• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

1) Data Subyektif a) Nama

2.6 Teori Manajemen Kebidanan Hellen Varney dan Pendokumentasian

bidan dalam melakukan pendekatan dengan klien dalam melaksanakan asuhan kebidanan (Hani, dkk. 2015).

d) Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak janin (Walyani, 2015).

e) Pendidikan

Pendidikan ibu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi akan memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannnya (Walyani, 2015).

g) Agama

Agama/keyakinan yang dianut pasien tersebut berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama antara lain dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Romauli, 2017).

h) Alamat

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan (Walyani, 2015).

i) Keluhan utama

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai

dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh pasien (Walyani, 2015).

j) Riwayat Status Pernikahan

Menanyakan data status pernikahan Walyani (2015) menjelaskan dalam status pernikahan yang perlu dikaji diantaranya:

1) Menikah

Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah atau belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.

2) Usia Saat Menikah

Tanyakan pada klien pada usia berapa ia menikah.

Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakan bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan sudah tidak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaimana asuhan kehamilannya.

3) Lama Pernikahan

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah.

Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan.

k) Riwayat kesehatan

Kondisi medis tertentu berpotensi mempengaruhi ibu atau bayi atau keduanya. Berikut ini adalah beberapa kondisi medis pada kategori ini:

1) Riwayat penyakit yang lalu

Menanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien dan yang sedang diderita klien, karena diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya (Walyani, 2015).

2) Penyakit Menular

Menanyakan pada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular.

Apabila klien mempunyai keluarga yang menderita penyakit menular sebaiknya bidan menyarankan kepada klien untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya (Walyani, 2015).

3) Riwayat penyakit keturunan

Menanyakan juga kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak (Walyani, 2015).

l) Riwayat kesehatan keluarga

Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi salah satunya oleh faktor genetik atau keturunan. Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita beresiko menderita penyakit genetika yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetika (Marmi,2014).

m) Riwayat kebidanan (1) Menstruasi

Data yang diperoleh sebagai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi. Menanyakan riwayat menstruasi berupa menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darah, dismenore, sifat darah, bau dan warnanya (Walyani, 2015).

(a) HPHT

Digunakan untuk mengetahui usia kehamilan (Mochtar, 2014).

(b) HPL

Digunakan untuk mengetahui hari perkiraan lahir (Rustam, 2015).

(2) Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Tujuan menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu yaitu untuk mengetahui jumlah kehamilan, jumlah anak yang hidup, jumlah kelahiran prematur, jumlah keguguran, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan, kehamilan dengan tekanan darah tinggi (Walyani, 2015). Selain itu riwayat kehamilan dan persalinan lalu dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan nomenklatur kebidanan seperti G (Gravidarum) untuk mengetahui jumlah kehamilan ibu, P (Partus) untuk mengetahui jumlah persalinan terdahulu dan Ab (Abortus) untuk mengetahui apakah ibu pernah mengalami abortus (Marmi, 2014).

n) Riwayat Keluarga Berencana

Riwayat KB diantaranya metode KB apa yang selama ini ia gunakan, berapa lama ia telah menggunakan alat

kontrasepsi tersebut, dan apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut (Walyani, 2015).

o) Pola kebiasaan sehari-hari (1) Nutrisi

Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan kebutuhan waktu normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik, tetapi jangan kelebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi (Marmi, 2014).

(2) Eliminasi

Ditanyakan tentang BAB (Buang Air Besar) berupa frekunsi, klasifikasi warna, masalah dan untuk BAK (Buang Air Kecil) yaitu berupa frekuensi, klasifikasi warna, bau dan masalah (Marmi, 2014).

(3) Istirahat dan tidur

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya.

Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan- kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam sekita 8 jam/ istirahat/ tidur 1 jam (Marmi, 2014).

(4) Personal hygiene

Dilakukan dengan menanyakan berapa kali ganti pakaian dalam, menanyakan perilaku kesehatan merupakan salah satu cara mendeteksi risiko yang mungkin akan terjadi pada klien (Marmi, 2014).

(5) Aktivitas

Ibu hamil harus mengetahui bagaimana caranya memperlakukan diri dengan baik dan kiat berdiri duduk dan mengangkat tanpa menjadi tegang. Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diintruksikan kepada wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari-hari yang aman dan nyaman selama kehamilan (Marmi, 2014).

(6) Hubungan seksual

Keinginan seksual ibu hamil trimester III sudah berkurang karena berat perut yang semakin membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan. Posisi diatur untuk menyesuaikan pembesaran perut. Dilakukan untuk mengkaji mengenai aktivitas seksual yang mengganggu serta dikaji frekuensi dan keluhan (Marmi, 2014).

(7) Riwayat ketergantungan (a) Merokok

Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa kehamilan meskipun mereka tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya (Marmi, 2014). Kebiasaan tersebut secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan BBLR bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan

pertumbuhan dan perkembangan mental (Walyani, 2015).

(b) Alkohol

Masalah yang signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom alkohol janin dan gangguan perkembangan saraf terkait alkohol membuat klinis wajib menannyakan asupan alkohol dan mengingatkan efek potensial alkohol jangka panjang pada bayi yang dikandungnya (Marmi, 2014).

(c) Obat-obatan

Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan tergolong, kecuali mereka diidentifikasi sejak awal.

Identifikasi pemakaian obat pada wanita hamil dapat mengubah hidup mereka, hal ini berarti memberi suatu kehidupan yang utuh bagi ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retadasi, atau bahkan kematian (Marmi, 2014).

(8) Latar belakang sosial budaya

Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil (Marmi, 2014). Mitos di masyarakat yang berkaitan dengan kehamilan yaitu pantangan makanan, misalnya ibu hamil harus pantang terhadap makanan yang berasal dari daging, ikan, telur, dan goreng- gorengan karena kepercayaan akan menyebabkan kelainan pada janin. Adat ini akan sangat merugikan ibu dan janin karena hal tersebut akan membuat

pertumbuhan janin tidak optimal dan pemulihan kesehatannya akan lambat (Romauli, 2014).

(9) Riwayat psikososial

Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Ibu hamil tidak sabar menantikan kelahiran sang bayi, berjaga-jaga atau menunggu tanda dan gejala persalinan, merasa cemas dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya, mengalami proses duka lain ketika mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus selama hamil (Marmi, 2014).