BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Kerangka Konseptual
Untuk mempermudah skema penelitian, maka peneliti harus membuat kerangka konseptual yang akan menuntun dan mengarahkan peneliti ketika sudah mulai memasuki tahap pra penelitian lapangan, proses penelitian, serta
proses analisis data yang didapat dari objek penelitian. Kerangka konseptual juga memiliki fungsi untuk memberikan gambaran kepada peneliti untuk mengingatkan batasan-batasan yang digunakan dalam sebuah penelitian sehingga peneliti tidak memperluas proses penelitian yang akan dilakukan.
Selain itu kerangka konseptual dalam penelitian kualitatif juga berguna untuk membentuk sebuah kerangka berfikir bagi peneliti sehingga peneliti akan mengetahui bagaimana kerangka fikir yang dibangun dalam sebuah penelitiannya. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat diperhatikan sebagai berikut:
Judul Penelitian Manajemen Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Fokus Penelitian 1. Bagaimana perencanaan
program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?
2. Bagaimana pelaksanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?
3. Bagaimana evaluasi program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?
Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan dan menganalisis
perencanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
2. Mendeskripsikan dan menganalisis
pelaksanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
3. Mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Kajian Teori
1. Perencanaan program pendidikan (Endang Soenarya)
2. Pelaksanaan program pendidikan (Djam’am Satori)
3. Evaluasi program pendidikan (Suharsimi Arikunto)
Pengumpulan Data Wawancara, observasi Dan dokumentasi
Analisis Data Miles, Huberman& Saldana
Temuan Akhir
Implikasi Praktis Implikasi Teori
Menguatkan Teori
Meningkatkan Pelaksanaan MerealisasikanDala
Gambar di atas menunjukkan bahwa penelitian ini berjudul Manajemen Program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi yang mengangkat fokus: 1) Bagaimana perencanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?, 2) Bagaimana pelaksanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?, 3) Bagaimana evaluasi program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?
Penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1) Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?, 2) Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi? 3) Mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.
Untuk mencapai fokus dan tujuan penelitian teori yang digunakan antara lain: perencanaan program pendidikan menggunakan teori Endang Soenarya, teori pelaksanaan program pendidikan oleh Djam’am Satori dan teori evaluasi program pendidikan oleh Suharsimi Arikunto.
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data diperoleh temuan akhir sebuah penelitian yang berimplikasi praktis dan teoritis. Implikasi praktis
untuk merealisasikan tujuan penelitian dan meningkatkan penerapan program Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi, sedangkan implikasi teoritis untuk menguatkan teori tentang program Sistem Kredit Semester (SKS).
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari suatu barang atau jasa.
Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.59 Pembahasan mengenai penelitian kualitatif, Patton mengungkapkan bahwa kedalaman detail suatu metode penelitian kualitatif dimulai dari adanya sejumlah kecil studi kasus.60
Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi dengan kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif adalah payung untuk berbagai pendekatan dan metode untuk mempelajari kehidupan sosial secara alami (natural setting).61
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus.
Studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitiannya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem berbasis kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas, melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang
59Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2012), 22
60Michael Quinn Patton, How To Use Qualitative Methods in Evaluation, (London: SAGE Publication, 1991), 23
61Johnny Saldana, Fundamentals of Qualitative Research: Understanding Qualitative Research.
(New York: Oxford University Press. 2011), 3.
melibatkan berbagai sumber informasi. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang ditemukan di banyak bidang, khususnya evaluasi, dimana peneliti mengembangkan analisis mendalam atas suatu kasus, sering kali program, peristiwa, aktivitas, proses, atau satu individu atau lebih.62 Pendekatan kualitatif dipilih dan digunakan pada penelitian ini dikarenakan bahwa dengan pendekatan ini dapat mengungkap data secara lebih detail dan mendalam mengenai manajemen program sistem kredit semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.
B. Lokasi Penelitian
Topik yang dikaji dalam penelitian ini adalah manajemen progran sistem kredit semester (SKS). Lokasi penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan dijawab melalui tahapan penelitian. Pemilihan lokasi penelitian berlangsung di Madrasah Tsanawiyah Negeri Srono beralamat di jalan Raya Srono no. 171, Desa Kebaman Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi sebagai lembaga pendidikan umum yang berciri khusus Islam memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap kaderisasi bangsa dalam menghadapi era globalisasi , reformasi, dan Otonomi Daerah. Calon siswa tidak hanya berasal dari Kecamatan Srono saja, tetapi juga dari Kecamatan lain di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi juga merupakan Madrasah yang memiliki jumlah siswa paling banyak ditingkat MTs/SMP
62John W. Creswel, Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 19
yang ada di Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah siswa 1.185 dan setiap tahun terus meningkat. Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 jumlah kelulusan siswa kelas III adalah 100%. Faktor keluaran siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi sejajar dengan Madrasah-Madrasah SMP yang tergolong favorit di Kab. Banyuwangi.
Alasan dipilihnya Madrasah ini menjadi tempat penelitian karena:
a. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi merupakan salah satu Madrasah yang mengimplementasikan program sistem kredit semester (SKS) di Kabupaten Banyuwangi.
b. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi menjadi madrasah yang favorit dan banyak diminati oleh wali murid karena menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas.
C. Kehadiran Peneliti
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup signifikan (key instrument). Sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitian.63 Mengenai posisi kehadiran peneliti sebegaimana yang ditulis oleh Debora dengan mengutip keterangan Glasser dan Strauss.
“Researches must interact with their participants while simutaneously gathering data and striving for balance between sensitivity and objectivity. We must articulate our findings in a conherent manner, hopefully with a new view on a phenomenon, and always grounded in the data derived from our interaction with the population and the phenomenon of interest”.64
63 Tim Penyusun IAIN Jember, “Penulisan Karya Ilmiah Pasca Sarjana”. (Jember: IAIN Jember Press, 2015). 23
64 Deborah K. Padget, The Quality Research Experiences (Canada: Thomson Learning, 2004). 215
Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan terang-terangan kepada subjek yang diteliti. Maksud semua itu untuk mempermudah peneliti mendapat izin serta informasi yang dibutuhkan. Menurut Moeleong kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitian.65
Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjaring data sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga data yang terkumpul benar- benar relevan dan terjamin keabsahannya. Peneliti bersikap hati-hati, terutama dengan informan kunci agar tercipta suasana yang mendukung keberhasilan dalam pengumpulan data.
Peneliti sebagai instrumen penelitian mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di lapangan. Hubungan baik antara peneliti dengan subjek sebelum, selama dan sesudah memasuki latar merupakan kunci utama keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap.
Sebagai instrumen penelitian, peneliti memandang masalah aktual di lapangan sebagai suatu kesatuan yang utuh dari kasus-kasus yang terjadi.
Data yang telah terkumpul pada saat tertentu perlu segera dianalisis agar
65Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017)
dapat membantu peneliti dalam memahami dan menjelaskan kasus-kasus yang terjadi untuk dibuat ikhtisarnya, sehingga dapat segera dipahami secara baik. Peneliti akan benar-benar berada di lapangan untuk meneliti dan mendapatkan sumber data yang akurat.
D. Subjek Penelitian
Menurut Moleong dalam Andi Prastowo mengatakan bahwa secara lebih spesifik, subjek penelitian adalah informan. Informan adalah “orang – dalam” pada latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi atau tempat) penelitian.66
Pada bagian ini dilaporkan dan dijelaskan tentang pihak-pihak yang hendak dijadikan informan atau subjek penelitian dan juga teknik penentuan informan.67 Penentuan sumber data dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. 68
Adapun informan yang menjadi subjek penelitian ini adalah:
1. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi yaitu Drs. Nur Khozin, M.Pd.I. Alasan dipilihnya sebagai informan penelitian karena pembuat kebijakan semua kegiatan yang ada di Madrasah.
66 Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). 195
67 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017).
23
68Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2012), 299
2. Waka kurikulum yaitu M. Nur Ihsan, S. Pd. Alasan dipilihnya sebagai informan penelitian karena kurikulum Madrasah menjadi panduan dalam pelaksanaan sebuah program pada penelitian ini.
3. Koordinator bidang akademik program sistem kredit semester (SKS) Suliyana, S. Pd. Alasan dipilihnya sebagai informan karena sebagai penanggung jawab program sistem kredit semester yang menjadi fokus penelitian.
4. Guru program sistem kredit semester (SKS) yaitu Faizal Hadi Nugroho,S.Pd. dan Ibu Nafi'atuz Zahroh, S.Si.,M.Pd. Alasan dipilihnya sebagai informan penelitian karena sebagai pendidik profesional di bidangnya yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didiknya.
E. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Namun untuk melengkapi data penelitian dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang berasal dari informan yang memahami tentang penyelenggaraan program SKS melalui wawancara, observasi terhadap aktivitas dan lingkungan lembaga.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan, dokumentasi, buku, majalah, koran, arsip tertulis yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian. Sumber data sekunder mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data-data dan menganalisis hasil dari penelitian yang nantinya dapat memperkuat temuan dan menghasilkan penelitian yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.69 Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Teknik observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian dan untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data
69Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2012),308
penelitian.70 Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau fakta yang efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi membantu menegaskan atau menolak serta melihat kembali tentang apa yang telah ditemukan melalui wawancara atau kuesioner.
Hal ini observasi sebagai teknik pengumpulan data diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika terhadap fenomena fenomena yang diselidiki.71Observasi dilakukan untuk mengetahui situasi dan proses pendekatan, metode dan teknik yang selama ini sudah berjalan.
Untuk menjaga validitas data penulis juga menggunakan buku catatan lapangan dan pengamatan dilakukan hanya fokus pada berbagai peristiwa yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Adapun jenis observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif. Pada tahap observasi peneliti mengamati secara langsung pengelolaan program SKS dan terdapat peran kepala madrasah serta peran tim pengembang program sistem kredit semester. Observasi tersebut kemudian peneliti kaitkan dengan data-data berikut:
a. Perencanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi, diantaranya peneliti mengamati peran kepala madrasah sebagai manajer yang bertanggung jawab atas manajemen madrasah. Kepala madrasah mengkoordinasikan kegiatan, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan memimpin dan
70Djam’an Satori, Aan Komariah, Petodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2012), 105
71Sutrisno Hadi, Methodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, Jilid 2, 1992), 73
mengendalikan program madrasah. Sedangkan pada perencanaan program sistem kredit semester yang peneliti temukan bahwasannya peran kepala madrasah merupakan pelaku yang selalu terlibat dan bahwan sering menjadi tumpuan dalan kegiatan perencanaan dan pengembangan program madrasah dari konsep maupun hal-hal teknis.
b. Pelaksanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi, yang peneliti dapatkan dari hasil pengamatan diantaranya terdapat tim pengembang program sistem kredit semester bersinergi melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Proses evaluasi program sistem kredit semester yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil pengamatan diantaranya, proses evaluasi meliputi evaluasi yang ditujukan terhadap kurikulum, pengelola dan juga evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik. Evaluasi tersebut merupakan tahap pengumpulan data yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan perubahan maupun penyempurnaan terhadap program sistem kredit semester sehingga diharapkan penyelenggaraannya dapat lebih efektif dan efisien.
2. Teknik wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.72 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
72Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2012), 317
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Secara umum, wawancara dibagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur. Wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi langsung dari narasumber secara mendalam tanpa ada batasan yang terjadi antara keduanya. Wawancara mendalam dan terstruktur disertai dengan penulisan draf wawancara secara rinci.73
Selain itu, penulis menggunakan recorder yang dapat menyimpan percakapan dalam wawancara, hal ini dapat mengurangi kemungkinan kesalahan penulis dalam mencatat kesimpulan hasil wawancara yang sudah dilakukan.74Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.75
73Louis Cohen, Research Methods in Education, (London: Lontletge, 2002), 122
74Martin Telle Blancle dan Kevin Durheim dkk, Research and Practice: Applied Methods for the Social Sciences, (Captown: University Press, 2008), 325
75Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2012), 320
Pada teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data-data yang meliputi:
Tabel 3.1 Data wawancara
No Fokus Instrumen Informan
1. Perencanaan
Program Sistem Kredit Semester di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Latar belakang
implementasi program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Analisis/prediksi
implementasi program SKS
Tujuan implementasi program SKS
Kebijakan yang dibuat dalam mencapai tujuan program SKS
Skala prioritas dan langkah-langkah program yang akan dilaksanakan
Keterlibatan dalam
perencanaan program SKS
Perbedaan program
pendidikan reguler dengan program SKS
Kepala madrasah
Drs. Nur Khozin, M.Pd.I.
Keterlibatan dalam
perencanaan program SKS
Prosedur seleksi peserta didik program SKS
Pemetaan struktur
kurikulum
Penyusunan Standar Operasional Program SKS
Penyusunan administrasi pembelajaran
Penyusunan kriteria ketuntasan belajar siswa
Penyusunan job description guru
Perbedaan program
pendidikan reguler dengan program SKS
Waka kurikulum M. Nur Ihsan, S. Pd.
Keterlibatan dalam perencanaan program SKS
Koordinator bidang akademik program
No Fokus Instrumen Informan
Pemetaan peserta didik program SKS
Penyusunan administrasi pembelajaran
Penyusunan kriteria ketuntasan belajar siswa
Penyusunan job description guru
sistem kredit semester (SKS) Suliyana, S. Pd.
Keterlibatan dalam perencanaan program SKS
Penyusunan administrasi pembelajaran
Penyusunan kriteria ketuntasan belajar siswa
Penyusuan strategi dan metode pembelajaran
Guru program sistem kredit semester (SKS) yaitu Faizal Hadi Nugroho,S.Pd. dan Ibu Nafi'atuz Zahroh, S.Si.,M.Pd.
2. Pelaksanaan program sistem kredit semester di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Strategi dalam melaksanakan program
SKS
Koordinasi kepala madrasah dengan stakeholder
Analisis kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan program
Kepala madrasah
Drs. Nur Khozin, M.Pd.I.
Koordinasi pelaksanaan implementasi kurikulum program SKS
Bentuk administrasi pembelajaran
Kriteria ketuntasan belajar siswa
Hambatan pelaksanaan program SKS
Waka kurikulum M. Nur Ihsan, S. Pd.
Bentuk koordinasi dengan guru program SKS
Analisis administrasi pembelajaran
Analisis terhadap hambatan pelaksanaan program SKS
Analisis ketercapaian belajar peserta didik
Analisis terhadap hambatan yang dialami oleh peserta
Koordinator bidang akademik program sistem kredit semester (SKS) Suliyana, S. Pd.
No Fokus Instrumen Informan didik
Strategi pembelajaran
Analisis ketercapaian belajar
Hambatan dalam pembelajaran program SKS
Penyelesaian terhadap hambatan dalam pembelajaran
Bentuk motivasi belajar peserta didik
Guru program sistem kredit semester (SKS) yaitu Faizal Hadi Nugroho,S.Pd. dan Ibu Nafi'atuz Zahroh, S.Si.,M.Pd.
3. Evaluasi program sistem kredit semester di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Evaluasi terhadap program SKS
Efektivitas evaluasi program SKS
Waktu pelaksanaan evaluasi program SKS
Pelaksana evaluasi program SKS
Evaluasi kurikulum program SKS
Evaluasi terhadap ketercapaian belajar siswa
Evaluasi terhadap tenaga pendidik program SKS
Optimalisasi program SKS
Kepala madrasah
Drs. Nur Khozin, M.Pd.I.
Evaluasi kurikulum program SKS
Evaluasi terhadap strategi belajar dan pembelajaran
Evaluasi terhadap tenaga pendidik program SKS
Evaluasi terhadap ketercapaian belajar siswa
Tindak lanjut setelah evaluasi
Waka kurikulum M. Nur Ihsan, S. Pd
Kriteria ketuntasan belajar peserta didik
Evaluasi terhadap strategi belajar dan pembelajaran
Tindak lanjut setelah evaluasi
Koordinator bidang akademik program sistem kredit semester (SKS) Suliyana, S. Pd.
Kriteria ketuntasan belajar Guru program sistem kredit semester (SKS)
No Fokus Instrumen Informan siswa
Analisis hasil belajar siswa
Bentuk evaluasi belajar siswa
Tindak lanjut setelah evaluasi
yaitu Faizal Hadi Nugroho,S.Pd. dan Ibu Nafi'atuz Zahroh, S.Si.,M.Pd.
3. Teknik dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian kualitatif adalah dokumentasi. Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human resources). Dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.
Pada tahap ini peneliti akan mengkaji serta mempelajari data-data yang terkait tentang:
a) Perencanaan Program Sistem Kredit Semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Dokumentasi yang dikaji pada tahap perencanaan program SKS di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Banyuwangi diantaranya struktur kurikulum dan beban belajar sistem kredit semester, flowchart alur seleksi kelas program SKS, petunjuk teknis penyelenggaraan program SKS, dan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM).
b) Pelaksanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Dokumentasi yang dianalisis berkaitan dengan pelaksanaan program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi antara
lain kurikulum program SKS, administrasi belajar, dan beban belajar peserta didik.
c) Evaluasi program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi
Dokumentasi yang dianalisis berkaitan dengan evaluasi program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 banyuwangi adalah hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan program SKS dan penilaian terhadap kinerja pendidik, registrasi kontrak belajar, rencana tindak lanjut (RTL), kartu rencana studi (KRS), dan kartu hasil studi (KHS).
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sehingga datanya sudah jenuh.76 Prosedur analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data (data collection),kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification).77
1. Pengumpulan data ( data collection)
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti meliputi semua data yang dibutuhkan dalam penelitian terkait fokus masalah yang diteliti
76Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2012), 337
77Miles & Huberman dan Saldana. Qualitative Data Analysis. (America: SAGE Publications, 2014), 12-14