• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdiri pada Shalat Fardhu bagi yang Mampu Allah Shi berfirman

Dalam dokumen Panduan Thaharah dan Hukum Najis dalam Islam (Halaman 155-159)

RUKUN SHALAT

2. Berdiri pada Shalat Fardhu bagi yang Mampu Allah Shi berfirman

(@'&,,3&iieib

'Md;ilah

karma

Allah

(dalam sbahtmu) dengan lehusyu'.'(QS.

Al-Baqarah:238)

Nabi €

bersabda

kepada'Imran bin

Hushain:

* ,'"'* l'oy ut*W'iLY,ky|k

"Shalatlah

dengan

berdiri, jika

engkau

tidak

mamPu, maka shalatlah dengan

duduk,

dan

jika

engkau

tidak

mamPu, maka shalatlah dengan berbaring."65

63

61 65

Dikatakan

ulrim

karena dengannya seseorang dilarang untuk makan, minum dan yang lainnya.-n'"i'

Dikatakan

uhlil

karena dengannya seseorang diperbolehkan melakukan se' suatu yang sebelumnya diharamkan.

HR. At-Tirmidzi (no. 3), Abu Dawud (no. 61),Ibnu Majah (no.275) dan Ahmad

I/!23),

di dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi hadits ini me- miliki beberapa penguat.

Telah dijelaskan mkhrijnya.

Tabdziib Sunan Abi Daaud (/49).

HR. Al-Bukhari (no. 1117), Abu Dawud (no. 939), dan at-Tirmidzi (no. 369).

seseorang yang

r>S tl1

Beberapa Faedah:

^.

Para ulama bersepakat bahwa orang yang sehat

tidak

dibenar-

kan untuk

melakukan shalat

fardhu

dengan

duduk ketika

ia melakukannya sendiri atau menjadi

imam.

b.

Mereka

pun

sepakat bahwa orang yang sakit

tidak diwajibkan berdiri jika

ia

tidak

mampu melakukannya. Ketika

itu

ia boleh shalat dengan

duduk. Demikian pula

orang yang merasa

sulit jika

melakukannya dengan berdiri, atau karena takut benambah sakitnya, dan

takut

memperlambat kesembuhannya.

Diriwayatkan

dari

Ao"r #

, beliau berkata:

.6 t .

t/oa.tt-. t. '.o/

r'e.; )l

A^LA

ri^^-*t ef j f

/o

^rlt li)-,^t

.(,"# iirr', W*

dz/

tLu t! ,6;)uaJr

4 z lz .

ffiUt'Lr-

,... : lto tz

O

).e->,.9 o)Jr.r

"Nabi ffi

te4attth dari

hrd4

lalu rubuh

b"gt*

kanannya robek,

kemudian kami

datang menjenguknya.

Ketika

datang

waktu

shalat, beliau shalat mengimami kami dengan duduk, kami

pun

shalat

di

belakang beliau dengan

duduk."6

Ibnu Qudamah

,+ii)Z dalam

al-Mugbni {I/57L)

berkata, "Me-

nurut kami tidak berarti

bahwa

beliau ffi

sama sekali

tidak

bisa

berdiri,

akan tetapi

ketika

beliau merasa

sulit untuk berdiri,

maka jatuhlah kewajiban berdiri dari

diri

beliau, demikian pula kewajiban

berdiri dariyanglainnya ketika

kesulitan

itu

ada.'

c. Jika

engkau berada

di

dalam pesawat atau

kapal laut,

maka engkau tetap diwajibkan

unruk berdiri

selama engkau mampu melakukannya. Jika engkau

tidak

mampu melakukannya, maka engkau dibolehkan

untuk

melakukannya dengan duduk.

Nabi

M

pernah ditanya tentang melakukan shalat

di

atas kapal laut, beliau menjawab:

.G-frtJtG.l tf vr kGW k

"Lakukanlah

shalat

di

dalamnya dengan

U.airi t ..rr[ lrO.

66 HR. Al-Bukhari (I/100) dan Muslim (y308) dengan lafazh beliau.

Bab

Shalat

767

engkau

takut

tenggelam."67

d.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang berada

di

atas

kendaraan dibolehkan melakukan shalat sunnah secara mutlak, baik perjalarrannya

itu jauh

atau dekat, dan hal

ini tidak

boleh

dilakukan ketika mukim (tidak

safar).

e.

Orang yang melakukan shalat sunnah diperbolehkan melaku- kannya dengan duduk walaupun tanPa ada udzur.

Akan

tetapi, pahala orang yang melakukan shalat dengan

berdiri

lebih besar daripada orang yang melakukannya dengan duduk. Shalat yang

dilakukan

dengan

duduk

hanya' mendapatkan setengah pahala shalat sunnah yang

dilakukan

dengan

berdiri.

Diriwayatkan dari 'Imran bin Hushain *!F',

beliau berkata,

"Aku

bertanya kepada Rasulullah

ffi

tentmgshalat yang dilakukan sambil

duduk, lalu

beliau menjawab:

o/l o

vtG ^t tt v ,V €J

"Jii * *o J*

cd

9 I

o

oL

/o

.rriir ;('e u*u'v u) rJt

'Jika

ia

melakukan

shalat

sambil berdiri,

maka

hal itu lebih

utama baginya. Barangsiapa

melakukan

shalat sambil

duduk,

maka ia mendapatkan setengah pahala orang yang melakukan- nya sambil

berdiri. Dan

barangsiapa melakukan shalat sambil berbaring, maka ia mendapatkan setengah pahala orang yang melakukannya sambil duduk.'68

Akan

tetapi,

jika

engkau melakukannya sambil

duduk

karena ada.udzur (alasan), maka

pahalamu

sama sekali

tidak berkurang

karenanya.

Hal ini

sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah

#:

,. t .t o . tt/ cl

-t^; l2u2-4a I^! v Jtt v |i'6 '-)c'ri

"?; d

"Barangsiapa sakit atau berada dalam perjalanan, maka

ditulis-

HR. Al-Bazzar (no. 68) dan yang lainny4 hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shifutu Sbalaah $a1.79).

HR. Al-Bukhari (IIlaGa 1).

kan

baginya pahala amal yang sama dengan pahala

ketika

ia melakukannya dalam keadaan sehat dan mukim."6e

f.

Jika engkau memulai shalat sunnah dengan duduk, maka engkau

boleh melanjutkannya

dengan

berdiri menurut

kesepakatan para ulama. Berdasarkan

hadits'Aisyah Q9,:

l.

"Bahwasanya

Rasulullah ffi

melakukan shalat sambil

duduk,

beliau

membaca

surat sambil duduk, lalu ketika

tersisa

dari

bacaannya sekitar tiga

puluh

atau dua

puluh

ayat, maka beliau berdiri dan memb^cany^sambil berdiri, kemudian beliau

ruku',

lalu sujud, selanjutnya beliau melakukan seperti

itu

pada raka'at yang kedua."/o

Engkau juga boleh memulai shalat sunnah sambil

berdiri,

lalu meneruskannya sambil

duduk

berdasarkan hadits

di

atas.tt Jika engkau melakukan shalat sambil duduk, maka lakukanlah seperti engkau sedang duduk tasyahhud, dan

inilah

yang utama

walaupun

seseorang

boleh

melakukannya

sambil

bersila, ter- utama dalam keadaan udzur.

Hat ini

telah dilakukan

Nabi €

72

dan sebagian Sahabat beliau.z3

Engkau

tidak dibolehkan duduk

dengan kedua

kaki

yang di-

lonjorkan

ke depan, kecuali dalam keadaan darurat.

Engkau boleh melakukan shalat dengan berbaring -fardhu atau-

pun

sunnah-

jika

engkau

tidak

bisa duduk. Adapun

jika

bukan 6e HR. Al-Bukhari (no. 2996).

70 HR. Al-Bukhari (I/41), Muslim (./505), dan selain keduanya.

7t

Fat-hul Baari @/590).

72 HR. An-Nasa-i (IIUZZ+),Ibnu Khuzaimeh (U236), dan al-Baihaqi (IIl305).

73 Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar sebagaimana disebutkan dalam al-Mashannafnya

Ibni Abi Syaibah p,/220).

6y *r9't|i'rj* ,uy ,# rs M ar s-, t:i

;^i?i ?o ^,i

'c;.,i'ri;bi L'k 6 ,$ 6,t j a A

u; ,y yyt yt'";t € M ; ''*,'; si'"J ,!o

ob'

h.

Bab Shalat 769

dalam keadaan

udzur, -menurut

pendapat yang

paling

kuat- engkau

tidak boleh melakukannya, baik

dalam shalat fardhu atau

pun

sunnah.

k. Jika

engkau

melakukannya

dengan berbaring, maka dianjur- kan melakukannya dengan berbaring ke sebelah kanan, karena orang yang

tidur disunnahkan

dengan

berbaring

ke sebelah kanan, juga berdasarkan

hadits'Aisyah $/,:

1l .r. ,tn.3 o

'yJJ'y f

J'; t)

'^:^X- ffi ir J'3-,, t:6

,j$t

Y:Y'er ";*r

"Nabi S

senang melakukan dengan bagian kanan

ketika

me- makai sandal,

menyisir,

bersuci, dan

di

dalam semua keadaan- nya.b71

3.

Membaca

al-Faatihah

pada Setiap

Raka'at

Dalam dokumen Panduan Thaharah dan Hukum Najis dalam Islam (Halaman 155-159)