• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data dan Analisis Data

3. Evaluasi Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah

semester di Madrasah

Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi

 Evaluasi terhadap program SKS

 Efektivitas evaluasi program SKS

 Waktu pelaksanaan evaluasi program SKS

 Pelaksana evaluasi program SKS

 Evaluasi kurikulum program SKS

 Evaluasi terhadap ketercapaian belajar siswa

 Evaluasi terhadap tenaga pendidik program SKS

 Optimalisasi program SKS

Kepala madrasah

Drs. Nur Khozin, M.Pd.I.

 Evaluasi kurikulum program SKS

 Evaluasi terhadap strategi belajar dan pembelajaran

 Evaluasi terhadap tenaga pendidik program SKS

 Evaluasi terhadap ketercapaian belajar siswa

 Tindak lanjut setelah evaluasi

Waka kurikulum M. Nur Ihsan, S. Pd

 Kriteria ketuntasan belajar peserta didik

 Evaluasi terhadap strategi belajar dan pembelajaran

 Tindak lanjut setelah evaluasi

Koordinator bidang akademik program sistem kredit semester (SKS) Suliyana, S. Pd.

 Kriteria ketuntasan belajar Guru program sistem kredit semester (SKS)

No Fokus Instrumen Informan siswa

 Analisis hasil belajar siswa

 Bentuk evaluasi belajar siswa

 Tindak lanjut setelah evaluasi

yaitu Faizal Hadi Nugroho,S.Pd. dan Ibu Nafi'atuz Zahroh, S.Si.,M.Pd.

3. Teknik dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian kualitatif adalah dokumentasi. Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human resources). Dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.

Pada tahap ini peneliti akan mengkaji serta mempelajari data-data yang terkait tentang:

a) Perencanaan Program Sistem Kredit Semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi

Dokumentasi yang dikaji pada tahap perencanaan program SKS di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Banyuwangi diantaranya struktur kurikulum dan beban belajar sistem kredit semester, flowchart alur seleksi kelas program SKS, petunjuk teknis penyelenggaraan program SKS, dan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM).

b) Pelaksanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi

Dokumentasi yang dianalisis berkaitan dengan pelaksanaan program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi antara

lain kurikulum program SKS, administrasi belajar, dan beban belajar peserta didik.

c) Evaluasi program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi

Dokumentasi yang dianalisis berkaitan dengan evaluasi program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 banyuwangi adalah hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan program SKS dan penilaian terhadap kinerja pendidik, registrasi kontrak belajar, rencana tindak lanjut (RTL), kartu rencana studi (KRS), dan kartu hasil studi (KHS).

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sehingga datanya sudah jenuh.76 Prosedur analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data (data collection),kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).77

1. Pengumpulan data ( data collection)

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti meliputi semua data yang dibutuhkan dalam penelitian terkait fokus masalah yang diteliti       

76Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2012), 337

77Miles & Huberman dan Saldana. Qualitative Data Analysis. (America: SAGE Publications, 2014), 12-14

antara lain: perencanaan program sistem kredit semester, pelaksanaan program sistem kredit semester dan evaluasi program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman observasi dan pedoman wawancara sebagai acuan selama proses penelitian agar tidak ada hal yang terlewat. Peneliti memastikan bahwa sumber data benar memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang akan dikaji.

Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang kredibel dan memiliki peran penting di madrasah dengan menggunakan alat bantu berupa recorder untuk merekam seluruh jawaban. Wawancara dilakukan secara mendalam dan memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan transkip wawancara yang telah dibuat hingga mencapai titik jenuh informasi untuk memenuhi kebutuhan data penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap beberapa dokumen pendukung penyelenggaraan program SKS di Madrasah tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi untuk mendapatkan data yang valid.

2. Kondensasi data (data condensation)

Miles, Huberman dan Saldana menyatakan bahwa “Data condensation refers to the process of selecting data, focussing, abstracting, simplifying and transforming the data that appear in written

up field notes or transcription”.78 Pada tahap kondensasi data peneliti merujuk pada proses seleksi data, pengerucutan data, peringkasan data, penyederhanaan dan transformasi data yang terdapat pada catatan lapangan maupun transkip dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1) Seleksi data (data selecting)

Pada tahap ini peneliti bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi-dimensi mana yang lebih penting, relasi mana yang mungkin lebih bermakna, dan sebagai konsekuensinya. Peneliti melakukan seleksi terhadap beberapa informasi yang diperoleh dari tahap pengumpulan data sesuai fokus penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi dengan memberikan garis bawah pada setiap data yang relevan. Peneliti mengumpulkan dan melakukan seleksi data untuk memperkuat hasil penelitian.

2) Pengerucutan (focussing)

Pada tahap ini peneliti memfokuskan data yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Tahap focussing merupakan kelanjutan dari tahap seleksi hanya membatasi data yang berdasarkan rumusan masalah, fokus pertama yaitu perencanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi. Pada rumusan kedua yaitu pelaksanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi dan rumusan kedua yaitu evaluasi program sistem       

78 Mathew B. Miles, A. Michael Huberman, dan Johny Saldana, Qualitative Data Analysis: A Method Sourcebook, (California: Sage Publication, 2014), 31

kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.

Setelah selesai memilah data yang bermakna bagi penelitian, peneliti melanjutkan tahap analisis data ke tahap peringkasan.

3) Peringkasan (abstracting)

Tahap selanjutnya meneliti melakukan abstraksi dengan cara membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan yang perlu dijaga tetap berada di dalamnya. Pada tahap ini data yang terkumpul dievaluasi, khususnya yang berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika data mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sistem program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi sudah dirasa baik dan data sudah cukup lengkap, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti. Peneliti mengulangi proses abstraksi hingga dua kali untuk memastikan bahwa tidak ada data yang tertinggal atau terlewat.

4) Penyederhanaan dan transformasi (simplifiying and transforming) Data yang telah diperoleh peneliti selanjutnya disederhanakan dan ditransformasi dalam berbagai cara melalui seleksi terhadap beberapa rangkuman data hasil penelitian dan peneliti mengelompokkan data dalam satu pola yang lebih luas.

Pada tahap ini peneliti mencermati setiap data yang telah diperoleh dan dikelompokkan, selanjutnya peneliti menggabungkan data dari tiap narasumber dan dirangkum kembali untuk mempermudah

mengamati setiap temuan dan pembahasan dalam melakukan analisis data.

Dalam hal ini peneliti menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan mengubah catatan lapangan, menyusun transkip wawancara, dokumen dan temuan empirik tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.

3. Penyajian data (data display)

Setelah melakukan proses seleksi terhadap data hasil penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami temuan yang ada di lapangan dan menentukan langkah selanjutnya.

Pada tahap ini peneliti menyajikan data melalui uraian berdasarkan masalah penelitian untuk menyamapaikan informasi yang diperoleh sebagai gambaran analisis terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification) Langkah terakhir dalam analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini peneliti memaparkan, menguraikan dan menjelaskan data-data yang telah

Menurut Djam’an dan Komariah, keabsahan data adalah ketepatan peneliti dalam merancang fokus, menetapkan dan memilih informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis dan menginterpretasi dan melaporkan hasil penelitian yang semua itu perlu menujukkan konsistensi satu sama lain.79 Sehingga penelitian kualitatif merupakan keterpercayaan seorang peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan data secara akurat dan berkesinambungan antara satu dengan yang lain.

Pengujian keabsahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.80 Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik       

79 Djam’an Satori dan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), 184

80Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), 330

pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Dengan demikian, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode dan member check.

Triangulasi dengan menggunakan sumber untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengklarifikasi data yang telah diperoleh kepada sumber data atau informan untuk mengetahui keabsahan dari data tersebut.81 Peneliti membandingkan pendapat dari beberapa informan dengan beberapa pertanyaan yang sama tentang fokus yang diteliti.

Triangulasi metode adalah membandingkan hasil wawancara, data dari sumber yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda.

Sedangkan Triangulasi metode menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu:

(1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.82 Pada tahap ini peneliti tidak hanya mengandalkan teknik wawancara saja dalam menumpulkan data, tetapi juga menggunakan teknik observasi dan analisis dokumen terkait dengan manajemen program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.

Selanjutnya member check, pada teknik ini peneliti melakukan dengan cara menyambungkan kembali data atau temuan, kepada informan atau       

81Ibid., 330

82 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 331

pemberi data untuk diadakan pengecekan data. Setelah data yang terkumpul diolah dan diinterpretasikan menjadi sebuah kesimpulan, maka hasil temuan tersebut peneliti serahkan kepada pimpinan madrasah untuk mencermati data yang sudah disimpulkan peneliti apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak.

Hasil temuan penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti dilakukan pemeriksaan kembali kepada informan, apakah hasil data yang ditulis sesuai dengan realita yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.

I. Tahap-tahap Penelitian

Pada bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan laporan. Tahap penelitian secara umum meliputi:

1. Tahap pra-lapangan

Tahap pra lapangan yaitu tahap yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Kegiatan dalam tahap pra lapangan meliputi:

a. Menyusun rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, pemilihan lokasi, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan dan prosedur analisis data, dan rancangan pengecekan keabsahan data.

b. Study eksplorasi

Study eksprolasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian sebelum penelitian dilaksanakan, dengan tujuan mengenal segala unsur sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian.

c. Perizinan

Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan diluar kampus dan merupakan lembaga pemerintah, maka penelitian ini memerlukan izin sesuai dengan prosedur.

d. Penyusunan instrumen penelitian

Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, membuat lembaran observasi, dan pencatatan dokumen yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan jadwal yang telah ditentukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi terkait manajemen program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banyuwangi.

b. Pengelolaan data

Pengelolaan data dari hasil pengumpulan data di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi untuk mempermudah dalam proses analisis data.

c. Analisis data

Pada bagian ini dibahas prinsip pokok, peneliti menyusun kerangka laporan hasil penelitian, kemudian data dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu berupa laporan

penelitian. Tetapi tidak akan dirinci bagaimana cara analisis data itu dilakukan karena ada bab khusus yang mempersoalkannya.83

Setelah semua data terkumpulkan dan tersusun, kemudian dianalisis dengan teknik kualitatif, yaitu menggunakan gambaran terhadap apa yang diperoleh selama pengumpulan data. Hasil analisis data diuraikan dalam penerapan data temuan penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses penelitian. Pada tahap ini pula peneliti mulai menyusun laporan dan mempertahankan hasil penelitian yang telah diperoleh.84

      

83Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2017), 127-148

84Moleong, Metodologi Penelitian, 127.

A. Paparan Data dan Analisis

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi. Data hasil observasi, wawancara, maupun pemeriksaan dokumen yang berkaitan dengan penelitian tentang Manajemen Program Sistem Kredit Semester (SKS) tersaji dalam paparan data sesuai fokus penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya.

1. Perencanaan Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang dilaksanakan dikemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan program sistem kredit semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi dalam mencapai suatu tujuan.

Penyelenggaraan SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi berorientasi pada ketentuan-ketentuan sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi sebagai penyelenggara SKS pada tahun pelajaran 2018/2019 dan dimulai dari peserta didik yang duduk di semester I.

Kepala madrasah dalam penerapan program SKS tentu berperan sebagai manajer terlebih dalam aspek perencanaan. Peran kepala madrasah tersebut dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara. Hasil wawancara dengan Nur Khozin selaku Kepala Madrasah yaitu:

“Sebelum program SKS diterapkan, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi terlebih dahulu menyelenggarakan program percepatan belajar yang disebut program akselerasi, lalu berubah menjadi program PDCI dan selanjutnya menjadi program SKS yang sampai saat ini diselenggarakan. Pada tahap perencanaan, pastinya saya mengumpulkan seluruh stakeholder di madrasah.

Karena untuk mencapai tujuan dan keberhasilan suatu program adanya keterlibatan seluruh stakeholder dengan komitmen yang tinggi. Penerapan SKS ini mengharuskan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan secara matang perencanaan pembelajaran yang tidak hanya melihat dari sisi proses pembelajarannya saja tetapi juga dari sisi hasil lulusan dari penerapan sistem tersebut.

Karena hal tersebut, kepala sekolah dan guru harus bisa mandiri ketika SKS akan diimplementasikan. Sebelum program SKS, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi telah mencanangkan sebuah layanan pendidikan berbasis digital diantaranya ada PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dimaksudkan untuk memudahkan dan mempercepat layanan kepada masyarakat secara digital terpadu. Yang kedua ada pembelajaran berbasis digital, pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi menerapkan sistem pembelajaran secara digital berupa aplikasi LMS (Leaning Management System). Aplikasi ini diharapkan dapat mengakomodir administrasi guru, sumber bahan ajar (UKBM, BTP), proses pembelajaran, proses penilaian hasil belajar siswa dan laporan hasil belajar siswa digital. Ketiga perpustakaan digital atau E-perpus, melalui E-Perpus ini nantinya siswa bisa mencari bahan ajar atau referensi belajar lain melalui link E-Perpustakaan. Dengan adanya E-Perpuskaan ini diharapkan siswa bisa menumbuhkembangkan wawasan dan kemampuan berliterasi. Madrasah digital memerlukan sebuah penyimpanan data yang besar, sehingga semua data di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi berada di gedung Cyber Jakarta”.85

      

85 Nur Khozin, Wawancara, 8 Juni 2022

Wakil kepala madrasah bidang kurikulum yaitu M. Nur Ihsan, menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan latar belakang pelaksanaan program SKS yang diselenggarakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi. Hasil wawancara tersebut yaitu:

“Madrasah ini mempunyai mimpi untuk memberikan pelayanan pendidikan yang baik bagi peserta didik yang belajar disini, salah satunya memberikan fasilitas pendidikan dan lingkungan belajar yang nyaman. Kami menyadari bahwa peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda pada dirinya. Sehingga kami mangupayakan untuk mewujudkan itu semua dengan mencanangkan program percepatan belajar. Berdasarkan SK Kepala Kantor Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur Nomor : Kw.13.4/1/PP.00.5/1122/SK/2011 tertanggal 09 November 2011 Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi telah ditetapkan sebagai penyelenggara program kelas percepatan belajar yang berlangsung hingga saat ini”.86

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas sesuai dengan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti bahwasannya tahap perencanaan program SKS, Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi telah menerapkan layanan pendidikan berbasis digital. Hal ini diketahui bahwa terdapat gedung pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang bertujuan untuk mempermudah dan memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat secara digital, pembelajaran yang berlangsung di madrasah berbasisi digital dengan menerapkan sisitem pembelajaran SKS secara digital berupa aplikasi Leaning Management System (LMS) dimana aplikasi LMS dapat mengakomodir administrasi guru, sumber

      

86 M. Nur Ihsan, Wawancara, 16 Juni 2022

bahan ajar (UKBM), proses pembelajaran, proses penilaian hasil belajar siswa dan laporan hasil belajar siswa digital.87

Penerapan program layanan pendidikan tentu terdapat kebijakan yang dibuat oleh kepala madrasah untuk menyusun sebuah formulasi program sistem kredit semester yang optimal. Hasil wawancara sebagai berikut:

“Kepala madrasah secara bersama menyusun RKJM (Rencana Kerja Jangka Menengah)/ RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah) dan membentuk tim pengembang kurikulum yang memiliki tanggungjawab mulai dari menyusun program pengembangan kegiatan kurikulum, menyusun peraturan akademik termasuk penanganan terhadap peserta didik yang mengalami kendala. Tidak lupa kami juga menyusun program pembinaan minat dan bakat diantaranya pembinaan olimpiade sains dan agama, pembinaan kemampuan bahasa, pembinaan kemampuan olahraga dan seni . Langkah selanjutnya yang kami ambil yaitu melakukan sosialisasi kepada dewan guru, orangtua siswa dan juga siswa mengenai program SKS, melaksanakan pengelolaan kelas, serta mengadakan workshop implementasi program SKS yang diikuti oleh seluruh dewan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi”.88

Gambar 4.1 RKJM/ RKAM Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi

      

87 Observasi, 8 Juni 2022

88 Nur Khozin, Wawancara, 8 Juni 2022

Selain itu, tim pengembang kurikulum menyusun standar operasional prosedur (SOP) yang digunakan sebagai alur atau cara kerja yang sudah terstandarisasi. Dalam hal ini Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi menyusun SOP sesuai dengan ketentuan SOP pusat yang nantinya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi. Hal tersebut disampaikan oleh M.

Nur Ihsan sebagai berikut:

“Untuk penyusunan standar operasional prosedur atau SOP kami mengadopsi SOP yang telah disusun oleh tim SKS pusat. Hanya saja kemudian kami sesuaikan lagi degan kondisi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi. Beberapa arahan dari kepala madrasah dan kepala kantor Kementerian Agama kami laksanakan guna membuat sebuah formulasi yang tepat untuk penyelenggaraan program SKS”.89

Penetapan pemetaan struktur kurikulum merupakan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik semester I. Penentuan beban belajar ditentukan oleh tim pengembang kurikulum dan peserta didik menentukan sendiri beban belajarnya. Ketika peserta didik menyelesaikan beban belajarnya pada semester I di kelas VII, maka tim pengembang kurikulum bersama dengan tenaga pendidik setiap mata pelajaran akan melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa guna menentukan siapa saja siswa yang mengikuti program percepatan. Hal tersebut diungkapkan dalam hasil wawancara oleh M. Nur Ihsan sebagai berikut:

“Untuk beban belajar peserta didik memang kami dari madrasah yang menentukan. Di Madrasah penyelenggara program SKS       

89 M. Nur Ihsan, Wawancara, 16 Juni 2022

tidak menyebut kelas dalam klasifikasi siswa, akan tetapi diganti dengan istilah semester. Sehingga siswa yang menempuh program percepatan belajar nantinya akan menyelesaikan pendidikan dalam waktu 4 semester. Pada semester I kami samakan semua untuk beban belajarnya, lalu setelah semester I selesai kami bersama bapak dan ibu guru mata pelajaran beserta tim penanggung jawab program percepatan belajar melakukan koordinasi dan seleksi terhadap peserta didik yang dirasa mampu untuk mengikuti program percepatan belajar, selain itu peserta didik juga melalui tahap seleksi yang sangat ketat”.90

Hal serupa juga disampaikan oleh penanggung jawab program percepatan belajar oleh Suliyana sebagai berikut:

“Langkah pertama yang diambil oleh kepala madrasah ketika program SKS diterapkan salah satunya membentuk tim penanggung jawab program SKS yang bertugas mensinergikan kurikulum, membentuk pembimbing akademik atau PA sebagai pengganti wali kelas, menyusun beban belajar peserta didik, dan mendampingi proses belajar peserta didik. Sebelum mengikuti program percepatan tentunya kami melakukan analisis bersama guru mata pelajaran terhadap hasil belajar peserta didik pada semester 1 serta melakukan beberapa tahapan seleksi akademik untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan beban belajarnya sesuai kemampuan yang mereka miliki”.91

Selain menetapkan beban belajar peserta didik, tentunya tenaga pendidik perlu mempersiapkan perangkat pembelajaran. Hal tersebut berkaitan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh tenaga pendidik guna keberhasilan pelaksanaan pembelajaran program SKS, berikut ini dipaparkan hasil wawancara dengan Faizal Hadi Nugroho selaku guru mata pelajaran Bahsa Indonesia:

      

90 M. Nur Ihsan, Wawancara, 16 Juni 2022

91 Suliyana, Wawancara, 8 Juni 2022