BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Teori
A. Manajemen Pembelajaran
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Secara etimologi manajemen berasal dari kata kerja ‘to manage’ yang berarti mengelola.28Secara terminologis sampai saat ini belum ada pengertian manajemen yang diterima secara universal.
Untuk memahami pengertian manajemen berikut ini disajikan beberapa terminologis pendapat para ahli tentang pengertian manajemen:
a) George R. Terry menyatakan bahwa manajemen merupakan sebuah usaha yang khas terdiri dari sebuah kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian dalam rangka menentukan serta mencapai sebuah tujuan dengan pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya.29
b) James A. F Stoner manajemen adalah suatu usaha melalui perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dari sebuah proses organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan dalam organisasi.30
c) Hanry L. Sisk mendefinisikan manajemen adalah suatu pengkondisian sumber-sumber melalui jalan perencanaan,
28Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 1
29Malayu. S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, 2–3
30Syaiful Sagala, Supervisi pengajaran, (Bandung: Alfa Beta, 2010), 51
pengorganisasian, kepemimpinan serta pemantauan dalam mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.31
d) Parker memaparkan manajemen suatu pelaksanaan kegiatan orang orang tertentu (the art of getting things done through people).32 e) Ricky W. Grifin mendeskripsikan sebuah manajemen merupakan
tahapan kegiatan (termasuk rencana, organisasi, pendelegasian wewenang dan pemantauan) yang ditujukan pada sebuah sumber daya organisasi agar mencapai sebuah tujuan organisasi yang sudah ditentukan.33
f) Sufyarma mengutip dari Stoner mendeskripsikan manajemen ialah suatu usaha perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian para anggota organisasi dan mempergunakan sumber daya organisasi dalam rangka menuju tujuan yang telah ditetapkan organisasi.34
g) Marry Parker Follet mengemukakan bahwa manajemen adalah sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang orang (the art of getting things done through people).
h) Henry M. Botinger juga mengemukakan bahwa manajemen adalah sebagai sebuah seni yang membutuhkan tiga unsur yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Oleh karena itu,
31Hanry L. Sisk, Principles of Management a system Appoach to The Management Proces, (Chicago: Publishing Company, 1969), 10
32Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Edisi 3 (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 5
33Ricky W. Grifin, Manajemen, alih bahasa Gina Gania; editor Wisnu Candra Kristiaji, (Jakarta:
Erlangga, 2004), 7
34Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV. Alfa Beta, 2004), 188–189
keterampilan perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen.35
i) Decenzo dalam bukunya Agus Wibowo mendefinisikan manajemen sebagai “the prosses efficiently achieving the objectivies of the organization with and trough people”, diketahui bahwa manajemen adalah suatu proses efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi dengan melibatkan orang orang.36
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi berubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengahurinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor akternal yang datang dari lingkungan. Dengan pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya berubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pre-test, proses, dan post-test.37
Sehingga dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran merupakan suatu pemikiran untuk melaksanakan tugas mengajar atau aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, serta melalui langkah- langkah pembelajaran, yang meliputi perencanaan, pelaksanakaan,
35Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 4
36Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013), 31
37E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2015), 100
dan evaluasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, manajemen pembelajaran mencakup pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen antara lain perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan. Hal lain yang ikut juga dalam menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kualitas efektivitas pengelolaan dan motivasi kerja guru.
2. Fungsi Manajemen 1). Fungsi Perencanaan
Menurut George R. Terry, mengemukakan perencanaan sebagai berikut: “Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to accieve desired result”.38Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sedangkan Daft mengatakan “Planning the management function concerned with defining goals for future organizational
38Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 2011), 10
performance and deciding on the tasks and resources use needed to attain them”. Fungsi perencanaan berkaitan dengan mendefinisikan tujuan kinerja organisasi yang akan datang, memutuskan aktivitas dan sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan tujuan itu.39
Robbins dan Coulter mengatakan “A process that involves defining the organization’s objectives or goals, establishing an overall strategy for achieving those goals, and developing a comprehensive hierarchy of plans to integrate and coordinate activities”. Proses yang meliputi pendefinisian tujuan organisasi, memantapkan strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan jenjang hirarki untuk menyatukan dan mengkoordinasikan aktivitas.40
Pandangan-pandangan tersebut apabila dikaitkan dengan perencanaan di bidang pendidikan, maka perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis melalui penyusunan dan pengambilan keputusan. Analisis rasionalnya adalah mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan apa yang harus dilakukan, strategi dan metode apa yang akan digunakan, siapa yang melaksanakannya dan berapa jumlah sumber daya yang dibutuhkan dan dalam jangka waktu berapa lama program tersebut dijalankan. Dalam dunia pendidikan perencanaan merupakan pedoman yang harus dibuat
39Daft, R. L. Management. (New York : Holt, Reinhart. 1988), 6.
40Robbins, S. P., & Coulter, H. Management. (New Jersey : Prentice Hall, 1996), 212.
dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan lembaga itu dapat efektif dan efisien.
2). Fungsi Pengorganisasian
Menurut Siagian, pengorganisasian adalah sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas- tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.41 Daft mengatakan “The management function concerned with assigning tasks grouping tasks to departments and allocating resources to departments”. Fungsi manajemen berkaitan dengan memberikan perintah-perintah terhadap bidang-bidang dan mengalokasikan sumber daya ke bidang-bidang itu.42
Terry memberikan pengertian tentang pengorganisasian yaitu: “Organizing is the establishing of effective behavioral relationships among persons so that they may work together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given environmental conditions for the purpose of achieving some goal or objective”. Pengorganisasian adalah memantapkan hubungan yang efektif antara personil-personil dimana mereka dapat bekerja bersama secara efisien dan mendapatkan kepuasan
41Siagian, P. S. Fungsi-fungsi manajemen. (Jakarta : Bumi Aksara, 1982), 81
42Daft, R. L. Management. (New York : Holt, Reinhart. 1988), 7
personal dalam melaksanakan tugas yang diputuskan dibawah lingkungan yang kondusif dalam mencapai tujuan.43
Beberapa pandangan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah suatu usaha mengintegrasikan seluruh sumber daya yang diperlukan ke dalam satu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu. Pengorganisasian adalah proses kegiatan manajerial untuk membentuk organisasi yang diberi tugas melaksanakan rencana yang telah ditetapkan guna mencapai tujuan organisasi.
3). Fungsi Penggerakan
Menurut Terry penggerakan adalah usaha menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berusaha dan berkeinginan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.44Nawawi menyampaikan bentuk-bentuk pengarahan adalah: (a) memberikan dan menjelaskan perintah, (b) memberikan petunjuk melaksanakan suatu kegiatan, (c) memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi, (d) memberikan kesempatan ikut serta mengembangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing, (e)
43Terry, G. R. Principles of management. (Ontario : Richard D Irwin, Inc. 1972), 298
44Terry, G. R. Principles of management,297
memberikan koreksi agar setiap personel melakukan tugas- tugasnya secara efisien.45
4). Fungsi Pengawasan
Pengawasan menurut Terry adalah “Controlling is to determine what is accomplished, evaluate it, and apply corrective measure, if needed, to insure result in keeping with the plan”.
Pengawasan merupakan aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.46
Daft mengatakan“The management function concern with monitoring employees, activities keeping the organization on the track toward its goals and making corrections as needed”. Fungsi manajemen mempunyai perhatian pada memantau pegawai, menjaga aktivitas agar sesuai dengan rencana, tujuan dan membuat koreksi bila diperlukan.47 Fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat dilaksanakan melalui tiga tahap kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan (pengorganisasian dan pengarahan), dan evaluasi.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses intraksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi berubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam intraksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengahurinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor akternal yang
45Nawawi, Hadari. Administrasi pendidikan. (Jakarta : Gunung Agung. 1985), 37
46Terry, G. R. Principles of management, 379
47Daft, R. L. Management. (New York : Holt, Reinhart. 1988), 481
datang dari lingkungan. Dengan pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya berubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal; yaitu pre tes, proses, dan post tes.48
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen dan pembelajaran di atas, dapat dipahami bahwa manajemen pembelajaran adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian/evaluasi pembelajaran, dalam rangka pelaksanaan tugas belajar mengajar, dalam interaksi antara guru dan peserta didik, baik yang langsung di dalam kelas maupun yang di luar kelas.
B. Manajemen Program Sistem Kredit Semester (SKS) 1. Pengertian Program Sistem Kredit Semester (SKS)
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1 disebutkan : “Setiap siswa berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta menyelesaikan program pendidikan sesuai kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan”.49
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester
48Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005) 100
49 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Permendikbud Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2).
pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 1 menyebutkan bahwa Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya menyepakati jumlah beban belajar yang diikuti dan/atau strategi belajar setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/ kecepatan belajarnya. SKS diselenggarakan melalui pengorganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolaan waktu belajar yang fleksibel.50
Penyelenggaraan pembelajaran SKS dilakukan dengan cara yang berbeda-beda serta pengaturan waktu belajar yang fleksibel. Penyelenggaraan belajar mengajar yang beragam dimungkinkan menjalani dengan alokasi satuan pembelajaran yang lengkap berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) dalam setiap mata pelajaran. Manajemen waktu belajar yang fleksibel dicapai dengan siswa mengambil jumlah jam belajar untuk unsur studi lengkap/pembelajaran utuh untuk setiap mata pelajaran masing- masing dengan kecepatan belajarnya.51
50 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Madrasah Tsanawiyah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2019.
51 Direktorat Pembinaan SMA, Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA, (Jakarta: Kemendikbud, 2019), 4
2. Mekanisme Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester
Mekanisme penyelenggaraan SKS Madrasah Tsanawiyah secara umum meliputi tiga tahap utama, yaitu (1) persiapan; (2) pelaksanaan;
dan (3) monitoring dan evaluasi, seperti pada gambar berikut:52
2.2 Tabel pelaksanaan program SKS
Masa studi 3 tahun (reguler) Masa studi 2 tahun (percepatan) Semester
/ waktu
Semester / waktu
Semester / waktu
Semester / waktu
Semester / waktu Tahun
pertama
I/ 6 II/6 Tahun pertama
I/ 4 II/ 4 III/ 4 Tahun
kedua
III/ 6 IV/ 6 Tahun kedua
IV/ 4 V/ 4 VI/ 4 Tahun
ketiga
V/ 6 VI/ 6 - - - -
Jumlah 36 bulan Jumlah 24 bulan
Berdasarkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Madrasah Tsanawiyah tahun 2019 dipaparkan bahwa pada pengelolaan program SKS tingkat MTs memerlukan dukungan dari
52 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Madrasah Tsanawiyah Direktorat KSKK Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia 2019
Persiapan
Pelaksanaan
Pengawasan dan evaluasi
Dalam rangka membangun satu sistem sesuai NPSK
Mengacu pada prinsip SKS
Sistem penjaminan mutu SKS
berbagai pihak yang terlibat dalam layanan SKS serta memiliki peran didalamnya. Berikut beberapa pihak yang terlibat dan berperan dalam layanan SKS:
a. Kementerian Agama Republik Indonesia memiliki peran sebagai berikut:
1) Menyusun regulasi dan mensosialisasikan terkait penyelenggaraan SKS.
2) Menyelenggarakan bimbingan teknis penyelenggaraan SKS bagi kepala madrasah, guru, pengawas, dan pengelola pendidikan.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi implementasi penyelenggaraan SKS di madrasah.
4) Menyusun instrumen penjaminan mutu layanan SKS.
5) Menetapkan madrasah penyelenggara SKS berdasarkan usulan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
b. Kementerian Agama Provinsi memiliki peran sebagai berikut:
1) Melakukan verifikasi dokumen madrasah calon penyelenggara SKS.
2) Memberikan rekomendasi dan mengusulkan calon madrasah penyelenggara SKS untuk mendapatkan izin penyelenggaraan SKS dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
3) Memberikan pembinaan dalam penyusunan dokumen layanan SKS.
4) Memberikan pembinaan terhadap Sistem Penjaminan Mutu layanan SKS.
5) Melakukan Pengawasan dan pemantauan terhadap penyelenggraan SKS.
c. Pengawas
1) Membina pengembangan kompetensi kepala madrasah, guru, dan tenaga kependidikan pada madrasah dalam layanan SKS.
2) Mendampingi guru dalam menyusun UKBM dan perangkat pembelajaran lainnya.
3) Memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam penyelenggaran SKS.
4) Melaksanakan supervisi pada guru dan madrasah dalam penyelenggaraan SKS.
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SKS.
6) Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan madrasah secara kolaboratif dengan stakeholder madrasah dalam penyelenggaran SKS.
d. Kepala Madrasah
1) Membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) dan menerbitkan Surat Keputusan (SK).
2) Menyusun berbagai perencanaan layanan SKS meliputi Rencana Strategis Empat Tahun (RKJM), Rencana Kerja
Tahunan (RKT),Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM).
3) Menyusun KTSP, Peraturan Akademik, dan dokumen perencanaan lain pendukung terselenggaranya SKS.
4) Menerbitkan SK pengelola SKS dan penugasan guru sebagai Pembimbing Akademik (PA).
5) Menyusun uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian penyelenggara SKS.
6) Menyiapkan guru dan tenaga kependidikan dalam merealisasi seluruh perencanaan program pendukung layanan SKS.
7) Menyusun Prosedur Operasional Standar (POS) layanan SKS.
8) Mengelola sarana dan prasarana pendukung layanan SKS.
9) Mengatur tata laksana sistem administrasi layanan SKS.
10) Mengelola semua sumber daya yang ada di madrasah dalam rangka mendukung layanan SKS.
11) Membantu mengembangkan profesional guru dalam menyusun dan melaksanakan layanan utuh unit-unit pembelajaran atau UKBM-UKBM.
12) Membangun karakter warga madrasah untuk menyukseskan layanan SKS.
13) Mengembangkan kemampuan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas adiministrasi layanan SKS.
e. Komite Madrasah
1) Memberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksaaan kebijakan penyelenggaraan SKS.
2) Memberi dukungan baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan SKS.
3) Mengontrol transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan SKS.
4) Mediator antara pemerintah dan masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan SKS
f. Guru
1) Mengembangkan wawasan atau landasan kependidikan untuk mendukung tugas profesionalnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan SKS untuk mengembangkan karakter dan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS).
2) Memahami peserta didik dalam memberikan layanan pembelajaran individu.
3) Mengembangkan silabus.
4) Menyusun RPP yang kondusif untuk mengembangkan karakter dan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Penyusunan RPP merujuk pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, serta ketentuan lainnya yang relevan.
5) Mengembangkan kurikulum mata pelajaran dalam bentuk unit- unit utuh pembelajaran atau UKBM.
6) Melaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yang bermuara pada berkembangnya karakter dan kemampuan Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik.
7) Memanfaatan teknologi pembelajaran untuk optimalisasi layanan pembelajaran pada peserta didik.
8) Melaksanakan evaluasi pembelajaran dalam bentuk penilaian formatif dan sumatif dengan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
9) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai pembelajar cepat, normal, dan lambat.
g. Bimbingan Konseling (BK)
1) Memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik pada satuan pendidikan penyelenggara SKS, dalam hal:
pemahaman diri dan lingkungan, fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan, penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan, penyaluran pemilihan pendidikan, pekerjaan dan karir, pencegahan timbulnya masalah, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri peserta didik, pengembangan potensi optimal, advokasi diri terhadap
perlakukan deskriminatif, dan membangun adaptasi pendidikan dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan peserta didik.
2) Membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir.
3) Bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk melaksanakan layanan.
h. Pembimbing Akademik (PA)
1) Membimbing sejumlah peserta didik dalam satu rombongan pembimbigan atau kepenasehatan dalam aktivitas belajar siswa sejak awal sampai akhir pendidikan atau dalam kurun waktu tertentu.
2) Membimbing perkembangan prestasi akademik peserta didik hingga akhir masa studi.
3) Membimbing peserta didik pada saat pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pemilihan peminatan, dan pembagian rapor, dan/atau melaksanakan konsultasi akademik.
4) Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan pendalaman minat peserta didik yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
5) Membuat laporan hasil penilaian setiap semester.
6) Memberikan pertimbangan dan menetapkan peserta didik yang dapat mengambil UKBM setiap semester.
7) Menetapkan mata pelajaran yang hams diikuti dalam program remedi atau pengayaan dari setiap peserta didik yang menjadi bimbingannya.
8) Memantau dan melakukan analisis terhadap data bakat, minat, dan prestasi yang diperoleh dari BK, serta memberikan rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di satuan pendidikan agar setiap peserta didik berkembang potensi akademiknya secara maksimal.
9) Melakukan pendampingan secara intensif sehingga peserta didik dapat menyelesaikan masa studi di MTs tepat waktu dengan hasil yang optimal.
10) Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan hasil penilaian dari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan dan masukan dari guru mata pelajaran lainnya.
11) Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, BK, dan guru mata pelajaran lainnya untuk mendukung pengembangan potensi peserta didik.
12) Memberikan layanan konsultasi akademik sesuai kebutuhan dalam tiap semester.
i. Tenaga Kependidikan
Peran tenaga kependidikan sebagai berikut:
1) Membantu menyiapkan administrasi penyelenggaraan SKS.
2) Melaksanakan operasional Aplikasi Raport Digital (ARD) SKS.
3) Mengelola dan mengisi data Sistem Informasi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SIMPATIKA) dan Education Management Information System (EMIS)
3. Konsep Mastery Learning (Belajar Tuntas)
Program SKS merupakan terjemahan konsep belajar tuntas (mastery learning). Belajar tuntas atau mastery learning adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok, dengan kata lain apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya.53
Model belajar tuntas (mastery learning) ini dikembangkan oleh John B. Caroll (1971) dan Benjamin Bloom (1971). Selain itu dalam buku yang sama Joice Well, juga menyatakan bahwa belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan. 54 Sehingga dapat disimpulkan bahwa
53 Moh. User Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993), 96
54 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 184
belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar.
Adapun ciri-ciri belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran mastery learning antara lain adalah:
1) Berdasarkan atas dasar tujuan intruksional yang hendak dicapai yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
2) Memperhatikan perbedaan individu siswa (asal perbedaan) terutama dalam kemampuan dan kecepatan belajarnya
3) Menggunakan prinsip belajar siswa aktif 4) Menggunakan suatu pelajaran kecil
5) Menggunakan sistem evaluasi yang kontiniu dan berdasarkan atas kriteria.55
Pola dan prosedur pada model pembelajaran ini terdiri atas lima tahap, yaitu (a) orientasi, (b) penyajian data, (c) latihan terstruktur, (d) latihan terbimbing, dan (e) latihan madiri.56
a) Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa. Langkah-langkah penting
55 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), 158-159.
56 Made Wena, Strategi Pembelajaran, 184-188
yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu (1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan, (2) menjelaskan materi pembelajaran serta kaitannya dengan pembelajaran terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa, dan (3) guru mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses pembelajaran.
b) Penyajian
Pada tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh. Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun audio visual sangat disarankan dalam penyajian materi pembelajaran. Dalam tahap ini perlu dilakukan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak akan mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya.
c) Latihan terstruktur
Pada tahap ini guru memberikan siswa contoh praktik penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberikan balikan atas jawaban siswa.
d) Latihan terbimbing
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih