari IV dalam 24 jam atau bolus IV setiap 3 jam (0.5 mL per kali pemberian), maksimum 40 mg/kgBB/hari.
Jika jalur IV tidak terpasang, berikan diazepam melalui rektum.
Oftalmia neonatorum. Bengkak, kelopak mata merah disertai nanah.
KONJUNgTIVITIS
3. BAYI MUDA Jika frekuensi napas < 20 kali/menit, obat dihentikan, meskipun bayi masih
mengalami spasme.
Jika bayi mengalami henti napas selama spasme atau sianosis sentral setelah spasme, berikan oksigen dengan kecepatan aliran sedang. Jika belum bernapas spontan lakukan resusitasi dan jika belum berhasil dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas NICU.
Jika ada, beri human tetanus immunoglobulin 500 IU IM atau tetanus antitoksin 5 000 IU IM
Tetanus toksoid 0.5 mL IM diberikan pada tempat yang berbeda dengan tempat pemberian antitoksin
Penisilin prokain 50 000 IU/kgBB/hari IM dosis tunggal atau Metronidazol IV selama 10 hari (lihat halaman 78)
Jika terjadi kemerahan dan/atau pembengkakan pada kulit sekitar pangkal tali pusat, atau keluar nanah dari permukaan tali pusat, atau bau busuk dari area tali pusat, berikan pengobatan untuk infeksi lokal tali pusat.
3.12.4. Trauma Lahir Trauma Ekstrakranial Kaput Suksedaneum
• Paling sering ditemui
• Tekanan serviks pada kulit kepala
• Akumulasi darah/serum subkutan, ekstraperiosteal
• TIDAK diperlukan terapi, menghilang dalam beberapa hari.
Sefalhematoma
• Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum
• Benturan kepala janin dengan pelvis
• Paling umum terlihat di parietal tetapi kadang-kadang terjadi pada tulang oksipital
• Ukurannya bertambah sejalan dengan bertambahnya waktu
• 5-18% berhubungan dengan fraktur tengkorak g foto kepala
• Umumnya menghilang dalam waktu 2 – 8 minggu
• Komplikasi: ikterus, anemia
• Kalsifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun.
TRAUMA LAHIR
72
3. BAYI MUDA
Perdarahan Subgaleal
• Darah di bawah galea aponeurosis
• Pembengkakan kulit kepala, ekimoses
• Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
• Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%).
Perdarahan intrakranial atau fraktur tengkorak Diagnosis umumnya secara klinis:
Massa padat berfluktuasi yang timbul di kepala Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam Hematoma menyebar di seluruh kalvarium
Anemia/hipovolemia/syok.
Tatalaksana: suportif
Observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan Memantau hematokrit
Memantau hiperbilirubinemia
Mungkin diperlukan pemeriksaan koagulopati Tabel 7 : Diagnosis banding trauma lahir ekstrakranial
Lesi Pembengkakan ↑ setelah Melintasi ↑↑↑ kehilangan eksternal lahir garis sutura darah akut
Kaput lunak, lekukan tidak ya tidak
suksedaneum
Sefal hematoma padat, tegang ya tidak tidak
Hematoma padat, berair ya ya ya
subgaleal
Trauma Intrakranial Perdarahan Subdural
Paling sering: 73% dari semua perdarahan intrakranial.
Gejala klinis (dalam 24 jam):
o Respirasi : apnu, sianosis
o SSP : kejang, defisit fokal, letargi, hipotonia o Fossa posterior : meningkatnya tekanan intra kranial TRAUMA LAHIR
3. BAYI MUDA Diagnosis: CT kepala, Foto rontgen: fraktur tengkorak.
Terapi: Konservatif (suportif) atau evakuasi (pembedahan).
Trauma Pleksus Brakialis Palsi Erb
Cedera akibat regangan C5-C7 (pleksus atas). Merupakan 90% kasus Manifestasi Klinis
o Ekstremitas yang terlibat berada dalam posisi aduksi, pronasi dan rotasi internal
o Refleks moro, biseps dan radial tidak ada o Refleks genggam biasanya ada o 2-5% paresis saraf frenicus ipsilateral o Postur "waiter's tip“
o Gawat napas jika saraf frenikus juga cedera.
Palsi Klumpke
Cedera karena regangan terhadap C8-T1 (pleksus bawah). Merupakan 10% kasus
Manifestasi Klinis
o Refleks genggam tidak ada
o Jari berada dalam posisi seperti akan mencakar (Clawing)
o Terkait sindrom Horner (ptosis, miosis, anhidrosis): trauma serabut simpatis T1
Tatalaksana
Imobilisasi ekstremitas secara perlahan melintang di atas perut untuk minggu pertama lalu mulailah latihan pergerakan pasif pada semua sendi.
Jika tidak terjadi pemulihan fungsional bermakna dalam 3 bulan g eksplorasi bedah.
Prognosis
o Bergantung pada keparahan dan luas lesi o 88% sembuh dalam waktu 4 bulan.
TRAUMA LAHIR
74
3. BAYI MUDA
3.12.5. Malformasi Kongenital lihat bab 9 untuk :
• Bibir sumbing dan langitan sumbing
• Obstruksi usus
• Defek dinding abdomen