• Tidak ada hasil yang ditemukan

Degradasi dan marjilisasi (perubahan lingkungan laut)

BAB III. METODE PENELITIAN

G. Pengabsahan D ata

1. Degradasi dan marjilisasi (perubahan lingkungan laut)

Oleh karena itu perjuangan baru mesti di lakukan yakni perjuangan terhadap hak hak nelayan yang hilang karna intervensi pihak luar atas nama konservasi ,dan para LSM tentunya sangat ditunggu para nelayan dalam megorganisir diri dan pada gilirannya, dapat merebut kembali hak hak komunalnya dan menunjukkan pengembangan taman wisata alam laut telah mengubah hak hak kepemilikan nelayan.misalnya, dulu nelayan memiliki hak hak itu, dari hak akses hingga hak eksklusip.

Serelah adanya taman wisata alam di laut hak pengelolaan menjadi hilang karna di ambil alih oleh Balai Konservasi Daya Alam (BKSDA)dan pengusaha wisata bahari. Begitu pula hak akses menangkat ikan menjadi terbatas. Dalam sumber daya, berdasarkan kepemilikan sumberdaya laut di mana sumberdaya di miliki oleh seluruh warga negara, dan pengandalian pengelolahan dilakukan oleh pemerintah,dan

dimana individu atau perusahaan di miliki hak sumber daya laut seperti modal.

Dimana sumber daya memiliki dan di kontrol oleh kelompok masyarakat dan pengelolaan sumber daya kelautan berkembang di negara negara yang masih bercorak sentralistik konsekuensi dan sumber daya yang dimiliki negara, komonitas nelayan memiliki aturan sendiri tentang bagaimana meyeimbangkan ketiga dimensi itu. Acuanya nilai lokal yang penuh keakripan, dan yang menjadi persoalan di tingkat resielensi atau institusi lokal atau pengaruh eksternal semakin menurun merupakan payung bagi implementasi pengololaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

“Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Lingkungan laut selalu berubah dan dinamis. Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan kendapan lumpur dari daratan ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama- mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor

lingkungan ”AS 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara menjaga dan melindungi laut di Desa Pao agar tidak menimbulkan perubahan laut dan tidak menimbulkan perubahan air tawar dan kedepan lumpur dari daratan ke laut karna mata pencaharianya masyarakat nelayan Desa Pao semata mata pencaharianya hanya masyarakat nelayan, karna tampa kesadaran masyarakat nelayan

sendiri untuk melindungi menjaga lingkungan laut itu sendiri tidak akan terjaga lingkungan laut Desa Pao.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak HB yang mengatakan

“tidak ada perubahan lingkungan laut di desa pao malah tambah gundul dalam pingir laut dari enam tahun tidak ada bantuan untuk perubahan lingkungan laut”(HB, 29 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara selama peneliti melakukan di lapangan lokasi penelitian setelalah melakukan wawancara dengan imforman yang di tentukan oleh peneliti bahwa masyarakat hususnya Desa Pao sangat menjaga dan melindungi laut supaya sumber pendapatanya bisa bertamba dari apa yang sebelumya,karna kenapa mata pencaharianya di Desa Pao semata mata hanya masyarakat nelayan Untuk melindungi mengelola sistem laut dan estuaria supaya dapat dimanfaatkan secara terus menerus dalam jangka panjang dan mempertahankan keanekaragaman genetik

Untuk melindungi penurunan, tekanan, populasi dan spesies langka, terutama pengawetan habitat untuk kelangsungan hidup mereka Untuk mencegah aktivitas luar yang memungkinkan kerusakan kawasan konservasi laut Untuk memberikan kesejateraan yang terus menerus kepada masyarakat dengan menciptakan konservasi laut. Menyediakan pengelolaan yang sesuai, yang mempunyai spektrum luas bagi aktivitas manusia dengan tujuan utamanya adalah penataan laut dan estuaria Pendekatan pertama merupakan pendekatan yang paling tua terdiri dari pengaturan dan pengelolaan kegiatan individual di sektor kelautan, seperti perikanan tangkap Kawasan konservasi laut penting bagi

perlindungan keanekaragaman hayati laut dan pemeliharaan produktifitas perairan terutama sumberdaya perikanan. Saat ini jumlah kawasan konservasi laut terlalu sedikit dibanding dengan luas laut yang belum dikelola secara baik. Sampai sekarang dari laut keseluruhan yang termasuk dalam kawasan konservasi dibanding dengan kawasan darat Panduan ini mengemukakan langkah yang seyogyanya diambil untuk membentuk jaringan kawasan konservasi laut yang efektif. Membangun kawasan konservasi laut yang kecil-kecil dalam jumlah yang banyak dan dilindungi secara ketat; atau membentuk kawasan penggunaan ganda yang luas dan mengandung daerah konservasi di dalamnya yang dilindung secara ketat.

Pendekatan tersebut secara prinsip tidak perlu diperdebatkan.

Keduanya harus berada dalam kerangka pengelolaan ekosistem terpadu, mencakup ekosistem laut dan darat yang mempengaruhinya. komersial, yang dilaksanakan oleh satu lembaga pemerintah. Pendekatan kedua dilakukan melalui pembentukan kawasan konservasi laut dalam skala kecil atau skala desa untuk memberikan perlindungan khusus kepada kawasan yang secara ekologis bernilai tinggi, dengan melakukan peraturan formal atau peraturan adat. Pendekatan ini merupakan praktek yang umum dilaksanakan pada kawasan konservasi laut skala kecil, yang disebut daerah perlindungan laut. Pendekatan ketiga merupakan pendekatan paling terbaru yaitu pembentukan kawasan konservasi laut

yang serba guna, dengan menggunakan prinsip pengelolaan secara terpadu sampai pada koordinasi antara wilayah laut dan wilayah pesisir.

“penanaman kayu bakau di setiap pingir pantai untuk menjaga dan melindungi laut supaya laut selalu lestari ”(hasil wawancara penulis SN 28 Januari 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di Desa Pao penanaman kayu bakau di setiap pingir laut untuk melindungi laut supaya perlindungan laut bisa menimbulkan pendapatan masyarakat nelayan bisa bertambah karna tampa penanaman pohong di setiap pingir pantai tidak akan menimbulkan hasil yang maksimal bagi masyarakat nelayan.

“murni karna paktor alam mengigat bahwa diapit oleh dua aliran sungai dan sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa p a o ”(hasil wawancara S J 29 Januari 2015)

Berdasarkan wawancara murni karena di apit dua aliran sungai jadi paktor alamnya sangat bagus karena dua aliran sungai, jadi masyarakat nelayan sangat menjaga kelestarian lingkungan alamnya.

Bedasarkan hasil wawanca masyarakat nelayan

“penanaman kayu bakau di setiap pingir pantai dan untuk menjaga lingkungan laut di desa Pao supaya kelestarian lingkungan laut bagus supaya pendapatan masyrakat nelayan bisa bertambah penghasilan masyarakat nelayan ”( hasil wawancara IS 29 Januari

2015 )

Berdasarkan wawancara masyarakat Desa Pao selalau menanam kayu bakau untuk perlindungan laut supaya lingkungan laut selalau terjaga dan kelestarin lingkugan laut.

Berdasarkan hasil wawancar staf dinas perikanan

“dalam secara umum di sebabkan oleh proses alam dan akibat aktivitas manusia secara lebih rinci menyatakan bahwa paktor- paktor utama penyebab degradasi lahan dan selalu menanam pohong pada pinggir pantai adalah (1) bahaya alam (2) perubahan jumlahpopulasi manusia (3) marjilisasi tanah” (hasilwawancara

US 28 Januari 2015)

Hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan selalu menanam kayu magrov dan hutan bakau untuk menjaga kelestarian lingkungan laut dan menjaga perubah lingkungan laut desa Pao.

Hasil observasi sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut karna mata pencaharian masyarakat Desa Pao semata-mata masyarakat nelayan dan selalu menanam pohong kayu bakau untuk menjaga dan melindungi lingkungan laut sebaik mungkin dan bisa menghasilkan penghasilan yang lebih baik dan dinikmati masyarakat nelayan Desa Pao kecamatan tarowang dan keindahan lingkungan lautnya.

Dokumen terkait