BAB VI PENUTUP
B. Saran
1. Kepala Madrasah
Pelaksanaan program sistem kredit semester perlu adanya kerjasama yang kuat, koordinasi yang tidak terputus serta komunikasi yang baik antara kepala madrasah dengan stakeholder yang ada di madrasah guna mencapai visi misi serta tujuan yang telah ditetapkan oleh madrasah.
2. Pendidik
Diharapkan selalu memberikan pelayanan, inovasi serta motivasi kepada peserta didik dengan berbagai tingkat kemampuan belajarnya agar mampu menyelesaikan pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
3. Peneliti lainnya
Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manajemen program sistem kredit semester serta membahas lebih komprehensif dan melakukan penelitian di lembaga pendidikan yang lainnya.
PT Bumi Aksara
Arikunto, S. dan C.S.A. Jabar. 2009. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: BSNP, 2010
BNSP Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Program Sistem Kredit Semester pada pendidkan Dasar dan Menengah. 2014.
Brady. Laurie. 1990. Curriculum Development Third Edition. New York:
Prentice Hall
Cohen, Louis. 2002. Research Methods in Education, London: Lontletge
Creswel ,John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Creswel, John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daft, R. L. 1988. Management. New York : Holt, Reinhart.
Daft, R. L. 2006. Manajemen.Jakarta : Salemba empat
Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar Bagi Siswa Berbakat Akademik. 2003
Direktorat Pembinaan SMA, Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) SMA. Jakarta: Kemendikbud, 2019
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta
Dwi Cahyani Wabula, Agis Suna Li Ajlillah, dan Mufarrihul Hazil, 2018.
“Implementasi Kebijakan Program Peserta Didik Cerdas Istimewa (PDCI) dengan Model Sistem Kredit Semester (SKS) di MTs Negeri 2 Kediri,”
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Vol. 3, No. 1
Fatah, Nanang 2013. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fitrah, Muhamad. dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian. Jawa Barat: CV Jejak
Fitriyanto. Sutrimo Purnomo. 2021. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu melalui Sistem Kredit Semester di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Kependidikan IAIN Purwokerto, Vol.9, No.1
Fuat Wijaya, Arie. 2019. Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 2 Kota Blitar. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Vol. 2, No. 3 Grifin, W. Ricky. 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania; editor Wisnu
Candra Kristiaji, Jakarta: Erlangga.
Hadi, Sutrisno. 1992. Methodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, Jilid 2.
Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar.2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Hamalik, Oemar.2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah,Jakarta: PT. Bumi Aksara
http://emispendis.kemenag.go.id/dashboard/index.php?content=data- statistik&action=prov&prov=35
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM . Abdurrahman Wahid , penerapan program sistem kredit semester (SKS) Pendidikan Agama Islam Di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta , universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dikutip tanggal 04 januari 2018
Madjid Latief, Abdul. 2015 Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Aplikasi, Standar dan Penelitian, Ciputat: Haja Mandiri
Martin Telle Blancle dan Kevin Durheim dkk. 2008. Research and Practice:
Applied Methods for the Social Sciences, Captown: University Press.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Permendikbud Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Permendikbud Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2014. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.
Miles & Huberman dan Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis. America:
SAGE Publications.
Moesthafa, Indra. 2018. Manajemen Kurikulum Sistem Kredit Semester dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Probolinggo. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, Enco. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Rosdakarya.
Mulyasa, Enco. 2015. Kurikulum Berbasis Kompetensi, : Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 1985. Administrasi pendidikan. Jakarta : Gunung Agung
Novri Hardiana. Trianingtyas. 2019. Implementasi Pembelajaran Berbasis Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 2 Balikpapan Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Edueco Universitas Balikpapan, Vol.2 No.2
Padget, Deborah k. 2004. The Quality Research Experiences. Canada: Thomson Learning.
Patton, Michael Quinn. 1991. How To Use Qualitative Methods in Evaluation, London: SAGE Publication.
Pedoman penyelenggaraan sistem kredit semester (SKS) di SMA ,direktorat pendidikan dasar dan menengah kementerian pendidikan dan kebudayaan 2017
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Madrasah Tsanawiyah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2019.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Puspa Riani, Kinanthi. 2022 Manajemen Sistem Kredit Semester untuk Meningkatkan Perkembangan Potensi Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, dan Pengelolaan Pendidikan Universitas Negeri Malang, Vol.2, No. 3
Puteri Setyawan. Abigail. 2019. The Implementation of Semester Credit System- Based Economic Learning in the 2013 Curriculum Application of Senior High School. Classroom Action Research Journal Universitas Negeri Malang, Vol.3 No.3
Rahmatullah. Fajar. 2016. Manajemen Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester di Madrasah Aliyah Negeri Bangkalan. Tesis. Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
Robbins, S. P., & Coulter, H. 1996. Management. New Jersey : Prentice Hall Rusman.2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Rajafindo Persada Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi pengajaran, Bandung: Alfa Beta.
Saldana, Johnny. 2011. Fundamentals of Qualitative Research: Understanding Qualitative Research. New York: Oxford University Press.
Sanjaya.Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Satori, Djam’an dan Komariah. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta
Satori, Djam’an, dan Komariah, Aan. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Siagian, P. S. 2013. Fungsi-fungsi manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Sisk, Hanry L., 1969. Principles of Management a system Appoach to The Management Proces, Chicago: Publishing Company, 1969.
Siswanto, 2011. Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara
Sri Nugraheni, Anindtya. 2019. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sistem Kredit Semester di SMA. Jurnal Pendidikan, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Vol.13 No.1
Sudijono, Anas.2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sufyarma. 2004. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Bandung: CV. Alfa Beta
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta, 2012.
Sukarna. 2011. Dasar-dasar Manajemen, Bandung: Mandar Maju Sukarna. 2011. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju, 2011 Terry, G. R. 1972. Principles of management. Ontario : Richard D Irwin, Inc.
Terry, G. R. Principles of management (Prinsip-prinsip Manajemen). Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012.
Tim Penyusun IAIN Jember. 2015. Penulisan Karya Ilmiah Pasca Sarjana.
Jember: IAIN Jember Press
Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Yogyakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional.
Usman, Husaini. 2011. Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, Edisi 3 Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, User. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Wojowarsito dan Purwadarminta,1974. Kamus Lengkap Indonesia-Inggris, Jakarta:Hasta
Yusma Audina. Milsa. 2021. Manajemen program unggulan sistem kredit semester dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa di MAN 1 Kota Malang, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
TRANSKIP WAWANCARA Narasumber : Drs. Nur Khozin, M.Pd.I.
Jabatan : Kepala Madrasah
Tempat : Ruang Kepala Madrasah Tanggal : 8 Juni 2022 (08.30-10.00)
No Peneliti Informan
1. Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan program sistem kredit semester di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?
Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan program SKS ini berawal dari kesadaran bahwa setiap anak memiliki potensi dan kecerdasan yang berbeda-beda dalam dirinya. Setiap Peserta didik harus diperlakukan dan dilayani sebagai individu yang unik sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan gaya belajar serta kebutuhan ekosistem pendidikan yang mendukung. Mereka perlu mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan yag dimiliki, sehingga siswa yang dapat belajar dengan cepat dapat menyelesaikan waktu belajarnya selama 4 semester. Program SKS ini sebenarnya hasil evaluasi atau penyempurnaan dari program akselerasi, karena dulu dinilai program akselerasi memiliki sifat yang kurang adil sehingga program SKS ini yang menjadi solusi. Memang sejak tahun 2011 Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi menjadi madrasah pelaksana program percepatan belajar berdasarkan SK Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Nomor Kw.13.4/1/PP.005/1122/SK/2011 dan terselenggara sampai saat ini.
2. Bagaimana cara menganalisis implementasi program SKS di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi?
Tentunya terlebih dahulu kita perlu menganalisis bagaimana nantinya proses belajar dan pembelajaran yang harus dirancang dan dikembangkan sebagai proses interaktif dengan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk membangun sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta karakter melalui tranformasi pengalaman belajar melalui pembelajaran tatap muka, terstruktur, dan mandiri yang bersifat sistematik dan sistemik.
No Peneliti Informan 3. Apa tujuan implementasi
program SKS?
Implementasi SKS dimaksudkan untuk melayani semua kelompok peserta didik yang termasuk pembelajar cepat, pembelajar normal, dan pembelajar lambat, jadi, bukan hanya untuk peserta didik pembelajar cepat saja.
4. Kebijakan seperti apa yang dibuat dalam mencapai tujuan program SKS?
1. Guru
a. Mempersiapkan materi pelajaran yang diampu haruslah lebih padat dan ditampilkan pada Rencana Program Pengajarannya.
b. Materi disajikan dengan media yang lebih variatif dan menggunakan alat audio visual (komputer, proyektor dan sistem suara).
c. Materi disajikan dengan model pembelajaran Quantum Teaching and Learning di mana teori ini sangat memperhatikan kekuatan daya konsentrasi peserta didik yang menggunakan ice breaking atau alpha zone mengosongkan kembali fikiran dengan permainan, cerita, nyanyian dan lain sebagainya.
d. Mengggunakan model Contextual Teaching and Learning yang
mengedepankan keaktifan, kenyamanan, kebersamaan dan
persaingan sehat peserta didik dalam proses belajar.
e. Mempersiapkan ruang belajar baik in door maupun out door class.
f. Mempersiapkan kegiatan ekstra kurikuler dan pengayaan. Baik secara program, administrasi maupun operasionalnya dibantu oleh tenaga kependidikan.
2. Siswa
a. Bersemangat mempersiapkan diri untuk belajar dari hari ke hari
b. Bersemangat mengerjakan seluruh tugas mandiri
c. Selalu mempersiapkan diri dengan seluruh kelengkapan belajar.
No Peneliti Informan 3. Madrasah
a. Mempersiapkan ruangan kelas khusus dengan fasilitas proyektor, layar proyektor, sistem suara dan alat pendingin ruangan.
b. Mengadakan laptop bagi setiap siswa c. Membuka kerjasama dengan Lembaga
Bimbingan Belajar tingkat Nasional yaitu Ganesha Operation.
5. Bagaimana cara menentukan skala prioritas dan langkah- langkah pelaksanaan program SKS?
Hal pertama yang kami lakukan yaitu pemetaan program SKS, sehingga dari sana kami dapat menentukan langkah apa yang lebih dulu di ambil.
6. Seperti apa keterlibatan wakil kepala dan guru dalam merencanakan program SKS?
Wakil kepala dan guru memiliki peran yang sangat sentral pada tahap perencanaa program SKS ini. Seperti yang saya jelaskan tadi peran guru harus mempersiapkan seluruh administrasi belajar, menyusun Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM), menyiapkan strategi dan metode pembelajaran, menentukan kriteria penilaian siswa. Dan peran wakil kepala adalah melakukan koordinasi antara kepala madrasah, guru dengan siswa sehingga nantinya memudahkan dalam analisis ketercapaian program SKS di Madrasah.
7. Apa yang membedakan program SKS dengan program reguler sehingga program SKS ini menjadi program unggulan?
Yang membedakan antara program belajar reguler dengan SKS ini hanya pada waktu belajarnya, kalau program reguler menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun atau 6 semester. Lalu program SKS dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang lebih cepat yaitu 4 semester dengan cara meringkas KD yang capaiannya hampir sama dengan KD yang lainnya, sehingga ada pemadatan materi disana.
8. Bagaimana strategi pelaksanaan program SKS?
SKS ini merupakan sebuah pelayanan, tentunya pelayanan yang ditujukan untuk melayani peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan yang beragam. Mereka yang mempunyai tingkat kecerdasan istimewa dan tingkat kecerdasan normal kami harus layani dengan baik. Meskipun waktu belajarnya berbeda, tapi mereka sama-sama menempuh 6 semester dengan
No Peneliti Informan begitu kami sebut merdeka belajar. Untuk memberikan rasa nyaman pada peserta didik madrasah harus menciptakan sebuah lingkungan belajar yang nyaman. Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi ini juga telah melakukan pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung- jawab, dan sebagainya perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat serta melakukan kegiatan unggulan baik akademik maupun non akademik.
9. Bagaimana bentuk koordinasi kepala madrasah dengan stakeholder
Bentuk koordinasi kami lakukan pada saat rapat dinas dan juga briefing dapat dilakukan setiap hari atau saat waktu dibutuhkan. Setiap rapat dinas kami tanyakan berbagai kendala pelaksanaan program SKS yang dialami oleh guru atau siswa.
10. Bagaimana cara menganalisis kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan program SKS?
Analisis kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan program SKS biasanya dilakukan nanti pada saat evaluasi.
11. Bagaimana sistem evaluasi terhadap program SKS?
Sistem evaluasi ini kami bedakan menjadi evaluasi kurikulum, evaluasi kepada tenaga pendidik, evaluasi terhadap keberhasilan belajar siswa.
12. Kapan waktu pelaksanaan evaluasi program SKS?
Sejauh ini evaluasi yang kami lakukan yaitu secara rutin bulanan dan triwulan. Tahapan evaluasi ini tidak pernah kami lewatkan karena sebagai tolok ukur apakan pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Sehingga melalui evaluasi ini kami selalu melakukan perbaikan-perbaikan untuk mencapai tujuan suatu program. Akan tetapi, jika ada sesuatu yang secara mendadak perlu saya komunikasikan tidak perlu menunggu evaluasi bulanan. Oleh karena itu evaluasi bulanan dapat dilaksanakan 1 bulan dua kali atau cukup satu kali, dan evaluasi triwulan sudah wajib dilaksanakan.
No Peneliti Informan 13. Bagaimana sistem evaluasi
terhadap ketercapaian belajar siswa?
Evaluasi terhadap hasil belajar siswa dilaksanakan secara cepat dan transparan melalui digital. Media belajar siswa menggunakan sistem LMS atau learning management system sehingga semua materi, tugas dan hasil belajar siswa dapat langsung diakses oleh masing-masing siswa. Artinya, siswa dapat langsung mengetahui nilai atau hasil belajar ketika sudah mengumpulkan tugas kepada guru mata pelajaran. Sistem digital inilah nantinya yang dapat memudahkan kami untuk mengetahui KD yang dituntaskan oleh siswa. Jadi nanti tidak ada istilah naik kelas atau tidak naik kelas, tetapi tuntas dan tidak tuntas
Narasumber : M. Nur Ihsan, S.Pd.
Jabatan : Wakil kepala madrasah Tempat : Ruang waka kurikulum Tanggal : 16 Juni 2022 (08.30-10.00)
No Peneliti Informan
1. Bagaimana keterlibatan waka
kurikulum dalam perencanaan program SKS?
Pada tahap perencanaan program SKS tentu waka kurikulum terlibat didalamnya.
Perencanaan kurikulum terdapat beberapa langkah yaitu perumusan tujuan kurikulum, isi/ materi kurikulum, merancang strategi dalam pembelajaran dengan pemanfaatan sumber daya yang ada atau penggunaan metode untuk pembelajaran guna mencapai tujuan dalam suatu proses pembelajaran.
Sehingga strategi pembelajaran ini dapat menjadi suatu sistem yang secara menyeluruh digunakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.
2. Bagaimana prosedur seleksi peserta didik program SKS?
Pada semester I kami samakan semua untuk beban belajarnya, lalu setelah semester I selesai kami bersama bapak dan ibu guru mata pelajaran beserta tim penanggung jawab program percepatan belajar melakukan koordinasi dan seleksi terhadap peserta didik yang dirasa mampu untuk mengikuti program percepatan belajar, selain itu peserta didik juga melalui tahap seleksi yang sangat ketat.
3. Bagaimana pemetaan struktur kurikulum program SKS?
Struktur kurikulum dan beban belajar penyelenggara Sistem Kredit Semester (SKS) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi mengikuti struktur kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah (KMA Nomor 184 tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah).
4. Bagaimana penyusunan Standar Operasional Program SKS?
Untuk penyusunan standar operasional prosedur atau SOP kami mengadopsi SOP yang telah disusun oleh tim SKS pusat.
Hanya saja kemudian kami sesuaikan lagi degan kondisi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi.
Beberapa arahan dari kepala madrasah dan
No Peneliti Informan kepala kantor Kementerian Agama kami laksanakan guna membuat sebuah formulasi yang tepat untuk penyelenggaraan program SKS
5. Bagaimana penyusunan administrasi pembelajaran program SKS?
Penyusunan administrasi pembelajaran berupa RPP/ RPPH, strategi pembelajaran, metode pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. selain itu, pada pelaksanaan program SKS ini kami mewajibkan masing- masing guru membuat Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) agar pembelajaran itu dapat terstruktur.
6. Bagaimana penyusunan kriteria ketuntasan belajar siswa?
Pembelajaran dikatakan tuntas apabila siswa menyelesaikan beban belajar yang diberikan. Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Beban belajar dinyatakan dengan jam pelajaran (JP) dengan beban keseluruhan pada jenjang MTs minimal 288 JP diluar muatan lokal. Beban belajar dalam 1 JP terdiri atas 40 menit kegiatan tatap muka dan minimal 60% (sekitar 24 menit) untuk kegiatan penugasan terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur.
8. Apa perbedaan program pendidikan reguler dengan program SKS?
Perbedaan antara program belajar reguler dengan SKS ini hanya pada waktu belajarnya, kalau program reguler menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun atau 6 semester. Lalu program SKS dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang lebih cepat yaitu 4 semester dengan cara meringkas KD yang capaiannya hampir sama dengan KD yang lainnya, sehingga ada pemadatan materi disana.
9. Bagaimana bentuk koordinasi pelaksanaan implementasi kurikulum program SKS?
Dalam pelaksanaan program SKS ini, tentu kami selalu melakukan koordinasi dengan tim penanggung jawab program SKS dan bapak/ ibu guru mengenai kendala-kendala yang dialami, keberhasilan dalam mengajar, strategi atau metode pembelajaran yang harus dibagikan dengan rekan-rekan guru yang lain dan kami juga melakukan koordinasi untuk menyelesaikan berbagai
No Peneliti Informan permasalahan. Misalnya menyikapi apabila terdapat kendala jaringan untuk mengakses laman LMS (Leaning Management System), atau kendala lain terkait sistem.
10. Apa saja hambatan yang dilalui dalam pelaksanaan program SKS?
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi merupakan salah satu madrasah pelaksana program SKS yang berbasis digital. Segala sesuatu dari proses pembelajaran, administrasi pembelajaran, administrasi madrasah serba digital. Kendala yang dihadapi berupa koneksi jaringan internet, tetapi kendala tersebut tidak berlangsung lama dan langsung diselesaikan oleh tim IT kami.
11. Bagaimana sistem evaluasi kurikulum program SKS?
Jadi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi ini hampir setiap bulan kami agendakan rapat dinas, biasanya wakil kepala diundang oleh Kepala Madrasah untuk menyampaikan apa saja yang harus disampaikan nantinya di rapat dinas.
Sehingga nantinya tidak ada yang terlewat ketika rapat sudah berlangsung dan kami menyampaikan poin-poin yang mungkin dalam satu bulan ini terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikan atau hal-hal yang perlu dilakukan evaluasi
12. Bagaimana sistem evaluasi terhadap strategi belajar dan pembelajaran?
Jadi untuk evaluasi terhadap guru kelas ada sistem monev atau supervisi. Biasanya supervisi ini langsung dilaksanakan oleh Kepala madrasah terhadap setiap guru dalam satu tahun ajaran minimal satu kali mendapatkan kunjungan oleh Kepala madrasah atau wakil kepala madrasah untuk menilai, evaluasi terhadap teman sejawat juga dilaksanakan mengacu pada kuesioner yang telah ditentukan. Sehingga melalui supervisi ini kami dapat melihat secara langsung bagaimana guru mengelola pembelajaran dan mengelola kelas.
Pelaksanaan supervisi tahap pertama yaitu pra supervisi, kami melakukan diskusi tentang apa yang akan dilakukan, kemudian saat supervisi kami hanya memantau dan mengamati bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas. Lalu tahap ketiga
No Peneliti Informan pasca supervisi kami melakukan refleksi bersama dengan guru mengenai apa saja yang perlu diperbaiki dan memberikan apresiasi dan motivasi kepada guru yang kinerjanya dinilai baik. Jadi evaluasi yang kami lakukan selain rapat dinas juga terdapat kegiatan supervisi akademik.
13. Bagaimana sistem evaluasi terhadap ketercapaian belajar siswa?
Evaluasi terhadap hasil belajar siswa dilaksanakan melalui digital. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi telah mengimplementasikan sistem media belajar siswa menggunakan sistem LMS atau learning management system sehingga semua materi, tugas dan hasil belajar siswa dapat langsung diakses oleh masing-masing siswa. Artinya, siswa dapat langsung mengetahui nilai atau hasil belajar ketika sudah mengumpulkan tugas kepada guru mata pelajaran. Sistem digital inilah nantinya yang dapat memudahkan kami untuk mengetahui KD yang dituntaskan oleh siswa. Jadi nanti tidak ada istilah naik kelas atau tidak naik kelas, tetapi tuntas dan tidak tuntas. Jadi bentuk evaluasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian belajar peserta didik program SKS ada namanya Kartu Rencana Studi (KRS), Kartu Hasil Studi (KHS), Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Hasil Tindak Lanjut (HTL) yang nantinya akan kami analisis kembali bersama dengan guru mata pelajaran.
Narasumber : Suliyana, S.Pd
Jabatan : Penanggung jawab program SKS Tempat : Halaman kelas
Tanggal : 7 September 2022 (08.00-09.15)
No Peneliti Informan
1. Bagaimana keterlibatan tim penanggung jawab program SKS dalam perencanaan program SKS?
Langkah pertama yang diambil oleh kepala madrasah ketika program SKS diterapkan salah satunya membentuk tim penanggung jawab program SKS yang bertugas mensinergikan kurikulum, membentuk pembimbing akademik atau PA sebagai pengganti wali kelas, menyusun beban belajar peserta didik, dan mendampingi proses belajar peserta didik.
2. Bagaimana sistem pemetaan peserta didik program SKS?
Sebelum mengikuti program percepatan tentunya kami melakukan analisis bersama guru mata pelajaran terhadap hasil belajar peserta didik pada semester 1 serta melakukan beberapa tahapan seleksi akademik untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta didik untuk menyelesaikan beban belajarnya sesuai kemampuan yang mereka miliki.
3. Bagaimana penyusunan administrasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru?
Mengenai persiapan sebenarnya sama halnya seperti persiapan pada program reguler, guru membuat sebuah perencanaan pembelajaran pada awal semester dan itu wajib kita lakukan atas permintaan dari bagian kurikulum. Mulai dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dan bahan ajar.
4. Bagaimana sistem
penyusunan kriteria ketuntasan belajar siswa?
Pada program SKS ini pembelajaran dikatakan tuntas apabila siswa menyelesaikan beban belajar yang diberikan. Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti oleh peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Beban belajar dinyatakan dengan jam pelajaran (JP) dengan beban keseluruhan pada jenjang MTs minimal 288 JP diluar muatan lokal. Beban belajar dalam 1 JP terdiri atas 40 menit kegiatan tatap muka dan minimal 60% (sekitar 24 menit) untuk