BAB III LAPORAN KASUS
F. Evaluasi
g. Evaluasi kemampuan dan pengetahuan klien dan keluarga tentang abortus dan program terapi abortus.
h. Evaluasi ansietas berkurang pada klien dan pengendalian diri terhadap ansietas yang berhubungan dengan tindakan abortus.
i. Evaluasi mekanisme koping, keberhasilan dan penyelesaian klien dalam mengatasi proses berduka dan kehilangan terhadap keguguran atau kehilangan janin yang dikandungnya.
BAB III
mengeluh nyeri perut, mulas-mulas. Sehari ganti pembalut 3x penuh, warna merah segar, bau amis dan kemudian di bawa ke Rumah Sakit Tidar Magelang bangsal Budi Rahayu tanggal 2 Maret 2015 pukul 6.30 WIB oleh keluarganya.
Tanggal 3 Maret 2015 dilakukan tindakan kuretase atas advice dokter dari pukul 9.00 sampai pukul 9.30 WIB. Klien mengeluh nyeri perut pada saat di kaji tanggal 3 Maret 2015 pukul 12.30 WIB.
Klien sebelumnya sudah pernah di rawat di rumah sakit dengan operasi sectio caesaria (SC) pada saat melahirkan anak pertamanya (bayi aterm) dengan atresia ani satu tahun yang lalu dan meninggal dunia usia bayi 14 hari dengan BB bayi 2200 gram. Klien mengatakan belum pernah mengalami keguguran sebelumnya dan belum pernah dilakukan tindakan kuretase sebelumnya.
Keluarga klien (bapak klien) mempunyai penyakit asma dan ibu klien mempunyai riwayat penyakit jantung. Bapak dan ibu klien sudah meninggal dunia. Keluarga tidak mempunyai penyakit menular seperti TBC dan lainnya.
Riwayat penikahan adalah klien menikah usia 41 tahun dan suami klien berusia 33 tahun. Ini merupakan pernikahan pertamanya dengan lama pernikahan 3 tahun.
Riwayat reproduksi klien pertama kali menarche pada usia 15 tahun, lama haid 7 hari, siklus menstruasi 28 hari, banyak darah ± 50
cc/hari, warna merah segar, bau amis, termasuk lokhea rubra. Setiap menstruasi klien mengeluh nyeri perut kadang pegel-pegel.
Riwayat kehamilan klien : P1A1, Hari pertama haid terakhir (HPHT) 10 Desember 2014, hari perkiraan lahir (HPL) : 20 September 2015, klien melakukan test kehamilan di rumah tanggal 24 Februari 2015 dengan hasil positif dengan usia kehamilan 2 bulan. Riwayat persalinan : tahun 2015, klien mengalami keguguran pada kehamilan keduanya dengan umur kehamilan 2 bulan.
Riwayat seksual : aktivitas seksual klien normal, klien tidak menggunakan kontrasepsi.Riwayat pemakaian obat-obatan atau jamu : klien mengatakan jika sakit ringan seperti pusing atau batuk klien membeli obat di warung, klien mengkonsumsi jamu terkadang 2 bulan sekali. Pola psikologis : klien dapat menerima keguguran pada kehamilan keduanya, klien tidak terlarut dalam kesedihan dan berharap bisa hamil kembali.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien lemah, kesadaran compos mentis, tanda – tanda vital : tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 68 x/menit, respirasi rate 20 x/menit, suhu 36,40 C. Hasil pemeriksaan fisik secara head to toe diperoleh data sebagai berikut yaitu dari kepala mesochepal, rambut bersih warna hitam merata, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, fungsi penglihatan baik, telinga simetris, bersih tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik, hidung bersih tidak ada
polip maupun sekret, fungsi penciuman baik, mulut bersih mukosa bibir kering, pada pemeriksaan leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada distensi vena jugularis.
Pemeriksaan jantung diperoleh data berikut ini : ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba di intercostal ke 4 dan intercostal 5 mid clavikula sinistra, perkusi jantung redup, auskultasi bunyi jantung S1 dan S2 reguler, tidak ada suara tambahan (gallop). Pemeriksaan paru – paru diperoleh data ekspansi dada simetris, fokal fremitus teraba kanan dan kiri sama, perkusi paru resonan, auskultasi paru vesikuler.
Pemeriksaan payudara terdapat areola mamae yang masih menghitam dan payudara dalam bentuk normal. Pemeriksaan abdomen simestris, auskultasi bising usus 6 kali per menit, ada nyeri tekan abdomen bawah, perkusi tympani.
Ekstremitas kiri atas terpasang infus RL 20 tpm, kekuatan otot seluruh ekstremitas skala 5, tidak ada edema dan akral hangat.
Genetalia terpasang pembalut dengan jumlah lochea rubra ± 50 cc, warna lochea merah segar, tidak terdapat bau busuk, tidak ada bekuan darah dan nyeri pada porsio digoyang. Kulit teraba hangat, tidak sianosis, dan tidak ada perubahan warna.
3. Pengkajian fokus
Pengkajian sirkulasi diperoleh data obyektif terdapat perdarahan pervaginam ±50 cc, hematokrit 32,6%, TD 140/80 mmHg, N 68x/menit, S 36,4º C, RR 20x/menit, turgor kulit baik kembali <2 detik,
Capillary Refill Time (CRT) <2 detik, tidak ada edema/sianosis dan akral hangat.
Pengkajian eliminasi diperoleh data suyektif, klien mengatakan selama masuk RS klien BAB sehari sekali pada pagi hari. Tanggal 3 Maret 2015 klien mengatakan belum BAB karena puasa menjelang kuretase dan klien BAK 3-4x dalam satu hari. Sebelum tindakan kuretase BAK satu kali pada pagi hari, setelah kuretase (pukul 9.30- 12.30) klien BAK 2 kali warna kuning jernih dan tidak ada darah.
Pengkajian makanan/cairan didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan sebelum klien sakit berat badannya 43 kg dan tinggi badan 148 cm. Klien juga mengatakan nafsu makan menurun karena lidah terasa pahit, malam hari tanggal 3 Maret 2015 klien merasa mual tapi tidak muntah, klien menghabiskan makan seperempat porsi rumah sakit dan minum habis ±100 cc setelah tindakan kuretase. Data Obyektif dari pengkajian makanan/cairan di dapatkan data yaitu berat badan klien tanggal 3 Maret 2015 adalah antropometri : BB sebelum sakit 43 kg, BB saat sakit 42,3 kg, berat badan ideal (BBI) sebesar 42,3 kg.
Biokimia yaitu hemoglobin 11,4 g/dl, hematokrit 32,6%. Clinis (Clinical Sign) yaitu mukosa bibir kering. Diit nasi (tinggi kalori tinggi protein/TKTP) habis seperempat porsi rumah sakit.
Pengkajian aktivitas atau istirahat secara subyektif, didapatkan data klien mengatakan tidur malam dari jam 24.00 bangun pukul 05.00 WIB dan klien tidak biasa tidur siang. Data secara obyektif yaitu klien
tampak lebih banyak di tempat tidur dan semua kegiatan di lakukan klien secara mandiri dengan skala ketergantungan 0.
Pengkajian nyeri diperoleh data subyektif, klien merasakan nyeri dan mulas di daerah perut bawah dan, nyeri hilang timbul dan saat di tekan, kualitas nyeri terasa perih, skala 4, diakibatkan adanya kontraksi uterus. Data obyektif didapatkan data klien terlihat menghindari nyeri ketika abdomen ditekan dan tindakan kuretase dari pukul 09:00 sampai 09:30 WIB pada tanggal 3 maret 2015.
Pengkajian keamanan didapatkan data obyektif yaitu sudah tidak keluar jaringan hasil konsepsi, hanya keluar perdarahan pervaginam.
Pengkajian seksualitas secara obyektif didapatkan data hari perkiraan lahir (HPL) 20 September 2015, sedangkan data suyektif didapatkan data klien mengatakan mules di perut bawah. Klien mengatakan belum pernah mengalami riwayat abortus sebelumnya dan belum mengganti pembalut setelah tindakan kuretase sampai pukul 12.30 WIB dan keluar darah merah segar ±50cc setelah tindakan kuretase.
Pengkajian integritas ego didapatkan data subyektif, klien dan suami sudah merencanakan kehamilan kedua ini, klien mengatakan sedih atas keguguran ini tetapi tidak mau terlarut. Klien dapat menerima dengan ikhlas keguguran ini dan berharap cepat hamil lagi.
Pengkajian penyuluhan atau pembelajaran secara subyektif didapatkan data yaitu klien kurang mengetahui tentang keguguran, penyebab keguguran dan penanganan pasca keguguran, serta klien
berharap cepat mempunyai anak lagi. Data obyektif yaitu klien mengajukan pertanyaan mengenai abortus dan pencegahannya dan minta untuk dijelaskan saat di kaji tingkat pengetahuan.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 3 Maret 2015 diperoleh data sebagai berikut : hemoglobin 11,4 g/dl; leukosit 8,1 x 103/ ul; eritrosit 4,4 x 106/ uL; hematokrit 32,6%; trombosit 348 x 103/ ul; MCV 74,4 fL; MCH 26 pg; MCHC 35 g/dL. Pemeriksaan USG tanggal 2 maret 2015 dengan hasil tidak terbaca dan pemeriksaan USG lagi pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 7.00 WIB dengan hasil klinis abortus inkomplit. Program terapi tanggal 3 Maret 2015 adalah infus RL 20 tpm, cefadroxil 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg, metil ergometrin 3 x 0,1 mg, dan albion 2 x 20 mg.
sehingga dapat dirumuskan menjadi diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.
Pengkajian di atas didapatkan juga data subyektif, klien mengatakan sebelum klien sakit berat badannya 43 kg dan tinggi badan 148 cm. Klien juga mengatakan nafsu makan menurun karena lidah terasa pahit, malam hari tanggal 3 Maret 2015 klien merasa mual tapi tidak muntah, klien menghabiskan makan seperempat porsi rumah sakit dan minum habis ±100 cc setelah tindakan kuretase. Data Obyektif yang di dapatkan yaitu berat badan klien tanggal 3 Maret 2015 adalah antropometri : BB sebelum sakit 43kg, BB saat sakit 42,3 kg, berat badan ideal (BBI) sebesar 43,2 kg. Biochemical yaitu hemoglobin 11,4 g/dl, hematokrit 32,6%. Clinis (Clinical Sign) yaitu mukosa bibir kering. Diit nasi (tinggi kalori tinggi protein/TKTP) habis seperempat porsi rumah sakit.
Data-data di atas dapat disimpulkan bahwa klien mengalami permasalahan nutrisi dikarenakan terdapat penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan, sehingga dapat di rumuskan diagnosa keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual.
Pengkajian selanjutnya didapatkan data obyektif yaitu nilai hemoglobin 11,4 g/dL dan klien telah dilakukan kuretase pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 9:00 sampai dengan 9:30 WIB. Data obyektif tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa klien mengalami masalah resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x 24 jam diharapkan masalah nyeri akut teratasi, dengan kriteria hasil : memperlihatkan pengendalian nyeri menggunakan tindakan relkaksasi distraksi dan nafas dalam, melaporkan nyeri dapat dikendalikan, menunjukkan tingkat nyeri berkurang dan ekspresi wajah rileks.
Intervensi NIC :
a) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keperahan nyeri, dan factor presipitasinya.
b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
c) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
d) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis relaksasi distraksi dan nafas dalam
e) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5x 24 jam di harapakan masalah nutrisi kurang dri kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil tujuan dan kriteria hasil NOC :
a) Klien akan mempertahankan berat badan atau bertambah berat badannya.
b) Klien akan menjelaskan komponen diet bergizi adekuat.
c) Klien akan mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet.
d) Klien akan menoleransi diet yang dianjurkan.
e) Klien akan mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal.
f) Klien akan memiliki nilai laboratorium (misalnya, tranferin, albumin, dan elektrolit) dalam batas normal.
g) Klien akan melaporkan tingkat energi yang adekuat.
Intervensi NIC :
a) Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
b) Timbang pasien pada interval yang tepat.
c) Ajarkan keluarga dan pasien tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal.
d) Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
e) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
f) Tawarkan makanan porsi besar di siang hari ketika nafsu makan tinggi.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan masalah resiko infeksi teratasi dengan kriteria hasil : klien memperlihatkan tidak adanya infeksi dibuktikan dengan pengendalian risiko seperti penyembuhan luka primer.
Intervensi NIC :
a) Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya : suhu tubuh, denyut jantung, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, lesi kulit, keletihan, dan malaise)
b) Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi (misalnya usia lanjut, luluh imun, dan malnutrisi)
c) Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung protein serum, dan albumin)
d) Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengapa sakit dan risiko infeksi
e) Ajarkan pasien dan keluarga teknik mencuci tangan yang benar
f) Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing- masing pasien
g) Kolaborasi pemberian terapi antibiotik
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi yang diperoleh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam di harapkan masalah kurang pengetahuan teratasi dengan kriteria hasil :
a) Klien dan keluarga akan mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang program terapi pasca abortus
b) Klien dan keluarga akan memperlihatkan kemampuan dan pengetahuan tentang abortus
Intervensi NIC :
a) Lakukan penilaian terhadap tingkat pengetahuan klien saat ini dan pemahaman terhadap abortus.
b) Beri penyuluhan mengenai abortus dan penangannya sesuai tingkat pemahaman klien dan keluarga.
c) Ikut sertakan keluarga dan orang terdekat dalam pemberian pendidikan kesehatan.
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
Implementasi keperawatan pada tanggal 3 Maret 2015 adalah mengkaji nyeri komprehensif termasuk monitor tanda-tanda vital perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus, mengobservasi isyarat nonverbal, memberikan informasi penyebab dan berapa lama berlangsung, mengajarkan teknik nafas dalam dan relaksasi distraksi, kolaborasi pemberian asam mefenamat 3 x 500mg.
Implementasi keperawatan pada tanggal 4 Maret 2015 adalah mengkaji nyeri komprehensif termasuk monitor tanda-tanda vital, perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus, mengobservasi isyarat nonverbal, mengajarkan teknik nafas dalam dan relaksasi distraksi, kolaborasi pemberian asam mefenamat 3 x 500mg.
Implementasi keperawatan pada tanggal 5 Maret 2015 adalah mengkaji nyeri komprehensif termasuk monitor tanda-tanda vital, perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus, mengobservasi isyarat nonverbal.
Implementasi keperawatan pada tanggal 6 Maret 2015 adalah mengkaji nyeri komprehensif, mengobservasi isyarat nonverbal.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual Implementasi keperawatan pada tanggal 3 Maret 2015 adalah memantau kandungan nutrisi dan kalori klien, memberi informasi kebutuhan nutrisi TKTP , menawarkan makan porsi besar di siang hari saat nafsu makan klien tinggi, menimbang BB setiap hari,
mengajarkan untuk makan sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli gizi diit TKTP.
Implementasi keperawatan pada tanggal 4 Maret 2015 adalah memantau kandungan nutrisi dan kalori klien, menimbang BB setiap hari, kolaborasi dengan ahli gizi diit TKTP. Implementasi keperawatan pada tanggal 5 Maret 2015 adalah memantau kandungan nutrisi dan kalori klien.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Implementasi keperawatan pada tanggal 3 Maret 2015 adalah memantau tanda gejala infeksi, memantau hasil laboratorium, menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengapa sakit dan risiko infeksi, mengajarkan klien dan keluarga mencuci tangan yang benar, memberikan lingkungan dengan benar setekah dipergunakan, kolaborasi dengan dokter pemberian cefadroxil 3x 500 mg.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi yang diperoleh
Implementasi keperawatan pada tanggal 3 Maret 2015 adalah melakukan penilaian tingkat pengetahuan klien dan keluarga mengenai abortus, memberi penyuluhan sesuai tingkat pemahaman klien dan keluarga tentang abortus, memberi informasi tentang sumber-sumber dalam mempertahankan program terapi (obat- obatan), mengikutsertakan keluarga dan orang terdekat dalam pemberian pendidikan kesehatan.
Implementasi keperawatan pada tanggal 4 Maret 2015 adalah memberi penyuluhan sesuai tingkat pemahaman klien dan keluarga tentang abortus
F. Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
Hasil evaluasi tanggal 3 Maret 2015 yaitu klien mengatakan nyeri dan mulas di daerah perut bawah, nyeri hilang timbul dan saat di tekan, kualitas nyeri terasa perih, skala 4, diakibatkan adanya kontraksi uterus.
Klien mengatakan masih keluar darah setelah tindakan kuretase dengan warna darah merah segar dan masih terasa kenceng-kenceng (kontraksi uterus), klien mengetahui penyebabnya adalah tindakan kuretase dan kontraksi perut, lamanya selama masih ada darah keluar. Evaluasi secara objektif yaitu Hasil pengukuran tanda-tanda vital TD: 140/80 mmHg, S:
36,4ºC, RR: 20x/menit, N: 68x/menit, klien tampak meringis kesakitan saat abdomen ditekan. klien menghindari nyeri saat abdomen ditekan.
Klien mampu melakukan nafas dalam tetapi belum rileks melakukan relaksasi distraksi, obat masuk tidak ada alergi. Evaluasi - evaluasi tersebut, dapat dianalisa bahwa masalah nyeri akut belum teratasi.
Perencanaan selanjutnya yaitu kaji nyeri komprehensif, observasi isyarat nonverbal, evaluasi teknik nafas dalam dan relaksasi distraksi, kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.
Hasil evaluasi tanggal 4 Maret 2015, hasil respons subyektif adalah klien mengatakan nyeri di alat kemaluan dan mulas di daerah perut bawah
dan nyeri hilang timbul dan saat di tekan, kualitas nyeri terasa perih, skala 3, diakibatkan adanya kontraksi uterus, masih terasa mulas sedikit darah tidak keluar tinggal flek-flek, klien mengatakan saat abdomen ditekan, klien mengatakan bisa mempraktekkan teknik nafas dalam dan relaksasi distraksi jika nyeri. Hasil respons obyektif adalah klien tampak lemas berbaring di tempat tidur, klien meringis kesakitan saat abdomen ditekan, TD 140/80 mmHg, S 36,4ºC, RR 20x/menit, N 68x/menit, klien melakukan nafas dalam bisa rileks dan melakukan relaksasi distraksi.
Evaluasi tersebut dapat dianalisa bahwa masalah nyeri akut belum teratasi.
Perencanaan selanjutnya adalah kaji nyeri komprehensif, observasi isyarat nonverbal, kolaborasi pemberian analgetik.
Hasil evaluasi tanggal 5 Maret 2015, evaluasi subyektif adalah klien mengatakan nyeri di alat kemaluan dan mulas di daerah perut bawah dan nyeri hilang timbul dan saat berganti duduk ke berdiri, kualitas nyeri terasa perih, skala 2, ada flek-flek ganti pembalut satu kali sejak pagi hari jam 6:00 WIB. Evaluasi respons obyektif adalah klien tampak lebih rileks, tapi tampak menahan sakit jika berganti duduk ke berdiri, TD 120/80 mmHg, S 36ºC, N 70x/menit, RR 20x/menit. Evaluasi- evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah nyeri akut belum teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah kaji nyeri komprehensif. Hasil evaluasi respon subyektif adalah klien mengatakan makan di rumah habis satu porsi dengan nasi sayur asem lele dan tempe. Evaluasi obyektif adalah klien tampak lebih segar mukosa bibir tidak pucat. Evalusi- evaluasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah pertahankan intervensi.
Hasil evaluasi tanggal 6 Maret 2015, evaluasi subyektif adalah klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri. Evaluasi obyektif adalah klien tampak rileks, TD 120/90 mmHg, S 36ºC, N 76x/menit, RR 20x/menit. Evaluasi- evaluasi tersebut dapat di simpulkan bahwa masalah nyeri teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah pertahankan intervensi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
Hasil evaluasi tanggal 3 Maret 2015, evaluasi subyektif adalah klien mengatakan makan habis seperempat porsi RS (nasi, sayur, lauk), klien mengetahui makanan yang harus di makan tinggi kalori tinggi protein (TKTP), lidah masih pahit nafsu makan tidak ada, klien makan habis seperempat porsi RS (nasi, sayur, lauk), ngemil habis setengah roti, Respon obyektif adalah klien tampak lemas dan pucat dengan hasil pemeriksaaan hemoglobin 11,4 mg/dl, BB sebelum sakit 43 kg BB saat sakit 42,3 kg. Evaluasi - evaluasi tersebut, dapat dianalisa bahwa masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi. Perencanaan selanjutnya yaitu pantau kandungan nutrisi dan kalori, timbang berat badan setiap hari, dan kolaborasi dengan ahli gizi diit TKTP.
Hasil evaluasi tanggal 4 Maret 2015, respon subyektif adalah berat badan 42,3 kg, klien tampak lemas. Hasil respons subyektif adalah klien mengatakan makan nasi sayur sayur bayam tahu habis setengah porsi dan roti bolu 1, lidah masih terasa pahit, dan masih terkadang mual. Evaluasi –
evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah pantau kandungan nutrisi dan kolori dengan kunjungan di rumah pasien.
Hasil evaluasi tanggal 5 Maret 2015, respon subyektif adalah klien mengatakan makan di rumah habis 1 porsi (nasi, sayur, lele tempae).
Evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah pertahankan intervensi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Hasil evaluasi tanggal 3 Maret 2015, evaluasi subyektif adalah klien mengatakan bisa mencuci tangan yang benar. Evaluasi obyektif adalah S:36,4ºC, hemoglobin 11,4 g/dL, leukosit 8,1 10^3 u/l. Evaluasi- evaluasi tersebut dapat di analisa bahwa masalah risiko infeksi teratasi.
Perencanaan selanjutnya adalah pertahankan intervensi.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diperoleh
Hasil evaluasi tanggal 3 Maret 2015, evaluasi subyektif adalah klien bertanya apa bisa hamil lagi. Respon obyektif adalah klien dan kakak klien antusias dan aktif bertanya, melibatkan keluarga dalam pendidikan kesehatan. klien antusias bertanya, klien dapat menjawab pengertian abortus, 2 penyebab abortus, dan belum dapat menjawab pencegahan abortus. Evaluasi - evaluasi tersebut, dapat dianalisa bahwa masalah
kurang pengetahuan belum teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah beri penyuluhan kesehatan tentang abortus (evaluasi penyuluhan).
Hasil evaluasi tanggal 4 Maret 2015 respon subyektif adalah klien dapat menjelaskan abortus dengan bahasanya dan pencegahannya.
Evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kurang pengetahuan teratasi. Perencanaan selanjutnya adalah hentikan intervensi.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori asuhan keperawatan dengan kondisi nyata kasus di rumah sakit yang penulis kelola yaitu tentang masalah post abortus inkomplit pada Ny. A di bangsal Budi Rahayu RSUD Tidar Magelang. Pembahasan difokuskan terutama pada riwayat keperawatan, hasil pemeriksaan fisik, perumusan masalah, rencana keperawatan, pelaksanaan serta evaluasi terkait dengan keluhan – keluhan yang di rasakan. Pada bab ini penulis juga akan membahas mengenai hambatan – hambatan ataupun kendala yang dihadapi selama pengelolaan kasus dan upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang rasakan.
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 3 Maret 2015 atas advice dokter dilakukan tindakan kuretase dari pukul 9.00 sampai pukul 9.30 WIB. Ketika di kaji, klien mengeluh nyeri perut, mulas- mulas, lemas, pusing, terdapat perdarahan berwarna merah segar, dan bau amis. Nyeri yang di alami Ny. A di akibatkan dari kontraksi uterus dan tindakan kuretase. Sebelum tindakan kuretase laminaria yang di masukkan ke dalam vagina dan bekerja dengan menyerap kelembapan dan mengembang untuk mendilatasi serviks selama enam jam lebih. Tindakan